evaluasi kebijakan kawasan...
TRANSCRIPT
EVALUASI KEBIJAKAN KAWASAN ANDALAN KOTA BANDAR LAMPUNG - KOTA METRO
TESIS
Diajukan ~ntuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
:.Jniversitas Indonesla
Oleh: Selly Sumanty
NPM : 660 422 0558
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
2005
Nama · Tempat Tanggal Lahir NPM Judul Proposal
LEMBAR PENGESAHAN
Selly Sumanty· Bandung 27 Nopember 1969 6604220558 EVALUASI KEBIJAKAN KAWASAN ANDALAN KOTA BANDAR LAMPUNGKOTA METRO
Menyet:.Jjui Pembimbing,
_.... (Dr. Nining I. Soesilo)
Mengetahui Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
Fakultas Ekonom1 Universitas Indonesia
Ketua,
Dr. B. Raksaka Mahi NIP. 131 923 199
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimp3hkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul "Evaluasi Kebijakan Kawasan
Andalan Kota Bandar Lampung-Kota Metro" penulisan Tesis ini
dimaksudkan untuk menganalisis salah satu program pembangunan
dengan pendekatan pengambangan wilayah yang diharapkan terpadu
antar sektor, guna keberhasilan program pembangunan khususnya di
pr-opinsi Lampung. Dalam membahas tesis ini akan dicoba dengan
rnenggunakan beberapa peralatan analisis dan teori yang diperoleh
selama mengikuti pendidikan pada Magister Perencanaan dan
Kebijakan Publik (MPKP) Universitas Indonesia.
Dalam kesempatan ini penulisan mengucc:pkan terima kasih
yan~ sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu D;. Nining I. Soesilo, selaku pembirnbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, semangat dan bantuannya
dalam penyusunan tesis ini.
2. Bapak Dr. B. Raksaka Mahi selaku Ketua Program Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik (MFKP) UI yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh S-2
di MPKP UI.
3. Ibu Hera Susanti,SE,M.Sc, selaku Sekretaris Program MPKP UI
4. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di MPKP UI yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu serta seluruh staf ai<ademik.
5. Pusbindiklatren Bappenas yang telah memberikan bantuan
beasiswa, sehingga penulis dapat melanjutkan studi pada
program MPKP UI.
6. Papa, Mama, serta kakak-kakak dan keponakanku atas
dukungan serta doa yang telah diberikan kepada penulis
7. Rasa terimakasih yang tak terhingga kepada suamiku M. Sigid
Gunarto dan anak-anakku tercinta Cecille dan Dimas yang telah
banyak berkorban demi kelancaran studi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Tini, Ita, dan Leni atas
kebersamaannya dalam canda dan duka selama menempuh
perjalanan panjang ini
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis berharap atas kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sehingga dapat memperbaiki tesis ini
menjadi lebih sempurna. Akhirnya penulis berharap supaya tesis ini
dapat dikembangkan, terimakasih.
Salemba, Agustus 2005
Penulis
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................ . Datta r Isi . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii Daftar Tabel ..................................................................... vi Abstraksi
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................... 1 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 3 1.3 Rumusan Permasalahan ...................................... 4 1.4 Methodologi Penelitian ........................................... 4
1.4.1. Sumber D2ta .................................... ..... 4 1.4.2. Teknik Analisis ........................................ 5 1.4.2"".1. Analisis Shift Share ............................... 5 1.4.2.2. Analisis Location Quotient.. ................... 7
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................... 9 1.6 Sistematika Penulisan .... ...................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Kebijak~n ................................ .................. 11
2.1.1. Pengertian Analisis Kebijakan ................ 11 2.1.2. Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan ........ 12
2.1.2.1. Anaisis Kebijakan Prospektif .. 12 2.1.2.2. Analisis Kebijakan Retrospektif. 12 2.1.2.3. Analisis Kebijakan yang Terintegrasi
·-······················································· 13 2.2. Pengembangan Wilayah ...................................... 13
2.2.1. Pengertian pengembangan wilayah ... 13 2.2.2. Keterpaduan Pengembangan Wilayah .. 14
2.3. Pere!'lcanaan Pembangunan Ekonomi ................ 15 2.4. KawasC:tn Andalan .................................................. 16 2.5 Analisis Locatioil Question .................................... 17 2.6. Analisis Shift Share ............................................... 18
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR lAMPUNG DAN KOTA METRO 3.1. Gambaran Kota Bandar Lampung .................... 21
3.1.1. Kondisi Geografis dan Jumlah Penduduk 21 3.1.1.1. Keadaan Geografis ............... 21 3.1.1.2. Jumlah Penduduk ................ 22
3.1.2 Fungsi Kota dalam Konteks Wilayah Provinsi
··································································· 22 3.1.3 Kondisi Sarana Kota .................................. 22
3.1.3.1. Transportasi .............................. 22 3.1.3.2. Air Bersih ................................... 24
Ill
3.1.3.3. Telepon ....................................... 25 3.1.3.4. Listrik .......................................... 25
3.1.4. Penentuan Peran dan Fungsi Kota .......... 26 3.1.4.1. Ekonomi ..................................... 26 3.1.4.2. Perkembangan Teknologi Informasi
················································· 27 · 3.1.4.3. Perkembangan Daerah Sekitar
················································· 27 3.1.4.4. Potensi Alam ............................. 28 3.1.4.5. Dukungan Wilayah Belakang 28
3.1.5. Kondisi Perekonomian ................................ 29 3.1.5.1. Perkembangan PDRB Tahun 1993-2003
······················································· 29 3.1.5.2. Struktur Perekonomian ......... 29
3.2 Gamba ran Umum Kota Metro .... ..................... 30 3.2.1. Aspek fisik dasar.................... .................... 30
3.2.1.1. Letak Geografis . .... .. . ...... .. . .. . 30 3.2.1.2. Peran dan Fungsi Kota Metro . . 32
3.2.2. Aspek Sumber Day a Man usia .............. 33 3.2.3. Aspek Perekonomian Kota Metro ... . ...... 35
3.2.3.1. Ana lisa PDRB ... . . ... . ......... ...... 35 3.2.3.2. Pertumbuhan Ekonomi ........... 36 3.2.3.3. Struktur Ekonomi .... .............. 37
3.2.4, Aspek Saran a dan PrasaranCI .. ......... .... 38 3.2.4.1. Transportasi ....... ... ............... 38 3.2.4.2. Air Bersih . ............ .. . ............. 39 3.2.4.3. Listrik ................................. 40 3.2.4.4. Telepon ... ......... ...... .. ... ........ 40
BABIV PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN BANDAR LAMPUNG METRO DAN SEKITARNYA
4.1. Program Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung, Metro dan Sekitarnya ........................... 41 4.1.1. Strategi Pengembangan Sisi Permintaan 41 4.1.2. Strategi Pengembangan Sisi Penawaran 42 4.1.3. Strategi Pengembangan Sisi Pelayanan Wilayah
··································································· 43 4.1.4. Pendekatan Pengembangan Kawasan ... 43
4.2. Paradigma Pembangunan dan Arah Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung, Metro dan sekitarnya ................................................................... 44
4.3. Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung, Metro dan Sekitarnya ............................ 45 4.3.1. Memperkuat Sisi Permintaan ................... 47 4.3.2. Memprioritaskan Sisi Penawaran Wilayah 47 4.3.3. Pemenuhan Pelayanan Wilayah ................. 48 4.3.4. Rencana Pengembangan KA BLM ........... 49
IV
4.3.4.1. Pengembangan Sentra Produksi Komunitas .................................... 49
4.3.4.2. Pengembangan Pusat pusat Pelayanan .................................... 49
4.3.4.3. Pengembangan Infrastruktur Utama ....................................................... 50
4.4. Indikasi Program Pengembangan Kawasan Andalan Bandar LAmpung, Metro dan sekitarnya .............. 51
BAB V ANALISIS PEREKONOMIAN PERENCANAAN
DAN KEBIJAKAN
5.1. Pertumbuhan Ekonomi ............................................. 52 5.1.1. Konstribusi dan Pertumbuhan sektoral ... 52 5.1.2. Analisis Location Question ........................... 58 5.1.3. Analisis Shift Share ....................................... 61
5.2. Kebijakan Perencanaan Daerah ............................... 66 5.2.1. Kebijakan Pembangunan Bandar lampung. 68 5.2._2. Kebijakan Pembangunan Metro ................... 68
5.3. Evaiuasi Kebijakan Pengembangan Wilayah Kawasan Andalan Bandar Lampung - Metro ......................... 68
BAB VI. KESlMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ....................... ....................................... 71 6.2. Saran dan Rekomendasi.......................... ............. 73
Daftar Pustaka Lampiran
\'
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3. Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
Tabel 3.6.
Tabel 3.7.
Tabel 3.8.
Tabel 3.9. Tabel 3.10. Tabel 3.11. Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.
Tabel 5.6.
Tabel 5.7.
Tabel 5.8. Tabel 5.9. Tabel 5.10.
Tabel 5.11. Tabel 5.12.
DAFTAR TABEL
Proyeksi Kebutuhan air bersih dalam kaitan dengan pelayanan tahun 1999 - 2030 ........................... 24 kapasitas sambungan dan fasilitas telpon di Kota Bandar Lampung tahun 2000 ..... :.:................................... 25 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .... 33 Jumlah Pencari Kerja yg terdaftar Berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2003 .............................................. 33 Jumlah Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan tahun 2003 .......................................... 34 PDRB Kota Metro atas harga berlaku dan atas harga konstan tahun 1999 - 2003 .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. . 35 Perkembangan PDRB Kota Metro Atas Harga Berlaku dan Atas Harga Konstan Tahun 1999 - 2003 ........... 36 Tingkat pertumbuhan PDRB Kota Metro tahun 1999-2003 menurut lapangan usaha pada harga konstan 37 Panjang Jalan di Kota Metro .......... .............. 38 Proyeksi kebutuhab air bersih di Kota Metro .... 39 Proyeksi kebutuhan listrik total ........................... 40 FORB dan pertumbuhan sektoral di Kota Bandar Lampung tahun 1999 - 2003 ................................................. 53 PDP.B dan pertumbuhan sektoral di Kota Metro tahun 1999 - 2003 ............................................................ 54 Perbandingan rata-rata pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB dengan harga konstan tahun 1993 -2003 .......................................................... 55 PDRB Kota Metro kontribusi sektoral Cltas dasar harg konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1999 ·· 2003 ........................................................ 57 PDRB Kota Bandar Lampung kontribusi sektoral r.~tas dasar harg konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1999- 2003 ................................ ............... 58 Hasil perhitungan LQ Kota Bandar Lampung tahun 1999 -2003 .......................................................... 60 Hasil perhitungan LQ Kota Metro tahun 1999- 2003 ............................................................... 59 Hasil Perhitungan LQ Kota Metro berdasarkan PDRB harga konstan tahun 1999-2003 ........................... 60 Hasil perhitungan shift share Kota Bandar Lampung 62 Hasil perhitungan shift share Kota Metro ....... 63 Hasil analisis LQ dan shift share Kota Bandar Lampung .................................................................................... 64 Hasil analisis LQ dan shift share Kota Metro ...... 65 Evaluasi kebijakan pengembangan kawasan andalcm ..................................................................................... 70
VI
ABSTRAKSI
Penetapan Kawasan Andalan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah dan sekaligus untuk meningkatkan pemerataan pembangunan daerah. Keberadaan
Kawasan Andalan memegang peranan pentin~ sebagai acuan alokasi investasi bagi
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Dengan keberhasilan pengembangan kawasan
andalan diharapkan dalam jangka panjang kemampuan pemerintah daerah dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembanguan di Propinsi Lampung
akan semakin meningkat, terutama dalam hal peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat dan kinerja pembangunan ekonomi pada daerah Kabupaten dan Kota. Pada
tahun anggaran 2000 telah disusun Rencana Program Pengembangan Kawasan Andalan
Bandar Lampung dan Metro, dengan demikian maka pembahasan akan dilakukan batas
kawasan strtategis yang memiliki komoditas potensial untuk dipacu pengembangannya
sesuai dengan basis ekonomi yang dimiliki yaitu hanya pada Kota Bandar Lampung dal}_ Kota
Melro.
Pertumbuhan ekonomi wilayah dan pembangunan dapat dilakukan bersamaan
m~lalui perluasan kegiatan ekonomi. Program pengembangan Kawasan Andalan itu sendiri
bertujuan untuk Melakukan ldentifikasi terhadap sek!or unggulan, dan sub kawasan
strategis dan Mengevaluasi serta Menganalisis Kota Bandar Larnpung-Metro sebagdi
kawasan andalan, dalam pengembangan sektor dan sub kawasan strategis.
Berdasarkan kebijakan pengembangan Kawasan Andalan untuk kawasan
Bandar Lampung dan Metro bahwa ada beberapa sektor yang bukan menjadi andalan akan
tetapi meru pakan pendu kung sektor and alan dan dapat dikategorikan sebaga: kawasan
andalan seperti halny~ di Kota Metro dimana untuk sektor Pertanian sebagai sektor
unggulan meskipun bukan merupakan sektor andalan akan tetapi di dorong dari sub sektor
peternakan, sedangkan untuk Kota Bandar Lampung mempunyai kategori kawasan andalan
dan sesuai dengan kebijakan yang ada. Kebijakan daerah dalam penerapan untuk Kota
Bandar Lampung sebagai kawasan andalan cocok dengan fungsi Kota Bandar Lampung
sebagai Pusat pemerintahan Propinsi Lampung. Dari hasil perhitungan LQ Hampir semua
sektor merupakan sektor basis dan Shift Share mempunyai share yang tinggi (dominan).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Otonomi yang sudah mulai diundangkan pada awal tahun 2000
merupakan kebijaksanaan yang mendasar bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia menuju tatanan sebenarnya yang sudah mulai
dicanangkan pada era 1970-an. Dalam rangka pelaksanaan azas
desentralisasi dibentuk dan disusun daerah propinsi, daerah kabupaten
dan daerah kota yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyaruk2t dan masing-masing c!aerah tersebut
berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan tata jenjang (secara
hierarki) antara satu dengan lainnya. Berdasari<an pada pernyataan
tersebut maka akan muncul rigiditas dan kekakuan antar daerah. Oleh
sebab itu, diperlukan sebuah solusi terhadap permasalahan tersebut
melalui pengembangan paradigma pembangunan berkelanjutan
dengan pendekatan kewilayahan (Regional Approach).
Pengembangan Wilayah merupakan upaya nyata pemerintah
daerah untuk mampu memadukan, menyerasikan dan
mengkoordinasikan berbagai masukan pembangunan baik berupa
program sektoral, pembangunan daerah maupun program-program
khusus dengan upaya dan kebijaksanaan pembangunan yang disusun
berdasar kondisi, potensi, dan kebutuhan nyata daerah.
Pada mulanya, Program Pengembangan Wilayah merupakan
pendekatan pembangunan daerah yang diarahkan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan masyarakat miskin, wilayah miskin serta
terbelakang. Wilayah-wilayah dimaksud disebut sebagai kantong
kantong kemiskinan yang pada pertengahan dekade semb:lan puluhan
relatif tidak terjangkau dan tidak ditangani baik oleh program-program
yang bersumber dari APBN, APBD maupun sumber-sumber lainnya.
Sedangkan wilayah yang mempunyai keunggulan komparatif dan
ditunjang keunggulan kompetitif akan menjadi sentra bagi
pengembangan perekonomian. Untuk mengatasi kecenderungan
tersebut, suatu wilayah akan berusaha untuk berkonsentrasi pada
produk-produk unggulan wilayah tersebut.
Upaya pengembangan wilayah dengan berkonsentrasi pada
produk unggulan tersebut telah disusun dalam RTRW Nasional dan
telah ditetapkan dengan PP No. 47 tahun 1997. Pengembangan
Kawasan Andalan ini pada hakekatnya dimaksudkan untuk
mengakomodasikan dan mewadahi kegiatan investasi baik yang
berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.. Secara nasional telah
ditetapkan 111 Kawcsan Andalan, dan yang berada di Propinsi
Lampung terdiri atas 3 lokasi. yaitu :
• Kawasan Andalan Mesuji dan Sekitarnya
• Kawasan Andalan Bandar Lampung-Metro dan Sekitarnya
• Kawasan Ar.dalan Kotabumi dan sekitarnya.
Penetapan Kawasan Andalan dilakukan atas dasar upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan sekaligus untuk
meningkatkan pemerataan pembangunan daerah. Keheradaan
Kawasan Andalan memegang peranan penting sebagai acuan alokasi
i!1vestasi bagi pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
Dengan keberhasilan pengembangan kawasan andalan
diharapkan dclam jangka panjang kemampuan pemerintah daerah
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pembangunan di Propinsi Lampung akan semakin meningkat, terutama
dalam hal peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan
kinerja pembangunan ekonomi pada daerah Kabupaten dan Kota.
Keberhasilan tersebut merupakan modal pemerintah daerah dalam
menterjemahkan, meng1s1 dan mengaplikasikan prinsip-prinsip
otonomi dalam pembangunan daerah yang akan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kepentingan pelayanan umum dan
kesejahteraan masyarakat luas.
2
Pada tahun anggaran 2000 teiah disusun Rencana Program
Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung, Metro dan
Sekitarnya yang mencakup wilayah Kota Bandar Lampung, Kota Metro,
Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten
Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur. Namun tidak
seluruh bagian wilayah Kabupaten/Kota tersebut layak untuk
pengembangan seluruh komoditas unggulan, dengan demikian maka
pembahasan akan dilakukan batas kawasan strtategis yang memiliki
komoditas potensial untuk dipacu pengembangannya sesuai dengan
basis ekonomi yang dimiliki yaitu hanya pada Kota Bandar Lampung
dan Kota Metro.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah dilihat dari latar belakang maka penelitian ini bettujuan
adalah:
1. Melakukan identifikasi terhadap sektor unggulan.
2. Mengevaluasi dan M~nganalisis Kota Bandar Lampung-Metro
sebagai kawasan andalan dalam pengembangan sektor
unggulan
Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan sektor strategis yang merupakan andalan kota
Bandar Lampung dan kota Metro
2. Review kebijakan Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung dan
Kota Metro, dan perumusan kebijakan baru dalam penyusunan
kawasan andalan Kota Bandar Lampung dan Kota Metro dengan
pemanfaatan potensi lokal dari pengembangan sektor-sektor
strategis.
3
1.3 Rumusan Permasalahan
Dalam studi ini pokok permasalahan yang akan diangkat dan
dijadikan topik pembahasan studi, secara umum permasalahan yang
terjadi adalah:
" Bagaimana Kota Bandar Lampung-Metro dapat meningkatkan
pertumbuhan pembangunan dan dapat dikategorikan sebagai
Kawasan Andalan dengan bertumpu pada sektor-sektor
unggulan di Kota Bandar Lampung dan Kota Metro".
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pengembangan wilayah
belum digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan pembangunan akan
tetapi pengembangan "Vilayah merupakan salah satu hasil dari proses
pembanyunan. Sehingga masih terjadi saling pacu dalam proses
pembangunan antar sektor, dengan identifikasi kawasan andalan yang
ada di Propinsi Lampung serta dengan melihat sejarah yang ada akan
dapat diiJentifikasikan potensi - potensi yang ada sehingga clalam
penerapan kebij2kan akan semakin mudah.
1.4. Metodologi Penelitian
1.4.1. Sumber Data
Dalam penelitian tentang analisis kebijakan pengembangiln
wilayah potensi kawasan andalan ini, data yang diperlukan berasal dari
cetakan/publikasi resmi pemerintah seperti :
•!• PDRB Propinsi Lampung, Kota Metro dan Kota Bandar Lampung
•!• Lampung Dalam Angka,
•:• Kota Metro dan Bandar Lampung dalam Angka
•!• Profil Propinsi Lampung;
•!• Renstra;
•:• Rencana Tata Ruang Wilayah.
4
1.4.2. Teknik analisis
Sesuai dengan tujuan dari penelitian yang telah diuraikan
terdahulu, maka penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan
metode ilmiah yang dipersyaratkan, yaitu Metode Deskriptif Kualitiatif.
Metode ini menurut Singarimbun dan Effendi (1989: 4) dimaksudkan
untuk mengukur dengan cermat gejala sosial tertentu dengan tujuan
mendeskripsikan variabel atau kondisi apa adanya pada situasi
tertentu. Sedangkan menurut Surachmad (1980: 131), penelitian
deskriptif kualitatif bertujuan untuk memecahkan masalah pada masa
sekarang dengan cara menuturkan dan menafsirkan data yang ada.
iVletode ini digunakan untuk memperoleh data empirik secara
ilmiah mengenai bagaimana proses mengimplementasikan Program
Pembangunan Wilayah dalam memacu Pembangunan Daerah.
Kemudian data empirik tersebut dianalisis dengan teori atau konsep
yang ada sehingga dapat diketahui bagaimana hubungan das sol/en
dan das sein dari variabel yang diteliti dan mengetahui faktor-faktor
apa saj::~ yang mempengaruhi hal tersebut.
Sedangkan Metode analisis kuantitatif digunakan untuk
membantu memecahkan berbagai persoalan yang terkait dan
mempermudah mendapatkan hasil penelitian yang lebih kongkrit.
Adapun beberapa teknik analisis tersebut adalah :
1.4.2.1. Analisis Shift Share
Analisis ini menggunakan indikator yang mengukur
perkembangan relatif dari suatu variable tertentu (dari suatu
kabupaten) dibandingkan gambaran-gambaran propms1. Bahwa
pertumbuhan daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh regional share
dan shift.
RUM US
G = R + S ......................................................................................... (01)
5
Dimana:
G = Pertumbuhan Regional
R = Regional Share
s = -· Shift (S=Sp+Sd)
Sp = Proporsional Shift
Sd = Differential Shift
Persamaan tersebut diatas dapat ditulis menjadi
s
Diketahui
G
Ert =
Ero =
=
t =
0 =
Dan
R
Ent =
Eno =
= G - R ............................................................................ (02)
= (Ert; -Era;) .............................................................. (03)
PDRB Kabupaten/Kota pada tahun t
PDRB Kabupaten/Kota pada tahun 0
industri
perioda akhir (terminal)
periode awal
= :LE:o(Enj'f11J-Ero:o ................................................ (04)
PDRB Propinsi pada tahun t
PDRB Propinsi pada tahun 0
Persamaan (2) ddn (3) disubstitusikan ke 1, diperoleh :
s =
=
6
Deferensial Shift (Sd) merupakan sektor tertentu di daerah karena
pengaruh Pertumbuhan masing-masing sektor di Kota dibandingkan
dengan perubahan sektor tersebut ditingkat regional, sehingga
diperoleh :
Sd = LlE::- (E!,I E!0 )E:0 j ........................................................... (05)
Proportions/ Shift (Sp) merupakan selisih antara total shift (S) dengan
Differential Shift dengan formula sebagai berikut :
Sp = E,,- (E~ I E!0 )E,0 - LlE~- (E!, I E!0 )E:oJ
= L lc£!, I E!o)- (Ent I Eno) t:';o ······• • • • • • · · · · · • • · · • • • • • • • • • • • • • • • • · · · · (06)
1.4.2.2. Analisis Location Quotient
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui sektor
basis/surplus/ekspor di suatu daerah, adapun formulasinya adalah
sebagai berikut :
Dimana:
LO -J
NTBkp
NTB1P
PDRBk
PDRBP
=
=
=
=
=
Location Quotient
Nilai Tambah Bruto Sektor k di wilayah Kabupaten,
Nilai Tambah Bruto Sektor j di wilayah Propinsi
PDRB wilayah Kabupaten
PDRB wilayah Propinsi
7
Dengan rumus ini dapat diketahui apakah sekror j merupakan
sektor basis atau non basis jika :
LQ> 1 Berarti sektor tersebut adalah sektor basis/eksport
LQ= 1 Berarti sektor tersebut adalah sektor swasembada
LQ< 1 Berarti sektor tersebut adalah sektor non basis
Untuk mengetahui konstribusi dan pertumbuhan sektoral
terhadap pembentukan PDRB, digunakan ratio antara PDRB persektor
terhadap total PDRB. Disini dapat diketahui sektor mana yang
mempunyai sumbangan cukup besar dan yang kecil dalam
pembentukan PDRB serta bagaimana sumbangannya untuk beberapa
tahun.
8
1.5. Kerangka Pemikiran
EVJ\UIJ\SI KEBIJJ\KJ\N KJ\WJ\SJ\N 1\NDJ\LJ\N KOTJ\ BJ\NDJ\R LJ\HPUN6 DJ\N K&TJ\ HETRO
-----
I Kebijakan Nasional
UU24 111 1992 Pembangunan Oaerah
uu 32th 2004 pp 47th 1997 Propenas
Pengembangan Wilayah
I
1 II Rencana Program kawasan Andalan I
t Pengembangan Kawasan Andalan
Kota Bandar Lampung dan Kota Metro
Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung : S.3ktor lndustri, Sektor Perdagangan dan Sektor Jasa.
Kawasan Andalan Kota Metro: Sektor Pertanian, (Sub Sektor Tanaman Pangan. Perikanan.
Perkebunan dan Peternakan).
I
I -----·~
lnstrumen Penelltlan
Pengolahan Data
I --LQ. dan Shift Share I
EVALUASI KAWASAN ANDALAN KOTA BANDAR LAMPUNG, dan METRO
Kesimpulan dan saran
• ·:·m~~~~~a,~~~~:•~r~~r~ml:(~~~~~:~~~~~~~~~~i:ii:.·:
9
1.6. Sistematika Penulisan
Tesis ini disusun dalam lima bab, dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab pertama me~upakan pendahuluan, yang memuat latar belakang
p~nelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.
Bab kedua !llemuat landasan teori, yang mencakup pengertian
pengertian pengembangan wilayah, kawasan andalan, pembangunan
ekonomi,
Bab ketiga merupakan garnbaran Perekonomian Kawasan Andalan
Bandarlampung dan Metro yang berisikan karasteristik kondisi daerah
penelitian serta perkembangannya.
Bab keempat Program Pengembangan Kawasan Andalan Bandar
Lampung, dan Metro yang berisi tentang Paradigma Pembangunan dan
Arah Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung dan Metro,
Rencana Pengembangan Kawasan Andalan dan Indikasi Program
Pengembangan Kawasan Andalan.
