business forum 5

19
Business Forum 5 Pengurangan Subsidi BBM dan Alokasi untuk Investasi Infrastruktur Energi Kamis, 27 Juni 2013 Jakarta “Dinner Talk” Energy Nusantara Diskusi Publik

Upload: tyra

Post on 10-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Business Forum 5. “ Dinner Talk” Energy Nusantara Diskusi Publik. Pengurangan Subsidi BBM dan Alokasi untuk Investasi Infrastruktur Energi. Kamis, 27 Juni 2013 Jakarta. . . Source : Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ). . Source : - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Business Forum 5

Business Forum 5

Pengurangan Subsidi BBM dan Alokasi untuk Investasi

Infrastruktur Energi

Kamis, 27 Juni 2013Jakarta

“Dinner Talk”Energy Nusantara

Diskusi Publik

Page 2: Business Forum 5
Page 3: Business Forum 5
Page 4: Business Forum 5

4

Page 5: Business Forum 5

5

Source :Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ)

Page 6: Business Forum 5

6

Source :Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ)

Page 7: Business Forum 5

7

• Subsidi BBM memang umum dilakukan oleh negara lain. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA) Tahun 2012, besaran subsidi yang diberikan di Indonesia secara persentase terhadap GDP dan perkapita secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lainnya.

• Berdasarkan studi Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) untuk International Fuel Prices 2010 / 2011 Edisi 7, untuk Indonesia harga Premium dan Diesel masih masuk dalam Kategori 1 akhir yaitu harga BBM dengan subsidi yang sangat tinggi.

• Dengan demikian langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia, pada dasarnya sudah identik dengan yang dilakukan negara lain dengan memberikan subsidi pada BBM.

• Namun demikian sebagai perbandingan data IEA 2012, secara nilai jumlah subsidi di Indonesia sudah mendekati dengan China dengan GDP yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Disamping itu subsidi di Indonesia baru dilakukan untuk BBMd dan listrik, belum untuk sumber energi lainnya yaitu gas dan batu bara sebagaimana dilakukan di beberapa negara lainnya (contoh terdekat Negara Thailand).

Premise I : Subsidi BBM harus dikurangi, dan alokasinya digunakan untuk infrastruktur energi

Page 8: Business Forum 5

8

• Pengurangan Subsidi BBM yang saat ini dilakukan lebih kepada penyelamatan APBN dan nilai tukar rupiah akibat import BBM yang terlalu besar dan banyaknya hutang luar nergi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat sehingga membahayakan stabilitas ekonomi nasional.

• Pengurangan subsidi BBM sejatinya sudah pernah dilakukan, namun kemudian kembali diberikan dalam bentuk penurunan harga BBM, sehingga tindakan pemerintah sekarang menaikkan kembali harga BBM lebih merupakan reaksi, bukan didasari oleh rencana jangka panjang yang matang.

• Solusi menciptakan infrastruktur transportasi publik tidak akan bisa membendung pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor ; Solusi menciptakan infrastruktur gas untuk kendaraan bermotor ; menciptakan BBM murah ; dan mencari energy alternatif yang kompetitif untuk BBM adalah pilihan yang lebih masuk akal dan harus menjadi prioritas utama.

Premise I : Subsidi BBM harus dikurangi, dan alokasinya digunakan untuk infrastruktur energi

Page 9: Business Forum 5

9

• Program Energi Mix dalam roadmap energi Indonesia khususnya terkait Biodiesel dan Biopremium belum tercapai dikarenakan tidak adanya keberpihakan kepada sektor industri ini sehingga secara komersial proyek Biodiesel dan Biopremium menjadi kurang menarik.

• Pemilihan bahan baku untuk menggunakan Biofuel tidak berdasarkan availability feedstock yang memadai terkait dengan jumlah kebutuhan feedstock yang sangat besar.

Premise I : Subsidi BBM harus dikurangi, dan alokasinya digunakan untuk infrastruktur energi

Page 10: Business Forum 5

• Pemerintah tetap harus menyediakan BBM murah untuk rakyat dengan resources yang ada saat ini. Sepeda Motor diupayakan untuk menggunakan BBM beroktan number rendah (> 80 s/d< 88) untuk tetap mendapatkan harga jual semurah mungkin. Konsep ini sebenarnya pernah ditempuh oleh Pertamina dengan memproduksi bensin khusus dua tak dengan ON 80 Konsep ini identik dengan program konversi MITAN dengan menggunakan LPG.

• PERTAMINA sebaiknya memproduksi BBM beroktan lebih rendah dari BBM Premium untuk sepeda motor. Dengan memproduksi BBM beroktan rendah, harga jual bensin tersebut kemungkinan akan lebih rendah IDR 300 – 400 / Liter, sehingga dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat atau beban subsidi (tinggal mana yang dipilih).

• Sebagai informasi , di SPBU PERTAMINA saat ini sudah biasa dilakukan pemisahan dispenser Premium antara sepeda motor dengan mobil.

Premise II : Pemerintah wajib menyediakan BBM murah untuk rakyat

Page 11: Business Forum 5

• Besar kemungkinan Hampir tidak terdapat perbedaan yang significant antara bensin beroktan tinggi dengan beroktan lebih rendah pada sepeda motor. Hal ini berdasarkan fakta mobil terbaru masih dapat menggunakan bensin ON 88 (namun hal ini perlu penelitian lebih lanjut). Sebagai catatan konsumsi BBM untuk sepeda motor pada 2014 diperkirakan mencapai 15.75 juta kL. Jika 80 % sepeda motor menggunakan BBM khusus motor, maka akan didapat penghematan 5.5 Trilyun.

