konsep dm

Upload: anang-setya

Post on 07-Aug-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Konsep DM

    1/35

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus

    1.  Pengertian

    Mansjoer (1999) menyatakan bahwa DM adalah keadaan hiperglikemi

    kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan

    hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf

    dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan

    dengan mikroskop elektron.

    Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan

    herediter, demam tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau

    tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya

    insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme

    karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan

     protein. (Askandar, 2000).

    Sedangkan Tapan (2006) menjelaskan bahwa DM adalah penyakit kronis

    yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin (kuantitas / kualitas) baik

    oleh keturunan atau didapat. Konsentrasi glukosa yang berlebih pada darah

    dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh.

    Long (1996) menjelaskan bahwa DM merupakan penyakit kronik yang

    kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

    dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler dan

    neurologis.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    2/35

  • 8/20/2019 Konsep DM

    3/35

    ini terjadi destruksi sel beta pankreas dan menjurus ke defisiensi insulin

    absolut. Mereka cenderung mengalami komplikasi metabolik akut berupa

    ketosis dan ketoasidosis.

     b.  Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes

    melitus)

    Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi insulin

    secara absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi insulin bersama

    resistensi insulin. Terjadi pada semua umur, lebih sering pada usia dewasa dan

    ada kecenderungan familiar.

     NIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang

     beredar dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post

    reseptor yang tidak efektif.

    c.  Gestational Diabetes

    Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational. Yaitu intoleransi

    glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana meningkatnya hormon –

    hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai asam amino dan glukosa pada

     janin yang mengurangi keefektifitasan insulin.

    d.  Intoleransi glukosa

    Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu., yaitu hiperglikemi

    yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit pankreas, obat – obatan, dan bahan

    kimia. Kelainan reseptor insulin dan sindrome genetik tertentu. Umumnya

    obat – obatan yang mencetuskan terjadinya hiperglikemia antara lain: diuretik

  • 8/20/2019 Konsep DM

    4/35

    furosemid (lasik), dan thiazide, glukotikoid, epinefrin, dilantin, dan asam

    nikotinat (Long, 1996 ).

    2.  Anatomi dan Fisiologi

    Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira–kira 15

    cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata–rata

    60–90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.

    Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam

    tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas

    terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari

    lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang

    ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari

    segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang

     berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.

    Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu : (1). Asini sekresi getah

     pencernaan ke dalam duodenum. (2). Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan

    sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.

    Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari

     pankreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total

     pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau

     berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50μ, sedangkan yang

    terbesar 300μ, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225μ. Jumlah semua pulau

    langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.

    Pulau Langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :

  • 8/20/2019 Konsep DM

    5/35

    (1). Sel–sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20–40% ; memproduksi glukagon yang

    manjadi faktor hiperglikemik , suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin

    like activity “.

    (2). Sel– sel B (betha), jumlahnya sekitar 60–80 % , membuat insulin.

    (3). Sel–sel D (delta), jumlahnya sekitar 5–15 %, membuat somatostatin.

    Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan

    sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak

     berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada

     penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang normal

    dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga

    dianggap tidak berfungsi.

    Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin

    manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu

    rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan (perangkai),

    yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri

    dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4–7 dengan titik isoelektrik pada

    5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor

    yang besar di dalam membrana sel.

    Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam

     butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin

    dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar

    glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat

    cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    6/35

  • 8/20/2019 Konsep DM

    7/35

    Kegemukan atau obesitas dapat sebagai pencetus terjadinya DM karena

    insiden DM menurun pada populasi dengan suplai yang rendah dan meningkat

     pada mereka yang mengalami perubahan makanaan secara berlebihan. Obesitas

    merupakan faktor resiko tinggi DM karena jumlah reseptor insulin menurun

     pada obesitas mengakibatkan intoleransi glukosa dan hiperglikemia (Price dan

    Wilson, 1995).

    Perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi insulin

    dapat mendukung terjadinya DM karena toleransi glukosa secara berangsur-

    angsur akan menurun bersamaan dengan berjalannya usia seseorang

    mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan lebih lamanya

    keadaan hiperglikemi pada usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya

     pelepasan insulin dari sel–sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan penurunan

    sensitifitas perifer terhadap insulin (Long, 1996).

    Etiologi pada DM telah dijabarkan oleh para ahli, yaitu berkaitan dengan

    fungsi organ dan berbagai faktor resiko yang mendahului.

    Mansjoer (1996 : 588) menyatakan bahwa Insulin Dependent Diabetes

    Melitus (IDDM), atau DM yang tergantung pada insulin (tipe I) disebabkan oleh

    destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimmune. Sedangkan Non

    Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau tipe II disebabkan

    kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah

    turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh

     jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta

  • 8/20/2019 Konsep DM

    8/35

    tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya (terjadi defisiensi

    relatif insulin).

    Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya DM, diantaranya :

    a.  Faktor genetik (herediter)

    Resiko terkena DM meningkat apabila ada anggota yang terkena atau

    menderita DM, yaitu kesesuaian pada kembar monozigote dan autosomonal

    dominan. Insulin Dependen Diabetes Melitus :

  • 8/20/2019 Konsep DM

    9/35

     

    4. 

    Patofisiologi

    Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas, yang merupakan

    kelenjar eksokrin dan endokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau – pulau

    sel terletak menyebar dalam organ ini. Terdapat 3 jenis sel – sel endokrin, yaitu

    sel alpha yang memproduksi glukagon ; sel beta, yang mensekresi insulin , sel

    delta yang mensekresi gastrin dan somatostatin pankreas.

    Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan anabolitik. Dalam

    keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa yang melebihi kebutuhan

    kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel – sel hati dan otot yang disebut

     proses glikogenesis. Proses ini mencegah terjadinya hiperglikemi. Jika terjadi

    kekurangan insulin maka menyebabkan perubahan metabolisme yang

    menyebabkan hiperglikemi, antara lain :

    a.  Transpor gula yang melewati membran sel berkurang.

     b.  Glukogenesis berkurang,dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.

    c.  Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa

    hati akan dicurahkan secara terus menerus.

    d.  Glukoneogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah meningkat dari

    hasil pemecahan asam amino dan lemak.

    Ketosis menyebabkan asidosis dan terjadi koma. Hiperglikemia

    meningkatkan osmolaritas darah. Jika konsentrasi glukosa dalam darah

    meningkat dan melebihi ambang ginjal, maka pada penyaringan di glomerulus

    dan reabsorpsi glukosa pada tubulus pun berkurang sehingga terjadi glukosuria.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    10/35

    Karena glukosa dalam larutan, maka pengeluaran urine pun banyak sebanding

    dengan pengeluaran glukosa. Hal ini dinamakan poliuri. Banyak garam mineral

    tubuh pun ikut keluar bersama urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar

    garam dan terjadi penarikan cairan dari intraseluler dan ektraseluler dan

    merangsang rasa haus berkepanjangan ( polidipsi ), starvasi seluler dan

    kehilangan kalori akan merangsang rasa lapar yang berkepanjangan ( polifagi ).

    5.  Manifestasi Klinis

    1. 

    Gejala klasik pada DM adalah :

    a.  Poliuri ( banyak buang air kecil ), frekuensi buang air kecil meningkat

    termasuk pada malam hari.

     b.  Polidipsi ( banyak minum ), rasa haus meningkat.

    c.  Polifagi ( banyak makan ), rasa lapar meningkat.

    2.  Gejala lain yang dirasakan penderita

    a.  Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.

     b.  Keletihan.

    c.  Penglihatan atau pandangan kabur.

    d.  Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan

     penurunan kesadaran.

    3. 

    Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :

    a.  Kehilangan berat badan.

     b.  Luka, goresan lama sembuh.

    c.  Kaki kesemutan, mati rasa.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    11/35

    d.  Infeksi kulit.

