komunitas gery new

Upload: dedy-irawan

Post on 05-Oct-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kmunitas

TRANSCRIPT

GERY

Instruktur: Ns. Eliyana, s.Kep., MNS

PERIODE PELAKSANAAN

1 Desember -14 Desember 2014

DISUSUN OLEH :

1. Andari Elsa D.P

2. Christin Ximenes

3. Danis Elfirda

4. Dedi Irawan

5. Devy Rahmanita

6. Dwy Legyawati Tambunal

7. Ulfa Andita M

8. Yulianti Sarlita

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2014

A.Latar Belakang

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lansia digolongkan menjadi 4, yaitu usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Lansia erat kaitannya dengan proses degenerasi.Guna memperoleh mutu kesehatan yang lebih baik ditambah dengan beberapa faktor seperti kesibukan keluarga, maka lansia ditempatkan di suatu PSTW. Baik di lingkungan rumah maupun di PSTW kejadian jatuh pada lansia merupakan hal yang lazim terjadi. Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor Faktor risiko jatuh pada lansia terdiri dari factor intrinsik (host dan aktivitas) dan faktor ekstrinsik (lingkungan dan obat-obatan): (Kane, 1994; Runge, 2000; Shobha, 2005; Probosuseno, 2006)

Di PSTW X diperoleh data hampir setiap hari ada lansia yang jatuh. Selain masalah jatuh di PSTW tersebut juga terdapat masalah lain yaitu 5% lansia mengalami gangguan aktifitas dan 10% lansia mengalami hipertensi dan ostheoathritis. Tentunya masalah penunjang ini juga sangat meningkatkan kejadian resiko jatuh pada lansia, disamping kondisi PSTW X yang tidak memenuhi standart home safety.

Jatuh pada usia lanjut akan meningkatkan angka morbiditas, mortalitas, kecacatan, gangguan fungsi sosial dan penurunan kualitas hidup (Lowlar et al., 2003). Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan aktivitas sehari-hari, falafobia (Stanley, 2006).

Masalah resiko jatuh pada lansia adalah masalah yang perlu diintervensi melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Intervensi dini perlu dilakukan karena sekali lansia jatuh, lansia memiliki kesempatan yang kecil untuk pulih seperti semula disamping adana berbagai komplikasi lain yang muncul. Peran serta dari kader di PSTW sangat diperlukan guna memonitor kondisi lansia dari berbagai aspek yang menunjang kejadian jatuh.

Guma menanggulangi masalah jatuh di PSTW X, perawat komunitas akan memberikan projek intervensi berupa Gery (Geriatry Safety) yang ditujukan untuk seluruh warga PSTW X. Intervensiyang akan diberikan difokuskan pada segmen modifikasi perilaku dan modifikasi lingkungan berbasis home safety.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan latihan fisik (senam kebugaran dan koordinasi keseimbangan dari MENPORA 2000) dan modifikasi lingkungan diharapkan masalah jatuh dan resiko jatuh di PSTW X dapat teratasi.

2. Tujuam Khusus

Setelah dilakukan kegiatan latihan fisik yang implementasinya kurang maksimal sebelumnya dan modifikasi lingkungan yang belum pernah dilakukan sebelumnya diharapkan latihan fisik dapat aktif dilaksanakan serta diimbangi dengan modifikasi lingkungan yang sesuai dengan indicator Home Safety sehingga masalah jatuh maupun resiko jatuh di PSTW X dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a. Pemahaman lansia, keluarga dan kader PSTW tentang kejadian jatuh yang meliputi factor penyebab, akibat serta langkah pencegahannya dapat meningkat.b. Skala jatuh pada lansia di PSTW X yang dikaji melalui skala Morse hasilnya semakin membaik.c. Seluruh lansia di PSTW X dapat aktif mengikuti latihan fisik (senam kebugaran dan koordinasi keseimbangan dari MENPORA 2000) yang diadakan di PSTW setiap dua kali sehari.d. Keluarga lansia di PSTW X dapat mengunjungi lansia minimal sekali dalam seminggu guna memenuhi kebutuhan psikologis lansia.e. Kader di PSTW X sebagai unit terdekat dari lansia mampu memonitor dan menangani kondisi umum lansia yang memicu kejadian jatuh. f. Lingkungan di PSTW X dapat dimodifikasi berdasarkan pada standar Home Safety. g. Lansia di PSTW X yang mengalami hambatan mobilitas dapat menggunakan alat bantu sesuai dengan indikasi dan kebutuhan.

