konsep_dan_strategi_pengembangan_pkbm_-_fk_pkbm_indonesia_-_a4.116221521

69
Oleh : Sekretariat : Jl. Cempaka Putih Barat XI / T No. 48 RT 005 RW 011 Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10520 Telp. : (021) 42872484, 081315420122, 0817716228 Fax : (021) 42872484

Upload: vauz

Post on 30-Jun-2015

269 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Oleh :

Sekretariat :

Jl. Cempaka Putih Barat XI / T No. 48RT 005 RW 011 Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10520Telp. : (021) 42872484, 081315420122, 0817716228

Fax : (021) 42872484Email : [email protected]

Website : www.fkpkbm.or.id

Page 2: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN1. Lahirnya PKBM di Indonesia2. Pentingnya Konsep PKBM3. Pengembangan Konsep PKBM

BAB II KONSEP PKBM1. Filosofi PKBM2. Tujuan PKBM3. Bidang Kegiatan PKBM4. Komponen PKBM5. Parameter PKBM6. Karakter PKBM

BAB III RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN PKBM1. Pentingnya Rencana Strategis Pengembangan PKBM2. Perumusan Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Suatu PKBM 3. Melakukan Analisis Lingkungan PKBM (Analisis SWOT)4. Penetapan Rencana Aksi PKBM

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN PKBM DI INDONESIA1. Pentingnya Rencana Strategis Pengembangan PKBM

secara Nasional2. Membangun Rencana Strategis Pengembangan PKBM

Nasional 3. Beberapa Alternatif Program Strategis Pengembangan

PKBM di Indonesia4. Berbagai Peran Dalam Pengembangan PKBM di

Indonesia5. Contoh Analisis SWOT, Visi, missi dan target 5 tahun

pengembangan

BAB VI PENUTUP

Hal1

234

61112141517

18182021

2424

2536

37

43

DPP FK PKBM Indonesia 1

Page 3: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Lahirnya PKBM di Indonesia

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) hadir di Indonesia di tengah-tengah

kondisi krisis sosial ekonomi nasional pada tahun 1998. Kehadiran PKBM sebenarnya

memiliki latar belakang yang cukup panjang.

Fakta menunjukkan bahwa pendidikan formal dan sistem persekolahan ternyata tidak

cukup untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini

dapat dilihat dari masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, tingginya tingkat

buta aksara bagi orang dewasa, tingginya tingkat pengangguran, tingginya tingkat

kemiskinan dan sebagainya.

Di pihak lain, kebijakan pemerintah dalam pembangunan pendidikan sangat

menitikberatkan pada pendidikan formal dan sistem persekolahan. Adapun perhatian

pada pendidikan non formal masih sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat dari alokasi

anggaran dan fasilitas maupun berbagai sumberdaya lainnya yang jauh lebih besar

dicurahkan bagi pendidikan formal dan sistem persekolahan.

Sesungguhnya pendidikan non formal telah dikenal dalam peradaban manusia jauh

sebelum adanya pendidikan formal dan sistem persekolahan. Namun pembinaan

pendidikan nasional selama ini masih didominasi oleh pendidikan formal. Pembinaan

pendidikan non formal dilakukan oleh pemerintah hanya melalui berbagai pendekatan

proyek yang bersifat sementara dan kadangkala tidak berkelanjutan. Cakupannyapun

masih sangat terbatas pada beberapa jenis kebutuhan pendidikan yang bersifat

nasional. Sementara pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat

masih bertumpu pada jenis-jenis pendidikan yang memiliki nilai komersial sehingga

dapat ditarik pembayaran dari masyarakat untuk membiayai kegiatan pendidikan

tersebut.

Untuk meningkatkan efektivitas keberhasilan pendidikan non formal telah dilakukan

berbagai evaluasi terhadap kiprah pendidikan non formal selama ini. Negara-negara

yang tergabung dalam UNESCO menyimpulkan bahwa pembangunan pendidikan non

formal haruslah semaksimal mungkin bersifat partisipatif, dilaksanakan oleh

masyarakat itu sendiri dan peran pemerintah sebaiknya diposisikan lebih sebagai

DPP FK PKBM Indonesia 2

Page 4: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

fasilitator. Hal ini terlihat dari berbagai naskah deklarasi antara lain deklarasi Jomtien,

Dakar, dan sebagainya.

Salah satu upaya konkrit untuk mengimplementasikan gagasan tersebut adalah dengan

mendorong dan memotivasi terwujudnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

atau Community Learning Centre. PKBM bukanlah sepenuhnya merupakan suatu

konsep yang baru sama sekali. Sebagai contoh di Jepang PKBM dikenal sejak tahun

1949 dengan nama Kominkan. Kominkan telah turut memberikan kontribusi yang

sangat berarti bagi pembangunan kemajuan masyarakat Jepang. Sampai dengan tahun

2004 diperkirakan ada sekitar 18.000 Kominkan terdapat di seluruh Jepang.

Untuk menggerakkan masyarakat agar terwujud PKBM di Indonesia, Pemerintah

melalui Departemen Pendidikan Nasional merumuskan berbagai kebijakan dan

program untuk mengidentifikasi dan memotivasi agar masyarakat dengan

kesadarannya sendiri membentuk dan mengelola berbagai kegiatan pembelajaran bagi

masyarakat sesuai kebutuhan dan potensi masing-masing. Gagasan ini mendapatkan

sambutan cukup baik oleh masyarakat sehingga pada awal tahun 1998 mulai

dikukuhkan keberadaan berbagai PKBM di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.

Sebagai contoh PKBM ALPA dan PKBM Buana Mekar di Bandung, PKBM RCC

Garuda di Yogyakarta, PKBM Gajah Mada di Cirebon, PKBM Pionir di Solo, PKBM

Giri Mukti di Balikpapan, PKBM Dahlia di Mataram, dan sebagainya. Sejak itu,

PKBM semakin dikenal luas dan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dari sisi

kuantitas. Pada tahun 2004 sudah terdapat lebih dari 3.000 PKBM di seluruh

Indonesia. Pada tahun 2006 terdapat hampir dari 5.000 PKBM di seluruh Indonesia.

I.2 Pentingnya Konsep PKBM

Sebagai suatu institusi baru yang bergerak dalam berbagai kegiatan pendidikan non

formal di tingkat akar rumput, PKBM berkembang secara dinamis dan belum

didukung oleh berbagai pijakan kerangka teoritik dan akademik yang memadai.

Pengembangan PKBM sepenuhnya didasarkan atas pengalaman di lapangan yang

situasi kondisinya sangat beragam. Dengan sendirinya Konsep PKBM yang

berkembangpun sangat bervariasi dari suatu PKBM ke PKBM lainnya. Konsep PKBM

yang berkembang sangat umum dan kurang tajam mengungkap secara menyeluruh

eksistensi dan karakteristik PKBM itu sendiri.

Longgarnya konsep tentang PKBM ini di satu sisi memberikan fleksibilitas yang

tinggi bagi inovasi pengembangan PKBM pada tahap awal pengembangannya namun

konsep yang terlalu umum ini tidak memadai untuk menjadi pijakan bagi

DPP FK PKBM Indonesia 3

Page 5: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

pengembangan PKBM lebih lanjut. Di samping itu, ketidakjelasan konsep tentang

PKBM dapat menimbulkan adanya kesimpangsiuran pemahaman tentang PKBM

yang dapat mengakibatkan kontra produktif bagi pengembangan PKBM selanjutnya.

Adapun konsep tentang PKBM yang tertulis masih sangat terbatas, dan itupun masih

sangat kental dipengaruhi perspektif birokratik belum menggambarkan konsep yang

lebih utuh.

Dengan diakuinya secara eksplisit PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan non

formal dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menjadi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah

propinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat luas untuk mengembangkan

PKBM dalam rangka mensukseskan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian

keberadaan konsep PKBM yang lebih jelas dan lebih memadai bagi pengembangan

PKBM lebih lanjut sangat dibutuhkan. Tanpa adanya konsep PKBM yang jelas dan

memadai akan sulit dibangun rencana strategis yang baik dalam pengembangan

PKBM selanjutnya baik di tingkat institusi, di tingkat lokal, regional, maupun

nasional. Hal ini tentunya akan mengakibatkan tidak adanya sinergi, rendahnya

efektivitas dan inefisiensi dalam pengembangan PKBM lebih lanjut.

I.3 Pengembangan Konsep PKBM

Mengingat PKBM merupakan suatu institusi baru, maka pengembangan konsep

PKBM sementara ini lebih didasarkan atas hasil observasi yang bersifat umum

terhadap berbagai pengalaman PKBM selama ini. Konsep PKBM inipun sedang terus

berkembang seiring dengan berbagai inovasi yang muncul dalam pengalaman

pengembangan PKBM di lapangan. Di kemudian hari tentunya juga diharapkan

pengembangan konsep PKBM ini juga didasarkan atas berbagai hasil kajian dan

penelitian akademik yang lebih mendalam, sehingga dihasilkan konsep PKBM yang

lebih solid, lebih tajam dan lebih menyeluruh.

Pengembangan konsep PKBM haruslah memperhatikan dua faktor secara bersamaan

yaitu faktor kemampun konsep dalam menjelaskan secara lengkap dan utuh seluruh

eksistensi dan karakteristik PKBM itu sendiri dan faktor kemampuan konsep dalam

mengakomodasikan berbagai perkembangan dan keragaman PKBM baik yang telah

ada maupun yang akan datang. Atas dasar pertimbangan tersebut maka konsep PKBM

yang diuraikan dalam kesempatan ini lebih merupakan konsep yang bersifat generik.

Artinya konsep PKBM yang diungkapkan ini adalah konsep yang dapat

dikembangkan lebih lanjut ke dalam berbagai model-model PKBM yang bervariasi.

DPP FK PKBM Indonesia 4

Page 6: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan konsep PKBM yang akan

diuraikan lebih lanjut didasarkan atas pendekatan yang bersifat induktif. Formulasi

konsep PKBM ini didasarkan atas pergumulan dan pengalaman praktis dalam

membentuk, membangun dan mengembangkan PKBM sehari-hari. Di samping itu,

juga melalui pengalaman dalam memperhatikan berbagai inovasi, keberhasilan dan

permasalahan yang dihadapi berbagai PKBM yang terungkap dalam berbagai diskusi

di pertemuan tingkat nasional tentang PKBM baik dalam kerangka Forum Komunikasi

PKBM Indonesia maupun dalam kerangka perumusan dan perbaikan berbagai

program dan kebijakan yang bekaitan dengan PKBM oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas. Konsep PKBM yang diuraikan ini telah melalui

pembahasan oleh Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi PKBM Indonesia

sebagai suatu organisasi nasional yang mewadahi kebersamaan dan persatuan PKBM

di seluruh Indonesia.

DPP FK PKBM Indonesia 5

Page 7: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

BAB II

KONSEP PKBM

Konsep PKBM menjelaskan secara utuh jati diri PKBM, siapa atau apakah PKBM itu,

bagaimana PKBM itu berkiprah dan ke arah mana PKBM itu berjalan/berkembang. Konsep

PKBM dapat dijelaskan dalam 6 (enam) aspek yang meliputi :

1. Filosofi PKBM,

2. Tujuan PKBM,

3. Bidang Kegiatan PKBM,

4. Komponen PKBM,

5. Parameter PKBM dan

6. Karakter PKBM.

Keenam aspek tersebut harus ada dalam konsep PKBM secara utuh. Tanpa salah satu aspek

tersebut maka PKBM akan kehilangan jati dirinya. Dengan demikian perencanan,

pembangunan, pengembangan dan evaluasi PKBM haruslah mencakup seluruh aspek tersebut

secara utuh.

Yang dimaksud dengan Filosofi PKBM adalah suatu formulasi singkat yang menggambarkan

idealisasi PKBM itu secara menyeluruh. Sedangkan Tujuan PKBM merupakan formulasi

yang menjelaskan arah yang harus dicapai atau visi dari PKBM itu sendiri. Bidang Kegiatan

PKBM menggambarkan ruang lingkup kegiatan dan pemasalahan yang digarap oleh PKBM.