    6. 

    Penatalaksanaan

    1.  Penatalaksanaan secara medis

    a.  Obat Hipoglikemik oral

    1)  Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas

    Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan

    denagn obat golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase

    atau insulin. Obat golongan ini mempunyai efek utama

    meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu

    menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat badan

    yang berlebihan.

    Obat – obat yang beredar dari kelompok ini adalah ;

    • Glibenklamida ( 5mg/tablet ).

    • Glibenklamida micronized ( 5 mg/tablet ).

    • Glikasida ( 80 mg/tablet ).

    • Glikuidon ( 30 mg/tablet ).

    2)  Golongan Biguanid / Metformin

    Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,

    memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer ).

    Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan berat

     badan.

    3)  Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase

  • 8/20/2019 Konsep DM

    12/35

      Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran

     pencernaan, sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan.

    Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula puasa yang masih

    normal.

     b.  Insulin

    1)   Indikasi insulin

    Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan

    Human Monocommponent Insulin ( 40 UI dan 100 UI/ml injeksi ),

    yang beredar adalah Actrapid.

    Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang

    kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan

     penggunaan obat – obatan anti DM dengan dosis maksimal, atau

    mengalami kontraindikasi dengan obat – obatan tersebut, bila

    mengalami ketoasidosis, hiperosmolar, dana sidosis laktat, stress

     berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat, wanita hamil

    dengan gejala DM gestasional yang tidak dapat dikontrol dengan

     pengendalian diet.

    2)   Jenis Insulin

    • Insulin kerja cepat

    Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin zink, dan

    semilente.

    • Insulin kerja sedang

    Jenis – jenisnya adalah NPH ( Netral Protamine Hagerdon )

  • 8/20/2019 Konsep DM

    13/35

  • 8/20/2019 Konsep DM

    14/35

    1.  Komplikasi Akut , ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang

     penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah

    dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah (Smeltzer, 2002 :

    1258 )

    a.  Diabetik Ketoasedosis ( DKA )

    Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari

    suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis

    disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah

    insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )

     b.  Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)

    Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi

    oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat

    kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah

    tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 :

    1262)

    c.  Hypoglikemia

    Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi

    kalau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.

    Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau

     preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit

    (Smeltzer, 2002 : 1256)

  • 8/20/2019 Konsep DM

    15/35

    2.  Komplikasi  kronik   Diabetes Melitus pada dasarnya terjadi pada semua

     pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati

    Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu: (Long 1996)

    1)  Mikrovaskuler

    a.  Penyakit Ginjal

    Salah satu akibat utama dari perubahan–perubahan mikrovaskuler

    adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar

    glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan

    mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah

    dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272)

     b.  Penyakit Mata (Katarak)

    Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan

    kabur sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalu

    disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996 : 588). Katarak

    disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjangan yang

    menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long,

    1996 : 16)

    c.   Neuropati

    Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf

    otonom, Medulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi

    sorbital dan perubahan–perubahan metabolik lain dalam sintesa

    atau fungsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat

    menimbulkan perubahan kondisi saraf (Long, 1996 : 17)

  • 8/20/2019 Konsep DM

    16/35

  • 8/20/2019 Konsep DM

    17/35

    keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi

    mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. Proses

    keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang

    digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi

    lebih sistematis (Effendy, 1998 : 46).

    I.  Pengkajian Keluarga

    Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga

    kedalam tahap-tahap meliputi mengidentifikasi data, tahap dan riwayat

     perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping

    keluarga.

    a.  Mengidentifikasi data

    Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan

     pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga maupun social yang

    merupakan system integritas dan kesanggupan untuk mengatasinya

    (Friedman, 1998).

