komunitas testimoni indonesian chiptunes mahasiswa … filejawab dan berbagi ilmu dilakukan di...

1
Pop Komunitas | 15 JUMAT, 3 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Christine Franciska Gameboy yang populer di pertengahan tahun 90-an disulap jadi alat musik. Jadilah musik chiptune, bernostalgia sekaligus berinovasi mencipta suara baru. TESTIMONI KOMUNITAS INDONESIAN CHIPTUNES Inovasi Apik Musik 8 Bit MI/M IRFAN MEMBUAT LAGU: Anggota komunitas Indonesian Chiptunes membuat lagu dari Gameboy yang sudah tidak terpakai, di Ancol, beberapa waktu lalu. T IDAK ada gitar, keyboard, atau pun drum yang khas menjajah panggung musik Ibu Kota. Di sebuah stan kecil itu, para musisi sibuk berkutat dengan laptop. Anehnya, ada juga yang sibuk menekan tombol-tombol Gameboy, permainan konsol video 8 bit yang populer di tahun 90-an. Suasana seperti itulah yang kiranya akan Anda temui di panggung musik chiptune. Paduan laptop dan Gameboy menghasilkan musik yang unik. Kalau mendengarkan sambil lalu, musiknya akan terdengar kasar dan menciut- ciut. Namun, jika diperhatikan, nada-nada yang dihasilkan akan mengingatkan Anda pada musik video game piksel ma- cam Zelda atau Super Mario Brothers. Chiptune merupakan musik dengan nada 8 bit yang dihasilkan dari peranti lunak komputer atau video game sound chip. Nada-nada tersebut kemudian diolah kembali oleh chiptuner, sebutan untuk musisi chiptune, menjadi sebuah musik menarik. Tak jarang, musik chiptune diko- laborasikan dengan gitar dan ditambah vokal seperti group band pada umumnya. Layaknya instrumen musik, chiptune pun diolah dengan banyak genre. Ada yang membuat lagu dengan karakter musik jazz, hip hop, pop, hingga metal. Chiptune dikenal juga dengan nama chip music atau musik mikro. Secara global, tren ini dimulai pada 1998, ketika seorang mahasiswa seni Jerman, Oliver Wittchow, merilis nanoloop, sebuah kaset game untuk Gameboy yang digunakan khusus sebagai pembuat musik. Dua tahun berselang, Johan Kotlinski dari Swedia merilis kaset sejenis bernama littlesounddj atau LSDJ. Dari Gameboy biasa, chiptuner lalu menambahkan kaset nanoloop atau LSDJ sehingga Gameboy berubah fungsi menjadi alat musik dengan nada tertentu. Untuk tampil di pertunjukan musik, Gameboy ini sering disam- bungkan ke mixer untuk menciptakan efek-efek suara yang lebih beragam. Komunitas chiptune merupakan komu- nitas underground yang terbatas. Walau begitu, penggemarnya tersebar di ba- nyak belahan dunia. Termasuk Syafwin Ramadhan Bajumi yang mengenal musik ini pada 2005 lewat internet. Saat itu, dia memang gemar bereksplorasi dengan suara- suara baru. “Pas denger musik chiptune, nada-nadanya nyangkut di otak karena dulu sering main Gameboy waktu SD,” ujarnya. Dari situ Abim, panggilan akrab Syafwin, mulai belajar bermain musik chiptune dan menggarap proyek ber- nama Curah Melodia Mandiri. Setahun berselang, ia nekat mengadakan Pesta Mikro: Road Block bersama teman ka- ribnya, JW86. Duo chiptuner ini memainkan musik di jalanan dengan menenteng sebuah speaker besar yang digunakan untuk upacara bendera di sekolah. Ketika chiptune mulai banyak dikenal orang, Abim menginisiasi Pesta Mikro, sebuah acara musik chiptune tahunan yang sampai kini masih dilaksanakan. Lewat ajang itu pula, tercetuslah ko- munitas Indonesian Chiptunes pada 2007. Menjaring lewat forum Tidak jauh beda dengan Abim, Fajar Sidik juga menemukan chiptune di internet. “Awalnya saya cari-cari lagu Jepang. Terus ketemu dengan YMCK, band musik chiptune. Pertama dengerin, lagunya asyik banget kayak theme song video game,” kata Fajar yang akrab di- panggil Cipet. Waktu itu, di Indonesia belum ba- nyak yang mengenal musik ini. Tanya jawab dan berbagi ilmu dilakukan di