konseling inhaler

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan manfaat yang besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan, tidak hanya pasien yang menderita penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis kronis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), bronkiektasis, dan sistik fibrosis. Keuntungan utama pada terapi inhalasi bahwa obat dihantarkan langsung ke dalam saluran pernapasan langsung masuk ke paru-paru, kemudian menghasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dengan risiko yang jauh lebih rendah terhadap efek samping sistemik yang ditimbulkan (GINA, 2008). Bioavailabilitas obat meningkat pada terapi inhalasi karena obat tidak melalui metabolisme lintas pertama (first-pass metabolism) (Ikawati, 2007). Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan dalam cara penggunaannya, namun tingkat penggunaan yang salah masih terdapat pada pasien asma atau PPOK meskipun mereka sudah pernah mendapatkan pelatihan (NACA, 2008). Hal ini juga ditunjukkan bahwa sejumlah besar layanan kesehatan tidak mampu menunjukkan teknik inhaler yang tepat (Interiano, 1993). Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan

Upload: david-silalahi

Post on 08-Jul-2016

464 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Farmasi Klinik

TRANSCRIPT

Page 1: konseling inhaler

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan manfaat yang

besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan, tidak hanya pasien yang

menderita penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis kronis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif

Kronik), bronkiektasis, dan sistik fibrosis. Keuntungan utama pada terapi inhalasi bahwa obat

dihantarkan langsung ke dalam saluran pernapasan langsung masuk ke paru-paru, kemudian

menghasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dengan risiko yang jauh lebih rendah

terhadap efek samping sistemik yang ditimbulkan (GINA, 2008). Bioavailabilitas obat

meningkat pada terapi inhalasi karena obat tidak melalui metabolisme lintas pertama (first-

pass metabolism) (Ikawati, 2007). Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan dalam

cara penggunaannya, namun tingkat penggunaan yang salah masih terdapat pada pasien asma

atau PPOK meskipun mereka sudah pernah mendapatkan pelatihan (NACA, 2008). Hal ini

juga ditunjukkan bahwa sejumlah besar layanan kesehatan tidak mampu menunjukkan teknik

inhaler yang tepat (Interiano, 1993).

Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar

dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Terapi inhalasi

adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang

berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya dapat langsung mencapai saluran

pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi masalah di daerah tersebut. Inhalasi sering

digunakan pada anak-anak dibawah usia 10 tahun. Batuk / pilek karena alergi dan asma

adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi.

Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari pengobatan secara inhalasi ?

2. Apakah tujuan pengobatan secara inhalasi ?

3. Apakah keuntungan dan kerugian pengobatan secara inhalasi ?

4. Apa sajakah jenis-jenis inhalasi ?

5. Obat-obat apa sajakah yang diberikan secara inhalasi?

Page 2: konseling inhaler

Tujuan

1. Memahami pengertian dari pengobatan secara inhalasi

2. Memahami tujuan pengobatan secara inhalasi

3. Mengetahui keuntungan dan kerugian pengobatan secara inhalasi

4. Mengetahui jenis-jenis inhalasi

5. Mengetahui obat-obat yang diberikan secara inhalasi

Page 3: konseling inhaler

Bab II

Tinjaun Pustaka

A. Pengertian Konseling

Konseling berasal dari kata counsel yang artinya saran, melakukan diskusi dan

pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang

yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan

dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya

dalam pemecahan masalah. Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dalam

elemen kunci dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya

melakukan kegiatan compounding dan dispensing aja, tetapi juga harus berinteraksi dengan

pasien dan tenaga kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care.

Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan

kefarmasian yang mempunyai tanggung jawab etika serta medikasi legal untuk memberikan

informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat. Kegiatan konseling

dapat diberikan atas inisiatif langsung dari Apoteker mengingat perlunya pemberian

konseling karena pemakaian obat-obat dengan cara penanganan khusus, obat-obat yang

membutuhkan terapi jangka panjang sehingga perlu memastikan untuk kepatuhan pasien

meminum obat. Konseling yang diberikan atas inisiatif langsung dari Apoteker disebut

konseling aktif. Selain konseling aktif dapat juga konseling terjadi jika pasien datang untuk

berkonsultasi pada apoteker untuk mendapatkan penjelasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk konseling seperti ini disebut konseling

pasif.