    Pengumpulan data pada keluarga dengan Diabetes Mellitus difokuskan

     pada komponen-komponen yang berkaitan dengan diabetes Mellitus.

     b.  Data Identitas

    1)  Umur

    Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara

    drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering

    muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama mereka

  • 8/20/2019 Konsep DM

    18/35

    yang berat badannya berlebih karena tubuh tidak peka terhadap insulin,

    semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes (Setiono, 2005 :

    24).

    2)  Jenis Kelamin

    Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang Diabetes

    Mellitus bila dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan wanita lebih

     banyak mempunyai factor yang mendorong terjadinya DM seperti obesitas

    saat kehamilan, strees, kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol.

    3) 

    Pekerjaan

    Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam

    melakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang

    menderita Diabetes Mellitus. Salah satu penyebab ketidakmampuan

    keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan adalah tidak

    seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnnya

    keuangan (Effendy,1998).

    4)  Pendidikan

    Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan

     pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan psikomotorik dalam

     pengelolaan penderita Diabetes Mellitus dan akibatnya serta pentingnya

    fasilitas pelayanan kesehatan.

    5)  Hubungan (genogram)

  • 8/20/2019 Konsep DM

    19/35

    Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada anggota keluarga

    yang menderita diabetes. Resiko juga meningkat pada keadaan kembar

    monozigot dan autosomal dominan.

    6)  Tipe atau Bentuk Keluarga

    Bentuk keluarga extended family yang mempunyai riwayat penyakit

    DM lebih cenderung menderita DM dari pada keluarga yang ukurannya

    lebih kecil dan tidak mempunyai riwayat DM.

    7) 

    Latar Belakang atau Kebiasaan Keluarga

    a)  Kebiasaan Makan

    Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan tradisional

    yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola

    makan dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung

     protein, gula, lemak, garam, dan mengandung sedikit serat. Pola

    makan seperti inilah yang beresiko terjadinya penyakit diabetes

    mellitus (Noer, 1996).

     b)  Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

    Pemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan factor penting dalam

     pengelolaan pasien dengan Diabetes Mellitus. Effendy (1998)

    menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yang terjangkau memberikan

     pengaruh yang besar terhadap perawatan dan pengobatan pada

    keluarga yang anggota keluarganya menderita Diabetes Mellitus. Bila

  • 8/20/2019 Konsep DM

    20/35

  • 8/20/2019 Konsep DM

    21/35

    yaitu suatu kemunduran fungsi system organ tubuh, termasuk penurunan

    fungsi dari sel beta pancreas.

    2.  Riwayat Kesehatan Keluarga

    Diabetes Mellitus berkaitan erat dengan penyakit yang lain misalnya

    riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus, Hiperensi, Penyakit ginjal,

    Stroke dan lain-lain.

    d.  Data Lingkungan

    1. Karakteristik Rumah

    Penataan perabot rumah yang tidak teratur, penerangan atau

     pencahayaan yang kurang, keadaan lantai yang licin, merupakan factor

    yang meningkatkan resiko injury karena pada pendrita Diabetes Mellitus

    yang lanjut akan mengalami gangguan pada system persepsi sensori

    terutama visual seperti adanya keluhan pandangan kabur.

    2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya, menjelaskan tentang karakteristik

    dari tetangga dan komunitas setempat

    a) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan

    mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

     perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi

    dengan masyarakat setempat

     b) Fasilitas pelayanan kesehatan

    Adanya fasilitas pelayanan kesehatan sangat menentukan pemulihan

    kesehatan, pencegahan penyakit serta pengobatan.

    c) Fasilitas transportasi

  • 8/20/2019 Konsep DM

    22/35

    Transportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap kemampuan

    keluarga untuk menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan.

    d) Sistem pendukung

    Pengelolaan pasien yang menderita Diabetes Mellitus di keluarga

    sangat membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga, petugas

    dari pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Semuanya berperan

    dalam pemberian edukasi, motivasi dan memonitor atau mengontrol

     perkembangan kesehatan anggota keluarga yang menderita Diabetes

    Mellitus.

    e) Struktur keluarga

    1) Pola komunikasi

    Interaksi antar anggota keluarga yang positif akan menimbulkan

    saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

    keharmonisan dalam keluarga dan merupakan tugas anggota

    keluarga yang dapat menurunkan tingkat stress yang menjadi

     pemicu terjadinya suatu masalah kesehatan (Effendy, 1998).

