stratifikasi sosial

48
STRATIFIKASI SOSIAL Sutinah Departemen Sosiologi FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

Upload: jeri

Post on 19-Mar-2016

394 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

STRATIFIKASI SOSIAL. Sutinah Departemen Sosiologi FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA. Stratifikasi Sosial/Pelapisan Sosial. sebagai Pembedaan / pengelompokan penduduk/masyarakat kedalam jenjang sosial yang bersifat hierarkhis. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: STRATIFIKASI SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL

SutinahDepartemen SosiologiFISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi Sosial/Pelapisan Sosial

sebagai Pembedaan / pengelompokan penduduk/masyarakat kedalam jenjang sosial yang bersifat hierarkhis.

Fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai gejala sosial yang bersifat normal/wajar dan universal

Page 3: STRATIFIKASI SOSIAL

Mengapa menjadi gejala universal?

sebab selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai –pasti mempunyai yang dihargai--, maka sistem pelapisan dalam masyarakat pasti terjadi. sesuatu yang dihargai bisa berupa uang, (benda-benda ekonomis, tanah, kekuasaan, pendidikan dsb)

Page 4: STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Pitirim Sorokin

stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannnya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah

Page 5: STRATIFIKASI SOSIAL

Dasar dan inti pelapisan sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam

pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab di antara anggota masyarakat.

Artinya lapisan masyarakat sudah ada sejak manusia mengenal kehidupan bersama dalam organisasi

sosial. pada masyarakat tradisional, ada pemimpin dan yang dipimpin,ada budak dan bukan budak, pembagian kerja dsb. Semakin maju suatu masy., semakin kompleks sistem pelapisan masyarakatnya.

Page 6: STRATIFIKASI SOSIAL

Bentuk-bentuk konkrit

Dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelas:1. Ekonomis

2. Politis 3. Yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakatPada umumnya bersifat kumulatif/saling mempengaruhi.

Page 7: STRATIFIKASI SOSIAL

Perbedaan stratifikasi dan ketidaksamaan sosial

Pengertian stratifikasi sosial (social stratification) berbeda dengan konsep ketidaksamaan sosial (social inequality)

Ketidaksamaan sosial (social inequality)

lebih berkaitan dengan adanya perbedaan derajad dalam pengaruh atau prestise sosial antar individu dalam suatu masyarakat tertentu.

Page 8: STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosialStratifikasi sosial• lebih berkenaan dengan adanya dua atau lebih berkenaan dengan adanya dua atau

lebih kelompok yang bertingkat dalam suatu lebih kelompok yang bertingkat dalam suatu masyarakat, yang anggota-anggotanya masyarakat, yang anggota-anggotanya mempunyai kekuasaan, hak-hak istimewa mempunyai kekuasaan, hak-hak istimewa dan dan prestise prestise yang tidak sama yang tidak sama

• Inti dari startifikasi sosial adalah perbedaan Inti dari startifikasi sosial adalah perbedaan akses golongan satu dengan golongan akses golongan satu dengan golongan masyarakat lain dalam memanfaatkan masyarakat lain dalam memanfaatkan sumber daya. sumber daya.

dalam stratifikasi sosial, tingkat kekuasaan, dalam stratifikasi sosial, tingkat kekuasaan, hak istimewa dan prestise individu hak istimewa dan prestise individu tergantung pada keanggotaannya dalam tergantung pada keanggotaannya dalam kelompok sosial, kelompok sosial, bukan pada bukan pada karakteristik personalnya.karakteristik personalnya.

Page 9: STRATIFIKASI SOSIAL

Ketidaksamaan sosial (social inequalityAda dua ciri penting yang menandai

ketidaksamaan sosial, yaitu: Ketidaksamaan sosial hanya mengenai

perbedaan prestise atau pengaruh antar individu satu terhadap individu lainnya.

TIDAK berkenaan dengan derajad kekuasaan atau kekayaan.

Ketidaksamaan sosial ada dan dapat terjadi dalam masyarakat yang relatif homogen.

Ketidaksamaan sosial mengimplikasikan ketidaksamaan antar individu, bukan antar kelompok yang berlainan

Page 10: STRATIFIKASI SOSIAL

Karakteristik Stratifikasi Sosial

Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan.

Perbedaan dalam gaya hidup (life style). Seorang direktur

Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.

