konsep monoteisme dalam lembaga pelayanan barukh...

68
KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I) Oleh: SELLY ALAMSYIANI PUTRI 103032127703 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: duongxuyen

Post on 01-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA

PELAYANAN BARUKH MINISTRY

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I)

Oleh:

SELLY ALAMSYIANI PUTRI

103032127703

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN

BARUKH MINISTRY

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

SELLY ALAMSYIANI PUTRI

103032127703

Di bawah Bimbingan,

PROF. DR. KAUTSAR AZHARI NOER

NIP. 150 209 685

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 3: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh

Ministry”, telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 19

Februari 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Jurusan Perbandingan

Agama.

Jakarta, 19 Februari 2007

Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Hamid Nasuhi, M.A. H. Maulana, M.A. NIP. 150 241 817 NIP. 150 293

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hermawati, M.A Drs. M. Nuh Hasan, M.A NIP. 150 227 408 NIP. 150 240 090

Di Bawah Bimbingan,

Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer

NIP. 150 209 685

Page 4: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, demikian kata yang pertama kali terucap sebagai tanda puji

syukur Ke Hadirat Allah S.W.T, yang berkat Rahmat-Nya yang Maha Luas tak

kenal batas, Penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. i) dalam bidang studi

Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah atas Sayyidina Wa Habibina

Muhammad S.A.W, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia dan

taat hingga akhir zaman.

Skripsi ini membahas tentang Konsep Monoteisme dalam Lembaga

Pelayanan Barukh Ministry, sebagai hasil studi lapangan (Field Research) dan

studi kepustakaan.

Selesainya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari peranan orang-orang

di sekitar Penulis dan juga bimbingan serta bantuan dari banyak pihak yang

dengan penuh ketulusan memberikan kritik, saran dan inspirasi hingga akhir

penulisan. Semoga Allah menjadikannya amal jariah bagi yang bersangkutan

menjadi pahala yang didasari dengan penuh keikhlasan.

Penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak

membantu Penulis baik secara moril maupun materil, sehingga penyusan skripsi

inii dapat terselesaikan dengan baik.

Selanjutnya perkenankan Penulis menghaturkan untaian terima kasih dan

penghargaan kepada:

Page 5: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

1. Orang tuaku Ayahanda Sam Alamsyah dan Ibunda Eha Juleha, yang tak henti-

hentinya memberikan yang terbaik untuk Penulis, penulisan skripsi ini Penulis

persembahkan untuk kalian. Semoga Allah senantiasa menyayangi kalian di

dunia dan di akhirat.

2. Bapak Prof. DR. Kautsar Azhari Noer, selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan saran, kritik dan motivasi yang membangun dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Bapak Dr. Amin Nurdin, MA, Dekan Fakultas Ushuluddun dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA, dan Bapak Maulana, MA, sebagai Ketua dan

Sekertaris Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang mendampingi,

mengajar dan mendidik Penulis dari awal hingga akhir studi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Abuna Andreas Kemal sebagai Pemimpin Barukh Ministry dan Bunda Diana

Lazarus selaku sekretaris dari Barukh Ministry, yang telah memberikan izin

kepada Penulis untuk melakukan penelitian di Lembaga Pelayanan Barukh

Ministry, terima kasih untuk seluruh informasinya mengenai konsep

monoteisme dalam Barukh Ministry

7. Ucapan terima kasih Penulis sampaikan untuk seseorang yang telah mengisi

hari-hari indah Penulis pada masa perkuliahan hingga menjelang wisuda,

Page 6: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

sehingga penuh dengan warna dan memberikan segenggam harapan untuk

langkah-langkah pada masa yang akan datang.

8. Sobat-sobat terbaikku dimanapun kalian berada, baik di lingkungan rumah

serta di lingkungan Universitas baik di tingkat jurusan maupun berbeda

jurusan tanpa keterbatasan sedikitpun Penulis ucapkan terima kasih. Hal yang

terpenting, bagiku kalian adalah sebuah perlengkapan kehidupan. Kalian

adalah yang terbaik dan yang terindah.

9. Seluruh pihak yang karena kealpaan Penulis belum cantumkan diatas, namun

tak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dan penghargaan saya serta yang

telah banyak membantu dengan do’a, senyuman serta dukungan yang sangat

berarti.

Penulis menyadari akan kapasitas, pengetahuan, pengalaman dan

kemampuan akademik serta kemampuan penulisan, maka Penulis menyadari

bahwa hasil skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, Penulis telah

berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya dan memohon kritik dan saran membagun dari pembaca.

Besar harapan Penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan semua pihak yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan. Terima kasih.

Bilahittaufiq Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 September 2008

Selly Alamsyiani Putri

Page 7: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….………………i

DAFTAR ISI…………………………………………….…………………….…iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………...………1

B. Perumusan Masalah…........................………………...………2

C. Tujuan Penelitian……………………………………...………3

D. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan…….......……….3

E. Sistematika Penulisan…………………………………………5

BAB II : PENGERTIAN MONOTEISME

A. Pengertian Monoteisme.................………….............................7

B. Asal-usul Monoteisme...............................................................8

C. Macam-macam Monoteisme....................................................13

BAB III : MONOTEISME DALAM BARUKH MINISTRY

A. Sejarah Berdirinya Barukh Ministry…………………………15

B. Monoteisme dalam Barukh Ministry.......................................19

a. Allah, Yesus dan Roh Kudus.............................................22

b. Ke-kekalan Allah, Firman, Roh.........................................31

c. Ke-ilahian, Ke-tuhanan dan Kemanusiaan Kristus............44

Page 8: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………..47

B. Saran-saran……………………………………………….......49

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…51

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………..…52

Page 9: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

”Agama” adalah satu istilah yang hendak merangkum seluruh hal ihwal. Ia

berbicara tentang Tuhan, manusia, alam, tentang Yesus, tentang iblis dan

malaikat, dosa dan pahala, neraka dan surga, masa kini, masa lalu yang paling

lampau dan masa depan yang tak berujung yang terpikirkan dan yang tak

terpikirkan.1

Konsep agama seringkali menjadi perdebatan teologis yang tidak akan

habis untuk dikaji dan dipelajari. Barukh Ministry merupakan sebuah lembaga

pelayanan Ilahi Agama Kristen yang mencoba untuk merefleksikan konsep

”teologi” mengacu kepada Iman Abraham yaitu kepada Allah Yang Esa.2

Barukh Ministry yang berkantor di Jakarta Utara tepatnya di komplek

Gading Griya Lestari merupakan sebuah pelayanan misi kontekstual di bawah

legalitas Yayasan Beracah untuk melayani pekerjaan junjungan Agung Kristus.

Barukh Ministry yang dalam bahasa Ibrani memiliki dua arti, yakni ’diberkati’

dan ’terpuji’ (Maz:118:26) terilhami dari sebuah beban pergumulan yang panjang

serta kerinduan yang dalam agar lewat pelayanan Barukh Ministry dapat

memberkati anak, cucu Abraham/Ibrahim untuk kepujian ADONAI yang Tauhid

(Esa).

1 Sindunata, Pemimpin Majalah Basis dalam komentar Buku “Memburu Makna Agama”.

2 Abuna Andreas Kemal, ”Sejarah dan Latar Belakang Barukh Ministry”, (Makalah,

Barukh Ministry), 2006, h. 1.

Page 10: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Teologi Barukh Ministry berbeda dengan teologi Kristen umumnya. Hal

tersebut dilihat dari pokok-pokok ajarannya, terutama konsep ke-Tuhanannya.

Barukh Ministry mengacu kepada Monotheisme Abraham.

Konsep Teologi Barukh Ministry menurut Penulis untuk dipelajari dan

dikaji sebagai upaya pengkayaan makna ”Agama”. Maka dari latar belakang di

atas Penulis mencoba untuk mengupas Teologi barukh Ministry dalam skripsi

yang berjudul ”Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh

Ministry”.

B. Perumusan Masalah

Dogma Tritunggal adalah sebuah konsep ketuhanan kekeristenan yang

diimani. Sebagai satu kesatuan tiga pribadi Tuhan dalam satu Tuhan. Dokrin ini

baru muncul kurang lebih sekitar tahun 325 SM yang dihasilkan oleh suatu

Konsili di Nicea yang dipimpin oleh Kaisar Konstantin. Konsili ini diadakan

karena adanya pertikaian teologi antara Gereja Barat yang diketuai oleh Arius dari

Caesarea dan Gereja Timur disulut oleh paham Origenes yang menyatakan bahwa

Yesus adalah ”setengah manusia setengah Tuhan, Tuhan kedua”, yang akhirnya

dibantah oleh uskupnya Alexander dan Athanasius.

Dengan adanya masalah ini ajaran agama Kristen menjadi berubah. Yang

awalnya monoteisme menjadi Tritunggal. Akan tetapi, Lembaga Pelayanan Misi

Kontekstual Barukh Ministry menolak ajaran Tritunggal, mereka tetap berpegang

teguh pada konsep Monoteisme Abraham yang bersumber dari pengakuan Allah

dan Yesus/Isa, yang kemudian menjadi sebuah perjanjian antara Allah dan

Page 11: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Abraham, Ishak dan Yakub, yang kemudian diilhamkan oleh Roh Kudus dan

ditulis oleh Nabi dan Rasul menjadi Kitab Suci: Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru.

Oleh sebab itu, dalam kaitan dengan skripsi ini Penulis akan memfokuskan

pada konsep teologi Barukh Ministry yang berpedoman pada Monoteisme

Abraham. Adapun yang menjadi rumusan masalah dari studi kasus ini: bagaimana

konsep teologi Monoteisme Barukh Ministry?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam skripsi ini untuk mengetahui Konsep Teologi

Pelayanan Misi Kontekstual Barukh Ministry. Penulis berharap melalui tulisan ini

memberikan sumbangsih bagi para peminat studi Agama-agama.

Tujuan penulisan skripsi ini juga sebagai kontribusi kepada Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam meraih

gelar Kesarjanaan Strata 1 (S1) di Jurusan Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Metode penelitian yang digenakan dalam skripsi ini adalah pendekatan

fenomenologis. Maksudnya adalah pendekatan yang menggunakan perbandingan

Page 12: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

sebagai sarana interpretasi utama untuk memahami arti ekspresi-ekspresi

keagamaan.3

Istilah fenomenologi berasal dari bahasa Yunani ‘pahanomenon’ yang

secara harpiah berarti ‘gejala’ atau ‘apa yang menampakan diri’ sehingga nyata

bagi kita. Metode fenomenologi dirintis oleh Edmund Husserl (1859-1938)

dengan semboyan: zuruck zu den sachen selbst ( kembali kepada hal-hal itu

sendiri).4

Pendekatan fenomenologi mencoba menemukan struktur yang mendasari

fakta keagamaan dan memahami makna yang lebih mendalam, sebagaimana

dimanifestasikan melalui stuktur tersebut dengan hukum-hukum dan pengertian

khas.5 Bidang studinya meliputi fakta religius yang bersifat subjektif, seperti

pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan maksud-maksud dari seseorang, yang

diungkapkan dalam tindakan-tindakan luar. Tujuan dari metode ini, ialah untuk

menangkap makna lebih dalam dan intensionalitas dari data pengalaman religius

seseorang yang merupakan ekspresi-ekspresi dari pengalaman religius dan

imannya yang lebih dalam.6

Metode ini mengungkapkan wilayah spiritual dan intelektual manusia,

meskipun disadari bahwa batas-batasnya mamasuki kedalaman pengalaman dari

suatu jiwa religius.

3 Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama (Perspektif Ilmu Perbandingan Agama),

(Bandung: CV. Pustaka Setia,2000), cet. ke-1, h.55. 4 Dister Ofm, Nico Syukur, Pengalaman dan Motivasi Beragama, (Yogyakarta: Kanisius,

1993), h. 25. 5 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisus, 1995), h. 42.

6 Kahmad, Metode Penelitian Agama (Persfekif Ilmu Perbandingan Agama), h. 55.

Page 13: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Untuk mendapatkan sumber data dan informasi lapangan dalam penulisan

skripsi ini diperoleh melalui Studi Kepustakaan atau Library Reseach dan Field

Reseach. Adapun sumber-sumber primer yang dalam penulisan skripsi ini adalah:

- Sejarah dan Latar Belakang Barukh Ministry

- Monoteisme Abraham

- Kembali Kepada Monoteisme Abraham

- Kekristenan dan Ketauhidan Sebagai Pewaris Monoteisme Abraham

- Keilahiaan, Kemanusiaan, dan Ketauhidan Yesus

Field Reseach ini dilakukan dengan cara:

1. Observasi (Pengamatan Langsung), dengan teknik ini Penulis

mengamati secara langsung ke Barukh Ministry untuk memperoleh

data-data yang akurat tentang sejarah, peristiwa dan kondisi aktual

yang berkaitan dengan teologi Monotheisme Abraham yang diyakini

oleh Barukh Ministry.

2. Wawancara, Penulis mengadakan tanya jawab dengan Abuna Andreas

Kemal sebagai pimpinan dari Barukh Ministry. Wawancara ini

dilakukan secara langsung agar mendapatkan data-data yang sesuai

dengan apa yang akan dibahas.

Sedangkan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006/2007.

Page 14: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi lima bagian, yaitu:

BAB I : Merupakan bab Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan

Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Bab kedua membahas tentang Monoteisme secara umum, dimana

di dalamnya terdapat sub bab, diantaranya adalah: Definisi

Monoteisme, Asal-usul Monoteisme, dan Macam-macam

Monoteisme.

BAB III : Bab ketiga membahas tentang Monoteisme dalam Barukh

Ministry, di dalamnya dibahas mengenai, Sejarah Berdirinya

Barukh Ministry, Monoteisme dalam Barukh Ministry. Dalam sub

bab yang kedua terdapat anak bab, yaitu: a. Allah, Yesus, dan Roh

Kudus, b. Ke-Ilahian, Kemanusiaan, dan Ketuhanan Yesus

Kristus, c. Dzat, Kalam, dan Hayat Qodim (Kekekalan Allah,

Firman, dan Roh).