    2) Struktur kekuasaan

    Pada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang kekuasaan yang

    lebih dominant adalah patriarkal yaitu pemegang kekuasaan yang

    tertinggi di pihak ayah (Effendy, 1998).

    3) Struktur peran

    Friedman (1986), menyatakan peran atau status seseorang dalam

    keluarga dan masyarakat mempengaruhi gaya hidupnya, peran

  • 8/20/2019 Konsep DM

    23/35

    dalam keluarga terbagi dalam peran sebagai suami, ayah, istri, ibu,

    anak, kakak, adik, cucu, dan lain-lain.

    4) Nilai-nilai dalam keluarga

    Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang

     bertentangan dengan masalah DM seperti halnya pergi ke dukun

    dan bukan pada petugas fasilitas kesehatan (Effendy, 1998).

    f) Fungsi keluarga

    1) Fungsi Afektif

    Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh

    individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang

    memperhatikan keluarga yang menderita DM akan menimbulkan

    komplikasi lebih lanjut (Noer, 1996).

    2) Fungsi Sosialisasi

    Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga

    yang menderita DM untuk berinteraksi dengan lingkungan akan

    mengurangi tingkat stress keluarga. Biasanya penderita DM akan

    kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh dengan pengobatan

    yang berlaku seumur hidup.

    3) Fungsi Perawatan Kesehatan

    Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan masalah

    Diabetes Mellitus:

    a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

    Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah pada DM salah

    satu factor penyebabnya adalah karena kurang pengetahuan

    tentang DM (Effendy, 1998). Apabila keluarga tidak mampu

  • 8/20/2019 Konsep DM

    24/35

  • 8/20/2019 Konsep DM

    25/35

    Apabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota keluarga,

    sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress

     pada anggota keluarga yang menderita diabetes, karena salah satu cara

    mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang teratur, dan

    mengurangi stress.

    2. PathwaysFaktor etiologi

    Usia, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas

    Sel beta pancreas rusak/ terganggu

    Produksi insulin meningkat

    Glokosa dalam darah meningkat

    Asam lemak

     bebas meningkatLipolisis meningkatglukoneogenesis

    Sel kelaparanHiperosmolaritas

    Hipertensi >20mg/dl

    Asam lemak

    teroksidasi

    Kalori keluar Glukosuria

    Produksi

    energi

    metabolisme

    menurun

    Katabolisme

     protein meningkat

    Sel tidak mampu

    menggunakan glukosa

    sebagai energi

    Rasa lapar Diuresis osmotik

    Ketonuria

    Ketonemia

    Poliuri polifagi

  • 8/20/2019 Konsep DM

    26/35

     

    DehidrasiKurang

     pengetahuan

    Gangguan pemenuhan

    nutrsi kurang

    dari kebutuhan

    Kelelahan

    Intoleransi

    aktifitas

    Asam

    amino

    menurun

    Sintesa protein

    menurun

    Respon

     peredaran

    darah dan

     peradangan

    lambat

    Asam laktat

    meningkat

    Glokoneogenesis

    meningkat

    Pembuluh

     besar/

    sedang

    Makroangio

     pati

    Resiko infeksi

    Kekuranganvolume

    cairan dan

    elektrolit

    Gangguan

     perfusi

    ginjal

    Rasa haus

    Kompensasi

    tubuh

    Polidipsi

    Syok

    Penurunan

    kesadaran

    Koma

    Oliguri

    Anuria

    Ketoasidosis

    Asidosis

    metabolisme

    Gangguan

    integritas kulit

    Insufisiensi

    vaskuler

     perifer3. Diagnosa KeperawatanPerubahan

    vasikulerArteroskleosis

    Diagnosa keperawatan adalah pernayataan tentang factor-faktor yang

    mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan

    yang diharapkan (Effendy, 1998).

    Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan diabetes mellitus

    antara lain (Doengoes, 2000: 51):

    a. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh peningkatan pengeluaran

    urine, urine encer, kelemahan, haus, penurunan berat badan, kulit atau membrane

    mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian

    kapiler. Berhubungan dengan

    1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

    2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.

    3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    27/35

    4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

    kesehatan.

    5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

     b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan dibutuhkan oleh

    masukan makanan yang tidak adekuat, kurang minat pada makanan, penurunan

     berat badan 10-20% atau lebih dari yang diharapkan, kelemahan, tonus otot

     buruk, diare berhubungan dengan

    1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

    2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

    3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

    4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

    kesehatan.

    5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

    c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan:

    1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

    2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

    3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

    4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

    kesehatan.

    5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

    d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori, dapat diterapkan adanya

    tanda-tanda dan gejala-gejala untuk membuat diagnosa aktual berhubungan

    dengan

  • 8/20/2019 Konsep DM

    28/35

    1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

    2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

    3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

    4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

    kesehatan.

    5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

    e. Kelelahan, kemungkinan dibuktikan oleh kurang energi yang berlebihan,

    ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja

     biasanya biasanya berhubungan dengan

    1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

    2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

    3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

    4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

    kesehatan.

    5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

    4. Rencana Keperawatan

    a. Menyusun prioritas

    Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya adalah melakukan

     prioritas masalah kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan (Effendy, 1998):

    1)  Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam

    keluarga tidak dapat diatasi sekaligus.

    2)  Mempertimbangkan masalah yang dapat mengancam kesehatan.

    3)  Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang

    diberikan.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    29/35

    4)  Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

    5)  Sumber daya keluarga yang menunjang masalah kesehatan keluarga atau

    keperawatan keluarga.

    6) 

    Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

     b. Kriteria prioritas masalah (Effendy, 1998: 52):

    1) Kriteria masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit

    atau kurang sehat, dan situasi krisis. Bobot terbesar adalah kurang sehat

    kemudian ancaman kesehatan dan yang ketiga adalah krisis.

    2) Kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat diubah, hal-hal yang harus

    diperhatikan:

    a) Pengetahuan, teknologi, dan tindakan untuk menangani diabetes mellitus.

     b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.

    c) Sumber daya keperawatan, diantaranya adalah pengetahuan tentang

    diabetes mellitus, ketrampilan dalam perawatan.

    d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti

     posyandu, polindes dan sebagainya.

    3) Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan

    timbul dan dapat dikurangi / dicegah melalui tindakan keperawatan dan

    kesehatan misalnya dengan memberikan informasi tentang diabetes mellitus,

    cara mencegah dan merawat, serta menganjurkan keluarga untuk

    memeriksakan kesehatan anggota keluarga dengan diabetes mellitus ke

     pelayanan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi

     pencegahan masalah diabetes mellitus:

  • 8/20/2019 Konsep DM

    30/35

    a) Kesulitan masalah diabetes mellitus, berkaitan dengan beratnya penyakit

    diabetes mellitus yang menunjukkan kepada prognosa DM (Diabetes

    Mellitus).

     b) Lamanya masalah berhubungan dengan terjadinya masalah diabetes mellitus,

    dan kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat dicegah.

    c) Tindakan yang sudah dan sedang dilakukan untuk mencegah dan

    memperbaiki masalah diabetes mellitus dalam rangka meningkatkan status

    kesehatan keluarga.

    d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat

     peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

    4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah

    diabetes mellitus dalam hal beratnya dan mendesak untuk diatasi melalui

    intervensi keperawatan (Effendy, 1998: 49).

    c. Penyusunan Tujuan

    Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien,

     penyusunan tujuan bersama tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-sumber,

    menggambarkan pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan, menyeleksi

    intervensi keperawatan yang spesifik dan mengoperasionalkan perencanaan

    (menyusun prioritas dan menulis bagaimana rencana tersebut dilaksanakan dalam

    fasenya).

