konsep dan peran perilaku keorganisasional

10
KONSEP DAN PERAN PERILAKU KEORGANISASIONAL Keterlibatan Peran Manajer Manajer adalah seseorang yan bekerja dengan dan melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan guna mencapi tujuan organisasi. Keterlibatan manajer sangat penting karena adanya kebutuhan akan koordinasi dan kendali. Untuk tujuan perbaikan kinerja pernan manajer sangatlah besar, Keterlibatan manajer dapat mendorong penyelesaian masalah yang dihadapi suatu organisai, baik bisnis, departemen tertentu dalam sebuah perusahaan. Tingkatan Manajer 1. Manajer Tingkat Bawah (Lower Manajement) Merupakan orang yang posisi di tingkat paling bawah dan mengelola pekerjaan individu non-manajerial yang terlibat dalam produksi atau penciptaan produksi organisasi. 2. Manajer Tingkat Menengah (Midle Manajement) Mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu dimana manajer tingkat ini mengelola pekerjaan para manajer lini pertama. 3. Manajer Tingkat Atas (Top Manajement) Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana seta sasaran organisasi. Fungsi Manajemen 1. Perencanaan – Merumuskan sasaran, menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran tersebut 2. Pengorganisasian – Proses menentukan tugas yang harus dikerjakan, pihak yang mengerjakan, cara-cara tugas, hierarki pelaporan dan tingkat keputusan harus diambil 3. Kepemimpinan – kemampuan dan kesiapan seseorang untuk memengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang DEAMY FILIANTO NUGROHO

Upload: demy-besir

Post on 26-Oct-2015

589 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional Akuntansi Perilaku Rangkuman Mata Kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

KONSEP DAN PERAN PERILAKU KEORGANISASIONAL

Keterlibatan Peran Manajer

Manajer adalah seseorang yan bekerja dengan dan melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan guna mencapi tujuan organisasi. Keterlibatan manajer sangat penting karena adanya kebutuhan akan koordinasi dan kendali. Untuk tujuan perbaikan kinerja pernan manajer sangatlah besar, Keterlibatan manajer dapat mendorong penyelesaian masalah yang dihadapi suatu organisai, baik bisnis, departemen tertentu dalam sebuah perusahaan.

Tingkatan Manajer

1. Manajer Tingkat Bawah (Lower Manajement)

Merupakan orang yang posisi di tingkat paling bawah dan mengelola pekerjaan individu non-manajerial yang terlibat dalam produksi atau penciptaan produksi organisasi.

2. Manajer Tingkat Menengah (Midle Manajement)

Mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu dimana manajer tingkat ini mengelola pekerjaan para manajer lini pertama.

3. Manajer Tingkat Atas (Top Manajement)

Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana seta sasaran organisasi.

Fungsi Manajemen

1. Perencanaan – Merumuskan sasaran, menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran tersebut

2. Pengorganisasian – Proses menentukan tugas yang harus dikerjakan, pihak yang mengerjakan, cara-cara tugas, hierarki pelaporan dan tingkat keputusan harus diambil

3. Kepemimpinan – kemampuan dan kesiapan seseorang untuk memengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan organsasi.

4. Pengendalian – sejumlah evaluasi untuk mengetahui apakah segala sesuatunya sesuai rencana.

Peran Manajemen

1. Peran Antar Peribadi – Peran yang melibatkan orang dan tugas lain yang bersifat seremonial dan simbolis

2. Peran Informasi – Menerima, mengumpulkan dan menyebarkan informasi.

DEAMY FILIANTO NUGROHOF0311035

Page 2: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

3. Peran Keputusan – membuat pilihan atau keputusan.

Keahlian Manajemn

1. Keahlian Teknikal – mencakup pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus tertentu, seperti perekayasaan, komputer, akuntansi dan pabrikasi

2. Keahlian Tentang Orang – meliputi kemampuan bekerja sama dengan baik dengan orang lain secara perorangan ataupun kelompok

3. Keahlian Konseptual – keahlian manajer untuk berpikir dan berkonsep tentang situasi yang abstrak dan rumit.

Perilaku Organisasi

Adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu, kelompok-kelompok, serta memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka.

