komudaqu.doc

7
LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA RSUD WATES Di Susun oleh : Dhita Budi Wibowo (20090310186) Dosen Pembimbing : dr. Ikhlas M. Jenie M.Med.Sc Muhammadiyah University of Yogyakarta

Upload: dhita-budi-wibowo

Post on 26-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: komudaqu.doc

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA

RSUD WATES

Di Susun oleh :

Dhita Budi Wibowo (20090310186)

Dosen Pembimbing :

dr. Ikhlas M. Jenie M.Med.Sc

Muhammadiyah University of Yogyakarta

Faculty of Medicine

Page 2: komudaqu.doc

NAMA : Dhita Budi Wibowo

NIM : 20090310186

RSUD : RSUD WATES

PENGALAMAN

Seorang ibu berumur 26 tahun dirawat di RSUD Wates dengan keluhan sejak ± 13 hari

pasien Buang Air Besar cair dalam sehari ± 20 X, pasien tidak merasa mual, muntah, BAK tidak

ada keluhan, Diare bau, tidak berlendir, ada ampas, tidak ada darah. Pasien memiliki riwayat

Toxoplasmosis dan memeliki riwayat mengkonsumsi obat anti viral

MASALAH YANG DIKAJI

Mengapa pasien diberikan terapi dengan antapulgit, lakto B dan cairan infus RL pada

penanganan penyakitnya dan bagaimana efek kerja obat tersebut?

ANALISIS KRITIS

Diare termasuk self-limited disease merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri.

Namun, dalam kasus berat dapat diberikan antibiotic jika diare disebabkan infeksi bakteri.

Loperamide direkomendasikan untuk diare akut ataupun kronik. Golongan adsorben seperti

kaolin-pektin, attapulgit digunakan untuk mengatasi gejala dimana mereka bekerja menyerap

toksin.

Pada kasus tersebut pasien mendapat terapi salah satunya diberi attapulgit. Dimana

Attapulgite koloid aktif adalah magnesium alumunium silikat alamiah yang telah dimurnikan

dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk meningkatkan kemampuan adsorpsinya. Berupa

serbuk sangat halus, mempunyai pH antara 7,0-9,5. Attapulgite koloid aktif yang memiliki daya

adsorpsi digunakan sebagai adsorben pada pengobatan diare.

Attapulgite/polygorskite merupakan bahan alam yang bereaksi dengan asam dan toxin di

saluran cerna dan bersifat menyerap air sehingga kadar air di saluran cerna berkurang. Oleh

sebab itu, attapulgite dimanfaatkan untuk mengatasi diare yang nonspesifik. Biasanya

penggunaan attapulgite tidak dalam jangka panjang karena obat tersebut digunakan hanya pada

saat diare saja sebagai obat simptomatik. Artinya begitu diarenya sembuh penggunaannya

dihentikan atau jika diarenya berlanjut, harus dicari penyebabnya untuk dapat diatasi secara

Page 3: komudaqu.doc

tuntas. Attapulgite tidak diserap di usus tetapi bekerja di rongga usus sehingga aman diberikan

pada pasien dengan gangguan fungsi hati ringan dan karena attapulgite tidak diserap. Attapulgite

menyerap gas-gas beracun, zat yang merangsang, endotoxin, bakteri dan virus yang

menyebabkan diare.Attapulgite melapisi selaput lendir di usus yang meradang dan menyerap

bagian-bagian berair sehingga dapat digunakan untuk menormalkan pembentukan tinja.

Pemberian lacto b pada pasien diare tersebut mempunyai indikasi

Untuk Pengobatan diare & pencegahan intoleransi laktosa. Lactic Acid Bacterial menghasilkan asam organik yang menghambat bakteri merugikan,

sehingga dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan flora usus pada diare. Lactobacilli menghasilkan enzim β-Galaktosidase, untuk menghidrolisa laktosa menjadi

glukosa dan galaktosa. Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance (diare akibat mengkonsumsi susu formula

yang mengandung laktosa).

Komposisi lacto b Per Sachet mengandung : (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longun, Streptococcus thermophillus Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg.

Untuk pemberian RL bertujuan

1. Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit harian untuk homeostasis.

2. Mencegah gangguan elektrolit dan asam-basa.

3. Mendukung terapi primer.

4. Membantu proses enzimatik & sintesis protein.

5. Memacu penyembuhan.

RL mengandung Na+ sebanyak 130 mmol/L, K+ sebanyak 4 mmol/L, Cl- sebanyak 109

mmol/L, Laktat 28 mmol/L, dan Glukosa 278 mmol/L.

Fungsi Air adalahKomponen sel dan kompartemen cairan tubuh lain, pengaturan suhu, pelarut,

dan pelumas.Na+ Bersama klorida mempertahankan volume dan osmolaritas darah, mengatur

muatan listrik di neuromuscular junction,dan mempengaruhi asam-basa. K+ Kepekaan

neuromuskular (Neuromuscular excitability), sintesis protein dan kolagen, proses enzimatik

dalam produksi energi sel. Bersama natrium dan kalsium memelihara irama jantung. Bagian dari

sistem dapar tubuh untuk mengatur asam-basa. Manajemen cairan adalah penting dan kekeliruan

Page 4: komudaqu.doc

manajemen dapat berakibat fatal. Untuk mempertahankan keseimbangan cairan maka input

cairan harus sama untuk mengganti cairan yang hilang. Cairan itu termasuk air dan elektrolit. Hal

inilah yang menjadi alasan pemberian infus RL terhadap pasien ini

DOKUMENTASI

1. Nama Pasien : ny. Purwaningsih

Usia : 26 thn

Alamat : DS VI Bojong Panjaitan kulonprogo

Tanggal masuk: 6 januari 2011

2. Pemeriksaan Fisik

T = 130/80 mmHg KU = CM

S = 370 C Kepala = Ca -/- Si -/-

N = 88 X/ m Bibir = Kering

RR = 24 x/m Lidah = Basah

Leher = lnn ttb sup ≠

Thorax = P/ Veskuler +/+

ST (-)

C/S1 S2 reg

Abdomen = Supel NT (-)

BU (+)

H/L ttb

Eks = Akral Hangat

3. Pemeriksaan Lab

- Darah Rutin

G.D Sewaktu 81 mg % Normal : ≤ 180

Ureum 29 mg % Normal : 10 – 50

Creatinin 1.01 mg % Normal : 0,5 – 1,1

- Feses Rutin

A. duodenal (-)

Trichuri T (-)

A. Lumbricoides (-)

Page 5: komudaqu.doc

Oxyrus Fermicularis (-)

Lendir / Sisa makanan +/+

Eritrocyte (+)

Leukocyte (+)

Amuba (-)

Sisa Tumbuhan (-)

Benzidin tes (-)

4. Usul Pengobatan

- RL

- Diatab 3x1 / Attapulgit 3x1

- Lacto B tab 3x1

- Cek darag dan Feses rutin

5. Pegobatan di poliklinik

- IUFD 20 fpm

6. Akan dilakukan CIL untuk memastikan diagnosis sementara (GEA)

REFERENSI

G.Katzung, Bertram. 1997. Farmakologi dasar dan klinik. jakarta : EGC, 1997

Muhammad Kurniawan. 2010. Buku Kerja Komuda Blok Alimentary. Yogyakarta : UMY

Sudoyo, A.W., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

PEMBIMBING KOMUDA

dr. Ikhlas M. Jenie M.Med.Sc Dhita Budi Wibowo