    1)  Tujuan umum

  • 8/20/2019 Konsep DM

    31/35

    Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai diabetes mellitus, maka

    keluarga mampu mengenal masalah diabetes mellitus, mampu mengambil

    keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang

    mengalami diabetes mellitus.

    2)  Tujuan khusus

    Masalah tentang diabetes mellitus dalam keluarga dapat teratasi atau tidak

     bertambah buruk keadaanya.

    a) Menentukan kriteria evaluasi

    Kriteria yang akan dicapai adalah:

    -  Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan tentang masalah

    kesehatan diabetes mellitus, yaitu pengertian, penyebab, tipe, tanda dan

    gejala, dan perawatan diabetes mellitus.

    -  Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan secara verbal akan

    mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita

    diabetes mellitus.

    -  Respon motorik keluarga dan evaluasi perilaku yaitu keluarga mampu

    melakukan perawatan diabetes mellitus dan mencegah terjadinya

    komplikasi diabetes mellitus.

     b)  Menentukan standar evaluasi:

    Pengertian, tipe-tipe, penyebab, tanda dan gejala, perawatan diabetes

    mellitus.

    d. Fokus Intervensi

  • 8/20/2019 Konsep DM

    32/35

    1) Kekurangan volume cairan

    a) Afektif / pengetahuan

    - Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang manifestasi klinik

    kekurangan volume cairan sebagai tanda memberatnya penyakit

    Diabetes Mellitus.

    - Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang cara

    mengatasi kekurangan volume cairan.

     b) Kognitif / sikap

    - Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitor keluaran urine.

    - Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke pelayanan kesehatan

    terdekat.

    c) Psikomotor / ketrampilan

    - Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

    kesehatan.

    - Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam regimen pengobatan.

    2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    a) Afektif / pengetahuan

    - Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian

     pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.

    - Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar

     bagi penderita Diabetes Mellitus.

     b) Kognitif / sikap

  • 8/20/2019 Konsep DM

    33/35

    - Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya resiko nutrisi

    kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita Diabetes Mellitus.

    - Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.

    c) Psikomotor / ketrampilan

    - Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang

     benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

    - Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita

    Diabetes Mellitus.

    3) Resiko infeksi

    a) Afektif / pengetahuan

    - Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang adanya

    resiko tinggi infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.

    - Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita Diabetes

    Mellitus.

     b) Kognitif / sikap

    - Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga agar

    terhindar dari infeksi.

    - Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstrasikan cara perawatan

    luka yang benar.

    c) Psikomotor / ketrampilan

    - Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan agar

    mendapatkan perawatan luka yang benar.

    - Rujuk ke pelayanan kesehatan .

  • 8/20/2019 Konsep DM

    34/35

    4) Resiko gangguan persepsi sensori

    a) Afektif / pengetahuan

    - Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

    gangguan persepsi sensori visual (pandangan kabur) sebagai manifestasi

     penyakit Diabetes Mellitus.

    - Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan matanya ke pelayanan

    terdekat.

     b) Kognitif / sikap

    - Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya penurunan

    ketajaman penglihatan sebagai manifestasi dari terjadinyya komplikasi

    Diabetes Mellitus yang lanjut.

    - Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu penglihatan jika

    terjadi gangguan penglihatan.

    c) Psikomotor / ketrampilan

    - Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan untuk

     pemeriksaan lanjutan, penggunaan kacamata dan penggunaan obat.

    - Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.

    5) Kelelahan, kelemahan

    a) Afektif / pengetahuan

    - Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian

     pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.

  • 8/20/2019 Konsep DM

    35/35

    - Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar

     bagi penderita Diabetes Mellitus.

     b) Kognitif / sikap

    - Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang

     benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

    - Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.

    c) Psikomotor / ketrampilan

    - Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang

     benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

    - Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita

    Diabetes Mellitus.