Page 11: STRATIFIKASI SOSIAL

Unsur-unsur Stratifikasi Sosial1. Kedudukan (status)

1. Peran (role)

Page 12: STRATIFIKASI SOSIAL

1. Kedudukan (status)

tempat seseorang dalam suatu pola tertentu secara hirarhis

sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lain dalam kelompok tersebut,

tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang leih besar lagi.

Seseorang dapat memiliki beberapa kedudukan.

Page 13: STRATIFIKASI SOSIAL

Kedudukan seringkali dibedakan Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan Sosialdengan kedudukan Sosial

• ““kedudukan sosial” adalah kedudukan sosial” adalah tempat seseorang secara umum dalam tempat seseorang secara umum dalam

masyarakat sehubungan dengan orang-orang masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya, hak-hak dan kewajiban-prestisnya, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. kewajibannya.

kedudukan sosial tidaklah semata-mata kedudukan sosial tidaklah semata-mata merupakan kumpulan kedudukan-kedudukan merupakan kumpulan kedudukan-kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi seseorang dalam kelompok yang berbeda, tetapi kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda. yang berbeda.

Page 14: STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari:

Jabatan atau pekerjaan, Pendidikan dan luasnya ilmu

pengetahuan, Kekayaan, Politis, Keturunan dan Agama.

Page 15: STRATIFIKASI SOSIAL

Dimensi stratifikasi sosial (Soeryono Soekanto)

1. Kekayaan2. Kekuasaan 3. Ilmu Pengetahuan 4. Kehormatan5. Kesalehan agama

Page 16: STRATIFIKASI SOSIAL

Beberapa macam status atas dasar cara untuk mendapatkan status

1. Ascribed status kedudukan yang diperoleh tanpa usaha. Diperoleh karena kelahiran (contoh, kasta)2. Achieved status kedudukan yang diperoleh lewat usaha (contoh ; presiden, direktur perusahaan)3. Assigned statuskedudukan yang diberikan karena jasa jasanya (pahlawan nas.) terkait dengan Achieved status

Page 17: STRATIFIKASI SOSIAL

Konflik Status Setiap individu mempunyai berbagai kedudukan,

karena masuk dalam berbagai kesatuan hidup (komunitas)

Kedudukan satu dengan yang lain belum tentu selalu berhubungan secara harmonis. Artinya bisa terjadi konflik status satu dengan yang lain.

Karena status itu umumnya berkaitan erat dengan peran (role) maka jika seseorang mengalami konflik status maka peran pun akan mengalami konflik. Misal dosen yang harus menghukum mahasiswa yang kebetulan anak kandungnya.

Page 18: STRATIFIKASI SOSIAL

Kedudukan seseorang dapat dilihat dari:

Ciri-ciri tertentu dalam kehidupan sehari-hari (status symbol) yang sudah menjadi bagian hidupnya.

Cara berpakaian, pergaulan, memilih tempat tinggal, mengisi waktu luang, menghias rumah, gelar kesarjanaan dll.

Page 19: STRATIFIKASI SOSIAL

2. Peran ( role)

aspek dinamis dari kedudukanArtinya Seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran.

Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status dan tidak status tanpa peran.

Peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.

Page 20: STRATIFIKASI SOSIAL

Peran (role) mencakup tiga hal

1. peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi/tempat seseorang dalam masyarakat

2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan individu dalam masyarakat, sebagai organisasi

3. Peran juga sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Page 21: STRATIFIKASI SOSIAL

Fungsi peran Memberi arah pada proses sosialisasi, Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai,

norma-norma dan pengetahuan, Dapat mempersatukan kelompok atau

masyarakat, dan Menghidupkan sistem pengendali dan

kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

Page 22: STRATIFIKASI SOSIAL

Dua macam peran atas dasar pelaksanaannya

Peran yang diharapkan (expected roles) cara ideal dalam pelaksanaan peran menurut penilaian

masyarakat. Masyarakat menghendaki peran yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peran ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.

Contoh: Peran jenis ini antara lain peran hakim, peran protokoler, diplomatik, dan sebagainya, dan

Peran yang disesuaikan (actual roles), cara bagaimana sebenarnya peran itu dijalankan. Peranan

ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

Page 23: STRATIFIKASI SOSIAL

Pembedaan peran atas dasar cara memperolehnya Peran bawaan (ascribed roles), yaitu peran

yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha,

misalnya peran sebagai nenek, anak dan sebagainya,

Peran pilihan (achieves role), yaitu peran yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri,

misalnya seseorang yang memutuskan untuk memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga dan menjadi mahasiswa program studi tertentu

Page 24: STRATIFIKASI SOSIAL

Peran dalam Masyarakat

Setiap individu mempunyai peran yang senantiasa berhubungan dengan beberapa peran yang lain yang kemudian disebut “ set of role”.