Komponen PKBM adalah berbagai pihak yang terlibat dalam PKBM. Parameter PKBM

adalah ukuran yang digunakan untuk menilai tingkat kemajuan ataupun tingkat keberhasilan

suatu PKBM. Sedangkan Karakter PKBM menjelaskan nilai-nilai positif yang harus menjiwai

suatu PKBM agar PKBM tersebut dapat mencapai tujuannya secara sehat dan berkelanjutan.

II.1 Filosofi PKBM

Filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Ini berarti

bahwa PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat (Community based

Institution). Hal ini dapat diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :

i. Dari masayarakat berarti bahwa pendirian PKBM haruslah selalu merupakan

inisiatif dari masyarakat itu sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan

pentingnya peningkatan mutu kehidupannya melalui suatu proses-proses

transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat saja dihasilkan oleh suatu

proses sosialisasi akan pentingnya PKBM dan hal-hal lainnya tentang PKBM

DPP FK PKBM Indonesia 6

Page 8: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah

ataupun oleh pihak lain di luar komunitas tersebut.

Dalam hal pendirian suatu PKBM peran pemerintah ataupun pihak lain di luar

komunitas tersebut hanyalah berupa proses sosialisasi, motivasi, stimulasi dan

pelatihan untuk memperkenalkan PKBM secara utuh dan membuka perspektif

serta wawasan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membentuk

PKBM serta dalam pengembangan selanjutnya. Proses sosialisasi ini hendaknya

tidak mengambil alih inisiatif pendirian yang harus murni datang dari kesadaran,

kemauan dan komitmen anggota masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat penting

demi menjaga kelahiran PKBM itu secara sehat yang di kemudian hari akan

sangat menentukan kemandirian dan keberlanjutan PKBM tersebut.

ii. Oleh masyarakat berarti bahwa penyelenggaraan dan pengembangan serta

keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggungjawab masyarakat itu sendiri.

Ini juga bermakna adanya semangat kemandirian dan kegotongroyongan dalam

penyelenggaraan PKBM.

Dengan kata lain, penyelenggaraan PKBM tidak harus menunggu kelengkapan

ataupun kecanggihan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu masyarakat

dan tidak harus menunggu ada atau tidaknya ijin legal dari pemerintah setempat.

PKBM dapat saja berlangsung dalam kesederhanaan apapun yang dimiliki oleh

suatu masyarakat. Penyelenggaraan PKBM harus didasarkan dan memperhatikan

potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat.

Penyelenggaraan oleh masyarakat tentunya tidak berarti menutup kemungkinan

partisipasi dan kontribusi berbagai pihak lain di luar masyarakat tersebut.

Pemerintah, perorangan, lembaga-lembaga usaha, lembaga-lembaga sosial,

keagamaan dan sebagainya bahkan perorangan yang berasal dari luar masyarakat

itu pun dapat saja turut berpartisipasi dan berkontribusi. Namun semua bentuk

dukungan itu hendaknya harus tetap disertai semangat kemandirian dan komitmen

masyarakat itu sendiri untuk membangun dan mengembangkan PKBM tersebut.

iii. Untuk Masyarakat berarti bahwa keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi

kemajuan kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu berarti juga

bahwa pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-

benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak

berarti menutup kemungkinan anggota masyarakat di luar masyarakat tersebut

DPP FK PKBM Indonesia 7

Page 9: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

untuk dapat turut serta mengikuti berbagai program dan kegiatan yang

diselenggarakan oleh PKBM. Kemungkinan tersebut dapat saja diwujudkan

sepanjang tidak menghambat pemberian manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah tetap tertuju kepada

masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai

subyek dan obyek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.

Secara Akronim PKBM berarti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Pemaknaan

nama inipun dapat menjelaskan filosofi PKBM. Hal ini dapat dijelaskan secara

lebih rinci sebagai berikut :

a. Pusat, berarti bahwa penyelenggaraan PKBM haruslah terkelola dan

terlembagakan dengan baik. Hal ini sangat penting untuk efektivitas

pencapaian tujuan, mutu penyelenggaraan program-program, efisiensi

pemanfaatan sumber-sumber, sinergitas antar berbagai program dan

keberlanjutan keberadaan PKBM itu sendiri. Hal ini juga berkaitan dengan

kemudahan untuk dikenali dan diakses oleh seluruh anggota masyarakat

untuk berkomunikasi, berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai

pihak baik yang berada di wilayah keberadaan PKBM tersebut maupun

dengan berbagai pihak di luar wilayah tersebut misalnya pemerintah,

lembaga-lembaga nasional maupun internasional, dan sebagainya.

Adanya pelembagaan berbagai kegiatan pembelajaran ini juga merupakan

salah satu kelebihan dari keberadaan PKBM dalam suatu kelompok

masyarakat tertentu. Pada umumnya, dalam setiap kelompok masyarakat

hampir selalu ada berbagai upaya pembelajaran yang bersifat non formal.

Namun seringkali berbagai kegiatan dan program tersebut tidak terkelola

dan terlembagakan dengan baik dan tidak terpadu sehingga keberlanjutan

dan mutu kegiatannya sulit dipertahankan dan ditingkatkan.

b. Kegiatan, berarti bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai kegiatan-

kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat. Ini juga

berarti bahwa PKBM selalu dinamis, kreatif dan produktif melakukan

berbagai kegiatan-kegiatan yang positif bagi masyarakat setempat.

Kegiatan-kegiatan inilah yang merupakan inti dari keberadaan PKBM.

Kegiatan-kegiatan ini tentunya juga sangat tergantung pada konteks

kebutuhan dan situasi kondisi masyarakat setempat.

DPP FK PKBM Indonesia 8

Page 10: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

c. Belajar, berarti bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di PKBM

haruslah merupakan kegiatan yang mampu memberikan terciptanya suatu

proses transformasi dan peningkatan kapasitas serta perilaku anggota

komunitas tersebut ke arah yang lebih positif.

Belajar dapat dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayatnya di setiap

kesempatan. Belajar tidak hanya monopoli kaum muda, tetapi juga mulai

dari bayi sampai pada orang-orang tua. Belajar juga dapat dilakukan dalam

berbagai dimensi kehidupan. Belajar dapat dilakukan dalam kehidupan

berkesenian, beragama, berolahraga, adat istiadat dan budaya, ekonomi,

sosial, politik dan sebagainya. Dimensi belajar seluas dimensi kehidupan itu

sendiri. Dengan demikian PKBM merupakan suatu institusi terdepan yang

langsung berada di tengah-tengah masyarakat yang mengelola dan

mengimplementasikan konsep belajar sepanjang hayat atau Life Long

Learning dan Life Long Education serta pendidikan untuk semua atau

Education For All.

Penggunaan kata ‘belajar’ dalam PKBM dan bukan kata ‘pendidikan’ juga

memiliki makna tersendiri. Belajar lebih menekankan pada inisiatif dan

kemauan yang kuat serta kedewasaan seseorang untuk dengan sadar

menghendaki untuk mengubah dirinya ke arah yang lebih baik. Belajar

lebih menekankan upaya-upaya warga belajar itu sendiri sedangkan peran

sumber belajar atau pengajar lebih sebagai fasilitator sehingga lebih bersifat

bottom up dan lebih berkesan non formal. Sedangkan pendidikan sebaliknya

lebih bersifat top-down, dan lebih berkesan formal, inisiatif lebih banyak

datang dari sumber belajar atau pengajar.

d. Masyarakat, berarti bahwa PKBM adalah upaya bersama suatu masyarakat

untuk memajukan dirinya sendiri secara bersama-sama sesuai dengan

ukuran-ukuran idealisasi masyarakat itu sendiri akan makna kehidupan.

Dengan demikian ciri-ciri suatu masyarakat akan sangat kental mewarnai

suatu PKBM baik mewarnai tujuan-tujuannya, pilihan dan disain program

dan kegiatan yang diselenggarakan, serta budaya yang dikembangkan dan

dijiwai dalam kepemimpinan dan pengelolaan kelembagaannya. Hal ini juga

berarti bahwa dalam suatu masyarakat yang heterogen PKBM akan lebih

mencerminkan multikulturalisme sedangkan dalam masyarakat yang relatif

lebih homogen maka PKBM juga akan lebih mencerminkan budaya khas

masyarakat tersebut.

DPP FK PKBM Indonesia 9

Page 11: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

PKBM bukanlah suatu institusi yang dikelola secara personal, individual

dan elitis. Dengan pemahaman ini tentunya akan lebih baik apabila PKBM

tidak merupakan institusi yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok

elitis tertentu dalam suatu masyarakat. Tetapi keberadaan penyelenggara

maupun pengelola PKBM tentunya mencerminkan peran serta seluruh

anggota masyarakat tersebut. Dalam situasi transisi ataupun situasi khusus

tertentu peran perorangan atau tokoh-tokoh tertentu atau sekelompok

anggota masyarakat tertentu dapat saja sangat dominan dalam

penyelenggaraan dan pengelolaan PKBM demi efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan, prakteknya tidaklah menjadi kaku, dapat saja lebih

fleksibel.

Kata ‘masyarakat’ juga untuk membedakan secara dikotomis dengan

pemerintah. Artinya seyogyanya PKBM itu milik masyarakat bukan milik

pemerintah. Kontribusi pemerintah adalah dalam mendukung dan

memfasilitasi keberlangsungan dan pengembangan PKBM dapat saja jauh

lebih besar porsinya dibandingkan kontribusi masyarakat dalam nilai

kuantitas tetapi semuanya itu haruslah diposisikan dalam kerangka

dukungan bukan mengambil-alih tanggungjawab masyarakat. Hal ini

bukanlah mengarah pada seberapa besar proporsi kuantitas, tetapi lebih

kepada semangat, kualitas dan komitmen. Tentu saja hal ini harus

didasarkan pada konteks dan potensi masing masing masyarakat. Ini juga

tidak berarti bahwa mustahil adanya pegawai negeri sipil bekerja dalam

suatu PKBM baik sebagai tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan,

ataupun ini tidak berarti mustahil adanya alokasi anggaran pemerintah untuk

membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana PKBM serta dana

operasional PKBM. Bahkan sebaliknya, tanggungjawab pemerintah dalam

pembangunan dan pembinaan PKBM haruslah tercermin dalam alokasi-

alokasi anggaran pemerintah yang signifikan dalam memperkuat

penyelenggaraan dan mutu pogram PKBM namun keseluruhannya itu

haruslah dikembangkan selaras dengan dukungan bagi penguatan peran dan

tanggungjawab masyarakat dalam menyelenggarakan dan mengelola

PKBM.

Penggunaan kata ‘masyarakat’ juga perlu dipahami secara lebih khusus.

Dalam pengertian bahasa Indonesia, kata ‘masyarakat’ dapat dipahami

dalam arti yang lebih luas misalnya ‘masyarakat Indonesia’ tetapi dapat juga

DPP FK PKBM Indonesia 10

Page 12: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

dipahami dalam arti yang lebih sempit dan terbatas, misalnya ‘masyarakat

RT-06 RW 05 Kelurahan Cirangrang Kecamatan Babakan Ciparay, Kota

Bandung’. Kata ‘masyarakat’ dalam PKBM lebih dimaksudkan pada

pengertian masyarakat dalam arti lebih sempit dan terbatas. Dalam bahasa

Inggris, padanan katanya adalah community, atau diterjemahkan menjadi

‘komunitas’. Pemahaman ini memberi implikasi bahwa PKBM haruslah

merupakan institusi yang dibangun dan dikembangkan dalam suatu

masyarakat yang bersifat terbatas dan bersifat setempat, bersifat lokal.

Batasan ini dapat dikategorikan dalam batasan geografis maupun batasan

karakteristik. Batasan geografis dapat berarti dalam suatu wilayah tertentu

seperti suatu Kampung atau Dusun tertentu, suatu Desa atau Kelurahan

tertentu ataupun suatu Kecamatan tertentu. Batasan Karakteristik dapat saja

mengacu pada suatu kelompok masyarakat yang mengalami suatu

persamaan permasalahan tertentu misalnya suatu kelompok masyarakat

yang karena permasalahan sosial tertentu sama-sama berada dalam suatu

Lembaga Pemasyarakatan tertentu dan sebagainya. Dengan pemahaman ini

tentu sulitlah dipahami adanya suatu PKBM yang mengklaim PKBM skala

yang terlalu luas wilayah cakupannya misalnya skala propinsi atau skala

nasional.

