komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam tindakan keperawatan faktor komunikasi yang baik antara perawat dengan kliennya sangat mempengaruhi keberhasilan tindakan keperawatan. Komunikasi merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan klien. Tetapi untuk mewujudkan komunikasi yang baik dengan klien tidaklah mudah, apalagi dengan klien anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Tetapi, dalam mencapai tujuan komunikasi yang baik ini tidaklah mudah, misalnya saja anak yang belum bisa bercerita. Kadang kala dalam komunikasi dengan anak, seorang perawat dalam tindakan keperawatannya dapat membuat/menyebabkan anak menjadi menangis, marah, dan lain sebagainya yang bisa membuat hati dan pikiran si klie (anak) menjadi tidak enak. Maka dari itu, kami terdorong untuk membuat makalah yang membahas tentang teknik komunikasi dengan anak. B. Ruang Lingkup Masalah 1. Definisi komunikasi 1

Upload: anonymous-kowprx

Post on 19-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam tindakan keperawatan faktor komunikasi yang baik antara perawat dengan

kliennya sangat mempengaruhi keberhasilan tindakan keperawatan. Komunikasi merupakan

bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan klien. Tetapi untuk

mewujudkan komunikasi yang baik dengan klien tidaklah mudah, apalagi dengan klien anak.

Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak

akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak

merupakan seseorang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan

khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun

nonverbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi

dapat tercapai. Tetapi, dalam mencapai tujuan komunikasi yang baik ini tidaklah mudah,

misalnya saja anak yang belum bisa bercerita. Kadang kala dalam komunikasi dengan anak,

seorang perawat dalam tindakan keperawatannya dapat membuat/menyebabkan anak

menjadi menangis, marah, dan lain sebagainya yang bisa membuat hati dan pikiran si klie

(anak) menjadi tidak enak. Maka dari itu, kami terdorong untuk membuat makalah yang

membahas tentang teknik komunikasi dengan anak.

B. Ruang Lingkup Masalah

1. Definisi komunikasi

2. Sikap komunikasi terapeutik pada anak

3. Komunikasi Pada Anak Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang

4. Cara komunikasi dengan anak

5. Komunikasi dengan keluarga

6. Menghindari hambatan-hambatan komunikasi

7. Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak

8. Implikasi komunikasi dalam keperawatan

C. Tujuan

Untuk mengetahui komunikasi pada anak dan keluarga.

1

Page 2: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui

simbol-simbol , tanda, atau tingkah laku (Haber,1987).

Menurut William Ablig :Komunikasi adalah proses pengoperan lambang- lambang yang

mengandung pengertian antara individu- individu.

Menurut Dale Yoder :Kata communications berasal dari sumber yang sama , seperti kata

common yang artinya bersama , bersama-sama dalam membagi ide,apabila seseorang

berbicara, orang yang lain mendengarkan .

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah : komunikasi dilakukan

dua orang atau lebih, komunikasi merupakan pembagian ide, pikiran, fakta , pendapat, dan

Komunikasi melalui lambang-lambang yang harus dimengerti oleh pelaku komunikasi.

Sedangkan Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang

dilakukan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

1. Komponen dalam komunikasi

a. Komunikator/ Pengirim pesan : Yang menjadikomunikator dalam hal ini adalah

anak, keluarga, atau kelompok.

b. Komunikan / penerima pesan : penerima pesan merupakan orang yang menerima

berita atau lambang.

c. Pesan : Berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambang,

pembicara, gerakan atau sikap.Ex : Informasi ttg masalah kesehatan anak.

d. Media, Sarana atau saluran dari komunikasi. Dapat berupa media cetak, audio,

visual, atau audio visual.

e. Umpan Balik : Reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan

yg disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Sikap dalam komunikasi

Menurut Egan (1995) menyatakan bahwa sikap komunikasi merupakan sesuatu apa

yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal.