Pengertian Organsisasi

Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mecapai tujuan tertentu. Ciri-ciri organisasi:

a. Organisasi memiliki tujuan yang jelas dalam bentuk sasaran yang diharapkan untuk dicapai.

b. Organisasi terdiri dari sekumpulan orang.

c. Semua organisasi menyususn struktur yang disengaja sehingga anggotanya dapat melakukan pekerjaan mereka.

Tujuan Organsisasi

Tujuan organsisasi menggambarkan hasil yang harus dicapai dalam jangka pendek guna mewujudkan visi jangka panjang yang diturunkan dari faktor penentu keberhasilan.

Target Organisasi

Merupakan tujuan kuantitatif atau tolok ukur kinerja. Target merupakan nilai yang ingin dicapai organisasi dan perwujudannya dapat diukur dengan menggunakan tolok ukur kinerja.

Beberapa Hal Penting dalam perilaku Organisasi

Teori Peran

Peranan sosial adalah tanggapan perilaku yang diharapkan atau dikehendaki. Peranan sosial menggambarkan hak, tugas, kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan orang yang memegang

Page 3: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu dan peran merupakan komponen perilaku nyata yang disebut norma.

Struktur Sosial

Studi perilaku manusia bergantung pada dua fakta yaitu orang-orang yang bertindak secara teratur dengan pola berulang dan orang-orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.

Budaya

Budaya merupakan satu sudut pandang yang pada saat bersamaan dijadikan jalan hidup oleh masyarakat. Tidak ada masyarakat tanpa suatu budaya, dan budaya tidak eksis di luar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya perilaku atau pemikiran dan pengetahuan teknis yang diharapkan.

Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Tiga faktor mendasar:

1. Struktural – ditentukan oleh ukuran-ukuran seperti umur, tepat operasi, sejarah perusahaan, serta lokasi geografis.

2. Politis – ditentukan oleh distribusi kekuasaan dan cara pengambilan keputuan manajerial.

3. Emosional – mencakup pemikiran kolektif, kebiasaan, sikap, perasaan, dan pola perilak.

Praktik organisasi yang yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai budaya terdiri dari:

1. Proses seleksi – terdiri dari perekrutan yang merupakan cara mengidentifikasi, menyaring dan mengundang orang luaruntuk bergabung menjadi gabungan unit organisasi dan seleksi individu yang merupakan proses penyesuaian yang dilakukan oleh orang luar agar dirinya dapat direkrut.

2. Proses Sosialisasi.

Menurut Hofstede (1980, 1991), terdapat empat dimensi budaya nasional:

1. Jarak Kekuasaan (power distance) – sejauh apa orang percata bahwa kekuasan didistribusikan secara tidak merata.

2. Penghindaran ketidakpastian (uncertain avoidance) – sejauh apa orang merasa teranca, dengan keadaan yang tidak tentu.

3. Maskulinitass dan feminisitas (masculinity dan femininity) – Maskulinitas merupakan situasi yang ditandai dengan nilai-nilai dominan di masyarakat yang menekankan dan mementingkan harta sedangkan feminisitas merupakan situasi yang menjelaskan dominan dalam masyarakat yang menekankan pada tindakan sosial .

4. Individualisme dan koletivitisme (individualsm and collectivism)

Page 4: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

Komitmen Organsisasi

Merupakan tingkat sejauh apa seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi merupakan nilai personal, yang terkadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan.

