komunitas iii stratifikasi

62
Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014 KEPERAWATAN KOMUNITAS III LAPORAN PRAKTIKUM POSYANDU TUGAS PRAKTIKUM diajukan guna memenuhi tugas praktikum matakuliah Komunitas III Dosen Tutor: Ns. Tantut Susanto, M.Kep. Sp.Kep.Kom oleh: Kelompok 2 Endah Novianti NIM 112310101002 Dahlia Kurniawati U. NIM 112310101005 Siti Muawanah NIM 112310101008 Rizqi Fauziyah Rofif NIM 112310101009 Haidar Dwi Pratiwi NIM 112310101012 Dhara Ayu NIM 112310101013 Frandita Eldiansyah NIM 112310101014 Ria Rohmawati NIM 112310101015 Melinda Puspitasari NIM 112310101025 Dicky Andriansyah NIM 112310101027 Ratna Lauranita NIM 112310101029 Bima Satria NIM 112310101030 Tediy Junianto NIM 112310101033 Muhammad Rifqi W. NIM 112310101040 Chrisnina NIM 112310101041 Nofita Nurhidayanti NIM 112310101044 Dewa Ayu Dwi C. NIM 112310101046 i

Upload: jamie-soto

Post on 25-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

rdfyh

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK Universitas Jember2014

KEPERAWATAN KOMUNITAS IIILAPORAN PRAKTIKUM POSYANDUTUGAS PRAKTIKUMdiajukan guna memenuhi tugas praktikum matakuliah Komunitas III

Dosen Tutor: Ns. Tantut Susanto, M.Kep. Sp.Kep.Kom

oleh:Kelompok 2Endah NoviantiNIM 112310101002

Dahlia Kurniawati U.NIM 112310101005

Siti MuawanahNIM 112310101008

Rizqi Fauziyah RofifNIM 112310101009

Haidar Dwi PratiwiNIM 112310101012

Dhara AyuNIM 112310101013

Frandita EldiansyahNIM 112310101014

Ria RohmawatiNIM 112310101015

Melinda PuspitasariNIM 112310101025

Dicky AndriansyahNIM 112310101027

Ratna LauranitaNIM 112310101029

Bima SatriaNIM 112310101030

Tediy JuniantoNIM 112310101033

Muhammad Rifqi W.NIM 112310101040

ChrisninaNIM 112310101041

Nofita NurhidayantiNIM 112310101044

Dewa Ayu Dwi C.NIM 112310101046

Dewa Ayu Eka C.NIM 112310101047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

DAFTAR ISI

HalamanCoveriDaftar Isi1BAB 1. Pendahuluan21.1 Latar Belakang21.2 Tujuan3BAB 2. Ruang Lingkup Stratifikasi Puskesmas42.1 Kegiatan Puskesmas4A. Upaya Kesehatan Wajib4B. Upaya Kesehatan Pengembangan52.2 Mutu Pelayanan Puskesmas82.3 Manajemen Puskesmas12BAB 3. Hasil Stratifikasi Puskesmas23BAB 4. Pembahasan27BAB 5. Penutup355.1 Kesimpulan355.2 Saran35Daftar Pustaka36

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional. Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan terakhir.Tujuan didirikannya Posyandu adalah dalam upanya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya.Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan terpilih yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Kader-kader ini diperoleh dari wilayah sendiri yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader Posyandu.1.2 Tujuan

1.2.1Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran tentang tingkat perkembangan posyandu secara berkala dalam rangka pembinaan dan pengembangannya.1.2.2Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam pembuatan tugas ini adalah:

a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam rangka mawas diri;b. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas di masa yang akan datang;c. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut.BAB 2. RUANG LINGKUP STRATIFIKASI PUSKESMAS

2.1 Kegiatan PuskesmasTrihono (2005) menjelaskan bahwa untuk mencapai sebuah visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.A.Upaya Kesehatan Wajib

Menurut keputusan MENKES RI pada tahun 2004 menyebutkan bahwa upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

1. Upaya Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

2. Upaya Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.

4. Upaya Perbaikan Gizi yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (Misalnya TB, DBD, Kusta, dll).

6. Upaya Pengobatan yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.B.Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

1. Upaya Kesehatan Sekolah adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah kerja Puskesmas.

2. Upaya Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, naik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia.

4. Upaya Kesehatan Kerja adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujuhkan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas.

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit rongga mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas.

6. Upaya Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.

7. Upaya Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti: Diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakniupaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik dan memiliki tenaga medis spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (MENKES RI, 2004).

2.2 Mutu Pelayanan Puskesmas

Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi. Menurut Azrul, Azwar, 1996, mutu atau kualitas layanan kesehatan bersifat multi dimensi, yaitu mutu menurut jasa pelayanan kesehatan (pasien dan keluarganya), menurut penyelenggara pelayanan kesehatan (pihak insititusi dan petugas pemberi layanan kesehatan) serta menurut penyandang dana penyelenggara layanan kesehatan tersebut. Robert dan Prevost, mutu pelayanan kesehatan dibedakan menjadi beberapa dimensi yaitu:

1. Bagi pengguna yaitu kepuasan pelanggan;

2. Bagi penyelenggara yaitu kesesuaian ilmu, teknologi, otonomi profesi, dan kebutuhan pengguna jasa;

3. Bagi penyandang dana yaitu efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Mutu dalam proses pelayanan kesehatan diukur dengan kriteria kinerja organisasi dan kinerja petugas kesehatan. Mutu dalam pelayanan kesehatan tidak hanya dilihat dari aspek teknis medis saja, tetapi secara keseluruhan dari system pelayanan kesehatan itu sendiri, meliputi mutu dalam masukan (input), proses (proces) dan keluaran (output). Menurut Tjahyono Koentjoro (2004) dalam Rizanda, Machmud, 2008, untuk melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan tingkat perubahan, yaitu :

1. Pengalaman pasien dan masyarakat

2. Sistem mikro pelayanan

3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan

4. Lingkungan pelayanan kesehatan

5. Harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif

6. Pelayanan kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan

7. Mekanisme untuk mengenal adanya perubahan kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam pengelolaan organisasi pelayanan kesehatan, demikian juga mekanisme untuk mengelola pengalaman pelanggan.