Diantaranya :

a. Sikap berhadapan

Bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka atau berhadapan langsung

dgn anak ( Komunikator siap utk berkomunikasi).

b. Sikap mempertahankan kontak

Page 3: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

3

Bertujuan menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap

berkomunikasi dgn cara selalu memperhatikan apa yg diinformasikan atau

disampaikandgn tidak melakukan kegiatan yg dapat mengalihkan perhatian dgn

lainnya.

c. Sikap membungkuk kearah pasien

Menunjukkan keinginan utk mengatakan atau mendengar sesuatu dgn cara

membungkuk sedikit kearah klien.

d. Sikap tetap relaks

Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dlm

memberi respons pada klien selama komunikasi.

e. Sikap terbuka

Bentuk sikap dgn memberikan posisi kaki tidak melipat,tangan menunjukkan

keterbukaan untuk berkomunikasi

B. Sikap komunikasi terapeutik pada anak

1) Sikap kesejatian

Menghindari membuka diri yg terlalu dini sampai dgn anak menunjukkan kesiapan utk

berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita pada anak.

2) Sikap empati

Bentuk sikap dgn cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan org tua.

3) Sikap hormat

Bentuk sikap yg menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka dan

menghargai klien. ex : senyum pada saat yg tepat, melakukan jabat tangan atau sentuhan

yang lembut dgn seizin komunikan.

4) Sikap Konkret

Bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yg spesifik dan bukan abstrak pada saat

kom dgn klien , EX : gambar, mainan, dll.

C. Komunikasi Pada Anak Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang

Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek

diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode

dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan

komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan

anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.

Page 4: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

4

1) Usia Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui

gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping

itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan

komunikasipada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang

menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-

suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu

ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada

minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi

sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan

tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan

lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap

namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun

pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga

kata.

Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif

pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik

sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.

2) Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan

bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh

kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata

ulangan.

Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan

ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan

sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya

sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa

kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada

dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih

belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang

dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi

kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan,

menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas

Page 5: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

5

dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti

kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat

komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam

berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita

harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan.

Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika

diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak

merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau

bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.

3) Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak

mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang

dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca

disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai

berfikir tentang kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih

memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana

yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu

yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural

dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan

tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam

sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

4) Usia Remaja (11-18 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan

berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai

menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang

masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai

menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini

adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia

ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa

pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi

Page 6: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

6

mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam

bersikap dewasa.

D. Cara komunikasi dengan anak

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan

dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai

data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah

keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam

berkomunikasi dengan anak, antara lain :

1) Melalui orang lain atau pihak ketiga.

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan

kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan

melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu

dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang

sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok

pembicaraan.

2) Bercerita.

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,

mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan

hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan

melalui tulisan maupun gambar

3) Memfasilitasi.

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau

respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu

mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan

respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh

perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang

jelek pada anak.

4) Biblioterapi.

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan

perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang

akan disampaikan kepada anak.

5) Meminta untuk menyebutkan keinginan.

Page 7: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

7

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak

untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak

dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

6) Pilihan pro dan kontra.

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui

perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan

pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.

7) Penggunaan skala.

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit

pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan

menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.

8) Menulis.

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,

marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah

dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk

menulis.

9) Menggambar.

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan

ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui

gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan

maksud dari gambar yang ditulisnya.

10) Bermain.

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini

hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin,

dan pesan-pesan dapat disampaikan.

E. Komunikasi dengan keluarga

Komunikasi dengan keluarga merupakan proses segi tiga antara perawat orang tua dan

anak. Walaupun orang tua merupakan fokus penting dalam berkomunikasi segi tiga. Saudara

kandung, sanak keluraga lainnya dan pengasuhnya juga merupakan bagian dari proses

komunikasi.

Melaksanakan penjajakan terhadap anak memerlukan input dari anak itu sendiri ( verbal

dan non verbal), informasi dari orang tua dan observasi perawat sendiri. Untuk itu lakukanlah

langkah-langkah sebagai berikut :

Page 8: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

8

a) Mendorong orang tua untuk berbicara

Informasi tentang faktor kehidupan anak. Berhati-hatilah dan gunakan pertanyaan-

pertanyaan terbuka untuk menggali data sebanyak mungkin.

b) Mengarahkan pada pokok permasalahan

Kemampuan untuk mengarahkan pada pokok permasalahan selama berwawancara

adalah salah satu kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi efektif. Salah satu

pendekatan adalah menggunakan pertanyaan terbuka dan luas.

c) Mendengarkan

Mendengarkan adalah unsur yang paling penting dalam komunikasi yang efektif.