Komitmen dalam organisasi terbangun apabila setiap individu mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan berikut:

1. Identifikasi – Pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi..

2. Keterlibatan – perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.

3. Loyalitas – perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal.

Tiga komponen utama mengenai komitmen organisasi:

1. Komitmen afektif – terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena ikatan emosional atau psikologis.

2. Komitmen kontinu – muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain.

3. Komitmen normatif – timbul dari nilai-nilai diri karyawan.

Cara-cara yang digunakan perusahaan untuk membangun loyalitas karyawan:

1. Pemberian kompensasi

2. Membuat kondisi kerja yang nyaman dan fasilitas kerja yang baikk

3. Memberikan tugas yang menantang dan menarik

4. Mempraktikkan manajemen terbuka dan manajemen partisipatif

5. Memperhatikan persoalan yang dianggap penting oleh karyawan dan menjaga keadilan perlakuan terhadap karyawan dalam perusahaa.

Konflik Peran

Konflik peran timbul karena dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain.

Konflik Kepentingan

Weber menjelaskan jika suatu organisasi ingin mencapai tujuannya secara efektif, maka organisasi tersebut harus dirancang sedemikian rupa dengan birokrasi dan karakteristik sebagai berikut:

1. Pembagian kerja

Page 5: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

2. Hierarki wewenang yang jelas

3. Prosedur seleksi yang normal

4. Peraturan yang terperinci

5. Hubungan yang tidak didasarkan pada hubungan pribadi

Perubahan pada Tingkat Individu

Perbedaan Individu

Setiap individu dalam kelompok memiliki karateristiknya masing-masing yang berupa kepribadian, persepsi, nilai dan sikap. Hal-hal tersebut berpengaruh pada perilaku individu.

Motivasi

Motivasi merupakan apa yang ada pada diri sesorang yang terdorong karena keinginan untuk hidup, keinginan untuk melihat sesuatu, keinginan akan kekuasaan, dan keingininan akan adanya pengakuan. Maka dapat diartikan motivasi merupakan dorongan atau keinginan yang dapat dicapai oleh seseorang individu dengan perilaku tertentu dalam usahanya.

Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan dalam organisasi adalah:

1. Meingkatkan motivasi untuk mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan bertanggung jawab akan tindakannya.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi

3. Mendorong peningkatan kealitas produk dan jasa

4. Meningkatkan kepuasan pelangan dengan mendekatkan karyawan ke pelanggan.

5. Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat kemangkiran

6. Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan rekan sesama kerja

7. Mengurangi tugas pengawasan dari manajemen menengah operasional sehari-hari sehingga manajer mempunyai waktu perhatian khusus terhadapa masalah yang lebih besar.

8. Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan, suksesi dan tuntutan persaingan

9. Meningkatkan daya saing bisnis.

Page 6: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

Berperilaku Etis

Etika merupakan norma atau standar perilaku kita yang berfungsi sebgai petunjuk moral ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Etika juga merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok manusia, masayarakat atau profesi.

Bekerja dengan yang lainnya

Keberhasilan dalam setiap pekerjaan melibatkan pengembangan hubungan atau keterampilan antar pribadi yang baik dari orang-orang didalamnya.

Perbedaan Keuatan Kerja

Organisasi lebih berbeda dengan mempekerjakan keanekaragaman yang lebih tinggi dari orang-orang yang terlibat didalamnya berkaitan dengan gender, ras, etnis, orientasi seksual dan umur. Untuk bekerja secara efektif dengan orang-orang berbeda, maka kita perlu memahami bagaimana budaya membentuk mereka dan belajar menyesuaikan interaksi gaya kita sendiri.

Perubahan pada tingkat Organisasi

Produktivitas

Produktivitas menggambarkan satu keprihatinan terhadap efektivitas (mencapai tujuan) dan efesiensi ( memperhatikan biaya). Organisasi adalah produktif jika mencapai tujuannya dan tujuan tersebut dicapai dengan mengirim input ke output pada biaya yang paling rendah.