sebuah forum internet. Ternyata forum daring itu menjadi media yang berhasil mempertemukan penggemar chiptune di seluruh Indonesia. Cipet mengenal banyak musisi chip- tune lain lewat forum ini, termasuk mempertemukannya dengan Abim dan JW86, dua chiptuner yang disebut- sebut sebagai pionir musik chiptune di Indonesia. “Ternyata penggemar chiptune itu banyak. Sekarang musisinya terse- bar tak hanya di Jakarta, tapi di Bali, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Balikpapan,” ujar Cipet. Setelah Indonesian Chiptunes berdi- ri, mereka kerap mengadakan banyak kegiatan. Mulai dari gigs, tampil di festival komunitas, hingga menyeleng- garakan Pesta Mikro tahun lalu. Komu- nitas ini merupakan basis chiptune yang terbesar jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Namun tak seperti komunitas lain, Indonesian Chiptunes tak punya keanggotaan yang resmi. Tiap chiptuner di Indonesia sudah dianggap bagian dari komunitas ini. “Buat saya komu- nitas ini sangat bebas. Enggak ada pen- diri atau ketua yang resmi. Yang jelas kita menjaga konsistensi karya dan terus memperkenalkan musik chiptune ini,” ujar Abim. Seiring dengan kebutuhan Gameboy untuk bermain musik, banyak chiptuner yang kemudian berburu Gameboy di pasar loak. Harga Gameboy bekas pun jadi naik dari Rp50 ribu menjadi Rp300 ribu. Kalau tak mau susah-susah men- cari, kini sudah tersedia pembelian di forum daring. Tentu harga bisa lebih mahal, bahkan ada yang mencapai Rp500 ribu. Selain menggunakan Gameboy, chip- tuner juga bisa menggunakan komputer atau laptop. Dengan peranti lunak se- perti Fruity Loops, Fami Tracker, Milky Tracker, atau Mario Paint Composer, chiptuner bisa menghasilkan musik 8 bit. “Kalau saya lebih pilih pakai komputer. Karena prinsip bermusik chiptune adalah bagaimana memaksi- malkan yang minimal. Jadi gunakan apa yang ada untuk membuat musik yang menarik,” ujar Cipet.(M-4) [email protected] Saya kenal musik chip- tune dari internet. Waktu SMA kelas dua, saya cari informasinya di internet dan coba bikin sendiri. Saya bikin project, bernama Remedmatika. Inspirasinya dari ulangan matema- tika. Chiptune jadi pelampiasan rasa kesal saya karena di seko- lah ada ulangan terus. Ngumpul sama komunitas ini awalnya juga dari forum di internet. Karena di Bekasi enggak ada komunitas serupa, saya suka gabung sama chip- tuner dari Jakarta Timur.” Jarang banget perempuan bisa main chiptune. Biasanya walaupun ada, kebanyakan mere- ka jadi vokalis. Tapi, saya beda. Untuk Toys of Vega, saya jadi chiptuner. Awalnya memang terasa aneh karena kebanyakan laki-laki. Tapi karena musiknya unik, saya suka-suka aja bikinnya. Masalahnya enggak banyak perempuan yang tahu musik chiptune. Kalau mereka tahu, pasti banyak yang tertarik. Beberapa teman saya yang baru tahu tentang chiptune malah jadi penasaran dan ingin belajar.” Saya tahu komunitas ini dari acara Pesta Mikro 2007. Dari dulu memang suka main game, jadi eng- gak asing mendengar nada chiptune. Karena tahu chiptune bisa dibikin lagu, langsung deh ngum- pulin Game Boy. Nyari ke pasar loak di Senen, Jatinegara, dan Kebayoran Lama. Sekarang saya sudah punya 15 Game Boy untuk main chip- tune dan project yang saya beri nama The Listrix. The Listrix enggak cuma mainin musik chiptune, tapi digabung juga de- ngan instrumen gitar dan vokal. Dengan variasi itu, ternyata ba- nyak juga yang suka. Ranindra MK Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Gunadharma Rezki Mahasiswa D-3 Akuntansi Institut Pertanian Bogor Natasha Claudia Davega Mahasiswa Interstudi Jakarta FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI U S QUALITY MANAGEMENT 043-A ISO 9001 : 2000 R E G IS T E R E DTOISO 9001: 2000 N o . 1 0 7 4 1 PT.GALATAMA