Bab kelima merupakan analisis pengembangan wilayah sebagai
pendekatan pembangunan dalam kawasan andalan dengan
menggunakan model-model atau alat analisis penelitian yang dipakal.
Bab keenam adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran serta
implikasi kebijakan yang perlu bagi pemerintah Propinsi Lampung.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Analisis Kebijakan
2.1.1. Pengertian Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan
praktis yang ditujukan untuk menciptakan secara kritis menilai dan
mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses
pembuatan kebijakan. Dalam hal ini anaiisis kebijakan meneliti 5ebab,
C\kibat dan kinerja kebijakan dan program publik1•
Analisis kebijakan dalam pengertiannya yang paling
luas,melicatkan hasil pengetahuan tentang dan didalam proses
kebijakan. Secara historis, tujuan analisis kebijakan adalah
menyediakan informasi bagi pembuat kebijakan untui< dijadikan bahan
pertimbangan yang nalar guna menemukan pemecahcn masalah
kebijakan.
Menurut E.S.Quade (William Dunn 1994:3) analisis kebijakan
adalah suatu bentuk ana/isis yang menghasilkan dan menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberi landasan dari para
pembuat kebijakan dalam membuat keputusan.
Dalam analisis kebijakan, kata analisis digunakan dalam
pengertian yang paling umum, termasuk penggunaan intuisi dan
pengungkapan pendapat mencakup tidak hanya pengujian kebijakan
dengan memilah-milahkannya kedalam sejumlah komponen tetapi
juga perancangan dan sintesis alternative-alternatif baru. Kegiatan
kegiatan yang tercakup dapat direntangkan melalui penelitian untuk
mcnjelaskan atau memberikan pandangan-pandangan terhadap isu-isu
atau masalah yang terantisipasi sampai mengevaluasi suatu program
yang lengkap.
1 William N. Dwm; Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua, Gajah Mada University Press, 1999 hal44
11
2.1.2. Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan
2.1.2.1. Analisis Kebijakan Prospektif
Analisis kebijakan prospektif yang berupa produksi dan
transformasi informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan
diimplementasikan cenderung menciri cara beroperasinya para ekonom
analis system. Analisis kebijakan prospektif paling baik digunakan
pada deskriptif analisisis. Analisis kebijakan prospektif seringkali
menimbulkn jurang pemisah yang besar antara pemecahan masalah
yang diunggl!lkan dan upaya-upaya pemerintah untuk memecahkan
suatu permac;alal'lan.
2.1.2.2. Analisis Kebijakan Retrospektif
Anal!sis kebijakan restrospektif dalam banyak ha! sesuai
dengan diskripsi penelitian kebijakan yang dikemukak.an sebelumnya.
Analisis retrospektif yang dijelaskan sebagai oenciptaan dan
transformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan, mencakup
berbagai tipe kegiatan yang dikembangkan oleh ketiga kelompok
analic;is.
~ Analisis yang berorientasi pada disiplin (Discipline-oriented
analysis). Analisis ini berusaha untuk mengembangkan dan menguJi
teori yang didasarkan pada teori dan menerangkan sebab-sebab
dan konsekuensi kebijakan.
> Analisis yang berorientasi pada masalah (Problem oriented
analysis). Analisis ini berusaha untuk mengembangkan dan menguji
teori yang didasarkan pada teori dan menerangkan sebab-sebab
dan konsekuensi kebijakan, tetapi kurang menaruh perhatian pada
pengembangan dan pengujian didalam ilmu sosial, tetapi lebih pada
identifikasi variabel-variabel yang dapat dimanipulasi oleh para
pembuat kebijakan dalam mengatasi masaJah.
12
-, Analisis yang berorientasi pada aplikasi (Application oriented
analysis). Analisis ini lebih jauh melakukan identifikasi tujuan dan
sasaran kebijakan dari para pembuat kebijakan dan pelaku
kebijakan.
2.1.2.3. Analisis Kebijakan yang Teritegrasi
Merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan pada
penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan
kebijakan diambil. Analisis kebijakan ini tidak hanya mengharuskan
para analisis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan
perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk secara terus
menerus menghasilkan dan mentransformasikan informasi setiap saat.
2.2 Pengembangan Wilayah
2.2.1. Pengertian Pengembangan Wilayah
Pengertian Per.gembangan Wilayah meruR,akan pendekatan
yang berbeda dengan pengembangan/pembangunan sektoral.
Pendekatar. Pengembangan Wilayah berorientasi pada issue pokok
wilayah secara saling terkait. Pendekatan pengembangan wilayah
dapat pula menekankan pada konotasi kerjasama/koordinasi antar
administratif juridis, yang berlangsung pada tingkat suprakabupaten,
antar propinsi, maupun negara. Kerjasama ini merupakan kerjasama
ekonomi maupun upaya untuk mengurangi darnpak eksternalitas
( overspill)2 •
Substansi pengembangan wilayah mencakup isu interregional
dan isu intraregional. Substansi interegional mencakup keterkaitan
antar wilayah (propinsi atau kabupaten/kota), yang meliputi
permasalahan kawasan cepat tumbuh (metropolitan areas), lagging
2 Proseding Diseminasi dan Diskusi, Program Pengembangan Wilayah dan Ekonomi masyarakat di Daerah, Tim Pembina Pusat Dana Pembangunan Propinsi, 2000, hal 20
13
regions dan rural urban linkages. Substansi intraregional lebih
menfokuskan pada permasalahan internal dalam suatu wilayah.
2.2.2. Keterpaduan Pengembangan Wilayah
Pengembangan suatu Wilayah harus dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu, dengan memperhatikan aspek-aspek yang
penting dan sangat mempengaruhi upaya pengembangan wilayah
tersebut, seperti aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
setempat, serta kelestarian lingkungan. Pelaksanaan pengembangan
wilayah harus didukung oleh keterpaduan antar aktor-aktor yang
berada dan terkait didalamnya terutama pemerintah baik pemerintah
pusat dan daerah, antar lembaga pemerintah, pemerintah dan
masyarakat/swasta.
Dalam upaya pengembangan wilayah nasional, MT.Zen (1999: 3-
5) rnenyebutkan bahwa pengembangan wilayah pada intinya
merupakan upaya untuk memberdayakan mas·y'arakat setempat
dengan .nenggunakan tiga elemen pokok yaitu Sumber Daya Alam,
Sumber Daya Manusia, dan Teknologi. Berkembangnya suatu wilayah
sangat dit~ntukan oleh ketersediaan tingkat pemanfaatan ketiga hal
pokok tersebut. Dengan kondisi ketersediaan yang berbeda-beda
disetiap wilayah maka pemanfataannyapun akan berbeda. Ada wilayah
yang kaya akar. sumber daya alam tetapi kurang dalam hal sumber
daya manusia dan sebaliknya.
?embangunan atau pengembangan wilayah tidak akan terlepas
dari penggunaan sumber daya alam. Semakin intensif pengembangan
wilayah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, akan semakin
banyak memerlukan barang sumber daya dalam proses produksi, yang
pada gilirannya akan mengurangi ketersediaan sumber daya alam
(Suparmoko, 1989: 9).
Menurut Nurzaman (1993:29) wilayah terbangun atau yang
telah mengalami perkembangan dapat dilihat dari perkembangan
penduduknya. Wilayah terbangun akan mengalami perkembangan
14
penduduk yang cepat, karena wilayah tersebut memiliki sektor-sektor
perkembangan tinggi yang akan menarik penduduk. Terdapat unsur
unsur kebijakan dalam pengembangan wilayah. dapat berupa :
~ Penyelidikan potensial pengembangan survey mengenai sumber
daya alam, riset ilmiah, riset pasar.
~ Pengadaan prasarana yang cukup (air, listrik, pengangkutan)
apakah oleh badan swasta atau umum,
> Pengadaan sarana latihan khusus maupun pendidikan umum yang
cukup yang menjamin tersedianya tenaga-tenaga ahli.
~ Memperbaiki kerangka kerja ekonomi, terutama undang-undang
yang bersangkutan dengan penguasaan tanah, badan hukum dan
transaksi komersial
,_ Membantu menciptakan pasar yang lebih baik dan lebih banyak,
,_ Mencari dan membantu pengusaha-pengusaha yang potensial.
2.3. Perencanaan Pembangunan Ekor.omi
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap
sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumber daya
publik yang tersedia di daerah tersebut untuk memperbaiki kapasitas
sektor swasta dalam menciptakan nilai sumbedaya swasta secara
bertanggung jawab3 •
Menurut Lincolin Arsyad4 , pembangunan ekonomi daerah
adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegaiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.
3 Lincolin Arsyad, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE, Yogyakarta, 1999,hall27 4 Ibid, hal I 08
15
Ada tiga implikasi pokok dari perencanaan pembangunan
ekonomi daerah5 ;
1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistis
memerlukan pemahaman tentang hubungan antar daerah dengan
lingkungan nasional (horizontal dan vertikal), dimana daerah
tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mnendasar
antara keduanya dan konsekwensi akhir dari interaksi tersebut.
2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik
untuk daerah, dan sebaliknya.
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah,
misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan dan otoritas,
biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia
pada tingkat pusat.
2.4. Kawasan Andalan
Berd3sarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional,
Kawasan Andalan didefinisikan sebagai kawasan yang di dalamnya
terdapat sumberdaya alam, mempunyai akses terhadap pusat-pusat
pertumbuhan, memiliki aglomerasi kota, dekat dengan pusat-pusat
pemukiman dan dimungkinkan untuk pengembangan prasarana
pendukung. Penqembangan Kawasan Andalan ini pada hakekatnya
dimaksudkan u:1tuk mengakomodasikan dan mewadahi kegiatan
investasi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Penetapan Kawasan Andalan dilakukan atas dasar upaya untuk
meningkatkan pemerataan pembangunan daerah. Keberadaan
Kawasan Andalan memegang peranan penting sebagai acuan alokasi
investasi bagi pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Acuan
alokasi investasi dipandang penting, karena terkait dengan upaya
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan nilai tambah dari
investasi yang dilakukan.
5 Ibid, hal 133
16
Dengan keberhasilan pengembangan kawasan andalan
diharapkan dalam jangka panjang kemampuan pemerintah daerah
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan evaluasi
pembangunan akan semakin meningkat terutama dalam hal
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan kinerja
pembangunan ekonomi pada daerah kabupaten dan kota.
Keberhasilan tersebut merupakan modal pemerintah daerah dalam
menterjemahkan, meng1s1 dan mengaplikasikan prinsip-prinsip
otonomi dalam pembangunan daerah yang akan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kepentingan pelayanan umum dan
kesejahteraan masyarakat luas. Keberhasilan pengembangan kawasan
andalan juga C:Jkan memberikan dampak meningkatnya pendapatan
2sli daerah yang akan menjadi semakin penting dimasa datang.
Upaya pengembangan kawasan andalan merupakan salah satu
langkah untuk mendukung pemulihan ekonomi yang 3ifatnya jangka
menengah. Dukungan tersebut tercermin dari rekomendasi sektor dan
komoditas unggulan serta sub kawasan strategis yang sangat potensial
untuk diprioritaskan pengembangannya. Program pembangunan
kawasan andalan diharapkan akan menjadi katalisator pembangunan
daerah.
2.5. Analisis Location Quotient
LQ merupakan suatu indikator awal untuk melihat keunggulan
komparatif suatu sektor maupun komoditas. Tetapi terlepas dari
berbagai kelemahannya pendekatan ini sangat berguna dalam kondisi
keterbatasan data. Dalam hal ini LQ merupakan pengukuran yang
sering dipakai bukan karena keampuhannya, tetapi sekedar karena
data yang diperlukan untuk perhitungannya sangat agregat dan
biasanya tersedia serta mudah diperoleh.
Sektor-sektor yang mempunyai nilai LQ lebih dari satu disebut
sektor basis, mempunyai akses untuk ekspor ke daerah lain terutama
daerah sekitarnya. Selanjutnya untuk sektor yang mempunyai nilai LQ
17
lebih kecil dari satu disebut bukan sektor basis, daerah tersebut akan
mengimpor dari daerah lainnya karena walaupun sektor tersebut dapat
menghasilkan, tetapi sangat terbatas dan hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan lokal dan apabila permintaan melebihi yang
dihasilkan oleh sektor tersebut tentunya daerah harus mengimpor dari
daerah lain. Bertambah banyaknya kegiatan sektor basis didalam
suatu daerah, maka akan menambah arus pendapatan ke dalam
daerah yang bersangkutan, yang selanjutnya akan menambah
permintaan terhadap barang dan jasa yang menimbulkan kenaikan
volume kegiatan. Sebaliknya berkurangnya sektor basis akan
mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang masuk ke daerah yang
bersangkutan yang diikuti oleh turunnya permintaan terhadap produk
kegiatan bukan basis.
2.5. Analisis Shift Share
Analisis Shift dan Share merupakan suatu upaya untuk
mengukur perubahan total kinerja regional relatif terhadap nasional
dalam satu kurun waktu tertentu, yaitu merupakan pertumbuhan
daerah aktual dikurangl pertumbuhan yang diharaokan bila
pertumbuhan regional tumbuh sama dengan pertumbuhan regional.
Analisis Shift share adalah suatu teknik yang digu11akan untuk
menganalisa data perkapita, output maupun tenaga kerja. Metode ini
dapat digunakan untuk megamati struktur perekonomian dan
penggeserannya dengan cara menekankan pada bagian-bagian
pertumbuhan sektor indu.stri di daerah dan membandingkan sektor
yang sama secara nasional/regional.
Metode shift-share dapat digunakan untuk menganalisa
pergeseran struktur perekonomian daerah dalam hubungannya dengan
peningkatan perekonomian daerah yag didominasi oleh sektor yang
lamban pertumbuhannya, maka perekonomian daerah tersebut akan
tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah
diatasnya.
18
Metode shift-share menjelaskan bahwa pertumbuhan
perekonomian suatu daerah (G) yang ditentukan oleh tiga komponen,
yaitu :
>- Regional share (R), adalah perubahan total dari shift yang dapat
berupa bilangan positif atau negatif ini terbagi menjadi 2
komponen yaitu Proportional shift (Sp) dan Differential shift (Sd).
Disini R adalah salah satu komponen pendekatan shift share untuk
mengetahui pertumbuhan dan pergeseran struktur perekonomian
suatu daerah pada tahun t, dengan mengacu pada nilai PDRB
daerah pengamatan pada tahun awal (0) yang dipengaruhi oleh
penggeseran/pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih atas
(nasional). Hasi! perhitungan regional share menggambarkan
besarnya peranan wilayah yang mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian daerah (region). Jika pertumbuhan daerah sama
dengan pertumbuhan nasional, maka peranannya terhadap
pertumbuhan nasional akan tetap.
, Proportional Shift, dapat bernilai positif atau negatif. Proportional
shift dalam konteks PDRB adalah pergeseran dan pe;tumbuhan
NTB suatu sektor di daerah dipegaruhi oleh pertumbuhan NTB
sektor yang sama dan pertumbuhan PDB Nasional. Hal ini berarti
bahwa pertumbuhan perekoncmian suatu wilayah nasional
dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian wilayah dengan
nasional.
>- Defferential shift adalah mengukur tingkat pertumbuhan industri
regional, apakah lebih cepat atau lebih lambat dari tingkat nasional.
Defferential shift juga dapat bernilai positif atau negatif. Dalam
konteks PDRB, maka Sd adalah perbedaan antara pertumbuhan
daerah yang dipengaruhi oleh NTB sektor yang sama ditingkat
nasion a I.
Glasson (1977), menyimak lebih jauh bahwa komponen shift
(Sp dan Sd) ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang
bersifat eksternal dan internal, dalam hal ini proporsional shift
merupakan akibat pengaruh unsur-unsur luar yang bekerja secara
19
nasional dan defferential shift adalah akibat dari pengaruh faktor
faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.
Jika Sd maupun Sp positif, menunjukan bahwa sektor yang
bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang
baik untuk daerah yang bersangkutan Sebaliknya jika bernilai negatif,
menunjukan bahwa sektor yang bersangkutan dalam perekonomian
masih memungkinkan untuk diperbaiki, dengan membandingkannya
dengan struktur perekonomian regonal.
20
BAB III
GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN
KOTA BANDAR LAMPUNG DAN KOTA METRO
3.1. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG
Kota Bandar Lampung sebagai ibukota Propinsi Lampung telah
mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir, kondisi ini dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan lahan
terbangun yang setiap tahun rata-rata mengalami peningkatan sekitar 1,7%.
Kondisi te:-sebut dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk baik alami
maupun rnigrasi, perkembangan investasi, dan !<ebutuhan sarana dan
prasarana perkotaan. Disamping itu kawasan-kawasan pusat pertumbuhan
ban.; mulai bermunculan dan telah memberikan implikasi terjadinya
pemek2ran wilayah di Propinsi Bandar Lampung.
3.1.1.Kondisi Geografis dan Jumlah Penduduk
3.1.1.1. Keadaan Geografis
Kota Bandar Lampung memiliki luas 192,2 km2 yang secara
geografis terletak pada 5° 30' lintang selatan dan 105°28' sampai dengan
105°37' bujur timur. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Padang
Cermin, Ketibung dan Teluk Lampung. Sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Natar. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong
Tataan dan Padang Cermin. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Tanjung Bintang.
Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung,
dengan demikian fungsi Kota Bandar Lampung dalam konteks pertumbuhan
21
wilayah Propinsi Lampung sebagai pusat pemerintahan, sosial politik,
pendidikan dan kebudayaan serta pusat kegiatan perekonomian.
3.1.1.2. lumlah Penduduk
Penduduk Kota Bandar Lampung berdasarkan sensus kependudukan
tahun 1990 berjumlah 636.706 jiwa. Pada tahun 2000 meningkat menjadi
743.109 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduknya sebesar 1,55°/o pertahun.
Bila dikaitkan dengan informasi kepadatan penduduk maka penyebarannya
tidak merata dengan kepadatan yang sangat berbeda.
3.1.2.Fungsi Kota dalam Konteks Wilayah Provinsi
Fungsi yang diemban Kota Bandar Lampung sebagai pusat pertumbuhan
diwilayah Provinsi Lc.mpung sebagai pusat perdagangan, pusat sarana
transportasi, pusat pengembangan holtikultura, pusat pc.riwisata, pusat
industri berbagai kerajinan dan bahan pengolahan industri pertanian, pusat
kebudayaan dan agamc. serta pusat penyediaan energi.
Fungsi lain Kota Bandar Larnpung yang cukup penting dalam kaitan
fungsi diatas adalah sebagai terminal jasa distribusi bail< antar wilayah
maupun lokal serta pelayanan pemerintahan, kesehatan, telekomunikasi, dan
pusat informasi.
3.1.3. Kondisi Sarana Kota
3.1.3.1. Tra nsportasi
Pembangunan sektor transportasi di Kota Bandar Lampung
menitikberatkan pada angkutan ja/an raya atau transportasi darat yang
berfungsi sebagai penghubung antar daerah, antar kota dan lalu lintas
pergerakan dalam kota dengan fungsi utama untuk mendistribusikan barang
22
dan jasa dari pusat-pusat produksi dan daerah pertumbuhan ke daerah
pemasaran atau konsumen.
Dalam mendukung pelayanan pendistribusian penumpang dan
barang saat ini dikota Bandar Lampung terdapat lima buah terminal dan satu
stasiun kereta api. Adapun terminal angkutan darat yang ada di Kota Bandar
Lampung sebagai berikut:
1. Terminal Rajabasa yang menampung angkutan bus antar daerah dan
antar Kabupaten,
2. Untuk angkutan kota terdapat empat terminal:
• Terminal Sukaraja,
• Terminal Kemiling,
• Terminal Panjang, dan
• Terminal Pasar Bawah
Disamping itu masih terdapat terminal bayangan dimana angkutan
kota menjadikan daerah tertentu untuk mengangkut penumpang.
Untuk melayani angkutan kota, terdapat angkutan yang beroperasi
pada beberapa jalur/rute di Kota Bandar Lampung. Selain itu terdapat statiun
kereta api yang menghubungkan Tanjung Karang-Palembang
Sedangkan pada sektor transportasi laut, Kota Bandar Lampung
mempunyai prospek yang sangat strategis, karena wilayah Kota Bandar
Lampung terletak diujung selatan Pulau Sumatera yang merupakan pintu
gerbang transportasi angkutan barang dan jasa yang meliputi berbagai
komoditas ekspor-impor melalui pelabuhan panjang. Sedangkan pelabuhan
laut lain yang ada dikota Bandar Lampung adalah :
1. Pelabuhan Srengsem, merupakan tempat bertambatnya kapal-kapal
ikan tradisional,
2. Lempasing sebagai pelabuhan pelelangan ikan, dan
3. Batu Serampok yang berfungsi sebagai pelabuhan pengangkutan hasil
tam bang.
23
3.1.3.2. Air Bersih
Pelayanan air bersih di Kota Bandar Lampung, dikelola oleh
Perusahaan Air Minum (PDAM) Way Rilau. Kebutuhan air bersih bagi
masyarakat dipenuhi dari pelayanan air melalui jaringan· distribusi PDAM Way
Rilau, dan sebagian lainnya dipenuhi dengan mengambil air tanah melalui
pembuatan sumur-sumur dangkal maupun dalam.
Secara garis besar kebutuhan air bersih perkotaan dapat
dikatagorikanpada dua kelompok:
1. Kebutuhan air domestik, yaitu kebutuhan air untuk pemakaian rumah
tangga sehari-hari,
2. Kebutuhan air nondomestik atau non rumah tangga dengan cakupan
leinbaga lembaga sosial, pendidikan, fasilitas pelayanan masyarakat,
instansi pemerintah, komersial dan industri.
Proyeksi kebutuhan air Kota Bandar Lampung akan berkaitan
langsung dengan laju pertumbuhan ekono:ni, perkembangan penduduk,
tingkat konsumsi air dan aktivitas peri<otaan. Berikut ini akan disajikon
proyeksi kebutuhan air Kota Bandar Lampung (hasil studi 1996), dengan
proyeksi jumlah penduduk yang dapat berubah karena pertumbuhannya
yang dihitung pada tahun dasarnya.
Tabel 3.1 P k . K b t h A" B "h T h 1999 2030 roye s1 e u u an 1r ers1 a un -
Tahun Proyeksi Jur.llah % Konsumsi Air Kapasitas
Penduduk Pelayanan (lt/org/hari) Kebutuhan Air (lt/dt)
1999 920.941 45 150 720
2000 954.095 52 150 876
2001* 754.627 30 152 19.609.043
2005 802.513 30 153 19.609.043
2010 866.666 42 161 50.699.520
2015 935.947 55 169 81.803.520
2020 1.001.767 66 176 81.803.520
2025 1.091.568 75 181 81.803.520
2030 1.178.828 81 181 81.803.520
Sumber: Stud• Pengembangan S1stem PenyedJaan Air Mmum PDAM Way R1lau Bandar Lampung, 1996 *) Coorporate Plan PDAM Way Rilau Bandar Lampung Tahun 2001, untuk Th 2000-2030.
24
3.1.3.3. Telepon
Pemenuhan kebutuhan akan jasa telekomunikasi sampai saat ini
dilayani oleh lima sentral telepon otomat (STO) dengan kelompok sasaran
pelayanan seperti perusahaan, pemerintahan dan pribadi. Fasilitas telepon
bagi Kota Bandar Lampung kian penting seiring dengan pertambahan
penduduk, perkembangan aktivitas perekonomian kota yang lebih berciri
pada perdagangan dan jasa. Perkembangan kapasitas sambungan dan
fasilitas telepon tersaji pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 K Jpas1tas s b am ungan d I d" K B d L an Fasi itas Te epon I ota an ar ampung T h 2000 a un
Lokasi STO Kapasitas Telepon Umum
Wartel TUC TUK Jumlah
Tanjungkarang 19.904 250 71 321 391
Telukbetung :1.9.184 111 77 18 176
Panjang 3.498 31 I I
72 53 78
Kedaton 23.808 194 37 231 393
Langkapura 2.688 25 0 25 36
jJumlah 69.082 611 207 818 1.074
Sumber : PT Telkom.
3.1.~.4. Listrik
Jaringan listrik yang terdapat di Kota Bandar Lampung hingga saat
ini mampu melayani lapisan masyarakat, yang dikelompokan kedalam
beberapa pelanggan yaitu : industri, hotel, rumah tangga, usaha, gedung
pemerintah, lampu jalan dan kegiatan sosial lainnya. Dilihat dari
perkembangan setiap tahunnya pelanggan jasa listrik di Kota Bandar
Lampung terus meningkat terutama untuk rumah tangga dan usaha.
Dalam Beberapa tahun terakhir ini, (periode 2002-2004) terjadi
krisis listrik di Kawasan Sumatera Bagian Selatan, karena berbagai sebab
(operasional/teknis, dan kesulitan permodalan) yang mengakibatkan
25
terganggunya pasokan pada jalur interkoneksi listrik se Sumbagsel. Upaya
upaya perbaikan dan penambahan pasokan tenaga litrik untuk wilayah
Lampung, antara lain dilakukan melalui pembeiian daya listrik milik swasta di
Provinsi Lampung.
Tabel dibawah ini menyajikan produksi listrik yang dibangkitkan dan
yang terjual di daerah cabang tanjunkarang dan indikator perusahaan /istrik
negara daerah Kota Bandar Lampung.
Susut daya yang terjadi merupakan masalah yang serius ditengah
kekurangan pasok tenaga listrik di kota Bandar Lampung. Secara umum
terjadinya susut daya tersebut disebabkan banyak faktor yang
dikelompokkan menjadi dua. Pertama susut karena faktor teknis dan kedua
susut yang disebabkan oleh faktor non teknis.
raktor teknis berkaitan dengan sarana dan prasarana penyaluran
tenaga /istrik yang ada di Bandar Lampung, sedangkan faktor non teknis
lebih disebabkan oleh mosalah sosial seperti pcncurian daya listrik,
kesaiar1an pencatatan, dan sebagainya. Sebagian besar susut daya !ist:-ik
lebih banyak disebabkan oleh faktor non teknis.
3.1.4. Penentuan Peran dan Fungsi Kota
3.1.4.1. Ekonomi
Secara umum perkembangan ekonomi yang akan berpengaruh
langsung terhadap Kota Bandar Lampung ada/ah apa yang disebut dengan
globalisasi ekonomi yang ditandai dengan berlakunya perdagangan bebas
pada tahun 2003 untuk kawasan ASEAN. Ciri umum globalisasi ekonomi
adalah semakin bebas dan tingginya pergerakan modal, tenaga kerja, barang
dan jasa yang berlaku pada suatu kawasan.