Menurut Wijono, 1999, mutu pelayanan kesehatan dalam sistem manajemen dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:

Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, ada 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu:

1. Input (masukan)

Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari manajemen termasuk komitmen, dan stakeholder, prosedur, kebijakan, sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan. Input terdiri atas 3 macam, yaitu:

a. Sumber (resources)

Segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa.

Sumber (resources) dibagi 3 macam yaitu

1) Sumber tenaga (labour resources)

a) Tenaga ahli (skilled) seperti dokter, bidan, perawat

b) Tenaga tidak ahli (unskilled) seperti pesuruh, penjaga.

2) Sumber modal (capital resources)

a) Modal bergerak (working capital) seperti uang, giro

b) Modal tidak bergerak (fixed capital) seperti bangunan, tanah, sarana kesehatan.

3) Sumber alamiah (natural resources)

Segala sesuatu yang terdapat di alam dan tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

b. Tatacara (prosedures)

Berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.

c. Kesanggupan (capacity)

Keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

2. Proses (process)

Langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses atau fungsi manajemen umumnya merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana pelayanan kesehatan akan dilakukan.

3. Keluaran (Output)

Hasil dari suatu pekerjaan manajemen, dimana untuk manajemen kesehatan, output dikenal dengan pelayanan kesehatan (health services), yang menjadi hasil atau output merupakan hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai dalam jangka pendek. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

4. Sasaran (target group)

Kepada siapa output yang dihasilkan yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan yaitu UKP untuk perseorangan dan UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok).

5. Dampak (Impact)

Akibat yang ditimbulkan oleh output, dimana dalam manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/ masyarakat dapat dipenuhi.Kebutuhan Kesehatan (health needs) memiliki sifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat. Tuntutan Kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya, dan lain-lain).

2.3Manajemen Puskesmas

Menurut Depkes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan yang berfungsi sebagi pusat pengembangan kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dalam suatu wilayah kerja kepada semua penduduk tanpa membeda-bedakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat.

Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas, diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang bersangkutan. Beberapa model manajemen telah diperkenalkan pada Puskesmas, yaitu model manajemen P1-P2-P3, dimana manajemen Puskesmas terdiri dari P1 (perencanaan), P2 (Penggerakkan Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian).2.3.1 P1 (Perencanaan)

Dalam perencanaan Puskesmas, terdapat yang namanya Microplanning Puskesmas. Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Keluarga Berencana (KB) kesehatan di wilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1989).

Tujuan umum microplanning adalah meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita dan fertilitas dalam wilayah kerjanya yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

1. Mengembangkan dan membina pos-pos pelayanan terpadu KB-Kesehatan di desa-desa wilayah kerja Puskesmas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan masalah yang dihadapi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

3. Meningkatkan kemampuan staf Puskesmas dalam berfikir secara analitik dan mendorong untuk berinisiatif, kreatif dan inovatif.

Dimana ruang lingkup dari adanya microplanning ini yaitu:1. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas

2. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan prioritas, kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II.

Dalam perencanaan atau P1 ini, terdapat beberapa rancanagan atau rencana kegiatan yang harus dilakukan. Rencana tersebut antara lain:

1. Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K)

RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru.

2. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

RKA merupakan pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu.

4. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan.

Selain penyusunan microplanning, perencanaan juga dibuat berdasarkan prioritas masalah yang disusun secara sistematis dengan urutan sebagai berikut :

1. Perumusan tujuan dan sasaran.

2. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah.

3. Perumusan kegiatan.

4. Perumusan sumber daya.

2.3.2 P2 (Penggerakkan dan Pelaksanaan) Puskesmas

Tujuan P2 ini adalah meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga Puskesmas untuk bekerja sama dalam tim dan membina kerja sama lintas program dan lintas sektoral. Komponen Penggerakkan Pelaksanaan (P2) Puskesmas dilakukan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari 4 komponen meliputi :

1. Penggalangan kerjasama tim yaitu lokakarya yang dilaksanakan setahun sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas, melalui suatu proses dinamika kelompok yang diikuti dengan analisis beban kerja masing-masing tenaga yang dikaitkan dengan berbagai kelemahan penampilan kerja Puskesmas menurut hasil stratifikasi Puskesmas.

2. Penggalangan kerjasama lintas sektoral yaitu dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor terkait melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan termasuk keterpaduan KB-kesehatan.

3. Rapat kerja tribulanan lintas sektoral, sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral. Dilakukan pertemuan lintas sektoral setiap 3 bualn sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian disusun rencana kerja sama lintas sektoral bulan selanjutnya.