Misal ; mahasiswa harus berhubungan orang lain yang berperan sebagai dosen, petugas administrasi, pimpinan fakultas, penjaga parkir dan sebagainya.

Page 25: STRATIFIKASI SOSIAL

Beberapa hal yang berhubungan dengan peran

1. Peran-peran tertentu harus dilaksanakan kalau struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya

2. Peran seyogyanya dilekatkan kepada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Oleh karena itu mereka ini harus dilatih terlebih dulu

Page 26: STRATIFIKASI SOSIAL

LanjutanLanjutan3. Dalam masyarakat kadang dijumpai individu 3. Dalam masyarakat kadang dijumpai individu

yang tak mampu melaksanakan perannya yang tak mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan masyarakat sebagaimana diharapkan masyarakat role role distancedistance (pemisahan individu dengan perannya) (pemisahan individu dengan perannya)

terjadi apabila individu merasa tertekan karena terjadi apabila individu merasa tertekan karena merasa dirinya tidak sesuai untuk merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diharapkan melaksanakan peran yang diharapkan masyarakat)masyarakat)

4. Apabila semua orang sanggup dan mampu 4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belum tentu melaksanakan perannya, belum tentu masyarakat akan memberikan kesempatan yg masyarakat akan memberikan kesempatan yg luas bagi semua orang luas bagi semua orang

Page 27: STRATIFIKASI SOSIAL

Terjadinya Stratifikasi SosialTerjadinya Stratifikasi Sosial1. 1. Secara tidak sengaja/tak terencana. Secara tidak sengaja/tak terencana. Misalnya: pelapisan sosial karena tingkatan Misalnya: pelapisan sosial karena tingkatan umur, umur, Jenis kelaminJenis kelamin, Kebangsawanan atau , Kebangsawanan atau keaslian keanggotaan kerabat (kepala suku).keaslian keanggotaan kerabat (kepala suku).2.2. Secara sengaja dibuat untuk mencapai Secara sengaja dibuat untuk mencapai

tujuan tujuan tertentu. tertentu. Misalnya: Jenjang sosial atas dasar tingkat Misalnya: Jenjang sosial atas dasar tingkat pendidikan, kekayaan dan kekuasaanpendidikan, kekayaan dan kekuasaan

Page 28: STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifkasi Sosial Yang tidak sengaja

1.Kemampuan yang berbeda antara individu satu dengan yang lain. Kerabat pembuka tanah (marga tanah di Batak), pendiri desa(di Jawa)

2. Perbedaan jenis kelamin 3. Status kebangsawanan kasta, raja dll

Page 29: STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi Sosial Yang sengaja Stratifikasi Sosial Yang sengaja dibuat :dibuat :

1.1. Pembedaan atas dasar kekuasaanPembedaan atas dasar kekuasaan2.2. Pembedaan atas dasar pendidikanPembedaan atas dasar pendidikan3.3. Pembedaan atas dasar kesolehan Pembedaan atas dasar kesolehan

beragamaberagama4.4. Pembedaan atas dasar Pembedaan atas dasar

ekonomi/hartaekonomi/harta

Page 30: STRATIFIKASI SOSIAL

Secara filosofis semua orang mempunyai kedudukan sama Namun demikian dalam realitas

kehidupan bermasyarakat, fenomena stratifikasi sosial dengan mudah dapat dijumpai dalam masyarakat manapun.

Bahkan pada masyarakat hewan (merayap, melata, menyusui dll) dan tumbuhan pun (perdu, parasitdll) terdapat sistem pelapisan.

Page 31: STRATIFIKASI SOSIAL

Sifat Stratifikasi sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup (closed social stratification)

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (opened social stratification)

Page 32: STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi Sosial Tertutup (closed social stratification)

Pelapisan Sosial ini membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain, baik dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.(Para anggota tidak dapat berpindah jenjang sosial )

Misalnya : atas dasar kasta, ras dsb.