Kota Bandar L.ampung menempati posisi geografis yang sangat
strategis, baik dalam konstelasi internasional, nasional maupun regional.
Posisinya terhadap Singapura dan Jakarta merupakan potensi bagi
pengambi/an peran dalam kerjasama regional Indonesia-Ma/aysia-Singapura
26
Growth Triangle (IMS-GT) maupun dalam menyongsong pasar bebas AFTA.
Dari segi jarak kedudukan Kota Bandar Lampung terhadap kota-kota besar
seperti Jakarta dan wilayah pertumbuhan ekonomi jabotabek, Banten, serta
Jawa Barat menjadikannya salah satu pilihan bagi relokasi dan tempat
limpahan kegiatan ekonomi dari wilayah tersebut. Dalam hal ini Bandar
Lampung menjadi poros pertumbuhan Pantai Utara Jawa dan bagian dari
proses perkembangan Pulau Jawa bagian barat.
Salah satu yang amat penting dalam perdagangan bebas ini adalah
adanya standarisasi mutu atas variabel-variabel ekonomi tersebut diatas.
Standarisasi tersebut bukan saja pada produk akhir layanan purna jual saja,
tetapi juga pada proses produksi yang juga mensyaratkan adanya
standarisasi pada keramahan terhadap lingkungan suatu proses produksi.
3.1.4.2. Perkembangan Teknologi Informasi
Globalisasi ekonomi tidak dapat dipisahka:l dari globalisasi informasi
yang ditandai dengan perkembangan rcvolusioner dari teknologi secara
umum dnn khususnya teknologi informasi. Efisiensi ekonomi mutlak
memerlukar. penguasaan teknol0gi termasuk informasi. Penggunaan
teknologi info;-masi akan merarnbah pada semua lini kehidupan manusia
bukan saja aktivitas ekonomi. Dengan demikian pemerintahanpun akan
dijalanka:l secara efisien untuk mengimbangi mobilitas variable ekonomi
pada suatu daerah. Posisi dan peran pemerintah akan mengalami perubahan
yang cukup radikal seiring dengan globalisasi ekonomi dan teknologi
informasi.
3.1.4.3. Perkembangan Daerah Sekitar
Perkembangan yang terjadi didaerah sekitar juga diyakini akan
mempengaruhi perkembangan kota Bandar l.ampung, sehingga daerah
sekitar yang dimaksud bukan terbatas pada daerah Kabupaten/Kota yang
ada di Provinsi Lampung saja melainkan daerah sekitar yang mempunyai
27
kaitan langsung seperti beberapa Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan
dan Bengkulu juga Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
Perkembangan daerah sekitar sebagai kondisi eksternal Kota Bandar
Lampung dapat saja diturunkan, dipilah perkembangannya pada aspek apa
saja yang menjadi ancaman atau peluang.
3.1.4.4. Potensi Alam
Kota Bandar Lampung memiliki luas 19.218 Ha. Dengan luas wilayah
terbangun sebesar /ebih kurang 54,93 Km2/5.493 Ha, Bandar l..ampung
memilik kawasan tak terbangur. yang cukup untuk dimanfaatkan bagi
berbagai aktifitas perkotaan.
Selain wilayah yang luas, Kota Bandar Lampung juga memiliki
potensi alam yang sangat indah, terutama laut dan perbukitannya. Kekhasan
morfologinya mulai dari pE:gunungan, perbukitan, daratan, hingga pantai
yang tsrletak di oagian dalam Teluk Lampung.- menjadikan Kcta Bandar
Lampung sangat potensial untuk dikunjungi wisatawan. Citra e~lk.
"Laut dan Gunung" tersehut merupakan potensi keindahan dan daya tarik
tersendiri ~agi Kota Bandar Lampung.
3.1.4.5. Dukungan Wilayah Belakang
Kota Bandar Lampung didukung oleh hinterland yang merupakan
wilayah penghasi/ perikanan, perkebunan dan /okasi berbagai industri.
Dengan wilayah 35.376,50 Km2, Provinsi Lampung dijuluki wilayah
unggulan, sentra pertumbuhan industri baru dan pintu gerbang lintas Jawa
Sumatera. Provinsi Lampung tumbuh menjadi wilayah penyangga bagi
kegiatan pertanian dan industri pengolah hasil pertanian, tanaman
perkebunan yang telah memperlihatkan perkembangari yang berarti,
sehingga sebagian diantaranya mampu menjadi salah satu pemasok produk
nasional. Komoditi yang memegang peranan penting adalah gula, kelapa,
/ada dan kopi robusta.
28
3.1.5. Kondisi Perekonomian
·3.1.5.1 Perkembangan PDRB Tahun 1993-2003
Salah satu indikator penting unuk mengetahui kondisi ekonomi suatu
daerah dalam suatu periode tertentu dapat dilihat dari data Produk Domestik
regional Bruto (PDRB). PDRB didefinikan sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
Pendapatan Regional yang disajikan secara deret dari waktu ke
waktu dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan, juga pertumbuhan setiap sektor-sektornya. PDRB atas harga
konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menurut
tahun das3r te.tentu. Pendapatan regional yang dihitung menurut harga
tahun dasar akan mernberikan gambaran besarnya pertumbuhan ekonomi
suatu region secara riil. Artinya pertumbuhan ekonomi tersebut tidak
terpengaruh oleh masalah perubahan harga atau inflasi yang terjadi atas
barang dan jasa yang diproduksi. Lebih jauh pertumbuhan ekonomi masing
masing sektor ekonomi akan memberikan gambaran yang dapat dijadikan
indikatcr, untuk mengukur sampai dimana keberhasilan pemerintah dalam
meningkatkan konstribusi masing-masing perekonomian daerah.
Pada sisi lain pendapatan regional atas dasar harga konstan dapat
pula digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan disiJatu daerah.
Adapun perkembangan PDRB periode 1993 - 2003 dapat dilihat pada
lampiran 1.
3.1.5.2 Strukt•.Jr Perekonomian
Pembangunan ekonomi yang sedang dilaksanakan pada h3kekatnya
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,memperluas lapangan
29
kerja dan memeratakan pendapatan masyarakat. Melalui pembangunan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan ekonomi dan
menciptakan pergeseran kegiatan ekonom1 dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier, dengan perkataari lain arah dari pembangunan
ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan dari masyarakat naik
secara mantap dengan tingkat pemerataan sebaik mungkin.
Proses pembangunan ekonomi biasanya diikuti dengan terjadinya
perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi baik struktur permintaan
domestik, struktur produksi sertas struktur perdagangannya. Perubahan
struktur ini sesungguhnya terjadi akibat adanya interaksi antara dua proses
yaitu proses akumulasi (pernbentuksn modal) dan perubahan konsumsi
masyarakat yang terjadi karena meningkatnya pendapatan perkapita.
Perubahan ini mengubah komposisi barang dan jasa yang diproduksi dan
diperdagangkan.
Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari besarnya
sumbungan/konstribusi masing-masing sektor usaha terhadnp PDRB yang
dalam ruang lingkup lebih jauh akan memeperlihatkan bagaimana suatu
perekonomian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi ke berbagai sektor.
3.2. GAMBARAN UMUM KOTA METRO
3.2.1. Aspek Fisik Dasar
3.2.1.1. Letak Geogragrafis
Wilayah Kota Metro terdapat pada bagian tengah Propinsi Lampung,
yang secara geografis terletak pada 5°6" -5°6" /intang selatan dan 105°17" -
105°19" bujur timur. Luas Kota Metro secara administratif sebesar 68,74
km2 atau 6.874 ha, dengan batac; wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pungur Kabupaten
Lampung Tengah dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung
Timur.
30
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Metrokibang
Kabupaten Lampung Timur.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan dan
Kecamatan Satang Hari Kabupaten Lampung Timur.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah.
Kedudukan Kota Metro di tengah-tengah Propinsi Lampung memiliki
kelebihan karena dapat menjadi penghubung dari dan ke daerah lain dengan
jalur jalan negara, propinsi dan jalan kabupaten/kota. Disamping itu,
kelengkapan sarana dan prasarana perkotaan yang ada dapat menarik
pergerakan penduduk dari luar wilayah menuju ke Kota Metro.
Kondisi fisik wilayah Kota Metro sangat menentukan rencana
pengembangannya di masa depan. Berdasarkan pengamatan terhadap
karakter fisik wilayah, tidak teridentifikasi adanya kendala fisik berkaitan
dengan topografi mengingat sebagian besar wilayah Kota Metro relatlf data:-.
Selain itu kondisi geologi dan rendahnya tingkat kepekaar. terhadap erosi
sangat menaukung terhadap pengembangan fisik kota. Faktor limitasi
perk8mbangan fisik yang perlu dicerrnati adalah perkembangan kota pada
kawasan di sepanjang aliran sungai dan kawasan konservasi. Hal tersebut
sangat penting dalam upaya mempertahankan kondisi ekologis wilayah yang
berkelanjutan.
Wilayah Kota Metro berkembang di atas lahan pertanian, yang
sebagian besar berupa sawah irigasi teknis dan produktif. Perkembangan ini
makin dipercepat pembangunan prasarana jalan, sehingga lahan
permukiman dan persawahan terbangun cenderung mengikuti jaringan jalan.
Pola pembangunan lahan di Kota Metro secara garis besar dikelompokkan
menjadi 2 jenis penggunaan yaitu ; lahan terbangun (build area) dan tidak
terbangun. Lahan terbangun terdiri kawasan permukiman, fasilitas umum,
fasilitas sosial dan fasilitas perdagangan jasa {sebesar 37,21 °/o dari luas
wilayah atau 2.557,18 ha). Sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari
persawahan, perladangan dan penggunaan lain-lain (62,80°/o dari luas
31
wilayah atau 4.316,82 ha). Perkembangan kawasan perukiman terjadi
kesegala arah namun mengingat prasarana dan sarana esensial lebih banyak
dibangun di bagian barat dan selatan mengakibatkan arah perkembangan
kota cenderung berkembang ke arah barat dan selatan kota.
3.2.1.2. Peran dan Fungsi Kota Metro dalam Propinsi Lampung
Dal~m skala nasional Kota Metro berfungsi mendukung kelancaran
arus transportasi lintas sumatera menuju pulau jawa, dan atau sebaliknya
sedangkan dalam skala regional Kota Metro merupakan wilayah
belakang/hinterland dari Kota Sandar Lampung sebagai ibukota propinsi.
Kondisi ini di dukung oleh keberadaan Kota Metro yang relatif dekat dengan
Kota Sandar Lampung, serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penghubung antc:ra kedua kota yang memadai.
Dalam skala lokal Kota Metro merupakan pusat pengumpulan dan
distribusi barang bagi kecamatan-kecamatan yang ada di sekitarnya.
Disamping itu, Kota Metro berkembang dengan pesat sebagai tempat
konsentrasi pemukiman penduduk, pusat pelayanan sosial, dan pusat
perdaga;,gaf'"l jasa yang didukung oleh kelengkapan fasilitas.
Secara garis besar, peranan kota Metro dalam li'lgkup Propinsi
Lampung adalah :
a. Merupakan tempat transit transportasi, yang dapat mendukung
pergerakan antar wilayah perkotaan dan pedesaan yang ada
disekitarnya.
b. Merupakan jalur lintas alterrnatif, karena dilalui oleh jalan yang
menghubungkan kota Bandar Lampung dan Kota Metro.
c. Merupakan pusat pemasaran hasil pertanian dan industri kecil (rumah
tangga)
d. Merupakan pusat pendidikan
e. Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan penggerak pertumbuhan dan
pembangunan wilayah, dengan daerah pendukung terdiri dari Kota
32
3.2.2.
Gajah, Pekalongan, Sukadana, Probolinggo, Batanghari, Sekampung,
Metro Kibang dan Trimurjo.
Aspek Sumber Daya manusia
Jumlah dan kualitas penduduk sangat berpengaruh terhadap proses
pembangunan yang berlangsung. Aspek kependudukan menentukan jumlah
kebutuhan pelayanan dan penyediaan sumberdaya ekonomi, termasuk
kebutuhan-kebutuhan dasar maupun fasilitas sosial dan fasilitas umum
lainnya. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat menunjukan
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Kota Metro.
Tabel 3.3.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2003 r
I No Tingkat Pend!dikan Jtrmlah
r-Sekolah Dasar 16.805 1
I
2 ~ SLTP 13.286
3 SLTA 11.047
4 Akademi/Perguruan Tinggi 5061
Sumber Metro Dalam Angka, Tahun 2003
Tabel 3.4.
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Berdarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2003
No Pencari Kerja Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tamat SLTP 25 24 49
2 Tamat SLTA 2218 1124 3324
3 Diploma 230 210 440
4 Sarj;ma 270 301 508
Sumber: Metro Dal<'lm Angka, Tahun 2003
Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa sumber daya manusia
yang ada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Kondisis
33
ini menunjukan perlunya perhatian pemerintah secara lebih jauh untuk
mengadakan investasi jangka panjang dibidang peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
Mata pencaharian penduduk Kota Metro pada tahun 2003 sebagian
besar adalah pada sektor jasa (33,58°/o) disusul oleh sektor pertanian
(32,92%), konstruksi (11,65%) dan perdagangan (9,45%). Secara rinci
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 J lhP ddk um a en u u yang Bk 0 M tl e er]a enuru apangan p k 0 e er]aan T h 2003 a un
I Jumlah Penduduk (jiwa) 0/o
No Sektor Metro IIV!etro Metro Metro Metro Jumlah dari
Pusat Utara Selatan Timur Barat total
1 Pertanian 1.002 30269 1.574 1.174 1.545 8o564 32,92
2 Peril-:anan 266 9 4 3 33 315 1,21
3 Pete rna !<an 615 75 212 6 0 908 3,49
4 Industri 904 265 78 143 33 :1.423 5.47
5 IKonstruksi 1665 154 376 293 544 30032 11,65
6 1 Perdagangan 493 121 189 1.511 152 2.466 9,48
7 Angkutan 80 83 7 63 62 295 1,13
8 Jasa 3o654 1.166 459 2.800 657 8.736 33,58
9 Lainnya 154 0 0 124 0 278 1,07
1 Jumlah 8o833 5o142 20899 6o117 3.026 . 260017 100
% t:iari total 33,95 19.76 11,14 23,51 11,63 100
Sumber: Bappeda Kota Metro, 2003
Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk yang bekerja
sebag1an besar bertempat tinggal di kecamatan Metro pusat (33,95°/o),
kecamatan Metro timur (23,51°/o) dan kecamatan Metro utara (19,76°/o),
sedangkan yang persentasenya relatif rendah berada di kecamatan Metro
selatan (11,14°/o) dan kecamatan Metro barat (11,63°/o).
34
3.2.3. Aspek Perekonomian Kota Metro
3.2.3.1. Analisis Produk Domestik Regional Bruto {PDRB)
Nilai PDRB Kota Metro 1999 atas dasar harga berlaku sebesar Rp.
262.213 juta rupiah meningkat menjadi Rp. 375.648 juta rupiah pada tahun
2003 atau meningkat sebesar 43,26°/o. Sementara atas dasar harga konstan
mengalami peningkatan sebesar 18,22°/o sejak tahun 1999, yaitu sebesar
Rp. 105.870 juta rupiah pada tahun 1999 menjadi Rp. 125.160 juta rupiah
pada tahun 2003. secara rinci perkembangan nilai Kota Metro sejak tahun
1999 sebagai berikut :
Tabel 3.6 PDRB Kota Metro Atas Dasar Harga Ber@ku atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 1999-2003
I No Lapangan Usaha 1999 2000 2001 2002 2003
1 Pertan;an, 71,753 75,939 80,898 75,:!. 75 79,174
2 Pertambangc:n 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 14,117 16,463 17,999 18,8S9 19,187
4 Listrik, Gas & Air Bersih 3,305 4,353 5,180 6,142 6,414
5 Bangunan 15,358 17,962 19,860 22,160 22,402
6 Perdagangan, Hotel dar. 54,297 63,055 64,178 70,176 74,620
Resto ran
7 Transportasi dan 18,475 23,775 25,964 31,335 32,508
Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan, & 22,686 25,194 27,070 36,987 58,246
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 62,222 72,112 76,133 80,516 83,097
PDRB 262,213 298,853 317,282 341,380 375,648
35
Tabel 3.7 Perkembangan PDRB Kota Metro Atas Harga Berlaku dan
Atas Harga KonstanTahun 1999-2003
PDRB 1999 2000 2001 2002
Harga Berlaku 262.213 298.853 317.282 341.380
Harga Konstan 105.870 109.323 113.409 117.262
2003
375.648
125.160
Nilai PDRB Kota Metro apabila dikelompokkan berdasarkan kelompok
sektor, terlihat bahwa kelompok sektor tersier lebih tinggi dari sektor primer
dan sekunder. Persentase kelompok sektor PDRB Kota Metro pada tahun
2003 adalah sektor primer sebesar 21,08%, sektor sekunder sebesar
12,78°/o, dan sektor tersier sebesar 66,14%
3.2.3.2. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Metro menunjukkan peningkatan
setiap tahun. Pada tahun 2003 rertumbuhan ekonomi Kota Metro mencapai
6,74°/o yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Propinsi Lampung
sebesar 5, 72°/o. Meskipun demikian pertumbuhan ekonomi rata-rata Kota
Metro antara tahun 1999 sampai dengan 2003 sebesar 4,28°/o pertahun,
sementara pert11mbuhan ekonomi Propir.si Lampung pada periode yang sama
sebesar 4,47°/o. Sektor yang memberikan sumbangan paling besar bagi
pertumbuhan ekonomi Kota Metro adalah sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan sebesar 1,19°/o, sedangkan sektor pertanian memberikan
sumbangan negatif sebesar -0,13%.
Sektor lainnya yang mempunyai peranan besar terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah adalah sektor jasa {1,18°/o), sektor
perdagangan, hotel dan restoran (0,98°/o), serta sektor transportasi dan
komunikasi (0,49°/o). Pangsa rata-rata sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan sebesar 9,65°/o dengan laju pertumbuhan sebesar 12,29°/o
pertahun. Sektor jasa-jasa mempunyai pangsa sebesar 21,96°/o dengan laju
pertumbuhan sebesar 5,39°/o pertahun. Sektor pergadangan, hotel dan
36
restoran mempunyai pangsa 19,34°/o dengan laju pertumbuhan sebesar
4,60°/o per tahun, serta sektor transportasi dan komunikasi mempunyai
pangsa rata-rata sebesar 12,85% dengan laju pertumbuhan 3,81 °/o per
tahun.
Tabel 3.8 Tingkat Pertumbuhan PDRB Kota Metro Periode 1999 sampai 2003 menurut
lapangan usaha pada harga konstan
1999-2003 (%) LAPANGAN USAHA 1999 2000 2001 2002 2003 Pangsa
Pertmb rata2
1. PERTANIAN 22,136.0 19,770.0 21,022.0 20,126.0 21,274.0 -0,73 18,35
2. PERTAMBANGAN 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0
3. INDUSTRI 9,335.0 9,788.0 ~0.107.0 10,552.0 11,041.0 4,29 8,91
4. LISTRIK, GAS & AIR 1,911.0 ~.057.0 2,125.0 2,130.0 2,116.0 2,63 1,81
5. BANGUNAN 7,272.0 7,755.0 8,166.0 8,570.0 8,982.0 5,42 7,13
6. PERDAG,.HTL & REST 20,037.0 21,512.0 21,824.0 23,062.0 23,962.0 4,60 19,34
7. PENGANGt<:TN & KOM. 13,273.0 14,674.G 14,867.0 15,103.0 15,371.0 3,81 12,85
8. KEUANGAN 9,481.0 9,770.0 10,208.0 11,163.0 14,764.0 12,29 9,65
9. JASA-JASA 22,425.0 23,997.0 25,090.0 26,556.0 27,650.0 5,39 21,96
105.870. 109.323. 113.409. 117.262. 125.160. 4,28 100 PDRB DENGAN MIGAS 0 0 0 0 0
105.870. 109.323 113.409. 117.262. ~25.160. 4,28 1'00 L PDRB TANPA MIGAS 0 0 0 c 0
Sumber: BPS Kota Metro l004(data d10lah)
3.2.3.3. Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh
besarnya sumbangan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan
jasa. Perekonomian Kota Metro pada tahun 2003 didominasi oleh 3 sektor
yaitu jasa-jasa, pertanian dan perdagangan yang memberikan andil hampir
65°/o terhadap total PDRB Kota Metro. Ketiga sektor tersebut merupakan urat
nadi perekonomian Kota Metro. Se/ain itu, sektor keuangan memberikan
kenaikan yang cukup signifikan dari 10,83°/o pada tahun 2002 menjadi
15,51 °/o tahun 2003 yang dipicu oleh kenaikan subsektor perbankan.
37
Kontribusi terendah diberikan oleh sektor penggalian dan pertambangan
(0°/o) serta sektor listrik, gas dan air bersih (1,57°/o)
3.2.4. Aspek Sarana dan Prasarana
3.2.4.1. Transportasi
Si~tem Transportasi di Kota Metro diarahkan untuk memperlancar
arus distribusi barang dan jasa, mengembangkan kegiatan ekonomi,
meningkatkan aktifitas pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan
mobilitas penduduk kE: selunrh wilayah kota, serta membuka isolasi daerah
pinggiran dan sentra-sentra produksi pertaman di daerah pinggiran kota
(urban fringe).
Sistem jaingan jalan di Kota Metro, merupakan bagian dari jaringan
jalan propinsi dan nasiunal. Pembagian jalan di Kota Mdetro menurut
statusnya adalah sebc:Jgai berikut :
Tabel 3.9 an]ang a an I OC! e ro P J I d. K t M t
No Status lalan Panjang {km)
1 Jalan Negara 5.735
2 Jalan Propinsi 21.900
3 Jalan Kabupaten
a. Jalan Hotmix (72,916 km)
b. Jalan Aspal (127,121 km)
c.Jalan Batu/onderlag (192,600 km)
d. Jalan Tanah (14,360 km) 406.700
Jumlah 434.335
Sumb2r: Dmas PU Kota Metro, 2004
Jaringan jalan -jalan utama Kota Metro mengarah dan berpusat pada
satu titik yaitu pusat kota (pola radial). Konsekuensinya adalah seluruh lalu
lintas baik lokal maupun regional harus melalui pusat kota, sehingga dapat
terjadi kelebihan beban pada jalan menuju dan dipusat kota. Selanjutnya
38
dapat terjadi kesenjangan perkembangan wilayah pada bagian yang berada
di pinggiran koat, khusunya yang tidak dilalui oleh jalan utama menuju pusat
kota.
3.2.4.2. Air Bersih
Penduduk Kota Metro memenuhi kebutuhan air bersih dengan
memanfaatkan beberapa sumber, yaitu :
;;. Jaringan pipa distribusi dari PDAM berupa sambungan rumah dan
hidran umum, walaupun dalam jumlah relative kecil bagi penduduk di
pusat K8ta Metro.
;;. Air tanah dangkal (sumur gali dan sumur pampa),
;;. Air permukaan sungai
Kedalaman sumur gali di Kota Metro berkisar antara 6-7 meter dengan
kondisi tanah berupa lempun9 pasir dan pasir laterite. Ketinggian muka
air statistik selama m;Jsim hujan sebesar dua meter di bawah parmukaan
air tanah, menurun menjadi tiga meter selama musim kemarau. Kondisi
air sumur pada umumnya cukup bersih ditinjau secara fisik, demik!an
pula halnya dengan kondisi air sungai.
Tabel 3.10 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih tiap Kecamatan
di Kota Metro (lt/hr) Kecamatan 2002 2003 2004 2005 2010
Metro Pusat 3.363.300 3.692.580 4.050.480 4.450.980 7.100.160
Metro Utara 1.475.820 1.599.840 1.610.700 1.872.300 2.774.040
Metro Selatan 1.016.520 1.166.940 1.339.680 1.537.980 3.066.540
Metre Barat 1.294.440 1.363.760 1.438.860 1.516.980 1.976.040
Metro Timur 2.013.900 2.327.760 1.339.680 2.502.540 3.066.540
Kota Metro 9.163.980 10.150.880 9.779.400 11.880.780 17.983.320 .. Sumber: Has1l Analls1s, RTRW Kota Metro 2001
39
3.2.4.3. Listrik
Masyarakat Metro saat ini telah menerima suply tegangan dari sektor
cabang Tanjung Karang ranting Mero melalui gardu induk Metro dengan
sistem transmisi antara 50-160 KVA yang dikelola oleh perusahaan Listrik
Negara rating Metro, juga melalui pembangkit listrik tenaga Diesel Metro.
Jaringan distribusinya telah tersebar keseluruh wilayah kota, sehingga pada
dasarnya seluruh masyarakat Kota Metro telah memperoleh pelayanan
utilitas listrik.
Pelayanan listrik yang dikelola ole PLN Kota Metro umumnya
diperuntukan bagi perumaha!1, industri, perkantoran, dan jasa komersial.
Kebutuhan untuk perkc:ntoran dan jasa komersial adalah 30% dari
kebutui1an untuk perumahan, selain itu untuk penerangan jalan umum
diperkirakan sebesar 5°/o dari kebutuhan perumahan.
Tabel 3.11 Proyeksi Kebutl.!han Listrik Total dalam (KVA)
KC!camatan 2002 2003 2004 2005 201(\
Metro Pusat 10.202.200 11.216.880 12.313.418 13.520.520 1.303.008
Metro Utara 4.565.363 4.939.583 5.257.305 5.662.508 8.426.520
Metro Selatan 30.873.151 3.544.763 4.070.858 4.874.580 9.314.798
Metro Barat 3.932.955 4.145.580 4.371.570 4.608.495 6.002.708
Metro Timur 6.116.918 6.576.795 7.070.690 7.601.648 10.917.383
Kota Metro 27.904.771 30.423.601 33.083.841 36.267.751 48.464.425 ..
Sumber: Has11 Anahs1s, RTRW Kota Metro 2001
3.2.4.4. Telepon
Jaringan telepon di Kota Metro belum tersebar secara merata ke
seluruh wilayahnya. Berdasarkan kepadatan penduduknya, kecamatan Metro
Pusat adalah daerah yang membutuhkan pelayanan jaringan telepon paling
banyak.