4. Lokakarya bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan datang. Adapun tujuan Lokakarya Bulanan Puskesmas adalah :

a. Disampaikan hasil rapat dari tingkat kabupaten, kecamatan dsb.

b. Diketahuinya hasil dan evaluasi kegiatan Puskesmas bulan lalu.

c. Diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu.

d. Dirumuskannya cara pemecahan masalah.

e. Disusunnya rencana kerja harianpetugas selama satu bulan yang akan datang.

f. Diberikannya tambahan pengetahuan baru.

g. Disusunnya POA Puskesmas, baik POA tahunan maupun bulanan.

h. Diketahuinya masalah di Puskesmas berdasarkan hasil Stratifikasi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1988).

Dalam mini lokakarya ini juga nantinya akan dibahas terkait program pokok yang ada, evaluasi dari kegiatan atau program yang sudah berjalan selama beberapa bulan sebelumnya dan nantinya ditentukan juga mana program yang akan dijadikan unggulan atau didahulukan sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas tersebut. Program pokok itu meliputi:

1. Upaya kesehatan ibu dan anak

Pemantauan terhadap kesehatan ibu dan anak sangatlah diperlukan dalam memberikan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang biasanya meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita.

2. Upaya keluarga berencana

Keluarga berencana merupakan salah satu program untuk mengendalikan ledakan penduduk yang tak terkendali. Keluarga berencana merupakan salah satu program yang difokuskan pada jumlah anak yang dimiliki oleh setiap keluarga dan pasangan usia subur. 3. Upaya perbaikan gizi

Program perbaikan gizi merupakan salah satu kegiatan pokok yang meliputi pengenalan penderita-penderita kekurangan gizi dan pengobatan, pembelajaran terhadap keadaan gizi dan program perbaikan gizi, pemberian pendidikan gizi, dan program-program perbaikan gizi.4. Upaya kesehatan lingkungan

Segala upaya yang dilakukan bertujuan untuk merubah, menanggulangi, menghilangkan fator-faktor lingkunag yang dapat mempengaruhi kesehatan penduduk.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Kesehatan masyarakat dapat dinilai dari seberapa banyak dan besar penyakit menular yang terdapat pada suatu lingkungan. Pelayanan kesehatan sangatlah penting dalam penanganan penyakit menular dimasyarakat.

6. Upaya pengobatan

Untuk menjalankan salah satu fungsi puskesmas yaitu kuratif. 7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat

Penyuluhan sangatlah berguna dalam peningkatan kesadaran masyarakat guna melakukan perncegahan dan upaya pemberdayaan masyarakat dalam perubahan perilaku yang berdampak terhadap kualitas kesehtan asyarakat itu sendiri.

8. Upaya kesehatan sekolah

Kesehatan suatu masyarakat tidak hanya berfokus pada masyarakat umum, namun juga berfokus pada fasilitas umum seperti sekolah. Kesehatan sekolah juga patut menjadi perhatian petugas kesehatan. Karena kesehatn sekolah sangatlah rentan terhadap timbulnya berbagai macam penyakit. Dimana para anak-anak yang sering berbelanja makanan tanpa memandang kebersihan yang nantinya membawa penyakit ke rumah mereka masing-masing.

9. Upaya kesehatan olah raga

Bentuk nyata kegiatan ini dapat diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, antara lain:

a. Pemeriksaan kesehatan berkala;

b. Penentuan takaran latihan;

c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi;

d. Pengobatan akibat cedera latihan;

e. Pengawasan selama pemusatan latihan (Effendy, 1998).

10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Tujuan dari upaya ini yaitu melaksanakan pembinaan keluarga dan kelompok-kelompok khusus serta memberikan pelayanan perawatan paripurna.

11. Upaya peningkatan kesehata kerja

Bentuk kegiatan nyata yang ada pada upaya ini antara lain:

a. Identifikasi masalah, meliputi:

1) pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja;

2) pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke Puskesmas; dan

3) peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.

b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.

c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:

1) Penyuluhan kesehatan;

2) Kegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stress fisik terhadap pekerja;

3) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja;

4) Pemakaian alat pelindung;

d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja.

e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit.

f. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit (Effendy, 1998).

12. Upaya kesehatan gigi dan mulut

Tujuan dari kegiatan pokok ini yaitu mencapai tingkat kesehatan gigi masyarakat setinggi-tingginya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Bentuk kegiatan ini difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program kesehatan gigi serta pemberian perawatan gigi secara teratur.

13. Upaya kesehatan jiwa

Kegiatan pokok ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi-tingginya dalam masyarakat. Bentuk nyata kegiatan pokok Puskesmas ini dapat dijabarkan yaitu mengenali penderita yang memerlukan bantuan psiatrik, memberikan pertolongan pertama yang bersifat psikiatrik, merencanakan pengobatan, mengurus pengirimannya apabila diperlukan, memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa, dan melakukan perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh.

14. Upaya kesehatan mata

Tujuan dilakukannya upaya ini antara lain meliputi:

1) Meningkatkan kesehatan mata;

2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata; dan

3) Pengembangan kesehatan mata masyarakat.

15. Upaya laboratorium sederhana

Tujuan dilakukannya upaya ini yaitu untuk memberikan pelayanan laboratorium yang efisien sebagai bagian yang menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi, dan pembinaan kesehatan.

16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan

Kegiatan pokok lain yang dilakukan oleh Puskesmas adalah pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

17. Upaya kesehatan usia lanjut

Tujuan dilakukannya kegiatan pokok ini antara lain yaitu meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal. Upaya kesehatan usia lanjut yang dilakukan meliputi pencegahan, pengobatan, peningkatan, dan pemulihan.