BAB IV : Penutup yang isinya Kesimpulan dan Saran-Saran.

Page 15: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

BAB II

PENGERTIAN MONOTEISME

A. Pengertian Monoteisme

Istilah monoteisme berasal dari bahasa Yunani yaitu, Monos artinya

Tunggal dan Theos artinya Tuhan.7 Istilah ini selalu dipakai dalam

pertentangannya dengan Politeisme (penyembahan terhadap banyak Ilah atau

Dewa). Dimana monoteisme dengan eksklusif menolak politeisme.

Monoteisme dalam Ensiklopedia Gereja Mengandung arti iman

kepercayaan pengakuan dan penghormatan akan hanya satu Tuhan yang Maha

Tinggi. Tuhan diyakini mutlak ada, kekal, Maha Kuasa, Maha Tahu.8

Pengertian monoteisme dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah Ajaran

yang hanya mempercayai adanya satu Tuhan saja seperti agama Islam yang

kalimat syahadatnya berbunyi: “Tak ada Tuhan selain Allah”.9

Alkitab khususnya Perjanjian Lama menceritakan bahwa monoteisme

adalah Paham yang sejak semula menjadi keyakinan manusia. Namun, seiring

kejahatan manusia paham ini makin ditinggalkan dan banyak orang masuk ke

dalam paham Politeisme.10

7 K.A.M. Jusuf Roni, “Keberagamaan dalam Keragaman”, Artikel diakses pada 28

Agustus 2008 dari http://www.sttapostolos.ac.id/artikel/keberagamaan_dalam_keragaman.html.

8 A. Heuken. SJ, Ensiklopedia Gereja, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993), Vol.

III, h. 187-188.

9 J.S, Badudu dan Sultan Mohammad Zain, Kamus Umum B. Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1996), h. 908.

10

K.A.M. Jusuf Roni, “Keberagamaan dalam Keragaman”, Artikel diakses pada 28

Agustus 2008 dari http://www.sttapostolos.ac.id/artikel/keberagamaan_dalam_keragaman.html.

Page 16: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Terjemahan monoteisme dalam bahasa Arab adalah Tauhid. Tauhīd berarti

satu (berasal dari kata wahid, ahad). Kata ini menyiratkan penyatuan, kesatuan

atau mempertahankan sesuatu agar tetap satu. Syahadat, adalah pengakuan atau

pernyataan percaya akan keesaan Allah dan bahwa Muhammad adalah nabinya.

"Kalimat tauhīd" yang berbunyi: "Lailahailallah" yang berarti bahwa satu-satunya

tuhan (ilah) yang pantas untuk diabdi, ditaati, disembah, diikuti ajarannya

hanyalah Allah.11

Mon-əthē’izm dalam agama berarti percaya kepada satu Tuhan. Istilah

tersebut bertentangan dengan ateisme (yang tidak percaya pada Tuhan) dan

politeisme (percaya pada banyak Tuhan). Berbeda juga dengan panteisme, dimana

paham ini percaya bahwa Tuhan tidak dapat dipisahkan dengan alam, yang

mempengaruhi Tuhan adalah transenden, berada di luar alam. Kadang kala

panteisme berbeda dengan deisme, dimana percaya bahwa Tuhan digambarkan

seperti alam, dan Tuhan disebut imanen atau dapat dijangkau oleh akal manusia.12

Tuhan dalam monoteisme adalah wujud pribadi yang dapat digambarkan,

meskipun tidak dapat dipahami oleh akal manusia, kebijaksanaan, cinta kasih, dan

pendekatan dalam beribadah. Tuhan berbeda dilihat dari segi impersonal, abstrak,

prinsip, atau absolute. Seperti orang-orang yang menganut monoteisme, yakni

filosopi Yunani (Aristoteles), Jerman (Hegel), dan Hindu (Shankara).

Sesuai dengan tiga agama besar yang menganut monoteisme yakni,

Yudaisme, Kristen, dan Islam-dikatakan bahwa monoteisme merupakan

kepercayaan yang paling tinggi dalam agama. Akan tetapi, para ilmuan memilah

11 Artikel ini diakses pada 12 Agustus 2008 dari http://wikipedia.mobi/monoteisme. html.

12 Lee A. Belford, “Monotheism” dalam Ruth N. Anshen, ed., Ecyclopedia Americana,

vol. 19, (New York: Harper & Bros., 1952), h. 377.

Page 17: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

pengertian bahwa pribadi Tuhan mengambil langkah kea rah pengertian sopistik

yang absolute. Salah satunya, monoteisme telah mengambil tindakan pada

intelektual dan emosionalnya untuk memuaskan jawaban banyak orang terhadap

permintaan yang abadi tentang arti ada. Hal itu tidak mungkin, dikarenakan Tuhan

Mahakuasa dalam penerangan kehadiran roh jahat terbatas dari penciptaaan dunia

dan aturan kebijakan.13

Mon-əthē’izm dalam agama berarti percaya kepada satu Tuhan. Istilah

tersebut bertentangan dengan ateisme (yang tidak percaya pada Tuhan) dan

politeisme (percaya pada banyak Tuhan). Berbeda juga dengan panteisme, dimana

paham ini percaya bahwa Tuhan tidak dapat dipisahkan dengan alam, yang

mempengaruhi Tuhan adalah transenden, berada di luar alam. Kadang kala

panteisme berbeda dengan deisme, dimana percaya bahwa Tuhan digambarkan

seperti alam, dan Tuhan disebut imanen atau dapat dijangkau oleh akal manusia.14

Lain halnya pengertian dalam Kamus Populer Filsafat, dikatakan bahwa

Monoteisme adalah kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Esa, Yang Tunggal,

berpribadi, mengatasi dunia ini, menciptakan dan mengarahkan dunia. Lawan dari

politeisme, dimana kepercayaan akan adanya berbagai Tuhan atau Dewa. Lain

lagi dengan panteisme: segala-galanya merupakan Tuhan, merupakan manifestasi

dari Tuhan.15

Tuhan dalam monoteisme adalah wujud pribadi yang dapat digambarkan,

meskipun tidak dapat dipahami oleh akal manusia, kebijaksanaan, cinta kasih, dan

13

Belford, “Monotheism”, h. 377. 14

Lee A. Belford, “Monotheism” dalam Ruth N. Anshen, ed., Ecyclopedia Americana,

vol. 19, (New York: Harper & Bros., 1952), h. 377.

15

Dick Hartoko, Kamus Populer Fisafat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h.

63.

Page 18: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

pendekatan dalam beribadah. Tuhan berbeda dilihat dari segi impersonal, abstrak,

prinsip, atau absolute. Seperti orang-orang yang menganut monoteisme, yakni

filosopi Yunani (Aristoteles), Jerman (Hegel), dan Hindu (Shankara).

Sesuai dengan tiga agama besar yang menganut monoteisme yakni,

Yudaisme, Kristen, dan Islam-dikatakan bahwa monoteisme merupakan

kepercayaan yang paling tinggi dalam agama. Akan tetapi, para ilmuan memilah

pengertian bahwa pribadi Tuhan mengambil langkah kea rah pengertian sopistik

yang absolute. Salah satunya, monoteisme telah mengambil tindakan pada

intelektual dan emosionalnya untuk memuaskan jawaban banyak orang terhadap

permintaan yang abadi tentang arti ada. Hal itu tidak mungkin, dikarenakan Tuhan

Mahakuasa dalam penerangan kehadiran roh jahat terbatas dari penciptaaan dunia

dan aturan kebijakan.16

B. Asal-usul Monoteisme

Tradisi Yahudi, Kristen, dan Islam percaya bahwa monoteisme

menceritakan bahwa Tuhan telah menciptakan Adam, tetapi setelah berkurangnya

hal kemanusiaan dalam paham politeisme. Hal tersebut ditantang oleh para ahli

sejarah dan para antropolog pada abad ke-19. Beberapa ilmuan menyimpulkan

bahwa ide-ide keagamaan memiliki kemajuan dari orang-orang primitif animisme.

Sampai kepada puncaknya, Monoteisme Barat. Pandangan ilmuan telah

mengubahnya pada sekitar abad + 20. Dimana para ilmuan telah menempatkan

keberadaan monoteisme yang asli diantara orang-orang primitif. Pelbagai hal

16 Belford, “Monotheism”, h. 377.

Page 19: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

mempertahankan individualitas ke dalam semua agama-agama yang cendrung

mengarah kepada henoteisme, dimana pemujaan terhadap Tuhan yang Maha

Besar diantara ke-Tuhanan yang kecil.

Tradisi Yahudi, Kristen, dan Islam percaya bahwa monoteisme menceritakan

bahwa Tuhan telah menciptakan Adam, tetapi setelah berkurangnya hal

kemanusiaan dalam paham politeisme. Hal tersebut ditantang oleh para ahli

sejarah dan para antropolog pada abad ke-19. Beberapa ilmuan menyimpulkan

bahwa ide-ide keagamaan memiliki kemajuan dari orang-orang primitif animisme.

Sampai kepada puncaknya, Monoteisme Barat. Pandangan ilmuan telah

mengubahnya pada sekitar abad + 20. Dimana para ilmuan telah menempatkan

keberadaan monoteisme yang asli diantara orang-orang primitif. Pelbagai hal

mempertahankan individualitas ke dalam semua agama-agama yang cendrung

mengarah kepada henoteisme, dimana pemujaan terhadap Tuhan yang Maha

Besar diantara ke-Tuhanan yang kecil.17

Monoteisme dan politeisme percaya akan satu Tuhan dan banyak Tuhan,

seringkali memikirkan istilah yang lebih sederhana, misalnya seperti

perbedaanhanya berdasarkan jumlahnya antara satu atau banyak. Sejarah agama,

seringkali menunjukkan banyak fenomena dan konsep yang bertentangan dengan

hal yang sederhana dalam suatu unsur. 18

Hal tersebut tidak syah, jika harus menerima sebabnya, contonya;

monoteisme mengalami perkembangan pada sejarah keagamaan dibandingkan

dengan politeisme.pada materi sejarah, hal tersebut tidak ada pembuktian pada

17 Belford, “Monotheism”, h. 377.

18 Theodorus P. Van Baaren, “Monotheism” dalam William Benton, ed., Encyclopedia

Britannica, (London: Knowledge in Depth, 1974), h. 381.

Page 20: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

satu system kepercayaan lama dibandingkan yang lainnya, meskipun banyak para

ilmuan mempengaruhi monoteisme sebagai kepercayaan terbesar, karena itu harus

mengalami kedatangan yang paling tinggi. Dan lagi, satu Tuhan bukan untuk gelar

dalam monoteisme tetapi Tunggal; satu Tuhan tidak menguatkan logika yang

bertentangan kepada banyak Tuhan, seperti ungkapan tentang kekuasaan dan

kekuatan Tuhan atau Dewa.

Pemilihan salah satu diantara monoteisme atau politeisme seringkali

mengalami banyak masalah, karena kedua-duanya tidak memberikan kepuasan

terhadap jawaban atas semua pertanyaan yang pantas diletakkan. Kelemahan

politeisme adalah melahirkan keistimewaan dalam pertanyaan yang nyata tentang

pokok asli dari politeisme, padahal monoteisme sangat sukar dalam mencoba

memberikan jawaban atas pertanyaan mengenai keaslian roh jahat secara

keseluruhan di bawah kekuasaan Tuhan yang Esa.

Hal tersebut selalu membekas pada antitesis diantara banyak rupa

mengenai manifestasi Tuhan dan memikirkan persatuan atau menempatkan di

belakangnya. Satu atau banyak bentuk yang tidak statis kontradistifikasi; itu lebih

baik diantara bersifat magnit dan dialek yang tegang.

Sejarah keagamaan menunjukkan bermacam-macam usaha untuk

mengkombinasikan persatuan dan banyak pemikiran seperti Tuhan, Dewa.

Karenaitu, Kristen disebut sebagai agama yang menganut paham monoteisme,

monoteisme mengasumsikan tentang Tuhan dari kebudayaan barat sudah barang

tentu bernilai aksioma. Tak diragukan lagi kira-kira realitas kebudayaan barat

Page 21: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

telah menjadi pilihan diantara monoteisme dan politeisme tetapi pada

kenyataaannya hanya diantara monoteisme dan ateisme saja.

Agama Yahudi dan Nasrani merupakan agama yang lebih awal

mengajarkan prinsip monoteistik dibandingkan dengan agama Islam. Tradisi

monoteistik pra Islam berakar pada ajaran Nabi Ibrahim abad ke-19 SM.19

Yudaisme, Kristen dan Islam merupakan agama sematik atau Ibrahimiah

yang dipandang menganut Monoteisme. Islam merupakan agama termuda, tetapi

kemudian Islam mengaku dirinya agama tertua, karena dilihat dari segi doktrinnya

telah ada sejak Nabi Adam.

Membicarakan tentang tradisi Monoteistik secara lengkap, menurut

Penulis terlalu panjang untuk dibahas dalam skripsi ini. Oleh karena itu, dalam

skripsi ini Penulis lebih menekankan pada Asal-usul Monoteisme.

Pembaruan Monoteistik berawal dari tradisi keagamaan Mesopotamia

Kuno. Tradisi keagamaan tesebut dilakukan oleh Nabi Ibrahim melalui dua jalur

yaitu, Yerusalem dan Mekkah. Yerusalem adalah jalur Nabi Ishak putra dari istri

Nabi Ibrahim Siti Sarah, yang dari jalur inilah Yudaisme dan Kristen lahir. Jalur

Mekkah dalah jalur Nabi Ismail yaitu putra dari istri Nabi Ibrahim Siti Hajar,

melalui jalur Mekkah ini tradisi Ibrahimiah mewujudkan dirinya pada agama

Mekkah dan Islam.20

Dari sedikit penjelasan di atas Penulis berasumsi bahwa, untuk membahas

konsep monoteisme perlu membahas agama Mesopotamia walaupun secara

singkat, karena dari agama ini terlahirlah Paham monoteisme.

