konjungtivitis flikten

7
KONJUNGTIVITIS FLIKTEN Definisi Konjungtivitis yang merupakan infeksi pada konjungtiva mata, terdiri dari: 1. Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivits atopik, simple alergik konjungtivitis, konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary conjunctivitis) 2. Konjungtivitis bakterial (hiperakut, akut, kronik) 3. Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetik) 4. Konjungtivitis klamidia 5. Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma, toksik, neonatal, Parinaud’s okuloglandular syndrome, phlyctenular, sekunder). Konjungtivitis flikten adalah suatu peradangan pada konjungtiva dengan pembentukan satu atau lebih tonjolan kecil (flikten) yang diakibatkan oleh reaksi alergi (hipersensitivitas tipe IV). Tonjolan sebesar jarum pentul yang terutama terletak di daerah limbus, berwarna kemerah- merahan disebut flikten. Flikten konjungtiva mulai berupa lesi kecil, umumnya diameter 1-3 mm, keras, merah, menonjol dan dikelilingi zona hyperemia. Di limbus sering berbentuk segitiga dengan apeks mengarah ke kornea. Disini terbentuk pusat putih kelabu yang segera menjadi ulkus dan mereda dalam 10-12 hari. Flikten umumnya terjadi di limbus namun ada juga

Upload: respati-riggantari-anggamaya

Post on 04-Jul-2015

1.900 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Definisi

Konjungtivitis yang merupakan infeksi pada konjungtiva mata, terdiri dari:

1. Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivits atopik, simple alergik konjungtivitis,

konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary conjunctivitis)

2. Konjungtivitis bakterial (hiperakut, akut, kronik)

3. Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetik)

4. Konjungtivitis klamidia

5. Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma, toksik, neonatal,

Parinaud’s okuloglandular syndrome, phlyctenular, sekunder).

Konjungtivitis flikten adalah suatu peradangan pada konjungtiva dengan

pembentukan satu atau lebih tonjolan kecil (flikten) yang diakibatkan oleh reaksi alergi

(hipersensitivitas tipe IV). Tonjolan sebesar jarum pentul yang terutama terletak di daerah

limbus, berwarna kemerah-merahan disebut flikten. Flikten konjungtiva mulai berupa lesi

kecil, umumnya diameter 1-3 mm, keras, merah, menonjol dan dikelilingi zona hyperemia.

Di limbus sering berbentuk segitiga dengan apeks mengarah ke kornea. Disini terbentuk

pusat putih kelabu yang segera menjadi ulkus dan mereda dalam 10-12 hari. Flikten

umumnya terjadi di limbus namun ada juga yang terjadi di kornea, bulbus dan tarsus. Secara

histologis, flikten adalah kumpulan sel leukosit neutrofil dikelilingi sel limfosit, makrofag

dan kadang-kadang sel datia berinti banyak.

Konjungtivitis flikten biasanya terdapat pada anak-anak dan kadang-kadang pada

orang dewasa. Penyakit ini merupakan manifestasi alergi endogen, tidak hanya disebabkan

protein bakteri tuberkulosis tetapi juga oleh antigen bakteri lain seperti stafilokokus. Dapat

juga ditemukan pada kandidiasis, askariasis, helmintiasis. Pada binatang percobaan ternyata

flikten juga dapat ditemukan dengan penetesan tuberkuloprotein, bahan-bahan yang berasal

dari stafilokokus, serum kuda dan bahan kimia pada sakus konjungtiva. Penderita biasanya

mempunyai gizi yang buruk.

Page 2: KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan dalam

dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari bola mata,

kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi banyak pembuluh

darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi.

Konjungtiva terdiri dari tiga bagian:

1. Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra)

2. Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata)

3. Forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra dan

bola mata).

Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar sangat tipis. Konjungtiva bulbar

juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan. Pembuluh darah

dengan mudah dapat dilihat di bawahnya. Di dalam konjungtiva bulbar terdapat sel goblet

yang mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata pre-kornea yang

memproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea.

Epidemiologi

Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling sering dihubungkan

dengan penyakit tuberkulosis paru. Penderita lebih banyak pada anak-anak dengan gizi

kurang atau sering mendapat radang saluran napas, serta dengan kondisi lingkungan yang

tidak higiene. Pada orang dewasa juga dapat dijumpai tetapi lebih jarang.

