konsep dasar gizi 3

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi adalah hal yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Belakangan ini, gizi khususnya di Indonesia belum mendapat perhatian yang khusus dikarenakan masih sedikitnya kesadaran akan gizi. Maka dari itu, sebagai tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan mengenal lebih jauh gizi kesehatan masyarakat ini. 1.2. Tujuan makalah Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh apa itu gizi kesehatan masyarakat dan mengetahui konsep dasar ilmu gizi. 1.3. Batasan masalah Makalah ini akan membahas: 1. Pengertian gizi 2. Perbedaan gizi masyarakat dengan gizi klinik 3. Perkembangan ilmu gizi 4. Fungsi zat gizi 5. Klasifikasi malnutrisi 6. Kelompok rentan masalah gizi 7. Penilaian status gizi 8. Surveilans gizi 1

Upload: jendrawan-pati-sujendra

Post on 31-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dasar gizi

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gizi adalah hal yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Belakangan ini,

gizi khususnya di Indonesia belum mendapat perhatian yang khusus dikarenakan masih

sedikitnya kesadaran akan gizi. Maka dari itu, sebagai tenaga kesehatan, kita perlu

mengetahui dan mengenal lebih jauh gizi kesehatan masyarakat ini.

1.2. Tujuan makalah

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh

apa itu gizi kesehatan masyarakat dan mengetahui konsep dasar ilmu gizi.

1.3. Batasan masalah

Makalah ini akan membahas:

1. Pengertian gizi

2. Perbedaan gizi masyarakat dengan gizi klinik

3. Perkembangan ilmu gizi

4. Fungsi zat gizi

5. Klasifikasi malnutrisi

6. Kelompok rentan masalah gizi

7. Penilaian status gizi

8. Surveilans gizi

1

BAB II

ISI

2.1. Pengertian Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi.

Makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi

yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi

biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,

pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu

zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari

makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin

terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi

jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak

juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas

sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah

kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan,

ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat

penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.

Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk

melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2

2.2. Perbedaan Gizi Masyarakat Dengan Gizi Klinik

Ilmu gizi menurut ruang lingkupnya dibagi atas dua bidang keilmuan yang dilihat

dari segi sifatnya:

1. Ilmu gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan disebut gizi kesehatan

perorangan (clinical nutrition), yaitu gizi klinik lebih menitikberatkan pada

kuratif daripada preventif (pencegahan) dan promotifnya. Dengan pendekatan

kuratif, prosesnya dimulai dari Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.

Pemeriksaan Antropomotri beserta tindak lanjut terhadap gangguannya,

pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium yang bertalian dengan status nutrisi

pasien, suplementasi oral, enteral dan parenteral, interaksi timbal balik antara

nutrien dan obat-obatan.

2. Ilmu gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yag disebut gizi kesehatan

masyarakat (public health nutrition), yaitu gizi masyarakat yang berkaitan

dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifatnya lebih

ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif). Termasuk juga

tentang bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan bahan kontaminan

lainnya).

2.3. Perkembangan Ilmu Gizi

Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor

ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting

untuk  kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori

Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia,

artinya manusia butuh makan.

Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu,

antara lain:

1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine

Lavoisier  (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan 

penggunaan energi makanan yang meliputi  proses pernafasan, oksidasi dan

kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya  penelitian

tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan  makanan pokok.

3

2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi.

Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat

besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan

tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb

tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida

terhadap jaringan hidup.

3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-

1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan

makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang

tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy

dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine

untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui

sebagai zat esensial.

4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955,

dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks

dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun

1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara

zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia

dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.

5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh

keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak

dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap

penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan ditemukan: cara mengolah

makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial,

pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan

Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).

2.4. Fungsi Zat Gizi

Fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk :

1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan, serta mengganti

jaringan tubuh yang rusak.

2. Memperoleh energi guna kegiatan sehari-hari.

4

3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, dan

cairan tubuh yang lain.

4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang mengandung

gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatan yakni protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.

Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain sebagai berikut :

1. Protein mempunyai fungsi utama sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan,

pembentukan senyawa esensial, regulasi keseimbangan air, mempertahankan

netralitas tubuh, pembentukan antibodi dan transport zat gizi. Bila kekurangan

karbohidarat dan lemak dapat juga sebagai sumber energi.

2. Karbohidrat

Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi

monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat merupakan salah

satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber

karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan

sebagainya) yang merupakan makanan pokok.