C. Deskripsi Project

Nama aktivitas: Gery (Geriatry Safety)

Jenis aktivitas

: Latihan fisik dan modifikasi lingkungan

Waktu

: 1 Desember 2014 15 Desember 2014

Tempat

: Di halaman PSTW X

Target

: Seluruh lansia, kader di PSTW X, keluarga lansia

Penanggung Jawab: Dedi Irawan

Konsep Teori

:

FASE I (Sosial Diagnosis)

PSTW X memiliki 100 lansia saat dilakukan pengkajian didaptakan hasil ada lansia yang jatuh setiap hari, selain itu kondisi lingkungan PSTW juga kurang aman khususnya di area tangga (tangga curam dan tidak terdapat pegangan) dan kamar mandi (lantai licin dan tidak terdapat pegangan di tembok).

FASE II (Epidemological diagnosis)

Terdapat 100 lansia yang berada di PSTW X

5% lansia di PSTW X mengalami gangguan aktivitas

10% lansia di PSTW X menderita hipertensi dan osteoathritis

Tujuan intervensi :

1. Mengurangi faktor resiko jatuh pada lansia, baik faktor internal yaitu diantaranya melalui latifan fisik dan kunjungan keluarga maupun faktor eksternal melalui kegiatan modifikasi lingkungan.

2. Melibatkan peran serta aktif keluarga dan seluruh kader di PSTW dalam pencegahan kejadian jatuh.

3. Berkurangnya kejadian jatuh dan mencegah resiko jatuh.

4. Untuk meningkatkan kebugaran, fleksibilitas serta keseimbangan koordinasi pada lansia.5. Untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi lansia.6. Untuk mengatasi masalah gangguan aktivitas, OA serta HT pada lansia.

FASE III (Behavioral And environmental diagnosis)

1. Pola nutrisi

- Kurangnya pengetahuan lansia, kader dan keluarga tentang penyediaan nutrisi yang tepat bagi lansia

2. Pola istirahat

- Lansia yang berada di PSTW X cenderung sering tidur di siang hari dan pada saat malam hari lansia sulit untuk tidur

3. Pola perilaku

- Sebagian besar lansia malas menggunakan alas kaki

- Kebiasaan lansia tidak membersihkan lingkungan sekitar dan merapikan barang yang berserakan

- Kebiasaan lansia tidak membersihkan kamar mandi setelah digunakan

4. Pola aktivitas dan latihan

- Lansia malas mengikuti senam yang dilakukan di PSTW

- Sebagian lansia mengalami gangguan aktivitasYang Harus DiubahLingkungan PSTW

Kondisi sarana prasarana serta lingkungan di PSTW tidak sesuai dengan standart Home Safety.

FASE IV (Educational and organizational diagnosis)

1. Predisposisi (faktor pendukung)

Kondisi lingkungan di PSTW X kurang memenuhi standart Home Safety diantaranya yaitu terdapat beberapa tangga yang curam tanpa ada pegangan, lantai kamar mandi tampak licin dan berlumut serta tidak ada pegangan pada dinding kamar mandi.

Kunjungan dari keluarga lansia kurang intensif.

Jumlah lansia di PSTW X tidak sebanding dengan jumlah kader yang ada sehingga pemonitoran kondisi lansia kurang optimal.

Adanya pemeriksaan fisik tidak diimbangi dengan penanganan masalah kesehatn yang muncul.

2. Presipitasi

Faktor internal yang ada pada lansia yakni 5 % mengalami gangguan aktifitas, 10 % lansia mengalami osteoartritis dan hipertensi. Lansia erat dengan sifat malas dengan alasan nyeri, malu dan sebagainya.2. Analisa SWOT

S (Strenght) Didalam PSTW X terdapat kader yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam merawat lansia Di PSTW X lansia hidup berdampingan dengan lansia lainnya sehingga saling memotivasi.

