konjungtivitis herpes

9
TINJAUAN PUSTAKA Radang Konjungtiva Penderita dengan radang konjungtiva akan datang dengan keadaan mata merah. Perlu diidentifikasi apakah merahnya disebabkan: perdarahan subkonjungtiva atau pelebaran pembuluh darah . Perdarahan subkonjungtiva dapat disebabkan antara lain oleh: 1. Trauma 2. Radang akut konjungtiva 3. Kelainan pembuluh darah Pelebaran pembuluh darah merupakan ; 1. Injeksi konjungtiva 2. Injeksi siliar pelebaran pembuluh darah episklera Konjungtivitis Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan bakteri seperti konjungtivitis gonokok, virus, klamidia, alergi, toksik dan molluscum contangiosum. Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi ( injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata pada pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak mata membengkak, kemosis, hipertropi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi,

Upload: andi-wulandari-djoyosoemarto

Post on 09-Aug-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konjungtivitis Herpes

TINJAUAN PUSTAKA

Radang Konjungtiva

Penderita dengan radang konjungtiva akan datang dengan keadaan mata merah. Perlu

diidentifikasi apakah merahnya disebabkan: perdarahan subkonjungtiva atau pelebaran

pembuluh darah . Perdarahan subkonjungtiva dapat disebabkan antara lain oleh:

1. Trauma

2. Radang akut konjungtiva

3. Kelainan pembuluh darah

Pelebaran pembuluh darah merupakan ;

1. Injeksi konjungtiva

2. Injeksi siliar pelebaran pembuluh darah episklera

Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang

menutupi belakang kelopak mata dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan

kronis. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan

bakteri seperti konjungtivitis gonokok, virus, klamidia, alergi, toksik dan molluscum

contangiosum.

Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva

bulbi ( injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata pada pagi

hari, pseudoptosis akibat kelopak mata membengkak, kemosis, hipertropi papil, folikel,

membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing dan

adenopati preaurikular.

Biasanya sebagai reaksi konjungtivitis akibat virus berupa terbentuknya folikel di

konjungtiva. Bilik mata dan pupil dalam keadaan normal.

DIAGNOSIS BANDING KONJUNGTIVITIS

Page 2: Konjungtivitis Herpes

GEJALA VIRUS BAKTERI FUNGUS&

PARASIT

ALERGI

Purulen Nonpurulen

Kotoran Sedikit Mengucur Sedikit Sedikit Sedikit

Air mata Mengucur Sedang Sedang Sedikit Sedang

Gatal Sedikit Sedikit - - Mencolok

Injeksi Umum Umum Lokal Lokal Umum

Nodul

preaurikular

Lazim Jarang Lazim Lazim -

Pewarnaan Monosit Bakteri Bakteri Biasanya Eosinofil

Usapan Limfosit PMN PMN Negatif

Sakit

tenggorokan

dan panas yang

menyertai

Sewaktu2 Jarang - - -

Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus mempunyai gejala-gejala yang cukup ringan

dibandingkan dengan konjungtivitis yang disebabkan bakteri. Konjungtivitis virus salah satu

penyebabnya adalah virus varisela zoster. Pembahasan mengenai varisela zoster akan

dibahas secara lanjut.

Varisela zoster.

Varisela zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varisela-Zoster

yang menyerang kuli t dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi

setelah penderita mendapat varisela. Kadang varisela berlangsung subklinis, ada pendapat

mengatakan transmisi virus secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela.atau

herpes zoster.

Patogenesis

Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Kelainan

kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan persarafan ganglion tersebut.

Kadang virus ini juga menyerang gangglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga

memberikan gejala gangguan motorik.

Page 3: Konjungtivitis Herpes

Gejala Klinis

Daerah tersering terkene adalah daerah thorakal.

Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai umur

dewasa. Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala prodromal baik sistemik (demam,

pusing,malese) maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot tulang, gatal, pegal, dsb), setelah

itu timbul eritema dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit

yang eritematosa dan edema.

Vesikel ini berisi cairan yang jernih, lalu jadi keruh (abu-abu), dapat menjadi pustul

dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah, disebut herpes zoster hemoragik.

Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan

berupa sikatriks.

Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi baru yang tetap timbul

berlangsung kira-kira seminggu, masa resolusinya sekitar 1-2 minggu. Dapat juga dijumpai

pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokasinya unilateral, bersifat dermatomal sesuai

dengan tempat persarafan. Hipertensi pada daerah yang terkena memberi gejala khas,

kelainan pada muka sering disebabkan karena gangguan N.V (dengan ganglion gaseri), atau

N.VII dan otikus(dari ganglion genikulatum).

Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus,

sehingga menimbulkan kelainan pada mata.

Cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya.

Sindroma Ramsay Hunt diakibatkan oleh gangguan N.VII dan otikus sehingga

memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell).

Herpes zoster abortif artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu singkatdan kelainan

kulit hanya berupa vesikel dan eritem.

Herpes zoster generalisata kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel

yang solitar dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang

yang fisiknya sangat lemah.

Neuralgia Pascaherpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan

lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh.

Nyeri dapat berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun dengan gradasi nyeri yang

bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.

Page 4: Konjungtivitis Herpes

Komplikasi

Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi. Vesikel

sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik. Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi

beberapa komplikasi, antara lain ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis dan

neuritik optik. Paralisis motorik akibat penjalaran virus secara perkontinuitatum dari ganglion

sensorik ke sistem saraf yang berdekatan. Paralisis biasanya timbul dalam 2 minggu sejak

awitan munculnya lesi.paralisis dapat terjadi di muka, di diagfragma, batang tubuh,

ekstremitas, vesika urinaria dan anus.

