konjungtivitis

10
1 Catatan ii 09-135 FKUA Konjungtivitis - IV Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva Epidemiologi Paling sering ditemui. Klasifikasi 1. Konjungtivitis hiperakut => hitungan jam - hari Contoh : o Konjungtivitis Neonatorum Neonatorum Konjungtivitis Gonorhoe Chemical Konjungtivitis Neonatorum o Konjungtivitis Gonorhoe dewasa

Upload: ican-doit

Post on 25-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

  • 1 Catatan ii 09-135 FKUA

    Konjungtivitis - IV

    Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva

    Epidemiologi

    Paling sering ditemui.

    Klasifikasi

    1. Konjungtivitis hiperakut => hitungan jam - hari

    Contoh :

    o Konjungtivitis Neonatorum Neonatorum Konjungtivitis Gonorhoe

    Chemical Konjungtivitis Neonatorum

    o Konjungtivitis Gonorhoe dewasa

  • 2 Catatan ii 09-135 FKUA

    2. Konjungtivitis akut

    Contoh :

    o Konjungtivitis Kataralis Acute/ Bakteri o Konjungtivitis Inklusi pada Neonatus o Konjungtivitis Inklusi pada Dewasa o Konjungtivitis Folikular Akut

    Pharyngo Conjungtivitis Fever (PCF)

    Epidemic Kerato Conjungtivitis (EKC)

    Herpes Simplex Kerato Conjungtivitis

    Newcastle Conjungtivitis

    Inclusion Conjungtivitis

    Other Clamydia Infection (zoonoses)

    Acute Hemorrhagic Conjungtivitis (ACH)

    3. Konjungtivitis kronis

    Contoh :

    o Konjungtivitis folokularis kronik Trachoma

    Non Trachoma

    Konjungtivitis inklusi kronik

    Konjungtivitis folikular toxic

    Konjungtivitis virus lain

  • 3 Catatan ii 09-135 FKUA

    o Konjungtivitis bakteri kronik S. Aureus

    Syphilis

    TB

    Etiologi

    1. Agen infeksi : virus, bakteri, jamur

    2. Imunologi (alergik)

    3. Autoimun

    4. Iritatif : zat kimia

    5. Berhubungan dengan penyakit sistemik

    6. Idiopatik

    Patofisiologi

    Bila konjungtiva terpapar agen infeksi => melakukan

    perlawanan dengan:

    Film air mata => unsur berairnya mengencerkan materi

    infeksi

    Air mata => mengandung substansi antimikroba,

    termasuk lisozim dan antibodi (IgG dan IgA).

    Mukus => menangkap debris

    Pompa palpebra => hanyutkan air mata ke duktus air

    mata.

  • 4 Catatan ii 09-135 FKUA

    Agen perusak => akibatkan kerusakan epitel konjungtiva,

    serta dapat pula membuat edema epitel, kematian sel dan

    eksfoliasi, hipertropi epitel, atau granuloma. Selain itu,

    edema dapat juga terjadi pada stroma konjungtiva (kemosis

    = edema konjungtiva) dan hipertropi lapis limfoid stroma

    (pembentukan folikel).

    Sel radang (neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel

    plasma) bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel

    permukaan. Selanjutnya, sel-sel tersebut bergabung dengan

    fibrin dan mukus sel goblet membentuk eksudat konjungtiva

    yang mengakibatkan perlengketan tepian palpebra (terutama

    pagi hari).

    Pada konjungtivitis alergik, eosinofil dan basofil sering

    ditemukan dalam biopsi konjungtiva

    Gejala Klinis

    Sensasi benda asing : sensasi tergores, panas, penuh di

    sekitar mata, gatal, mata berair.

    Hiperemia => tanda paling mencolok pada

    konjungtivitis akut. Kemerahan akan tampak nyata pada

    forniks dan mengurang ke arah limbus (akibat dilatasi

    pembuluh ponjungtiva posterior = injeksi konjungtiva).

  • 5 Catatan ii 09-135 FKUA

    Bila dilatasi perilimbus atau injeksi siliaris =>

    menandakan radang kornea atau struktur yang lebih

    dalam).

    o Merah terang => indikasikan konjungtivitis bakterial.

    o Bila keputihan mirip susu mengindikasikan konjungtivitis alergika.

    o Hiperemia tanpa infiltrasi sel mengindikasikan iritasi oleh penyebab fisik seperti angin, matahari,

    asap, dll.

    Fotofobia

    Jika ada sakit, pertanda kornea terkena. Sakit pada

    corpus siliaris dan iris mengesankan terkenanya kornea.

    Eksudasi => ciri semua konjungtiva akut.

    o Pada konjungtivitis bakterial => eksudatnya berlapis-lapis dan amorf (tidak berbentuk).

    o Pada konjungtivitis alergika => eksudatnya berserabut

    Bila eksudat mengakibatkan palpebra saling melengket

    (terutama setelah bangun tidur), kemungkinan

    disebabkan oleh bakteri atau klamidia.