W (Weakness)

Lingkungan PSTW yang tidak memenuhi standart Home Safety dapat menyebabkan resiko jatuh

Kurangnya informasi dan pemahaman lansia tentang pencegahan jatuh dan modifikasi lingkungan Kunjungan dari keluarga lansia kurang intensif.

Jumlah lansia di PSTW X tidak sebanding dengan jumlah kader.

Adanya pemeriksaan fisik tidak diimbangi dengan penanganan masalah kesehatn yang muncul. Faktor internal yang ada pada lansia.

Lansia erat dengan sifat malas dengan alasan nyeri, malu dan sebagainya.

Penurunan fungsi tubuh pada lansia(sindrome geriaty)

O (Opportunity)

Dapat bekerjasama dengan petugas panti untuk membantu dalam pencegahan jatuh dan modifikasi lingkungan PSTW PSTW merupakan suatu wadah/organisasi yang kegiatannya terstruktur.

T (Threat)

Tidak semua keluarga lansia mau untuk meluangkan waktu guna berpartisipasi mengikuti pelaksanaan project intervensi. Ancaman ketidakoperatifan dari lansia dalam aplikasi project intervensi.FASE V (Administrative and Policy Diagnosis)

Program di PSTW X yaitu untuk menurunkan angka kejadian jatuh dan mencegah resiko jatuh pada lansia, antara lain yaitu :

- Pemeriksaan fisik, yang dilakukan seminggu sekali setiap hari rabu

- Kerja bakti, yang dilakukan seminggu sekali setiap hari Jumat

FASE VI (Implementation)

a. Tahap I (Tanggal 1 Desember 2014)Koordinasi dengan pihak panti untuk dapat mengumpulkan keluarga lansia(perwakilan), seluruh lansia dan kader di PSTW X guna mengorientasikan tentang project intervensi yang akan diaplikasikan di PSTW X, antara lain : Perawat komunitas menjelaskan tentang tujuan, prosedur dan kontrak waktu untuk pelaksanaan project Gery Perawat komunitas mendemonstrasikan latihan fisik (senam kebugaran dan koordinasi keseimbangan dari MENPORA 2000) yang akan diimplementasikan dalam project. (Gerakan senam terlampir) Perawat komunitas menjelaskan tentang tugas keluarga lansia dalam rangka mendukung project yaitu untuk datang setiap hari minggu guna berkomunikasi dengan lansia.dan berkonsultasi .dengan kader/perawat lansia. Perawat komunitas menjelaskan tentang kriteria modifikasi lingkungan sesuai Home Safety serta cara memodifikasi lingkungan yang tepat (terlampir) Perawat menjelaskan tentang peran kader dalam pencegahan resiko jatuh guna menanggapi keluhan yang disampaikan lansia dan mengatasinya. Setiap hari kader bertugas untuk :

1. Memonitor kondisi lansia dan kondisi lingkungan.

2. Menyediakan waktu dan ruang untuk menanggapi keluhan yang disampaikan lansia.

3. Kader mencatat keluhan yang disampaikan lansia serta membuat intervensi untuk menyelesaikan keluhan tersebut. Perawat menjelaskan tentang penggunaan alat bantu jalan. (Terlampir) Perawat menjelaskan tentang program pemilihan lansia terbaik yang disebut dengan PELOPOR GERY, dari 100 lansia dipilih 3 lansia yang paling baik dalam mengikuti project intervensi.

Pelopor Gery dipilih oleh kesepakatan antara perawat komunitas dan kader PSTW X. Kader PSTW memberikan penilaian keaktifan lansia dalam project perilaku modifikasi lingkungan sedangkan perawat komunitas memberikan nilaidalam project senam lansia(setiap dua hari sekali) serta kunjungan keluarga (setiap hari minggu).

Cara kader menilai yakni dengan mengobservasi apakah perilaku lansia sudah sesuai dengan perilaku modifikasi lingkungan. Sedangkan cara perawat menilai yakni dengan membuat absensi kehadiran lansia saat senam ditambah dengan observasi keaktifan serta semangat lansia dalam pelaksanaan senam.