Konseling obat adalah suatu prosesyang memberikan kesempatan kepada pasien

untuk mengeksplorasikan diri yang dapat mengarah pada peningkatan pengetahuan,

pemahaman dan kesadaran tentang penggunaan obat yang benar.

Page 4: konseling inhaler

B. Manfaat dan Tujuan Konseling

Manfaat dari Konseling yaitu :

1. Bagi Pasien :

a. Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan

b. Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya

c. Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri

d. Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu

e. Menurunkan kesalahan penggunaan obat

f. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terpai.

g. Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan

h. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan

2. Bagi Farmasis

a. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.

b. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab

profesi Farmasis.

c. Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan pengguanaan obat

(Medicatiaon Error)

d. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi

upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.

Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :

1. Membian hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan

pasien kepada farmasis.

2. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.

3. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan

cara/metode yang memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.

C. Prinsip Konseling

Page 5: konseling inhaler

Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien

dengan Apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan

Apoteker dalam pelayanan konseling mengalami perubahan modela pendekatan "Medical

Model" menjadi pendekatan "Helping Model".

1) Menentukan Kebutuhan

Konseling tidak terjadi bila pasien datang tanpa ia sadari apa yang dibutuhkannya.

Seringkali pasien datang tanpa dapat mengungkapkan kebutuhannya, walaupun sebetulnya

ada sesuatu yang dibutuhkan. Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal dengan

mengemukakan pertanyaan terbuka dan mendengar dengan baik dan hati-hati.

2) Perasaan

Farmasis harus dapat mengerti dan menerima perasaan pasien (berempati). Farmasis

harus mengetahui dan mengerti perasaan pasien (bagaimana perasaan menjadi orang sakit)

sehingga dapat berinteraksi dan menolong dengan lebih efektif. Beberapa bentuk perasaan

atau emosi pasien dan cara penanganannya adalah sebagai berikut :

a) Frustasi yaitu membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien untuk mencari

alternatif jalan lain yang lebih tepat dan meminimalkan rasa ketidaknyamanan dari

aktifitas hariannya yang tertunda.

b) Takut dan cemas yaitu membantu menjernihkan situasi apa yang sebenarnya

ditakutinya dan membuat pasien menerima keadaan dengan keberanian yang ada

dalam dirinya.

c) Marah yaitu mencoba ikut terbawa suasana marahnya, dan jangan juga begitu saja

menerima kemarahannya tetapi mencari tahu kenapa pasien marah dengan jalan

mendengarkan dan berempati.

d) Depresi yaitu Usahakan membiarkan pasien mengekspresikan penderitaannya,

membiarkan privasinya, tetapi dengarkan jika pasien ingin bicara

e) Hilang kepercayaan diri

f) Merasa bersalah

D. Sasaran Konseling

Konseling Pasien Rawat Jalan

Page 6: konseling inhaler

Konseling Pasien Rawat Inap

E. Kegiatan Konseling

1) Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :

2) Persiapan dalam melakukan konseling

3) Tahap konseling

a) Pembukaan

b) Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah

c) Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya

d) Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh

e) Menutup diskusi

f) Follow up diskusi

Aspek Konseling yang harus disampaikan :

1. Deskripsi dan kekuatan obat

2. Jadwal dan cara penggunaan

3. Mekanisme kerja obat

4. Dampak gaya hidup

5. Penyimpanan

6. Efek potensial yang tidak diinginkan

Masalah dalam konseling yaitu :

1. Faktor penyakit

2. Faktor terapi

3. Faktor pasien

4. Faktor komunikasi

F. Hal-hal yang harus disiapkan dalam memberikan pelayanan Konseling pada pasien

Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahuio oleh seorang apoteker

agar tujuan konseling tercapai .Hal yang Perlu diperhatikan adalah latar belakang pasien

(database pasien ) seperti biodata, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, alergi, riwayat

keluarga ,sosial dan ekonomi.Hal kedua yang pelu diperhatikan adalah membuat daftar

masalah yang dihadapi pasien( terutama masalah yang berkaitan dengan obat ). Setelah kedua

hal tersebut dilakukan barudapat memberikan konseling berdasarkan masalah yang sudah di

Page 7: konseling inhaler

susun kemudian dapat dilihatdari perubahan sikap pasien apakah konseling yang telah

diberikan sudah tepat atau belum.