• Jika diperlukan Pemerintah membuat regulasi agar produsen Otomotif (Sepeda motor khususnya) harus berupaya menyesuaikan desain mesinnya untuk dapat mengkonsumsi BBM yang lebih murah tersebut.

• Jika hal ini layak diterapkan, perlu dilihat kesiapan fasilitas Pertamina secara keseluruhan baik di Kilang maupun pada jaringan distribusinya dan kemungkinan biaya investasi yang diperlukan.

Premise II : Pemerintah wajib menyediakan BBM murah untuk rakyat

Page 12: Business Forum 5

• Untuk mobil, PERTAMINA sebisa mungkin memproduksi BBM beroktan 88 untuk meminimalkan biaya produksi dengan ON yang lebih tinggi (Pertamax dan Pertamax Plus). Dengan demikian masyarakat tetap memiliki pilihan untuk menggunakan BBM untuk mobil dengan angka oktan yang bervariasi sesuai kebutuhan. Sebagai komparasi di negara lain, angka ON untuk BBM mobil jenis rata-rata di atas 92.

• Di Rusia juga menggunakan ON 80 disamping ON yang lebih tinggi , di Mexico juga menggunakan ON 87, Kolombia menggunakan ON 81 dan On 87, Mesir ON < 90 (tidak disebutkan angka pastinya).

• ON terendah 90 pada Negara Mesir, Jamaika, Jordan, Qatar, Sri Lanka.• ON terendah 91 pada Negara Bahrain, Kuwait, Selandia Baru, Saudi Arabia,

Thailand, Venezuela. (Note : Sumber Wikipedia)

Dengan demikian kebijakan Indonesia dengan ON 88 sebenarnya sudah tepat karena ada beberapa negara yang juga menggunakan ON di bawah 90.

Premise II : Pemerintah wajib menyediakan BBM murah untuk rakyat

Page 13: Business Forum 5

•Perlu penguatan pengawasan distribusi BBM untuk mencegah penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi.

Premise III : Perbaikan Infrastruktur distribusi BBM

Page 14: Business Forum 5

• Produsen Otomotif harus dilibatkan membantu pemerintah dalam program converter kit NGV.

• Perlu ada pola insentif bagi produsen otomotif yang menyediakan teknologi hybrid maupun NGV.

• PGN dan PERTAMINA perlu dilibatkan secara end to end, termasuk dalam hal infrastruktur distribusi NGV.

• Perlu ada alokasi khusus dana subsidi untuk mencipatakn insentif bagi pengguna NGV.

• Peningkatan alokasi gas untuk keperluan dalam negeri dan NGV khususnya.

Premise III : Penguatan Infrastruktur kendaraan berbahan bakar Natural Gas

Page 15: Business Forum 5

Premise IV: Program Konversi Batubara ke BBM

15

• Produksi nasional Batu bara mencapai 400 juta ton, dan hanya 80 juta ton yang dikonsumsi di dalam negeri (Kompas 18 Juni 2013) .

• Cadangan Batubara Indonesia reserved mencapai 21.2 Billion ton, dan resource 105.8 Billion ton.

• Teknologi gasifikasi batu bara menjadi ethanol ataupun batubara menjadi bahan bakar synthetic telah teruji dan menjadi ekonomis seiring dengan meningkatnya harga BBM.

• PT PERTAMINA sudah menginisiasi program coal to BBM untuk dapat berproduksi di tahun 2017.

• Kebijakan pengetatan import dari China dan sejumlah regulasi pemerintah menjadi momentum bagi utilisasi batubara menjadi BBM.

• Minat investor yang tinggi dalam bisnis terkait konversi coal menjadi BBM .• Perlu adanya insetif bagi industri baru di bidang coal to BBM.

Page 16: Business Forum 5

16

Premise V : Dukungan terhadap program BBN

•Penyesuaian ketersediaan supply pada kondisi daerah tertentu.

•Subsidi khusus dan insentive untuk pengembangan Bahan bakar nabati.

Page 17: Business Forum 5

•PERTAMINA perlu diberikan dukungan penuh secara finansial oleh pemerintah.

•Di seluruh negara dunia , BUMN didukung penuh pemerintah dalam mencapai target energy surveilencenya.

•PGN dan PTBA perlu juga dilibatkan dalam program konversi Gas ke BBM dan batubara ke BBM.

•Perlu pewacanaan holding BUMN di bidang energi.

Premise VI : Penguatan BUMN dalam pengamanan supply BBM

Page 18: Business Forum 5

18

Premise VII : Program Penghematan Energi

•Dukungan dan insentif bagi institusi yang berminat mengikuti program penghematan energi.

•Regulasi yang mendukung upaya penghematan energi.

•Dukungan Lembaga Keuangan nasional maupun perbankan terhadap kontraktor yang bergerak di bidang ESCO.

Page 19: Business Forum 5

19

Kesimpulan

•Energy Nusantara tetap mendukung program pengurangan subsidi BBM serta BBM yang tepat dan murah bagi rakyat.

•Energy Nusantara mendukung program konversi bahan bakar fosil natural gas, batu bara, dan biofuel menjadi BBM.

•Energy Nusantara mendukung pemanfaatan secara maksimal seluruh resources yang ada di dalam negeri dalam mewujudkan kemandirian energi di Indonesia.