3 pelopor lansia yang terpilih akan diberikan hadiah (alat sholat) dan diberi hadiah simbolis berupa pin.

Pelopor lansia memiliki misi untuk mengajak lansia lain untuk lebih aktif mengikuti project intervensi.Perawat membuka sesi tanya jawabObjektifAktivitasMediaEvaluasi

Untuk menurunkan angka resiko jatuh dan mencegah resiko jatuh pada lansia Pendidikan kesehatan

Kemitraan

Pemberdayaan

Video

Demonstrasi

Lansia antusias dalam mengikuti kegiatan yang diadakan.

a. Tahap II (Tanggal 2 Desember 2014)

Perawat komunitas mengukur skala jatuh pada lansia di PSTW X dengan skala Morse. (Terlampir)

Kader lansia mengkondisikan lansia untuk tertib dan antri

Kontrak waktu untuk latihan fisik sesuai dengan yang telah didemonstrasikan perawat komunitas di tahap I

b. Tahap III (Tanggal 3 Desember 2014)

Perawat komunitas bersama lansia dan kader melakukan latifan fisik dan pemeriksaan fisik setelahnya setiap 2 hari sekali dari tanggal 3-14 Desember 2014. Disini sambil melakukan latihan fisik, perawat lansia memantau siapa lansia yang paling baik dalam pelaksanaan latihan fisiknya

- Nama aktivitas: Senam dan pemeriksaan fisik (pemeriksaan fisik dilakukan oleh perawat komunitas dan kader)

- Waktu

: 08.00-10.00 WIB

- Tempat

: Di halaman PSTW X

- Sasaran

: Seluruh lansia dan Kader

- PJ

: Dedi Irawan

- Anggota: Nova, Resti, Ita, Ulfa, Danis, Putri, Devi

Setiap hari lansia dihimbau untuk mengikuti modifikasi lingkungan dan perilaku sesuai standart home safety. Disini kecakapan lansia diamati dan dinilai oleh kader.

c. Tahap IV (Tanggal 7 dan 14 Desember)

- Jadwal kunjungan dari keluarga lansia.

- Keluarga dapat berkonsultasi tentang kondisi lansia pada perawat/kader.

d. Tahap V (Tanggal 14 Desember)

Pemilihan lansia yang paling baik dalam pelaksanaan project intervensi. Lansia yang terbaik dipilih 3 orang dan dinamai Pelopor Gery. Pelopor Gery diberi misi.

Misi Pelopor Gery yaitu :1. Menjadi Roll Model bagi lansia lain

2. Menghimbau lansia untuk aktif mengikuti kegiatan project intervensi.

FASE VII (Proses Evaluation)

1. Lansia, keluarga dan kader setuju dan mendukung project.

2. Lansia, keluarga dan kader menyimak penyuluhan tentang jatuh serta mengajukan pertanyaan tentang apa yang belum dipahami.3. Lansia mau mengikuti kegiatan senam yang diadakan setiap dua hari sekali.4. Lansia mengikuti prosedur modifikasi lingkungan di lingkungan PSTW.5. Kader setiap hari menghimbau serta mengingatkan lansia untuk memodifikasi lingkungan.6. Kader menanggapi keluhan yang disampaikan lansia, mencatat keluhan tersebut serta memberikan intervensi sesuai dengan keluhan.7. Keluarga lansia mengunjungi lansia mengunjungi lansia di akhir pecan serta melakukan konsultasi dengan pihak kader/perawat komunitas tentang kondisi lansia.FASE VIII (Impact evaluation)

1. Pengetahuan kader, lansia, keluarga tentang pencegahan resiko jatuh meningkat

2. Lansia tidak lagi malas dalam mengikuti kegiatan senam

3. Kader mengintervensi keluhan lansia dengan menyediakan menu sehat, pemberian alat bantu jalan, pemberian motivasi dan lain-lain.