Meskipun sering dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru, tapi tidak jarang penyakit

paru tersebut tidak dijumpai pada penderita dengan konjungtivitis flikten. Penyakit lain yang

dihubungkan dengan konjungtivitis flikten adalah helmintiasis. Di Indonesia umumnya,

terutama anak-anak menderita helmintiasis, sehingga hubungannya dengan konjungtivitis

flikten menjadi tidak jelas.

Etiopatogenesis

Mekanisme pasti atau mekanisme bagaimana terbentuknya flikten masih belum jelas.

Secara histologis fliktenulosa mengandung limfosit, histiosit, dan sel plasma. Leukosit PMN

Page 3: KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

ditemukan pada lesi nekrotik.. Bentuk tersebut kelihatannya adalah hasil dari reaksi

hipersensitivitas tipe lambat terhadap protein tuberkulin, Staphylococcuc aureus,

Coccidioides immitis, Chlamydia, acne rosacea, beberapa jenis parasit interstisial dan fungus

Candida albicans. Jarang kasusnya idiopatik.

Keratitis flikten dapat berkembang secara primer dari kornea meskipun seringkali

biasanya menyebar ke kornea dari konjungtiva. Epitel yang ditempati oleh flikten rusak,

membentuk ulkus dangkal yang mungkin hilang tanpa pembentukan jaringan parut.

Flikten khas biasanya unilateral pada atau di dekat limbus, pada konjungtiva bulbar atau

kornea, dapat satu atau lebih, bulat, meninggi, abu-abu atau kuning, hiperemis, terdapat nodul

inflamasi dengan dikelilingi zona hiperemik pembuluh darah. Flikten konjungtiva tidak

menimbulkan jaringan parut. Jaringan parut fibrovaskuler kornea bilateral limbus cenderung

membesar ke bawah daripada ke atas mungkin mengindikasikan flikten sebelumnya. Flikten

yang melibatkan kornea sering rekuren, dan migrasi sentripetal lesi inflamasi mungkin

berkembang. Kadangkala, beberapa inflamasi menimbulkan penipisan kornea dan jarang

menimbulkan perforasi.

Diagnosis

Gambaran Klinik:

Gejala Subyektif:

Konjungtivitis flikten biasanya hanya menyebabkan iritasi dengan rasa sakit dengan

mata merah dan lakrimasi. Khasnya pada konjungtivitis flikten apabila kornea ikut terlibat

akan terdapat fotofobia dan gangguan penglihatan. Keluhan lain dapat berupa rasa berpasir.

Konjungtivitis flikten biasanya dicetuskan oleh blefaritis akut dan konjungtivitis bakterial

akut.

Gejala Obyektif:

Dengan Slit Lamp tampak sebagai tonjolan bulat ukuran 1-3 mm, berwarna kuning atau

kelabu, jumlahnya satu atau lebih yang di sekelilingnya terdapat pelebaran pembuluh darah

konjungtiva (hiperemia). Bisa unilateral atau mengenai kedua mata.

Page 4: KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Histopatologi:

Flikten terlihat sebagai kumpulan sel leukosit netrofil yang dikelilingi oleh sel

limfosit, sel makrofag dan kadang-kadang sel datia berinti banyak. Pembuluh darah yang

memperdarahi flikten mengalami proliferasi endotel dan sel epitel di atasnya mengalami

degenerasi.

Laboratorium:

Dapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan kuman dan adanya tuberkulosa paru

dan pemeriksaan kultur konjungtiva. Pemeriksaan dengan pewarnaan gram pada sekret untuk

mengidentifikasi organisme penyebab maupun adanya infeksi sekunder.

Diagnosis Banding

Konjungtivitis fliktenularis harus dibedakan dengan kondisi serupa yang superficial seperti

pinguecula inflamasi, ulkus marginal dan kunjungtivitis vernalis.

Penatalaksanaan

Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene kelopak

mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan salep dapat

menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan. Pada kasus yang lebih berat

dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan

apabila dicurigai adanya iritis. Pada banyak kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes,

QID cukup efektif, tanpa adanya kontraindikasi.

Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea, diberikan

Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan pemberian

salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin sebelum tidur. Metronidazole

topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak

gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini,

diganti dengan doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi

dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk

menyingkirkan tuberkulosis.

Page 5: KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Prognosis

Dapat sembuh sendiri dalam 2 minggu, dengan kemungkinan terjadi kekambuhan.

Keadaan akan lebih berat apabila kornea ikut terkena.

Sumber:

http://www.alhamsyah.com/blog/artikel/konjungtivitis-flikten.html

http://sanirachman.blogspot.com/2010/09/konjungtivitis-flikten.html