Dalam proses mendengarkan perawat harus mengarahkan perhatiannya dengan

sungguh-sungguh pada klien. Ini merupakan proses aktif karena konsetrasi dan

perhatian ditujukan pada semua aspek percakapan yaitu : verbal, non verbal dan yang

bersifat abstrak.

d) Bersikap empati

Empati berarti ikut merasakan perasaan orang lain secara obyektif. Perawat yang

empati berusaha sebanyak mungkin melihat keadaan dari sudut pandang klien /

keluarga. Empati berbeda dengan simpati, simpati tidak selalu ada unsur hubungan “

membantu “ dengan klien.

e) Menyakinkan

Hampir semua orang tua ingin menjadi orang tua yang baik dan ingin menunjukkan

kemampuannya dalam perannya. Orang tua membutuhkan perawat yang

menghargai dan memperhatikan perannya sebagai orang tua dan ingin agar perawat

memperhatikan anaknya. Hindarkan pembicaraan yang menyinggung harga diri

sebagai orang tua.

f) Menentukan Masalah.

Perawat dan orang tua harus sepakat bahwa masalah itu ada. Perawat akan bersama

ibu menetapkan apakah masalahnya ini benar atau tidak.

g) Memecahkan Masalah.

Pemahaman dan pengenalan masalah harus disepakati oleh orang tua kemudian mulai

merencanakan pemecahannya.Perawat harus mendiskusikan resikonya terhadap

keluarga dan mencoba mencari pemecahan masalah yang lebih efektif.

h) Mengadaptasi Bimbingan.

Segera setelah masalah diidentifikasi & disetujui oleh perawat dan orang tua, maka

dapat mulai merencanakan pemecahannya. Orang tua yang dilibatkan dalam

Page 9: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

9

memecahkan masalah berfartisipasi penuh selama perawatan berlangsung. Bila situasi

memungkinkan, keputusan yang diambil adalah berasal dari orang tua dan perawat

berperan sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah.

F. Menghindari hambatan-hambatan komunikasi

Hambatan yang mempengaruhi proses hubungan dalam berkomunikasi :

o Sosialisasi

o Memberi nasehat-nasehat yang tidak ada kaitannya dan yang tidak diperlukan

o Memberikan dorongan sepintas

o Melindungi suatu situasi/opini

o Menawarkan keyakinan yang kurang sesuai

o Memberikan pujian secara stereotipi

o Menahan ekspresi emosi dengan pertanyaan tertutup

o Menginterupsi & menyelesaikan kalimat seseorang

o Lebih banyak bicara dari pada orang yang diintervien

o Membuat konklusi yang menghakimi

o Mengubah fokus pembicaraan dengan sengaja

G. Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya

yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi dan makin bagus pengatahuan yang dimiliki sehingga

penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam komunikasi

dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat pendidikan khususnya orang

tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai

dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.

2) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang

dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan. Faktor pengetahuan dalam proses komunikasi dapat diperlihatkan apabila

seseorang pengetahuan cukup, maka informasi yang disampaikan akannjelas dan mudah

Page 10: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

10

diterima oleh penerima kan tetapi apabila pengetahuan kurang maka akan menghasilkan

informasi yang kurang.

3) Sikap

Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses kemungkinan berjalan efektif

atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan seseorang yang memiliki sikap kurang baik

akan menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator, demikian

sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka dapat

menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang diharapkan

dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai dan lain-lain,

kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi terapeutik.

4) Usia Tumbuh kembang

Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat ditunjukkan

semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam komunikasi semakin

kompleks dan sempurna yang dapat dilihat perkembangan bahasa anak.