II.2 Tujuan PKBM

Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya

peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang

mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini

oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda

dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap

PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM.

Berbicara tentang mutu kehidupan akan mencakup dimensi yang sangat luas seluas

dimensi kehidupan itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, social, ekonomi,

kesehatan, mentalitas dan kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada

komunitas yang hanya menonjolkan satu atau dua dimensi saja sementara dimensi

lainnya kurang diperhatikan, tetapi ada juga komunitas yang mencoba memandang

penting semua dimensi. Ada komunitas yang menganggap suatu dimensi tertentu

merupakan yang utama sementara komunitas lainnya bahkan kurang memperhatikan

dimensi tersebut.

DPP FK PKBM Indonesia 11

Page 13: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang secara umum dapat diterima

oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa konsep seperti

Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini

menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan

indeks ini kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu

komunitas relatif dengan komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga

kita dapat memonitor kemajuan upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas

tertentu secara kuantitatif. Suatu PKBM dapat saja memanfaatkan indeks tersebut

sebagai wahana dalam merumuskan tujuannya serta dalam mengukur sudah sejauh

mana PKBM tersebut telah efektif dalam memajukan mutu kehidupan komunitas

sekitarnya.

II.3 Bidang Kegiatan PKBM

Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup komunitas,

dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan yang

dicakup oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi kehidupan itu

sendiri. Untuk memudahkan dalam analisis, perencanaan dan evaluasi, keragaman

bidang kegiatan yang diselenggarakan di PKBM ini dapat saja dikelompokkan dalam

beberapa kelompok kegiatan yang lebih sedikit namun menggambarkan kemiripan ciri

dari setiap kegiatan yang tergolong di dalamnya. Khusus untuk negara-negara

berkembang seperti Indonesia, berdasarkan pengalaman PKBM, seluruh kegiatan

PKBM dapat dikelompokkan dalam tiga bidang kegiatan, yaitu bidang kegiatan

pembelajaran (learning activities), bidang kegiatan usaha ekonomi produktif

(business activities) dan bidang kegiatan pengembangan masyarakat (community

development activities).

1. Kegiatan Pembelajaran

Yang termasuk dalam bidang kegiatan pembelajaran adalah semua kegiatan

yang merupakan proses pembelajaran bagi anggota komunitas dan berupaya

melakukan transformasi kapasitas/kemampuan/kecerdasan intelektual, emosi

dan spiritual, watak dan kepribadian meliputi aspek kognisi, afeksi dan

psikomotorik. Pembelajaran juga mencakup seluruh kalangan baik dari usia

dini sampai lanjut usia, pria dan wanita, dan semua orang tanpa terkecuali.

Yang termasuk dalam bidang kegiatan ini antara lain :

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini

b. Program Pendidikan Kesetaraan SD (Paket A), SMP (Paket B), SMA

(Paket C)

c. Program Pendidikan Mental dan Spiritual

DPP FK PKBM Indonesia 12

Page 14: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

d. Program Pendidikan Keterampilan

e. Program Pendidikan Vokasional

f. Program Pendidikan Kewarganegaraan

g. Program Pendidikan Kerumahtanggaan

h. Program Pendidikan Kewirausahaan

i. Program Pendidikan Seni dan Budaya

j. Program Pendidikan Hobi dan Minat

k. Pendidikan Keaksaraan Fungsional

l. Dan lain-lain.

2. Kegiatan Usaha/Ekonomi Produktif (Bisnis)

Bidang kegiatan usaha ekonomi produktif mencakup semua kegiatan yang

berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas/pemberdayaan ekonomi

anggota komunitas. Di dalamnya mencakup semua program antara lain :

a. Unit usaha PKBM

b. Kelompok Belajar Usaha

c. Pengembangan usaha warga masyarakat

d. Kerjasama dan jaringan usaha masyarakat

e. Upaya-upaya peningkatan produktivitas masyarakat

f. Penciptaan lapangan kerja baru

g. dan sebagainya.

Di dalamnya juga meliputi seluruh aspek usaha mulai dari

- pembangunan usaha baru

- perluasan pemasaran

- pengembangan permodalan

- peningkatan mutu

- peningkatan kemampuan manajemen usaha

- peningkatan kemampuan inovasi dan perancangan produk

- dan sebagainya.

3. Kegiatan Pengembangan Masyarakat

Bidang pengembangan masyarakat mencakup berbagai kegiatan dalam

rangka penguatan kapasitas komunitas tersebut sebagai suatu kelompok/

komunal. Di dalamnya tercakup berbagai jenis kegiatan seperti :

- penguatan sarana/prasarana/infrastruktur baik fisik maupun non fisik

- penguatan kohesivitas di antara masyarakat

- perbaikan dan pengembangan lingkungan

DPP FK PKBM Indonesia 13

Page 15: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

- Penggalian, pengembangan dan pembudayaan bahasa dan budaya asli

komunitas tersebut.

- Pembaharuan sistem kaderisasi kepemimpinan di komunitas tersebut

- Pembaharuan sistem administrasi pemerintahan di komunitas tersebut

- Pembaharuan dan penguatan pranata sosial yang ada di komunitas

tersebut

- penyuluhan hukum, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain.

- penciptaan, penguatan dan reorientasi suatu budaya tertentu

- dan sebagainya.

II.4 Komponen PKBM

1. Komunitas Binaan/Sasaran

Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran

pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu

ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial ekonomi tertentu.

Misalnya komunitas warga kelurahan Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay

Kota Bandung, komunitas anak-anak jalanan di Kecamatan Babakan Ciparay

Kota Bandung , dan lain-lain.

2. Warga Belajar

Warga belajar adalah sebagaian dari komunitas binaan atau dari komunitas

tetangga yang dengan suatu kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih

program pembelajaran yang ada.

3. Pendidik/Tutor/Instruktur/Narasumber Teknis

Pendidik/tutor/instruktur/narasumber teknis adalah sebagian dari warga komunitas

tersebut ataupun dari luar yang bertanggungjawab langsung atas proses-proses

pembelajaran yang ada.

DPP FK PKBM Indonesia 14

Page 16: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

4. Penyelenggara dan Pengelola

Penyelenggara dan pengelola PKBM adalah satu atau beberapa warga masyarakat

setempat yang bertanggungjawab atas kelancaran dan pengembangan PKBM serta

bertanggungjawab untuk memelihara dan mengembangkannya. Didalamnya

termasuk penyelenggara kelembagaan PKBM, pengelola operasional lembaga

PKBM dan pengelola suatu program tertentu yang diselenggarakan oleh PKBM

tersebut.

5. Mitra PKBM

Adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga yang memiliki

agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau kegiatan dalam

komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut

berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu

PKBM.

II.5 Parameter PKBM

a. Partisipasi masyarakat (Community participation)

Salah satu ukuran kemajuan suatu PKBM adalah kualitas dan kuantitas partisipasi

masyarakat dalam perencanaan, pendirian, penyelenggaraan maupun

pengembangan PKBM. Semakin tinggi jumlah anggota masyarakat yang

berpartisipasi dalam suatu PKBM maka semakin tinggi pula dianggap keberhasilan

dan kemajuan PKBM tersebut. Demikian juga semakin tinggi mutu keterlibatan

masyarakat setempat dalam suatu PKBM menggambarkan semakin tinggi

kemajuan suatu PKBM. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam suatu

PKBM, akan terlihat dalam setiap proses manajemen yang ada. Baik dalam

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian maupun dalam

berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di PKBM tersebut. Partisipasi

masyarakat juga dapat ditunjukkan dalam dukungan dalam penyediaan sarana dan

prasarana, dana, tenaga personalia, ide dan gagasan, dan sebagainya.

b. Manfaat bagi masyarakat (Impact)

Parameter berikutnya untuk mengukur tingkat kemajuan suatu PKBM adalah

manfaat bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah

seberapa besar PKBM tersebut telah memberikan sumbangan yang berarti bagi

peningkatan mutu kehidupan komunitas tersebut. Sumbangan ini dapat berupa

peningkatan pengetahuan anggota masyarakat, peningkatan keterampilan,

DPP FK PKBM Indonesia 15

Page 17: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

perbaikan perilaku, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja,

penciptaan keharmonisan dan lain-lain.

c. Mutu dan relevansi program

Mutu dan relevansi program yang diselenggarakan oleh PKBM merupakan

parameter berikutnya bagi kemajuan suatu PKBM. Untuk menilai mutu dan

relevansi program yang diselenggarakan, perlu memperhatikan input, proses dan

output dalam pelaksanaan program. Untuk mengukur mutu dan relevansi program-

program pembelajaran yang diselenggarakan telah banyak dikembangkan model-

model pengukuran dan evaluasi pendidikan maupun model-model pengukuran dan

evaluasi mutu yang lebih general, misalnya Manajemen Mutu Total (Total Quality

Management atau TQM), seri International Standard Organization (ISO) dan lain-

lain.

d. Kemandirian dan Keberlanjutan lembaga (Sustainability)

Yang dimaksud kemandirian di sini adalah kemampuan PKBM untuk tetap

berjalan dengan baik melaksanakan berbagai programnya tanpa harus bergantung

kepada berbagai pihak lain di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan

keberlanjutan lembaga di sini adalah kemampuan PKBM untuk tetap bertahan terus

menerus melaksanakan seluruh programnya sesuai dengan dinamika kebutuhan

yang ada di komunitas tersebut. Untuk meningkatkan kemandirian dan

keberlanjutan lembaga perlu dikembangkan sistem pendanaan yang lebih mandiri

dan berkelanjutan, meningkatkan kemampuan lembaga dalam melakukan inovasi

program, membangun system manajemen yang baik, melakukan pelatihan dan

pengembangan personalia yang baik dan melakukan sistem kaderisasi

kepemimpinan yang baik.

DPP FK PKBM Indonesia 16

Page 18: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

II.6 Karakter PKBM

Karakter merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari PKBM. Karakter PKBM

menunjukkan nilai-nilai yang harus selalu menjiwai seluruh kegiatan PKBM. Untuk

membangun PKBM yang baik maka harus juga dibentuk dan diperkuat terus karakter

PKBM. Tanpa memiliki karakter, PKBM akan sulit bertahan dan berkembang dengan

baik dalam mencapai tujuan-tujuannya. Setidaknya ada 7 karakter yang harus dimiliki

dan dikembangkan dalam suatu PKBM yaitu :

1. Keperdulian terhadap yang lebih berkekurangan

2. Kemandirian dalam penyelenggaraan

3. Kebersamaan dalam kemajuan

4. Kebermaknaan setiap program dan kegiatan

5. Kemitraan dengan semua pihak yang ingin berpartisipasi dan berkontribusi

6. Fleksibilitas program dan penyelenggaraan

7. Pembaharuan diri yang terus menerus (continuous improvemen).

DPP FK PKBM Indonesia 17

Page 19: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

BAB III

RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN PKBM

III.1 Pentingnya Rencana Strategis Pengembangan PKBM

Pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi suatu PKBM adalah rencana

berskala besar yang berorientasi jangka panjang yang jauh ke masa depan serta

menetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan PKBM berinteraksi secara

efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan

pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang bersangkutan.

Strategi harus bersifat menyeluruh dan terpadu. Strategi dapat juga dikatakan

sebagai suatu rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

keunggulan strategi PKBM dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama PKBM dapat dicapai melalui pelaksanaan yang

tepat oleh PKBM.

Strategi pengembangan PKBM sangat penting baik di tingkat kelembagaan PKBM

maupun di tingkat nasional. Pada tingkat kelembagaan, sumberdaya yang terbatas

yang dimiliki oleh msyarakat dan tujuan-tujuan yang sedemikian banyak yang harus

dicapai, menuntut adanya suatu strategi PKBM yang baik. Tanpa strategi yang baik

akan sulit diperoleh efektivitas dan efisiensi pengembangan suatu PKBM tertentu.