4. Lansia dan kader ikut serta dalam kegiatan modifikasi lingkungan.

FASE IX (Outcome Evaluation)

1. Skala jatuh pada lansia mengalami perbaikan dan kejadian jatuh yang sebelumnya setiap hari terjadi, saat ini sudah berkurang

2. Lingkungan PSTW aman

3. Keluhan serta penyakit penyerta pada lansia teratasi.

4. Terpilih 3 lansia terbaik yang disebut dengan Pelopor Gery.A. Prosedur Projek

A. OUTCOME (Hasil yang dihaharapkan)

1. Lansia terbiasa dalam mengikuti kegiatan senam serta modifikasi lingkungan.

2. Antara lansia yang satu dengan yang lain saling mengingatkan untuk memodifikasi lingkungan serta mengikuti senam.3. Keluarga lansia mengunjungi lansia, berkomunikasi dengan lansia serta melakukan konsultasi pada kader/perawat lansia tentang kondisi lansia.4. Kondisi kesehatan lansia meningkat ditunjang dengan penanganan setiap keluhan oleh kader.5. Lingkungan PSTW sudah memenuhi standart Home Safety.6. Prevalensi kejadian jatuh pada lansia menurun.

B. Perincian Dana

RINCIAN DANA PROJECT

GERY

Barang atau kebutuhanHarga atau pengeluaran

Snack250x 5000 = Rp. 1.250.000

Fotokopi Lembar Pengkajian Skala Jatuh100x125 = Rp.1.250

Alat TulisRp.100.000

Hadiah Rp. 250.000

Pin Rp. 15.000

Total pengeluaranTotal Rp. 1.627.500

LAMPIRAN

A. GAMBARAN LATIFAN FISIK/SENAM

GERAKAN GERAKAN SENAM UNTUK MENJAGA KEBUGARAN ,PERNAFASAN, KOORDINASI GERAK PADA LANSIA

(MEMPORA 2000)

Mengambil nafas dengan mengangkat kedua lengan membentuk huruf V

Latihan 1.Jalan ditempat dengan hitungan 4x8 hitungan

Latihan 2.Jalan maju mundur dengan gerakkan kepala menengok kesamping ,memiringkan kepala danmenundukkan kepala dengan 8x8 hitungan

Latihan 3. Melangkah kaki satu langkah kesamping kiri dan kanan dengan hitungan 8x8

Latihan 4. Dorong dan angkat tumit kanan dan kiri kedepan secara bergantian,diikuti dengan bahu menekukdilakukan 8x8 hitungan.

Latihan 5 Peregangan dinamis dengan jalan ditempat dengan 8x8 hitungan

Latihan 6. Gerkan peregangan dinamis dan statis dengan 8x8 hitungan

GERAKAN INTI

Dimulai dengan gerakan peralihan dimulai dengan berjalan,tepuk dan goyang tangan dengan 2x8hitungan

1. Jalan maju mundur untuk melatih koordinasi lengan dan tungkai dengan 2x8 hitungan

2. Melangkahkan kaiki kesamping dengan mengayun lengan kedepan dan menguatkan ototlengan dengan 2x8 hitungan

3. Melangkah kesamping kiri dan kanan diiringi dengan ayuna lengan , untuk menguatkan lenganatas dan bawah dengan hitungan 2x8

4. Kaki diayunkan kesamping depan kiri dan kanan diikuti dengan ayunan lengan untuk melatihkoordinasi lenga dan kaki dengan 2x8 hitungan

5. Mendorong kaki kebelakang diikuti dengan gerakan lengan kebelakang dengan hitungan 2x8

6. Gerakan mendorong kaki kesamping diikuti dengan ayunan keatas dengan tangan mengepal,2x8 hitungan

7. Mengangkat lutut kedepan dengan tangan lurus keatas ,untuk melatih koordinasi danmenguatkan otot lengan atas ,2x8 hitungan.

