konsep dasar gizi 3
DESCRIPTION
dasar giziTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gizi adalah hal yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Belakangan ini,
gizi khususnya di Indonesia belum mendapat perhatian yang khusus dikarenakan masih
sedikitnya kesadaran akan gizi. Maka dari itu, sebagai tenaga kesehatan, kita perlu
mengetahui dan mengenal lebih jauh gizi kesehatan masyarakat ini.
1.2. Tujuan makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
apa itu gizi kesehatan masyarakat dan mengetahui konsep dasar ilmu gizi.
1.3. Batasan masalah
Makalah ini akan membahas:
1. Pengertian gizi
2. Perbedaan gizi masyarakat dengan gizi klinik
3. Perkembangan ilmu gizi
4. Fungsi zat gizi
5. Klasifikasi malnutrisi
6. Kelompok rentan masalah gizi
7. Penilaian status gizi
8. Surveilans gizi
1
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi.
Makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak
juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas
sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan,
ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2
2.2. Perbedaan Gizi Masyarakat Dengan Gizi Klinik
Ilmu gizi menurut ruang lingkupnya dibagi atas dua bidang keilmuan yang dilihat
dari segi sifatnya:
1. Ilmu gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan disebut gizi kesehatan
perorangan (clinical nutrition), yaitu gizi klinik lebih menitikberatkan pada
kuratif daripada preventif (pencegahan) dan promotifnya. Dengan pendekatan
kuratif, prosesnya dimulai dari Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.
Pemeriksaan Antropomotri beserta tindak lanjut terhadap gangguannya,
pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium yang bertalian dengan status nutrisi
pasien, suplementasi oral, enteral dan parenteral, interaksi timbal balik antara
nutrien dan obat-obatan.
2. Ilmu gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yag disebut gizi kesehatan
masyarakat (public health nutrition), yaitu gizi masyarakat yang berkaitan
dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifatnya lebih
ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif). Termasuk juga
tentang bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan bahan kontaminan
lainnya).
2.3. Perkembangan Ilmu Gizi
Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor
ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting
untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori
Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia,
artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu,
antara lain:
1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine
Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan
kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian
tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
3
2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi.
Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat
besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan
tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb
tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida
terhadap jaringan hidup.
3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-
1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan
makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang
tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy
dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine
untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui
sebagai zat esensial.
4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955,
dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks
dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun
1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara
zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia
dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh
keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak
dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap
penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan ditemukan: cara mengolah
makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial,
pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan
Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).
2.4. Fungsi Zat Gizi
Fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk :
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan, serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
2. Memperoleh energi guna kegiatan sehari-hari.
4
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, dan
cairan tubuh yang lain.
4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang mengandung
gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan yakni protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain sebagai berikut :
1. Protein mempunyai fungsi utama sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan,
pembentukan senyawa esensial, regulasi keseimbangan air, mempertahankan
netralitas tubuh, pembentukan antibodi dan transport zat gizi. Bila kekurangan
karbohidarat dan lemak dapat juga sebagai sumber energi.
2. Karbohidrat
Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat merupakan salah
satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber
karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan
sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
3. Lemak
Berperan sebagai sumber energi, memberikan rasa kenyang yang lebih lama,
sebagai pembawa vitamin A,D,E,K, dan dalam bahan makanan lemak akan
meningkatkan rasa enak dan juga menstimulir mengalirnya cairan pencernaan.