  • 6 Catatan ii 09-135 FKUA

    Secret pada mata :

    o Serosa => akibat virus o Mukosa dan purulent => akibat bakteri

    Pseudoptosis => turunnya palpebra superior karena

    inflitrasi ke muskulus Muller. Dijumpai pada

    konjungtivitis berat seperti trachoma dan

    keratokonjungtivitis epidemika.

    Hipertropi papila => reaksi konjungtiva non-spesifik

    yang terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsus atau

    limbus di bawahnya oleh serabut halus. Pada penyakit

    yang mengalami nekrosis (seperti trachoma), eksudat

    dapat digantikan oleh jaringan granulasi atau jaringan

    ikat.

    o Konjungtiva papiler merah => mengesankan penyakit bakteri atau clamidia

    o Papil besar poligonal dapa konjungtiva tarsus superior mengindikasikan keratokonjungtivitis

    vernal.

    o Papil pada inferior indikasikan keratokonjungtivitis atopik

  • 7 Catatan ii 09-135 FKUA

    Kemosis => indikasikan konjungtivitis alergika. Namun

    dapat juga pada konjungtivitis gonokok atau

    meningokok akut dan terutama pada konjungtivitis

    adenovirus. Kemosis konjungtiva bulbi terlihat pada

    pasien trikinosis. Kadang kemosis muncul sebelum ada

    infiltrat atau eksudat.

    Folikel (hiperplasia limfoid lokal berupa struktur kelabu

    atau putih yang avaskuler dan bulat) => kebanyakan

    pada konjungtivitis karena virus.

    (Hanya viral dan laergi yang punya. Kecuali GO)

    Pseudomembran dan membran =. hasil proses eksudatif

    berupa pengentalan (koagulum) di atas permukaan

    epitel. Bila diangkat, epitel akan tetap utuh (mudah

    diangkat).

    Granuloma (adalah lesi makrofag epithelioid berupa

    nodul kecil yang merupakan reaksi peradangan lokal

    dari suatu jaringan tubuh = jaringan granulasi

    menyerupai tumor jinak). Selalu mengenai stroma dan

    paling sering berupa kalazion.

  • 8 Catatan ii 09-135 FKUA

    Phlyctenula (plikten) => reaksi hipersensitif terhadap

    mikroba (misal : staphylococcus). Awalnya terdiri dari

    perivaskulitis dengan bungkusan limfositik pada

    pembuluh darah. Bila keadaan ini sampai

    mengakibatkan ulkus pada konjungtiva, dasar ulkus

    dipenuhi leukosit polimorfonuklear.

    Adenopati pre-aurikuler => adalah tanda penting

    konjungtivitis. Sebuah nodus preaurikuler jelas tampak

    pada sidrom okulogular Parinaud dan jarang pada

    keratokonjungtivitis epidemika.

    Kelenjar limfe pre-aurikuler => nyeri tekan.

    Simblefaron (adhesi konjungtiva palpebra dan

    konjungtiva bulbi) dan ankiloblefaron (fusi antara satu

    palpebra dengan palpebra lain).

    Diagnosis

    Anamnesis dan lakukan pemeriksaan fisik untuk

    identifikasi gejala klinis dari konjungtivitis.

    Pemeriksaan Lab :

    o Pulasan: gram, giemsa, KOH o Kultur, dan sensitivitas test.

  • 9 Catatan ii 09-135 FKUA

    Tatalaksana

    Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi tergantung

    pada penyebabnya, terapi dapat meliputi antibiotika

    sistemik atau topical, bahan anti inflamasi, irigasi mata,

    pembersihan kelopak mata atau kompres hangat.

    Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme,

    pasien harus diajari bagaimana cara menghindari

    kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain.

    Instruksikan kepada pasien untuk tidak menggosok mata

    yang sakit kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk

    mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata

    yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk dan sapu

    tangan baru yang terpisah.

    Komplikasi

    Jaringan parut pada konjungtiva

    Kerusakan dukstus kelenjar lakrimal

    Parut dapat juga mengubah bentuk palpebra superior

    dengan membalik bulu mata ke dalam sehingga

    menggesek kornea => komplikasi lanjut => ulkus.

  • 10 Catatan ii 09-135 FKUA

    Prognosis

    Bila ditangani dengan cepat dan dapat menghindarkan

    komplikasi serta penularan terutama pada infeksi

    mikroorganisme, maka prognosisnya akan baik.

    Pola pikir

    Bila ada pasien mengeluh mata perih, berair, merah,

    terdapat sekret => periksa dan pastikan apakah tanda-

    tanda di atas terdapat pada pasien. Bila yakin

    konjungtiva meradang, pastikan penyebabnya apa (agen

    infeksi, alergi, autoimun, dll) => tatalaksana sesuai

    etiologi.

    Sumber

    Gambar (c) google

    Kuliah Pengantar Blok 3.6 FKUA

    Vaughan, Daniel G dkk. 1996. Oftalmologi Umum. Jakarta :

    Penerbit Widya Medika.