19 Kausar Azhari Noer, “Tradisi Monoteistik”. Taufik Abdullah, ed., Ensiklopedi Tematis

Dunia Islam, (jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), Vol. 1, h. 1.

20 Azhari Noer, “Tradisi Monoteistik”, h. 187-188.

Page 22: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Agama Mesopotamia adalah agama yang meliputi kepercayaan dan

praktek keagamaan orang Sumer dan orang Akkad, yang mendiami wilayah

Mesopotamia. Agama tersebut berasal dari kepercayaan dan praktek keagamaan

orang Sumer yang akhirnya dimodifikasi oleh orang Akkad.21

Seiring jalannya waktu agama Mesopotamia mengalami perubahan dan

perkembangan. Perkembangan tersebut membentuk suatu tradisi Mesopotamia

yang dari segi esensinya seragam koheren. Salah satu agama Mesopotamia adalah

agama Sumeria. Dalam agama tersebut mempunyai sejumlah Tuhan.

Tuhan-Tuhan mereka adalah personifikasi kekuatan alam dalam berbagai

bentuk. Maka tidaklah heran Tuhan dalam orang-orang Sumer banyak namanya,

seperti: Anu, Enlil, Engki. Tuhan lain yang dianggap penting oleh orang-orang

Sumer adalah, Ki (Tuhan yang dihubungkan dengan Bumi dan dilukiskan dengan

kesuburannya yang pasif).22

Selain Tuhan yang disebutkan di atas orang Sumer mempunyai tiga Tuhan

langit, yaitu: Nanna (Tuhan Bulan), Uttu (Tuhan Matahari), dan Inanna (Ratu

Khayangan).

Agama Mesopotamia lainnya adalah agama Babilonia. Agama Babilonia

hampir seluruhnya berasal dari agama Sumeria. Tuhan-tuhan yang dipuja oleh

orang Sumer tetap dipertahankan, tetapi kedudukkan Tuhan tersebut diturunkan

dan diabaikan. Orang-orang Babilon mempercayai suatu panteon yang terdiri dari

21 Azhari Noer, “Tradisi Monoteistik”, h. 41.

22

Azhari Noer, “Tradisi Monoteistik”, h. 42.

Page 23: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Tuhan. Tuhan yang berbentuk manusia tetap melebihi manusia yang bersifat

imortal.23

Sama halnya dengan orang-orang Sumer, orang-orang Babilonpun

mengenal banyak Tuhan yaitu, Tuhan Marduk yang kedudukannya sebagai

pemimpin semua Tuhan, Tuhan Ea, Tuhan Kebijaksanaan mantra-mantra, jampi-

jampi, Tuhan Syamasi dan sebagainya.

Pembaruan Monoteistik tradisi Mesopotamia oleh Nabi Ibrahim pada abad

ke-19 SM, tidak diterima oleh masyarakat Mesopotamia. Perjuangan Nabi

Ibrahim menyebarkan visi Monoteistik membuat Raja Namrut (Nimrot) dari Ur

marah dan menghukumnya dengan dibakar dalam api besar. Namun Nabi Ibrahim

diselamatkan oleh Tuhan dari hukuman tersebut. Akhirnya, Nabi Ibrahim dan

keluarganya keluar dari Mesopotamia. Tetapi, orang-orang Mesopotamia tetap

menyembah banyak Tuhan.

Setelah nabi Ibrahim keluar dari Mesopotamia, nabi Ibrahim bersama

keluarganya memasuki padang pasir sebagai migran, dan berpindah menuju

daerah lain. Pengembaraan nabi Ibrahim bersama keluarganya menurut sejarah

cikal bakal lahirnya agama monoteisme pertama yaitu agama Yahudi kemudian

dilanjutkan kepada agama Nasrani dan Islam.

Dari penjelasan singkat tentang tradisi monoteistik di atas Penulis

mencoba membuat suatu konsep monoteisme dalam kerangka tiga agama

(Yahudi, Nasrani, Islam) yang diklaim sebagai agama Samawi.

23 Azhari Noer, “Tradisi Monoteistik”, h. 42.

Page 24: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Penulis berpendapat, konsep monoteisme tiga agama mempunyai latar

belakang yang sama. Yaitu terlahir dari sebuah pengalaman keagamaan bangsa

Mesopotamia yaitu orang-orang Amori. Contohnya kita dapat melihat antara

Yudaisme dan Orang Amori. Orang Amori telah mengembangkan suatu konsep

monoteistik sebagai dasar bagi tuntutan mereka terhadap suatu pemerintahan

tunggal empat sudut dunia dan kewarganegaraan yang sama bagi semua umat di

bawah hukum Ilahi yang diumumkan secara resmi oleh raja negara dunia,

Hamurabi. Namum konsep monoteistik tersebut dicampuri oleh paham yang

syirik. Begitu juga dengan Ibrahim yang melanjutkan tradisi tersebut mempebarui

konsep monoteistik yang telah dikembangkan tersebut. Ibrahim berusaha untuk

menghilangkan segala kepercayaan yang berbau syirik yang mengakibatkan

beliau dan pengikutnya keluar dari Ur.

Dari sini kita dapat melihat bagaimana kesamaan konsep monoteistik

antara orang Amori dan nabi Ibrahim. Doktrin yang paling esensial dalam

Yudaisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan adalah transennden. Semua orang

Yahudi adalah satu dalam kepercayaan ini meskipun berbeda kebudayaa, periode

dan sekte. Tuhan adalah pencipta alam semesta, sumber segala wujud.

Monoteisme Yahudi adalah monoteisme transenden dan etis. Tuhan bukan hanya

satu dan transenden, tetapi Dia berhubungan pula dengan manusia.

Agama Kristen boleh dikatakan sebagai agama monoteisme kedua setelah

agama Yahudi yang mempunyai latar belakang dari ajaran Ibrahim. Agama

Kristen lahir dari sebuah sekte Yahudi. Orang Kristen pada awalnya merupakan

bangsa Yahudi yang pada akhirnya melepaskan diri dari Yudaisme tanpa

Page 25: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

menghilangkan ciri-ciri asal Yahudi. Istilah “Kristen” berasal dari kata Yunani

Christos sebagai terjemahan istilah Ibrani Mesias, yang digunakan oleh orang-

orang Yahudi untuk menunjukan penyelamat nasional yang mereka harapkan.

Kemudian isilah Mesias diterjemahkan kepada al-Masih untuk menyebut Yesus

dari nazaret (Nasrani) yang kemudian kita kenal dengan agama “Nasrani”.

Sedangkan agama Islam dilihat dari urutan merupakan agama ketiga yang

mengembangkan konsep monoteistik. Agama Islam secara ideologis menurut al-

Faruqi merupakan suatu kelanjutan tradisi Mesopotamia Kuno dan suatu

rekristalisasi Yudaisme dan Kristen. Islam melanjutkan kembali tradisi

monoteistik Abraham.

Dari penjelasan di atas jelaslah ketiga agama tersebut mempunyai tradisi

dan konsep monoteisme yang sama yaitu dari sebuah pergumulan sejarah yang

panjang. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa, konsep monteisme merupakan

keinginan manusia untuk menyembah kepada Tuhan yang dianggap oleh mereka

Esa jauh dari asosiasionisme (syirik) atau politeisme. Ketiga agama Yahudi,

Kristen, Islam mengakui adanya Tuhan sendiri dan mengakui nabi serta kitab-

kitab yang diwahyukan pada agama mereka masing-masing.

C. Macam-Macam Monoteisme

Terdapat berbagai bentuk kepercayaan Monoteisme, termasuk:24

• Teisme, istilah yang mengacu kepada keyakinan akan tuhan yang 'pribadi',

artinya satu tuhan dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu

kekuatan ilahi saja.

24 Artikel ini diakses pada 12 Agustus 2008 dari http://wikipedia.mobi/monoteisme. html.

Page 26: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

• Deisme adalah bentuk monoteisme yang meyakini bahwa tuhan itu ada.

Namun demikian, seorang deis menolak gagasan bahwa tuhan ini ikut

campur di dalam dunia. Jadi, deisme menolak wahyu yang khusus. Sifat

tuhan ini hanya dapat dikenal melalui nalar dan pengamatan terhadap

alam. Karena itu, seorang deis menolak hal-hal yang ajaib dan klaim

bahwa suatu agama atau kitab suci memiliki pengenalan akan tuhan.

• Teisme monistik adalah suatu bentuk monoteisme yang ada dalam Hindu.

Teisme seperti ini berbeda dengan agama-agama Semit karena ia

mencakup panenteisme, monisme, dan pada saat yang sama juga

mencakup konsep tentang Tuhan yang pribadi sebagai Yang Tertinggi,

Mahakuasa, dan universal. Tipe-tipe monoteisme yang lainnya adalah

monisme bersyarat, aliran Ramanuja atau Vishishtadvaita, yang mengakui

bahwa alam adalah bagian dari Tuhan, atau Narayana, suatu bentuk

panenteisme, namun di dalam Yang Mahatinggi ini ada pluralitas jiwa dan

Dvaita, yang berbeda dalam arti bahwa ia bersifat dualistik, karena tuhan

itu terpisah dan tidak bersifat panenteistik.

• Panteisme berpendapat bahwa alam sendiri itulah Tuhan. Pemikiran ini

menyangkal kehadiran Yang Mahatinggi yang transenden dan yang bukan

merupakan bagian dari alam. Tergantung akan pemahamannya, pandangan

ini dapat dibandingkan sepadan dengan ateisme, deisme atau teisme.

• Panenteism adalah suatu bentuk teisme yang berkeyakinan bahwa alam

adalah bagian dari tuhan, tapi tuhan tidaklah identik dengan alam.

Pandangan ini diikuti oleh teologi proses dan juga Hindu. Menurut Hindu,

Page 27: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

alam adalah bagian dari Tuhan, tetapi Tuhan tidak sama dengan alam

melainkan mentransendensikannya. Akan tetapi, berbeda dengan teologi

proses, Tuhan dalam Hinduisme itu Mahakuasa. Panenteisme dipahami

sebagai "Tuhan ada di dalam alam sebagaimana jiwa berada di dalam

tubuh". Dengan penjelasan yang sama, panenteisme juga disebut teisme

monistik di dalam Hinduisme. Namun karena teologi proses juga tercakup

di dalam definisi yang luas dari panenteisme dan tidak menerima

kehadiran Yang Mahatinggi dan Yang Mahakuasa, pandangan Hindu

dapat disebut sebagai teisme yang monistik.

• Monoteisme substansi, ditemukan misalnya dalam sejumlah agama

pribumi Afrika, yang berpendapat bahwa tuhan yang banyak itu adalah

perwujudan dari substansi yang satu yang ada di belakangnya, dan bahwa

substansi yang ada di belakangnya itulah Allah. Pandangan ini banyak

miripnya dengan pandangan Tritunggal Kristen tentang tiga pribadi yang

mempunyai hakikat yang sama.

Adapun macam-macam monoteisme dalam buku “Sistematika Filsafat”

ada empat macam, diantaranya adalah:25

- Monoteisme praktis, dalam monoteisme ini diartikan bahwa tidak adanya

pengingkaran terhadap dewa-dewalain, tetapi hanya satu Tuhan saja yang

diarah dan dipuja.

25 Sidi gazalba, Sistimatika Filsafat, Buku III, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.

305-306

Page 28: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

- Monoteisme spekulatif, terbentuk karena bermacam gambaran Dewa-

dewa lebur menjadi satu gambaran, yang akhirnya dianggap sebagai satu-

satunya Dewa.

- Monoteisme teoritis, bahwa dalam teori Tuhan itu Esa, tapi dalam

praktek dipercayai lebih dari satu Tuhan (seperti filsafat Nasrani).

- Monoteisme murni, Tuhan itu Esa dalam jumlah dan sifat. Tuhan

memiliki sifat satu-datunya, tidak ada duanya. Tiap sifat ditemukan pada

alam, bukan sifat Tuhan. Tiap bentuk atau rupa yang ditemukan dalam

alam (termasuk dalam alam imajinasi pikiran manusia), bukan bentuk atau

rupa Tuhan.

Sedangkan di dalam Encyclopaedia Britannica ada tiga macam

monoteisme, adalah:

- Monoteisme eksklusif. Dalam Monoteisme eksklusif hanya ada satu

Tuhan; pelbagai Tuhan-tuhan yang sederhana tidak ada sama sekali atau

kebanyakan dari mereka itu adalah setan-setan atau dewa-dewa palsu;

misalnya, makhluk yang diakui keberadaanya tetapi mereka tidak bisa

dibandingkan oleh kekuatan atau dengan kesatuan dan ketuhanan yang

benar. Ide monotisme ini secara keseluruhan berasal dari Judaisme,

Kriesten, dan Islam. Menurut perjanjian lama dikatakan bahwa Tuhan-

tuhan yang lainnya termasuk ke dalam karakter Tuhan-tuhan yang palsu,

kemudian Yudaisme dan Kristen mengembangkan konsep Ketuhanan

yang satu menurut teologi dan filsafat, dan tuhan-tuhan yang lain

dipertimbangkan untuk tidak ada. Dalam monoteisme eksklusif ada dua

Page 29: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

tipe: monoteisme etika dan monoteisme intelektual. Dalam monoteisme

etika, seseorang memilih satu Tuhan, dikarenakan mereka membutuhkan

Tuhan dan akan memujanya, dan menjadikan Dia sebagai Tuhan yang Esa.