Infeksi juga dapat menjalar ke alat

HERPES ZOSTER OFTALMIK

Herpes zoster oftalmik adalah penyakit infeksi virus herpes zoster yang mengenai

bagian ganglion Gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang oftalmik saraf trigeminus.

Terlibatnya bola mata pada herpes zoster oftalmik ditemukan pada 50% kasus.

Mengenai orang tua umur diatas 50 tahun dan kadang-kadangdapat pula mengenai orang

muda. Kelompok kelainan yang terjadi pada herpes zoster oftalmik bersifat unilateral dibatasi

dengan tegas oleh garis tengah. Cabang maksilaris dan mandibularis saraf trigeminus jarang

terkena. Apabila terdapat kelainan pada puncak hidung ini menunjukkan sudah terkenanya

cabang nasosiliar saraf oftalmik (Hutchinson sign). Hal ini merupakan petunjuk bahwa

penyulit intra okuler akan segera timbul.

GAMBARAN KLINIK

Gejala subjektif:

Permukaan infeksi diawali dengan rasa nyeri dikulit, lesu, gejala-gejala influenza

pada umumnya walaupun gejala pada kulit belum timbul. Gejala prodromal tersebut 1-3 hari

sebelum kelainan kulit timbul.

Gejala objektif:

Kelainan yang tampak berupa kelompok vesikel pada kulit yang dipersarafi oleh saraf

oftalmik. Vesikel menjadi pustul kemudian terjadi jaringan parut dengan derajat yang

berbeda-beda. Hal ini dapat ditemukan di kelopak mata.

Kelainan pada mata dapat berupa :

Page 5: Konjungtivitis Herpes

Vesikel di kulit dan pustulasi yang kemudian menjadi ulkus dan menyembuh dengan

menimbulkan keropeng dan parut.

Edema palpebra

Konjungtivitis hiperemis kornea keruh akibat infiltrat yang terletak subepitelial atau

stromal. Infiltrat dapat berbentuk dendrit.

Pengobatan :

1. Kompres dingin

2. Anti viral saat ini biasanya diberikan asiklovir 400mg.

3. Pengobatan simtomatik, menghiangkan rasa nyeri serta mencegah terjadinya infeksi

sekunder.

4. Pemberian steroid lokal dapat menolong.

5. Steroid sistemik pad aorang dengan keadaan umum yang baik dapat mengurangi

neuralgi tetapi pada orang tua yang keadaan umumnya buruk dapat berbahaya

6. Globulin imun dapat diberikan pada anak-anak dan penderita dengan infeksi luas.

Penyulit :

Dapat terjadi uveitis yang diikuti glaukoma sekunder

Pada keadaan berat dapat terjadi:

o Perforasi kornea dan ftisis bulbi

o Ptosis

o Oftalmoplegia serta neuritis

KONJUNTIVITIS HERPETIK

Konjungtivitis herpetik merupakan manifestasi primer herpetik dan terdapat pada

anak-anak yang mendapat infeksi dari pembawa virus. Pada konjungtivitis herpetik ini akan

terdapat limfadenopati preaurikuler dan vesikel pada kornea yang dapat meluas membentuk

gambaran dendrit.

Perjalanan penyakit biasanya akut dengan folikel yang besar disertai terbentuknya jaringan

parut besar pada kornea.

a. Konjuntivitis herpes simpleks

Konjungtivitis herpes simpleks merupakan infeksi berulang pda mata. Sering disertai

infeksi herpes pada kulit dengan pembesaran kelenjar preaurikuler. Pengobatan

dengan anti virus.

Page 6: Konjungtivitis Herpes

b. Konjungtivitis varisela zoster.

Herpes zoster disebut juga shingle, zona atau posterior ganglionitis akut. Virus herpes

zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf Trigeminus. Bila yang

terkena ganglion cabang oftalmika maka akan terlihat gejala-gejala herpes pada mata.

Herpes zoster dapat mengenai semua umur dan umumnya pada usia lebih dari 50

tahun.

Kelainan yang dapat terjadi akibat herpes zoster tidak akan melampaui garis median

kepala. Serpes zoster dan varisela memberikan gambaran yang sama pada

konjungtivitis seperti mata hiperemia, vesikel, dan pseudomembran pada konjungtiva,

papil, dengan pembesaran kelenjar preaurikuler. Diagnosis biasanya ditegakkan

dengan ditemukannya sel raksasa pada pewarnaan Giemsa, kultur virus dan sel inklusi

intra nuklear.

Pengobatan dengan kompres dingin. Pada saat ini asiklovir 400mg/hari selama 5 hari

merupakan pengobatan umum. Walaupun diduga steroid mengurangkan penyulit akan

tetapi dapat mengakibatkan penyebaran sistemik. Pada 2 minggu pertama dapat

diberikan analgetik.

Pada kelainan permukaan diberika salep tetrasiklin. Steroid tetes deksametason 0,1%

diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis dna iritis. Glaukoma yang terjadi akibat

iritis diberi preparat steroid dan antiglaukoma.

Penyulit yang dapat terjadi berupa parut pada kelopak, neuralgia, katarak, glaukoma,

kelumpuhan N III, N IV, N IV, atropi saraf optik dna kebutaan.