Pada tingkat nasional, keberadaan strategi pengembangan PKBM akan memberikan

suatu kerangka bersama seluruh pihak yang terkait dalam rangka membangun

PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan, membangun PKBM sebagai salah satu

wahana pembangunan nasyarakat secara menyeluruh dan membangun PKBM

sebagai agen pembangunan berkelanjutan di tingkat akar rumput. Keberadaan

strategi ini akan menolong masing-masing pihak yang terlibat untuk saling

memberikan kontribusi terbaiknya dan secara simultan terjadi sinergi dari

keseluruhan upaya yang dilakukan tersebut.

III.2 Perumusan Visi, Misi dan Nilai-Nilai Suatu PKBM

Langkah awal dalam perumusan strategi PKBM adalah penetapan visi PKBM. Visi

merupakan bayangan cermin mengenai keadaan internal dan kehandalan inti suatu

PKBM di masa yang akan datang. Seringkali pengertian visi tertukar dengan

pengertian misi. Visi adalah gambaran tentang masa depan yang realistik dan ingin

diwujudkan dalam kurun waktu tertentu yang cukup panjang. Visi menjawab

pertanyaan ‘kita ingin menjadi seperti apa’. Visi adalah pernyataan tentang keadaan

DPP FK PKBM Indonesia 18

Page 20: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

kita di masa datang yang kita inginkan. Visi harus dapat memberikan kepekaan yang

kuat tentang fokus dari suatu PKBM.

Pernyataan visi PKBM perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema

yang mempersatukan semua pihak di PKBM bahkan juga di tengah-tengah komunitas

dimana PKBM berada, menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak, serta

sebagai sumber kreativitas dan inovasi PKBM. Kriteria pembuatan visi meliputi antara

lain :

- visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin

diwujudkan

- visi dapat memberikan arahan mendorong anggota PKBM untuk menunjukkan

kinerja yang baik

- dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan

- menjembatani masa kini dan masa datang

- gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik

- sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

Suatu visi PKBM agar menjadi realistik, dapat dipercaya dan meyakinkan, serta

mengandung daya tarik, maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua

pemangku kepentingan (stakeholder). Selain keterlibatan berbagai pihak, visi perlu

secara intensif dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dengan PKBM

sehingga merasa sebagai pemilik dari visi itu. Visi sebaiknya dibuat dalam kalimat

yang singkat sehingga mudah diingat dan dijadikan sebagai komitmen.

Visi yang telah diperoleh harus diterjemahkan ke dalam arah yang lebih pragmatis dan

konkrit yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan target, prioritas dan

aktivitas. Untuk itu diperlukan pernyataan misi yang lebih tajam dan lebih rinci jika

dibandingkan dengan visi. Sehingga visi lebih merupakan keadaan masa datang

sedangkan misi lebih merupakan cara untuk mencapainya.

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai PKBM bagi semua pihak

yang berkepentingan di masa datang. Pernyataan misi mencerminkan tentang segala

sesuatu penjelasan tentang pelayanan yang ditawarkan PKBM. Pernyataan misi

haruslah :

- menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh PKBM dan

bidang kegiatan utama dari suatu PKBM

- secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya

DPP FK PKBM Indonesia 19

Page 21: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

- mengundang partisipasi masyarakat yang luas terhadap perkembangan bidang

utama PKBM

Dalam mencapai visi dan misi, dibutuhkan suatu nilai-nilai yang akan mengarahkan

semua pihak terkait bagaimana harus melaksanakan tugas masing-masing setiap

harinya. Nilai-nilai adalah kriteria tentang kebaikan dan kebenaran yang diyakini dan

diterapkan dalam kehidupan PKBM, sehingga menjadi norma yang diyakini dalam

kehidupan individu. Nilai adalah pedoman yang dibuat dan dianut oleh PKBM

sehingga mengikat semua pihak terkait di PKBM untuk berperilaku sesuai dengan

nilai-nilai yang dianut itu. Kriteria nilai-nilai adalah :

- Kriteria tentang kebaikan dan kebenaran yang diyakini dan diterapkan dalam

kehidupan PKBM

- Faktor penggerak perilaku PKBM dan mendorong keunggulan setiap orang di

PKBM

- Mampu mengklarifikasi ekspektasi kinerja mutu

- Menghargai semua stakeholder

- Sangat menentukan pencapaian visi dan misi

- Perilaku pimpinan sebagai teladan.

III.3 Melakukan Analisis Lingkungan PKBM (Analisis SWOT)

PKBM hidup dalam suatu lingkungan yang selalu saling berhubungan dan

mempengaruhi. Sehingga untuk mempertahankan keberlanjutan PKBM, perlu dikenali

dan dikuasai berbagai informasi lingkungan strategik PKBM. Untuk menghasilkan

suatu strategi PKBM yang tepat dibutuhkan adanya suatu analisis lingkungan strategik

PKBM. Tujuan analisis lingkungan ini adalah untuk mengenali kekuatan dan

kelemahan internal PKBM dan memahami peluang serta tantangan eksternal sehingga

PKBM dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa datang.

Langkah awal dalam analisis lingkungan adalah melakukan identifikasi berbagai

sumber informasi yang akan digunakan. Sumber informasi ini dapat dibagi menjadi 3

level, yaitu lingkungan tugas, lingkungan lembaga, dan lingkungan makro. Yang

dimaksud dengan lingkungan tugas adalah sumber-sumber informasi yang

berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi. Lingkungan lembaga meliputi sumber

sumber informasi berkaitan dengan berbagai organisasi dan lembaga lain yang

berkaitan dengan PKBM. Sedangkan lingkungan makro adalah sumber-sumber

informasi yang meliputi sektor sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan lain-lain yang dapat memberikan pengaruh terhadap PKBM baik secara

langsung maupun tidak langsung.

DPP FK PKBM Indonesia 20

Page 22: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Dalam melakukan analisis lingkungan PKBM perlu memperhatikan segala kondisi,

situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di dalam dan di sekeliling PKBM

yang berdampak pada kehidupan PKBM berupa kekuatan internal, kelemahan

internal, peluang eksternal dan tantangan/ancaman eksternal.

Yang dimaksud dengan kekuatan internal (Strength) adalah situasi dan kemampuan

internal yang bersifat positif yang memungkinkan PKBM meraih keuntungan strategis

dalam mencapai visi dan misi. Kelemahan internal (Weakness) adalah situasi dan

faktor-faktor yang berasal dari dalam PKBM yang bersifat negatif dan dapat

menghambat PKBM dalam mencapai visi dan missi. Yang dimaksud dengan peluang

eksternal (Opportunity) adalah situasi dan faktor-faktor luar PKBM yang bersifat

positif dan dapat membantu PKBM dalam mencapai visi dan misinya. Yang dimaksud

dengan tantangan/ancaman eksternal (Threat) adalah situasi dan faktor-faktor luar

PKBM yang bersifat negatif dan dapat menghambat ataupun mengakibatkan PKBM

gagal dalam mencapai visi dan misinya.

Setelah dilakukan analisis lingkungan maka akan diperoleh peta kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang dimiliki oleh PKBM. Dalam analisis tersebut juga perlu

dikritisi signifikansi dari setiap butir analisis dan dibandingkan satu dengan yang lain

untuk memahami lebih jauh. Salah satu cara efektif dan sederhana dalam mengolah

hasil analisis SWOT adalah dengan mengkonfrontasikan setiap butir analisis tersebut

satu dengan yang lainnya. Dari setiap perbandingan dan konfrontasi tersebut dapat

dikembangkan suatu asumsi strategi tertentu untuk memberikan solusi terhadap

kesenjangan (gap) yang ada. Hasilnya dapat dikonfrontasikan dengan visi, misi, dan

nilai-nilai untuk melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan yang paling

menguntungkan bagi pencapaian visi dan misi PKBM, yang selanjutnya

kemungkinan-kemungkinan ini sering disebut sebagai rumusan startegi PKBM.

III.4 Penetapan Rencana Aksi PKBM

Sebelum PKBM menetapkan target-target yang harus dicapai sebagai wujud dari

rencana aksinya, maka perlu dirumuskan lebih dahulu tujuan-tujuan dari PKBM.

Pencapaian tujuan dapat menjadi tolok ukur untuk menilai kinerja PKBM. Tujuan

PKBM dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Ada beberapa kriteria yang harus

dipenuhi dalam perumusan tujuan PKBM, yaitu :

- Tujuan harus serasi dan harus lebih mengklarifikasi visi, misi, dan nilai-nilai

yang sudah ditetapkan sebelumnya

DPP FK PKBM Indonesia 21

Page 23: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

- Tujuan biasanya bersifat jangka lebih panjang dan dirumuskan dalam beberapa

tujuan yang tidak terlalu banyak, umumnya sekitar 2 sampai 3 tujuan

- Tujuan cenderung secara esensial tidak berubah kecuali terjadi pergeseran

lingkungan atau dalam hal isu strategis tertentu, hasil yang diharapkan telah

tercapai

- Tujuan harus dapat mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan dan

kondisi saat ini dan yang diinginkan

- Tujuan menggambarkan hasil yang diinginkan dan arah yang jelas tetapi belum

menetapkan ukuran-ukuran spesifik

- Tujuan harus menantang, namun realistik untuk dicapai

Target PKBM merupakan penggambaran yang lebih spesifik, konkrit dan rinci tentang

hasil yang ingin dicapai melalui dan tindakan-tindakan yang ingin diambil dalam

mencapai tujuan PKBM yang telah ditetapkan sebelumnya. Target mengungkapkan

secara spesifik tugas yang harus dilaksanakan dalam jangka pendek. Target

merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari suatu proses perencanaan

strategis PKBM. Target haruslah fokus pada aksi yang bersifat spesifik, agresif, dapat

diukur, dapat dicapai, berorientasi hasil, dan berbatas waktu. Target juga harus

mengindikasikan dengan jelas berapa alokasi anggaran dan sumber-sumber yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatannya. Keseluruhan akumulasi pencapaian target

haruslah meyakinkan akan dengan sendirinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberapa pertanyaan yang dapat dipertimbangkan dalam menyusun target :

- Jika serangkaian tindakan ini diimplementasikan apakah masuk akal bahwa

semua tujuan akan tercapai?

- Berapa biaya yang dibutuhkan dan keuntungan yang diperoleh untuk

serangkaian tindakan yang dihasilkan?

- Apakah rangkaian tindakan yang akan diambil akan berdampak positif atau

negatif kepada setiap tujuan yang ada?

- Apakah target tertentu tergantung pada keberhasilan implementasi target

lainnya?

- Jika diperlukan perubahan, berapa lama waktu yang diperlukan?

- Adakah kendala yang akan terjadi?

- Setelah diimplementasikan apakah dibutuhkan perubahan prosedur tertentu?

- Jika ya apa dampaknya bagi PKBM?

- Langkah-langkah apa saja lagi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan

rangkaian tindakan yang ada dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

tiap langkah?

DPP FK PKBM Indonesia 22

Page 24: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Setelah diperoleh target-target operasional yang spesifik, dilanjutkan dengan

penyusunan rencana kerja operasional. Rencana kerja operasional adalah tingkatan

dimana hasil aktual dari suatu target dilaksanakan. Rencana kerja operasional

menggambarkan siapa yang akan bertanggungjawab atas setiap langkah, dan kapan

langkah tersebut harus selesai. Proses penyusunan rencana kerja operasional adalah

sebagai berikut :

- Merinci rencana kerja operasional dalam langkah-langkah

- Menentukan penanggungjawab implementasi rencana

- Mengatur kerangka waktu penyelesaian rencana

Menentukan sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana

DPP FK PKBM Indonesia 23

Page 25: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

BAB IV

STRATEGI PENGEMBANGAN PKBM DI INDONESIA

IV.1 Pentingnya Rencana Strategis Pengembangan PKBM Secara Nasional

Sejak dimulainya PKBM di Indonesia pada tahun 1998 dan pemerintah dalam hal ini

melalui Departemen Pendidikan Nasional dan dinas-dinas pendidikan di propinsi dan

kabupaten/kota mengembangkan berbagai kebijakan dan program untuk

mengembangkan PKBM, banyak ditemukan berbagai permasalahan yang diduga salah

satu penyebabnya adalah tidak adanya rencana strategis pengembangan PKBM.