Dalam monoteisme intelektual, Tuhan yang Esa adalam tidak ada tetapi

menurut logika itu merupakan hasil dari pertanyaan mengenai asal usul

dunia.26

- Monoteisme inklusif. Monoteisme ini menerima eksistensi Tuhan yang

Agung tetapi kebanyakan tuhan-tuhan yang ada esensinya sama yaitu satu,

sehingga hal itu membuat tidak adanya perbedaan dalam nama atau sesuai

dengan upacara yang melibatkan Tuhan atau para dewa.27

- Monoteisme primitif. Dalam hal ini monoteisme primitif diperlukan

untuk menyebutkan adanya para dewa yang tinggi yang jauh, pada

umumnya para dewa langit yang ditemukan dalam kebudayaan kuno dan

primitif diramalkan telah menjadi suatu teori yang timbul dari monoteisme

primitif.28

26 Theodorus P. Van Baaren, “Monotheism”, dalam William Benton, ed., Encyclopedia

Britannica, (London: Knowledge in Depth, 1974), h. 381-382.

27

Baaren,”Monotheism”, h. 382.

28 Baaren,”Monotheism”, h. 383.

Page 30: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

BAB III

MONOTEISME DALAM BARUKH MINISTRY

A. Sejarah Berdiri Barukh Ministry

Barukh Ministry merupakan lembaga atau pelayanan dalam agama Kristen

yang memiliki daya kritis terhadap iman Kristen khususnya terhadap iman

Abraham kepada Allah yang Esa. Barukh Ministry merupakan lembaga pelayanan

yang pemahaman keagamaanya cenderung kepada Ke-kristenan Timur Tengah.29

Barukh Ministry merupakan sebuah lembaga pelayanan kontekstual

Kristen yang berdiri tanggal 8 Nopember 2005. Barukh Ministry dalam bahasa

Ibrani memiliki dua arti, yaitu ”diberkati” dan ”terpuji” (Maz. : 118:26).30

Lembaga pelayanan tersebut berkantor di Jakarta Utara, tepatnya di Komplek

Gading Griya Lestari.31

Lembaga pelayanan Kristen Barukh Ministry berdiri di bawah legalitas

Yayasan Beracah. Tujuan didirikan Pelayanan Barukh Ministry yaitu, untuk

melayani pekerjaan junjungan Agung Yesus Kristus.

Gagasan untuk melahirkan sebuah pelayanan Kristen Barukh Ministry

diawali pada tahun 2000-2005, yang berlatar belakang dari sebuah pemikiran

kritis, dengan pijakan teologis dan historis serta melewati pergumulan yang

panjang, terhadap iman Abraham kepada Allah yang Esa (Devarim 6:4 ”Shema

29

AbunaAndreas Kemal, ”Sejarah dan Latar Belakang Lembaga Barukh Ministry”,

(Makalah, Barukh Ministry, 2006), h. 1. 30

Kemal, ”Sejarah dan Latar Belakang Barukh Ministry”, h. 1. 31

Kemal, ”Sejarah dan Latar Belakang Barukh Ministry”, h. 1.

Page 31: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Yissrael Adonai Elohenu Adonay Ehad” atau Ulangan 6:4 ”Dengarlah, hai orang

Israel, TUHAN itu Allah kita, Tuhan itu Esa”).32

Awal tahun 2005 para penggagas Barukh Ministry mengadakan pelayanan

pribadi yang dilangsungkan dengan dialog antar Kristen dan Islam. Kegiatan

tersebut diresmikan oleh Bupati kabupaten Soe Nusa Tenggara Timur. Bulan

Agustus 2005 tiga orang penggagas Barukh Ministry diundang selama dua hari

oleh Kelompok Fundamental Islam yakni forum Arimatea di daerah Jakarta Timur

untuk menghadiri dialog ilmiah dengan tema: ”Ke-Ilahiyan Isa/Yesus”.33

Dialog

tersebut merupakan suatu bukti bahwa Barukh Ministry yang akan dibentuk

nantinya membuka peluang bagi non Kristen untuk berdialog dan berdiskusi

seputar permasalahan agama agar terbentuk toleransi beragama yang positif.34

Seiring dengan bergulirnya roda waktu yang tidak pernah berhenti,

tantangan dan resiko untuk mencari sebuah tim Ilahi tidak menyurutkan para

penggagas Barukh Ministry. Mereka terus berjuang untuk mewujudkan kerinduan

terhadap panggilan akan anak cucu Abraham/Ibrahim dari keturunan Israel,

sehingga tanggal 8 Nopember 2005 terbentuklah Lembaga Pelayanan Kristen

Barukh Ministry.

Melalui lembaga pelayanan tersebut diharapkan agar dapat memberkati

anak, cucu Abraham/Ibarahim untuk kepujian ADONAI yang Tauhid (Esa).35

32 http://www.barukhministry.com

33

http://www.barukhministry.com

34

Wawancara pribadi dengan Pimpinan Barukh Ministry: Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 18 April 2008.

35 http://www.barukhministry.com

Page 32: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Visi Misi dan Struktur Organisasi Barukh Ministry

Barukh Ministry memiliki Visi sebagai berikut: 36

1. Melestarikan keyakinan yang berakar dari Abraham sebagai pewaris

monoteisme (Allah yang Esa) dan terus memelihara tradisi semetik

sebagai media untuk pelayanan kontekstual Nasrani dan Islam.

2. Mencerdaskan umat percaya dengan pengajaran yang benar dan

Alkitabiah agar sanggup menjawab iman percaya secara kontekstual, kritis

dan mandiri.

3. Pencerahan umat agar semakin kuat dan bertumbuh serta berbuah.

Sedangkan misi lembaga adalah:37

1. Menjalin hubungan yang terbuka dan sehat antara Nasrani dan Islam

sebagai keturunan dari Bapak segala bangsa, tanpa memburamkan

kebenaran yang hakiki.

2. Membangun paradigma terhadap umat tentang Allah yang Esa, agar

mampu berdialog dengan benar dan cerdas secara Alkitabiah.

3. Melaksanakan ibadah seperti KKR, Seminar (Materi Parelisasi

Kristen-Islam), agar umat percaya semakin kuat dan bertumbuh.

4. Mengadakan pelayanan dengan tetap mempertahankan budaya

semetik, melalui busana, alat-alat musik dan puji-pujian, sebagai warna

pelayanan Barukh Ministry.

36 http://www.barukhministry.com

37 http://www.barukhministry.com

Page 33: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Tujuan & sasaran 38

1. Kembali kepada imannya Abraham (Monoteisme Abraham), yakni kepada

Allah yang Esa.

2. Membangun jembatan komunikasi kedua Agama, Nasrani dan Islam,

dengan metode dialog parelisasi.

3. Mensyiarkan Sang Firman (Yesus/Isa) yang turun (nuzul) menjadi

manusia terhadap keyakinan anak cucu Abraham yang lain.

4. Meruntuhkan benteng eksklusivisme diantara Agama samawi (Nasrani-

Islam), yang kedua-duanya memiliki akar persamaan yang sama.

Struktur organisasi Barukh Ministry sebagai berikut:39

KETUA : Abuna. Andreas Kemal

SEKRETARIS : Ev. Diana Lazarus

BENDAHARA : Ev. Diana Lazarus

DEP. UMUM : Ev. Osias Rondo

38 http://www.barukhministry.com

39

Abuna Andreas Kemal, ”Monoteisme Abraham”, (Makalah, Barukh Ministry, 2008), h.

3.

YAYASAN BERACAH

Sekolah Tinggi Teologia

Barukh Ministry (BM)

Persekutuan Doa (PD)

Page 34: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Ket:

1.Yayasan Beracah berdiri di Jakarta Thn.2000

2.Pelayanan Pendidikan (STT) sejak Thn 2002 non kegiatan

3.Pelayanan Misi (BM) sejak Thn 2005 dan sampai saat ini

-Pelayanan Lintas Iman (Agama-agama Abraham/Ibrahim)

-Pelayanan Kemitraan dalam Kajian Ilmiah

4.Pelayanan Ibadah Umum (PD Non Gereja) di rencanakan Awal 2009

B. Monoteisme dalam Barukh Ministry

Paham Tri Tunggal seakan menjadi sebuah hambatan tumbuh kembangnya

paham monoteisme. Istilah Tri Tunggal sendiri sudah menjadi sebuah perdebatan

sengit oleh Gereja purba lewat Bapa-bapa Iman dalam menghadapi ajaran sesat

para bidat saat itu, dimana sekalipun beragam penafsiran atau pandangan mereka

terhadap hal itu, namun perlu diketahui bahwa meskipun dalam penggalimatan

ada yang berbeda namun yang terpenting adalah apa yang dipercaya adalah satu

yakni Yesus sebagai Ilahi yang dapat menyelamatkan.

Misalnya Origenes (185 SM) yang dahulunya dari Aleksandria sebagai

orang Katolik yang setia diangkat oleh Uskup Demetriu menjadi Kepala

katekisasi dikemudian hari oleh karena satu dan lain hal kemudian hari Origenes

berpindah ke Kaisarea di Palestina dan melanjutkan tugasnya. Ia dengan gigih

menentang teori apapun yang mengurangi ketigaan yang kekal dari Allah. Ia

mengajarkan bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus secara pribadi adalah tiga

”hypostasis” atau katakanlah tiga keberadaan. Selanjutnya dalam kekeliruannya

Page 35: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Origenes beranggapan bahwa Trinitas itu bertingkat yaitu, Bapa lebih besar dari

pada Anak yang lebih besar dari Roh Kudus, walaupun Anak Allah sama dengan

Allah hanya pada tingkat yang lebih rendah, dengan kata lain Ketritunggalan

Origenes adalah Ketritunggalan yang bertingkat.40

Pemikiran ini di abad kemudian di pertajam dan di simpulkan oleh Arius

seorang presbiter dari Alexandria, bahwa Sang Bapa adalah Allah yang sejati,

sedangkan Anak dan Roh Kudus hanya makhluk (ciptaan), hal ini kemudian di

tentang keras oleh Athanasius bahkan hampir seluruh hidupnya diabadikan

melawan Arius, dimana Arius tetap mempertahankan Keilahian Yesus sebagai

Firman Alah demikian juga dengan Roh Kudus yang Keluar dari Allah

(Yoh.15:26) .41

Konsili Nicea (325) diadakan sebagai reaksi atas ajaran Arius yang sesat,

sehingga dalam konsili tersebut konsili mengutuk Arius dan tersusunlah

pangakuan iman anti Arius yaitu pengakuan Iman Nicea.

Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa, Origenes dengan

ketritunggalan yang bertingkat dimana ada pembagian tingkatan atau polesi yakni

Allah Bapa lebih besar dari Anak Allah, Arius dengan monoteisme radikal dan

memasukan ke dalam Ketritunggalan bertingkat dimana hanya Allah Bapa yang

kekal sedangkan Anak Allah adalah makhluk atau tidak kekal, Maka jauh-jauh

hari Tertulianus (160-225 SM) telah menjelaskan Allah disebut dengan istilah

”Ousia” serta Firman & Roh ”Hypostasis” yang oleh Athanasius di abad

kemudian diperjelas Bapak, Anak dan Roh Kudus sehakekat dan menurut

40

Kemal, “Monoteisme Abraham”, h. 1. 41 Kemal, ”Monoteisme Abraham”, h. 2.

Page 36: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Theofilus (181.M) Istilah trinitas muncul sebenarnya untuk menjelaskan

kebagaimanaan Allah yang Esa dalam cara beradanya dan bukan keberapaan

Allah.42

Melihat sejarah gereja purba diatas dapat disimpulkan sesungguhnya

istilah Tritunggal sudah menjadi istilah yang lazim saat itu baik yang dipahami

dengan sesuatu kesalahan yang dapat berakibat penyesatan maupun istilah

Tritunggal yang dipahami secara benar sebagai penjelasan terhadap Allah Yang

Esa dimana Yesus dan Roh Kudus adalah sifat yang sehakekat dengan Bapa.43

Untuk itu Barukh Ministry tidak menggunakan istilah Tritunggal dengan

sebutan ”Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus”, tetapi menggunakan istilah

Allah yang Esa dengan sebutan ”Allah Bapa, Anak (Firman-Nya) dan Roh Kudus

(Roh-Nya) ” sesuai yang terdapat dalam (Ul.6:4 dan Markus.12:29), sebagai

Monoteisnya Abraham. Sehingga dari pengalaman sejarah tersebut maka Barukh

Ministry tetap dengan istilah yang ada dalam Alkitab yakni Allah Yang Esa,

walaupun pada kebanyakan Kristen secara khusus dunia Barat tetap dengan istilah

Tritunggalnya dan Gereja Timur dengan istilah monoteisnya, tetapi sesungguhnya

secara ezensi sama, yakni sama-sama meyakini Allah itu Esa dan dapat dikenal

lewat firman-Nya yakni Yesus.

Inilah yang mendasari Barukh Ministry tetap memelihara tradisi semit

yakni dengan memakai istilah Allah Yang Esa dan menyebutkan Yesus adalah

Junjungan Ilahi, yang digunakan oleh Gereja-gereja Semit

42

Kemal, “Monoteisme Abraham”, h. 1. 43

Wawancara pribadi dengan Pemimpin Barukh Ministry: Abuna Andreas Kemal,

Jakarta, tanggal 10 Mei 2008.

Page 37: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Konsep monoteisme dalam Barukh Ministry hakekatnya mengacu kepada

monoteisme Abraham. Mereka yakin bahwa konsep monoteisme Abraham

bersumber dari pengakuan Allah dan Yesus/Isa, yang kemudian menjadi sebuah

perjanjian antara Allah dan Abraham, Ishak dan Ya’kub kemudian di ilhamkan

oleh Roh Kudus dan dituliskan oleh Nabi dan Rasul menjadi Kitab Suci

(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)44.

a. Allah, Yesus dan Roh Kudus

Eksistensi Allah, Yesus dan Roh Kudus menurut Lembaga Pelayanan

Barukh Ministry sebagai berikut:

Eksistensi Allah

Allah yang Esa dan kekal, tidak berkesudahan, atau Qodim, Dia memiliki

kehidupan (memiliki Roh) atau al-Hayat dan memiliki pikiran (Logos) atau

“Firman” atau al-Kalam, sebab Dia adalah Sang Khalik – Pencipta segala

sesuatu.45

“Allah itu tidak mungkin sama atau seperti apapun – karena Dia adalah

Roh (gha’ib), dan tidak mungkin tidak punya Roh, karena Dia hidup dan

memberikan kehidupan, dan Allah tidak mungkin tidak punya pikiran –

tidak mungkin tidak punya “Firman”, karena melalui “Firman-Nya” Dia

menciptakan segala sesuatu.”