40
BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN
BANDARLAMPUNG-METRO
4.1. Program Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung dan
Metro
Secara filosofis h3kekat pembangunan wilayah pada dasarnya
merupakan upaya terkoordinasi untuk menciptakan keadaan dimana tersedia
banyak alternatif yang sah bagi setiap warganya untuk mencapai tingkat
kesejahteraan yang selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dimensi
pembangunan wilayah menuntut diterapkannya strategi dan kebij3ksanaan
yang integral dan menyeluruh. S~rategi dan kebjc:ksanaan pengembangan
suatu wilayah pada dasarnya merupakan suatu tahap atau langkah yang
berkesinambungan dan terorganisir dalam mencapai suatu sasaran.
Secara teoritis terdapat 3 strategi utama yang dapat diterapkan
untuk Kawasan
pengembangan
pengem ba ngan
Andalan Bandar Lampung-Metro, yaitu
sisi permintaan (Demand Side Strategy),
sisi penawaran (Supply side Strategy) dar.
penge.mbangan sisi pelayanan wilayah (Service Area Strategy).
4.1.1. Strategi Pengembangan Sisi Permintaan
strategi
strategi
strateg:
Pengembangan sisi permintaan pada dasarnya merupakan suatu
strategi pembangunan wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan
permintaan lokal terhadap barang dan jasa melalui peningkatan taraf hidup
masyarakatnya. Memperhatikan profil kependudukan dan perekonomian di
kawasan andalan, terlihat bahwa tingkat pendapatan perkapita yang
mencerminkan taraf hidup masyarakat masih tergolong rendah.
41
Pendekatan strategi pengembangan sisi permintaan menuntut
komitmen pihak sektoral untuk melakukan skala prioritas pembangunan
yang langsung menyentuh kepentingan produktifitas usaha. PenE:!rapan
strategi yang berbasis aktivitas pertanian harus disertai dengan penerapan
perwilayahn komoditas yang menjurus pada pengembangan dan spesialisasi
suatu sub kawasan. Pada pengembangan kawasan andalan harus pula
ditentukan komoditas utama dan komoditas penunjangnya, yang didasarkan
pada:
a. kesesuaian alamiah
b. ketersediaan pasok faktor-faktor produksi
c. propek pemasaran
d. pengembangan industrial linkage
Jika kita akan mengembangkan Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung -
Kota Metro berdasarkan pendekatan sisi permintaan, maka harus
memperkuat basis produksi pertanian yang secara tradisional sudah banyal<
diusahakan masyarakat.
4.1.2. Strategi pei1gembangan sisi penawaran
Pengembangan sisi penawaran merupakan strategi yang ditujukan
untuk meningkatkan pasok komoditas terter1tu (ekspor ke luar wilayah) yang
pada umumnya diproses dari sumber daya alam lokal. Keuntungan utamanya
adalah bahwa prosesnya berlangsung relatif lebih cepat. Sekalipun demikian
dilain pihak mengandung tiga kelemahan dasar, yaitu :
a. sering menimbulkan ket!mpangan ekonomi antar kawasan dalam
suatu wilayah,
b. bersifat padat modal
c. relatif sanqat peka terhadap perubahan-perubahan ekonomi diluar
wilayah.
42
4.1.3. Strategi Pengembangan Sisi Pelayanan Wilayah
Pengembangan sisi pelayanan wilayah tidak tergantung pada
ketersediaan sumber daya alamnya, tetapi dalam kinerjanya membutuhkan
dana yang besar untuk pengadaan fasilitas pelayanan bagi seluruh wilayah.
Dalam hal arahan strategi pengembangan hierarki pelayanan kota-kota,
maka kota Bandar Lampung kelak diproyeksikan akan menjadi pusat
pelayanan seluruh kawasan andalan secara umum, dengan menciptakan
keterkaitan yang lebih tinggi terhadap sub kawasan stategis.
4.1.4. Pend~katan Pengembangan Kawasan
Salah satv tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat baik secara ekonomi maupun
social. Pcndekatan yang digunakan dalam penyusunan Kawasan Andalan
Kota Bcndar Lampung - Kota Metro diarahkan untuk mengembangnkan
kegiatan usi=lha yang sesuai dengan potensi yang dimiliki kawasan sehingga
dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Agar pengembangan kegaiatan usaha unggulan sektor maupun
komoditas, maka diperlukan suatu rencana pengembangan terpadu yang
mempunyai keterkaitan erat dengan pemanfaatan SDA, SDM, sumber daya
buatan, dan ketersediaan teknologi dan modal.
Prinsif-prinsif yang dapat diterapkan dalam pengembangan kawaan andalan
adalah :
1. Pengembangan kawasan andalan dapat dilihat sebagai suatu sistem
produksi (masukan, proses dan keluaran), masukan berupa sumber
daya alam, sumber daya manusia, teknologi, prasarana dan sarana
dasar. Proses dilakukan sesuai dengan karesteristik industri atau jenis
kegiatan usaha dan keluaran berupa produktifitas e~tau aktivitas
ekonomi yang dapat menggerakkan kegiatan lainnya,
2. Perumusan aktifitas ekonomi atau kegiatan usaha unggulan yang
menjadi prime movers pengembangan wilayah didasarkan pada
43
pertimbangan ekonomis terhadap prospek pengembangan suatu
komoditas unggulan.
3. Pemilihan kegiatan usaha dengan mempertimbangkan hal-hal sbb:
• Faktor-faktor pada sisi demand driven, yaitu kajian tentang
potensi pasar lokal, regional, maupun internasional.
• Faktor-faktor pada sisi supply driven, yaitu kajian tentang
potensi dan kendala pengembangan baik sda, sdam maupun
faktor lainnya
• Batasan dan dukungan terhadap pengembangan kawasan
andalan seperti biaya, kelembagaan, teknologi dan
implementasi.
4.2. Paradigma Pembangunan dar Arah Pengembangan Kawasan
Andalan Bandar Lampung - Metro
Paradigma pembangunan dan arah pengembangan wilayah di
Indonesia mengalami perubahan yang mendasar begitu juga arahan
pengembangan Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro harus
dalam konteks arahan tata ruang b~ik pada tingkat nasional, Propinsi
maupun kabupaten/kota agar pengembangan Kawasan Andalan Kota Bandar
Lampung - Kota Metro bersifat serasi terhadap wilayan sekitarnya serta tidak
menjadi tumpang tindih berbagai kepentingan pembangunan.
Program pengembcmgan kawasan andalan diharapkan dapat lebih
mewadahi keingingan untuk lebih mendepankan pola kemitraan usaha. Pola
kemitraan potensial untuk diterapkan pada pengembangan program industri
pengolahan pengolahan hasil pertanian.
Pola pembangunan yang selama ini sentralistik perlu segera
dirubah dan mengarah pada desentralisasi. Dalam program pengembangan
kawasan andalan Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, diharapkan dapat
disusun secara transparan program pembangunan yang akan dilakukan,
pelai<.u pembangunannya, sektor dan komoditas unggulan, serta sub
kawasan strategis yang akan mendapat prioritas pengembangannya. Proses
44
yang transparan dalam penetuan hal-hal tersebut akan dapat meningkatkan
ketepatan program pembangunan yang disusun. Hal ini dimaksudkan agar
masyarakat pada kawasan andalan dapat berperan secara aktif untuk
memberikan masukan dan mendapatkan pelayan secara berkeadilan.
4.3. Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung -
Metro
Pengembangan Kawasan Andalan Bandar Lampung - Metro
merupakan bagian dari program penataan ruang nasional dan Propinsi, yang
sekaligus diharapkan dapat menjadi pemacu pulihnya perekonomian di
kawasan andalan Bandar Lampung - Metro akibat krisis multi dimensi yang
terjadi sejak tahun 1997. untuk mencapai program pembangunan yang
terarah, diperlukan visi untuk menyatukan pandangan ke depan mengenai
cita-cita selu1uh pihak terkait secara bersama-sama: yaitu pemerintah
daerah, duf"lia usaha dan masyarakat setempat. Selanjutnya visi tersebut
akan menjadi acuan bagi penyl.!sunan misi, scenario, dan strategi
pembangunan.
Visi dan misi Kawasan Andalan Bandar Lampung dan Metro dirumuskan
der,gan memoertimbangkan hal terknit dengan cita-cita untuk memajukan
seluruh kawasan a11dalan, di antaranya adalah
a. proses globalisasi ekonomi dunia yang menuntut seluruh wilaya!l
untuk mengambil peran dan manfaat yang sebesar-besarnya dalam
perdagangan dunia yang tidak lagi mengenal batas Negara;
b. kebijakan pembangunan pada tingkat nasional yang memposisikan
Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro sebagai sebagai
kawasan andalan yang prospektif untuk berkembang;
c. visi dan misi pembangunan Propinsi Lampung;
d. kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pemerintah
pusat dan daerah yang menuntut pemberdayaan masyrakat melalau
kegiatan pembangunan yang berbasis pada potensi wilayah yang
dimiliki, dan aspirasi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
45
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka dapat dirumuskan visi
pembangunan kawasan andalan Bandar Lampung dan Metro sebagai sentra
agribisnis dan agroindustri unggulan berbasis potensi sumberdaya wilayah
dan sumber daya lokal yang berdaya saing tinggi di tingkat regional, nasional
dan global.
Visi tersebut dapat dicapai melalui beberapa misi :
1. memberdayakan potensi wilayah sebagai aset untuk mendukung
pembangunan perekonomian dan meningkatnya kesejahteraan
masyrakat.
2. mengembangkan sub-sub kawasan strategis sesuai dengar. potensi
dengan komoditas unggulannya beserta keterkaitannya dengan agar
il"ldustri, serta mengedepankan pola kerjsa sama antara pengusaha
dengan petani.
3. memprioritaskan pengembai1gan komoditas ekspor unggulan untuk
mernacu laju pengembangan wilayah.
4. menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan :nvest~si
pembangunan i<awasan dengan dukungan sarana dan prasarana
pembangur.an.
Berdasarkan potensi wilayah yang dimiliki Kawasan Andalan Bandar
Lampung dan Metro dan sejarah pertumbuhan kota-kotanya yang memiliki
sub sistem, marketable surplus, agro industri dan industri maka
pengembangan kawasan andalan sebaiknya terdiri atas 3 skenario
pendekatan yang saling berdekatan dan saling melengkapi. Ketiga skenario
pendekatan tersebut ada/ah untuk memperkuat sisi permintaan wi/ayah,
merPprioritaskan sisi penawaran wilayah, dan pemenuhan pelayanan
wilayah. Ketiga skenario t~rsebut harus dapat dilaksanakan secara
bersamaan untuk mendapatkan efek sinergis yang maksimal.
46
4.3.1. Memperkuat Sisi Permintaan Wilayah
Skenario ini merupakan langkah untuk mewujudkan misi pertama dan
kedua. Intinya adalah meningkatkan permintaan lokal terhadap barang dan
jasa melalui peningkatan taraf hidup masyarakatnya. Permintaan terhadap
barang dan jasa yang meningkat akan merangsang pertumbuhan sektor
industri barang and jasa, sehingga dapat memacu peningkatan penyerapan
tenaga kerja. Demikian proses tersebut terus bergulir sehingga dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, dan diharapkan akan terjadi
percepatan pertumbuhan wilayah, yang pada akl1irnya akan berdampak pada
meningkatnya kesejahte;aan masyarakat.
Pengembangan skenario ini dapat diwujudkan melalui 2 alternatif, sebagai
berikut :
1. Mengembangkan seluruh komoditas unggulan secara bersama-sama
untuk mencapai swasembada. Alternatif ini hanya bisa diterapkan bila
pada waktunya tersedia dana yang memadai.
2. Mengembangkan komoditas unggu!an secara beotahap sesuai dengan
ketersediaan dana. Pada tahap awal, komoditas unggulan yang perlu
segera dikembangkan untuk mencapai swasembada adalah komoditas
yang sangat strategis. Tahap selanjutnya dilakukan upaya pencapaian
swasembad21 untuk komiditas lainnya bila ketersediaan dana
memungkinkan
4.3.2. Memprioritaskan Sisi Penawaran Wilayah
Skenario ini merupakan langkah untuk mewujudkan misi ketiga.
Pengembangan sisi penawaran ditujukan untuk meningkatkan pasok
komoditas yang berorientasi ekspor, dengan basis sumberdaya lokal.
Keuntungan utama dari pengembangan wilayah dengan menempuh
pengembangan sisi penawaran adalah bahwa prosesnya berlangsung relatif
cepat. Dengan percepatan tersebut, maka dampak program pembangunan
secara keseluruhan relatif lebih cepat dapat dinikmati hasilnya.
47
Pengembangan skenario prioritas sisi penawaran wilayah dapat diwujudkan
melalui 2 alternatif :
1. pemerintah perlu memfasilitasi agar ekspor komoditas unggulan
tradisional tetap dapat dipertahankan atau bahka~ ditingkatkan agar
posisi Lampung sebagai eksportir komoditas tersebut tetap baik.
2. apabila ketersediaan dana memungkinkan pemerintah per/u ekspansi
untuk memfasilitasi masuknya arus investasi bagi komoditas ekspor
unggulan lainnya
4.3.3. Pemenuhan Pelayanan Wilayah
Skenario ini merupakan langkah untuk mewujiJdkan misi keempat.
Pemenuhan sarana/prasarana pelayanan wilayah pada dasarnya bertujuan
untuk meningkatkan keutungan lokasi (Jocational rent) sehingga investor
tertarik untuk menanarr.kan rr.odc:tlnya di kawasan andalan. Berdasarkan
kondlsi yang ada, tidak dapat dipungkiri bahwa kelengkapan fasilitas
peiayanan wilayah di Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro
relatif terbatas. Beberapa fasilitas dan utilitas yang perlu ditingkatkan
misalnya jaringan jalan, simpul-simpul pemasaran yang berorientasi lokal
dan ekspor, jaringan irigasi, jaringan listrik, jaringan telpon, jaringan air
bersih dan lain sebagainya. Peningkatan fasilitas pe/~yanan diperlukan dalam
konteks memperlancar/memperbaiki kC1ita11 antara bahan baku - tempat
produksi - tempat pcmasaran. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dalam
kurun waktu 10 tahun ke depan subsidi untuk fasilitas di Kawasan Andalan
. Kota Bandar Lampung - Kota Metro akan menjadi sangat besar.
48
4.3.4. Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Kota Bandar
Lampung - Kota Metro
4.3.4.1. Pengembangan Sentra Produksi Komunitas.
Pengembangan komoditas unggulan di Kawasan Andalan Bandar
Lampung - Metro pada dasarnya berprinsip pada hasil analisa gerombol.
Meskipun demikian prinsip tersebut tidak bersifat kaku, mengingat terdapat
beberapa masukan lain, baik dari forum publik maupun arahan komoditas
unggulan masing-masing kota
4.3.4.2. Pengembangan Pusat-pusat Pelayanan
Berdasarka:1 Analisis yang telah dilakukan, beberapa kota di Kawasan
Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro kelak akan berper~m sebagai
pusat, penyangga, dan sub pusat pelayanan i<awasan Andalan Kota Bandar
Lampung - Kota tvietro. Pusat pelayanan akan berfungsi sebagai pusat
aktivitas yang akan melayani seluruh Kawasan Andalan Kota Bandar
Lampung - Kota Metro. Kota penyangga akan melayani beberap3 fungsi
strategis dari peran Kawasan Andalar. Kota Bandar Lampung - Kota Metro.
Sedangkan kota yang menjadi pusat produksi, koleksi, pengo!ahan dan
distribusi komoditas unggulan; akan dikembangkan menjadi sub pus3t
pelayanan Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro di mana
kota tersebut bersifat melayani sentra-sentra komoditas di wilayah
sekitarnya. Kota yang menjadi pusat pelayanan adalah Kota Bandar
Lampung. Kota yang berperan sebagai Penyangga Kawasan Andalan Kota
Bandar Lampung - Kota Metro adalah Metro dan Pringsewu. Kota Metro dan
Priongsewu dipilih karena telah cukup berkembang serta telah berperan
menjadi pusat jasa, perdagangan, simpul koleksi, dan simpul distribusi dari
wilayah belakangnya. Kota-kota lain yang menjadi sub pusat pelayanan
Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro meliputi : Natar,
Labuhan Maringgai, Gedong Tataan, Tanjung Bintang, Jabung, Seputih
49
Raman, Katibung, Sukoharjo dan Way Jepara. Urutan penyebutan
menunjukkan hirarki tingkat pentingnya kota sebagai sub pusat pelayanan
Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro.
Kota Bandar Lampung pada saat ini sudang menyandang fungsi utama
sebagai pusat pemerintahan (Propinsi dan Kota), sebagai pusat perdagangan
dan jasa regional, pusat distribusi dan koleksi barang/jasa, pusat pendukung
jasa pariwisata, pusat pendidikan tinggi dan pusat industri. Dengan
penambahan peran sebagai pusat pelayanan di Kawasan Andalan Kota
Bandar Lampung - Kota Metro, maka kedudukan kota Bandar Lampung
sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) akan menjadi semakin penting, bukan
saja pada lingkup regional tetapi juga pada lingkup naslonal. Mengingat
fungsinya sebagai pu?at pelayanan Kawasan Andalan Kota Bandar Lampung
- Kota Metro, maka semua fasilitas pelayanan yang sifatnva membawahi
kepentingan kawasan akan berkendudukan di kota Bandar Lampung.
Kota Metro pada saat ini berperan sebagai kota pemerintahan, pusat
perdagangan, dan pusat jasa. Sedangl<an kota pringsewu pada saat ini
berperan sebagai kota perdagangan dan jasa. Dengan menyandang fungsi
sebagai kota ~enyangga Kawasan Andala!'l Kota Bandar Lampung - Kota
Metro~ maka kelc:;k kota Metro dan Pringsewu perlu meningkatkan perannya
sebagai kota perdagangan dai1 jasa. Mengingat akan semakin pentingnya
peran Kota Metro dan Pringsewu, maka perlu didukung dengan pasokan
listrik, telpon, dan air bersih -yang memadai. Langkah ini perlu dilakukan
sebagai langkah awal untuk mencegah menumpuknya seluruh aktivitas di
Kota Bandar Lampung.
4.3.4.3. Pengembangan Infrastruktur Utama.
Pengembangan ini dima'<sudkan untuk meningkatkan nilai Location rent
kawasan Andalan agar menarik minat kalangan investor untuk menanamkan
modalnya. Infrastruktur utama yang harus dikembangkan di Kawasan
Andalan Kota Bandar Lampung - Kota Metro mengacu pada strategi
pemenuhan pelayanan wilayah sebagai mana telah dikemukakan.
50
a. Sistem transportasi.
b. Jaringan Irigasi.
c. Pangkalan Pendaratan Ikan
d. Jaringan Listrik dan Telpon
e. Jaringan Pemasaran.
4.4. Indikasi Program Pengembangan Kawasan Andalan Bandar
Lampung - Metro
Indikasi program merupakan bentuk konsep pelaksanaan program
program pembangun3n yang akc:m dilaksanakan di Kawasan Ar.dalan Bandar
Lampung - Metro. Perumusan indikasi program pembangunan dirinci
menurut sektor dan program, lokas: dilaksanakannya prog1·am, waktu
pelaksanaan program, dan sumber dana.
51
BABV
ANALISIS PEREKONOMIAN
DAN KEBIJAKAN PERENCANAAN
5.1. Pertumbuhan Ekonomi
5.1.1. Konstribusi dan Pertumbuhan Sektoral
Untuk dapat mengetahui keberhasilan pembangunan suatu wilayah
mcka dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi. Perekonomian dikatakan
tumbuh apabila total balas jasa riil yang diterima masyarakat atas
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari
tJhun-tahur. sebelumnya.
Sebelum membahas pertumbuhan ekonomi maka lebih dahulu
ditinjau pengertian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi
adalah upaya m2lakukan perubahan positif dan kemajuan mencapai hartkat
hidup manusia melaiui pendekatan ekonomi yaitu dilihat dari peningkatan
GNP/PDRB perkapita dan kemampuan daerah atau negara untuk
mengembangkan outputnya pada tingkat yang lebih tinggi dari pada
pertumbuhan penduduknya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan atau pertambahan jaringan produks:, basis industri, basis
ekonomi yang kemudian meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan
masyarakat.
Ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi
modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Pertumbuhan
ekonomi wilayah dan pembangunan dapat dilakukan bersamaan melalui
perluasan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung dilihat dari
pertumbuhan PDRB pada tabel 5.1 dan Kota M2tro dapat dilihat dari
pertumbuhan PDRB pada tabel 5.2 berikut ini:
52
Tabel 5.1 Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Sektoral
Di Kota Bandar Lampung atas harga konstan 1993 Tahun 1999-2003
Pertumb
LAPANGAN USAHA 1999 2000 2001 2002 2003
' 1. Pertanian Rp.(jutaan) 46.924.00 53.188.00 45,596.00 46,487.00 46.611.00
% (pertmb) - 13.35 (14.27) 1.95 0.27
· 2. Pertambangan dan Ro.(iutaan) 7.530.00 8.427.00 8.796.00 8.869.00 9,011.00 . Penggalian % (pertmb) - 11.91 4.38 0.83 1.60
3. lndllstri Pengolahan Rp.(jutaan) 300,444.00 316.010.00 323.095.00 326.258.00 322.782.00
% (pertmb) - -· 5.18 2.24 0.98 (1.07) 4. Listrik. Gas & Air
LBer&ih Rp.(jutaan) 32.953.00 35.079.00 43.199.00 41.189.00 40.473.00
% (pertmb) - 6.45 23.15 r--- ( 1.65) (1.74)
~' 5. BanQunan Rp.(jutaan\ 160.355.0C 166.532.00 171.217.00 173.176.00 180.276.00 ~ :
I % (pertmb) ~rdagangan. Htl &
- 3.85 2.81 1.14 4.10
I . Rest Rp.(jutaan) 379.774.00 394.078.00 402.548.00 406,2€7.00 448,542.00
•· % {~ertmb) - 3.1"1 2.15 0.92 10.41 l 7. Pengangkutan dan I Ro.(iutaan) 321.082.00 346.361.00 378.711.00 407.441.00 441.084.00
r r~· Komunii<asi % (pertmb) - 7.87 9.34 7.59 8.26
t 8. Ke•J, Perswn & js Prs Rp.(jutaan) 155,780.01) 132.841.00 123.877.00 144.715.00 183.789.00
% (pertmb) - (14.73) (6.75) 16.82 27.00
9. Jasa-jasa Rp.(jutaan) 236.538.00 242.814.00 251.524.00 260.870.00 269.010.00
% (pertmb) - 2.65 3.59 3.72 3.12
PDRB Rp.(jutaan) 1.641 .380.00 1.695.330.00 1.748.563.00 1.815,212.00 1.941.578.00
% (pertmb) - 3.29 3.14 3.82 6.96 ·poRB PROP LAMPUNG Rp.(jutaan) 6.873.385.00 7.104.028.00 7.433.264.00 7.817.341.38 8.263.917.27
% (pertmb) - 3.36 4.63 5.17 5.71 ..
Sumber : Hasil AnahS1s
Secara umum rata-rata pertumbuhan PDRB Kota Bandar Lampung
hampir sama dengan PDRB Propinsi Lamp~ng, dari rata - rata pertumbuhan
yang ten:inggi adalah di sektor Pengangkutan dan Komunikasi yaitu dengan
rata-rata 8.26°/o di mana pertumbuhan tertinggi dari tahun 2000 ke tahun
2001. PDRB yang t:erkecil pertumbuhannya adalah sektor pertanian.
51
rata2
1%)
0.32
4.68
1.83
5.80
2.98
4.31
8.26
5.59
3.27
4.30
4.72
I
Tabel 5.2 Produk Domestik Regional Brute dan Pertumbuhan Sektoral
Di Kota Metro atas harga konstan
LAPANGAN US AHA
1. Pertanian
Keterangan
Rp (jutaan)
% (pertmbh)
2. Pertmbangan Rp (jutaan)
dan Penggalian % (pertmbh)
3. Ind. Penglhan Rp (jutaan)
% (p::lrtmbh)
4. Listrik, Gas & Rp (jutaan)
Air Bersih % (pertmbh)
5. Bangunan Rp (jutaanj
% (pertmbh)
6. Perdgng. Htl & Rp (jutaan)
Perdagangan % (pertmbh)
7. Pengngkutan
& KoiT'unikasi
8. Keuangan,
Rp (j:.rtaan)
% (pertmbh)
Rp (jut<Jan)
Perswn & js prs % (pertmbh)
9. Jasa-jasa Rp (jut~an)
~~, (pertmbh)
PDRA Rp (jutaan)
% (pertmbhn)
1999
22,136.00
0.00
9,335.00
1,911.00
7,272.00
20,037.00
13,273.00
9.481.00
22,425.oo I
105,870.00
Tahun 1999-2003
2000
19,770.00
(10.69)
0.00
9,788.00
4.85
2,057.00
7.64
7,755.00
6.64
21,512.00
7.36
14,674.00
10.56 9,770.00
3.05
23,997.00
7.01
109,323.00
2001
21,022.00
6.33
0.00
10,107.00
3.26
2,125.00
3.31
8,166.00
5.30
21,824.00
1.45
14,867.00
1.32 10,208.00
4.48 I
25,090.00
4.55
113,409.00
3.26 3.74
PuRB PROP Rp (jutaan) 6,873,385.00 7,1 04,028.00 7,433,264.00
LAMPUNG % (pertmbhn}_ - 3.36 4.63 SumbPr : Badan Pusat Stat1st1k (data d1olah)
Pertum
2002 2003 rata2
(%)
21,274.00 20,126.00
(4.26)
0.00
5.70 (0.73)
10,552.00
4.40
2,130.00
0.24
8,570.00
4.95
23,062.00
5.67
0.00
11,041.00
4.63
2,116.00
(0.66)
8,982.00
4.81
23,962.00
3.90
15,103.00 15,371.00
1.59 1.77 11,163.00 14,764.00
9.36 I 32.26
26,556.00 27,650.00
5.84 4.12
117,262.00 125,160.00
3.40 6.74
7,817,341.38 8,263,917.27
5.17 5.71
4.29
2.63
5.42
4.60
3.81
12.29
5.38
4.28
4.72
Pertumbuhan ekcnomi Kota Bandar Lampung disumbangkan dari
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,26°/o , Listrik,Gas dan air
bersih sebesar 5,80°/o dan Keuangan sebesar 5,59°/o. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi Kota Metro disumbangkan dari sektor Keuangan yaitu
sebesar 12, 29°/o, Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 5, 42°/o, dan
Jasa-jasa sebesar 5,38%.