8. Mengangkat kaki denga tangan menggulung,2x8 hitungan

9. Mengangkat kaki kedepan serong dengan tangan tekuk lurus ,2x8 hitungan

10. Gerakan mambo 1x8 hitungan ,melangkah kesamping 2 langkah kekanan tangan diayunkesamping 1x8 hitungan ,lakukan gerakan yang sama sebaliknya kearah kiri denagn 2x8hitungan

GERAKAN PENDINGINAN

1. Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan bergantian diiringi dengan menarik danmembuang nafas 2x8 hitungan

2. Peregangandinamis dengan mengakat lengan kedua duanya diiringi dengan menarik danmembuang nafas 2x8 hitungan

3. Membuka kaki kanan ,tekuk kaki kanan sambil mengangkat tangan kanan keatas tangankirikasamping badan,lakuka gerakan yang sama pada arah yang berlawanan diiringi denganmenarik dan membuang nafas dengan 4x8 hitungan

4. Kaki terbuka ,tekuk lutut kanan sambil mengangkat tangan kiri keatas .lakukan gerakan yangsama pada arah yang berlawan diiringi dengan menarik dan membuang nafas dengan 2x8hitungan

5. Peregangan dinamis dan statis dengan memutar dan memindahkan kedua ujung kaki kekanandan kiri diiringi dengan menarik dan membuang nafas dengan 4x8 hitungan

6. Geraka pernafasan dengan membuka kaki selebar bahu tangan mendorong kesamping kanandan kiri diiringi dengan menarik dan membuang nafas dengan 2x8 hitungan

7. Gerakan pernafasan dengan lutut ditekuk dan tangan mendorong kebawah diiringi denganmenarik dan membuang nafas dengan 2x8 hitungan

8. Gerakan pernafasan dengan tangan lurus kedepan ,tekuk ltut sambil memutar badan kekirimenarik nafas dan membuang nafas pada saat berada pada posisi awal lakukan dengan gerakanyang berlawanan diiringi dengan menarik dan membuang nafas dengan 4x8 hitungan

9. Gerakan pernafasan kaki dibuka selebar bahu,tangan diangkat keatas membentuk huruf Vdiiringi dengan gerakan menarik dan membuang nafas dengan 4x8 hitungan.

B. INDIKATOR MODIFIKASI LINGKUNGAN BERBASIS HOME SAFETY

NoSituasi dan kondisi rumahYa

(1)Tidak

(0)Keterangan

1. Penerangan rumah cukup (tidak gelap)

2.Sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah

3.Lantai rumah licin

4.Penataan barang-barang di dalam rumah rapi (tidak berantakan)

5.Di dalam rumah ada tangga atau lantai yang tidak rata

6.Lantai kamar mandi licin

7.Tempat buang air besar memakai kloset duduk

8.Tempat tidur lansia terlalu tinggi?

9.WC dekat dengan kamar lansia

10.Tempat duduk terlalu tinggi bagi lansia?

C. CARA MEMODIFIKASI LINGKUNGAN

1. Mengatur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu

2. Menata barang-barang yang diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan terlebih dahulu.

3. Menggunakan karpet antislip di kamar mandi

4. Memperhatikan kualitas penerangan dan pencahayaan di rumah

5. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas

6. Memasang pegangan tangga pada tangga dan pasang anti slip pada peganggan tangga, dan bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga

7. Menyingkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas. Misalnya, karpet, sajadah, pensil warna, gelas plastik, dll.

8. Menggunakan lantai yang tidak licin atau memakai alas kaki yang tidak licin

9. Mengatur letak barang-barang perabotan agar jalan untuk melintas mudah dan menghindari tersandung.

10. Memasang pegangan tangan di tempat yang diperlukan seperti di kamar mandi.

11. Memasang stiker cahaya yang kan menyala apabila lampu mendadak padam sehingga memudahkan untuk berjalan atau keluar.

12. Menghindari penggunaan perabotan yang beroda

13. Memasang alarm dan alat komunikasi yang tinggal menekan tombol apabila lansia meminta bantuan.

D. SKALA MORSE

NOPENGKAJIANSKALANILAIKET

1.Riwayat jatuh : apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir?Tidak0