Pengembangan Efektivitas Karyawan

Efektivitas karyawan dapat tercipta dengan baik apabila karyawan mau terliibat dalam perilaku kewarganegaran yang baik, seperti membangun kelompok kerja, menolong anggota lain didalam tim, sukarela dengan pekerjaan ekstra, menghindari konflik, kepedulian terhadap hak milik organisasi, menghormati semangat bersama dan penuh toleransi.

Menempatkan Orang Pertama

Menurut Jeffery Pfefefer manajer harus menempatkan “orang pertama” dalam mempertimbangkan tujuan organisasi dan saran stratefis orang-orang pertama tidak hanya menghasilkan kekuatan dalam pendirian kerja, melainkan juga berpengaruh signifikan terhadap laba.

Mengelola dan Bekerja dalam Dunia Multikultural

Satu implikasi dari pasar bebas adalah manajer dapat menemukan sendiri pengelolaan atau bekerja pada satu lingkungan multikultural.

Page 7: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

Fleksibilitas

Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan perusahaan memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang menutamankan pelimpahan wewenanga dan tanggung jawab secara berjenjang.

Dasar Motivasional Organisasi

Menarik dan Menahan Orang dalam Sebuah Sistem

Setiap orang dalam organisasi harus masuk ke sistem pada tingkat yang cukup cepat guna menanggulangi sejumlah kekurangan.

Perilaku Spontan dan Inovatif

Perilaku ini penting karena tidak ada perencanaan organisasional yang dapat meramalkan seluruh kontijensi dalam operasi, atau dapat memperkirakan sesuatu dengan akurasi yang sempurna.

Kerja Sama

Kerja sama juga sangat penting agar tercapainya tujuan organisasi.

Perlindungan

Subkategori lainnya yang memfasilitasi fungsi organisasional adalah aksi melinsungi organisasi terhadap bencana. Pekerja yang tidak melindungi perusahaan dianggap manusia tidak berharga dalam organisasi.

Ide Konstruktif

Merupakan subkategori lain yang merupakan saran kreatif bagi perbaikan metode produksi atau pemeliharaan. Ide konstruktif ini diperlukan untuk mengembangkan suatu organisasi menjadi organisasi yang lebih baik dalam mencapai tujuannya.

Sikap yang Sesuai

Anggota Kelompok dapat memberikan kontribusi operasi dengan membantu menciptakan iklim yang sesuai bai komunitas atau masuarakat yang ada di sekitar organisasi.

Tipe Pola Motivasional

Pola Motivasional terdiri dari :

1. Kepatuhan atau Keseuaian Norma Sistem

2. Imbalan sistem Instrumental

Page 8: Konsep Dan Peran Perilaku Keorganisasional

3. Kepuasan Instrinsik terhadap aturan kinerja spesifik

4. Internalisasi nilai individu sesuai dengan tujuan organisasi

5. Kepuasan Sosial yang diperoleh dari Hubungan kelompok primer

Pola Motivasional Konsekuensi dan Syarat

Pola motivasional konsekuensi dan syarat terdiri dari:

1. Kepatuhan Bukan aturan yang sah

2. Kondisi Kondusif bagi Aktivasi penerimaan aturan

Penggunaan aturan harus mempertimbangkan tiga kondisi berikut :

- Ketepatan simbol dan otoritas dan relevansi aturan terhadap sistem sosial yang terlibat

- Kejelasan norma legal dari aturan dan struktur aturan

- Penguatan karakter sanksi

3. Imbalan sistem instrumental

4. Kondisis Kondusif terhadap ganjaran sistem yang efektif

5. Ganjaran Individual Instrumental

6. Kondisi Kondusif imbalan instrumental individual

7. Kepuasan kerja instrinsik

8. Kondisi Kondusif terhadap timbulnya kepuasan kerja instrinsik

9. Internalisasi nilai dan tujuan organisasional

10. Kondisi kondusif dari internalisasi tujujan sistem

11. Kepuasan Sosial dari hubungan Kelompok primer.