Munculnya rumor tentang PKBM ‘siluman’ dan PKBM ‘fiktif’ serta PKBM ‘papan

nama’ merupakan salah satu contoh. Dalam kasus ini, yang dimaksud adalah

munculnya sejumlah PKBM yang hanya ada di atas kertas laporan namun fakta

kegiatannya dan kelembagaannya di lapangan tidak ada atau mungkin hanya

sementara saja. Hal ini dapat terjadi karena adanya beberapa pihak yang

menyalahgunakan program dan niat baik pemerintah dengan memberikan ‘block

grant’ sejumlah dana tertentu kepada pihak yang mengaku sebagai PKBM walaupun

faktanya bukan. Di sisi lain, dana ‘block grant’ yang telah dikucurkan pemerintah

untuk pengembangan PKBM sampai saat ini belum diketahui sejauh mana

efektivitasnya dalam rangka pengembangan PKBM. Demikian pula dengan adanya

wacana pengembangan PKBM ‘negeri’ dan ‘swasta’ dan sebagainya menunjukkan

berbagai permasalahan yang timbul akibat dari tidak adanya konsep PKBM yang jelas

dan tidak adanya perencanaan strategis pengembangan PKBM secara nasional.

IV.2 Membangun Rencana Strategis Pengembangan PKBM Nasional

Rencana strategis pengembangan PKBM secara nasional tentunya harus dilakukan

oleh suatu tim yang kapabel, kredibel dan memiliki komitmen yang tinggi bagi

pengembangan PKBM di Indonesia. Tim ini seyogyanya adalah tim yang dibentuk

oleh otoritas nasional dan bertanggungjawab kepada pimpinan nasional di bidang

pendidikan. Apabila pemerintah sungguh-sungguh berkehendak untuk memberikan

perhatian kepada pendidikan non formal, sudah selayaknyalah apabila tim ini dibentuk

oleh dan bertanggungjawab kepada Menteri Pendidikan Nasional. Tim ini haruslah

berisikan berbagai pihak setidaknya para ahli dibidang pendidikan luar sekolah yang

betul-betul telah memiliki pengalaman penelitian yang cukup memadai tentang

PKBM, para praktisi yang telah memiliki pengalaman dalam membangun dan

mengembangkan PKBM yang relatif cukup baik, pejabat pemerintahan di pusat dan

daerah yang telah memiliki pengalaman yang memadai dalam mengelola berbagai

program dan proyek yang berkaitan dengan pengembangan PKBM.

DPP FK PKBM Indonesia 24

Page 26: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Dalam melaksanakan tugasnya tim ini perlu menyusun kerangka kerja yang sistematis

dan melibatkan seluruh pihak yang terkait. Pendekatan yang digunakan dapat

mengkombinasikan antara pendekatan top-down dan bottom-up. Semua pihak yang

terkait haruslah dilibatkan dalam proses penyusunan rencana strategis ini. Mulai dari

para pengelola PKBM, tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dengan kegiatan-

kegiatan PKBM, para warga belajar dan alumninya, para tutor, para penilik, para

pejabat pendidikan luar sekolah di tingkat kabupaten/kota, propinsi dan pusat,

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) dan

Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP), para ahli

pendidikan luar sekolah, dan sebagainya. Penyusunan rencana strategis ini juga

membutuhkan proses penelitian dan pemetaan keberadaan dan perkembangan PKBM

yang telah ada sebelumnya serta membutuhkan survai yang dilakukan kepada berbagai

pemangku kepentingan (stakeholder) PKBM. Dalam survai tersebut perlu digali lebih

jauh berkenaan dengan partisipasi masyarakat dalam PKBM, impact yang telah

diberikan PKBM kepada komunitasnya, mutu dan relevansi berbagai program yang

diselenggarakan oleh PKBM serta kemandirian dan keberlanjutan PKBM. Survai ini

juga perlu melibatkan seluruh komponen PKBM. Dalam rencana strategis

pengembangan PKBM Nasional ini hendaknya tercakup berbagai aspek yang ada di

PKBM.

IV.3 Beberapa Alternatif Program Strategis Pengembangan PKBM di

Indonesia

1. Pengembangan kelembagaan dan manajemen PKBM.

Mengingat PKBM saat ini telah diakui sebagai salah satu satuan pendidikan non

formal menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional, perlu segera

dipikirkan bagaimana pemerintah memahami, mengakomodasi, mengarahkan,

memfasilitasi, memotivasi, mengembangkan, dan mendukung pembentukan,

penyelenggaraan, pengembangan, pembinaan dan pengawasan PKBM di tengah-

tengah masyarakat. Untuk itu dibutuhkan suatu pegangan bersama seluruh pihak

bagaimana memandang, memahami dan menempatkan kelembagaan dan

manajemen PKBM. Hal ini sangat penting dalam rangka bagaimana menempatkan

posisi, peran dan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat dalam rangka

pengembangan PKBM ini lebih lanjut.

Bagaimana bentuk kelembagaan PKBM itu? Apakah PKBM harus berbadan

hukum? Bagaimana bentuk badan hukumnya? Apakah perlu diseragamkan? Siapa

saja yang berhak mendirikan PKBM, dimana saja boleh didirikan PKBM, apa saja

DPP FK PKBM Indonesia 25

Page 27: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

persyaratan pendirian PKBM, apakah pendirian PKBM membutuhkan perijinan?

siapa saja yang berwenang merekomendasikan dan mengijinkan pendirian PKBM,

bagaimana prosedur perijinan PKBM, bagaimana persyaratan penyelenggaraan

program di PKBM, bagaimana kita menilai kinerja suatu PKBM, dan sebagainya.

Apakah PKBM dapat dimiliki oleh perorangan atau apakah kita akan

mengembangkan PKBM sebagai suatu lembaga milik komunitas, Community

college. Kalau merupakan lembaga milik komunitas bagaimana bentuk

pertanggungjawabannya selanjutnya. Apakah diperlukan pengaturan penyeragaman

bentuk kelembagaan dan manajemen PKBM? Ataukah hal-hal seperti ini

diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing komunitas? Apa saja dan sejauh

mana peran pemerintah baik kabupaten/kota, propinsi maupun pusat dalam rangka

mendukung, memfasilitasi, mengembangkan, membina dan mengawasi PKBM?

Sebaliknya apa saja dan sejauhmana peran masyarakat? Dan masih banyak

pertanyaan lain yang dapat dikembangkan. Semua pertanyaan tersebut merupakan

hal yang harus segera dijawab dalam rangka pengembangan kelembagaan PKBM

dan manajemen PKBM.

Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut perlu dilakukan dengan sangat hati-

hati, kritis dan menyeluruh. Hal ini sangat penting agar maksud baik

pengembangan kelembagaan dan manajemen PKBM ini benar-benar efektif dan

tidak sebaliknya dapat menjadi kontra produktif. Untuk menyusun format standard

kelembagaan PKBM perlu dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan serta para ahli yang benar-benar mendalami secara langsung praktek-

praktek penyelenggaraan PKBM secara luas. Disamping itu, perlu disadari bahwa

apapun yang dihasilkan haruslah tidak dianggap sebagai rumusan yang kaku namun

tetap membuka kemungkinan untuk adanya dinamika dan penyesuaian-penyesuaian

yang diperlukan.

Agar pengembangan kelembagaan PKBM tidak salah arah, beberapa hal berikut

perlu diperhatikan secara seksama :

- Harus dapat memberikan jaminan keberlangsungan dan perkembangan PKBM

sebagai suatu gerakan masyarakat di tingkat akar rumput yang berkembang

secara luas di tengah-tengah masyarakat

- Menghindari terperosok ke arah penciptaan birokrasi baru yang menghambat

kreativitas dan inovasi masyarakat dalam membangun dan mengembangkan

dirinya melalui PKBM

- Memberikan adanya kepastian dan perlindungan hukum bagi seluruh kegiatan

PKBM

DPP FK PKBM Indonesia 26

Page 28: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

- Membangkitkan dan mendorong partisipasi yang luas dan berbobot anggota

masyarakat dalam PKBM

- Meningkatkan kemungkinan untuk kemitraan yang luas dan fleksibel dengan

berbagai pihak baik pemerintah dengan berbagai sektor dan instansinya,

maupun dengan berbagai lembaga non pemerintah baik lokal, nasional dan

internasional, dengan dunia usaha, dengan lembaga-lembaga pendidikan,

sosial, budaya maupun keagamaan

- Mencerminkan dan mewujudkan implementasi konsep PKBM yang utuh dan

menyeluruh

- Membangkitkan inspirasi dan stimulasi bagi seluruh pemangku kepentingan

PKBM untuk mengembangkan PKBM ke arah yang lebih baik dikemudian

hari, yaitu PKBM yang lebih partisipatif, lebih bermanfaat bagi masyarakat

sekitar, lebih bermutu serta PKBM yang mandiri dan berkelanjutan.

Pengembangan manajemen PKBM juga merupakan salah satu bagian inheren dari

pengembangan kelembagaan PKBM. Dalam hal ini perlu dipikirkan apakah perlu

suatu penyeragaman bentuk manajemen PKBM ataukah diserahkan kepada masing-

masing komunitas untuk menyusunnya. Perlu dikembangkan parameter-parameter

untuk mengukur kinerja manajemen suatu PKBM. Dengan menggunakan parameter

tersebut dapat dipetakan kondisi umum PKBM secara nasional dan dapat

dikembangkan perencanaan pengembangan kelembagaan dan manajemen PKBM

ini selanjutnya secara nasional. Penguatan kemampuan manajemen PKBM dapat

meliputi penguatan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi

PKBM. Demikian pula, mengingat konsep PKBM yang mencakup tiga bidang area

kegiatan, maka pengembangan manajemen PKBM juga tentulah meliputi

pengembangan sistem dan kemampuan manajemen dalam tiga bidang area

manajemen pembelajaran, manajemen usaha dan manajemen masyarakat.

Walaupun secara umum prinsip-prinsip manajemen memiliki kesamaan, namun

dalam pelaksanaannya banyak ditemukan keunikan manajemen untuk berbagai

kegiatan yang ada. Bahkan tidak jarang dikembangkan berbagai sistem atau metoda

serta prinsip-prinsip manajemen yang khusus untuk suatu kegiatan yang spesifik.

Demikian pula manajemen pembelajaran, manajemen usaha maupun manajemen

masyarakat yang dikembangkan di PKBM membutuhkan penyesuaian-penyesuaian

tertentu.

Manajemen pembelajaran dijumpai di sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan

berbagai lembaga pendidikan lainnya. Di beberapa perguruan tinggi yang memiliki

DPP FK PKBM Indonesia 27

Page 29: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

fakultas pendidikan tidak jarang juga memiliki jurusan atau program studi

manajemen pendidikan. Namun perlu dikritisi apakah manajemen pendidikan yang

dikembangkan tersebut dapat secara utuh diterapkan dalam manajemen

pembelajaran luar sekolah ataupun yang bersifat pendidikan non formal. Program-

program pembelajaran di PKBM pun sangat luas keragamannya dan tidak jarang

hanya ada dan dikembangkan untuk suatu komunitas tertentu saja. Oleh karenanya

manajemen pembelajaran yang dibutuhkanpun tentu perlu disesuaikan pula. Untuk

itu perlu dikembangkan pula kajian-kajian akademik dalam rangka

mengembangkan manajemen pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan

dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh berbagai PKBM. Pengembangan

sistem dan operasional manajemen PKBM haruslah mempertimbangkan hal-hal

tersebut secara dinamis.

Manajemen usaha biasa dilakukan oleh para penguasaha dan manajer suatu

perusahaan atau unit usaha tertentu. Manajemen usaha juga telah berkembang ke

dalam berbagai bidang keilmuan manajemen yang lebih khusus seperti manajemen

pemasaran, manajemen keuangan, manajemen sumberdaya manusia, manajemen

produksi, manajemen sistem informasi, manajemen mutu manajemen logistik,

manajemen produk dan sebagainya. Pengembangan manajemen PKBM dibidang

usaha juga dapat memanfaatkan berbagai keilmuan manajemen usaha tersebut.