18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Bentuk nyata kegiatan pokok pembinaan pengobatan tradisional ini meliputi melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional dan melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional.Contoh untuk program unggulan misalnya saja di puskesmas adem ayem yang menentukan beberapa program unggulan antara lain:

a. Promosi kesehatan yang berkesinambungan pada kelompok sasaran anak usia sekolah diseluruh jenjang (playgroup, SD, SMP, SMA, dan sekolah lainnya yang setara)

b. Promosi kesehatan yang berkesinambungan dengan kelompok sasaran (bumil, lansia, ibu menyusui, kelompok kebutuhan khusus).

2.3.3 P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas dilengkapi dengan instrumen yang terdiri dari Puskesmas Tingkat Pertama (PTP), Lokakarya mini puskesmas, penilaian kinerja puskesmas dan sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen puskesmas dan upaya peningkatan mutu pelayanan. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja puskesmas, perlu diadakan penilaian kinerja puskesmas.

Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan kabupaten/kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan atas perhitungan seluruh puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi Dinas Kesehatan Kabupaten/kota bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I,II, III) sesuai pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut tersebut, Dinas Kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.

Tujuan Dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.b. Tujuan Khusus1) Mendapat gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan2) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas3) Mendapatkan informasi analisa kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam menyusun rencana kegiatan puskesmas dan dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainyab. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisa masalah, mencari penyebab dan latar belakangnya serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out put dan out come)c. Puskesmas dan dinas Kesehatan Kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan dating berdasarkan prioritasnya.d. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas

Ruang lingkup penilaian meliputi:1. Upaya kesehatan

a) Upaya kesehatan wajib

b) Upaya kesehatan pengembangan

2. Manajemen puskesmas

a) Proses perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan penilaian kinerja

b) Manajemen sumber daya

3. Mutu pelayanan (Input, proses, out put dan out come)

4. Kegiatan promotif dan preventif yang dilaksanakan

5. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat yang dilaksanakan Puskesmas

2.3.4Manajemen Fasilitas Fisik, Perbekalan Kesehatan Termasuk Obat, dan PeralatanKinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan, dan manajemen ketenagaan. Dalam penilaian di setiap kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat kelompok :1. Manajemen Operasional Puskesmas

2. Manajemen alat dan obat

3. Manajemen keuangan

4. Manajemen ketenagaanFungsi manajemen puskesmas yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertanggungjawaban. Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen alat dan obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada, updating barang masih kurang. Kemampuan manajemen alat dari petugas kesehatan dapat ditingkatkan melalui:

1. Pelatihan

2. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang

3. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang. Kemampuan manajemen fasilitas, pemeliharaan, dan perbaikan peralatan dan logistik perbekalan puskesmas, dapat ditingkatkan melalui:

1. Peningkatan kompetisi petugas kesehatan dalam penggunaan peralatan melalui program pelatihan spesifik dan penyusunan prosedur penggunaan, prosedur kalibrasi, dan prosedur pemeliharaan peralatan.

2. Pelembagaan kegiatan, pemeliharaan, pencegahan (preventive maintenance) dalam pemeliharaan peralatan.

3. Upaya menyediakan petugas pemeliharaan pada puskesmas.

4. Upaya menyediakan petugas pemeliharaan anggaran untuk pemeliharaan puskesmas.

5. Perbaikan dan penyederhanaan ketentuan cara pembelian peralatan.

Kemampuan manajemen keuangan dan pengendalian anggaran dari petugas kesehatan dapat ditingkatkan melalui:

1. Pelatihan.

2. Learning by doing tepat guna dana setelah desentralisasi kewenangan keuangan.

BAB 3. HASIL STRATIFIKASI PUSKESMAS ADEM AYEMNoJenis KegiatanSatuanTarget Sasaran (T)PencapaianCakupan

Sub Variabel (SV)Variabel (V)

Upaya Kesehatan WajibXXXXX

1.Promosi kesehatanXXXXX

Penyuluhan PHBS padaXXXXPersonal hygine

1. Rumah tanggaRumah--Kebersihan lingkungan rumahX

2. Institusi PendidikanSekolah--Menjaga kebersihan setekah BAB dan BAKX

3. Institusi Sarana KesehatanSarana kesehatan--Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan keperawatanX

4. Institusi Tempat KerjaInstitusi--Kebersihan lingkunganX

2.Kesehatan lingkunganXXXXX

1. Jamban memenuhi syaratUnit79%XX

2. Rumah sehatUnit73%

3. Air bersih84%

4. Air minum memenuhi syarat kimia96,36%

5. Angka bebas jentik (AKB)78,20%

6. Tempat-tempat umum memenuhi syaratUnit80,70%

7. Tempat pengolahan makanan memenuhi syaratUnit84,76%

8. Tempat pengolahan pestisida memenuhi syaratUnit50%

3.KIA dan KBXXXXX

Kegiatan posyandu, yang meliputi:XXXXPencapaian derajat kesehatan

1. Imunisasi bayi dan balitaBayiPemberian imunisasi campak, polio, dan vitamin AX

2. Penyuluhan KB pada PUSPUSJenis kontrasepsiX

3. Konseling pranikahPUSKonseling menghadapi peran baru dalam rumah tanggaX

4.GiziXXXXGizi seimbang

Status Gizi Masyarakat Baik87,34%XX

5.PengobatanXXXXPengobatan penyakit tropis

Penanganan kasus penyakit dan kecelakaanKasus100%X

Upaya pengembangan kesehatanXXXXX

1.UKSXXXXX

Melakukan kerja sama lintas sektor:XXXXPeningkatan kesehatan di sekolah

1. Pengadaan kader kesehatan di sekolahSekolahPenanganan siswa yang sakitX

2. Penyuluhan tentang pemenuhan sarapan, kesehatan reprouksi remaja, dan waspada jentik nyamukSekolahPeningkatan pengetahuanX