Eksistensi Yesus

Allah itu “Wajib Ada” memiliki Firman (Logos) atau Kalam, karena Dia

menciptakan segala sesuatu dengan firman-Nya dan firman-Nya tidak di ciptakan,

44 Wawancara pribadi dengan Pemimpin Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal,

Jakarta, tanggal 10 Mei 2008. 45

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, Kembali Kepada Monoteisme Abraham

(Jakarta: Barukh Ministry, 2002), h. 2.

Page 38: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

sudah ada kekal bersama Allah. Dan “Wajib Tidak Ada” kalau Firman itu

diciptakan kemudian, karena tidak mungkin Allah pernah tidak ada Firman - lalu

Firman seperti apa yang Dia menciptakan Firman?

- Fiman itu LOGOS atau disebut pikiran Allah, tidak mungkin Allah

tidak memiliki pikiran (Maha Suci Dia) atau Allah sempat tidak punya

pikiran sebelum pikiran itu diciptakan. Dalam pikiran itu terkandung

“ilmu” atau maha mengetahui dan “Wajib Tidak Ada” kalau Allah

tidak memiliki Firman atau Firman diciptakan kemudian

- Segala sesuatu diciptakan oleh Firman-Nya- oleh karena Firman-Nya

tercipta segala sesuatu, “Wajib Tidak Ada”ciptaan-Nya kalau Firman

itu diciptakan.

- Firman itu sudah ada sejak semula sehakekat dalam dzat-Nya

[Yoh.1:1] dengan ringkasan Kalam yang Qaimah dalam dzat-Nya.46

Eksistensi Roh Kudus

Allah itu “Wajib Ada” memiliki kehidupan-memiliki Roh atau Hayat dan

tidak mungkin Allah itu mati atau tidak memiliki Roh.

- Jadi “Wajib Ada” Roh itu dalam diri Allah dan “Wajib Tidak Ada”

Roh itu diciptakan kemudian. Sejak kekal Roh itu melekat dalam Dzat-

Nya sehaket

- Karena Allah itu menciptakan segala yang hidup dan segala sesuatu

yang hidup berasal dari Dia, hidup yang kekalpun ada dalam Dia, di

dalam Dia tidak ada kematian, karena Dia sumber kehidupan (al-

46 Barukh Ministry, Kembali Kepada Monoteisme Abraham, h.3.

Page 39: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Hayat). Allah adalah sumber kehidupan termasuk hidup yang kekal

[Maz.36:10 ; Yoh.5:26]47

Membaca kutipan di atas sekilas bahasa dan kata yang digunakan untuk

menjelaskan eksistensi tentang Allah, Yesus dan Roh Kudus sama dengan agama

Islam. Hal tersebut tidaklah mengherankan karena Barukh Ministry mengklaim

dirinya sebagai pewaris agama monoteisme Abraham atau menganut agama

Kristen Timur Tengah.

Allah Esa, kekal dan qodim serta memiliki kehidupan dan kalam

merupakan argumentasi Barukh Ministry dalam menjelaskan tentang Allah. Allah

menurut mereka pasti Esa dan Qodim. Allah tidak mungkin sama dengan apapun,

karena Allah adalah roh yang memberikan kehidupan. Melalui firman-Nya lah

Allah menciptakan segala sesuatu. Barukh Ministry berkeyakinan bahwa Allah

memiliki Roh dan pikiran (logos) serta Firman (kalam).48

Pendapat Barukh Ministry bertolak belakang dengan orang Barat yang

terpengaruh oleh paham Arius yang menolak keqadiman kalam Allah dan

menekankan otonomi ke-Allahan Yesus sebagai kalam Allah.49

Pengakuan terhadap Allah Yang Maha Esa menurut Barukh Ministry

berakar dari sebuah syahadat bagi umat Perjanjian Lama (Yahudi) yang memiliki

keyakinan Monoteisme yang ketat yaitu:

“…..Shema Yissrael Adonai Elohenu Adonay Ehad” (Devarim /ulangan

6:4) (Dengarkanlah hai orang-orang Israel TUHAN yang kita sembah,

Tuhan itu Esa”).Dzat al-wujud, yang tidak berawal dan berakhir, tidak ada

47

Barukh Ministry, Kembali Kepada Monoteisme Abraham, h.4. 48

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008. 49

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008.

Page 40: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

persamaan-Nya tidak ada yang menyamai-Nya, tidak ada yang bandingan-

Nya, tidak ada tandingan-Nya, tidak ada sandingan-Nya, tidak ada yang

serupa denga Dia, “sebab Aku ini Allah dan bukan manusia (hosea.

11:29).50

Penyebutan terhadap Allah Yang Maha Esa Barukh Ministry terkadang

menyebut dengan istilah “Bapa”, seperti halnya agama Kristen umumnya.

Penggunaan istilah “Bapa” kepada Allah, menurut Barukh Minitry mengandung

arti sebagai berikut:51

1. Istilah “Bapa” tidak memiliki konotasi seksual dan tidak memiliki makna

biologis. Allah disebut Bapa karena Dia adalah asal usul segala sesuatu

sebagai pencipta.

2. “Bapa atau Anak diperanakan atau dilahirkan”, bukanlah memiliki arti

seperti halnya manusia.

3. Bila Allah disebut Bapa tidak berarti Dia berjenis kelamin laki-laki karena

dalam dzat-Nya yang ghaib tidak ada hubungan seperti manusia atau

apapun juga.

Barukh Ministry berkeyakinan bahwa Allah Yang Maha Esa itu adalah

Bapa yang diajarkan Oleh Yesus sendiri.

“tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri

dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah” (Yohanes. 5:8).

50

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Kekristenan dan Ketauhidan, Sebagai Pewaris

Monoteisme Abraham” (Makalah, Barukh Ministry, 2000), h. 3. 51

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Kekristenan dan Ketauhidan, Sebagai Pewaris

Monoteisme Abraham”. h. 5.

Page 41: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Argumentasi Barukh Ministry tentang Allah Esa, mereka mengutip dari isi

kandungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 52

a. Perjanjian Lama (tenak)

(Kel.20:3-5a) ”Jangan ada padamu Allah lain dihadapanku ”jangan

membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di

atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di

bawah bumi jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah

kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu”.

(Yes. 44:6:6) ”Begini firman TUHAN, Raja dan penebus israel Tuhan

semesta alam: Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian, tidak

ada Allah selain daripada-Ku.

(Yes.45:5a) ”Akulah TUHAN Raja dan penebus Israel, kecuali Aku tidak

Allah”.

(Yes. 45:21b) ”Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada

Allah selain daripada-Ku! Allah yang adil dan juruselamet, tidak ada

yang lain kecuali Aku!”

(Yes. 46:9b) ”Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku”

b. Perjanjian Baru berita (Krugma).

(Yoh. 4:24) ”Allah itu Esa yang kita sapa dengan sebutan ”Bapa”, yang

tidak berwujud tidak beragam tidak berjasmania karena ”Allah itu Roh”.

(1 Yoh. 1:5) ”Allah itu terang”.

(Mat. 4: 10b) ”Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,

Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”.

(Mark. 12:29) ”Jawab Yesus: Hukum yang terutama ialah: Dengarlah,

hai orang israel Tuhan, Allah kita, Tuhan itu Esa”.

(Yoh. 17:3) ”Inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal

Engkau satu-satunya Allah yang benar, dam mengenal Yesus Kristus yang

telah Engkau utus”.

(Yoh. 5:44) ”Mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa”.

52

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Kekristenan dan Ketauhidan, Sebagai Pewaris

Monoteisme Abraham”, h. 3.

Page 42: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

(1 Kor. 8:4b) ”tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain

daripada Allah yang Esa”.

(Yak. 2:19) ”Engkau percaya bahwa ada satu Allah saja? Itu baik !

Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar”.

Allah Yang Maha Esa menurut Barukh Ministry haruslah memiliki logos

(pikiran). Logos (pikiran) Allah disebut dengan “Firman”. Dengan Firman

tersebut Allah menciptakan segala sesuatu, dan mustahil Allah tidak mempunyai

Firman. Bilamana Allah tidak mempunyai Firman, bagaimana Dia dapat

menciptakan segala sesuatu. Mustahil Allah tidak memiliki Firman.53

Firman Allah adalah Yesus yang dilihat dari segi keilahian-Nya. Yesus

menurut Barukh Ministry merupakan Firman (Kalam) yang menjadi manusia.

Mereka berkeyakinan Bahwa Yesus Kristus adalah “kalimatulah” yang diturunkan

dan disampaikan kepada Maria (Maryam) yang berarti pra-ada-Nya di dalam

Allah sebelum disampaikan atau diturunkan kedalam rahim Maria.

Disamping Allah memiliki Firman, Allah juga harus memiliki Roh. Roh

harus ada dalam diri Allah karena Allah adalah hayyat. Hal yang mustahil bagi

Allah, tuhan umat manusia tidak memililiki Roh.

Keberadaan Roh pada diri Allah tidak dapat dipisahkan. Keduanya kekal

dan melekat selamanya. Karena Allah itu menciptakan segala yang hidup dan

segala sesuatu yang hidup berasal dari Dia, hidup yang kekalpun ada dalam Dia,

53

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008.

Page 43: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

di dalam Dia tidak ada kematian, karena Dia sumber kehidupan (al-Hayat). Allah

adalah sumber kehidupan termasuk hidup yang kekal (Maz.36:10 ; Yoh.5:26)54

Penjelasan di atas membuat Penulis mengambil sebuah analisa bahwa

Barukh Ministry dalam menjelaskan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus

berusaha keluar dari paham trinitas (tritunggal) mereka berusaha menjelaskan

monoteismenya lebih kepada “Monoteisme Abraham”. Hal tersebut dapat dilihat

bagaimana Barukh Ministry menjelaskan pribadi Allah yang qadim, hayyat,

memiliki kalam (firman).

Pendapat Barukh ministry tentang Allah, Yesus dan Roh Kudus menurut

Penulis sama persis dengan paham Gereja Timur yang menyatakan hypostasis-

hypostasis Ilahi yang dimaknai sebagai, Wujud, Ilmu (Logos) dan Hayat (Roh

Allah) merupakan kekal (qadim) berada di dalam wujud Allah.55

Yesus sebagai tokoh yang kontroversial digambarkan oleh Barukh

Ministry berbeda dengan Kristen Umumnya. Barukh menurut Penulis berusaha

menjelaskan Yesus keluar dari paham trinitas. Pendapat mereka tentang Yesus

menurut Penulis cukup rasional. Barukh menggambarkan bahwa Yesus Kristus

bukanlah anak Allah secara biologis melainkan Dia adalah Firman Allah yang

menjadi manusia. Karena Yesus merupakan Firman Allah maka mustahil Dia

diciptakan atau terpisah dengan Allah.

54

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008. 55

Bambang Noorsena, “Teologi “In Loco” yang Indonesiawi Dalam Perspektif

Misiologis = Menggali Pemikiran Syirian-Orthodox dalam Pergumulan Pelayanan Masa Depan di

Indonesia”. Naskah Ilmiah dalam Rangka Wisuda DTC 1995 dan Pembukaan STT Apostolos

Jakarta, 1 Agustus 1995. h. 5.

Page 44: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Yesus Kristus sebagai Friman yang dilihat dari segi keilahian-Nya

menurut Andreas Kemal sama halnya dengan kedudukan Alquran sebagai Firman

Allah. Beliau berkata:

“……Kalau di dalam Islam, Firman Allah dapat diturunkan sebagai Kitab

yang di cetak manusia, maka dengan landasan pikiran yang sama, iman Kristen mengatakan Firman Allah diturunkan dalam wujud manusia yang

dilahirkan manusia. Sama seperti konsep Islam tentang ke-keka-lan Quran itu bukan

terletak pada kertas cetakan, atau ke-buku-anya Quran yang dapat robek,

musnah terbakar, tetapi terletak pada Firman yang ada dalam lauhul

mahfudz

Maka bukanlah jasmani-Nya yang mahluk itu dianggap Ilahi oleh

Iman Kristen, tetapi keberadaan azali Kristus sebagai Firman yang satu

dalam Allah, yang sehakekat didalam Dzat, yang nuzul mengenakan tubuh

jasmani atau anak manusia”. 56

Seperti halnya gambaran tentang Yesus Kristus Penulis melihat Barukh

Ministry dalam menggambarkan tentang Roh Kudus berbeda dengan yang

lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kutipan di atas tentang eksistensi

Roh Kudus. Roh menurut mereka adalah dzat perwujudan dari Allah karena Allah

pastilah memiliki dzat al-wujud. Dzat al-wujud Allah pastilah bukan zat materi

(benda), melainkan dzat roh sebab Allah itu roh (Yoh. 4:24). Meskipun Allah itu

dzat wujud-Nya, itu hanya ide (rancangan pikiran, ide, gagasan). Wujud Allah

tidak mungkin sama dengan yang diciptakan oleh manusia. Karena Allah adalah

roh maka Allah tidaklah berbadan atau beraga. Roh tidak ada daging dan tulang

(Luk. 24:39).

Di bawah ini Penulis mencoba menuliskan atau memaparkan pendapat

Tokoh Kristen yang menggambarkan tentang Roh Kudus yang berbeda dengan

56

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Kekristenan dan Ketauhidan, Sebagai Pewaris

Monoteisme Abraham”. h. 10.

