konsep dan kaedah dasar fiqih maaliyah

17
KONSEP & KAEDAH DASAR FIQIH MUAMMALAH MAALIYAH SESI II : ACHMAD ZAKY

Upload: phungminh

Post on 12-Jan-2017

242 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

KONSEP & KAEDAH DASAR FIQIH MUAMMALAH MAALIYAH

SESI I I : ACHMAD ZAKY

Page 2: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah
Page 3: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Definisi Kaedah FiqihKaedah pondasi atau dasar

Hukum / perkara universal yang bisa memahami untuk memahami beberapa hukum dan masalah yang masuk dalam cakupan pembahasannya

Fiqih paham

Mengetahui hukum syar’i yang berhubungan dengan amal perbuatan hambanya

“Hukum atau pondasi yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk memahami permasalahan

fiqih yang tercakup dalam pembahasannya.”

Page 4: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Manfaat Kaedah

1. Mengetahui banyak permasalahan fiqih yang tercakup dalam pembahasannya

2. Membantu dalam memberikan hukum yang kontemporer dan belum pernah terjadi sebelumnya dengan mudah

Page 5: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Sumber Kaedah Fiqih

1• Terambil langsung dari Al Quran dan As Sunnah

• Ex: kaum muslimin tergantung pada syarat mereka

2

• Tidak terambil langsung dari nash, namun kandungannya berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah

• Ex: Sesuatu yang yakin tidak bisa dihilangkan dengan sebuah keragu-raguan

3• Berdasarkan ijtihad para ulama.

Page 6: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Mac

am K

aed

ahFi

qih

Sumber

Keluasan

Kaedah Besar

Tidak termasuk kaedah besar

Cabang dari Kaedah Besarex: “ kondisi darurat membolehkan

sesuatu yang terlarang”

Bukan cabang, namun mencakup banyak masalah fiqih

ex: “Sesuatu yang mengikuti maka hukumnya mengikuti” larangan menjual buah yang masih muda di

pohon, namun bila yang dibeli pohonnya, maka buath tersebut bagian dari pohon maka boleh

Sempit

Disepakati / Diperselisihkan Ulama

Disepakati ulama

Madzhab tertentu

Page 7: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

KAEDAH BESAR

Amal Perbuatan Tergantung Niat

Sesuatu Yakin Tidak Bisa Hilang dengan Keraguan

Kesulitan Membawa

Kemudahan

Tidak Boleh Berbuat Sesuatu

yang Membahayakan

Adat Kebiasaan bisa Dijadikan

Sandaran Hukum

Memfungsikan ucapan lebih baik

daripada menghilangkannya

Page 8: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Contoh Penerapan:1. Menjual anggur dengan tujuan memasok perusahaan pembuat miras?

2. Seseorang yang dititipi barang, kemudian dipakai lalu disimpan dengan niat dipakai kembali dilain waktu, namun belum sempat dipakai lagi barang tersebut rusak, siapa yang bertanggung jawab terhadap kerusakan tersebut?

3. Orang punya hutang, namun ragu sudah melunasi atau belum, maka sikap yang diambil?

4. Merokok..?

5. Membangun jendela pada posisi yang sangat dibutuhkan, namun tepat menghadap ruang tempat berkumpulnya tetangga yang merupakan kos mahasiswi-mahasiswi cantik nan rupawan..?

Page 9: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Kaedah 5: Adat Kebiasaan bisa Dijadikan Sandaran Hukum

Macam Urf

Ucapan(qouli)

Amalan(amali)

Page 10: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Kaedah 5: Adat Kebiasaan bisa Dijadikan Sandaran Hukum

Syar

at U

rf Berlaku Umum(dipahami seluruh

masyarakat)

Tidak Bertentangan dengan Nash Syar’i

Bertentangan Totalex: dipajang waktu nikah, nabung dibank

riba

Benturan sebagianex: larangan jual beli barang yg belum

diketahui, namun adat jual beli pesanan boleh

Bertentangan dengan hukum ygdikatakan ulama mujtahid sebelumnya “hukum bisa berubah dengan perubahan

zaman dan waktu

Berlaku sejak Lama, dan bukan urf baru

Page 11: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

KAEDAH-KAEDAHDASAR

DALAM BISNIS

Page 12: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

KAEDAH YANG DIGUNAKAN DALAM BISNIS (MUAMMALAH MAALIYAH)

1. Hukum Asal dalam Bab Muamalah adalah Mubah2. Hukum asal segala sesuatu adalah bebas tanggungan3. Prinsip tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain4. Segala sesuatu yang mengantarkan pada keharaman, maka hukumnya

haram5. Beralasan untuk melaksanakan yang haram, tidak mengubah status

keharamannya.6. Niat baik tidak melegalkan diperbolehkannya melakukan yang haram.7. Hal-hal yang mendesak (dharurat) membolehkan seseorang untuk

melakukan sesuatu yang haram 8. Segala bentuk pinjaman yang mengakibatkan keuntungan yang

disyaratkan, maka dianggap riba 9. Umat Islam tergantung pada syarat mereka10. Segala sesuatu yang diperbolehkan untuk menjualnya, maka boleh juga

untuk menyedekahkannya dan menggadaikannyaSumber: Majalah PENGUSAHA MUSLIM, Edisi 3 Volume 1 tanggal 15 Maret 2010

Page 13: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Hukum asal segala sesuatu adalah bebas tanggunganAsal status hukum kepemilikan seseorang adalah terbebas dari segala tuntutan. Tidak ada seorang pun yang dituntut oleh orang lain tentang sesuatu yang dimilikinya, kecuali jika ada bukti kuat yang menafikannya. Jika hanya sekadar pengakuan atau tuduhan, maka dianggap tanpa ada landasandan alasan yang kuat.

lahirlah prinsip lain yaitu

‘bukti diharuskan ada bagi pihak yang mendakwa (mengaku) dan sumpah itu

diambil dari orang yang mengingkarinya’.

Page 14: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Beralasan untuk melaksanakan yang haram, tidak mengubah status keharamannya.

Ibnul Qayyim berkata,

“Kerusakan yang sangat besar yang dikandung dalam riba, tidak cukup hanya dengan mengubah nama aslinya dari riba menjadi transaksi lainnya. Begitu juga tidak berarti hanya dengan mengubah bentuknya menjadi bentuk lainnya.”

Page 15: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Niat baik tidak melegalkan diperbolehkannya melakukan yang haram

“Barangsiapa yang mengumpulkan harta yang haram, kemudian dia menyedekahkannya, maka dia tidak akan mendapatkan pahala, dan dosanya akan dibebankan padanya.”

(HR. Ibnu Hibban no. 3216)

Page 16: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

Hal-hal yang mendesak (dharurat) membolehkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang haram

Prinsip ‘kecuali dalam keadaan terpaksa’ ini diikat dengan suatu batasan ‘tidak boleh melampaui batas’ dalam menggunakan sesuatu yang haram, juga tidak keluar dari batasan darurat.

Dari prinsip ini, ulama fiqih mengambil sebuah kaidah lain yang berbunyi, “Apa yang diperbolehkan dalam kondisi darurat, diukur sesuai dengan ukurannya.”

Sesungguhnya darurat itu adalah suatukeadaan yang bisa memaksa seseorang pada

kehancuran.

Page 17: Konsep dan kaedah dasar Fiqih Maaliyah

TERIMA KASIH......

DISKUSI YUUUUUK.....