2.Olah ragaXXXXX

Melakukan kerja sama lntas sektor untuk melakukan:XXXXPeningkatan kesadaran

1. Senam ibu hamilDesaPeningkatan kebiasaan melakukan senamX

2. Senam kaki diabetesDesaPeningkatan kebiasaan melakukan senamX

3.PerkesmasXXXXPeningkatan pelayanan kesehatan masyarakat

Pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada setiap wargaDesaMelakukan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan yang diperolehX

4.Kesehatan kerjaXXXXPengurangan kejadian kecelakaan di tempat kerja

Melakukan penyuluhan mengenai penggunaan APDLokasiPenigkatan kesadaran karyawanX

5.Kesehatan gigi dan mulutXXXXPenigkatan kesehatan gigi dan mulut

Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan gigi di sekolahSekolahPemeriksaan gigi berlubangX

6.Kesehatan jiwaXXXXPeningakatan pengetahuan

Melakukan penyuluhan tentang manajemen stress dan penyalahgunaan obat terlarangDesaUpaya pencegahanX

7.Kesehatan inderaXXXXPemeriksaan mata

Melakukan kolaborasi untuk mengadakan pemeriksaan alat indra secara gratisDesaPemeriksaan katarak dan konjungtivitisX

8.Kesehatan usia lanjutXXXXPeningkatan kesadaran

Melakukan senam lansiaDesaPeningkatan kebiasaanX

9.Obat-obatan tradisionalXXXXJenis TOGA yang sesuai

Melakukan penanaman TOGA di setiap rumah wargaRumahTanaman rimpangX

Mutu Pelayanan PuskesmasXXXXX

1.Input

2.Proses

3.Output

Manajemen PuskesmasXXXXX

1.Perencanaan

2.Mini lokakarya

3.Penilaian kinerja

4.Manajemen alat dan obat

5.Manajemen keuangan

BAB 4.PEMBAHASANHasil kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Adem Ayem tampaknya sudah cukup baik. Hal ini di buktikan dengan prestasi pencapaian dari hasil kegiatan puskesmas tersebut seperti KB, gizi, kesehatan lingkungan, PKM, UKS, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium dan pengobatan dimana rata-rata > 75%. Hanya pada satu kegiatan saja yang kurang yaitu pada kesehatan jiwa yang masih mencapai 53,25%. Maka, hasil pencapaian kegiatan puskesmas ini perlu untuk ditingkatkan lagi demi tercapainya tujuan. Pada beberapa kegiatan yaitu KIA, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, serta perawatan kesehatan masayarakat masih belum sesuai dengan target yang telah di tentukan puskesmas. Belum adanya pelayanan yang sesuai dengan target pencapaian meski hasil pencapaiannya cukup bagus dengan angka pencapaian yang tidak terlalu jauh dengan target yang diinginkan. Maka kegiatan ini perlu untuk di tingkatkan lagi sehingga target pencapaian dapat terpenuhi.

Program pokok dan program unggulan puskesmas yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Adem Ayem yaitu: 1. Program pokok puskesmas

Program pokok yang telah dilaksanakan puskesmas yaitu diantaranya :

a. Kesehatan ibu dan anak (KIA)

Masalah yang masih timbul di wilayah kerja puskesmas Adem Ayem yaitu tingginya mortalitas dan morbiditas ibu, bayi dan anak. Oleh karena itu dilakukan atau dibentuk program kesehatan khusus untuk ibu dan anak untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas di lingkungan wilayah puskesmas Adem Ayem. Kegiatan yang akan mereka lakukan yaitu terdiri dari kegiatan lintas program dan lintas sektoral, dimana pada lintas program akan diadakan kegiatan pelayanan kesehatan seperti pengobatan bagi ibu, bayi dan anak yang dilakukan sebagai salah satu upaya kuratif bersama dengan prigram pengobatan yang ada di puskesmas. Selain itu juga akan diadakan kegiatan pemberian makanan bergizi bagi masyarakat yang kurang mampu dimana kegiatan ini akan bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang ada seperti kelompok PKK di wilayah. Pelayanan kesehatan yang ditujukan dapat berupa penyuluhan kesehatan ibu dan anak mengenai upaya pengobatan dan pemberian makanan bergizi. Selain itu juga diadakan kegiatan pelatihan kelas bagi ibu yang sedang hamil dan memberikan pelayanan Jampersal bagi ibu hamil yang akan melahirkan. Program ini juga akan melibatkan kader dengan cara melatih para kader terkait senam ibu hamil.

b. KB (Keluarga Berencana)