Page 45: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Barukh Ministry sekedar sebagai kaca perbandingan. Yakub B. Susabsada

misalnya, beliau mengatakan, bahwa Roh adalah pribadi Allah yang disebut

sebagai ”penolong” dan ”roh Penghibur” yang akan menyertai orang percaya

pada ketiga pribadian tunggal. Ia diutus oleh Bapa dalam nama Yesus. Ia bukan

Yesus Kristus, karena peran-Nya adalah datang untuk menggantikan dan

meneruskan apa yang sudah dikerjakan oleh Yesus Kristus.57

Sedangkan Iman Ortodhoks mengatakan, bahwa Roh Kudus adalah Roh

Allah sendiri yang keluar dari Bapa (Yoh 15:26) dan yang bersemayam di dalam

Diri Bapa (1 Kor 2:10-11) seperti roh manusia juga berada di dalam diri manusia.

Ia disebut sebagai Hypostasis ketiga di dalam Diri Allah yang Esa yang bersifat

Tritunggal itu. Karena Ia bersemayam di dalam Bapa, berarti Ia juga berada serta

dalam dzat-hakekat ke-Allah-an Sang Bapa yang satu itu bersama dengan Firman

Allah yang juga berada disitu.58

Kontroversi Roh Kudus sebagai pribadi dan hubungan dengan keilahian

Bapa dan Putra sengit dibicarakan. Meskipun tidak seramai keilahian Yesus dan

relasinya dengan pribadi Bapa itu sendiri. Perdebatan sekitar Yesus Kristus adalah

perdebatan sekitar keilahiannya, tapi perdebatan roh kudus hanya pada sekitar

kepribadiannya.59

Sejak semula para teolog meragukan kalau Roh Kudus dapat disebut

sebagai salah satu pribadi Allah. Mereka lebih bisa memahami jika Roh Kudus

57

Yakub B, Susabsada, Mengenal Dan Bergaul Dengan Allah, Sebuah Refleksi Iman

Kristen Kepada Allah Yang Hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, (Batam Centre : Gospel Press,

2002) h. 210.

58

Romo Arkhimandrit dan Daniel Bambang Dwi Byantoro. PhD, Iman Orthodox secara

Ringkas, (T.tp: T.pn, T.t ), h. 33. 59

Susabsada, Mengenal Dan Bergaul Dengan Allah, h. 209.

Page 46: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

hanyalah suatu kuasa atau energi dari Allah. Namun pendapat ini tentunya ditolak

oleh Kekristenan, yang juga memakai Alkitab sebagai argumen. Alkitab memuat

bahwa Roh Kudus juga memiliki pikiran, perasaan, dan kehendak, yaitu seluruh

keutuhan sebagai pribadi.60

Akhirnya Penulis berasumsi, Allah menurut Barukh Ministry merupakan

dzat yang memiliki Firman yang menjadi manusia yaitu Yesus serta Allah wajib

memiliki dzat al-wujud, tetapi wujud-Nya tersebut tidak sama dengan apapun dan

siapapun. Dzat tersebut adalah “Roh Kudus”

b. Ke-Ilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus Kristus

Pada penjelasan di atas kita sudah mengetahui tentang hakekat Allah,

Yesus, dan Roh Kudus dalam pandangan Barukh ministry. Selanjutnya di bawah

ini penjelasan tentang bagaimana Yesus menjadi Firman yang ada dalam diri

Allah sedangkan dia sebagai manusia yang dilahirkan oleh manusia.

Penjelasan di bawah ini menurut Penulis penting untuk dibahas agar kita

dapat mengetahui argumentasi dari Barukh Ministry tentang Yesus yang ada

dalam diri Allah.

Membahas tentang Yesus Kristus, Barukh Ministry membagi kedalam tiga

konsep yaitu, Keilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus Kristus. Tiga konsep

tersebut yang akhirnya membedakan pandangan tentang diri Yesus.

60 Edwin H. Palmer, The Holy Spirit, (Phil,: Presbyterian and Reformed Pab. 1989) h. 11.

Page 47: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Benih Keilahian dan Kemanusiaan Kristus Yesus adalah Firman yang ada

dalam diri Allah. Firman itu tidak diciptakan oleh Allah, tetapi sudah ada sejak

Allah ada. Seperti tertulis dalam Yohanes 1:1:

”.......Pada mulanya adalah firman, Firman itu bersama-sama dengan

Allah dan Firman itu adalah Allah”.61

Keilahian Kristus menurut Barukh ministry ada dalam kepradaan-Nya

sebagai Firman yang ada dalam diri Allah Bapa, zat yang sehakekat, sederajat,

melekat. Tetapi, Dia keluar dari benih Keilahian-Nya dan menjadi manusia.62

Dalam Roma 9:5 dijelaskan bahwa Kristus secara manusia berasal dari

bangsa manusia. Tetapi, Dia lebih tinggi karena memiliki keberadaan

sebagaimana tertulis dalam Yohanes 1:1.

ketika berbicara tentang Anak yang berada dalam pengakuan Bapa, ini

berarti Yesus belum datang kedunia, akan tetapi, ketika Anak itu bangkit

dan naik kesurga, ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah keilahian-

Nya.63

Ayat tersebut di atas diayakini oleh Barukh Ministry, yaitu ayat yang

menunjukkan tentang kebangkitan-Nya. Sebab keberadaan-Nya tanpa

kebangkitan-Nya akan gagal. Kebangkitan-Nya menunjukan kepradaan-Nya.

Keberadaan Yesus Kristus menurut Barukh Ministry adalah sebagai

firman yang menjadi manusia. Hal tersebut supaya umat Kristen mengenal Allah

yang benar. Sebab tanpa Firman yang keluar dari Bapa menjadi manusia umat

Kristen tidak mungkin bisa mengenal Bapa. Umat Kristen hanya dapat mengenal

61

Bersumber pada Alkitab (Perjanjian Baru) yamg ditebitkan oleh Lembaga Alkitab

Indonesia, Th. 2004, h. 110. 62

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Keilahian, kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus”,

(Makalah, Barukh Ministry, 2000), h. 3. 63 Alkitab (Perjanjian Baru) dalam Surat Petrus Pasal 1 ayat 1.

Page 48: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Bapa melalui Allah sendiri di dalam Yesus Kristus.64

Oleh karena tidak

seorangpun melihat Allah kecuali Anak. Ayat yang menegaskan Yesus Kristus

sebagai Firman ditegaskan dalam 2 Korintus 4:4 yang tertulis:

”......Ilah jahat yang menguasai dunia ini menutupi pikiran oarang-

orang yang tidak percaya itu. Ialah yang menghalang-halangi mereka

supaya mereka tidak melihat terang dari kabar baik itu mengenai

kebesaran Kristus yang merupakan gambaran Allah.

Maksud kemanusiaan Yesus bangkit dari antara orang mati menurut

Barukh Ministry adalah supaya umat Kristen dikembalikan pada konsep Allah

tentang manusia. Dalam Yohanes 17:5 tertulis:

”Bapa ! agungkanlah Aku sekarang pada Bapa, dengan keagungan yang

Kumiliki bersama Bapa sebelum dunia ini dijadikan”.

Dia mempunyai kemuliaan dan keagungan di dalam Allah Bapa sebagai

firman yang melekat, sehakekat, dan sederajat di dalam diri Allah Bapa. Tetapi,

Dia menjadi manusia dan akan kembali lagi kepada Bapa karena dia tidak seperti

manusia biasa. Keagungan Allah adalah keagungan Anak. Penyembahan yang

ditujukan kepada Bapa juga ditujukan kepada Anak.65

Disamping Yesus sebagai Firman, Barukh Ministry juga memandang

bahwa Yesus juga kembali kepada Allah Bapa sebagai bukti keilahian-Nya.

Ketika di dunia, semua mukjizat yang dilakukan-Nya adalah hanya menjalankan

tugas dari Bapa. Sebab di dunia, anak manusia hanya menjalankan tugas dari

Bapa.66

64

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Keilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan

Yesus”, h. 5. 65

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008. 66

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry : Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008.

Page 49: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Dalam wahyu 5:13 tertulis:

”......lalu saya mendengar segala makhluk di langit, di bumi, di

bawah bumi dan didalam laut-singkatnya segala makhluk di semesta alam

ini-menyanyi, ”Dia yang duduk di atas takhta, dan Sang Anak Domba itu,

adalah terpuji dan terhormat serta agung dan berkuasa untuk selama-

lamanya!”.

Menurut Barukh Ministry, Yesus Kristus merupakan manusia seutuhnya di

dunia. Dia hanya menjalankan tugas yang diberikan Allah Bapa kepada-Nya,

tetapi walaupun Yesus merupakan manusia, Dia tidak sama seperti manusia

biasa.67

Hal tersebut tercantum dalam Yohanes 17:4:

”....Aku sudah mengagungkan Bapa di atas bumi ini dengan

menyelesaikan pekerjaan yang Bapa tugaskan kepada-Kua.”68

Hal yang menyatakan bahwa bahwa Yesus Kristus merupakan manusia

yang hanya menjalankan tugas Allah Bapa dapat ditemukan dalam Roma 9:5

sebagai berikut:

”......Dia memiliki kepradaan-Nya di dalam diri Bapa dan Dia menjadi

manusia seutuhnya, dan Dia juga kembali kepada Bapa”.

Menurut Barukh Ministry Yesus Kristus memiliki kepradaan keilahian.

Dalam kemanusiaan-Nya, kematian dan maut tidak bisa terus menahan karena

maut tidak mungkin menahan benih keilahian. Keilahian itu sendiri akan bangkit.

Jadi, kematian-Nya bukan suatu sandiwara. Yesus betul-betul mati dan masuk

dalam kerajaan maut.69

67

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Keilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan

Yesus”, h. 6.

68

Bersumber dari Alkitab (Perjanjian Baru) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab

Indonesia, Th. 2004, h. 135.

69

Wawancara pribadi dengan Bunda Diana lazarus (Sekretaris Barukh Ministry) pada

Tanggal 20 Juni 2008.

Page 50: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Dari penjelasan di atas Barukh Ministry beranggapan bahwa ketika

manusia diangkat sebagai anak-anak-Nya, maka manusia akan disempurnakan

oleh Yesus. Meskipun manusia mati sama seperti yang lainnya, tetapi maut tidak

dapat menahan manusia karena manusia adalah anak kehidupan. Menurut mereka

Yesus sendiri berkata: ”......... Hari ini engkau bersama-sama Aku di rumah Bapa-

Ku”.

Keilahian Kristus menurut Barukh Ministry berkarya dalam keselamatan

yang manusia peroleh, karena tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan

kecuali Allah.

Dalam Yesaya 43:11 disebutkan:

”Aku sendirilah TUHAN, selain Aku tak ada yang menyelamatkan”.

Menurut Barukh Ministry Yesus menjadi juru selamat karena Yesus

memiliki kepradaan dalam diri Allah sebagai Firman yang menjadi manusia.

Keilahian Isa Al-Masih menurut Lembaga Barukh Ministry merupakan

suatu kewajiban bagi umat Kristen atau hal yang tidak boleh disangkal lagi.

Mereka berpandangan demikian karena, Keilahian Isa Al-Masih tidak dapat

dilihat secara jasmaniah melainkan harus dilihat dari ajaran Alkitab tentang ke-

pra-ada-Nya Yesus sebagai Firman yang datang dan keluar dari Allah. Hal tesebut

dapat dilihat dari beberapa argumen di bawah ini:70

• Sebagaimana ajaran Alkitab bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham

(yoh.8:58) secara manusia Yesus hanya berumur 35 tahun (Yoh.8:57),

70

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, “Keilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan

Yesus”, h. 10.

Page 51: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Abraham sendiri telah lama meninggal/ribuan tahun, tentu maksud-Nya

adalah keberadaan-Nya bukan secara ”tubuh manusia”

• Pernyataan Yesus bahwa Dia turun dari surga (yoh. 3:13 ; 6:38,42) bukan

secara tubuh ”manusiawi-Nya” karena tubuh itu diambil dari ”benih

rahim” Maria (Luk. 1:42) tetapi Yesus sudah ada sebelum lahir kedunia

jauh sebelum Maria dilahirkan (ibunya Yesus), (tidak ada manusia yang

ada sebelum ibunya ada lebih dahulu). Dia keluar dari Bapa (Yoh. 8:42),

Dia berasal dari dalam Bapa (Yoh. 10:30).

Dalam pemahaman Barukh Ministry, Yesus adalah manusia dan benar-

benar sebagai manusia. Sebagian umat Kristen beranggapan bahwa, Allah mereka

mati untuk mereka. Pendapat ini menurut Barukh Ministry keliru karena Allah

menurut mereka (Barukh Ministry) tidak mati. Jika Allah mati, maka itu bukanlah

Allah. Allah adalah hidup yang kekal dan Dia tidak pernah mati.

Dijelaskan dalm Flp. 2:7 dan Yohanes 1: 14:

”.......Sebaliknya, Ia melepaskan semuanya lalu menjadi sama

seperti seorang hamba. Ia menjadi seperti manusia, dan tampak hidup

seperti manusia”.

”......Sabda sudah menjadi manusia, Ia tinggal di antara kita, dan kita

sudah melihat keagungan-Nya. Keagungan itu diterima-Nya sebagai anak

tunggal Bapa. Melalui Dia kita melihat Allah dan kasih-Nya kepada

kita.”71

Keilahian Yesus diyakini oleh Barukh Ministry berasal dari Allah. sebagai

Firman Allah dalam kepradaan-Nya, tetapi dalam kekemanusian-Nya Dia adalah

manusia seutuhya. Terlepas dari kepraadaan-Nya sebagai Firman yang sehakikat,

sederajat dengan zat-Nya dan terlepas dari cara pembuahan-Nya atas pekerjaan

71 Bersumber dari Alkitab dalam Surat Filipi 2:7 dan Surat Yohanes 1:14.

Page 52: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Rohul Kudus dalam rahim Maria, menurut Barukh Ministry Yesus merupakan

manusia sejati. Janinnya berkembang dalam rahim Maria, menurut aturan-aturan

sebagaimana manusia, yaitu sembilan bulan sepuluh hari. Itu sebabnya, Dia

adalah manusia yang sejati. Kelahiran-Nya layak seperti kelahiran manusia.