3. Lemak

Berperan sebagai sumber energi, memberikan rasa kenyang yang lebih lama,

sebagai pembawa vitamin A,D,E,K, dan dalam bahan makanan lemak akan

meningkatkan rasa enak dan juga menstimulir mengalirnya cairan pencernaan.

4. Mineral

Mineral terdiri dari :

Kalsium ( Ca )

Tidak hanya berperan pada pembentukan tulang dan gigi, tetapi juga mempunyai

fungsi penting pada berbagai proses fisiologis dan biokimia didalam tubuh,

seperti pada pembentukan darah, membantu regulasi aktifitas otot-otot kerangka,

jantung dan jaringan-jaringan lain, trasmisi impul-impul syaraf, memelihara dan

meningkatkan fungsi membrane sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi

hormon, kekurangan atau ketidaksempurnaan metabolisme kalsium dapat

5

menyebabkan penyakit osteoporosis, osteomalacea, ricketsia atau rachitis. Selain

sebagai komponen pembentukan tulang, bersama-sama dengan kalsium, fospor

terdapat pada hampir semua elemen penting seperti DNA (deoxyribo

nucleicacid), RNA (ribo nucleic acid) yang merupakan senyawa utama dalam sel

sebagai penentu genetika. Oksidasi karbohidrat dalam membentuk ATP juga

memerlukan fosfor, demikian juga dengan fosfolipid yang merupakan komponen

membran sel pembentukan fosfor.

Magnesium ( Mg )

Berperan dalam berbagai reaksi enzimiatis, antara lain enzim – enzim yang

berkaitan dengan metabolisme glukosa secara anaerobic, siklus krebs, oksidasi

asam lemak, hidrolis pirofosfat dan aktivasi asam lemak ( reaksi antara asam

lemak dengan koenzim A ) Kekurangan magnesium pada hewan percobaan

menyebabkan perubahan pada syaraf otot, pertumbuhan terhambat dan klasifikasi

ginjal ( menumpuknya kalsium pada ginjal ).

Mineral natrium, kalium dan khlor

Mineral – mineral ini sangat penting dalam mengatur metabolisme.

Zat besi ( Fe )

Merupakan komponen hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen didarah

ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glucose, lemak dan protein

menjadi energi ( ATP ). Besi juga merupakan bagian mioglobin yaitu molekul

yang mirip hemoglobin yang terdapat disel – sel otot, yang juga berfungsi

mengangkut oksigen. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah yang

membuat daging menjadi berwarna merah. Disamping sebagai komponen

hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidasi.

Kekurangan zat besi menyebabkan kadar hemoglobin didalam darah lebih rendah

dari normalnya, keadaan ini disebut anemia, 99 % dari anemia disebabkan oleh

kekurangan zat besi selain itu juga menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat

peka terhadap serangan penyakit.

Tembaga ( Cu )

Merupakan bagian dari beberapa enzim, yaitu cytochrom oxsidase, monoamine

oxidase, tyrosinase dan superoxide dismutase. Cu juga terlibat dalam

metabolisme energi perkembangan tulang, perkembangan jaringan konektif,

perkembangan system saraf pusat dan pembentukan tulang, perkembangan

6

jaringan konektif, perkembangan system saraf pusat dan pembentukan darah.

Pada manusia defisiensi Cu jarang terjadi.

Seng ( Zn )

Merupakan bagian dari sekitar 100 metalloenzim, katalis dalam memulai aksi

enzim. Gejala kekurangan seng ditandai dengan menurunnya pertumbuhan dan

perkembangan organ seksual ( hypogonadism), tidak berkembangnya indera

perasa ( hypoglusia) dan indera penciuman ( hyposmia ) penyembuhan luka yang

lambat anorexia dan anemia besi.

Mangan ( Mn )

Merupakan antifator beberapa system enzim yang terlibat dalam metabolisme

protein, metabolisme energi dan pembentukan mukopolisakarida.

Iodium ( I )

Merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat relative

sedikit, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk pembentukan

hormone tiroid ( tiroksin dan trio dotironin ). Hormon ini sangat penting untuk

pertumbuhan normal, kekurangan iodium dimanifestasikan dengan membesarnya

kelenjar gondok. Defesiensi yang berlanjut dapat menyebabkan kekerdilan dan

keterbelakangan mental.

5. Vitamin

Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B)

dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K).

Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur

kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.

Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam

tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.

Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim

dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.

Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses

pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.

7

Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein

dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan

trombosit.

Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama

kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan

mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.

Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah

keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.

Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam

proses pembekuan darah.

6. Air

Air merupakan suatu zat gizi yang sangat penting, namun peranannya berbeda

dengan peranan zat – zat gizi yang lain. Air tidak dicerna terlebih dahulu sebelum

diabsorpsidari usus halus. Air tidak mensuplai energi untuk pertumbuhan untuk

pemeliharaan atau untuk kerja fisik tubuh, tetapi sebagai zat yang mempunyai sifat

– sifat kimia dan fisika yang unik, maka air merupakan suatu media untuk

terjadinya reaksi – reaksi kimia dalam tubuh. Selain itu juga berperan dalam reaksi

– reaksi biologis dan memegang peranan penting dalam mengatur temperature

tubuh, merupakan alat transportasi sebagai komponen utama darah, air akan

mengangkut berbagai nutrient kejaringan – jaringan dan membawa senyawa –

senyawa metabolic beracun ke ginjal untuk dibuang keluar tubuh. Air berfungsi

sebagai pelumas komponen utama air mata, saliva dan mukus.

2.5. Klasifikasi Malnutrisi

Malnutrisi adalah keadaan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan

makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein). Malnutrisi dapat terjadi oleh karena

kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi

esensial.

Klasifikasi Mal nutrisi:

1. Ringan

2. Sedang

8

3. Berat

Cara mengetahuinya:

1. Klinik

2. Antropometrik

3. Laboratorium

Klinik

Untuk malnutrisi ringan dan sedang, gejala klinik tidak begitu jelas. Sedangakan

untuk malnutrisi berat, dapat dibedakan antara marasmus, kwashiorkor atau

campuran keduanya.

a. Marasmus

Wajah seperti orang tua

Sering terdapat penurunan kesadaran

Kulit kering, dingin dan kendor

Otot mengecil sehingga tulang terlihat jelas

Diare dan konstipasi

b. Kwashiorkor

Penampilan seolah seperti anak gemuk

Edema pada seluruh tubuh

Otot mengecil, anak berbaring terus menerus

Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut

Gangguan kulit berupa bercak merah, lalu membesar dan menghitam

Pembesaran hati

Antropometrik

Lebih ditujukan untuk menunjukkan malnutrisi ringan dan sedang. Pada

pemeriksaan antropometrik, dilakukan pengukuran fisik anak (berat, tinggi, lingkar

lengan, dll).

Untuk anak, terdapat 3 parameter yang biasa digunakan, yaitu:

a. Berat dibandingkan dengan umur anak

b. Tinggi dibandingkan dengan umur anak

c. Berat dibandingkan dengan tinggi/panjang anak

9

parameter tersebut lalu dibandingkan dengan tabel standard yang ada.

Untuk membandingkan berat dengan umur anak, dapat pula digunakan grafik

pertumbuhan yang terdapat pada KMS.

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium, misalnya pemeriksaan kadar darah merah (Hb)

dankadar protein (albumin/globulin) darah, dapat dilakukan pada anak

denganmalnutrisi. Dengan pemeriksaan laboratorium yang lebih rinci, dapat pula

lebih jelas diketahui penyebab malnutrisi dan komplikasi-komplikasi yang terjadi

pada anak tersebut.

1.6. Kelompok Rentan Masalah Gizi

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling

mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya

kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia. Oleh sebab

itu, kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia.

Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada siklus pertumbuhan atau

perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari

kelompok umur lain.

Oleh sebab itu, apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau

kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari:

a. Kelompok bayi : 0-1 tahun

b. Kelompok di bawah 5 tahun (balita): 1-5 tahun

c. Kelompok anak sekolahan: 6-12 tahun

d. Kelompok remaja: 13-20 tahun

e. Kelompok ibu hamil dan menyusui

f. Kelompok usia lanjut

kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia ini

mengalami kelainan gizi.

1.7. Penilaian Status Gizi

10

Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu,

merupakan indeks yang statis dan agregatif yang bersifat kurang peka untuk melihat

terjadinya perubahan dalam waktu penduduk.

Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua:

1. Penilaian status gizi secara langsung

a. Antropometri

Secara umum berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandangan gizi,

maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan protein

dan energi.

b. Klinis

Dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.

c. Biokimia

Pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh.

d. Biofisik

Metode penentua status gizi dengan cara melihat kemampuan fungsi (khusus

jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan.