Masalah yang masih timbul di wilayah kerja puskesmas Adem Ayem yaitu tingginya angka morbiditas di masyarakat dan tingginya akan ketidaksesuaian pendapatan dengan jumlah anak. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka morbiditas masyarakat dan masalah yang terkait yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kontrasepsi dan pemberian Promkes serta bantuan dana masyarakat yang tidak mampu. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di Puskesmas ataupun di Posyandu yang ada terkait pemakaian kontrasepsi, suntik KB, IUD atau implant dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk menurunkan angka morbiditas yang sangat tinggi serta garis kemiskinan dengan mengadakan program tersebut. Program pencanangan KB dapat diupayakan dalam bentuk penyuluhan terhadap PUS dan WUS. Penyuluhan tersebut dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan program PKK yang sudah dilakukan secara rutin oleh masyarakat. Penyuluhan yang diberikan dapat berisi tentang jenis-jenis alat kontrasepsi, bagaimana penggunaan alat kontrasepsi yang tepat, dan lain sebagainya. Target pencapaian kegiatan 100% yang harus bisa tercapai pada akhir tahun.c. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)

Masalah yang masih dihadapi oleh puskesmas Adem Ayem yaitu tingginya angka hipertensi dan DM di masyarakat dan tingginya angka gizi buruk pada balita. Oleh karena itu dilakukan kegiatan untuk menurunkan angka kejadian masalah tersebut dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan DM di masyarakat serta melakukan posyandu balita. Selain itu juga melakukan kerjasama dengan memberikan obat anti hipertensi secara gratis dan diadakannya senam anti hipertensi dan diabetik serta melakukan pemberian susu dan makanan pendamping secara gratis dan mengadakan pelatihan untuk ibu tentang pembuatan makanan dengan gizi yang baik untuk balita. Program ini dapat dilakukan dengan cara memberikan terapi aktivitas kelompok dan senam tentang hipertensi dan diabetes serta membentuk kelompok ibu dengan balita dalam penyediaan makanan balita secara bergantian dimana kegiatan ini bekerjasama dengan perusahaan maupun dinas kesehatan setempat dalam penyediaan produk yang dapat diberikan secara gratis dengan mengajukan proposal kegiatan kepada pihak terkait. Hal ini dilakukan untuk menurunkan tingginya angka hipertensi dan diabetes serta meningkatkan angka kecukupan gizi bagi balita di wilayah kerja Puskesmas Adem Ayem.d. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Masalah yang masih dihadapi oleh puskesmas Adem Ayem yaitu tingginya angka hipertensi dan DM di masyarakat dan tingginya angka gizi buruk pada balita. Oleh karena itu dilakukan penyuluhan terkait kegiatan untuk menurunkan angka kejadian masalah tersebut dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan DM di masyarakat. Kegiatannya sendiri meliputi Pemantauan dan Pembinaan DesaSehat (PPDS), pertemuan evaluasi desa sehat, dan pendataan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di luar desa sehat. Untuk penyuluhan dengan sasaran siswa gizi buruk, strategi yang digunakan adalah menjalin kerjasama lintas sektoral yakni dengan pihak sekolah dasar. Pemantauan hasil penyuluhan tersebut akan dilakukan dalam 3 minggu. Poster-poster dapat dipasang di sekolah untuk senantiasa mengingatkan siswa, misalnya poster makanan 4 sehat 5 sempurna. Penyuluhan yang diberikan pada masyarakat umum dapat berisi tentang PHBS serta pola makan yang baik dan benar dalam rangka pengontrolan penyakit hipertnsi dan diabetes melitus.e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Untuk kegiatan dari P2M adalah Pertemuan sosialisasi penyakit ISPA, Pencegahan dan Pengendalian ISPA, dan Penyuluhan penyakit menular (TBC). Dengan mewabahnya penyakit menular yang terjadi di masyarakat, maka dilakukan program penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit menular. Dengan adanya penyuluhan tersebut diharapkan masyarakat bisa mengurangi insidensi kematian akibat penyakit menular. Dalam penyuluhan tersebut masyarakat disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan cara kerja bakti bersama setiap minggunya. Apabila lingkungan sekitar bersih, maka resiko penularan terhadap penyalit menular juga berkurang dan bisa menekan angka kematian yang tinggi. Adanya peran serta dari masyarakat sangat diperlukan dalam keberhasilan kegiatan ini. Dan untuk menarik perhatian serta minat dari masyarakat, maka puskesmas dalam hal ini tidak hanya melakukan suatu kegiatan yang hanya berbentuk penyuluhan atau pendidikan kesehatan saja, namun disertai dengan aksi langsung, seperti pemberian vaksin.

Dalam kegiatan ini, puskesmas juga bekerjasama secara lintas sektoral yaitu dengan sanitarian, dimana hal ini dimaksudkan agar pencapaian yang puskesmas ingin realisasikan dalam permasalahan penyakit menular ini dapat mencakup seluruh wilayah binaan yang bebas dari paparan serta resiko dari penyakit menular. Selain itu, berkenaan dengan penyakit yang menular, maka puskesmaspun perlu mengupayakan suatu keterkaitan efisiensi program ini dengan dukungan dari program puskesmas yang lain, seperti KIA, dsb.

f. Upaya peningkatan gizi masyarakat

Program perbaikan gizi di masyarakat dilakukan kepada masyarakat yang kurang mampu. Sasaran program ini adalah pada balita dan anak yang kurang mampu. Program ini dilakukan dengan cara penyuluhan gizi dengan tujuan agar Melatih orang tua dalam memilih makanan bergizi. Selain itu juga dengan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang, penimbangan bayi balita, serta bisa juga diberikan makanan MP-ASI untuk balita. Pemberian makanan tambahan tersebut bisa dilakukan pada saat kegiatan posyandu. Selain pada kegiatan posyandu, pemberian makanan juga bisa dilakukan atas inisiatif warga yang memiliki ekonomi menengah ke atas untuk secara bergiliran memberikan makanan tambahan pada masyarakat yang kurang mampu dengan sistem subsidi silang.

g. Kesehatan lingkungan.