Namun perlu dipikirkan sejauhmana berbagai sistem manajemen tersebut dapat

diimplementasikan dalam manajemen usaha di PKBM. Karakter PKBM yang

bersifat kekeluargaan dan kebersamaan dalam kemajuan cenderung menyerupai

sifat-sifat koperasi. Namun itu tidak berarti bentuk kelembagaan usaha di PKBM

harus secara otomatis berbentuk koperasi. Namun, apa pun bentuk kelembagaan

usaha yang digunakan di PKBM, jiwa kebersamaan dan kekeluargaan haruslah

menentukan sistem dan operasionalisasi manajemen usaha yang dikembangkan

dalam dan oleh PKBM.

Manajemen masyarakat dan mobilisasi masyarakat serta manajemen

pengembangan masyarakat sering digunakan oleh aparatur pemerintahan dalam

memimpin masyarakatnya seperti lurah, kepala desa, camat, juga lazim digunakan

oleh para pekerja sosial dalam memotivasi masyarakat dan menggerakkan

masyarakat untuk mengubah perilaku sosialnya dan organisasi-organisasi

masyarakat dalam menggerakkan masa. Kemampuan ini juga merupakan hal yang

harus dikembangkan dan diperkuat dalam manajemen PKBM. Hal ini sangat

penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar bersedia mengikuti proses

pembelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan mereka terutama bagi orang dewasa.

DPP FK PKBM Indonesia 28

Page 30: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Sebagai contoh, orang dewasa yang buta aksara tidak jarang yang menolak untuk

mengikuti proses pemberantasan buta aksara, demikian juga pendidikan kesadaran

hukum dan lingkungan, dan sebagainya. Demikian pula untuk menarik partisipasi

masyarakat terlibat mendukung keberlangsungan dan pengembangan PKBM

membutuhkan kemampuan manajemen masyarakat yang baik. Tanpa memiliki

kemampuan manajemen masyarakat yang baik juga akan sulit dilakukan

identifikasi dan pemetaan kebutuhan dan potensi suatu komunitas dengan akurat

dan lengkap yang sangat diperlukan bagi pengembangan program-program dan

kelembagaan PKBM.

Peningkatan kapasitas manajemen PKBM dapat dilakukan dengan memperkuat

kemampuan PKBM dalam seluruh parameter kinerja PKBM sesuai konsep PKBM.

Untuk itu dapat dilakukan pengembangan kemampuan PKBM dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat di PKBM tersebut. Begitu pula perlu dikembangkan

instrumen manajemen serta sistem dan prosedur yang memungkinkan bentuk-

bentuk partisipasi tersebut dalam seluruh aspek manajemen PKBM mulai

perencanaan, pelaksanaan dan koordinasi, pengendalian serta pengawasan.

Disamping itu dapat juga dikembangkan kemampuan melatih masyarakat agar

dapat berpartisiasi secara lebih efektif. Peningkatan manfaat bagi masyarakat dapat

dilakukan dengan mengembangkan kapasitas personalia PKBM dalam melakukan

analisis keutuhan masyarakat, memetakan potensi masyarakat, mngembangkan

program yang inovatif dan efektif dan sebagainya. Peningkatan mutu dan relevansi

program dapat dilakukan dengan penguatan sarana dan prasarana penguatan

ketenagaan serta peningkatan kompetensi para pengelola dan pelaksana program.

Peningkatan kemandirian dan keberlanjuan dapat dilakukan dengan

mengembangkan sumber-sumber pendanaan PKBM baik dari masyarakat setempat,

usaha PKBM maupun kemitraan dengan lembaga-lembaga donor, peningkatan

kapasitas dan efektivitas kepemimpinan di PKBM, peningkatan kapasitas sistem

manajemen, peningkatan kaderisasi kepemimpinan, serta pendidikan bagi

masyarakat setempat agar memposisikan PKBM dan pembelajaran masyarakat

sebagai suatu kebutuhan yang harus terus-menerus hidup dan berkembang di

masyarakat tersebut

Pengembangan manajemen PKBM dapat juga dilakukan dengan menggunakan

suatu standar umum manajemen PKBM yang dapat dikembangkan secara nasional.

Dalam standar umum ini perlu secara tegas, lengkap dan terinci tercakup seluruh

parameter kinerja PKBM sesuai konsep PKBM yaitu meliputi tingkat partisipasi

masyarakat, impact bagi masyarakat, mutu dan relevansi program serta

DPP FK PKBM Indonesia 29

Page 31: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

kemandirian dan keberlanjutan lembaga. Untuk itu perlu dikembangkan secara

lebih operasional variabel-variabel yang lebih mengungkapkan masing-masing

parameter tersebut secara lebih khusus baik secara kuantitatif maupun secara

kualitatif. Beberapa pendekatan umum pengembangan manajemen suatu organisasi

ataupun lembaga dapat pula digunakan untuk mengembangkan manajemen PKBM.

Diantaranya adalah konsep dan sistem Manajemen mutu terpadu atau Total Quality

Management serta International Standart Organization (ISO 9000). Untuk itu dapat

dibentuk suatu proyek dan tim nasional pengembangan manajemen PKBM..

2. Pengembangan Ketenagaan PKBM

Kemajuan suatu PKBM sangat ditentukan oleh mutu dan kuantitas tenaga yang

terlibat di dalamnya. Dalam perspektif pendidikan nasional, ketenagaan di PKBM

dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Yang dimaksud dengan tenaga pendidik adalah seluruh pihak yang secara langsung

terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi pengelolaan dan pelaksanaan

proses pembelajaran, meliputi tutor, instuktur, nara sumber teknis, guru, dan

sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah seluruh

pihak yang berperan mendukung proses pembelajaran secara tidak langsung yang

meliputi tenaga teknis laboratorium, teknologi informasi, perpustakaan dan

sebagainya termasuk juga para tenaga administrasi dan manajerial pengelolaan

program dan lembaga.

Pengembangan ketenagaan di PKBM haruslah diletakkan dalam dua kerangka yang

seimbang yaitu kerangka penguatan kelembagaan PKBM dan kerangka

peningkatan mutu dan relevansi program. Tanpa adanya lembaga yang kuat sulit

diharapkan diperoleh program PKBM yang bermutu dan relevan bagi

masyarakatnya demikian pula tanpa program yang bermutu dan relevan keberadaan

PKBM akan artifisial dan tidak bermakna bagi masyarakat sehingga akan dengan

cepat ditinggalkan oleh masyarakat. Oleh karenanya pengembangan ketenagaan di

PKBM hendaknya tidak hanya condong pada salah satu kerangka saja.

Dalam pengembangan ketenagaan ini perlu dipilah terlebih dahulu struktur

ketenagaan yang ada di PKBM. Struktur ketenagaan sangat ditentukan oleh struktur

kelembagaan dan manajemen, program-program yang diselenggarakan, serta ciri-

ciri khusus yang ada dalam suatu PKBM ataupun suatu komunitas tertentu dimana

PKBM tersebut berada. Setelah itu dapat dilakukan analisis jabatan. Dari sana dapat

diketahui kebutuhan ketenagaan yang ada, kualifikasi, kompetensi, dan sebagainya.

DPP FK PKBM Indonesia 30

Page 32: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Dalam kerangka penguatan mutu dan relevansi program ada beberapa program

yang dapat dikembangkan segera sesuai dengan prioritas yang ditetapkan oleh

pemerintah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah program pendidikan

keaksaraan bagi orang dewasa buta aksara, program pendidikan kesetaraan

terutama dalam kerangka penuntasan wajib belajar dan program pendidikan anak

usia dini. Pengembangan ketenagaan dalam kategori ini dapat diseragamkan secara

nasional setidaknya dalam beberapa kelompok situasi kondisi tertentu. Disamping

kategori program prioritas pemerintah dapat juga dikembangkan bagi program-

program khusus tertentu misalnya program keterampilan hidup bagi para petani dan

komunitas pertanian, nelayan dan komunitas perikanan dan kelautan, juga

pengembangan ketenagaan bagi komunitas khusus seperti anak-anak jalanan,

komunitas rawan narkoba, komunitas napi dan eks napi dan sebagainya.

Dalam rangka pengembangan ketenagaan ini perlu juga dikembangkan

ketersediaan tenaga di PKBM. Sampai saat ini sebagian besar tenaga yang

berpartisipasi di PKBM baik dalam rangka penyelenggaraan dan pengelolaan

maupun dalam rangka pelaksanaan program merupakan tenaga paruh waktu. Perlu

dikembangkan adanya tenaga-tenaga penuh waktu yang secara profesional berkarya

di PKBM baik sebagai tenaga kependidikan maupun sebagai tenaga pendidik baik

dalam rangka penguatan lembaga dan manajemen maupun dalam rangka penguatan

mutu dan relevansi program.

Permasalahan utama yang dihadapi untuk mendapatkan tenaga profesional penuh

waktu adalah dukungan pendanaan bagi kesejahteraan dan sebagai kompenasasi

profesionalnya. Perlu dikembangkan upaya-upaya penggalangan dana baik dari

partisipasi masyarakat setempat, dari hasil laba usaha PKBM, dari dukungan mitra-

mitra yang perduli maupun dari pembiayaan anggaran pemerintah. Pendanaan dari

partisipasi masyarakat dapat dikembangkan berdasarkan musyawarah mufakat

warga yang dapat berupa iuran warga ataupun bentuk lainnya. Pengelolaan usaha

PKBM secara profesional diharapkan dapat menghasilkan laba usaha yang cukup

memadai untuk membiayai tenaga penuh waktu yang bekerja secara profesional di

PKBM. Pendanaan dari mitra dapat dilakukan dengan berbagai cara-cara yang

inovatif, misalnya mengembangkan pola-pola ‘Sahabat PKBM’, yaitu komitmen

pribadi secara berkala memberikan donasi bagi pembiayaan tenaga profesional

penuh waktu di suatu PKBM tertentu dan upaya ini dapat dikelola secara nasional.

Tentunya pengelolaan dana ini membutuhkan transparansi dan akuntabilitas yang

tinggi serta dikelola oleh orang-orang yang berdedikasi dan integritas tinggi. Dapat

juga dikembangkan program nasional penempatan tenaga penuh waktu profesional

DPP FK PKBM Indonesia 31

Page 33: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

di PKBM melalui program penempatan Relawan Profesional Berjangka (RPB).

Dapat dibentuk suatu Badan otonom, baik oleh pemerintah maupun oleh non

pemerintah untuk mengelola program ini. Badan ini berfungsi menyusun sistem dan

melakukan penempatan, penilaian kinerja, perekrutan dan pelatihan serta

pembayaran kompensasi tenaga RPB yang diberi kompensasi yang memadai.

Khusus pembiayaan ketenagaan yang berasal dari pembiayaan pemerintah dapat

dikembangkan melalui dana bantuan atau subsidi bagi tenaga penuh waktu yang

ada di PKBM maupun melalui penempatan pegawai negeri sipil yang ditugaskan

dan diperbantukan sebagai tenaga fungsional di PKBM. Penempatan pegawai

negeri sipil ini dapat belajar dari pola penempatan pegawai negeri sipil di berbagai

perguruan tinggi swasta melalui kopertis.

3. Pengembangan program PKBM

Inti keberadaan PKBM dalam suatu komunitas adalah adanya kegiatan-kegiatan di

tengah-tengah masyarakat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

peningkatan mutu kehidupan komunitas tersebut dalam arti luas, baik dari sudut

ekonomi, sosial, dan sebagainya. Keberadaan kelembagaan, manajemen dan

ketenagaan yang baik haruslah dalam rangka terwujudnya program-program dan

kegiatan PKBM yang sesuai dan menjawab secara efektif kebutuhan komunitas

tersebut. Oleh karenanya pengembangan program PKBM merupakan salah satu

program pengembangan PKBM yang strategis. Pengembangan program ini dapat

meliputi peningkatan kapasitas dalam melakukan inovasi program, peningkatan

kapasitas dalam melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat (need assesment)

dan dalam pemetaan potensi masyarakat, Peningkatan kapasitas dalam perencanaan

program dan manajemen mutu program, Peningkatan kapasitas dalam ‘participatie

program planning dan sebagainya.