G. Kendala dalam pemberian obat dan konseling

Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada prosespengobatan dan

pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain adalahperasaan marah,

malu, sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empathy,mencari sumber

timbulnya masalah tersebut, tetap bersikap terbuka dan siap membantu.Untuk kendala yang

berasal dari Latarbelakang pendidikan, budaya dan bahasa Kendala dapat diatasi dengan

Menggunakan istilah sederhana dan dapat dipahami, Berhati-hati dalam menyampaikan hal

yang sensitif , atau Menggunakan penterjemah.Untuk kendala yang berasal dari f isik dan

mental dapat diatsai dengan upaya menggunakanalat bantu yang sesuai atau Melibatkan

orang yang merawatnya.Sedangkan Kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat berupa m

endominasi percakapan,Menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak

mendengarkan apa yangpasien sampaikan, cara berbicara yang tidak sesuai (terlalu keras ,

sering mengulang suatukata ), Menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami

pasien, sikap dan gerakanbadan yang tidak sesuai yang dapat mengganggu konsentrasi

pasien, sedikit atau terlalubanyak melakukan kontak mata dengan pasien.Bila ini terjadi pada

upaya mengatasinya adalah dengan Memberikan pasien kesempatanuntuk menyampaikan

masalahnya dengan bebas, menunjukan kepada pasien bahwa apa yangdisampaikannya

didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata ya dansikap badan yang

cenderung ke arah pasien, Menyesuaikan volume suara dan mengurangikebiasaan

mengeluarkan kata-kata yang mengesankan gugup dan tidak siap, menghindaripemakaian

istilah yang tidak dipahami oleh pasien, tidak menyilangkan kedua tangan danmenghindari

gerakan berufang yang tidakk pada tempatnya dan Menjaga kontak mata dengan pasien.

Selain kendala - kendala tersebut diatas terdapat kendala lain yang kadang kurang

diperhatikanoleh tenaga farmasi . kendala tersebut adalah lingkungan pada saat konseling

dilakukan. Tempat yang terbuka, suasana yang bising, sering adanya interupsi, adanya partisi

(kacakounter ) dapat mempengaruhi pasien dalam menerima konseling. Hal ini harus

diperhatikanoleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling. Adanya tempat khusus

ataupun tidakmenerima telepon atau tamu lain dapat memberikan rasa privasi dan nyaman

kepada pasien .Itulah sekilas pandangan tentang pelayan konseling pasien , diharapkan

Page 8: konseling inhaler

dengan melakukanpelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan peran

dan citra tenagafarmasi di masyarakat luas

Bab III

Pembahasan

Page 9: konseling inhaler

2.1 Pengertian

a. Inhaler

Inhaler adalah sebuah alat yang digunakan untuk memberikan obat ke dalam tubuh

melalui paru-paru. Sistem penghantaran obat juga berpengaruh terhadap banyaknya obat

yang dapat terdeposisi pada teknik terapi inhalasi. Ada 3 tipe penghantaran obat yang ada

hingga saat ini, yakni : Metered Dose Inhaler

(MDI), Metered Dose Inhaler (MDI) dengan Spacer, dan Dry Powder Inhaler

(DPI).

1) MDI (Metered Dose Inhaler) atau Inhaler dosis terukur

Inhaler dosis terukur merupakan cara inhalasi yang memerlukan teknik inhalasi

tertentu agar sejumlah dosis obat mencapai saluran respiratori. Propelan (zat pembawa) yang

bertekanan tinggi menjadi penggerak, menggunakan tabung aluminium (canister). Partikel

yang dihasilkan oleh MDI adalah partikel berukuran < 5 μmPenggunaan. MDI membutuhkan

latihan, para dokter sebaiknya mengajarkan pasiennya cara penggunaan dengan tepat, karena

sebagian besar pasien sulit mempelajarinya hanya dengan membaca brosur atau leaflet.