Kondisi kesehatan lingkungan Desa Adem Ayem baik, tapi masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan untuk pencapaian yang lebihmaksimal. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan angka pencapaian tersebut. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain Kerja bakti membersihkan lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan: SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah), SAMI-JAGA (Sumber Air Minum-Jamban keluarga), pemeriksaan sanitasi: TTU (Tempat-tempat Umum), dansurvey jentik nyamuk. Kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan dengan sasaran masyarakat umum, dapat dilakukan dibalai desa setempat. Kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat juga dapat dilakukan untuk menarik minat warga dalam mengikuti penyuluhan.Dalam kegiatan kesehatan lingkungan, sekilas terlihat bahwa masyarakat Adem Ayem peduli dengan lingkungannya terbukti dari pencapaian hasil tiap jenis kegiatan yang rata-rata 50% keatas. Namun ini masih belum bisa untuk dilakukan evaluasi karena tidak adanya sasaran/target ditiap jenis kegiatan, sehingga petugas puskesmas tidak bisa merencanakan dimana kegiatan yang harus ditingkatkan gerakannya di masyarakat untuk pencapaian kesehatan. Upaya kesehatan wajib yang selalu dilakukan oleh Puskesmas Adem Ayem yaitusalah satunya promosi kesehatan.

Adapun cakupan kegiatan dari promosi kesehatan antara lain yaitu: penyuluhan PHBS pada rumah tangga, institusi pendidikan, institusi sarana kesehatan, dan isntituzi tempat kerja; cakupan kegiatan kesehatan lingkungan antara lain: jamban memenuhi syarat, rumah sehat, air bersih, air minum memenuhi syarat, angka bebas jentik (AKB), tempat-tempat umum memenuhi syarat, tempat pengolahan makanan memenuhi syarat, tempat pengolahan pestisida memenuhi syarat; cakupan kegiatan dari KIA dan KB antara lain: imunisasi bayi dan balita, penyuluhan KB pada PUS, dan konseling pranikah; cakupan status gizi masyarakat; cakupan penanganan kasus penyakit dan kecelakaan.

Hasil penilaian kinerja terhadap Puskesmas Adem Ayem terhadap upaya kesehatan wajib yaitu berada pada tingkat kinerja yang baik (92 %).Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas yang masih belum terlaksana yaitu Kesehatan Olah Raga, Kesehatan Kerja, Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional, dan Kesehatan haji. Yang dapat dijadikan masukan adalah agar program tersebut dijalankan untuk ke depannya. Program kesehatan kerja sebaiknya dapat dilaksakan karena pada wilayah kerja Puskesmas Adem Ayem banyak sekali masyarakat yang bekerja. Contohnya yaitu pada kelurahan nangka saja terdapat 5244 masayarakat yang bekerja. Selain itu, pada wilayah kerja puskesmas banyak masyarakat yang berusi produktif sehingga diperlukan program kesehatan kerja agar tingkat kesehatan masyarakat usia produktif dapat optimal. Program kesehatan lansia, kesehatan olah raga, dan kesehatan mata juga dapat dilaksanakan mengingat lansia, olah raga, dan kesehatan mata dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Olah raga yang salah atau tidak sesuai dengan standar kesehatan dapat berbahaya bagi masyarakat dan dapat menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan misal cedera.

Kesehatan lansia juga harus terus dipantau karena lansia termasuk kelompok yang sangat rentan terhadap penyakit terutama penyakit kronik. Kesehatan mata juga perlu di perhatikan karena apabila tidak dilakukan pencegahan maupun penanganan dini terhadap penyakit pada sistem penglihatan maka akan mengganggu derajat kesehatan masyarakat yang sudah baik. Cedera, penyakit kronik dan gangguan kesehatan penglihatan juga dapat menyebabkan disabilitas pada masyarakat yang bisa juga berdampak pada produktifitas masyarakat di wilayah itu sendiri.

Berdasarkan definisi Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan di Amerika Serikat, terdapat 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu: masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact). Pada poin input, puskesmas tersebut sudah cukup dalam pemenuhan sumber yang ada seperti tenaga kesehatan yang ada, bangunan, kelengkapan sarana dan prasarana. Pada tahap proses Puskesmas Adem Ayem telah melakukan suatu perencanaan penyusunan anggaran belanja sudah dengan sangat baik, mengatur penyusunan staff sangat sistematis, mampu memberikan pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan pengawasan dengan bijaksana dan adil, dan melakukan penilaian dalam penyusunan laporan. Kemudian pada poin output yaitu pelayanan kesehatan, puskesmas tersebut sudah cukup baik dalam pelaksanaannya meskipun program-program yang ada belum sepenuhnya dilaksanakan secara baik dan keseluruhan serta belum mencapai target yang diharapkan di awal pembentukan tujuan.

Kemudian, pada poin dampak yaitu dimana yang diharapkan adalah adanya suatu peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas tersebut. namun sayang pencapaian kegiatan puskesmas yang didapatkan bahwa masih ada masyarakat yang belum maksimal menggunakan pelayanan kesehatan yang sudah diberikan oleh puskesmas, maka perlu adanya peningkatan usaha dari pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan. Mungkin bisa sering dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar mau untuk memriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan.