Upload: doannguyet

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNITAS TESTIMONI INDONESIAN CHIPTUNES Mahasiswa … filejawab dan berbagi ilmu dilakukan di sebuah forum internet. Ternyata forum daring itu menjadi media yang berhasil mempertemukan

Pop Komunitas | 15JUMAT, 3 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Christine Franciska

Gameboy yang populer di pertengahan tahun 90-an disulap jadi alat musik.

Jadilah musik chiptune, bernostalgia sekaligus berinovasi mencipta suara baru.

TESTIMONIKOMUNITAS INDONESIAN CHIPTUNES

Inovasi Apik

Musik 8 Bit

MI/M IRFAN

MEMBUAT LAGU: Anggota komunitas Indonesian Chiptunes membuat lagu dari Gameboy yang sudah tidak terpakai, di Ancol, beberapa waktu lalu.

TIDAK ada gitar, keyboard, atau pun drum yang khas menjajah panggung musik Ibu Kota. Di sebuah stan kecil itu, para

musisi sibuk berkutat dengan laptop. Anehnya, ada juga yang sibuk menekan tombol-tombol Gameboy, permainan konsol video 8 bit yang populer di tahun 90-an.

Suasana seperti itulah yang kiranya akan Anda temui di panggung musik chiptune. Paduan laptop dan Gameboy menghasilkan musik yang unik. Kalau mendengarkan sambil lalu, musiknya akan terdengar kasar dan menciut-ciut.

Namun, jika diperhatikan, nada-nada yang dihasilkan akan mengingatkan Anda pada musik video game piksel ma-cam Zelda atau Super Mario Brothers.

Chiptune merupakan musik dengan nada 8 bit yang dihasilkan dari peranti lunak komputer atau video game sound chip. Nada-nada tersebut kemudian diolah kembali oleh chiptuner, sebutan untuk musisi chiptune, menjadi sebuah musik menarik.

Tak jarang, musik chiptune diko-laborasikan dengan gitar dan ditambah vokal seperti group band pada umumnya. Layaknya instrumen musik, chiptune pun diolah dengan banyak genre. Ada yang membuat lagu dengan karakter musik jazz, hip hop, pop, hingga metal.

Chiptune dikenal juga dengan nama chip music atau musik mikro. Secara global, tren ini dimulai pada 1998, ketika seorang mahasiswa seni Jerman, Oliver Wittchow, merilis nanoloop, sebuah kaset game untuk Gameboy yang digunakan khusus sebagai pembuat musik. Dua tahun berselang, Johan Kotlinski dari Swedia merilis kaset sejenis bernama littlesounddj atau LSDJ.

Dari Gameboy biasa, chiptuner lalu menambahkan kaset nanoloop atau LSDJ sehingga Gameboy berubah fungsi menjadi alat musik dengan nada tertentu. Untuk tampil di pertunjukan musik, Gameboy ini sering disam-bungkan ke mixer untuk menciptakan efek-efek suara yang lebih beragam. Komunitas chiptune merupakan komu-nitas underground yang terbatas. Walau begitu, penggemarnya tersebar di ba-nyak belahan dunia.

Termasuk Syafwin Ramadhan Bajumi yang mengenal musik ini pada 2005 lewat internet. Saat itu, dia memang gemar bereksplorasi dengan suara-suara baru. “Pas denger musik chiptune, nada-nadanya nyangkut di otak karena dulu sering main Gameboy waktu SD,” ujarnya.

Dari situ Abim, panggilan akrab Syafwin, mulai belajar bermain musik chiptune dan menggarap proyek ber-nama Curah Melodia Mandiri. Setahun

berselang, ia nekat mengadakan Pesta Mikro: Road Block bersama teman ka-ribnya, JW86.

Duo chiptuner ini memainkan musik di jalanan dengan menenteng sebuah speaker besar yang digunakan untuk

upacara bendera di sekolah.Ketika chiptune mulai banyak dikenal

orang, Abim menginisiasi Pesta Mikro, sebuah acara musik chiptune tahunan yang sampai kini masih dilaksanakan. Lewat ajang itu pula, tercetuslah ko-

munitas Indonesian Chiptunes pada 2007.

Menjaring lewat forumTidak jauh beda dengan Abim, Fajar

Sidik juga menemukan chiptune di internet. “Awalnya saya cari-cari lagu Jepang. Terus ketemu dengan YMCK, band musik chiptune. Pertama dengerin, lagunya asyik banget kayak theme song video game,” kata Fajar yang akrab di-panggil Cipet.