Page 33: STRATIFIKASI SOSIAL

Kelebihan Stratifikasi Sosial Tertutup

Masyarakatnya stabil atau konflik antar strata hampir tidak ada karena menerima kedudukan yang telah diperoleh tanpa usaha itu (ascribed status), walaupun kedudukan itu tidak menguntungkan.

Tujuan kehidupan masyarakat akan lebih mudah tercapai,terutama untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya

Page 34: STRATIFIKASI SOSIAL

Kelemahan stratifakasi sosial tertutup

Masyarakatnya statik dan apatis.

MENGAPA? tidak mungkin untuk melakukan

perubahan stratifikasi sosial yang telah ada dan yang digunakan oleh masyarakat sebelumnya

Page 35: STRATIFIKASI SOSIAL

Keanggotaan pada stratifikasi sosial Keanggotaan pada stratifikasi sosial tertutuptertutup Diperoleh lewat pewarisan atau Diperoleh lewat pewarisan atau kelahiran kelahiran KARENA ITU KARENA ITU Lepasnya keanggotaan apabila Lepasnya keanggotaan apabila seseorang anggota meninggal seseorang anggota meninggal dunia dunia

Page 36: STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi Sosial Terbuka Stratifikasi Sosial Terbuka ((opened social stratificationopened social stratification))

Setiap anggota masyarakat Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk mempunyai kesempatan untuk berpindah jenjang, baik dari bawah berpindah jenjang, baik dari bawah ke atas (bagi yang beruntung) atau ke atas (bagi yang beruntung) atau dari atas ke bawah (bagi yang tidak dari atas ke bawah (bagi yang tidak beruntung). beruntung).

Misal: Gubernur, direktur perusahaan Misal: Gubernur, direktur perusahaan dlldll

Page 37: STRATIFIKASI SOSIAL

Keuntungan Stratifikasi Sosial Terbuka

1. Memberi motivasi kepada setiap anggota masyarakat untuk berusaha2. Memberi kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berusaha3. Pendistribusian kedudukan secara proporsional

Page 38: STRATIFIKASI SOSIAL

Kelemahan Stratifikasi Sosial Terbuka 1. Munculnya persaingan yang

tidak sehat2. Kelas atas berpeluang lebih luas

untuk status quo3. Peluang konflik antar kelas lebih

besar

Page 39: STRATIFIKASI SOSIAL

Prespektif Tentang Stratifikasi Sosial

Perlukah Stratifikasi sosial atau pembedaan anggota masyarakat ke dalam berbagai kelas sosial itu ?

Jawaban atas pertanyaan ini sifatnya relatif: tergantung darimana sudut kita melihatnya dan pendekatan macam apa yang kita jadikan titik acuan.

Page 40: STRATIFIKASI SOSIAL

Dua perspektif 1. Perspektif/Pendekatan Fungsional menjawab bahwa pelapisan sosial adalah

sesuatu yang inheran dan diperlukan demi kelangsungan sistem.

2. Perspektif/Pendekatan Konflik menjawab sebaliknya dan menyatakan bahwa

timbulnya pelapisan sosial sesungguhnya hanyalah ulah kelompok-kelompok elit masyarakat yang berkuasa untuk mempertahankan dominasinya.

Page 41: STRATIFIKASI SOSIAL

Perbedaan Asumsi1. Pendekatan Fumgsional bertumpu kepada tradisi konservatif yang melihat stratifikasi

penting untuk memenuhi ”kebutuhan sosial” masyarakat secara keseluruhan.

Pandangan fungsional ini yakin bahwa tanpa adanya pelapisan sosial, masyarakat justru akan kacau karena akan ada peran-peran sosial tertentu yang mengalami kekosongan pelaksana atau pemeran.

2. Pendekatan Konflik mempertanyakan eksistensi dan makna dari pengertian

“kebutuhan sosial”. Penganut pendekatan ini umumnya curiga bahwa di balik

alasan bahwa pelapisan sosial itu dibutuhkan bagi kelangsungan sistem sosial sebenarnya merupakan kamuflase dari kebutuhan-kebutuhan untuk memperoleh barang dan jasa yang bernilai dan langka.