4. Mineral
Mineral terdiri dari :
Kalsium ( Ca )
Tidak hanya berperan pada pembentukan tulang dan gigi, tetapi juga mempunyai
fungsi penting pada berbagai proses fisiologis dan biokimia didalam tubuh,
seperti pada pembentukan darah, membantu regulasi aktifitas otot-otot kerangka,
jantung dan jaringan-jaringan lain, trasmisi impul-impul syaraf, memelihara dan
meningkatkan fungsi membrane sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi
hormon, kekurangan atau ketidaksempurnaan metabolisme kalsium dapat
5
menyebabkan penyakit osteoporosis, osteomalacea, ricketsia atau rachitis. Selain
sebagai komponen pembentukan tulang, bersama-sama dengan kalsium, fospor
terdapat pada hampir semua elemen penting seperti DNA (deoxyribo
nucleicacid), RNA (ribo nucleic acid) yang merupakan senyawa utama dalam sel
sebagai penentu genetika. Oksidasi karbohidrat dalam membentuk ATP juga
memerlukan fosfor, demikian juga dengan fosfolipid yang merupakan komponen
membran sel pembentukan fosfor.
Magnesium ( Mg )
Berperan dalam berbagai reaksi enzimiatis, antara lain enzim – enzim yang
berkaitan dengan metabolisme glukosa secara anaerobic, siklus krebs, oksidasi
asam lemak, hidrolis pirofosfat dan aktivasi asam lemak ( reaksi antara asam
lemak dengan koenzim A ) Kekurangan magnesium pada hewan percobaan
menyebabkan perubahan pada syaraf otot, pertumbuhan terhambat dan klasifikasi
ginjal ( menumpuknya kalsium pada ginjal ).
Mineral natrium, kalium dan khlor
Mineral – mineral ini sangat penting dalam mengatur metabolisme.
Zat besi ( Fe )
Merupakan komponen hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen didarah
ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glucose, lemak dan protein
menjadi energi ( ATP ). Besi juga merupakan bagian mioglobin yaitu molekul
yang mirip hemoglobin yang terdapat disel – sel otot, yang juga berfungsi
mengangkut oksigen. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah yang
membuat daging menjadi berwarna merah. Disamping sebagai komponen
hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidasi.
Kekurangan zat besi menyebabkan kadar hemoglobin didalam darah lebih rendah
dari normalnya, keadaan ini disebut anemia, 99 % dari anemia disebabkan oleh
kekurangan zat besi selain itu juga menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat
peka terhadap serangan penyakit.
Tembaga ( Cu )
Merupakan bagian dari beberapa enzim, yaitu cytochrom oxsidase, monoamine
oxidase, tyrosinase dan superoxide dismutase. Cu juga terlibat dalam
metabolisme energi perkembangan tulang, perkembangan jaringan konektif,
perkembangan system saraf pusat dan pembentukan tulang, perkembangan
6
jaringan konektif, perkembangan system saraf pusat dan pembentukan darah.
Pada manusia defisiensi Cu jarang terjadi.
Seng ( Zn )
Merupakan bagian dari sekitar 100 metalloenzim, katalis dalam memulai aksi
enzim. Gejala kekurangan seng ditandai dengan menurunnya pertumbuhan dan
perkembangan organ seksual ( hypogonadism), tidak berkembangnya indera
perasa ( hypoglusia) dan indera penciuman ( hyposmia ) penyembuhan luka yang
lambat anorexia dan anemia besi.
Mangan ( Mn )
Merupakan antifator beberapa system enzim yang terlibat dalam metabolisme
protein, metabolisme energi dan pembentukan mukopolisakarida.
Iodium ( I )
Merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat relative
sedikit, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk pembentukan
hormone tiroid ( tiroksin dan trio dotironin ). Hormon ini sangat penting untuk
pertumbuhan normal, kekurangan iodium dimanifestasikan dengan membesarnya
kelenjar gondok. Defesiensi yang berlanjut dapat menyebabkan kekerdilan dan
keterbelakangan mental.
5. Vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B)
dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K).
Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur
kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam
tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim
dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses
pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
7
Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein
dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan
trombosit.
Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama
kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
6. Air
Air merupakan suatu zat gizi yang sangat penting, namun peranannya berbeda
dengan peranan zat – zat gizi yang lain. Air tidak dicerna terlebih dahulu sebelum
diabsorpsidari usus halus. Air tidak mensuplai energi untuk pertumbuhan untuk
pemeliharaan atau untuk kerja fisik tubuh, tetapi sebagai zat yang mempunyai sifat
– sifat kimia dan fisika yang unik, maka air merupakan suatu media untuk
terjadinya reaksi – reaksi kimia dalam tubuh. Selain itu juga berperan dalam reaksi
– reaksi biologis dan memegang peranan penting dalam mengatur temperature
tubuh, merupakan alat transportasi sebagai komponen utama darah, air akan
mengangkut berbagai nutrient kejaringan – jaringan dan membawa senyawa –
senyawa metabolic beracun ke ginjal untuk dibuang keluar tubuh. Air berfungsi
sebagai pelumas komponen utama air mata, saliva dan mukus.
2.5. Klasifikasi Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan
makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein). Malnutrisi dapat terjadi oleh karena
kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi
esensial.
Klasifikasi Mal nutrisi:
1. Ringan
2. Sedang
8
3. Berat
Cara mengetahuinya:
1. Klinik
2. Antropometrik
3. Laboratorium
Klinik
Untuk malnutrisi ringan dan sedang, gejala klinik tidak begitu jelas. Sedangakan
untuk malnutrisi berat, dapat dibedakan antara marasmus, kwashiorkor atau
campuran keduanya.
a. Marasmus
Wajah seperti orang tua
Sering terdapat penurunan kesadaran
Kulit kering, dingin dan kendor
Otot mengecil sehingga tulang terlihat jelas
Diare dan konstipasi
b. Kwashiorkor
Penampilan seolah seperti anak gemuk
Edema pada seluruh tubuh
Otot mengecil, anak berbaring terus menerus
Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
Gangguan kulit berupa bercak merah, lalu membesar dan menghitam
Pembesaran hati
Antropometrik
Lebih ditujukan untuk menunjukkan malnutrisi ringan dan sedang. Pada
pemeriksaan antropometrik, dilakukan pengukuran fisik anak (berat, tinggi, lingkar
lengan, dll).
Untuk anak, terdapat 3 parameter yang biasa digunakan, yaitu:
a. Berat dibandingkan dengan umur anak
b. Tinggi dibandingkan dengan umur anak
c. Berat dibandingkan dengan tinggi/panjang anak
9
parameter tersebut lalu dibandingkan dengan tabel standard yang ada.
Untuk membandingkan berat dengan umur anak, dapat pula digunakan grafik
pertumbuhan yang terdapat pada KMS.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, misalnya pemeriksaan kadar darah merah (Hb)
dankadar protein (albumin/globulin) darah, dapat dilakukan pada anak
denganmalnutrisi. Dengan pemeriksaan laboratorium yang lebih rinci, dapat pula
lebih jelas diketahui penyebab malnutrisi dan komplikasi-komplikasi yang terjadi
pada anak tersebut.
1.6. Kelompok Rentan Masalah Gizi
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya
kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia. Oleh sebab
itu, kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia.
Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada siklus pertumbuhan atau
perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari
kelompok umur lain.
Oleh sebab itu, apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau
kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari:
a. Kelompok bayi : 0-1 tahun
b. Kelompok di bawah 5 tahun (balita): 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolahan: 6-12 tahun
d. Kelompok remaja: 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui
f. Kelompok usia lanjut
kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia ini
mengalami kelainan gizi.
1.7. Penilaian Status Gizi
10
Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu,
merupakan indeks yang statis dan agregatif yang bersifat kurang peka untuk melihat
terjadinya perubahan dalam waktu penduduk.
Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua:
1. Penilaian status gizi secara langsung
a. Antropometri
Secara umum berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandangan gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan protein
dan energi.
b. Klinis
Dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
c. Biokimia
Pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh.
d. Biofisik
Metode penentua status gizi dengan cara melihat kemampuan fungsi (khusus
jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan.