5) Status kesehatan anak

Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat

diperlihatkan ketiak anak sakit atau mengalami gangguan psikologis maka cenderung

anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam komunikasi

membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis untuk mencapai komunikasi yang

efektif.

6) Sistem social

Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di masyarakat, di mana

setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi yang berbeda. Hal tersebut dapat

juga mempengaruhi proses komunikasi seperti orang Batak engan orang Madura ketika

berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak memahami

bahasa daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan komunikasi.

7) Saluran

Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses komunikasi seperti

intonasi suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya akna dapat memberikan pengaruh

dalam proses komunikasi, sebagai contoh apabila kita berkomunikasi dengan orang yang

memiliki suara atau intonasi jelas maka sangat mudah kita menerima informasi ataupun

pesan yang disampaikan. Demukian sebaliknya apabila kita berkomunikasi dengan orang

yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan kesulitan menerimapesan atau informasi

yang disampaikan.

Page 11: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

11

8) Lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan dalam hal

komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun lokasi yang ada.

Lingkungan yang baik atau tenang akan memberikan dampak berhasilnya tujuan

komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak yang

kurang. Hal ini dapat kita contohkan apabila kita berkomunikasi dengan anak pada tempat

yang gaduh misalnya atau tempat yang bising, maka proses komunikasi tidak akan bisa

berjalan dengan baik, kemungkina sulit kita berkomunikasi secara efektif karena suara

yang tidak jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan sulit diterima oleh anak.

H. Implikasi Komunikasi Dalam Keperawatan

Implikasi komunikasi dalam keperawatan sangat penting bagi perawat mengingat

berbagai pengkajian atau pemeriksaan pada klien dapat dilakukan melalui komunikasi di

antaranya implikasi yang dapat dilakukan adalah:

a) Ajak berbicara lebih dahulu dengan orang tua sebelum berkomunikasi dengan anak

atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam tindakan keperawatan.

b) Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak

mau berkomunikasi.

c) Berikan maianan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti.

d) Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan

sambil duduk, berdiri atau tidur.

e) Lakukan pemeriksaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak

trauma lakukan diakhir pemeriksaan.

f) Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan

untuk memegang alat periksa

Page 12: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

12

ROLE PLAY KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA SEKOLAH

Narator :

Kepala Bangsal :

Perawat :

Pasien Nisa :

Ibu Dina :

Di Rumah Sakit Sinar Asih terdapat pasien anak usia sekolah umurnya 7 tahun dengan didampingi ibunya, dia bernama Nisa. Nisa sudah 3hari di rawat di ruang mawar no.004, dia dirawat karena keracunan makanan yang dibelinya saat di Sekolah. Pagi hari perawat Arif bertugas untuk memberikan obat kepada pasien Nisa. Sebelum perawat Arif menemui pasien Nisa, terlebih dahulu dia izin ke kepala bangsal.

Perawat Arif : Selamat pagi Bu ?

Kepala bangsal : selamat pagi, silahkan duduk. Ada apa yah mas ?

Perawat Arif : begini bu, menurut catatan rekam medis yang ada, bahwa pasien Nisa yang dirawat di ruang mawar nomor 004 pagi ini jadwalnya untuk minum obat. Saya akan membantunya minum obat. Bagaimana bu, apakah saya diizinkan ?

Kepala bangsal : baik, kalau begitu lakukan sesuai prosedur yang ada yah mas.

Perawat Arif : baik bu, terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu.

Kepala bangsal : iya, silahkan.

Perawat Arif menghampiri pasien Nisa di ruang mawar nomor 004 dengan membawa obat. Namun mengetahui bahwa nisa akan disuapin obat, dia ketakutan karena tidak suka dengan rasa pahit obat tersebut.

Perawat Arif : assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu.

Ibu Dina : waalaikum salam mas.

Perawat Arif : perkenalkan bu, nama saya perawat Arif. Saya bertugas dari jam 07.00 sampai jam 12.00 siang nanti. Anak ibu namanya dek Nisa yah bu?. Kebetulan hari ini saya yang akan merawat anak ibu. Hari ini saya akan memberikan obat kepada anak ibu, tujuannya supaya rasa nyeri pada perut anak ibu bisa berkurang. Nanti ibu bisa tolong membantu saya supaya anak ibu mau meminum obat. Bagaimana bu, apakah ibu bersedia?