Salah satu program yang mendesak dikembangkan di PKBM adalah proram

pendidikan kesetaraan. Program ini mendesak untuk dikembangkan lebih lanjut

mengingat beberapa faktor berikut, yaitu :

- Dengan digunakannya jalur pendidikan kesetaraan sebagai alternatif bagi para

murid sekolah yang tidak mampu lulus dalam ujian nasional menyebabkan

pendidikan kesetaraan menjadi perhatian nasional dan memberi pengaruh

kepada jauh lebih banyak pihak

- Penuntasan program nasional wajib belajar juga membutuhkan dukungan

keberadaan pendidikan kesetaraan terutama Paket A dan Paket B

DPP FK PKBM Indonesia 32

Page 34: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

- Karakteristik pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan non formal akan selalu

menjadi alternatif bagi sebagian anggota masyarakat yang karena situasi dan

kondisinya tidak memungkinkan mengikuti pendidikan formal melalui sekolah

- Semakin meningkatnya ‘home schooling’ di tengah-tengah masyarakat karena

alasan teknis, filosofis dan ideologis, membutuhkan jembatan penyetara

(dalam hal ini melalui pendidikan kesetaraan) agar dapat diintegrasikan ke

dalam sistem pendidikan nasional dan mendapat pengakuan nasional

Beberapa pemikiran yang dapat dipertimbangkan dalam rangka pengembangan

program pendidikan kesetaraan adalah :

- Peningkatan pengawasan pelaksanaan dan penilaian ujian kesetaraan sehingga

menutup kemungkinan terjadinya praktek-praktek kecurangan, ketidakjujuran,

manipulasi dan sebagainya baik yang dilakukan oleh peserta ujian, bantuan

pihak lain, maupun justru yang dilakukan bekerjasama dengan oknum-oknum

aparatur pemerintahan baik di daerah maupun pusat baik secara sendiri-sendiri

maupun secara kolektif terorganisir.

- Peningkatan kemungkinan warga masyarakat yang telah memenuhi

persyaratan kemampuan akademik untuk dapat mengikuti ujian nasional tanpa

terhalangi oleh persyaratan administratif maupun prosedural birokratik

- Peningkatan akses semua warga masyarakat mengikuti ujian nasional secara

lebih mudah, murah dan kapan saja serta dengan mendapatkan hasil penilaian

yang cepat dengan menggunakan dukungan teknologi informasi.

- Pembaharuan kebijakan kurikulum pendidikan kesetaraan agar lebih diarahkan

pada pendidikan bermatapencaharian sedangkan aspek lainnya diberikan

minimalis dengan menggunakan prinsip yang digunakan pada pendidikan

formal khususnya pendidikan kejuruan.

- Perlu dikembangkan proyek percontohan suatu program pendidikan kesetaraan

yang didukung oleh seluruh sarana dan prasarana lengkap seperti gedung,

meubelair, laboratorium, perpustakaan, administrasi serta tenaga-tenaga

pendidik dan kependidikan yang profesinal dan mendapat kesejahteraan yang

memadai. Hanya perbedaan satu-satunya dengan persekolahan yang bermutu

hanya dalam pendekatan dan kurikulum yang digunakan yang sepenuhnya

mengikuti pendekatan pendidikan non formal. Jika berhasil diharapkan proyek

ini akan dianjukan dengan program yang sejenis yang lebih luas.

Program pendidikan keaksaraan juga merupakan program strategis yang perlu

dikembangkan lebih sungguh-sungguh mengingat target pemberantasan buta aksara

ini merupakan target nasional, merupakan bagian dari komitmen global dan

DPP FK PKBM Indonesia 33

Page 35: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

menyangkut hal sangat mendasar bagi kemanusiaan. Salah satu pemikiran yang

dapat dikaji dan dikembangkan lebih lanjut dalam penuntasan buta aksara adalah

dengan menggabungkan pendekatan fungsional yang selama ini dikembangkan

dengan pendekatan wilayah. Pemikiran dasar dari gagasan ini adalah bagaimana

memposisikan penuntasan buta aksara ini lebih sebagai pemberantasan ‘epidemi’

yang berbahaya dan telah meluas. Berdasarkan pemikiran tersebut disamping

kombinasi pendekatan fungsional dan pendekatan wilayah, juga tidak hanya

membangun sistem pemberantasannya saja tetapi juga harus disertai oleh

pembangunan sistem deteksi dan pencegahan serta sistem pengendalian yang

efektif. Desa atau kelurahan dapat digunakan sebagai satuan wilayah terkecil yang

memiliki secara utuh sistem deteksi dan pencegahan, sistem pemberantasan, dan

sistem pengendalian. Untuk itu dapat dikembangkan konsep desa bebas buta aksara

dimana jumlah buta aksaranya telah minimal dan seluruh sistem tersebut beroperasi

secara efektif.

Ada banyak program lain yang dapat dikembangkan secara nasional melalui dan di

dalam PKBM. Beberapa program yang dapat dikembangkan antara lain:

- Program pendidikan anak usia dini

- Program penciptaan dan peningkatan penghasilan (income generating

program)

- Program pendidikan lingkungan

- Pengembangan unit usaha PKBM

- Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (Education for sustainable

development)

- Pendidikan hukum, politik dan kewarganegaraan

- Pengembangan pemuda dan olah raga

- Pegembangan sosial dan budaya

- Pendidikan prevensi narkoba, HIV/AIDS dan penyakit sosial lainnya

- Pendidikan pasca rehabilitasi narkoba, anak jalanan, ex-napi, ex-prostitusi

- Pembangunan pertanian dan perikanan serta kehutanan

- Pembanguan masyarakat padat penduudk dan buruh di perkotaan

- Pembangunan higienitas, kesehatan masyarakat dan gizi

4. Pengembangan Sarana dan Prasarana PKBM

Ketersediaan sarana dan prasarana dalam jumlah dan mutu yan memadai sangat

menentukan keberhasilan suatu PKBM dalam mencapai tujuannya. Oleh karenanya

program pengembangan sarana dan prasarana PKBM merupakan salah satu

program strategis pengembangan PKBM di Indonesia. Pengembangan sarana dan

DPP FK PKBM Indonesia 34

Page 36: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

prasarana sangat penting dilaksanakan setelah kelembagaan dan manajemen suatu

PKBM tertata dengan baik. Penting adanya kelembagaan dan manajemen PKBM

yang baik sebelum pengembangan sarana dan prasarana didasarkan atas beberapa

pertimbangan berikut :

- pengadaan sarana dan prasarana biasanya membutuhkan dukungan pendanaan

yang cukup besar oleh karenanya perlu dipastikan bahwa sarana dan prasarana

tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat sehingga dana yang

dikeluarkan tidak sia-sia tetapi keefektivitasannya tinggi

- Sarana dan prasarana yang diberikan kepada PKBM harus dijamin jatuh ke

tangan pengelola yang tepat serta digunakan sepenuhnya untuk semaksimal

mungkin manfaat bagi masyarakat setempat yang paling membutuhkan

- Sarana dan prasarana yang diberikan bagi PKBM perlu dikelola dan dipelihara

secara maksimal untuk itu dibutuhkan adanya lembaga penanggungjawab yang

jelas serta manajemen yang berjalan baik

- Pengadaan sarana dan prasarana tersebut penting untuk memaksimalkan

partisipasi masyarakat setempat untuk pengadaannya, untuk itu perlu adanya

kelembagaan dan manajemen yang dapat dipercaya masyarakat dan

meyakinkan bahwa semua itu akan memberi manfaat maksimal bagi

masyarakat

- Pengadaan sarana dan prasarana dari anggaran pemerintah perlu

mempertimbangkan secara seksama bahwa sarana dan prasarana tersebut tidak

menjadi aset milik perorangan

- Pengadaan sarana dan prasarana oleh pemerintah perlu mempertimbangkan

adanya dukungan pendanaan pendamping atau sumbangan sarana dan

prasarana pendamping dari masyarakat tersebut atau sumbangan pihak ketiga

untuk meyakinkan adanya rasa tanggungjawab masyarakat bagi pemanfaatan

sarana dan prasarana tersebut.

IV.4 Berbagai Peran Dalam Pengembangan PKBM di Indonesia

Dalam rangka membangun sinergitas antara berbagai kalangan yang terkait dengan

PKBM dan dalam rangka memaksimumkan upaya dan peran serta seluruh pihak

yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan PKBM, sangatlah penting

dikembangkan alternatif terbaik pembagian peran yang efektif dan terpadu antara

seluruh pihak mulai dari pemerintah maupun masyarakat, mulai dari pemerintah

pusat sampai ke daerah. Di tingkat pusat perlu dilibatkan pihak legislatif maupun

eksekutif dan masyarakat, termasuk BP-PLSP serta Direktorat Jenderal Pendidikan

Luar Sekolah dan Pemuda dan Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non

Formal Ditjen Mutendik, serta Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi PKBM

DPP FK PKBM Indonesia 35

Page 37: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Indonesia. Di tingkat Propinsi perlu melibatkan Dinas Pendidikan Propinsi, BPKB,

Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi dan Dewan Pengurus Wilayah Forum

Komunikasi PKBM Indonesia. Di tingkat Kabupaten/Kota perlu melibatkan Dinas

Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota

dan Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota Forum Komunikasi PKBM

Indonesia, Penilik, dan sebagainya.

Peran dan keterkaitan berbagai sekor pemerintahan dengan PKBM juga perlu

diakomodasikan dan dikoordinasikan dengan baik. Berbagai instansi pemerintah

yang secara langsung berkaitan dengan PKBM antara lain :

- Departemen Sosial

- Departemen Hukum dan HAM

- Departemen Tenaga Kerja

- Departemen Koperasi dan UKM

- Departemen Kesehatan

- Departemen Perindustrian dan Perdagangan

- Departemen Pertanian

- Departemen Kehutanan

- Departemen Perikanan dan Kelautan

- Departemen Lingkungan Hidup

- Kementerian Pemuda dan Olah Raga

- Kementerian Penanggulangan Kemiskinan dan Daerah Tertinggal.

IV.5 Contoh Analisis SWOT, Visi, Misi dan Target 5 Tahun Pengembangan

PKBM di Indonesia

IV.5.1 Contoh Hasil Analisis SWOT Pengembangan PKBM di Indonesia

Berikut ini adalah salah satu contoh hasil analisis SWOT pengembangan PKBM di

Indonesia berupa draf yang dihasilkan oleh rapat pengurus DPP FK PKBM Indonesia

dalam rangka menganalisis situasi eksternal dan internal dalam merumuskan peran FK

PKBM Indonesia dalam pengembangan PKBM selanjutnya.

STRENGTH (KEKUATAN)

Adanya lebih dari 3.000 PKBM di seluruh Indonesia.

Adanya success story sejumlah PKBM ‘model’ yang cukup baik dalam hal

partisipasi, impact, mutu & relevansi, kemandirian, dan keberlanjutan dan untuk

skala tertentu telah ‘terbukti’ mampu mengatasi kebodohan, kemiskinan, dan

membangun kesetiakawanan.

DPP FK PKBM Indonesia 36

Page 38: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Adanya success story sejumlah alumni PKBM yang telah ‘berhasil’.

Besarnya jumlah anggota masyarkat yang telah ‘menikmati’ kehadiran PKBM.

Kemampuan PKBM dalam mengakomodasikan berbagai program yang

dibutuhkan masyarakat secara simultan.

Karakteristik PKBM sebagai wahana pendidikan non-formal yang memiliki sifat

fleksibel, serta adanya 3 dimensi pembelajaran, usaha, dan pengembangan

masyarakat memungkinkan beradaptasi dengan beragam kebutuhan, keunikan

dan kepentingan.

Diakuinya PKBM dalam Undang-Undang Sisdiknas sebagai satuan pendidikan

non formal.