54
Tabel 5.3
Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan PDRB dengan Harga
Konstan Tahun 1993-2003
LAPANGAN USAHA -Perbandin!:lan Rata-rata Pertumbuhan
Prop Lampung B. Lampung Metro
1. Pertanian 4.00 5.50 5.20
2. PertambanQan & Penggalian 17.23 7.35 0.00
3. lndustri Pengolahan 3.66 2.08 2.53
c:. lndustri Migas - - 5.53
b. lndustri Tanpa MiQas 3.66 2.08 3.47
4. Listrik, Gas & Air Bersih 13.52 8.33 2.53
5. Bangunan 6.97 6.96 3.47
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 3.74 5.07 12.48
7. Pengangkutan & Komunikasi 7.28 6.19 3.36
a. Pengangkutan - 5.59 4.28 2.56
b. Komunikasi 17.16 16.38 4.77
8. Keuangan, Persewaan, & JS. PRSH. 7.56 6.35 6.85 --9. Jasa-jasa 1.28 1 38 4.00
a. Pemerintahan Umum 0.8S 0.93 4.40
~b. Swasra 3.38 4.01 3.57
PDRB DENGAN MIGAS 4.42 4. "11 4.87
PDRB TANPA M!GAS 4.19 4.1 i 4.87 Sumber: (Has1l Perh1tungan)
Secara keseluruhan dapat c!ilihat bahwa pertumbuhan rata-rata Kota
Bandar Lampung dan Kota Metro hampir sama dengan perumbuhan Propinsi,
bahkan beberapa sektor diantaranya tumbuh lebih cepat dibandingkan
pertumbuhar. di Propinsi.
Sedangkan Untuk melihat tingkat perkembangan suatu wilayah,
biasanya dilakukan dengan menganalisa kapasitas Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Secara terminologis PDRB didefini5ikan sebagai jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan melalui suatu proses transaksi oleh suatu wilayah
dalam kurun waktu satu tahun tertentu.
Kontribusi sektoral menunjukkan peranan sektor-sektor dalam
pembentukan PDRB, sehingga dapat diketahui sektor-sektor apa saja yang
cukup dominan dalam menunjang laju pertumbuhan PDRB/ekonomi suatu
wilayah.
55
Dengan adanya pembangunan yang mengakibatkan perekonomian
tumbuh, biasanya terjadi perubahan pada struktur perekonomian.
Pergeseran komposisi sumbangan (share) yang diberikan oleh sektor
ekonomi dapat terjadi sejalan dengan tingkat PDRB. ·Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5.4.
Pada tahun 1999, 2001, 2003 struktur perekonomian Kota Bandar
Lampung sangat tergantung pada perdagangan, Hotel dan Restoran, dan
Pengangkutan dan Komunikasi karena sektor-sektor inilah yang memberikan
andil yang paling tinggi dalam pembentukan Produk Domestik Regional
Bruto dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Dapat dilihat pada tabel
5.3.
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa konstribusi sektor
perdaganga~n, hotel, dan restoran memberikan sumb3ngan sebesar 23,09
0/o disusul oleh pengangkutan dun komunikasi sebesar 21,31%, industri
pengolahan sebE:sar 17,20 %. Sedangkan sektor-sektor lainnya memberikan
kontribusi r~t.::~-rata dan yang paling rendah adalah sektor J:'ertambangan dan
galiar. yaitu sebesar 0,48%.
Sumbangan sektor perdagangan,hotel dan restoran yang cukup
besar ini dikarenakan Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota Propinsi
Lampung dan sangat diuntungkan dengan faktor lokasi sebagai pintu
gerbang menuju Pulau Sumaterc. Sedangkan sumbangan dari sektor
pengangkuta11 dan komunikasi juga sailgat diuntungkan oleh lokasi yang
sangat stategis sebagai jalur lintas.
Untuk tahun yang sama struktur perekonomian Kota Metro sangat
tergantung pada sektor jasa, karena sektor ini memberikan kontribusi yang
paling tinggi terhadap pertumbuhan PDRB.
Sektor jasa memberikan sumbangan yaitu sebesar 21,80°/o,
kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan
sebesar 19,10°/o dan sektor pertanian sebesar 18,81 o/o. Sektor-sektor
lainnya memberikan kontribusi rata-rata terhadap Produk Domestic Regional
Bruto Kota Metro, dan yang paling kecil adalah sektor pertambangan dan
56
' .. ·c
penggalian yang sama sekali tidak memberikan sumbangan terhadap
perekonomian kota Metro.
Sumbangan sektor jasa di Kota Metro lebih banyak disebabkan
karena lokasi Kota yang berada di antaranya Kabupaten Lampung Timur dan
Lampung Tengah yang merupakan basis pertanian dan perkebunan,
sehingga sangat menguntungkan Kota Metro dalam melakukan transaksi
jasa.
Tabel 5.4 PDRB Kota Metro, Kontribusi Sektoral Atas Dasar
Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999-2003 (Jt Rupiah)
LAPANGAN USAHA 1999 2001 2003 Kontribusi
Juta Rp % Juta Rp % Juta Rp % (%)
1. Pertanian 22,136.00 20.91 21,022.00 18.54 21,274.00 17.00 18.81 -2. Pertambangan & Penggalian 0.00 O.GO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3. lndustri Pengolahan 9,335.00 8.82 10,107.00 8.91 11,041.00 8.82 8.85
4. Listrik, Gas & Air Bersih 1,911.00 1.81 2,125.00 1.87 I 2,116.00 1.69 1.79
5. Bangunan 7,272.00 6.87 8,166.00 7.20 8,982.00 7.18 7.08
6. Perdagangan, Hotel dan Rest 20,037.00 18.93 21,824.0(1 19.24 23,962.00 19.15 19.10
~- Perdgn Bsr & Ec€rar. ! 17,186.00 16.23 18,746.00 16.53 20,648.00 16.50 16.42 I b. Hotel 132.00 0.12 145.00 o.13 1 151::.00 0.12 0.13
c. Restoran 2,719.00 2.57 I 2,933.00 2.59 3,158.00 2.52 2.56
7. Pengangkutan & Komunikasi 13,273.00 12.54 14,867.00 13.11 15,371.00 12.28 ~2.64
8. Keuangan, Perswn, & Js Prsh 9,481.00 8.96 10,208.00 9.00 14,764.00 11.80 9.92
a. Bank 435.00 0.41 537.00 0.47 4,918.00 3.93 1.60
b. Lembaga Keu tanpa Bank 436.00 0.41 591.00 0.52 631.00 0.50 0.48
c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
d. Sewa Bangunan 8,520.00 8.05 8,981.00 7.92 9,110.00 7.28 7.75
e. Jasa Perusahaan 90.00 0.09 99.00 0.09 105.00 0.08 0.09
9. Jasa-jasa 22,425.00 21.18 25,090.00 22.12 27,55Q.OO 22.09 21.80
a. Pemerintahan UmuM 11,462.00 10.83 13,467.00 11.87 14,810.00 11.83 11.51
1. Adm. Pmmthn & Prthn 7,571.00 7.15 8,893.00 7.84 9,782.00 7.82 7.60
2. Jasa Pmrnt lainnya 3,891.00 3.68 4,572.00 4.03 5,028.00 4.02 3.91
b. Swasta 10,963.00 10.36 11,623.00 10.25 12,840.00 10.26 10.29
1. Sosial Kemasyarakatan 9,320.00 8.80 9,820.00 8.66 10,903.00 8.71 8.72
2. Hiburan & Rekreasi 148.00 0.14 161.00 0.14 171.00 0.14 0.14
3. Perorangan & Rmhtg 1,495.00 1.41 1.642.00 1.45 1,766.00 1.41 1.42
PDRB 105,870.00 100.00 113,409.00 100.00 125,160.00 100.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Stat1st1k (data d1olah)
57
I
5.1.2. Analisis Location Quotient
Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya
peranan suatu sektor/industri disuatu daerah terhadap besarnya peranan
sektor/industri tersebut secara nasional. Apabila LQ :> 1 artinya peranan
sektor tersebut di daerah itu lebih menonjol daripada peranan sektor itu
secara nasional, dan seringkali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut
surplus akan produk tersebut. Dengan menggunakan perhitungan LQ, dapat
dilihat sektor mana yang mempunyai peran dalam menunjang pembangunan
perekonomian suatu daerah yaitu dengan melihat sektor basis dan non basis.
Tabel 5.5 PDRB Kota Bandar Lampung, Kontribusi Sektoral Atas Dasar
Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999-2003 (Jt Rupiah)
1999 2001 2003 Konstribusi I LAPANGAN USAHA Juta Rp % Juta Rp % Juta Rp % (%) __j
1. Pertanian 46,924.00 2.86 I 45.596.00 2.61 '!6.611.00 2.40 2.621
3.0~ 1.00 I 0.46! I
2. Pcrtamb?.ngn & Fe:1ggalian 7,530.0C 046 8,796.00 0.50
16.62 I 0.48
3. lndustri Pengolahan 300,444.00 1d.30 323,095.00 18.48 322,782.00 I 17.80
4. Listrik, Gas & Air Bersill 32,953.00 2.01 43,199.00 2.47 40,473.00 2.08 2.19
5. Ba:1gunan 160,355.00 9.77 171 ,217.01) 9.79 180,27b.OO 929 9.62
6. Perdagangan, Htl & Rest 379,774.00 23.14 402,548.00 23.02 448,542.00 23.10 23.09
a. Perdan Besar & Eceran 330,827.00 20.16 3<;.6,837.00 19.84 387,652.00 19.97 19.99
b. Hotel 12,171.00 0.74 12,665.00 0.72 12,54ROO 0.65 0"/0
c. Restoran 36,n6.oo 2.2~ 43,046.00 2.46 48,342.00 2.49 2.40
7. Pengangkutan dan Kom.i 321,082.00 19.56 378,711.00 21.66 441,084.00 22.72 21.31
8. K~u. Perswn, & Js Persll 155,780.00 9.49 123,877.00 7.08 183,789.00 9.47 8.68
a. Bank 35,272.00 2.15 -15,683.00 -0.90 42,957.00 2.21 1.15
b. Lembaga Keu. tanpa Bank 15,159.00 0.92 28,253.00 1.62 22,724.00 1.17 1.24
c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01)
d. Sewa Bangunan 89,608.00 5.46 94,912.00 5.43 100,900.00 5.20 5.36
e. Jasa Perusahaan 15,741.00 0.96 16,395.00 0.94 17,208.00 0.89 0.93
9. Jasa-jasa 236,538.00 14.41 251,524.00 14.38 269,010.00 13.86 14.22
a. Pemerintallan Umum 195,845.00 11.93 208,389.00 11.92 223,597.00 11.52 11.79
b. Swasta 40,693.00 2.48 43,135.00 2.47 45,413.00 2.34 2.43
PDRB 1,641,380.00 100.00 1,748,563.00 100.00 1 ,941 ,578.00 100.00 100.00 -
Sumber Badan Pusat Stat1st1k (data d1olah)
58
Dari tabel 5.4 tersebut di atas dapat dilakukan perhitungan LQ
untuk mengetahui keunggulan komparatif yang dimiliki oleh Kota Bandar
Lampung terhadap Propinsi Lampung dengan mengetahui sektor basis dan
non basis. Pada tabel berikut ini :
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan LQ Kota Bandar Lampun;J Tahun 1999-2003
LAPANGAN USAHA 1999 2001 2003
LQ B/NB LQ B/NB LQ B/NB
1. Pertanian 0.08 NB 0.07 NB 0.07 NB
2. Pertambangan dan Penggalian 0.20 NB 0.21 NB 0.13 NB
3. Industri Pengolahan* 1.32 11. 1.35 11. 1.27 11. Industri Tanpa Migas 1.32 11. I 1.35 11. 1.27 l! 4. Listrik, Gas dan Air Bersih -· 2.09 B 2.10 B 1.92 B
5. Bangunan 1.41 B 1.31 B 1.29 B
6. Perdagangan, Hotel & Restoran* 1.48 11. 1.54 11. 1.56 11. a. Perdagangan Besar 8c. Eceran 1.41 11. 1.45 11. 1.49 11. b. Hotel 3.89 11. 3.9J.. !! 3.54 11. c. Rest'lran 2.01 11. 2.12 11. ]..02 I! I
: I 7. Penga'lgkutan dan Komunikasi 2.40 B 2.27 B 2.341 1.72 B 1.35 B 1.38
~~~~~~~--~~~~~--~-=~~~~~~~~~~~==~ : I * diunggulkan oleh Pemda Propinsi Lampung seb;Jgai sek::or andalan di Bandar Lampung
8. Keuangaa1, Persewaan & Jasa Usaha
9. Jasa-Jasa* 1.60 11. 1.59 ~ 1.62
a. Pemerintahan IJmum 1.60 11. 1.59 11. 1.64
b. Swasta 1.62 11. 1.61 11. 1.54
Sumber : (data diolah)
Sektor basis menunjukkan hahwa sektor tersebut mempunyai
keunggulan komparatif. Dilihat dari tabel tersebut diatas jelas bahwa Kota
Bandar Lampung memiliki hampir seluruh sektor basis, dari seluruh sektor
basis tersebut yang merupakan keunggulan komparatif Kota Bandar
Lampung adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1.56
dengan nilai LQ paling besar adalah sub sektor hotel sebesar 3.54 dan diikuti
oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang mempunyai nilai LQ sebesar
2.34. dan yang terkecil pada sektor industri dan pengolahan.
59
Analisis basis dan non basis pada umumnya didasarkan atas nilai
tambah, sedangkan semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis
termasuk kedalam kegiatan servis atau pelayanan. Sektor non basis adalah
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Kerena hanya untuk memenuhi
kebutuhan lokal maka permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan masyarakat setempat. Oleh karena itu kenaikannya sejalan
dengan kenaikan pendapatan masyarakat setempat dan terikat pada kondisi
ekonom i setem pat.
Sedangkan untuk mengetahui hasil perhitungan LQ Kota Metro
terhadap Propinsi Lampung dapat dilihat pada tabel 5.7
Tabel 5.7
Hasil Pe;-hitungan LQ Kota Metro berdasarkan PDRB harga Konstan Tahun 1999-2003
1999 2001 2003 I LAPANGAN USAHA LQ 1 B/NB LQ N/NB LQ 8/NB
~RTANIAN* '-------'---- -
0.55 NB 0.51 NB !0.48
• a. -:-anaman Bahan Makanan 0.60 NB 0.58 NB 0.37
b. Tanaman Perkebunar. 0.01 Na 0.01 NB 0.02 c. Peternakan dan Hasil-
hasilnya 1.72 .1l. 1.43 .1l. 1.80
d. Kehutanan - - --- - -- - --
e. Perikanan 0.01 NB 0.02 NB 0.03
2. Pertambangan & Penggalian - -3. Industri Pengolahan 0.64 NB 0.65 NB 0.67
4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.88 B 1.59 B 1.56
5. Bangunan 0.99 NB 0.96 NB 0.99
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.21 B 1.28 B 1.30
8. Keuangan, Persewaan & Js Perush 1.62 B 1.72 B 1.73
9. JASA-JASA 2.35 B 2.44 B 2.58
a. Pemerintahan Umum 1.45 B 1.58 B 1.68
b. Swasta 6.77 B 6.67 B 6.77
* drunggulkar. oleh Pemda Propinsr Lampung sebagai sektor andalan di Kota Metro
(sumber : data diolah)
-
NB I
NB NB
.1l. -
N~
Nf:S
B
NB
B
B
B
B
B
Dilihat dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa Kota Metro
memiliki sektor basis pada sub sektor peternaan, listrik, gas dan air bersih,
perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa-jasa. Dari seluruh sektor basis
60
tersebut yang merupakan keunggulan komparatif Kota Metro adalah sektor
jasa-jasa terutama jasa Swasta dengan nilai LQ sebesar 6, 77 dan diikuti
oleh saub sektor peternakan yang mempunyai nilai LQ sebesar 1,80 serta
diurutan ketiga adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
yang memiliki LQ sebesar 1, 73.
5.1.3. Analisis Shift Share
Hasil dari analisis shift share Kota Bandar Lampung pada tabel 5.7
menunjukkan share terbesar pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
yaitu sebesar 28,490.81 yang artinya adalah besarnya peranan Kota Bandar
Lampung dimana pertumbuhan nilai ta!llbah Kota Bandar Lampung dalam
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian Prop:nsi Lampung khususnya di
sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran hal ir.i sangat dipengaruhi oleh
posisi Kota Bandar Lampung sebagci Ibukota Propinsi sedangkan nilai yang
te;ke(:il pad3 sektor Jasa-jasa yaitu mempunyai :1:/r::~i negatif.
Proporsional Shift Kota Bandar Lampung yang terbesar pada sektor
Pengangkutan dan Komunikasi hal irti merupakan peran Kota Bandar
Lampung sebagai pusat pergerak~n dimana proportional shiftnya adalah
115,382.34, angka tersebut menunjukkan bahwa Kota Band3r Lampung
sebagai pusat pergerakan yang akan menunjang pada sektor lainnya
terutama pada sektor andalan. Sedangkan Differensial shift sebesar
56,671.34 untuk sektor Perdagangan, Hotel dan restoran hal menunjukkan
bahwa Kota Bandar Lampung memberikan keuntungan lokasional dalam hal
sumber daya yang dimilikinya yaitu sebagai pusat perdagangan regional
yang data melayani daerah sekitarnya dengan penunjang lainnya yaitu
peristirahatan/hotel dan restoran.
Secara keseluruhan pertumbuhan Kota Bandar Lampung lebih
rendah bahkan minus pertumbuhannya dari pada daerah lain di Propinsi
Lampung. Adapun sektor - sektor yang mempunyai peluang yang cukup
besar untuk meningkatkan nilai tam bah di Kota Badar Lampung adalah:
61
a. Listrii<, gas dan Air Bersih
b. Pengangkutan dan Komunikasi
sedangkan sektor-sektor yang dijadikan andalan mempunyai nilai negatif,
kecuali sub sektor restoran.
Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Shift Share Kota Bandar l..ampung
NO SEKTOR G R s Sd Sp
1 PERT AN IAN -1,947,070.00 -1,947,488.05 418.05 2,438.11 -2,020.06
2 PERTAMBANGAN & PENGGAUAN -70,531.00 -71,270.19 739.19 -10,400.52 11,139.71
3 INDUSTRIPENGOLAHAN -454,638.00 -361!,405,02 -86,~2.9§. -50,924.15 -35,308.83
a. Industri Higas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 .. b. Industrl Tanpa Higas -454,638.00 -368,405.0~ -86,23:l,.98 -50,924.15 -35,308.83
4 I USTRIK, GAS & AIR BERSIH 14,356.00 2,593.04 11,762.96 -24,104.68 35,867.64
5 BANGUNAN -179,941.00 -193,451.96 13,510.96 -448.26 13,959.22
6 j PERDAGANGAN, HTL ~ REST -408,688.00 -437,178.81 2.8,490.81 56,671,34 -28,180.53
I a. Perdgngan Bsr & Eceran -406,313.00 ' -427,723.37 ~1,410.37 ~052.CO. -32,641.63
-42,s23.oo I ' b. Hotel -43,6.;25.3§ ,I,Q,l2.3§ zo,4tu,2..1 -9,471,85
I c. Restoran 40,248.00 34,17Q.92 6,068.Ci8 -299,748.54 305,816.62 I I PEI';GANGKUTAN & KOMUNIKASI 7 38,220.00 -26,131.40 1;4,351.40 -51,030.94 115,382.341
8 , KEU., PERSEWAAN, & JS. PRSH. -104,841.00 -75,786.5~ -29,054.45 -88,951.12 59,896.67 I
9 ; JASA-JASA -356,118.00 -264,917.65 -91,200.35 ~551.~ -iJJ.,75;J..90
a. Pemerintahan Umum -314,203.00 -221,865.45 -89,33l,5S 987,§.5 -90,J.2,5.40
b. Swasta -44,915.00 -43,052.20 -1,862.80 2..500.79 -4,363,59
Sumber: Hasll Perhitungan
Sedangkan hasil analisis shift share Kota Metro pada tabel 5.8
menunjukkan share terbesar adalah sektor Keuangan, Persewaa.n dan
Perusahaan yang mempunyai nilai share sebesar 18,171.03, yang artinya
adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan mempunyai
peranan terbesar di Kota Metro dimana nilai pertumbuhannya sebesar
22.350,90 yang merupakan nilai terbesar dan bahkan melebihi pertumbuhan
dari sektor andalan yaitu sektor pertanian yang mempunyai nilai share
sebesar 282,38 dan nilai pertumbuhan sebesar 7.529,66.
62
Proportional Shift untuk Sektor Pertanian Kota Metro adalah negatif
yaitu sebesar -917,98 angka tersebut menunjukkan bahwa sektor tersebut
mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih lamban dengan daerah lain
untuk sektor yang sama sedangkan untuk proportional shift yang terbesar
pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yaitu sebesar 5.239,34.
Sedangkan Differential shift untuk sektor Pertanian sebesar 1.200,36
menunjukkan bahwa Kota Metro dalam perekonomian di Propinsi Lampung
menempati posisi yang baik dan mempunyai keuntungan lokasional dalam
hal sumber daya yang dimilikinya.
Hasil Perhitungan i Tabel 5.9
Sh ft Sh are Kota Metro
NO SEKTOR G 0( s Sd Sp
1 PERTANIAN Z,529.66 7,247.28 282.381 1,,200.36 -9:i.7.98
a. Tanaman Bahan Hak;man 520.38 3,561.13 -3,040,Z6 -2,425.19 -615.57
I b. T:maman Pe.-kebunan 85.65 50.28 3!;.37 4o.o6 I -4.6~
I I
c. F'eternakan & Hasil-hasilr.ya 6,820,86 3,617.31) 3,203.56 1 3,288.28 -84.731
d. Kehutanan 0.00 0.00 o.oo 1 0.00 o.oo e. Perikanan 102.78 18.57 84.21 1 88.64 -4.43
2 PERTAMBANGAN P.. PENGGAUAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 INDUSTRl PFNGOtAHAN 948.36 5,321.77 -4,373.41 -3,042.74 -1,330.67
4 USTR!K, GAS & AIR BERSIH 444.34 881.45 -437.11 I -3,626.72 3,189.61
5 BANGUNAN 2,499.83 3,418.00 -918.17 -1,746.88 828.70
6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 102.78 18.57 84.21 88.64 -4.43
7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 4,170.22 5,906.08 -1,735.86 -6,975.20 5,239.34
8 KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 22,350.90 4,179.87 18,171.03 14,764.00 3,407.03
9 JASA-JASA 8,737.79 9,972.26 -1,234.47 6,283.:l8 -7,517.76
Sumber : Hastl Perhttungan
63
Tabel 5.10 Hasil Analisis LQ Dan SHIFT SHARE Kota Bandar Lampung
Shift Share PDRB 2003 LAPANGAN USAHA Non
LQ G s R Sd Sp Prioritas Basis Basis
1. Pertanian NB - - + + - 46,611.00
2. Pertambangan & Pengalian NB - - + - + 9,011.00
3. lndustri Pengolahan B - - - - - 322,782.00
a. lndustri Migas NB
b. lndustri Tanpa Migas B - - - -4. Listrik,Gas dan Air Bersih B + + + - + 40,473.00
5. Bangunan B + + + - + 180,276.00
6. Perdagangan, Hotel & Restoran B - - + + + 448,542.00
a. Perdagangan Besar & Eceran B - - + + -b. Hotel B - - + + -c. Restoran B + + + + +
7.Pengangkutan & Komunikas! B + - + - + 441,084.00
8. Keuangan-· Persewaan & Js Perush B - - - - + 183,789.00
9.Jasa-jasa B - - - + - 269,010.00
a. Pemerintahan Umum B - - - + -b. Swasta B - - - + -
I Rp. Total 1,885,956.00 55,622.00
Persentas"3 ~otal 97%' I Multiplier Kota
t I 1.029
Bandar Lampu!!9 Sumber : Hasrl Perhrtungan
Berdasarkan penggabungan dari hasil a:1al!sis LQ dan shift share
dapat dilihat pada tabel 5.9, maka dapat diketahui sektor-sektor apa saja
yang mel'i"!punyai kemampuan dan peluang cukup besar dalam upaya
meningkatkan perekonomian Kota Bandar Larr.pung. Karena keterbatasan
dana yang dimiliki maka perlu ditentukan skala prioritas dalam upaya untuk
lebih memacu suctu sektor dengan tidak mengabaikan sektor-sektor lainnya.
Selain itu dengan berfokus hanya pada beberapa sektor saja maka hasil yang
diharapkan kemungkinan dapat terpenuhi baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Sektor-sektor yang mempunyai prospek cukup baik dan perlu
menjadi prioritas utama dalam pengembangannya oleh Kota Bandar
Lampung adalah:
a. ?6rdagangan, Hotel dan restoran, spesialisasi pad a sub sektor restoran
b. Pengangkutan dan Komunikasi
c. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
d. Bangunan
64
3%
Kota Bandar Lampung sudah memiliki ciri kas perkotaan dengan dominasi
sektor perdagangan dan jasa yang sangat mempengaruhi terhadap PDRB
dimana hal tersebut akan ditunjang dengan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah dengan penetapan Kota Bandar Lampung sebagai Orde
I yaitu untuk pelayanan skala regional.
Untuk Kota Metro yang masih berdekatan dengan Kota Bandar
Lampung masih didominasi dengan pelayanan jasa sedangkan kebijakan
umum dalam perencanaan pembangunan disebutkan bahwa Kota Metro
merupakan penopang dalam sektor Pertanian akan tetapi sektor tersebut
dari hasil analisis merupakan sektor non basis. Hasil analisis penggabungan
perhitungan LQ dan Shift Share adalah seperti tabel berikuti
TabeiS. 11 Hasil Analisis LQ Dan SHIFT SHARE Kota Metro
I Shift Share PDRB 2003 I LAPANGAN USAHA LQ I Non
' ' G s R Sd Sp Prioritas Basis Basis i
1. PERTANIAN
I I I
NB ' + + + ! + .