Penggunaan MDI mungkin tidak praktis pada sekelompok pasien seperti pada anak kecil,

usia lanjut, cacat fisik, penderita artritis, kepatuhan pasien buruk dan pasien yang cenderung

memakai MDI secara berlebihan (Suwondo,1991).

Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI adalah kurangnya koordinasi,

terlalu cepat inspirasi, tidak menahan napas selama 10 detik, tidak mengocok canister

sebelum digunakan, tidak berkumur-kumur setelah penggunaan dan posisi MDI yang terbalik

pada saat akan digunakan (NACA, 2008). Obat dalam MDI yang dilarutkan dalam cairan

pendorong (propelan), biasanya propelan yang digunakan adalah chlorofluorocarbons (CFC)

dan mungkin freon/asrchon. Propelan mempunyai tekanan uap tinggi sehingga didalam

tabung (canister) tetap berbentuk cairan (Yunus, 1995). Kecepatan aerosol rata-rata 30

m/detik atau 100 km/jam (Dept. Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, 2009).

Perlunya koordinasi antara penekanan canister dan inspirasi napas pada pemakaian inhaler.

Page 10: konseling inhaler

2) MDI (Metered Dose Inhaler) dengan ruang antara (spacer)

Ruang antara (spacer) akan menambah jarak antara aktuator dengan mulut, sehingga

kecepatan aerosol pada saat dihirup menjadi berkurang dan akan menghasilkan partikel

berukuran kecil yang masuk ke saluran respiratori yang kecil (small airway) (Rahajoe, 2008).

Selain itu, juga dapat mengurangi pengendapan di orofaring. Ruang antara ini berupa tabung

80 ml dengan panjang 10-20 cm. Pada anak-anak dan orang dewasa pemberian bronkodilator

dengan MDI dengan spacer dapat memberikan efek bronkodilatasi yang lebih baik (Yunus,

1995). Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI dengan spacer adalah posisi

inhaler yang salah, tidak menggocok inhaler, aktuasi yang banyak tanpa menunggu atau

mengocok alat pada saat diantara dosis, obat yang berada dalam spacer tidak dihirup secara

maksimal dan spacer yang tidak cocok untuk pasien (NACA, 2008).

canister

Mouthpiece

spacer

(a) (b)

Gambar 1. (a) MDI (Metered Dose inhaler ), (b) MDI dengan spacer

3) DPI (Dry Powder Inhaler)

Inhaler jenis ini tidak mengandung propelan, sehingga mempunyai kelebihan

dibandingkan dengan MDI. Menurut NACA (2008), inhaler tipe ini berisi serbuk kering.

Page 11: konseling inhaler

Pasien cukup melakukan hirupan yang cepat dan dalam untuk menarik obat dari dalam alat

ini. Zat aktifnya dalam bentuk serbuk kering yang akan tertarik masuk ke paru-paru saat

menarik napas (inspirasi). Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan turbuhaler adalah

tidak membuka tutup, tidak memutar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam, tidak

menahan napas, dan pasien meniup turbuhaler hingga basah. Selain itu, inspirasi yang kuat

pada anak kecil (< 5 tahun) sulit dilakukan, sehingga deposisi obat dalam sistem respiratori

berkurang. Anak usia > 5 tahun, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah dilakukan,

karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan dengan MDI sehingga dengan cara ini

deposisi obat didalam paru lebih besar dan lebih konstan dibandingkan dengan MDI tanpa

spacer. Penggunaan inhaler jenis DPI (Dry Powder Inhaler) ini tidak memerlukan spacer

sebagai alat bantu, sehingga lebih praktis untuk pasien. Beberapa jenis inhaler bubuk kering

yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu diskus, turbuhaler, dan handihaler.