Fakta bahwa PKBM telah beroperasi dalam berbagai latar belakang komunitas

seperti komunitas pertanian, komunitas nelayan, komunitas perambah hutan,

komunitas masyarakat ‘urban’, komunitas santri, komunitas anak jalanan,

komunitas napi/ex, komunitas prostitusi/ex membuktikan kekuatan PKBM

sebagai generic model untuk mengatasi berbagai permasalahan masyarakat

secara luas.

PKBM telah dikenal secara luas di Negara-negara Asia Pasifik, khususnya

Jepang telah memberi impact yang besar bagi kemajuan masyarakatnya.

Adanya anggaran pemerintah baik dari pusat maupun daerah untuk mendukung

PKBM.

Adanya Forum PKBM di 28 propinsi dan di sejumlah besar Kabupaten/Kota di

Indonesia dan sudah dimulainya jaringan PKBM Asia Pasifik.

Pengalaman 3 tahun FK-PKBM dengan segala kegagalan dan keberhasilannya

menjadi pelajaran yang berharga bagi kemajuan mendatang.

WEAKNESS (KELEMAHAN)

Sebagian besar masyarakat dan birokrasi pemerintah masih belum mengenal

PKBM baik konsepnya, kiprahnya dan potensinya.

Sebagian besar PKBM masih memiliki personalia, sarana dan prasarana yang

sangat terbatas baik dalam hal kuantitas maupun kualitas serta memiliki sistem

manajemen dan kepemimpinan yang masih lemah.

Adanya indikasi yang kuat cukup banyak PKBM yang berdiri dengan motivasi

utama agar memperoleh dana dari pemerintah untuk kepentingan pribadi

sehingga kurang perduli terhadap pelaksanaan dan mutu program yang

menimbulkan citra yang negatif bagi PKBM.

Adanya indikasi yang kuat masih kentalnya budaya KKN dalam birokrasi

pemerintahan serta dalam pendistribusian anggaran pemerintah khususnya yang

terkait dengan PKBM.

DPP FK PKBM Indonesia 37

Page 39: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Usia PKBM dan FK-PKBM yang masih sangat muda sehingga masih sangat

kurang kader-kader yang militan untuk memajukan PKBM

Kondisi geografis dan infrastruktur yang kurang baik secara nasional

Sebagian besar stakeholder pendidikan masih memandang sebelah mata terhadap

pendidikan non formal dan masih men’dewa’kan pendidikan formal.

OPPORTUNITY (PELUANG)

Banyaknya permasalahan dan rendahnya mutu pendidikan formal sehingga

membuat pendidikan non-formal menjadi alternatif yang menarik bagi masa

depan pendidikan

Adanya tiga dimensi PKBM yaitu pembelajaran, usaha dan pengembangan

masyarakat memungkinkan untuk menarik partisipasi masyarakat dan dukungan

lembaga-lembaga donor yang lebih luas

Adanya komitmen global dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang

implementasinya di tingkat akar rumput sebagian besar merupakan ruang

cakupan PKBM

Adanya komitmen global tentang Education For All dan Life long Learning yang

sebagian besar merupakan ruang cakupan PKBM

Berbagai isu-isu global seperti masalah pengurangan kemiskinan, permasalahan

lingkungan, pengarus utamaan gender, korban narkoba, HIV/AIDS, pendidikan

inklusif, trafficking, pendidikan HAM, demokratisasi, multikulturalisme,

Education for Sustainability Development. penanganan korban bencana alam

dan daerah konflik, dsb. Sebagian besar implementasinya dapat dilakukan

melalui pendekatan PKBM.

Berbagai isu nasional seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan

penghasilan masyarakat miskin, pembudayaan anti korupsi, tingginya tingkat

putus sekolah, tingginya tingkat buta aksara, rendahnya tingkat partisipasi

PAUD, dsb. Sebagian besar dapat diimplementasikan melalui pendekatan PKBM

Menurunnya kepercayaan lembaga-lembaga donor internasional dalam

menyalurkan dana bantuannya terhadap pembangunan masyarakat melalui

birokrasi pemerintahan memungkinkan penyalurannya dilakukan melalui

PKBM.

Banyaknya lembaga-lembaga lokal, nasional, dan internasional yang

memberikan keperdulian terhadap persoalan-persoalan pendidikan, kemiskinan

dan pengembangan masyarakat.

DPP FK PKBM Indonesia 38

Page 40: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Adanya kebijakan pemerintah agar BUMN mengalokasikan sebagian

keuntungannya bagi dana pengembangan masyarakat

Adanya sejumlah perusahaan menengah maupun besar yang memiliki kebijakan

CSR (Corporate Social Responsibility) dan mengalokasikan dana secara

konsisten untuk itu.

Adanya kebutuhan berbagai perusahaan besar untuk membangun keamanan,

kenyamanan dan keselarasan dengan lingkungan masyarakat di sekitar lokasi

keberadaan perusahaan tersebut yang membutuhkan suatu ‘model pengelolaan’

yang efektif dan akuntabel serta memberi manfaat lebih berarti dan

berkelanjutan, PKBM dapat menjadi solusi terhadap kebutuhan model tersebut.

Adanya sejumlah besar perguruan tinggi yang memiliki sejumlah besar

mahasiswa yang membutuhkan bentuk-bentuk pengabdian masyarakat yang

relevan dengan disiplin ilmu masing-masing dan mudah diakses serta

memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat, PKBM dapat menjadi

wahana pengabdian tersebut.

Adanya sejumlah jurusan pendidikan luar sekolah dan himpunan mahasiswa

jurusan pendidikan luar sekolah serta berbagai organisasi mahasiswa yang

memberikan kepedulian besar bagi pembangunan masyarakat di tingkat akar

rumput yang membutuhkan wahana aplikasi keilmuan dan idealismenya, PKBM

dapat menjadi alternatif menarik bagi kebutuhan tersebut

Potensi demografi, geografi, budaya dan sumberdaya ekonomi Indonesia

membuka munculnya peluang usaha yang dapat digarap oleh PKBM dan melalui

kerjasama antar PKBM di seluruh Indonesia

Kerjasama antar negara baik di antara negara Asia Pasifik maupun dengan

Negara lain memungkinkan peluang pengembangan usaha, pembelajaran dan

pengembangan masyarakat bagi PKBM

Adanya amanat konstitusi Negara Republik Indonesia untuk memberikan

prioritas kepada pembangunan pendidikan dengan mengalokasikan anggaran

yang cukup besar dimana ruang pendidikan non formal selama ini masih belum

tergarap dengan sewajarnya.

Adanya komitmen Perserikatan Bangsa Bangsa untuk menetapkan dasawarsa

Education for Sustainability Development, dimana PKBM merupakan salah satu

lembaga di tingkat akar rumput yang sangat memungkinkan untuk menjadi agen

pelaksananya

THREAT (ANCAMAN)

Adanya potensi konflik diantara berbagai lembaga yang bertanggungjawab

membina dan mengembangkan PKBM, misalnya antara Sub-Dinas Pendidikan

DPP FK PKBM Indonesia 39

Page 41: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Kota/Kabupaten, SKB, BPKB, Sub Dinas Pendidikan Propinsi, BPPLSP, FK-

PKBM Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat yang apabila tidak disikapi secara

dewasa dapat menimbulkan usaha-usaha kontra produktif bagi gerakan untuk

memajukan PKBM

Dapat muncul adanya sinisme sebagian anggota masyarakat terhadap PKBM jika

melihat perilaku beberapa oknum pembina, pengelola dan pelaksana PKBM

yang memanfaatkan PKBM untuk mengambil dana negara ataupun dari pihak

donor lain untuk keuntungan pribadi semata.

Adanya beberapa oknum yang merasa ‘terancam’ akan adanya gerakan PKBM

yang murni dan kuat sehingga membuat langkah-langkah ‘perlawanan’ yang

dapat menghambat gerak maju PKBM agar oknum-oknum tersebut tidak

kehilangan ‘keuntungan’ dari ‘manipulasi’ dan KKN proyek PKBM.

IV.5.2 Contoh Hasil Perumusan Visi, Misi dan Target 5 Tahun Pengembangan

PKBM di Indonesia

Visi

Terwujudnya PKBM sebagai gerakan masyarakat akar rumput yang efektif

untuk mengatasi kebodohan, kemiskinan dan membangun kesetiakawanan

sosial di setiap komunitas di seluruh Indonesia.

Misi

1. Mewujudkan sejumlah besar PKBM yang partisipatif, mandiri,

berkelanjutan dan mampu menyelenggarakan program-program yang

bermutu serta yang dapat menjawab kebutuhan komunitasnya.

2 Mewujudkan kesadaran yang luas seluruh lapisan masyarakat akan

pentingnya PKBM bagi pembangunan masyarakat dan bersedia

berpartisipasi untuk mendukungnya baik secara langsung maupun tidak

langsung.

3. Mewujudkan jaringan kerjasama yang positif, konstruktif, dan kuat baik

sesama PKBM maupun antar PKBM dengan berbagai Lintas sektoral,

lembaga usaha, lembaga pendidikan, lembaga kemasyarakatan, lembaga

keagamaan dan yang lainnya, di tingkat lokal, nasional, maupun

internasional dalam rangka pembangunan masyarakat.

DPP FK PKBM Indonesia 40

Page 42: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

Target 5 Tahun

1. Adanya minimum dua PKBM yang memiliki kualifikasi sebagai

percontohan (model) PKBM yang partisipatif, bermutu, mandiri dan

berkelanjutan di setiap propinsi.

2. Adanya minimum satu propinsi yang dapat memberikan contoh/model

dimana penerapan PKBM yang intensif sebagai suatu gerakan masyarakat.

3. Adanya minimun satu PKBM sebagai contoh atau model dalam mengatasi

permasalahan komunitas khusus.

4. Minimum 50% program Kesetaraan, program PAUD dan program

Keterampilan yang ada di PKBM memiliki mutu yang berkualifikasi baik.

5. Indonesia menjadi salah satu negara yang terkemuka di Asia Pasifik dalam

hal gerakan PKBM (community learning center).

6. 30% PKBM dapat berperan sebagai Community Business Centre dan/atau

Community Information Centre dan/atau Community Art & Cultural

Centre secara efektif.

7. 75% FK PKBM Propinsi, kabupaten/kota berperan sebagai motor

penggerak dalam membangun PKBM sebagai gerakan masyarakat untuk

mengatasi kebodohan, kemiskinan dan membangun kesetiakawanan sosial.

8. Minimal 2.000 PKBM berkualifikasi baik.

9. Minimum 50 lembaga/Departemen baru yang memiliki komitmen resmi

akan mendukung pengembangan PKBM.

10. Menghasilkan satu juta entrepreneur di seluruh Indonesia melalui PKBM.

11. FK PKBM Indonesia memiliki :

a. Pusat Pelatihan dan Pengembangan PKBM

b. Pusat Pengembangan Bisnis PKBM

12. Adanya minimum 6.000 PKBM di Indonesia

DPP FK PKBM Indonesia 41

Page 43: Konsep_dan_Strategi_Pengembangan_PKBM_-_FK_PKBM_Indonesia_-_A4.116221521

Konsep dan Strategi Pengembangan PKBM

BAB V

PENUTUP

Demikian naskah Konsep dan Strategi Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini

kami susun. Kami menyadari dalam konsep ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

tim penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan tersebut

dan kami sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dalam penulisan naskah ini.

Semoga naskah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan tidak sia-sia, serta apa yang kami

tulis dalam naskah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain terutama bagi pendidik dan

tenaga kependidikan yang ada di PKBM.

KEY SUCCESS FACTOR (Kunci Keberhasilan)

1. Karunia, Kehendak dan Kuasa Tuhan YME (Doa)

2. Keikhlasan dan Ketulusan

3. Kejelasan dan Kesatuan Visi

4. Sinergitas Program

5. Profesionalisme

6. Komitmen : waktu, uang, tenaga, relasi dan informasi

7. Kerja keras, Kerja cerdas dan Kerjasama

8. Komunikasi dan Koordinasi

9. Transparansi dan Akuntabilitas

10. Partisipasi dan dukungan PKBM dan FK-PKBM Propinsi/Kabupaten/Kota

terhadap berbagai program kerja FK PKBM Indonesia.

---------------------------------------------------

DPP FK PKBM Indonesia 42