I 21,274.00 1
I I I
a. Tnmn Bhn Makanan NB i + + - + -' I I
b. Tnmn Perkebunan /liB I + + + + + I I
c. Ptrnkn cS. Hasil-hasilnya B I + + + + + I
d. Perikanan NB I + + r
+ + + I I
2. Pertmbngn & Penggalian 0.00
: 3. Ind. Pengolahan f\!8 + + - - - 11,041.00
4. Uistrik, Gas & Air 8ersih 8 + + - - + 2,116.00
· 5. 8angunan N8 + + - - + 8,982.0G
6. PERDAG, HTL & REST 8 + + + + - 23,962.00
7. PENGANGK. & KOM 8 + + - - + 15,371.00
! .. 8. KEU., PERSWN, & JS. PRSH. 8 + + + +- + 14,764.00 I
' 9. JASA-JASA 8 I + + - + - 27,650.00 I•
! Rp. Total 83,863.00 41,297.00 ... ,
i ' Persentase dari total 67% 33% I
Multiplier Kota I
I 1.492 ! I Metro
Sumber : Hasil Perh1tungan
Dari hasi analis:s dapat dilihat bahwa sektor Basis tidak terlalu dominan
terhadap sektor non basis dengan perbandingan 67°/o untuk sektor basis dan
33°/o untuk sektor non basis dapat disimpulkan bahwa sektor non basis
65
I
I
I
masih dapat mendukung untuk sektor basis dengan Multiplier Kota Metro
sebesar 1.492.
5.1.5. Kebijakan Perencanaan Daerah
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah telah memberikan Otonomi yang
lebih luas kepada Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Adapun yang dimaksud dengan Otonomi Daerah adalah
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Untuk menghadapi perkembangan keadaan baik di dalam rr.aupun di
luar negeri, serta tantangan persaingan global, penyelenggaraan otonomi
daerah haruslah dilaksonakan dengan penuh tanggung jawab dan
proposional yang diwujudkan der.gan pengaturan, pembag1an dan
pemanfaatan sumber daya nasiona/, serta perimbangan keuangan Pusat dan
Daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
pemerataan dan keadilan serta potensi dan keaneka ragaman daerah yang
dilaksanakar"l dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indor.esia.
Sejalan dengan diberikan otonomi yang luas kepada Daerah, mc;ka
telah terjadi perubahan paradigma baru da/am pe/aksanaan pembangunan
daerah dari kecenaerungan sentralistik (Undang-Undang No 5 tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah) menjadi desentralistik. Kalau
dulu Pemerintah Daerah hanyalah sebagai pelaksana pembangunan yang
direncanakan dan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, sekarang telah berubah
dimana Pemerintah Daerah yang mempunyai inisiasi, kemudian
merencanakan cian melaksanakan kegiatan pembangunan dengan dana yang
dimilikinya sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 25 Tahun 1999
tentang perimbangan keuangan antara Pemenntah Pusat dan Daerah.
66
Visi pembangunan Propinsi Lampung dalam jangka menengah (2001-
2010) adalah terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa,
s~jahtera, berkeadilan, berketahanan, berdaya saing dan berbudaya dalam
wadah sang bumi rua jurai. Berdasarkan visi tersebut, disusun misi jangka
menengahsebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan perekonomian daerah dan
perekonomian rakyat yang tangguh berbasis agribisnis dan berpihak
pada ekonomi rakyat.
2. Meningkatkan dan memelihara daya dukung infrastruktur (sarana dan
prasarana) untuk mobilitas sumberdaya orang, barang dan jasa, serta
mendukung program pembangunan infrastruktur nasional.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya __manusia dan keberdayaan
masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta
mendukung pelayanan bagi penyandang masalah social.
5. Mendukung peningkatal"l peranan dan fungsi lembnga keagamaan dan
bermasyarakat dalam upaya untuk mewujudkan masyarakat yang
beriman dan bertaqwa dan kerukunan umat beragama.
6. Menggali dan mengembangkan budaya daerc::h untuk mengisi dan
mewarnai pembanyunan.
7. Memulihkan dan mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup
yang berbasiskan rakyat dan kelestarian lingkungan.
8. Mendukung penegakan supremasi hokum yang berkeadilan dan
kehidupan demokrasi serta peningkatan ketentraman dan ketertiban
masyarakat.
9. Mendukung kinerja kapasitas daerah dalam membangun pemerintah
daerah yang bersih dal"' baik serta memperkuat otonomi daerah
10. Menyelaraskan dan memadukan pembangunan antar daerah dan
penatan ruang dan pertanahan.
67
5.1.5.1. KelJijakan Pembangunan Kota Bandar Lampung
Mengingat Kota Bandar Lampung memiliki basis sektcr lapangan
usaha di bidang permukiman maka lapangan usaha di bidang pelayanan,
industri dan jasa mendapatkan prioritas utama. Identifikasi kondisi dan
potensi tiap sektor di daerah berdasarkan dari data, dalam rangka kebijakan
pembangunan maka diperlukan keakuratan dan kevaliditasan data yang ada.
Dalam hal ini untuk kebijakan pembangunan khususnya pengembangan
kawasan andalan diperlukan indentifikasi di sektor pelayanan dan jasa
mengingat Kota Bandar Lampung merupakan pusat pelayanan regional.
Kota Bandar Lampung pada saat ini sudah rr.enyandang fungsi utama
sebagai pus~t pemerintahan (propinsi dan kot-3), pusat perdagangan dan
jasa regional, pusat distribusi dan koleksi barang/jasa, pusat pendukung jasa
pariwisata, pusat pendidikan tinggi dan pusat industri.
5.1.5. 2. Ke:,ijakan Pembangunan Kota Metro
Pembangunan Daerah Kota Metro merupakan bagian integral dari
pembangunan regional dan nasional, yang pada hakekatnya merupakan
upaya terencana ur.tuk mcningk;:3tkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat. Pelaksanaan pembangunan detr tahun ke tahun dilakukan
melalui peningkatan efisiensi dan ef~ktifitas pengelolaan sumberdaya daerah,
untuk mempercepat terwujudnya keserasian pembangunan, pertumbuhan
ekonomi, dan kemajuan pada berbagai bidang pembangunan, sesuai aspirasi
masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Kota Metro.
5.2 Evaluasi Kebijakan Pengembangan Wilayah Kawasan Andalan
Bandar lampung-Metro.
Berdasarkan kebijakan pengembangan Kawasan Andalan untuk
kawasan Bandar Lampung - Metro di dapat bahwa ada beberapa sektor yang
bukan menjadi andalan akan tetapi merupakan pendukung sektor andalan
68
seperti halnya di Kota Metro untuk sektor Pertanian bukan merupakan
andalan akan tetapi di dorong dari sub sektor peternakan, sedangkan untuk
Kota Bandar Lampung mempunyai kategori kawasan andalan sehingga
sesuai dengan kebijakan yang ada. Kebijakan daerah dalam penerapan untuk
Kota Bandar Lampung yang dijadikan andalan adalah sektor perdagangan,
Jasa dan Industri hal ini cocok dengan fungsi Kota Bandar Lampung sebagai
Pusat pemerintahan Propinsi Lampung dimana dari hasil perhitungan di dapat
bahwa dari perhitungan LQ merupakan Basis dan Shift Share mempunyai
share yang tinggi (dominant) untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
dibawah ini.
Dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu :
a. Sebagai kawasan ~ndalan
b. Dapat Dikembangkan menjadi Kawasan Andalan
c. Be/urn dapat dikembangkan menjadi Kawasan Anda/an
Ha: tersebut dilihat dzri kebijakan pemerintah daerah dalam
aturan/kebijakannya dalam rangka perencanaan pembangunan daerah,
harus lebih disesu3ikan dengan daya dukung lckal.
69
No Kota
1 Bandar Lampung
2 Metro
----- -
Tabel 5.12 Evaluasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Andalan
Bandar Lamp_!.l_!l9 .. -= -~etro __ 9_an __ ~~!<l!.~_r_~ya ___ _ --···---Kawasan Andalan Menurut Pemda Prop LQ
. - -,-------Shift Share Hasil Evaluasi
Lampung 2003
• Perdagangan 1.56 • Jasa 1.62 • Industrl 1.27
• Pertanlan 0.48 • Perkebunan 0.37 • Perikanan 0.03 • Peternakan 1.80
-
-
64,752.36 -91,200.35 -86,232.98
282.38 41.74
3,661..75 86.56
Berda5arkan perhitungan LQ Kota Bandar Lampuna da pat dikategorikan sebagai kawasan ai1< diunggulkan dengan ~rog
alan, karena sektor yang merupakan sektor basis, sesuai ram vano telah ditetaokan
Berdasarkar belum dapa andalan kar memiliki nil; sektor pete: diatas 1 (ba
perhitungan LQ Kota Metro dikategorikan sebagai kawasan
ena sektor yang diunggulkan i non basis kecuali untuk sub nakan dimana memiliki nilal LQ sis
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil
kesimpu/an bahwa Kota Bandar Lampung dapat dijadikan sebagai
kawasan andalan, karena disamping memiliki sektor unggulan yang
dijadikan sektor andalan, Kota Sandar Lampung masih memiliki sektor
sektor lain yang dapat dikembangkan menjadi sektor andalan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan LQ bahwa Bandar Lampung :nemiliki
hampir seluruh sektor b·asis.
Begitu juga dengan Kota Metro telah d~pat dijadi!<an sebagai kawasan
anda/an karena meskipun pada sek.tor pertanian bukc;n merupakan sektor
andalan tetapi berdasarkan perhitungan LQ yang dilakukan Kota Metro
memiliki sektor-sektor lain yang dapat dikembangkan sebagai sektor
andalan seperti sektor jasa, perdagangan, industri, Listrik dan 3ir bersih
yang dapat menunjang Kota Metro sebagai kawasan andalan.
Bandar Lampung
Berdasarkan hasil pert.itungan LQ tahun 2003 sektor perdagangan, hotel
dan restoran memiliki nilai secesar 1.56 dengan nilai LQ pali'lg besar
adalah sub sektor hotel sebesar 3.54, sedangkan untuk sektor jasa
memiliki nilai LQ sebesar 1,62 dan nilai LQ terkecil pada sektor industri
dan pengo/ahan.
Hasil dari analisis shift share Kota Bandar Lampung tahun 2003
menunjukkan share terbesar pada sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran yang artinya adalah besarnya peranan Kota Bandar Lampung
dimana pertumbuhan nilai tambah Kota Bandar Lampung dalam
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian Propinsi Lampung, hal ini
71
sangat dipengaruhi oleh posisi Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota
Propinsi, sedangkan nilai share terkecil pada sektor Jasa-jasa yaitu
mempunyai nilai negatif.
Proportional Shift tahun 2003 Kota Bandar Lampung untuk sektor
perdagangan adalah positif, angka tersebut menunjukan bahwa
perdagangan kota Bandar Lampung lebih cepat dibandingkan daerah lain
di Propinsi Lampung. Sedangkan untuk sektor industri dan jasa
menunjukan angka negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan sektor-sektro tersebut relatif lebih lambat. Defferential Shift
Kota Bandar Lampung tahun 2003, hanya sektor industri yang memiliki
nilai negatif, sedangkan untuk sektor jasq dan perdagangan menunjukan
angka posistif yang artinya bahwa sektor-sektor tersebut memiliki
keunggulan komparatif dibandmg sektor yang sama didaerah lain.
Kot~ Metro
Berdasarkan hasil perhitungan LQ tahun 2003, Kota Metro memiliki sektor
basis pada sub sektor peternaan, l!strik, gas dan air bersih, perdagangan,
hotel dan ;estoran, serta jasa-jasa. Dari seluruh sektor basis tersebut
yang merupakan keunggulan komparatif Kota Met;-o adalah sektor jasa
jasa terutama jasa swasta dengan nilai LQ sebesar 6, 77 hal ini tidak
sesuai dengan program yang telah ditetapkan dimana kota Metro
menempatkan sektor pertanian sebagai sektor andalannya dalam
program kawasan andalan ini.
Hasil analisis shift share Kota Metro tahun 2003 secara keseluruhan telah
menunujukan nilai yang baik dan dapat memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan Propinsi Lampung secara keseluruhan. Proporsional Shift
Kota Metro tahun 2003 untuk sektor pertanian menunjukkan angka
negatif sehingga dapat dikatakan bahwa kota Metro memiliki
pertumbuhan yang lambat dibandingkan darah lain di Propinsi Lampung.
Differensial shift sektor pertanian tahun 2003 menunjukkan angka
72
positif artinya bahwa Kota Metro mempunyai keuntungan lokasional
dalam hal sumber daya yang dimilikinya.
b. Dari hasil analisis secara keseluruhan berdasarkan perhitungan LQ
dan Shift Share maka didapat hal-hal sebagai berikut:
1. Menurut Dokumen Pengembangan Kawasan Andalan Kota Bandar
Lampung dan Metro, sektor-sektor yang diunggulkan adalah sektor
Pertanian Tanaman Pangan, sektor Perdagangan, sektor Industri dan
sektor Jasa, sedangkan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
bahwa disamping sektor andalan tersebut masih ada beberapa sektor
yang dapat dijadikan sektor potensial untuk dikembangkan yaitu
sektor Listrik, Gas dan Air bersih, dan sektor Pengangkutan dan
Komunikasi yang dapat dijadikan sebagai prioritas dalam
pembangunan.
2. untuk sektor yang t:dak sesuai maka direrlukan kajian ulang terhadap
sekto: tersebut dalam hal ini adr:llah sektor pertnilian yang memiliki
nilai non basis. Untuk :tu perlu adanya perlakukan khusus dalam
kebijakan pembangunan
3. Melihat dari poter.si wilayah Kota Bandar Lampung dan Metro yang
mempunyai karasteristik yang berbeda maka perlu dipertimbangkan
terhadap keterkaitan antar kota tersebut untuk saling mendukung
dalam program pengembangan kawasan andalannya dillhat dari
potensi-potensi yang dimiiikinya.
6.2. SAP~'\N DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
Melihat dari beberapa hal tersebut diatas dan disarankan bahwa dalam
pengambilan kebijakan terhadap perencanaan pembangunan di daerah
Kawasan Andalan adalah untuk mengembangkan lagi sektor - sektor
yang mempunyai basis dan memiliki share yang tinggi, untuk lebih
jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
73
?. . Pengembangan lebih lanjut sektor-sektor basis yang mempunyai
nilai shift dan share positif.
b. Kota Bandar Lampung yang strategis dalam penyediaan sektor
pergadangan, jasa dan industri hal ini telah sesuai dengan program
yang telah ditetapkan sebagai sektor andalan.
c. Kota Metro tidak cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan
andalan, karena sektor pertanian sebagai sektor andalannya
apabila dilihat dari hasil perhitungan LQ maupun shift share karena
tidak dapat menunjang pembanguan perekonomian bagi Kota
Metro.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE Yogyakarta, 1999.
Aziz, Iwan Jaya, 1/mu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia, Editor Marsudi Djojodipuro, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1994
Bappeda, Evaluasi dan Penyususnan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Bandar Lampung, TA 2005-2010, Bappeda Kota Bandar Lampung.
Bappeda, Rencana Strategis Kota Metro 2005-2009, Bappeda Kota Metro 2005.
Bappeda, Rencana Strategis Propinsi Lampung 2000-2005, Bappeda Propinsi Lampung, 2005.
Bapped2, Rencana Umum Tata Ruang Kota Metro 2001-2010, Bappeda Kota Metro.
BPS, Kota Bandar Lampung Dalam Angka Tahun 2003, Publikasi BPS Kota Bandar Lampung.
BPS, Kota Metro Dalam Angka Tahun 2003, Publika~i BPS Kota Metro.
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar l.ampung, Berbagai penerbitan, Publikasi BPS Kota Bandar Lampung
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Kota Metro, Berbagai penerbitan, Publikasi BPS Kota Metro
Dunn, William, Pengantar Ana/isis Kebijakan Publik, edisi kedua, Gajah Mada university Press, 1999.
Jhingan, ML, Ekonomi Pembanguan dan Perecanaan, cetakan ke-9, Terjemahan D.Guritno, Jakarta, PT.Raja Grafido Persada , 2003
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEUI, Analisa Shift Share, Pendidikan dan Perencanaan Nasional Jangka Panjang 2001
Pemerintah Propinsi Lampung, Penyusunan Rencana Program Pengembangan · Kawasan Andalan Bandar Lampung-Metro dan Sekitarnya, Bappeda Propinsi Lampung, 2000
Proseding dan Diseminasi, Program-Program Pengembangan Wilayah dan Ekonomi Masyarakat di Daerah, Tim Pembina Pusat DPP, Bogor 2000
Suparmoko,M, Ekonomi Sumber Daya A/am dan Lingkungan (Pusat Antar Universitas), Studi Ekonomi, UGM, Jogyakarta, 1989
Suprianto, Budi, Tata Ruang dalam Pembangunan Nasional, Suatu Strategi dan Pemikiran, Board of Science Development State.
Tarigan, Robinson, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Ceatakan ke-1, Bumin Aksara, 2004
________ , Perencanaan Pembangunan Wi/ayah 1 Cetakan ke-1, Bumi aksara, 20C4.
Zen, M.T. Falsafah Dasar Pengembangan Wi/ayah, Memberdayakan Manusia dalam Buku: Tiga Pilar Pengembangan Wilayah Sumber Daya A/am, Sumber Daya Manusis, Teknologi, Direktorat Kebijakan Teknologi untuk Pengembangan Wi!ayah, Deputi Bidang Pengkajian Kebijaksanaan Teknologi, BPPT, 1999
PRODUK DOMESTIK REGIO~Al B~lJTO LAMPUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 MENURUl LAPANGAN USAHA TAHUN 19!:13- 2003 ( JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
1. PERTANIAN 1,993,681.00 1,999,906.0(J 2,322,166.00 2,:)51,882.00 2,253,094.00 2,403,995.00 2,613,954.00 2,623,104.00 2,708,910.00 2,720,587.00 2,911,775.60 a. Tanaman Bahan Makanan 906,909.00 890,167.00 1,091,405.00 1,11':1,121.00 963,014.00 1,067,247.00 1,100,478.00 1,099,185.(0 1,156,841.00 1,142,637.00 1,302,453.00
b. Tanaman Perkebunan 523,217.00 472,616.00 523,765.00 532,765.00 536,459.00 550,892.00 '/21, 185.0C 739,179.00 744,693.00 759,589.00 773,361.60
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 331,319.00 380,068.00 412,275.00 412,275.00 440,658.00 426,446.00 453,524.00 471,795.00 488,716.('0 490,911.00 501,929.00
d. Kehutanan 17,210.00 18,669.00 21,444.00 21,444.00 16,113.00 13,908.00 12,809.00 17,022.00 22,937.00 27,513.00 32,688.00
e. Perikanan 215,026.00 238,386.00 273,277.00 273,277.00 296,850.00 345,502.00 325,958.00 295,923.00 295,723.00 299,937.00 301,344.00
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 79,542.00 106,115.00 144,230.00 144,230.00 158,342.00 9€,831.00 159,037.00 173,993.00 179,557.00 265,032.00 285,087.00
a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 64,038.00 70,246.00 70,246.00 160,932.00 176,996.00 b. Pdrtambangan tanpa Migas 347.00 361.00 ' 404.00 404.00 251.00 46.00 51.00 39.00 39.00 73.00 99.00
c. Penggallan 79,195.00 105,754.00 143,826.00 143,826.00 158,091.00 96,785.00 94,948.00 103,708.00 109,272.00 104,027.00 107,992.00 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 777,420.00 777,420.00 917,033.00 1 ,Oil3,761.00 1,092,028.00 1 ,0!!3,580.00 958,793.00 982,271.00 1,016,569.00 1 ,041),422.00 1,084,848.00
a. lndustrl Mlgas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. lndustrl Tanpa Mlgas 777,420.00 777,420.00 917,033.00 1,003,761.00 1,092,028.00 1,093,580.00 958,793.00 982,271.00 1,016,569.00 1,040,422.00 1,084,848.00 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 26,117.00 28,333.00 34,141.00 46,282.00 51,838.00 56,532.00 66,577.00 . 76,226.00 87,360.00 90,617.00 89,721.00
a. listrik 22,821.00 24,708.00 29,977.00 40,174.00 44,021.00 48,167.00 57,648.00 66,640.00 77,350.00 82,365.00 82,420.00 b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Air Bersih 3,296.00 3,625.00 4,164.00 6,108.00 7,817.00 8,365.00 8,929.00 9,586.00 10,010.00 8,252.00 7,301.00
5. BANGUNAN 360,217.00 495,394.00 603,472.00 718,514.00 790,364.00 505,500.00 481,425.00 526,797.00 554,693.00 577,640.00 596,208.00 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 857,230.00 923,799.00 966,953.00 1,061,228.00 1,157,240.00 1,045,821.00 1,084,320.00 1,102,3 .15.00 1 ,114,189.00 1,182,092.92 1 ·"'21,405.98
a. Perdagangan Besar & Eceran 793,965.00 855,948.00 894,332.00 981 ,253.1')0 1,069,079.00 964,692.00 993,740.00 1,003,647.00 1,014,003.00 1,069,550.00 1 '104,541.00 b. Hotel 55,171.')0 59,052.00 9,474.00 11,266.00 13,301.00 12,528.00 13,231.00 13,466.00 13,768.00 14,550.00 15,075.00 c. Restoran 8,094.00 8,799.00 63,147.00 68,709.00 74,860.00 68,601.00 77,349.00 85,202.00 86,418.00 97,992.92 101,789.98
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 402,864.00 431,105.00 461,244.00 515,706.00 563,720.00 542,133.00 566,051.00 668,074.00 710,118.00 753,308.00 803,737.00 a. Pengangkutan 362,918.00 382,055.00 404,121.00 436,50'3.00 470,128.00 436,242.00 447,809.00 522,783.00 534,636.00 673,716.00 615,722.00
1. Angkutan Rei 3,447.00 3,381.00 3,402.00 3,402.00 2,926.00 3,181.00 3,309.00 2,700.00 3,254.00 3,204.00 33,470.00 2. Angkutan Jalan Raya 250,493.00 268,870.00 280,359.00 301 ,4f•B.OO 318,788.00 287,108.00 313,396.00 378,605.00 392,907.00 398,414.00 407,265.00 3. Angkutan Laut 53,697.00 55,628.00 62,767.00 69,865.00 80,061.00 84,301.00 73,156.00 51,234.00 45,743.00 66,894.00 66,808.00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 29,031.00 32,090.00 30,564.00 32,251.00 5. Angkutan Udara 1,584.00 1,614.00 1,769.00 2,15i .00 1,871.00 635.00 519.00 563.00 781.00 1,046.00 1,531.00 6. Jasa Penunjang Angkutan 53,697.00 52,56.2.00 55,824.00 59,621 00 66,482.00 61,017.00 57,429.00 60,650.00 59,761.00 73,594.00 74,397.00