Mouthpiece

Saluran inhalasi

Pemutar dosis

Gambar 2.DPI(Dry Powder

Inhaler)

Reservoir

Pengatur dosis

Pemuta

Page 12: konseling inhaler

4) Cara penggunaan terapi inhalasi

Tabel 1. Langkah-langkah penggunaan inhaler

MDI MDI dengan spacer DPI (turbuhaler)

Membuka tutup inhaler Membuka tutup inhaler Putar dan buka tutupnya

Memegang inhaler tegak

lurus Memegang inhaler tegak lurus Posisi inhaler tegak lurus sambil

dan mengocok tabung

inhaler dan mengocok tabung inhaler memutar pegangan dan putar

kembali sampai terdengar klik

Bernapas dengan pelan Memasang inhaler tegak Bernapas dengan pelan

lurus dengan spacer

Meletakkan mouthpiece

diantara gigi tanpa

Meletakkan mouthpiece

diantara

Meletakkan mouthpiece

diantara

menutupnya tanpa menutup gigi tanpa menutupnya tanpa gigi tanpa menutupnya tanpa

bibir hingga mouthpiece

menutup bibir hingga

mouthpiece

menutup bibir hingga

mouthpiece

tertutup rapat tertutup rapat tertutup rapat

Mulai inhalasi pelan Pertahankan posisi inhaler -

melalui mulut dan dan tekan canister

tekan canister

Melanjutkan inhalasi Melakukan inhalasi dan Inhalasi dengan kuat dan dalam

dan menahan napas ekshalasi secara normal

sampai 10 detik untuk 4 kali napas

Ketika sedang menahan

Mengeluarkan inhaler dari

mulut

Mengeluarkan inhaler dari

mulut

napas, keluarkan inhaler

dari mulut

Ekshalasi dengan pelan dari

Mulut

Ekshalasi dengan pelan dari

mulut

Ekshalasi dengan pelan dari

mulut

Page 13: konseling inhaler

Menutup kembali inhaler Menutup kembali inhaler Menutup kembali inhaler

Berkumur –kumur setelah Berkumur –kumur setelah Berkumur –kumur setelah

menggunakan inhaler menggunakan inhaler menggunakan inhaler

(NACA, 2008)

Cara penggunaan alat terapi inhalasi yang tepat tergantung pada tipe alat terapi

yang digunakan oleh pasien, maka pasien harus mengetahui dan memahami langkah-

langkah yang tepat dalam menggunakan alat terapi inhalasi yang mereka gunakan.

Tahapan cara penggunaan inhaler memiliki langkah-langkah penting untuk menilai

tepat/tidak tepat penggunaan inhaler pada pasien tersebut. Menurut,

Machira et al (2011) berikut langkah-langkah penting penggunaan MDI dengan

perangkat spacer :

1. Mengocok inhaler dan kemudian membuka tutup tabung inhaler

2. Tahan MDI pada posisi tegak dan hubungkan dengan perangkat spacer

3. Letakkan mouthpiece antara gigi dan bibir kemudian dirapatkan

4. Setelah aktuasi, bernapas dengan dalam selama 7-10 detik

Sedangkan langkah-langkah penting cara penggunaan MDI untuk menilai tepat/tidak

tepat cara penggunaan pasien ialah sebagai berikut :

1. Kocok dan buka tutup inhaler

2. Inhalasi dengan perlahan

3. Mouthpiece diletakkan diantara gigi dan bibir kemudian dirapatkan

4. Memulai menghirup napas pelan melalui mulut, dan sekaligus menekan kanister agar

obat keluar

5. Tahan napas selama 10 detik

2.2 Terapi dengan Inhalasi

a. Definisi

Page 14: konseling inhaler

Terapi inhalasi adalah terapi dengan pemberian obat secara inhalasi (hirupan)

langsung masuk ke dalam saluran pernapasan. Terapi pemberian secara inhalasi pada

saat ini makin berkembang luas dan banyak di gunakan pada pengobatan penyakit-

penyakit saluran pernapasan. Berbagai jenis obat seperti antibiotic, mukotik, anti

inflamasi dan bronkodilator sering digunakan pada terapi inhalasi. Obat asma inhalasi

yang memungkinkan penghantar obat langsung ke paru-paru, dimana saja dan kapan saja

akan memudahkan pasien mengatasi keluhan sesak napas penderita (Rahajoe,2008).