Page 42: STRATIFIKASI SOSIAL

Pendekatan Fungsional Pelopornya adalah Kingsley Davis dan Wilbert Moore. stratifikasi dibutuhkan demi kelangsungan hidup masyarakat

yang membutuhkan pelbagai macam jenis pekerjaan pelapisan sosial itu perlu ada agar masyarakat berfungsi,

berbagai lapisan dalam masyarakat bergerak bersama untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat

Sistem pelapisan sebagai suatu ganjaran (atau hukuman) bagi pelayanan yang diberikan agar memperlancar masyarakat berfungsi.

Bagi penganut pendekatan fungsional stratifikasi sosial sebagai suatu “keperluan”. yang muncul dari kebutuhan masyarakat untuk menempatkan orang ke dalam posisi yang membentuk stuktur sosial, dan mendorong agar menjalankan tugas yang berhubungan dengan posisi tersebut.

Page 43: STRATIFIKASI SOSIAL

Dua hal yang harus dilakukan masyarakat agar stratifikasi sosial dapat berfungsi optimal

Masyarakat harus menanamkan keinginan untuk mengisi posisi-posisi tertentu pada individu-individu yang sesuai untuk itu.

Setelah orang-orang merasa pada posisi-posisi itu, masyarakat harus menanamkan keinginan untuk menjalankan peranan yang sesuai dengan posisi tersebut.

Page 44: STRATIFIKASI SOSIAL

Pendekatan Konflik Pelopornya Karl Marx, pendekatan konflik berpandangan bahwa

bukan kegunaan fungsional yang menciptakan stratifikasi sosial, melainkan dominasi kekuasaan.

Artinya, adanya pelapisan sosial bukan dipandang sebagai hasil konsensus --karena semua anggota masyarakat menyetujui dan membutuhkan hal itu-- tetapi lebih dikarenakan anggota masyarakat terpaksa harus menerima adanya perbedaan itu sebab mereka tidak memiliki kemampuan untuk menentangnya.

Page 45: STRATIFIKASI SOSIAL

Bagi penganut pendekatan konflik► pemberian kesempatan yang tidak sama dan semua

bentuk diskriminasi dinilai menghambat orang-orang dari strata rendah untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka semaksimal mungkin.

► Marx mengemukakan bahwa dasar pembentukan kelas sosial bukanlah konsensus, tetapi penghisapan suatu kelas oleh kelas lain yang lebih tinggi.

► Menurut Marx, di dalam masyarakat kapitalis, para pemilik sarana produksi pada hakekatnya adalah wakil dari kelas atas yang melakukan tekanan serta dapat memaksakan kontrol terhadap kelas buruh yang posisinya dalam lapisan masyarakat lebih rendah

Page 46: STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Zanden ada tiga pendekatan untuk mempelajari stratifikasi sosial 1. Pendekatan ObyektifArtinya, usaha untuk memilah-milah masyarakat

ke dalam beberapa lapisan dilakukan menurut ukuran-ukuran yang obyektif berupavariabel yang mudah diukur secara kuantitatif

Beberapa pakar demografi, misalnya, sering membagi masyarakat menurut kategori umur, tingkat pendidikan atau perbedaan besar penghasilan

Page 47: STRATIFIKASI SOSIAL

Lanjutan: Pendekatan 2. Pendekatan Subyektif Artinya, munculnya pelapisan sosial dalam

masyarakat tidak diukur dengan kriteria-kriteria yang obyektif, melainkan dipilih menurut kesadaran subyektif warga masyarakat itu sendiri.

Berbeda dengan pendekatan obyektif dimana peneliti bisa menyusun kategori statistik,

untuk pendekatan subyektif yang tersusun adalah kategori sosial yang ditandai oleh kesadaran jenis. Seseorang yang menurut kriteria obyektif termasuk miskin, menurut pendekatan subyektif ini bisa saja dianggap tidak miskin kalau ia sendiri memang merasa bukan termasuk kelompok masyarakat miskin.

Page 48: STRATIFIKASI SOSIAL

Lanjutan: Pendekatan

3. Pendekatan Reputational Artinya, pelapisan sosial disusun dengan cara

subyek penelitian diminta menilai status orang lain dengan jalan menempatkan orang lain tersebut ke dalam suatu skala tertentu.

Misal: Untuk mencari siapakah di desa tertentu yang

termasuk kelas atas, peneliti yang menggunakan pendekatan reputational bisa melakukannya dengan cara menanyakan kepada warga desa tersebut siapakah warga desa setempat yang paling kaya atau menanyakan siapakah warga desa setempat yang paling mungkin diminta pertolongan meminjamkan uang dan sebagainya.