b. Komunlkasl 39,946.00 49,060.00 57,123.00 79,203.00 93,592.00 105,891.00 118,242.00 146,291.00 176,1582.00 179,1592.00 188,016.00 1. Pos dan Telekomunikasi 39,946.00 49,050.00 57,123.00 79,203.00 93,592.00 105,891.00 118,242.00 135,158.00 156,553.00 157,547.00 165,171.00 2 Jasa Penunjang Komunikasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10,133.00 19,029.00 22,045.00 22,844.00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 288,630.00 332,952.00 374,787.00 412,778.00 354,085.00 334,976.00 382,387.00 382,152.00 388,877.00 492,079.00 564,875.00 a. Bank 73,962.00 77,653.00 85,858.00 93,466.00 12,001.00 ·2,824.00 36,976.00 12,494.00 438.00 5,340.00 72,779.00 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 12,003.00 15,618.00 17,334.00 1&,7:?2.00 22,55ti.OO 21,218.00 24,806.00 42,343.00 47,012.00 50,545.00 50,415.00 c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 ~.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 d. Sewa Bangunan 189,911.00 223,735.00 253,438.00 278,9CO.OO 294,993.00 300,985.00 304,928.00 309,898.00 323,394.00 417,980.00 420,424.00 e. Jasa Perusahaan 12,754.00 15,946.00 18,157.00 20,690.00 24,533.00 15,597.00 15,677.00 17,417.00 18,033.00 18,214.00 21,257.00
9. JASA.JASA 625,128.00 637,991.00 650,874.00 665,897.00 672,681.00 621,811.00 624,879.00 639,342.00 672,991.00 6915,663.46 706,269.69 1. Pemertntahan Umum 534,800.00 543,177.00 551,829.00 561,286.00 561,342.00 516,884.00 518,756.00 529,559.00 558,812.00 573,531.00 581,036.00
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 534,800.00 543,177.00 551,!129.00 561,280.00 561,342.00 516,884.00 518,756.00 349,826.68 369,151.00 378,817.00 383,774.00 2 Jasa Pemerintah lainnya 0.00 O.uO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 179,732.32 189,661.00 194,714.00 197,262.00
b. Swasta 90,328.00 94,814.00 99,045.00 104,611.00 111,339.00 104,927.00 106,123.00 109,783.00 114,179.00 122,032.46 125,223.69 1 Sos1al Kemasyarakatan 57,178.00 60,538.00 63,052.00 66,259 00 70,580.00 65,891.00 65,891.00 66,606.00 68,721.00 73,189.00 74,744.00 :' H1buran & Rekreas1 5.450 00 5,510.00 5,579.00 5,750.00 5,495.00 2,970.00 2,970.00 3,723.00 3,751.00 4,020.00 4,521.00 3 Peroran~an & Rumahtan~~a 27.700 00 28,766.00 30,414.00 32.602 00 J5,264 00 36,066.00 37,262.00 39,454.00 41,70700 44,823.46 45,958.69
PDRB DENGAN MIGAS 5,410,829.00 5,733,015.00 6,474,900.00 6,920,278:~ 7,0~3,392.00 6,701,173.00 6,937,423.00 7,174,274.00 7,433,::64.00 7,817,341.38 8,263,917.27 PDRB TANPA MIGAS 5,410,829.00 5, 733,0 i 5.00 6,474,900.00 6,920,2711.00 7,093, '392.0C 6,701,179.00 6,873,385.00 7,104,028.00 7,363,018.00 7,666,409.38 8,086,921.2f
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO LAMPUNG ATAS DASAR
HARGA KONSTAN 1993 MENURUl LAPANGAN USAHA TAHUN 19(13- 2003 ( JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1. PERTANIAN 1,993,681.00 1 ,999,906.0(1 2,322,166.00 2,:)51 ,882.00 2,253,094.00 2,403,995.00 2,613,954.00 2,623,104.00 2, 708,910.00 2,720,587.00 2,911,775.60
a. Tanaman Bahan Makanan 906,909.00 890,167.00 1,091,405.00 1,11?, 121.00 963,014.00 1,067,247.00 1,100,478.00 1 ,099, 185.CO 1,156,841.00 1,142,637.00 1,302,453.00 b. Tanaman Perkebunan 523,217.00 472,616.00 523,765.00 532,765.00 536,459.00 550,892.00 '121,185.0C 739,179.00 744,693.00 759,589.00 773,361.60 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 331,319.00 380,068.00 412,275.00 412,275.00 440,658.00 426,446.00 453,524.()0 471,795.00 488,716.(.'0 490,911.00 501,929.00 d. Kehutanan 17,210.00 18,669.00 21,444.00 21.444.00 16,113.00 13,908.00 12,809.00 17,022.00 22,937.00 27,513.00 32,688.00 e. Perikanan 215,026.00 238,386.00 273,277.00 273,277.00 296,850.00 345,502.00 325,958.00 295,923.00 295,723.00 299,937.00 301,344.00
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 79,542.00 106,115.00 144,230.00 144,230.00 158,342.00 9£,831.00 159,037.00 173,993.00 179,557.00 265,032.00 285,087.00 a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 64,038.00 70,246.00 70,246.00 160,932.00 176,996.00 b. P~rtambangan tanpa Migas 347.00 361.00 ' 404.00 404.00 251.00 46.00 51.00 39.00 39.00 73.00 99.00 c. Penggallan 79,195.00 105,754.00 143,826.00 143,826.00 158,091.00 96,785.00 94,948.00 103,708.00 109,272.00 104,027.00 107,992.00
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 777,420.00 777,420.00 917,033.00 1 ,Ofl3,761.00 1,092,028.00 1 ,oq3,580.00 958,793.00 982,271.00 1,016,569.00 1 ,041>,422.00 1,084,848.00 a. lndustrl Mlgas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. lndustrl Tanpa Mlgas 777,420.00 777,420.00 917,033.00 1,003,761.00 1,092,028.00 1,093,580.00 958,793.00 982,271.00 1,016,569.00 1,040,422.00 1,084,848.00 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 26,117.00 28,333.00 34,141.00 46,282.00 51,838.00 56,532.00 66,577.00 76,226.00 87,360.00 90,617.00 89,721.00
a. Listrik 22,821.00 24,708.00 29,977.00 40,174.00 44,021.00 48,167.00 57,648.00 66,640.00 77,350.00 82,365.00 82,420.00 b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Air Bersih 3,296.00 3,625.00 4,164.00 6,108.00 7,817.00 8,365.00 8,929.00 9,586.00 10,010.00 8,252.00 7,301.00
5. BANGUNAN 360,217.00 495,394.00 603,472.00 718,514.00 790,364.00 505,500.00 481,425.00 526,797.00 554,693.00 577,640.00 596,208.00 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 857,230.00 923,799.00 966,953.00 1,061,228.00 1 '157,240.00 1,045,821.00 1 ,084,320.00 1 '1 02,315.00 1 '114, 189.00 1 '182,092.92 1,:.:21 ,405.98
a. Perdagangan Besar & Eceran 793,965.00 855,948.00 894,332.00 981,253.1)0 1,069,079.00 964,692.00 993,740.00 1,003,647.00 1,014,003.00 1,069,550.00 1,104,541.00 b. Hotel 55,171 .':lO 59,052.00 9,474.00 11,266.00 13,301.00 12,528.00 13,231.00 13,466.00 13,768.00 14,550.00 15,075.00 c. Restoran 8,094.00 8,799.00 63,147.00 68,709.00 74,860.00 68,601.00 77,349.00 85,202.00 86,418.00 97,992.92 101,789.98
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 402,864.00 431,105.00 461,244.00 515,706.00 563,720.00 542,1:13.00 566,051.00 668,074.00 710,118.00 753,308.00 803,737.00 a. Pengangkutan 362,918.00 382,055.00 404,121.00 436,503.00 470,128.00 436,242.00 447,809.00 522,783.00 534,536.00 573,716.00 615,722.00
1. Angkutan Rei 3,447.00 3,381.00 3,402.00 3,<102.00 2,926.00 3,181.00 3,309.00 2,700.00 3,254.00 3,204.00 33,470.00 2. Angkutan Jalan Raya 250,493.00 268,870.00 280,359.00 301,4f·8.00 318,788.00 287,108.00 313,396.00 378,605.00 392,907.00 398,414.00 407,265.00 3. Angkutan Laut 53,697.00 55,628.00 62,767.00 69,865.00 80,061.00 84,301.00 73,158.00 51,234.00 45,743.00 66,894.00 66,808.00 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 29,031.00 32,090.00 30,564.00 32,251.00 5. Angkutan Udara 1,584.00 1,614.00 1,769.00 2,1!5i .00 1,871.00 635.00 519.00 563.00 781.00 1,046.00 1,531.00 6. Jasa Penunjang Angkutan 53,697.00 52,562.00 55,824.00 59,621.00 66,482.00 61,017.00 57,429.00 60,650.00 59,761.00 73,594.00 74,397.00
b. Komunlkasl 39,946.00 49,050.00 57,123.00 79,203.00 93,592.00 105,891.00 118,242.00 145,291.00 175,1582.00 179,1592.00 188,015.00 ·1. Pos dan Telekomunikasi 39,946.00 49,050.00 57,123.00 79,203.00 93,592.00 105,891.00 118,242.00 135,158.00 156,553.00 157,547.00 165,171.00 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10,133.00 19,029.00 22,045.00 22,844.00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 288,630.00 332,952.00 374,787.00 412,778.00 354,085.00 334,976.00 382,387.00 382,152.00 388,877.00 492,079.00 564,875.00 a. Bank 73,962.00 77,653.00 85,858.00 93,466.00 12,001.00 -2,824.00 36,976.00 12,494.00 438.00 5,340.00 72,779.00 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 12,003.00 15,618.00 17,334.00 1&,722.00 22,55~.00 21,218.00 24,806.00 42,343.00 47,012.00 50,545.00 50,415.00 c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 ~J.OO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 d. Sewa Bangunan 189,911.00 223,735.00 253,438.00 278,9CO.OO 294,993.00 300,985.00 304,928.00 309,898.00 323,394.00 417,980.00 420,424.00 e. Jasa Perusahaan 12,754.00 15,946.00 18,157.00 20,690.00 24,533.00 15,597.00 15,677.00 17,417.00 18,033.00 18,214.00 21,257.00 9. JASA.JASA 625,128.00 637,991.00 650,874.00 665,897.00 672,681.00 621,811.00 624,879.00 639,342.00 672,991.00 695,563.46 706,259.69 a. Pemerlntahan Umum 534,800.00 543,177.00 551,829.00 561,286.00 561,342.00 516,884.00 518,756.00 529,559.00 558,812.00 573,531.00 581,036.00
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 534,800.00 543,177.00 551,!129.00 561,28C.OO 561,342.00 516,884.00 518,756.00 349,826.68 369,151.00 378,817.00 383,774.00 2. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 179,732.32 189,661.00 194,714.00 197,262.00 b. Swasta 90,328.00 94,814.00 99,045.00 104,611.00 111,339.00 104,927.00 106,123.00 109,783.00 114,179.00 122,032.46 125,223.69 1. Sosial Kemasyarakatan 57,178.00 60,538.00 63,052.00 66,259.00 70,580.00 65,891.00 65,891.00 66,606.00 68,721.00 73,189.00 74,744.00 2. Hiburan & Rekreas1 5,450.00 5,510.00 5,579.00 5,750.00 5,495 00 2,970.00 2,970.00 3,723.00 3,751.00 4,020.00 4,521.00 27,700.00 28,766.00 30,414.00 32,602.00 J5,264.00 36,066 00 37,262.00 39,454.00 41,707.00 44,823.46 45,958.69
5,410,829.00 5,733,015.00 6,474,900.00 6,920,278:QQ_ 7,0~3,392.00 6,701,173.00 6,937,423.00 7,174,274.00 7,433,:::64.00 7,817,341.38 8,263,917.27 PDRB TANPA MIGAS
5,410,829.00 5,733,0 15.00 6,474,900.00 6,920,2711.00 7,093, 392.0C 6,701,179.00 6,873,385.00 7,104,020.00 7,363,018.00 7,656,409.38 8,086,921.2f
PRODUK DOMESTIK REGIONAL 9RUTCJ KOTA BANDAR L"'MPUNG ATAS DASAR
HARGA KONSTAN 1883 MENURUT LAPANGA'II USAHA TAHUN 1883-2003 ( JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 1983 1984 1985 1888 18~7 1988 1888 2000 2001 2002 2003
1. PERTANIAN 30,245.00 38,581.00 31,876.00 33,753.00 36,883.00 35,548.00 48,824.00 53,188.00 45,588.00 48,487.00 48,(111.00
a. Tanamen Bahan Makanan 3.055.00 9,425.00 3,905.00 5,589.00 8,876.00 10,321.00 9,524.00 9,187.00 7,851.00 7,801.00 7,i'23.00
b. Tanamen Per!cellman 1,232.00 1,461.00 828.00 1,110.00 1,2"o4.00 1,167.00 1.310.00 1,162.00 1,095.00 1,110.00 1.100.00
c. ?etemakan dan Hasi~hasilnv 8,068.00 5,098.00 7.023.00 6.632.00 6.1~3.00 3,002.00 8,123.00 7.088.00 6,725.00 6.701.00 6,715.00
d Keh'.Jtanan 0.00 0.00 0.00 C'OO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 e Peri~anan 17,890.00 22.577.00 20,120.00 20,422.00 20,530.00 21.059.00 27,967.00 35.751.00 29,925.00 30.875.00 31.073.00
Z. PERTAMBANGAN & PENGG 5,418.00 7,530.00 8,701.00 11,887.00 '2,843.0C 7,846.00 7,530.00 8,427.00 8,788.00 8,.8.00 8,011.00 a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Pertembangan tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 c.oo 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
c. Penggaian 5,416.00 7,530.00 9,701.00 11,887.00 12,6'3.00 7,846.00 7.530.00 8.427.00 8,796.00 8.869.00 9,011.00
3. INDUSTRI PENCOLAHAN 267,804.00 281,826.00 307,906.00 331,488.00 3S2,406.'l0 345,811.00 300,444.00 318,010.00 323,085.00 328,258.00 322,782.00
a. lnduotrl Migao o.oo 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Buml 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. lnduotrl Tonpo Mlgoo 287,804.00 281,826.00 307,808.00 331,488.00 352,408.00 345,611.00 300,444.00 318,010.00 323,085.00 328,258.00 322,782.00
t. Makanan, Minumen dan Te 225,421.00 230,404.00 254,668.00 274,481.00 291,166 00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Tekstil, BrA. Kullt & Alas kal 37.00 44.00 44.00 46.00 47.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3. Bra. KI'IU & Hasil Hutan lait 7,773.00 8,143.00 8.437.00 8.522.00 8,099.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. Kertas dan Barana Cltakar 1,075.00 1,114.00 1,236.00 1,420.00 1,465.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5. 1'\rpU(, l<imla & BrQ. dan Ka 25,894.00 34,036.00 34,771.00 37,851.00 41,374.011 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6. Semen & BrA. Galan bU<ar 5,276.00 5,727.00 6,16600 6,431.00 7,173.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7. Logam Dasar Besl & Baja 343.00 361.00 378.00 400.00 409.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8. Alai AnQk., Masin & Perala! 1,588.00 1,690.00 1,776.00 1,852.00 1,870.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9. Barang lalmya 397.00 407.00 430.00 485.00 5u3.oo 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 18,788.00 18,216.00 22,287.00 24,384.00 28,b98.00 32,178.00 32,853.00 35,078.00 43,188.00 41,188.00 40,473.00
a. Llstrik 16,747.00 16,960.00 19,831.00 20.770.00 24,668.00 26.52600 27.021.00 28,259.00 35,776.00 32.946.00 35.285.00 b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 '100 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Air Berslh 2,051.00 2,256.00 2,456.00 3,594.00 4,931.00 5,650.00 5.932.00 6,8l0.00 7,423.00 8.213.00 5,188.00
5. BANGUNAN 108,180.00 148,304.00 185,880.00 232,142.00 251,4C7.00 164,287.00 180,355.00 188,532.00 171,217.00 173,178.00 180,278.00
8. PERDAGANGAN, HOTEL & I 275,030.00 288,432.00 314,184.00 341,870.00 365,477.00 361,883.00 378,774.00 384,078.00 402,548.00 408,:.67.00 44C,542.00 a. PardaQSnQ&n Besar & Ecera 239,798.00 258,291.00 272.890.00 294,457.00 312,609.00 310,256.00 330,827.00 341,252.00 346,837.00 349,233.00 387,652.00 b. Hotel 7,553.00 8,111.00 8,800.00 I 10,331.00 12,028.00 11.645.00 12,171.00 12,355.00 12,665.00 13,006.00 12.548.00 c Restoran 27,679.00 30,030.00 32.474.00 36,882.00 40,b40.00 39,962.00 36,776.00 40,471.00 43,046.00 44.az5.on 48.342.00
7. PENGANGKUTAN & KOMUt 248,887.00 257,884.00 278,724.00 307,248.00 337,151.00 286,813.00 321,082.00 348,381.00 378,711.00 407,441.00 441,084.00 a. Pengangkuton 220,183.00 224,888.00 238,338.00 253,504.00 272,584.00 223,767.00 243,812.00 256,218.00 274,528.00 282,528,(){, 324,548.00
1. Angkulan Rei 3,158.00 3,153.00 3,174.00 3,058.00 2,764.00 2,773.00 3,056.00 3,085.00 3,100.00 2.987.00 30,397.00 2 Angkutan Jalen Raya 130,261.00 136,664.00 143.388.00 150,321.00 155,339.00 109,907.00 139.286.00 148,123.00 160,236.00 175.256.00 177.184.00 3. Angku1an Lau1 36,240.00 35,168.00 39.359.00 44,583.00 53.364.00 56,814.00 49.095.00 49,636.00 54,700.00 48,729.00 50,776.00 4 Potv;tl.. SWlQel, Oanau & Per 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Angkulan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6 Ja&l Per.rjang Angkutan 50.504.00 49,914.00 52,415.011 55,542.00 61.127.00 54,273.00 52,475.00 55,372.00 56,493.00 65,566.00 66,192.00
b. Komunlkaol 28,504.00 32,785.00 38,388.00 53,¥45.00 84,557.00 73,148.00 77,170.00 90,145.00 104,182.00 114,813.00 118,535.00 1. POl dan Tlllekonvllkali 26,504.00 32,785.00 38,388.00 53,745.00 64 557.00 73,146.00 77.170.00 90,145.00 104,182.00 114,913.00 116.535.00 2. Jan Peru1ena Konu11ka1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, 138,380.00 180,558.00 172,252.00 188,700.00 218,851.00 108,484.00 155,780.00 132,841.00 123,877.00 144,715.00 183,788.00 a Bank 62,882.00 65,412.00 67.810.00 71,231.00 ~0.84500 ·5,5!)1 00 35,272.00 7,621.00 -15,683.00 -3.704.00 42.~57.00
b lambeAI KluanQin lalllll Bl 9,063.00 10,903.00 12,092.00 14,026.00 15,!1.19.00 12,0~4.00 15,159.00 18,394.00 28,253.00 32,564.00 22,724.00 c. Jan P8fUlang Kauangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 d SewiBI ....... 54,815.00 68,810.00 74,418.00 82,923.00 87,537.00 87,810.00 89,608.00 91,065.00 94,912.00 99,213.00 100,900.00 o JDiil Peru&ahaan 12.60000 15,431.00 17.932.00 20,520.00 24.330.00 14,181.00 15.741.00 15,761.00 16.395.00 16.642.00 17,208.00
8. JASA.JASA 235,848.00 241,073.00 243,861.00 248,405.00 252,151.C.O 232,181.00 238,538.00 242,814.00 251,524.00 280,870.00 288,010.00 o. p...,.rlntahan Umum 204,885.00 208,883.00 207,875.00 210,578.00 l08,885.00 182,643.00 185,845.00 201,818.00 208,381.00 218,365.00 223,587.00
1 Aan Pernermtahan & Peru 135,333.00 136.719.00 137.367.00 139,087.00 138,636.00 127,373.00 129,355.00 133,169.00 137,641.00 142.830.00 147.686.00 ~ Jasa Pemennlah laonnya 69.56200 70,274 00 70,608.00 71.491 C.J 71.25900 65,470.00 66,490.00 68,450.00 70,748.00 73.41~ 00 75.911.00
b. Swolll 30,854.00 34,010.00 35,888.00 38,821.00 42,258.~0 39,318.00 40,883.00 41,185.00 43,135.00 44,825.00 45,413.00 1 Sosoal Kemasyarakatan 21.07000 23.524 00 24.30000 ~5.315 00 n.39200 25.55300 26.08700 26.24200 27.09200 28.00900 28.602.00 : H1tuan & RekreaSI 3.50800 3.54600 3.674 00 3.70300 J,294 00 1.~04 00 2.223 00 2.36900 2.375.00 2.542.00 2.674 00 :' P(lrf'oranoan &. Rumahtan~s 6 376 00 7.01000 8.01200 9.809 00 11.57000 12.261 00 12.38300 12.584 00 13.66800 14.014.00 14.137 00
PORI DENGAN MIGAS 1,328,359.or 1,451,282.00 1,574,761.00 1.J20 658.00 1!~61508.00 ___ !,~641900.0Q __ 1,,EI!!,!~Chl!L __ 1 1695,330,_00 ___ 1~.§!~ _ _!.815,2/'Z.QL_ 1,841,178.00 J>ORB TANPA MIGAS 1,328.359.00 1,451,282.00 1,574,761.00 1,7?0,858.00 1,1156,508.00 1,584,800.00 1,841,380.00 1,895,330.00 1,748,583.00 1,815,2/'2.00 1,841,178.00
PRODLIK DOI\IESTIK REGIONAL BRUTO KOTA METRO AT/.5 DASAR HARGA KONSTAN 1993 MENU RUT LAPANGAN USAHA TAHUN 1993-2003 ( JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 1993 1994 1995 1998 1997 1998 1999 200~ 2001 2ciC-2- 2003 1. PERTANIAN 13,744.34 14,461.77 15,852.23 16,964.69 11.716.53 16,000.00 22,138.00 19,770.00 21,022.00 20,128.00 21,274.00
a. Tanaman Bahan Make 6.753.62 7,106.15 7,789.39 8,336.02 8.1'05.46 7,862.00 10.085.00 9,556.00 10,155.00 6,580.00 7.274.00 b. Tanaman Per1<ebunan 95.35 100.33 109.97 117.69 12~.91 111.00 123.00 126.00 118.00 158.00 1~1.00 c. Pelemakan dan Hasi~l 6,860.14 7,218.23 7,912.25 8.467.50 M42.76 7.986.00 11.886.00 9.98000 10,64000 13.26600 13.681.00 d. Kehulanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 ~.00 0.00 e. Perikanan 35.22 37.06 40.62 43.47 45 ·10 41.00 4200 10800 109.00 122.00 138.00
2. PERTAMBANGAN & P 0.00 0.00 0.00 O.OQ 0.00 0.0~ 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 a. Mlnyak dan Gas Buml 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 o.ro 0.00 b. Pertamban~an 1anpa ~ 0.00 0.00 000 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3. INDUSTRI PENGOLAH 10,092.84 10,619.48 11,840.49 12,457.38 1~,009.47 11,749.00 9,335.00 9,789.00 10,107.00 10,552.00 11,041.00 a.lnduatrl Mlgaa 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pe~llan~an Minvak 0.00 0.00 000 0.00 0.00 OJO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. lnduetrl Tanpa Mlgat 10,092.84 10,619.46 11,640.49 12,457.36 n,ooa.47 11,749.00 9,335.00 9,788.00 10,107.00 10,552.00 11,041.00 1. Makanan. Minuman c 0.00 0.00 0.00 0.00 000 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Tekstil. Br~. Ku~t & A 0.00 0.00 0.00 0.~ 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3. BrA. Kayu & Hasll HL 0.00 0.00 0.00 0.00 O.OJ 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4. Kartes dan BaranQ C 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5. Pupuk, l<lmia & BrA. ' 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6. Semen & Br~. Gaian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7. Loqam Dasar Best & 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8. Alai AnQk .. Mesin & I 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9. Barang lalnnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. LISTRIK, GAS & AIR 81 1,671.66 1,758.91 1,928.03 2,063.33 !,154.77 1,846.00 1,911.00 2,057.00 2,125.00 2,130.00 2,118.00 a. Llstrlk 1,253.31 1,318.73 1,445.53 1,546.97 1,61553 1.459.00 1,596.00 1,751.00 1,900.00 2,008.00 2,116.00 b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Air Berslh 418.34 440.18 482.50 516.36 53C.25 487.00 315.00 306.00 225.00 122.00 0.00
5.BANGUNAN 6,482.17 6,820.53 7,476.31 8,000.87 8,355.56 7,548.00 7,272.00 7,755.00 8,168.00 8,570.00 8,882.00 6. PERDAGANGAN, HOT 8,086.87 8,540.25 10,457.52 11,181.39 11,687.37 10,555.00 20,037.00 21,512.00 21,824.00 23,082.00 23,H2.00
a. Perda~anQan Besar & 6.949.48 7,312.23 8,015.29 8,577 77 8.957 92 8,09000 17.18600 18,46600 18.746 00 19.87700 20.648 00 b. Hotel 109.10 114.79 12b.83 134.66 14062 12'1.00 13200 143.00 14500 153.00 156.00 c. Restoran 2.008.39 2.113.23 2,316.41 2.478 96 ?.588 83 2.338 00 2.719 00 2.903 00 2.933.00 3.03200 3,158.00
7. PENGANGKUTAN & K 11,200.78 11,785.44 12,818.58 13,825.18 14,437.87 13,038.00 13,273.00 14,874.00 14,887.00 15,103.00 15,371.00 a. Pengangkuta~ 7,322.30 7,704.51 8,445.28 8,037.84 8,438.48 8,524.00 8,474.00 8,027.00 8,101.00 8,187.00 8,308.00