Karena Dia menjadi manusia, maka Dia ditempatkan dalam rentetan silsilah

manusia. (Matius. 1: 1-6, Lukas, 3:23-38)72.

Barukh Ministry beranggapan bahwa Yesus menjadi manusia secara utuh,

supaya kemanusiaan manusia yang utuh nantinya akan ditebus dan

disempurnakan-Nya menjadi manusia. Dia hidup dan bertumbuh dalam keluarga

dan lingkungan layaknya manusia. Dia pun mempunyai kampung halaman.

Sebagaimana dijelaskan dalam Markus. 6:1. 6:3.

”......dari tempat itu, Yesus pulang bersama-sama dengan pengikut-

Nya kekampung halaman-Nya”.

”......Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, dan saudara dari

Yakobus, Yoses, Yudas, dan Simon? Ya, saudara-saudara perempuan-Nya

pun ada yang tinggal di sini juga. Karena itu, mereka menolak Dia.”

Dari ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa Yesus hidup dalam lingkungan dan

keluarga sebagai manusia. Ini berarti bahwa sebagai manusia Dia mempunyai

keluarga, saudara sepupu. Pekerjaan-Nya sebagai tukang kayu.

Yesus hidup wajar sebagai manusia, jasmani-Nya sebagai manusia

terbatas, tidak memiliki keistimewaan lain. Jasmani-Nya sama dengan manusia

umumnya. Ia bisa merasakan lapar, letih, dan haus. Dia merasakan semua

72

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry: Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 20 Juni 2008.

Page 53: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

penderitaan atau kesakitan sebagaimana manusia. Dalam Yohanes 1:14

disebutkan:

”......Sabda sudah menjadi manusia, Ia tinggal diantara kita, dan

kita sudah melihat keagungan-Nya, keagungan itu diterima-Nya sebagai

anak tunggal Bapa. Melalui Dia kita melihat Allah dan kasih-Nya kepada

kita”.

Yesus menurut Barukh Ministry mengalami penderitaan lahir batin dan

pergumulan sebelum kematian-Nya. Hal tersebut dapat dilihat dalam Yohanes 4:6,

”.....Di situ terdapat sumur Yakub, Yesus lelah sekali karena

perjalanan, sebab itu Ia duduk di pinggir sumur, waktu itu kira-kira pukul

dua belas siang”.

Barukh Ministry memandang bahwa Yesus sebagai manusia. Sebagai

manusia yang memiliki keterbatasan, yang akhirnya Yesus disalib dan mati. Umat

manusia ditebus oleh-Nya dalam segala penderitaan-Nya. Penderitaan yang

dialami oleh manusia ini adalah akibat dosa-dosa yang manusia lakukan. Dalam

Markus 14: 33, 34:

”......Lalu Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes pergi bersama-

sama dengan Dia. Ia mulai merasa sedih dan gelisah. ”Hatiku sedih sekali,” kata

Yesus kepada mereka, ”rasanya mau mati saja. Tinggallah disini dan

berjagalah.” 73

Bukti kemanusiaan Yesus:74

• Yesus mempunyai perasaan emosi. Dalam matius 26:37, disebutkan:

”.....lalu Ia mengajak Petrus dan kedua anak Zebedeus pergi bersama-

sama dengan Dia. Ia mulai merasa sedih dan gelisah.”

73 Bersumber dari Alkitab Terbitan tahun 1974 dalam Surat Markus pasal 14 ayat 33, 34,

h. 62. 74

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, ”Keilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus”,

h. 8.

Page 54: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

• Yesus mempunyai rasa belas kasihan. Kemanusiaan-Nya tersentuh melihat

penderitaan orang lain. Dalam Matius 9:36 disebutkan:

”......Waktu Yesus melihat orang banyak itu, Ia kasihan kepada mereka,

sebab mereka kebingungan dan tidak berdaya, seperti domba yang tidak

punya gembala.

• Yesus tahu kemarahan manusia. Dia bisa memperbaiki semua emosi manusia karena Dia adalah satu-satunya yang mampu memperbaiki

kemanusiaan manusia. Dalam Markus 3: 5 disebutkan:

”......Dengan marah Yesus melihat sekeliling-Nya, tetapi Ia sedih juga,

karena mereka terlalu keras kepala. Lalu Ia berkata kepada orang itu,

”Ulurkan tangannmu.” Orang itu mengulurkan tangannya, dan

tangannya pun sembuh.”

• Sebagai manusia, Yesus merasa heran, kagum melihat sesuatu yang lebih. Dalam Lukas 7:9, 10:21

”.....Yesus heran mndengar itu. Ia menoleh dan berkata kepada orang

banyak yang sedang mengikuti-Nya, ”Bukan main orang ini. Di antara

orang Ismael pun belum pernah Aku menemukan iman sebesar ini!”

”......Pada waktu itu juga, Yesus bergembira karena dikuasai oleh Roh

Allah.”

• Yesus mengasihi mereka sebagai teman dekat. Dia memiliki rasa simpati. Dalam Yohanes. 11:5:

”......Yesus mengasihi Marta,Maria, Lazrus.”

• Kehidupan keagamaan Yesus seperti layaknya manusia. Dalam Lukas 4:

16 dijelaskan:

”......Yesus pergi juga ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan, pada hari Sabat,

menurut kebiasaan-Nya Ia pergi kerumah ibadat, Ia berdiri untuk

membaca Alkitab.”

• Yesus pergi baribadat dan membaca Alkitab sebagaimana layaknya hidup

manusia. Dalam Lukas 2: 46 dijelaskan:

”......Setelah tiga hari mencari, mereka mendapat Dia di dalam rumah

Tuhan. Ia sedang duduk mendengarkan para guru agama dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

Page 55: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

• Yesus berdoa. Yesus taat bergantung kepada Allah yang mengutus Dia.

Bahkan dalam kemanusiaan-Nya, Ia sama seperti manusia biasa dalam

pencobaan. Dalam Lukas 3: 21 dan Matius 4: 1-11disebutkan:

”.......Setelah semua orang itu dibaptis, Yesus juga dibaptis. Dan ketika Ia

sedang berdoa, langit terbuka.

”.....Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak dapat turut

merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah dicobai

dalam segala hal, sama seperti kita sendiri; hanya Ia tidak berbuat dosa!.

Bagi Barukh Ministry Yesus, kebangkitan Yesus tampak seperti manusia

sejati. Ia bertemu dengan Maria Magdalena, Tomas, seperti manusia. Dia bertemu

dengan Petrus ketika mendapatkan banyak ikan, dan Dia makan ikan selayaknya

manusia.75

Kemanusiaan umat manusia dengan segala kenaifan dan kelemahannya,

semuanya sudah dilakukan oleh Firman yang menjadi manusia. Kemanusiaan-Nya

mati untuk menggantikan umat manusia biasa. Kemanusiaan umat manusia

disempurnakan oleh firman yang menjadi manusia. Kemanusian umat manusia

yang telah dirusak dipulihkan kembali oleh Allah.

Allah mengalahkan kuasa dosa, melalui tabiat manusia. Dalam Roma 8:

36, dijelaskan:

”......Apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum agama, karena

kita manusia lemah, itu sudah dilakukan oleh Allah. Allah mengalahkan

kuasa dosa dalam tabiat manusai dengan mengirimkan anak-Nya sendrir,

yang datang dalam keadaan sama dengan manusia yang berdosa, untuk

menghapuskan dosa.”

75

Wawacara pribadi dengan pimpinan Barukh Ministry: Abuna Andreas Kemal, Jakarta,

tanggal 27 Juni 2008.

Page 56: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Yesus menurut mereka datang dalam kemanusiaan-Nya supaya Dia dapat

menebus dosa manusia. Sehingga kemanusiaan umat manusia disempurnakan

oleh Allah. Ini adalah pekerjaan agung. Dalam Kolose 1: 2 disebutkan:

”........Tetapi sekarang, dengan kamatian Anak-Nya, llah membuat

hubungan kalian dengan Dia menjadi baik kembali. Dengan cara itu

kalian dapat dibawa menghadap Allah dengan keadaan yang suci, murni

dan tanpa sela.”

Antara manusia dan Allah tidak ada yang menghubungkan. Manusia selalu

mencoba berhubungan dengan Allah. Tetapi, hal ini tidak bisa karena Pencipta

Khalik Langit dan Bumi ini sifatnya roh atau ghaib. Sehingga, tidak mungkin bisa

dihubungi. Allah pun tidak bisa langsung menghubungi manusia karena tidak

seorang pun yang sanggup melihat Allah. Jika manusia melihat Allah pasti

manusia tersebut mati. Oleh sebab itu menurut Barukh Ministry, antara manusia

dengan Allah dihubungkan oleh Firman yang menjadi manusia.76

Dalam 1 Timotius 2:5 disebutkan:

”.......Sebab, hanya ada satu Allah, dan hanya ada satu penengah

antara Allah dengan manusia77

.

Allah tidak bisa ditandingi, dibandingkan, atau disandingkan dengan

apapun. Allah yang gaib, misteri dari sejak awal sampai akhir zaman, sampai

kapanpun tidak dapat dilacak dan dilihat manusia.

Untuk memahami Ketuhanan Yesus, Barukh Ministry memberikan

pemahaman sebagai berikut:78

76

Palmer, The Holy Spirit, h. 12.

77

Bersumber dari Alkitab Terbitan tahun 1974 dalam Surat Paulus Yang Pertama kepada

Timotius (1 Timotius) pasal 2 ayat 5, h. 250. 78

Abuna Andreas Kemal, ”Ke-Tuhanan Yesus”, (Makalah, Barukh Ministry, 2000), h. 1.

Page 57: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

• Perbedaan istilah TUHAN dan Tuhan; dalam Perjanjian Lama terjemahan

bahasa Indonesia terdapat kata ”TUHAN” dengan huruf besar semuanya

didalam menyebut nama Allah. Kata TUHAN (huruf besar semua) diambil

dari ”empat huruf” Tetragammaton. Bagi umat Israel untuk nama Allah

Yahweh (YHWH = Yod He Waw He) atau Yehuwah. Jika dibaca dengan

ucapan ”ADONAI” (TUHANKU).

• Dalam terjemahan Septuaginta nama YHWH digantikan dengan KURIOS

(Penguasa/TUHAN) sebagai ganti dari terjemahan kata ”ADONAI”

• Bagi Yesus Kristus dikenakan kata gelar ”ADONAI” (Tuhanku) bukan

dalam makna ”YHWH” (TUHAN), tetapi sebagai Tuhan (ar-rab,

Pangeran, Lord, Tuanku, Penguasa). Perbedaan makna kata ”Allah”

dengan makna kata ”Tuhan” menurut mereka berbeda arti. Kata Allah

berhubungan dengan ”Keilahian” (ILLAHIYYAH) sedangkan kata Tuhan

berhubungan dengan ”Ketuhanan” (RUBUBIYAH). Masalah ke-Tuhanan

adalah masalah ke-Penguasaan, yaitu gelar jabatan-Nya sebagai penguasa,

sebagai Pemilik Alam, sebagai yang dipertuan (Kurios-Adonai-ar-rabb)

(Yoh 35:3, Mat 28:18, Yoh 13:3) harus dibedakan antara ”Keilahian”

Yesus dan ”Ketuhanan” Yesus. Keilahian-Nya adalah ke-pra-ada-an-Nya

sebagai Sang Kalam yang berada dalam Dzat al-Wujud. Ketuhanan-Nya

adalah keberadaan pribadi Sang Pencipta yang wajib ada (DZAT WAJIB

AL-WUJUD) atau (HO THEOS) (ELOAH). TUHAN itu Allah (Tuhan

Allah) dan Tuhan itu Yesus.

Page 58: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

• Alkitab membedakan pengunaan istilah Allah yang dikenakan kepada

BAPA (Dzat al-wujud) yang Qodim, dan istilah Tuhan untuk Yesus

Kristus yang diangkat Allah dan dibangkitkan oleh Allah. Ayat-ayat

berikut ini menunjukan Yesus adalah Tuhan karena Allah yang membuat

Yesus menjadi Tuhan. Karena itu Allah yang satu itu adalah BAPA dan

Tuhan yang satu itu adalah Yesus Kristus. Ayat-ayat tersebut adalah, Kis.

2:36 ”Allah telah membuat Yesus menjadi Tuhan”, Rom. 10:9 ”Yesus

adalah Tuhan......dan Allah telah membangkitkan Dia”

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan istilah ALLAH berbeda dengan

Tuhan. Dasar pengertian kedua istilah tersebut sangat berbeda, meskipun dalam

pengucapan bahwa Allah adalah Tuhan dan Tuhan adalah Allah tidaklah salah,

tetapi sesungguhnya maknanya berbeda.

Penjelasan di atas yang membahas tentang, Keilahian, Kemanusiaan, dan

Ketuhanan Yesus, Penulis melihat atau menganalisis adanya perbedaan

pandangan antara Barukh Ministry dengan Kristen umumnya tentang Yesus

Kristus.

Penulis melihat Barukh Ministry mencoba memisahkan antara Keilahian,

Kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus Kristus. Makna Keilahian Yesus konotasinya

kepada pemaknaan Yesus sebagai Firman Allah. Keberadaan diri Yesus sebagai

Firman sudah barang tentu bukan sebagai manusia yang dilahirkan tetapi

kedudukan Dia lebih tinggi karena memiliki kepra-ada-an Allah. Sedangkan

makna Kemanusiaan pada diri Yesus adalah, bahwa Yesus adalah benar-benar

Page 59: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

manusia seutuhnya. Meskipun sebagai Firman, Dia berasal dalam diri Bapa, zat

dalam diri Allah melekat, sehakikat, sederajat. Tetapi, Dia keluar dan menjadi

manusia. Dari sinilah Penulis melihat bahwa Barukh ministry mencoba memaknai

antara Keilahian-Nya dan Kemanusiaan-Nya tidak pernah berbaur dan tidak

pernah bercampur.