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung
a. Survey konsumsi makanan
Adalah metode penilaian khusus gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi pengguna.
b. Statistik vital
Adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
c. Faktor ekologi
Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari
keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
11
2.8. Surveilans Gizi
Surveilans gizi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data secara sistematis dan terus menerus secara penyebaran informasi mengenai
masalah gizi kepada unit yang nenbutuhan untuk dapat mengambil tindakan.
Survei
1. Upaya perbaikan gizi dalam lingkup nasional telah dimulai pada tahun 1980.
Diawali dengan berbagai survey dasar, disusun strategi dan kebijakan yang pada
umumnya melibatkan berbagai sektor terkait.
2. Masalah tingginya prevlansi gizi kurang pada balita berhubungan dengan masih
tingginya bayi lahir dengan berat badan rendah.
3. Akar permasalahan yang sesungguhnya adalah kemiskinan dan situasi politik
yang tidak menentu. Tahun 1999, kajian susenas memperkirakan 49,7 juta
penduduk hidup dibawah garis kemiskinan.
4. Dengan demikian, surveilans gizi diperlukan dengan berlandaskan pada
kerangka konsep yang diperkenalkan UNICEF (bagan 1) agar sasaran penduduk
yang beresiko rawan gizi (bagan 2) dapat diketahui untuk kepentingan
intervensi.
12
Bagan 1. Penyebab kurang gizi
Dampak
Penyebab langsung
Penyebab tidak langsung
Pokok masalah di Masyarakat kurang pendidikan, pengetahuan, keterampilan
Pengangguran, inflasi, kurang pangan, kemiskinan
Akar masalah nasional
13
Kurang gizi
Makanan tidak seimbang penyakit infeksi
Tidak cukup
persediaan pangan
Pola asuh anak tidak memadai
Pelayanan kesehatan dasar tidak memadai
Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang
pemanfaatan sumber daya masyarakat
Krisis ekonomi, politik, sosial
Indikator surveilans gizi
1. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Berat badan bayi lahir hidup di bawah 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir.
2. Masalah gangguan pertumbuhan balita
Bila tiga kali penimbangan bulanan tidak naik berat badan (BB).
3. Masalah gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
Pencapaian tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS)
4. Masalah KEK dan resiko KEK wanita usia subur (WUS) usia 15-45 tahun dan ibu
hamil
5. Masalah GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
6. Masalah kekurangan vitamin A
7. Masalah konsumsi gizi
8. Masalah anemia gizi
Defisiensi zat besi yang diindikasikan dengan kadar Hb darah < 11mg% (wanita
hamil) atau < 12mg% pada wanita tidak hamil
9. Gizi darurat
Situasi yang terjadi akibat konflik politik, bencana alam atau konflik lainnya yang
mengakibatkan banyak penduduk keluar dari tempat tinggalnya dan tinggal pada
lokasi baru (pengungsian).
10. Masalah gizi lebih orang dewasa
Mulai dari overweight hingga obese.
11. Masalah pemberian ASI ekslusif dan MP-ASI
a. Asi eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi hingga usia 4 bulan
b. MP ASI adalah pemberia makanan tambahan dalam bentuk lunak maupun
makanan dewasa selain ASI sampai anak usia 24 bulan
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat tidak berguna.
Adapun, perbedaan gizi klinik dan gizi kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
subjek yang dikenai. Jika kesehatan klinik bersifat individual, maka gizi kesehatan
masyarakat bersifat kelompok.
Sejarah perkembangan ilmu gizi telah dimulai pada zaman purba, zaman Yunani
400 SM dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini.
Fungsi dari gizi yaitu memberi energi –zat pembakar, pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun), mengatur proses tubuh (zat pengatur)
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.
Penilaian status gizi terbagi atas penilaian status gizi secara langsung dan
penilaian gizi secara tidak langsung.
Kelompok rentan masalah gizi :
a. Kelompok bayi : 0-1 tahun
b. Kelompok di bawah 5 tahun (balita): 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolahan: 6-12 tahun
d. Kelompok remaja: 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui
f. Kelompok usia lanjut
15