1. Angkulan Ret 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 2. An~kulan Jalan RaY! 7.322.30 7,704.51 8,445.28 9,03;'.94 9.438 48 8,524 00 8.474 00 9.027.00 9,101.00 9.197.00 9,308.00 3. Angkulan Lout 0.00 0.00 0.00 010 000 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4. An~k. Sun~al. Oaneu 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 O.OC 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6. Jasa Penunianq An~ 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Komunlkaai 3,878.48 4,080.83 4,473.30 4,787.22 4,998.38 4,515.00 4,788.00 5,847.00 5,768.00 5,808.00 8,063.00 1. Pos dan T elekornunil 3.878.48 4,080.93 4,473.30 4,787.22 4.999.38 4.515 00 4.799.00 5.647.00 5,766.00 5.906.00 6.06300 2. Jasa Penunla~ Kon 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8. KEUANGAN, PE:RSEW 7,927.05 8,340.S2 9,142.78 9,784.38 10,218.01 8,228.00 9,481.00 8,770.00 10,208.00 11,183.00 14,784.00 a Ba~ 272.31 286.52 314.07 336.11 . 351.01 317.00 43500 448.00 537.00 1,376.00 4.918.00 b. LcmbaQa Keua~an 1a 320.41 337.14 369.f6 395.49 113.02 373.00 436.00 533.00 591.00 61300 631.00 c. Jasa Pe~nQ Keuar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 d. sewa Banguna~ 7.258.73 7,637.62 8,371.96 4.959.48 9,356.54 8.450.00 8,520.00 8,693.00 8,981.00 9,071.00 9,110.00 e. Jasa Pe.-usahaan 75.59 79.54 87.19 93.31 97.44 88.00 ~0.00 96.00 99.00 103.00 105.00
9. JASA-JASA 18,912.21 18,989.39 21,812.67 23,343.41 ~4.377.95 22,016.00 22,425.00 23,987.00 25,080.00 26,558.00 27,850.00 a. Pemerlntahan Umun 9,765.35 10,275.08 11,263.01 12,053.41 12,~67.60 11,368.00 11,462.00 12,751.00 13,487.00 14,357.00 14,810.00
1 Adm. Pernerintahan I 6.450.39 6,787.09 7,439.65 7,96174 6,314 ~9 7,50900 7.571 00 8,422.00 8,895.00 9,483.00 9.782.00 2 Jasa Pemenntah lair 3.314.96 3,488.00 3.823.36 4,09167 4,273 01 3.859.00 3.89100 4.32900 4,572.00 4.874 00 5.02800
b. Swaeta 9,146.86 9,624.31 10,549.66 11,290.00 11,790.35 10,648.00 10,963.00 11,246.00 11,623.00 12,188.00 12,840.00 1. SoStal Kemasvaraka 7.793.04 8,199.82 8.98822 9.61898 10,045 27 9.072.00 9,370.00 9,51800 9,820.00 10.31800 10.903 00 :.: H1bUran & Rekreasi 107.38 112.98 1:3.85 132.54 138 41 125 00 148.00 159.00 161.00 165.00 171.00 3 Peronmsan & Rumal 1.24e 44 1.311 50 1,437 60 1.538 49 1.606 G7 1.451 00 1.495 00 1.56900 1.642 00 1.71600 1.766 00
PDRB OENGAN MIGAS 79.097.81 83,226.56 ___ 91,226.61 97,630.71 19),9~57,~ ___ 9_2,979.QO~ __ !Q_5,6?_!l:QQ_ ___ 10!1,323Jl0 ___ ~1409.00 117 26~.00 125,160.00 PORB TANPA MIGAS 79,097.81 83,226.56 91,228.61 97:630.71 1CJ,957.54 92,0(9.00 105,670.00 109,323.00 113,408.00 117,262.00 125,160.00
PERTUMBUHAN PRODUK OOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI LAMPUNG ATAS DASAR
HARGA KONSTAN 1993 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 1993-2003 ( JUTA RUPIAH)
-·-
LAPANGAN USAHA 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 ------
---1. PERTANIAN 0.31 16.11 1.28 -4.20 6.70 8.73 0.35 3.27
a_ Tanaman Bahan Makanan -1.85 22.61 1.90 -13.41 10.82 3.11 -0.12 5.25
b_ Tanaman Perkebunan -9.67 10.82 1.72 0.69 2.69 30.91 2.50 0.75 --c. Peternakan dan Hasil-hasilny< 14.71 8.47 0.00 6.88 -3.23 6.35 4.03 3.59
_d. Kehutanan 8.48 14.86 0.00 -24.86 -13.68 -7.90 32.89 34.75
e. Perikanan 10.86 14.64 0.00 8.63 16.39 -5.66 -9.21 -0.07
2. PERTAMBANGAN & PENGGA 33.41 35.92 0.00 9.78 -38.85 64.24 9.40 3.20
a_ Min~k dan Gas Bumi - - - - - - 9.69 -b. Pertambangan tan~a Migas 4.03 11.91 0.00 -37.87 -81.67 10.87 -23.53 -c_ Penggalian 33.54 36.00 0.00 9.92 -38.78 -1.90 9.23 5.37
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.00 17.96 9.46 8.79 0.14 -12.33 2.45 3.49
a. lndustrl Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. lndustri Tanpa Migas 0.00 17.96 9.46 8.79 0.14 -12.33 2.45 3.49
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 8.48 20.50 35.56 12.00 9.06 17.77 14.49 14.61
a. Listrik 8.27 21.33 34.02 9.58 9.42 19.68 15.60 16.07
b. Gas - - - - - - - --c. Air Bersih 9.98 14.87 46.69 27.98 7.01 6.74 7.36 4.42
5. BANGUNAN 37.53 21.82 19.06 10.00 -36.04 -4.76 9.42 5.30
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RE 7.77 4.67 9.75 9.05 -9.63 3.68 1.66 1.08
a. Perdagangan Besar & Eceran 7.81 4.48 9.72 8.95 -9.76 3.01 1.00 1.03
b. Hotel 7.03 -83.96 18.91 18.06 -5.81 5.61 1.78 2.24
c. Restoran 8.71 617.66 8.81 8.95 -8.36 12.75 10.15 1.43 -7: PENGANGKUTAN & KOMUNII 7.01 6.99 11.81 9.31 -3.83 4.41 18.02 6.29
a. Pengangkutan 5.27 5.78 8.01 7.70 -7.21 2.65 16.74 2.25
1. Angkutan Rei -1.91 0.62 0.00 -13.99 8.71 4.C2 -18.40 20.52
2. Angkutan Jalan Raya 7.34 427 7.53 5.75 -9.94 9.16 2u.81 3.78
3. Angkutan Laut 3.60 12.83 11.31 14.59 5.30 -13.22 -29.97 -10.72
4_ Angk. Sungai, Danau & Pe:1 - - - - - - - 10.54
5. An~utan Udara 1.89 9.60 21.93 -13.:!6 -66.J6 -18.27 8_48 38.72
_ ___§_,__ Jasa Penuniang An~:~kutan -?. .11 6.21 6.80 11.51 -1:!.22 -5.88 5.61 -1.47
b. Komunikasi 22.79 16.43 3R.65 1~.17 13.14 11.66 22.88 20.85 --·
1. Pas dan Telekomunikasi 22.79 16.46 38.65 18.17 13.14 11.66 14.31 15.83
2. Jasa Penuniang Kornunikas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 o_oo 87.79
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & 15.36 12.56 10.14 -14.22 -5.40 14.15 .(1.06 1.76
~~ank 4.99 10.57 8.86 -87.16 -123.53 -1,409.35 -00.21 -96.49
b_ lembaga Keuangan tanra Ba 30.12 10.99 13.78 14.38 -5.94 16.91 70.70 11.03 1- c_ Jasa Penunjang K&uangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17.81 13.28 10.05 5.77 2.03 1.31 1.63 4.35
--2002 2003 Rata-rata
----------0.43 7.03 4.00
-1.23 13.99 .;_ 11 2.00 1.81 4.42 0.45 2.24 4.35
19.95 18.81 0.00 1.42 0.47 3.75
47.60 7.57 17.23 129.10 9.98 14.88
87.18 35.62 0.65 -4.80 :>..81 5.24 2.35 4.27 3.66 0.00 0.00 . 2.35 4.27 3.66 3.73 -0.99 13.52 6.48 0.07 14.05 -- - -
-17.56 -11.52 9.60 4.14 3.21 6.97 6.09 3.33 3.74 5.48 3.27 3.50 5.6S 3.61 -2.68
13.39 3.87 67.74 608 6.69 7.28 7.33 7.32 5.59
-1.54 944.63 94.27 1.40 2.22 5.23
46.24 -0.13 39~ -4.76 5.52 - ----"
33.93 46.37 -23.15 1.09 3.67
2.28 4.139 "' 17.16 j 0.63 4.84 15 651
15.85 3.62 o_co ----26.54 14.7S 7.56
1,119.18 1,26'2.90 62.38 1.52 -0.26 16.32 0.00 0.00 o_co
29.25 0.58 8.51 d. Sewa Bangunan _ --- -----------------
e. Jasa Perusahaan 25.03 13.87 13.95 18.57 -3€.42 0.51 11.10 3.54 1.00 16.71 6. 79 -
9. JASA-JASA 2.06 2.02 2.31 1.02 -7.56 0.49 2.31 5.26 3.35 1.54 1.28
a. Pemerintahan Umum 1.57 1.59 1.71 0.01 -7.92 0.36 2.08 5.52 2.63 1.31 0.89 1 _ Adm_ Pemerintahan & Perta 1.57 1.59 1.71 0.01 -7.92 0.36 -32.56 5.52 2.62 1.31 -?~ 2. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 o_oo 5.52 2.66 1.31 0.95
b. Swasta 4.97 4.46 5.62 C.43 -5.76 1.14 3.45 4.00 6.88 2.62 3.38
1. Sosial Kemasvarakatan 5.88 4.15 5.09 6.52 -6.64 0.00 1.09 3.18 6.50 2.12 2.79 2. Hiburan & P.ekreasi 1.10 1.25 3.07 -4.'!3 -45.95 0.00 25.35 0.75 7_17 12.46 oos 3_ Perorangan & Rumahtangg< 3.85 5.73 7.19 8.17 2.27 3.32 5.88 5.71 7.47 2.53 __ 5?.!_ PDRB DENGAN MIGAS 5.95 12.94 6.8S :l.50 -5.53 3.53 3.41 3.61 5.17 5.71 4.42 PDRB TANPA MIGAS 5.95 12.94 6.88 2.50 -5.53 2.57 3.36 3.65 3.98 5.62 4.19
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA METRO ATAS DASAR
HARGA KONSTAN 1993 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 1993-2003 ( JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
1. PERTANIAN 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 38.35 -10.69 6.33
a. Tanaman Bahan Makanan 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 28.28 -5.25 6.27 b. Tanaman Perlcebunan 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 10.81 2.44 -6.35 c. Peternakan dan Hasil-hasilr 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 48.84 -16.04 6.61 d. Kehutanan - - - - - - - -e. Perikanan 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 2.44 157.14 0.93
~:AMBANGAN & PENGC:: - - - - - - - -3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 -20.55 4.85 3.26
a. lndustri Migas - - - - - - - -b. lndustri Tanpa Migas 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 -20.55 4.85 3.26
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSII 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 -1.80 7.64 3.31 a. Lislrik 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 9.39 9.71 8.51 b. Gas - - - - - - - -c. Air Bersih 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 -35.32 -2.86 -26.47
5. B~NGUNAN 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 -3.63 6.64 5.30
6. PERDAGANGAN, HOTEL & 5.22 9 61 7.02 4.43 -9.69 89.83 7.36 1.45
a. Perdagangan Besar & Ecer. 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 112.44 7.45 1.52 -· b. Hotel 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 3.94 8.33 1.40 c. Restoran 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 16.30 6.77 1.03
7. PENGANGKUTAN & KOMUI 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 1.79 10.56 1.32
a. Pengangkutar. 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 -0.59 6.53 0.82 -b. Y.omunikasi 5.22 9.61 7.07 4.43 -9.69 6.29 1 7.67 2.11
8. KEUANGAN, PEI':SEWAAN. 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 2.74 3.05 4.48
a. Bank 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 37.22 2.9!l 19.87 b. Lembaga Ke&Jangan tanpa ! 5.22 ~.61 7.02 4.43 -9.69 16.89 22.25 10.88
--·-c Jasa Penunja01g Keuangan - - - - - - - -d. Sewa Bangun~n 5.22 9.61 7.02 4_.-13 -9.69 0.8:'1 2.03 .j_31 e. Jasa Perusahaan 5.22 9.€1 7.02 4."3 -9.69 2.27 6.67 3.13
9. JASA-JASA 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 1.86 7.01 4.55 a. Pemerintahan Umum 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 0.83 11.25 5.62
1. Adm. Pemerintahan & Pe 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 0.83 11.24 5.62 2. Jasa Pemerintah lainn:@ 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 0.83 11.26 5.61
b. Swasta 5.22 9.'31 7.02 4.43 -9.69 2.96 '2.5'3 3.35 1. Sosial Kemasyarakalan 5.22 9.61 7.0'2 4.43 -9.69 2.73 2.12 3.17 --2. Hiburan & Rekreasi 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 18.40 7.43 1.26 3. Perorangan & Rumahtanc 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 3.03 4.95 4.65 PDRB DENGAN MIGAS 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 14.98 3.26 3.74
~RB TANPA MIGAS 5.22 9.61 7.02 4.43 -9.69 14.98 3.26 3.74
2002 2003 Rata-rata
-4.26 5.70 5.20 -35.20 10.55 2.12 33.90 14.56 7.20 24.68 3.13 8.38 - - - -
11.93 13.11 20.21 - - -4.40 4.63 1.32
- - -4.40 4.63 1.32 0.24 -0.66 2.53 5.68 5.38 5.53 - - -
-45.78 -100.00 -1$.38 4.9E 4.61 3.47 5.67 3.90 12.48 6.03 3.88 14.79 5.52 1.96 3.77 3.38 416 4 82 1.59 1.77 3.36 1.05 1.21 2.56 2.43 2.66 4.77 9.36 32.26 6.85
156.24 257.41 49.03 3.72 2.94 7.33
----·~ 1.00
0.<3 ==i 4.04 1.94 3.46 5.84 4.12 4.00 6.61 3.16 4.40 6.61 3.15 4.40 6.61 3.16 4.41 4.96 5.25 3.57 --5.07 5.67 3.54 2.48 3.64 4.98 4.51 2.91 3.67 3AO 6.74 4.87 3.40 6.74 4.87
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDAR LAMPUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 1993-2003 ( JUTA RUPIAH)
1. PERTANIAN 27.50 -17.34 5.89 9.51 -3.83 32.00 13.35 -14.27
a. Tanaman Bahan Makanan 208.51 -58.57 43.12 58.81 16.28 -7.72 -3.54 -14.54 b. Tanaman Perkebunan 18.59 -43.33 34.06 9.37 -3.87 12.25 -11.30 -5.77 c. Peternakan dan Hasil-hasilny. -36.81 37.76 -5.57 -4.36 -52.67 170.59 -12.74 -5.12 d. Kehutanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 e. Perikanan 26.20 -10.88 1.50 0.53 2.58 32.80 27.83 -16.30
2. PERTAMBANGAN & PENGGA 39.03 28.83 22.53 6.36 -37.94 -4.03 11.91 4.38 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 39.03 28.83 22.53 6.36 -37.94 -4.03 11.91 4.38
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5.27 9.22 7.66 6.31 -1.93 -13.07 5.18 2.24 a. lndustri Migas
1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair
b. lndustri Tanpa Migas 5.27 9.22 7.66 6.31 -1.93 -13.07 5.18 2.24 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.22 15.98 9.32 21.49 8.71 2.41 6.45 23.15
a. Listrik 1.27 16.93 4.74 18.77 7.53 1.87 4.58 26.60 b. Gas c. Air Bersih 10.00 8.87 46.34 37.20 14.58 4.99 14.97 8.84
5. BANGUNAN 35.82 32.09 18.51 8.32 -34.67 -2.39 3.85 2.81 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RE 7.78 5.98 8.76 6.97 -0.99 4.95 3.77 2.15
a. Perdagangan Besar & Eceran 7.71 5.65 7.90 6.16 -0.75 6.63 3.15 1.64 b. Hotel 7.39 8.49 17.40 16.43 -3.18 4.52 1.51 2.51 c. Restoran 8.49 8.14 13.57 10.73 -2.15 -7.97 10.05 6.36
7. PENGANGKUTAN & KOMUNII 4.47 7.39 11.03 9.73 -11.93 8.14 •. 7.87 9.34 a. Pengangkutan 2.15 5.97 6.36 7.53 -17.91 9.00 5.04 7.15
1.95 0.27 5.50 -0.64 -1.00. 24.07 1.37 -0.90 1.05
-0.36 0.21 9.09 0.00 0.00 0.00 3.17 0.64 6.81 0.83 1.60 7.35
0.83 1.60 7.35 0.98 -1.07 2.08
0.98 -1.07 2.08 -4.65 -1.74 8.33 -7.91 7.10 8.15
11.05 -37.06 11.98 1.14 4.10 6.96 0.92 10.41 5.07 0.69 11.00 4.98 2.69 -3.52 5.42 2.27 9.81 5.93 7.59 8.26 6.19 6.56 10.95 4.28
--~3~-~A~n~gk~u~ta~n~L=a~u~t~--~~-----·~2~.9~6~ __ 1~1.9~2~ __ ~13~.~27~--~1~9.~7~0 ____ ~6~.4~7 ____ ·1~3~.5~9 _____ 1~-~10~ __ ~1~~-~20~---~1~0~.9~2 ____ ~4~.2~0 ____ ~3~.9~4 4. Angk. Sungai, Danau & Pen · - - - - - - - -
~,Angkutan~U~d~a~ra~------------~----~-~----~-~----~-~~--~-~~---~-~----~-~----~-~----~-~~--~·~,~--- J 11. Jasa Pen~ng Angkutan -1.17 5.01 -----:-'5'-".9:-:7~--::-:10:-:..06::::=----·-:-1:,:1.'=2::-1 ____ --=3.:.::.3:.:-1----:--':5:.:::.5:=2~---:--:2:-:..C=:2:----:-=16.u4 0.97 2.99
b. Komunikasi 23.70c----:-17='.~os=- 40.00 20.12 13.30 5.50 16.81 15.57 10.30 1 .. ~1 16.38 ~P::is-da·n--=T=-e..,..ie...,~-o-m_u_m"'·ka-s...,i- ----2~3,..,. 7::-:0,.----,17.09 4(1.00 20.12- -..,..13=-.-=-30=-----::::5.-=so:::-----1~5:-:.s=-=1----1-=s'"'.:i=7~- ·-=-1o=-=.3o-- _1_.4_1 - ~
2. Jasa Penunjang Komunikas---'"=o:'-:.00:7------:0:-.00:--=-------'::0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 'J.OO 0.00 0.00 e. KEUANGAN, PERS~AAN, & 15.21 7.78 9.55 15.87 -50.38 43.58 -14.73 -6.75 ~S.!!2 ?.7.00
r-~a~.B=a~n~k--~~--------~--~~4~.0~2 ____ ~3~.6~7 ____ ~5~.0~4~--'£~7~.54~---~106~·=-11=--_-~7~3~5-~4~2 ___ -~7~8~.3~9 ___ ·3~05~.7~~~---7~6~.3~8~-~1,~25~9.~75=---=~~ 20.30 10.91 15.99 13.64 -24.37 25.76 21.34 53.60 15.26 -30.22
QOO n~ o~ o~ om oro om QOO 25.53 8.15 11.43 5.56 0.31 2.05 1.63 4.22 4.53 1.70
l-=-=-:e·:,:J::;a7sa~P.::,eru:..::=sa:::hc:.:a:::a::..:n __________ __,_.22.47 16.21 14.43 18.57 -41.71 11.00 0.13 4.02 1.51 3.40 9. JASA-JASA 2.21 1.20 2.23 1.10 -7.93 1.89 2.65 3.59 3.72 3.12
a. Pemerintahan Umum 1.02 0.47 1.25 -0.32 -8.12 1.56 --=2-=.9=-=5~---=3.--=-36=-------=-3.-=77=----=3-=.4=-=o-----=o.-=g:=-13 1. Adm. Pemerintahan & Perla 1.02 0.47----=1-=.2-=5-----0-::-:.3=-=2~---=-s=-."'12=----~1.~56-=-----==-2-=.9-=5-----=3-=.3~6~---=3::-. 7=7=- 3.40 0. 93
2. Jasa Pemerintah lainn 1.02 0.48 1.25 -0.32 -8.12 1.56 2.95 3.36 3.77 3.40 0.93
b.Swast~a~------~--------1~0~.1~0~====5~-~5~9~====7~-~89~====~8.~83~====-6~~-9~5====~3~.50~====~1~-~2~3~====~4~.~7~1====~3~.~4~5====~1~.7=7====~4~.0~1 11.65 3.~0 4.18 8.20 -6.71 2.09 0.59 3 . .24 3.61 1.91> 3.20
1.08 3.61 0.79 -11.05 -54.34 47.81 6.57 0.25 7.03 5.19 0.69 9.94 14.29 2:.43 17.95 5.97 1.00 1.62 8.61 2.53 0.88 8.52
LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN
a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perlcebunan c. Petemakan dan Hasit-hasilnya d. Kehutanan e.Pefikanan
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
a. lndustri Migas b. lndustri Tanpa Migas
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
5.BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan
1. Angkutan Rei 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. 5. Angkutan Uda'S 6. Jasa Pcnunjang Angkutan
b. Komunikar.i 1. Pas dan Telekornunikasi 1. Jasa Penur.jang 1\omunikasi
HASIL PERHITUNGAN LQ KOTA METRO TAHUN 1993-2003
1993 1995 1997
0.47 NB 0.48 NB 0.55 NB 0.51 NB 0.51 NB 0.63 NB 0.01 NB 0.01 NB 0.02 NB 1.42 s 1.36 s 1.40 s - - -
0.01 NB 0.01 NB 0.01 NB - - -
0.89 NB 0.90 NB 0.83 NB - - -
0.89 NB 0.90 NB 0.83 NB 4.38 B 4.01 B 2.89 B 3.76 B 3.42 B 2.55 B
- - -8.68 B 8.22 B 4.80 B 1.23 0.88 i~B 0.74 NB 0.72 NB 0.77 NB 0.70 NB 0.60 NB 0.64 NB 0.58 NB 0.14 NB 0.94 NB 0.74 NB
16.97 B 2.60 B 2.41 B 1.90 B 1.99 B 1.78 B 1.38 -- B 1.48 B 1.40 B - - -
2.00 B 2.14 B 2.06 t---!L - - -~ - - -
- - -- - - I
6.64 B 5.56 B 3.72 1 B 6.64 B 5.561 B c: -
8. KEUANGAII!, PERSEWMN, & JS. PRSH. 1.88 B 1~731 B Jnl 2.G1 B
a. Ban~ 0.25 N6 0.2~' I NB 2.03 B b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.83 B 1.51 B I 1.27 B c. Jasa Penunjang Keuangan - - -d. Sewa Bangunan 2.61 B 2.34 B 2.21 B e. Jasa Perusahaan 0.41 NB 0.3d NB 0.28 NB
9. JASA-JASA '?.07 B 2.38 B 2.52 B a. Pemerintahan Umum 1.25 B 1.45 B 1.56 B
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 0.83 NB 0.96 NB 1.03 B 2. Jasa Pemerintah lainnya - - -
b. Swasta 6.93 B 7.56 B 7.37 B 1. Sosial Kemasyarakatan 9.32 B 10.12 B 9.90 B 2. Hihuran & Rekreasi 1.35 B 1.58 6 1.75 B 3. Perorangan & Rumahtangga 3.08 B 3.35 B 3.17 B
1999 2001 2003 0.55 NB 0.51 NB 0.48 NB 0.60 NB 0.58 NB 0.37 NB 0.01 NB 0.01 NB 0.02 NB 1.72 s 1.43 s 1.80 s - - -
0.01 NB 0.02 NB 0.03 NB - - -
0.64 NB 0.65 NB 0.67 NB
- - -0.64 NB 0.65 NB 0.67 NB 1.88 B 1.59 B 1.56 B 1.81 B 1.61 B 1.70 B
- - -2.31 B 1.47 -0.99 NB 0.96 NB 0.99 NB 1.21 B 1.28 B 1.30 B 1.13 B 1.21 B 1.23 El 0.65 0.69 NB 0.68 NB 2.30 B 2.22 B 2.05 B 1.54 B 1.37 B 1.26 B 1.24 B 1.12 B 1.00 B
- - -1.77 B 1.52 6 1.51 B - . -- - -- - I -- - -
2.66 B 2.15 B I 2.13 B
I ,_136 B
I 2.41 8 2.42 B
l - -I -
1.62 B ~-72 B 1.'/3 B 0.77 NB 80.36 B 4.46 B 1.15 B 0.82 NB 0.83 NB - - -
1.83 B 1.82 B 1.43 B 0.38 NB 0.36 NB 0.33 NB 2.35 B 2.44 B 2.58 B 1.45 B 1.58 B 1.68 B 0.96 NB 1.58 B 1.68 B
- 1.58 B 1.68 B 6.77 B 6.67 B 5.77 B
9.271 B 9.37 B 9.63 B
3.?7 i B 2.81 B 2.50 B 2.63 B 2.58 B 2.54 B
HASIL PERHITUNGAN LQ KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 1993-2003
LAPANGAN USAHA 1993 1995 1997
1. PERTANIAN 0.06 NB 0.06 NB 0.06 NB a. Tanaman Bahan Makanan 0.01 NB 0.01 NB 0.04 NB b. Tanaman Perkebunan 0.01 NB 0.01 NB 0.01 NB c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.10 NB 0.07 NB 0.05 NB d. Kehutanan - - -e.Perikanan 0.34 NB 0.30 NB 0.26 NB
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.28 NB 0.28 NB 0.31 NB a. Minyak dan Gas Bumi - - -b. Pertambangan tanpa Migas - - -c. Penggalian 0.28 NB 0.28 NB 0.31 NB
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.40 B 1.38 B 1.23 B a. lndustri Migas - - -b. lndustri Tanpa Migas 1.40 B 1.38 B 1.23 B
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.93 B 2.68 B 2.18 B a. Listrik 2.99 B 2.72 B 2.14 B b. Gas - - -c. Air Bersih 2.53 B 2.43 B 2.41 B
5.BANGUNAN 1.23 B 1.33 B 1.22 B 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.31 B 1.34 B 1.21 B
a. Perdagangan Besar & Eceran 1.23 B 1.25 B 1.12 B b. Hotel 0.56 NB 3.82 B 3.46 B j" c. Restoran 13.93 2.11 B 2.08 B I 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 2.49 B 2.47 B 2.29 B a. Pengangkutan 2.47 B 2.42 B 2.22 B
1. Angkutan Rei 3.73 B 3.84 B 3.61 B 2. Angkutan Jalan Raya 2.12 B 2.10 B 1.e6 B 3. Angkutan Laut 2.75 B 2.50 B 2.55 B 4. 1\r,gk Sungai, Oanau & Pen\•ebr. - -5. Angkutan Udara - - -6. Jasa Penunjang Angkutan 3.83 s 3.86 B 3.51 B
b. Komunikasi :.70 B 2.76 B 2.64 B 1. Pos dan '!'a!ekomunikasi 2.70 B 2.76 B 2.64 B 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - -
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 1.97 B 1.89 B 2.3'5 B a.Eank 3.46 B 3.25 B 28.92 B b. Lembaga l(euangan lanpa Bank 3.08 fS 2.87 B 2.70 B c. Jasa Penunjang Keuangan - - -d. Sewa Bangunan 1 18 B 1.21 B 1.13 6 e. Jasa Perusahaan 4.02 B 4.06 B 3.79 B
9. JASA-JASA 1.54 B 1.54 B 1.43 B a. Pemerintahan Umum 1.56 B 1.55 B 1.43 B
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 1.03 B 1.02 B 0.94 NB 2. Jasa Pemerintah lainnya - - -
b. Swasta 1.40 B 1.49 B 1.45 B 1. Sosial Kemasyarakatan 1.53 B 1.58 B 1.48 B 2. Hiburan & Rekreasi 2.62 B 2.71 B 2.29 B 3. Peromngan & Rumahtangga 0.94 NB 1.08 B 1.25 B
1999 2001 2003 0.08 NB 0.07 NB O.Q7 NB 0.04 NB 0.03 NB 0.03 NB 0.01 NB 0.01 NB 0.01 NB 0.08 NB 0.06 NB 0.06 NB - - -
0.36 NB 0.43 NB 0.44 NB 0.20 NB 0.21 NB 0.13 NB
- - -- - -
0.34 0.34 NB 0.36 NB 1.32 B 1.35 B 1.27 B - - -
1.32 B 1.35 B 1.27 B 2.09 B 2.10 B 1.92 B 1.98 B 1.97 B 1.82 B
- - -2.81 B 3.15 B 3.02 B 1.41 B 1.31 B 1.29 B 1.48 B 1.54 B 1.56 B 1.41 B 1.45 B 1.49 B 3.89 B 3.91 B 3.54 B 2.01 B 2.12 B 2.02 B 2.40 B 2.27 B 2.34 B 2.30 B 2.18 B 2 24 B 3.90 B 4.05 B 3.87 B 1.88 B 1.73 B 1.85 B 2.84 B 5.t'B B 3.23 B - - -- - -
3.80 A 4.ll? B 3.79 B
I 2.76 B I 2.52 B 2.64 B 2.76 ~ 2.83 B 3.00 B - - -
1.72 B 1.35 B 1.31\ B 4.03 B (152.21) NB 2.51 B 2.58 ~ 2.55 B 1.92 B - - -
1.24 B 1.25 i3 1.02 B 4.24 B 3.86 B 3.45 B 1.60 B 1.59 B 1.62 B 1.60 B 1.59 B 1.64 B 1.05 B 1.59 B 1.64 B - 1.59 B 1.64 B
1.62 B 1.61 B 1.54 B ~.67 B 1.68 B 1.63 B 3.16 B 2.69 B 2.52 B 1.40 B 1.39 B 1.31 B