Ya 25

2.Diagnosa sekunder : apakah lansia memiliki lebih dari satu penyakit?Tidak0

Ya15

3.Alat Bantu jalan :

a. Bed rest/dibantu perawat0

b. Kruk/tongkat/walker15

c. Berpegangan pada benda-benda di sekitar (kursi, lemari, meja)30

4.Terapi Intravena : apakah saat ini lansia terpasang infus?Tidak 0

Ya 20

5. Gaya berjalan/cara berpindah :

d. Normal/bed rest/immobile (tidak dapat bergerak sendiri)0

e. Lemah (tidak bertenaga)10

f. Gangguan/tidak normal (pincang/diseret)20

6. Status Mental

g. Lansia menyadari kondisi dirinya0

h. Lansia mengalami keterbatasan daya ingat15

Total Nilai

Keterangan :

Nilai 0-24 = tidak beresiko jatuh

Nilai 25-50 = resiko rendah

Nilai 51 = resiko tinggi untuk jatuhE. AKTIVITAS

Tujuan AktivitasWaktuMetode PembelajaranMetode Evaluasi

Untuk menurunkan angka resiko jatuh dan mencegah resiko jatuh pada lansia1. Kemitraaan ( dengan mengajak keluarga dari lansia bekerjasama dalam pelaksanaan project dan bekerja sama dengan petugas panti dalam pelaksanaan projec)

2. Pemberdayaan ( dengan cara memberdayakan lansia untuk mengikuti seluruh rangkain project)Senin 1 desember 2014

Pukul 08.00 -12.00 Focus group discussionLembar observasi ( yang berisi tentang standar penilaian keluarga mengerti tentang peran nya selama pelaksanaan project, keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan )

Untuk menilai keseimbangan gaya berjalan lansia dan klasifikasi kejadian jatuh/ resiko jatuh pada lansia di PSTWMengintruksikan lansia untuk melakukan latihan fisik seperti berjalan mengelilingi halamana 1 kali kemudian melakukan gerakan pemanasan seperti yang di peragakan.2 desember 2014

Pukul 08.00-10.00demonstrasiMetode evaluasi dengan skala morse dan akan di evalusi setiap selesai aktivitas dan di lakukan seminggu 2 kali selama 2 minggu.

Untuk melatih fisik dan kekuatan otot lansia dan menciptakan lingkungan lansia sesuai dengan prinsip Home safetyMelakukan latihan fisik senam untuk menjaga kebugaran, pernafasan dan koordinasi gerak pada lansia3 desember 2014

Pukul 08.00 11.00 senamKegiatan ini akan di lakukan 2 hari sekali. Perawat/ kader memantau untuk melihat keaktifan lansia.

Untuk mengetahui perkembangan kesehatan yang terjadi pada lansiaKemitraan (keluarga berkunjung ke lansia untuk berkonsultasi )7 dan 14 desember 2014konsultasiMemriksa TTV lengkap dari lansia dan mengobservasi keadaan lansia.

Untuk memilik lansia yang paling aktif dalam kelompok untuk dapat di jadikan kader bagi kelompok.Pemilihan duta lansia pelopor gery14 desember 2014

Mencari lansia yang memenuhi criteria untuk menjadi pelopor geryMemilih lansia yang sesuai dengan criteria.

AKTIVITAS

Malas untuk mengikuti senam ( aktif dan kooperatif

KEBIASAAN/PERILAKU

Tidak sehat ( sehat

PENGETAHUAN

Defisiensi penegtahaun ( peningkatan pengetahuan

Membuat surat izin observasi ke pstw

Melakukan kegiatan senam lansia yang di lakukan pada tanggal 3 desember 2014 pukul 08.00 di halaman pstw.

Melakukan kegiatan penklasifikasian tingkat resiko jatuh dengan skala morse pada tanggal 2 desember 2014 pukul 08.00 di halaman panti

Melakukan sosialisasi projek pada wali atau keluarga lansia pada tanggal 1 desember 2014 pukul 08.00 di aula panti

Mempersiapkan semua peralatan yang di lakukan untuk projek

Membuat jadwal projek yang akan di laksanakan

Melakukan koordinasi dengan pihak panti terkait projek yang akan di lakukan

Membuat surat izin melakukan projek di pstw

Melakukan observasi ke panti social tresna wreda (mendapatkan data)