Ibu Dina : oh begitu yah mas, yasudah nanti saya akan bantu supaya anak saya cepet sembuh.

Page 13: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

13

Perawat Arif : baik bu, sejauh ini bagaimana keadaan dek nisa, bu ?

Ibu Dina : ya begini lah mas, rewel disuruh minum obat ngga mau.

Perawat Arif : oh begitu yah. Nah, dek Nisa apa kabar ?

Nisa : baik mas, aku sehat.

Perawat Arif : wah dek nisa sudah sehat yah. Biar dek nisa tambah sehat, dek nisa minum obat ini dulu yah.

Nisa : apa itu mas, aku ngga mau minum obat, obatnya pahit !

Ibu Dina : Nisa yang nurut yah, biar nisa cepet pulang kerumah. Nanti nisa bisa sekolah lagi.

Perawat Arif : iya dek nisa, ini syrup. Dek nisa pernah minum syrup yang rasa strawberry kan? Ini manis kok. Coba dulu yuk. Coba sedikit aja. Manis kok dek.

Nisa : beneran ngga pahit mas ? mas dulu coba yang minum.

Perawat Arif menuangkan madu pada sendok dan diminumnya supaya pasien Nisa percaya dan mau meminum obat. Lalu, perawat Arif meminta pasien Nisa untuk meminumna satu tetes.

Perawat Arif : hemm, tuh, manis kan dek? Engga pahit?

Nisa : iya mas, enak.

Perawat arif : nah sekarang dek nisa minum lagi yah, tadi kan cuma minum sedikit.

Perawat Arif menuangkan obat yang sebenarnya diminum pasien Nisa pada sendok yang sudah disiapkan, tidak menaruh madu lagi.

Nisa : (merasa kepahitan)

Nisa merasa kepahitan dengan obat yang diminumnya. Lalu perawat Arif memberi madu lagi supaya Nisa tidak merasa pahit lagi. Setelah pemberian obat selesai, perawat Arif pamit kepada Ibu Dina dan pasien Nisa.

Ibu Dina : makasih yah mas, mas sudah membantu anak saya minum obat. Dari kemaren dia nangis terus, perutnya kesakitan. Alhamdulilah setelah dibantu mas, dia nurut minum obat.

Perawat Arif : iya bu, sama-sama. ini sudah menjadi tugas saya untuk membantu dek Nisa minum obat, dan saya jug senang membantunya. Dek nisa cepet sembuh yah, biar bisa sekolah lagi, main sama teman-teman dek Nisa lagi.

Nisa : iya mas.

Perawat Arif : kalau begitu saya permisi dulu yah Bu. Nanti jam 12.00 saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan dek nisa selanjutnya, sekaligus mengantarkan makanan untuk dek Nisa. Semisal ibu perlu bantuan saya lagi sebelum jam 12.00, ibu bisa memencet tombol

Page 14: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

14

yang ada disamping tempat tidur dek Nisa atau ibu bisa menemui saya di ruang keperawatan yah bu. Assalamu’alaikum bu.

Ibu Dina : waalaikum salam.

Page 15: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang

digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.

Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan obyek yang maknanya

disepakati bersama lambang menjembatani hubungan antara manusia dengan objek

B. Saran

Bagi perawat harus mempunyai komunkasi yang baik kepada klien sehingga dapat

membangun rasa saling percaya.

Page 16: komunikasi kpd anak dan keluarga.docx

16

DAFTAR PUSTAKA

Mills, Elizabeth. 2010. Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku, Gajah Mada

Uiversity Press: Yogjakarta

Putri H Trikaloka dan Fanani Ahmad.2013.komunikasi Kesehatan.yogyakarta: Merkid Press.

Muslih dan Fatmawati Siti.2009.Komunikasi Kesehatan.yogyakarta:Nuha Medika

Priyanto agus.2009.Komunikasi dan konseling.jakarta:Salemba Medika.s