b. Prinsip dasar terapi Inhalasi

prinsip farmakologis terapi inhalasi yang tepat untuk penyakit sistem

respirator adalah obat dapat mencapai organ target dengan menghasilkan partikel aerosol

berukuran optimal agar terdeposisi di paru-paru dengan kerja yang cepat, dosis kecil,

efek samping yang minimal karena konsentrasi obat di dalam darah sedikit atau rendah,

mudah digunakan, dan efek terapeutik segera tercap;ai yang ditunjukkan dengan adanya

perbaikan klinis (Rahajoe,2008). Agar mendapatkan manfaat obat yang optimal, obat

yang diberikan secara inhalasi harus dapat mencapai tempat kerja di dalam saluran

napas. Oabat inhalasi di berikan dalam bentuk aerosol, yakni suspense dalam bentuk gas

(Yunus, 1995).

Menurut Suwondo (1991), keuntunngan yang lebih nyata dari terapi inhalasi

adalah efek topikalnya yakni konsentrasi yang tinggi di paru-paru, dengan dosis obat

yang kecil 10% dari dosis oral dan efek sistemik yang minimal. Terapi inhalasi

dibandingkan terapi oral mempunyai dua kelemahan, yaitu:

1) Jumlah obat yang memncapai paru-paru sulit di pastikan

2) Inhalasi obat ke dalam saluran napas dapat menjadi masalah koordinasi

efektifitas terapi inhalasi tergantung pada jumlah obat yang mencapai paru-

paru.

Untuk mencapai hasil yang optimal pasien harus dilatih untuk:

1) Ekshalasi sehabis-habisnya

2) Bibir menutup/mrlingkari mouthpiece, tidak perlu terlalu reapat.

3) Semprotkan aerosol kurang lebih pada pertengahan inspirasi.

4) Teruskan inhalasi lambat-lambat dan sedalam mungkin

Page 15: konseling inhaler

5) Tahan napas dalan inspirasi penuh selama beberapa detik (bila mungkin 10

detik)

2.3 Kelebihan dan kekurangan alat terapi inhalasi

Cara penggunaan alat terapi inhalasi yang tepat tergantung pada tipe alat terapi yang

digunakan oleh pasien, pasien harus memahami tahap-tahap yang tepat dalam menggunakan

alat terapi inhalasi yang mereka gunakan (NACA, 2008). Berbagai jenis alat terapi inhalasi

yang umumnya digunakan seperti inhaler MDI (Metered Dose Inhaler),MDI (Metered Dose

Inhaler) dengan spacer,DPI (Dry Powder Inhaler),

Page 16: konseling inhaler

BAB III

Kesimpulan

Konseling obat adalah suatu proses yang memberikan kesempatan kepada pasien untuk

mengeksplorasikan diri yang dapat mengarah pada peningkatan pengetahuan, pemahaman

dan kesadaran tentang penggunaan obat yang benar.

Inhaler adalah sebuah alat yang digunakan untuk memberikan obat ke dalam tubuh

melalui paru-paru. Sistem penghantaran obat juga berpengaruh terhadap banyaknya obat

yang dapat terdeposisi pada teknik terapi inhalasi. Ada 3 tipe penghantaran obat yang ada

hingga saat ini, yakni : Metered Dose Inhaler

(MDI), Metered Dose Inhaler (MDI) dengan Spacer, dan Dry Powder Inhaler

(DPI).

Inhaler dosis terukur (MDI) merupakan cara inhalasi yang memerlukan teknik

inhalasi tertentu agar sejumlah dosis obat mencapai saluran respiratori.

Inhaler DPI (Dry Powder Inhaler) mengandung propelan, sehingga mempunyai

kelebihan dibandingkan dengan MDI. Menurut NACA (2008), inhaler tipe ini berisi serbuk

kering. Pasien cukup melakukan hirupan yang cepat dan dalam untuk menarik obat dari

dalam alat ini. Zat aktifnya dalam bentuk serbuk kering yang akan tertarik masuk ke paru-

paru saat menarik napas (inspirasi).