Waktu itu, di Indonesia belum ba-nyak yang mengenal musik ini. Tanya jawab dan berbagi ilmu dilakukan di sebuah forum internet. Ternyata forum daring itu menjadi media yang berhasil mempertemukan penggemar chiptune di seluruh Indonesia.

Cipet mengenal banyak musisi chip-tune lain lewat forum ini, termasuk mempertemukannya dengan Abim dan JW86, dua chiptuner yang disebut-sebut sebagai pionir musik chiptune di Indonesia.

“Ternyata penggemar chiptune itu banyak. Sekarang musisinya terse-bar tak hanya di Jakarta, tapi di Bali, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Balikpapan,” ujar Cipet.

Setelah Indonesian Chiptunes berdi-ri, mereka kerap mengadakan banyak kegiatan. Mulai dari gigs, tampil di festival komunitas, hingga menyeleng-garakan Pesta Mikro tahun lalu. Komu-nitas ini merupakan basis chiptune yang terbesar jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Namun tak seperti komunitas lain, Indonesian Chiptunes tak punya keanggotaan yang resmi. Tiap chiptuner di Indonesia sudah dianggap bagian dari komunitas ini. “Buat saya komu-nitas ini sangat bebas. Enggak ada pen-diri atau ketua yang resmi. Yang jelas ki ta menjaga konsistensi karya dan te rus memperkenalkan musik chiptune ini,” ujar Abim.

Seiring dengan kebutuhan Gameboy untuk bermain musik, banyak chiptuner yang kemudian berburu Gameboy di pasar loak. Harga Gameboy bekas pun jadi naik dari Rp50 ribu menjadi Rp300 ribu. Kalau tak mau susah-susah men-cari, kini sudah tersedia pembelian di forum daring. Tentu harga bisa lebih mahal, bahkan ada yang mencapai Rp500 ribu.

Selain menggunakan Gameboy, chip-tuner juga bisa menggunakan komputer atau laptop. Dengan peranti lunak se-perti Fruity Loops, Fami Tracker, Milky Tracker, atau Mario Paint Composer, chiptuner bisa menghasilkan musik 8 bit. “Kalau saya lebih pilih pakai komputer. Karena prinsip bermusik chiptune adalah bagaimana memaksi-malkan yang minimal. Jadi gunakan apa yang ada untuk membuat musik yang menarik,” ujar Cipet.(M-4)

[email protected]

Saya kenal musik chip-tune dari internet. Waktu SMA kelas dua, saya cari informasinya di internet

dan coba bikin sendiri. Saya bikin project, bernama Remedmatika. Inspirasinya dari ulangan matema-

tika. Chiptune jadi pelampiasan rasa kesal saya karena di seko-lah ada ulangan terus. Ngumpul sama komunitas ini awalnya juga dari forum di internet. Karena di Bekasi enggak ada komunitas serupa, saya suka gabung sama chip-tuner dari Jakarta Timur.”

Jarang banget perempuan bisa main chiptune. Biasanya walaupun

ada, kebanyakan mere-ka jadi vokalis. Tapi, saya beda. Untuk Toys of Vega, saya jadi chiptuner. Awalnya memang terasa aneh karena kebanyakan laki-laki. Tapi karena musiknya unik, saya suka-suka aja bikinnya.

Masalahnya enggak banyak perempuan yang tahu musik

chiptune. Kalau mereka tahu, pasti banyak yang tertarik. Beberapa teman saya yang baru tahu tentang chiptune malah jadi penasaran dan ingin belajar.”

Saya tahu komunitas ini dari acara Pesta Mikro 2007. Dari dulu memang suka main game, jadi eng-

gak asing mendengar nada chiptune. Karena tahu chiptune bisa dibikin lagu, langsung deh ngum-pulin Game Boy. Nyari ke pasar loak di Senen, Jatinegara, dan Kebayoran Lama. Sekarang saya sudah punya

15 Game Boy untuk main chip-tune dan project yang saya

beri nama The Listrix. The Listrix enggak cuma

mainin musik chiptune, tapi digabung juga de-ngan instrumen gitar dan vokal. Dengan variasi itu, ternyata ba-

nyak juga yang suka.

Ranindra MK

Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Gunadharma

Rezki Mahasiswa D-3 Akuntansi Institut Pertanian Bogor

Natasha Claudia Davega

Mahasiswa Interstudi Jakarta

FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI

U SQUALITY

MANAGEMENT

043-A

ISO 9001 : 2000

REGISTE

RED T

O ISO 9001 : 2000 No . 10741

PT.GALA TAMA