Ketuhahanan Yesus yang telah dijelaskan di atas menurut analisis Penulis

adalah, Barukh Ministry disini mencoba untuk memisahkan sebutan ”Tuhan”

kepada Allah dengan sebutan ”Tuhan” kepada Yesus. Perbedaan makna kata

”Allah” dengan kata ”Tuhan” berbeda arti. Kata Allah berhubungan dengan

”Keilahian” (ILLAHIYYAH) sedangkan kata ”Tuhan” berhubungan dengan

”Ketuhanan” (RUBUBIYYAH). Dari sini jelaslah bahwa Barukh Ministry tidak

setuju dengan kebanyakan orang Kristen yang mengatakan Yesus ”Anak Tuhan”,

karena Tuhan (ketuhanan) disini berarti gelar. Sebutan yang lebih tepat menurut

Barukh Ministry adalah ”Anak Allah”. Allah berarti ke-Allahan. Yang berarti

berbicara tentang kepradaan-Nya sebagai Firman yang melekat, sehakekat, dan

sederajat.

Jadi, dari beberapa analisis yang Penulis ungkapkan di atas, maka dapat

disimpulkan antara Keilahian Yesus dan Kemanusiaan Yesus tidak pernah berbaur

keduanya berbeda dalam kedudukan-Nya sebagai ”Firman”. Dan istilah

Ketuhanan disini dapat dibedakan antara ”Rububiyyah” dan ”Illahiyyah”.

Rububiyyah cenderung pada sebutan ”Tuhan” sedangkan Illahiyyah cenderung

pada sebutan Allah. Maka Allah adalah Tuhan Allah sedangkan Tuhan itu adalah

Tuhan Yesus.

Page 60: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

c. Dzat, Kalam dan Hayat Qodim (Ke-kekal-an Allah, Firman dan Roh)

Setelah kita membaca tentang Allah, Yesus, Roh Kudus dalam pandangan

Monoteisme Barukh Ministry, Penulis mencoba menguraikan hubungan ketiganya

atau Kekekalan Allah, Firman dan Roh.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Penulis maka dapat diuraikan

Ke-kekal-an Allah, Firman, dan Roh kudus dalam Barukh Ministry sebagai

berikut:

Allah adalah Esa dan tidak berkesudahan, atau kekal (Qodim), Dia

memiliki kehidupan (Roh) atau al-Hayat dan memiliki pikiran (Logos) atau

”Firman” atau al-Kalam, sebab Dia adalah Sang Khalik-Pencipta segala sesuatu.

Dalam diri Allah ada hukum ”Wajib Ada” dan ”Wajib Tidak Ada” atau

”Mustahil Tidak Ada”.79

1. ”Wajib Ada” bagi Dzat al-Wujud-Nya- karena Allah itu ”ada” tentu

Wujud-Nya-pun pasti ada, akan tetapi ”Wajib Tidak Ada” Wujud-Nya

yang menyamai Dia dan serupa dengan Dia, dan tidak dapat dibayangkan

dalam bayangan apapun, karena Dia adalah Ghaib Allah itu Roh adanya

(yang disapa sebagai Bapa). Jadi Wujud-Nya ”Wajib Ada”namun”Wajib

Tidak Ada” Wujud-Nya yang serupa atau ”Mustahil” ada Wujud-Nya.

2. Allah itu ”Wajib Ada” memiliki kehidupan-memiliki Roh atau Hayat dan

tidak mungkin Allah itu mati atau tidak memiliki Roh, dan tidak mungkin

dari sejak semula Allah tidak memiliki Roh atau diciptakan kemudian,

79

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, ”Keilahian, Kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus”,

h. 14.

Page 61: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

karena Roh Allah melekat sehakekat (Qoimah) Dzat al-Wujud-Nya. Jadi

”Wajib Ada” Roh itu dalam diri Allah dan ”Wajib Tidak Ada” Roh itu

diciptakan kemudian. Sejak kekal Roh itu melekat dalam Dzat-Nya

sehakekat (Qoimah). Karena Allah itu menciptakan segala yang hidup dan

segala sesuatu yang hidup berasal dari Dia, hidup yang kekalpun ada

dalam Dia, dia di dalam Dia tidak ada kematian, karena Dia sumber

kehidupan (al-Hayat).

3. Allah itu ”Wajib Ada” memiliki Firman (Logos) atau Kalam, karena Dia

menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya dan Firman-Nya tidak

diciptakan, sudah ada kekal bersama Allah. Dan ”Wajib Tidak Ada” kalau

Firman itu diciptakan kemudian, karena tidak mungkin Allah penah tidak

ada.

Dari kutipan di atas dapat kita simpulkan Ke-kekal-an Allah, Firman dan

Roh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena ketiga-Nya

”Wajib Ada” dan ”Mustahil Tidak Ada”. Allah tidak dapat dipisahkan dengan

Firman-Nya yaitu Yesus yang dilihat dari segi Keilahian-Nya, serta Allah juga

tidak dapat dipisahkan dengan Roh karena kalau tidak ada Roh dalam Allah

bagaimana Allah dapat menciptkan umat-Nya.

Page 62: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan dan dijelaskan tentang monoteisme Barukh Ministry,

kita dapat mengetahui bahwa monoteisme menurut mereka sama halnya dengan

apa yang diyakini oleh agama lain, khususnya agama Yahudi dan Islam. Barukh

Ministry meyakini akan ke-Esaan Allah karena Konsep monoteisme dalam

Barukh Ministry hakekatnya mengacu kepada monoteisme Abraham sebagai

sentral atau pusat dari agama-agama yang mempunyai tradisi monoteistik.

Allah bagi mereka adalah Allah Yang Esa (tauhid). Allah adalah Esa tidak

berkesudahan, atau kekal (Qodim). Dia memiliki kehidupan (Roh) atau Hayat dan

memiliki pikiran (Logos) atau Firman (al-Kalam).

Dalam kesehariannya Barukh Ministry tidak menggunakan istilah

Tritunggal dengan sebutan ”Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus”, tetapi

menggunakan istilah Allah yang Esa dengan sebutan ”Allah Bapa, Anak (Firman-

Nya) dan Roh Kudus (Roh-Nya) ” sesuai yang terdapat dalam (Ul.6:4 dan

Markus.12:29).

Sebutan tauhid Barukh Ministry tersebut bukan berarti tidak mempunyai

argumentasi atau makna yang dalam. Mereka memahami dan berkeyakinan

bahwa Allah benar-benar Esa bukan Tritunggal. Pemahaman tentang Yesus yang

kontroversial mereka memahaminya sebagai Firman atau Logos Allah. Firman

tidak pernah diciptakan melainkan Firman tersebut ada bersama Allah, karena

Page 63: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Allah menciptakan sesuatu dengan Firman-Nya. Firman itu Logos atau pikiran

Allah, maka mustahil menurut Barukh Ministry Allah tidak memiliki pikiran.

Disamping Yesus sebagai Firman (logos) atau pikiran Allah dilihat dari

segi Ke-Ilahian-Nya, Yesus-pun merupakan manusia di dalam kemanusiaan-Nya,

karena memiliki kepraadaan-Nya sebelum menjadi manusia. Menurut Barukh

Ministry Kepraadaan-Nya sebelum menjadi manusia adalah ada dalam ilahi. Dia

memiliki benih ilahi. Dalam benih, dia lahir menjadi manusia sampai mati. Allah

tetap kekal tidak mengalami kematian, Yesus dalam keilahian-Nya tidak

mengalami kematian, yang mengalami kematian adalah keberadaan Yesus dalam

kemanusiaan-Nya.

Sedangkan Roh Kudus dalam pandangan Barukh Ministry merupakan

Hayat atau kehidupan Allah. Karena Allah bersifat Roh maka mustahil diri-Nya

dapat digambarkan secara materi. Roh wajib ada pada Allah karena mustahil

Allah tidak memiliki kehidupan (hayyat). Allah, Yesus dan Roh Kudus

merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, tetapi walaupun demikian

Barukh Ministry tidak menyebut ketiga unsur tersebut sebagai Tritunggal

melainkan sebagai unsur Tauhid (Esa). Mereka dalam teologinya hanyalah ada,

“Allah Bapa, Anak (Firman-Nya) dan Roh Kudus (Roh-Nya) ”.

Dzat, Kalam dan Hayat Qodim (Ke-kekal-an Allah, Firman dan Roh)

dalam kesimpulan di atas merupakan sebuah Konsep Monoteisme Barukh

Ministry, sebagai jawaban atau tujuan akhir dari skripsi yang Penulis bahas.

Konsep monoteisme Inilah yang mendasari Barukh Ministry tetap memelihara

Page 64: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

tradisi semit yakni dengan memakai istilah Allah yang esa dan menyebutkan

Yesus adalah Junjungan Ilahi, yang digunakan oleh Gereja-gereja Semit.

Ada perbedaan dengan monoteisme dalam Islam, dimana perbedaan

tersebut bisa dilihat dari segi penafsiran Barukh Ministry tentang monoteisme

yang mengatakan adanya Allah Bapa, Anak (Firman-Nya) dan Roh Kudus (Roh-

Nya). Tetapi dalam Islam hanya mengenal Allah. SWT, seperti ada beberapa

filofof Islam yang memberikan pernyataan bahwa dirinya ada kesatuan dengan

Allah

Sebenarnya masih banyak yang harus dibahas untuk menggali Konsep

Monoteisme Barukh Ministry, tetapi karena kurangnya analisis nalar yang Penulis

miliki, akhirnya hanya pembahasan yang ada di atas itulah yang dapat ditampilkan

dalam pembahasan skripsi ini. Penulis berharap pada periode yang akan datang

ada yang dapat menyempurnakan pembahasan ini.

B. Saran-Saran

Pada dasarnya, kita percaya bahwa semua mahluk di dunia ini percaya

akan keberadaan Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Esa, meskipun manusia

berbeda-beda dalam menafsirkan tentang keberadaan-Nya.

Perbedaan paham dalam mengiterprestasikan Dzat Yang Maha Kuasa

terkadang membuat umat manusia lupa bahwa mereka dilahirkan dari satu

keturunan. Mereka kadang bermusuhan satu sama lainnya hanya karena

perbedaan pandangan mereka tentang Pencipta.

Page 65: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Konsep Monoteisme Barukh Ministry boleh dikatakan berbeda dengan

Kristen umumnya khususnya yang mempunyai paham Gereja Barat, tetapi tidak

adil kalau kita sebagai umat dari satu keturunan yaitu Ibrahim (Abraham)

menyikapi perbedaan tersebut dengan kebencian dan fitnah yang akhirnya terjadi

pertumpahan darah.

Perbedaan pandangan ini seharusnya dijadikan sebagai sebuah pelajaran

bagi pemuka-pemuka agama untuk mengintrospeksikan diri, apa yang kurang atau

apa yang salah dalam ajaranya masing-masing.

Lembaga Barukh Ministry seharusnya lebih gigih dalam mensosialisasikan

ajarannya kepada masyarakat dan memberikan pelayanan karena tuhan semata,

bukan karena tuntutan untuk menambah umat.

Page 66: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, th. 2000.

Arifin, Menguak Misteri Agama-agama Besar, Jakarta: PT. Golden Troyon, 1998.

Arkhimandrit, Romo. Daniel Bambang Dwi Byantoro. PhD, Iman Orthodox

Secara Ringkas, T.tp: T.pn, T.t.

Armstrong, Karen, Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan yang Dilakukan Oleh

Orang-orang Yahudi, Kristen dan Islam Selama 4000 Tahun, Penerjemah

Zainun Am, Bandung: Mizan, 2001.

Badudu, S.J. Sultan Mohammad Zain, Kamus Umum B. Indonesia, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Baaren, Teodorus, ”Monotheism” dalam William Benton, ed., Encyclopedia

Britannica, London: Knowledge in Depth, 1974.

Belford, Lee. A, “Monotheism”, dalam Ruth N. Anshen, ed., Encyclopedia

Americana, vol. 19, New York: Harper & Bros., 1952.

Berkhof , L., H., Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2000.

Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Gazalba, Sidi, Sistimatika Filsafat, Buku III, Cet-I, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Heukeun, Ensiklopedia Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 19993.

Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama (Perspektif Ilmu Perbandingan

Agama), cet. ke-1, Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Kemal, Abuna Andreas, Makalah, ”Sejarah dan Latar Belakang Barukh Ministry”,

Jakarta: Barukh Ministry, 2006.

Kemal, Abuna Andreas, Makalah, ”Monoteisme Abraham”, Jakarta: Barukh

Ministry, 2008.

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, ”Kembali Kepada Monoteisme Abraham”,

Jakarta: Barukh Ministry, 2000.

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, ”Kekristenan dan Ketauhidan Sebagai

Pewaris Monoteisme Abraham”, Jakarta: Barukh Ministry, 2000.

Page 67: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY

Lembaga Pelayanan Barukh Ministry, ”Keilahiaan, Kemanusiaan, dan Ketuhanan

Yesus”, Jakarta: Barukh Ministry, 2000.

Noer, Kautsar Azhari, ”Tradisi Monoteistik”. Taufik Abdullah, ed., Ensiklopedia

Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.

Ofm, Dister. Nico Syukur, Pengalaman dan Motivasi Beragama, Yogyakarta:

Kanisius, 1993.

Palmer, Yakub B, The Holy Spirit, Phil: Presbyterian and Reformed Pab, 1989.

Romdon, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo,

1996.

Smith, Wilfred C., Memburu Makna Agama, Bandung: Mizan, 2004.

Susabsada, Yakub B, Mengenal dan Bergaul dengan Allah: Sebuah Refleksi Iman

Kristen Kepada Allah Yang Hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, Batam:

Gospel Press, 2002.

Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi),

Jakarta: CeDA, 2007.

Daftar Pustaka dari Internet:

http://www.barukhministry.com

http://www.sttapostolos.ac.id

http://www.wikipedia.org

Page 68: Konsep Monoteisme dalam Lembaga Pelayanan Barukh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY... · KONSEP MONOTEISME DALAM LEMBAGA PELAYANAN BARUKH MINISTRY