Puskesmas dapat memberdayakan kader-kader yang ada untuk lebih optimal untuk mengajak masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Puskesmas perlu untuk merubah tata cara perencanaan dan evaluasinya agar kesehatan wilayah kerjanya lebih terpantau dan tahu akan kebutuhan kegiatan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakatnya. Karena kesehatan merupakan hak setiap manusia khususnya masyarakat di sekitar puskesmas, apalgi puskesmas dibuat karena dekat dengan masyarakat. Apalagi puskesmas mempunyai kewajiban sebagai fasilitas kesehatan untuk menyediakan kegiatan atau program sehingga keduanya harus timbul suatu kesadaran bersama agar tujuan Indonesia yang sehat mampu tercapai dengan optimal.

Dalam menyusun kegiatan ini tentunya diperlukan suatu strategi yang dapat menunjang keberhasilan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pada setiap program yang dilakukan ada beberapa strategi yang digunakan untuk keberhasilan kegiatan tersebut. Strategi tersebut meliputi lintas program dan lintas sektoral. Untuk strategi lintas program promosi kesehatan berupa menggabungkan materi penyuluhan bersama dengan materi program P3M. sedangkan untuk strategi lintas sektoralnya berupa pemberian penyuluhan kesehatan mengenai PHBS saat sekolah sedang merayakan hari Kesehatan Nasional. Untuk strategi lintas program kesehatan lingkungan sama seperti strategi lintas program promosi kesehatan.

Sedangkan untuk strategi lintas sektornya yaitu mengadakan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dalam hal pembiayaan dan sanitarian guna perencanaan yang tepat. Untuk strategi lintas program KIA dan KB berupa melakukan kuratif yang dapat dilakukan bersamaan dengan program pengobatan yang ada di Puskesmas bagi ibu, bayi, dan anak. Sedangkan untuk strategi lintas sektoralnya yaitu kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat seperti PKK yang ada di daerah. Untuk strategi lintas program perbaikan gizi berupa upaya penyuluhan bekerjasama dengan penyuluhan pada program KIA. Sedangkan untuk strategi lintas sektoral berupa kerjasama dapat dilakukan dengan pemerintah setempat.

Untuk strategi lintas program P3M yang dilakukan bisa berupa kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan bersama dengan program kesehatan lingkungan. Sedangkan untuk lintas sektoralnya yaitu kegiatan kerja bakti dilakukan bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan masyarakat. Kemudian untuk strategi lintas program pengobatan yaitu berupa pengobatan rujukan dengan bekerjasama dengan program- program yang lain. Sedangkan untuk lintas sektornya yaitu bisa dengan upaya pengobatan gratis yang juga bisa berdampingan dengan bantuan pemerintah lainnya. Sehingga apabila dari masing-masing timbul kesadaran baik dari petugas kesehatan yang ada di puskesmas ataupun masyarakat sendiri sebagai pengguna layanan kesehatan, maka derajat kesehatan yang baik akan tercapai secara optimal.BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu. Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Saat ini, telah berdiri Puskesmas di seluruh wilayah Indonesia. Kebanyakan Puskesmas ingin memberikan pelayanan yang memuaskan dan mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri. Oleh karena itu, semua puskesmas berlomba-lomba untuk menjadi puskesmas idaman bagi masyarakat. Sehingga pemerintah mengadakan stratifikasi puskesmas untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan dari setiap puskesmas. Stratifikasi puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas.5.2Saran

1. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri;2. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas di masa yang akan datang;

3. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Menjaga mutu pelayanan kesehatan: Aplikasi Prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta : Sinar Harapan.

Depkes. 2004. http://depkes.go.id/Effendy, Nasrul.1998. Dasar-Ddasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.Fannya, Puteri.2011. Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Puskesmas Biaro Kabupaten Agam Tahun 2010. http://repository.unand.ac.id/17545/1/skripsi_puteri.pdf [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

Machmud, Rizandha. 2008. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat: FK UNAND.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004.. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.: Jakarta: Mentri Kesehatan Republik IndonesiaTrihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto.UPT Puskesmas Klungkung II.2013. Laporan Kinerja UPT Puskesmas Klungkung II 2012. www.klungkung2.diskesklungkung.net/wp-content/.../03/BAB-I2.pdf [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

Wijono, Djoko. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan

Outcome

Output

Input

Impact

Proses

MUTU

MUTU

MUTU

MUTU

MUTU

Sehat sejahtera

Tingkat kesembuhan atau derajat kesehatan

Hasil pelaksanaan pelayaan medis oleh petugas kesehatan telah sesuai standar

Proses pelayanan medis oleh petugas bermutu sesuai dengan standar

Sumber Daya Bermutu

Man:

Petugas Kesehatan

Money :

Anggaran

Material :

peralatan dan obat

Machine : Gedung/ruang pelayanan

Methods : Standar, Peraturan, kebijaksanaan, Check List, Spesifikasi

Angka kematian

Umur harapan hidup

Angka kesakitan

Kunjungan pasien

Kepuasan pasien

Kenaikan

Kepatuhan

Anamnesa

Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Pengobatan/resep

Penyuluhan dan konseling

Rujukan

Sarana

Kepatuhan

Anamnesa

Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Pengobatan/resep

Penyuluhan dan konseling

Rujukan

Produktifitas kerja

Sebagai pelanggan tetap berkesinambungan

Penampilan meningkat

Kepatuhan

Cakupan program meningkat

Efektivitas

Kesinambungan

Efisien

5

_1456474868.doc