2. Penilaian status gizi secara tidak langsung

a. Survey konsumsi makanan

Adalah metode penilaian khusus gizi secara tidak langsung dengan melihat

jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi pengguna.

b. Statistik vital

Adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit

tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

c. Faktor ekologi

Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan

masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan

lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari

keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.

11

2.8. Surveilans Gizi

Surveilans gizi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi

data secara sistematis dan terus menerus secara penyebaran informasi mengenai

masalah gizi kepada unit yang nenbutuhan untuk dapat mengambil tindakan.

Survei

1. Upaya perbaikan gizi dalam lingkup nasional telah dimulai pada tahun 1980.

Diawali dengan berbagai survey dasar, disusun strategi dan kebijakan yang pada

umumnya melibatkan berbagai sektor terkait.

2. Masalah tingginya prevlansi gizi kurang pada balita berhubungan dengan masih

tingginya bayi lahir dengan berat badan rendah.

3. Akar permasalahan yang sesungguhnya adalah kemiskinan dan situasi politik

yang tidak menentu. Tahun 1999, kajian susenas memperkirakan 49,7 juta

penduduk hidup dibawah garis kemiskinan.

4. Dengan demikian, surveilans gizi diperlukan dengan berlandaskan pada

kerangka konsep yang diperkenalkan UNICEF (bagan 1) agar sasaran penduduk

yang beresiko rawan gizi (bagan 2) dapat diketahui untuk kepentingan

intervensi.

12

Bagan 1. Penyebab kurang gizi

Dampak

Penyebab langsung

Penyebab tidak langsung

Pokok masalah di Masyarakat kurang pendidikan, pengetahuan, keterampilan

Pengangguran, inflasi, kurang pangan, kemiskinan

Akar masalah nasional

13

Kurang gizi

Makanan tidak seimbang penyakit infeksi

Tidak cukup

persediaan pangan

Pola asuh anak tidak memadai

Pelayanan kesehatan dasar tidak memadai

Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang

pemanfaatan sumber daya masyarakat

Krisis ekonomi, politik, sosial

Indikator surveilans gizi

1. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

Berat badan bayi lahir hidup di bawah 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir.

2. Masalah gangguan pertumbuhan balita

Bila tiga kali penimbangan bulanan tidak naik berat badan (BB).

3. Masalah gangguan pertumbuhan anak usia sekolah

Pencapaian tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS)

4. Masalah KEK dan resiko KEK wanita usia subur (WUS) usia 15-45 tahun dan ibu

hamil

5. Masalah GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)

6. Masalah kekurangan vitamin A

7. Masalah konsumsi gizi

8. Masalah anemia gizi

Defisiensi zat besi yang diindikasikan dengan kadar Hb darah < 11mg% (wanita

hamil) atau < 12mg% pada wanita tidak hamil

9. Gizi darurat

Situasi yang terjadi akibat konflik politik, bencana alam atau konflik lainnya yang

mengakibatkan banyak penduduk keluar dari tempat tinggalnya dan tinggal pada

lokasi baru (pengungsian).

10. Masalah gizi lebih orang dewasa

Mulai dari overweight hingga obese.

11. Masalah pemberian ASI ekslusif dan MP-ASI

a. Asi eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi hingga usia 4 bulan

b. MP ASI adalah pemberia makanan tambahan dalam bentuk lunak maupun

makanan dewasa selain ASI sampai anak usia 24 bulan

14

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

dan pengeluaran zat-zat tidak berguna.

Adapun, perbedaan gizi klinik dan gizi kesehatan masyarakat dapat dilihat dari

subjek yang dikenai. Jika kesehatan klinik bersifat individual, maka gizi kesehatan

masyarakat bersifat kelompok.

Sejarah perkembangan ilmu gizi telah dimulai pada zaman purba, zaman Yunani

400 SM dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini.

Fungsi dari gizi yaitu memberi energi –zat pembakar, pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun), mengatur proses tubuh (zat pengatur)

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.

Penilaian status gizi terbagi atas penilaian status gizi secara langsung dan

penilaian gizi secara tidak langsung.

Kelompok rentan masalah gizi :

a. Kelompok bayi : 0-1 tahun

b. Kelompok di bawah 5 tahun (balita): 1-5 tahun

c. Kelompok anak sekolahan: 6-12 tahun

d. Kelompok remaja: 13-20 tahun

e. Kelompok ibu hamil dan menyusui

f. Kelompok usia lanjut

15

DAFTAR PUSTAKA

16