kolokium makalah
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH
1/5
Paraf Dosen Pembimbing : ………………
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM (KASUS
KELOMPOK TANI BINA USAHA JAMUR)
KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR
Indira Gita Adelia1)
dan Burhanuddin2)
1)Mahasiswa, Departemen Agribisnis FEM IPB, H342101392)Dosen Pembimbing, Departemen Agribisnis FEM IPB, Dr, Ir, MM.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman hortikultura adalah
jenis tanaman yang dinilai baik bagi
para petani untuk dibudidayakan karenasesuai dengan lahan pertanian dan
menjadi komoditas yang banyak
tersebar diberbagai wilayah, selain itu
alasan lainnya ialah pergiliran tanaman-
tanaman hortikultura dapat dilakukan
setiap tahunnya, sesuai permintaan
pasar yang seringkali berubah-ubah.
Salah satu yang masuk dalam jenis
hortikultura adalah sayuran. Sayuran
dapat dibudidayakan dengan cukup baik
di Negara kita. Konsumsi sayuran berflutukasi setiap tahunnya, namun
komoditi jamur dapat dilihat pada setiap
tahunnya meningkat dan diperkirakan
akan terus meningkat. Tabel 1.
Konsumsi Sayuran di Indonesia
(Ton/Tahun). Sebagai bahan pangan,
jamur memiliki nilai takaran gizi yang
cukup lengkap dengan harga yang
terjangkau, hal tersebut yang membuat
jamur diburu oleh masyarakat. Dapat
dilihat pada Tabel 2. Perbandingan Nilai Gizi Jamur Dengan Pangan Lain
dalam 100 gram. Jamur tiram yang
sering dikonsumsi masyarakat dan
dibudidayakan adalah jamur tiram putih
karena memiliki tekstur daging yang
lembut dan rasanya hampir menyerupai
daging ayam serta memiliki kandungan
gizi yang tinggi dan berbagai macam
asam amino essensial, protein, lemak,
mineral, dan vitamin (Martawijaya &
Nurjayadi 2010).
Sentra penghasil jamur tiram
putih dapat ditemui di beberapa daerah
di Indonesia. Daerah penghasil jamur
tiram putih di Indonesia masih
didominasi oleh wilayah Jawa Barat.
Dapat dilihat pada Tabel 4. Luas Jamur
Tiram Putih di Beberapa ProvinsiIndonesia (Ton/Ha). Jawa Barat dikenal
sebagai salah satu sentra jamur tiram.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu
wilayah di Jawa Barat yang merupakan
sentra yang memproduksi jamur tiram
yang tersebar di beberapa kecamatan.
Kecamatan Dramaga hingga saat ini
masih memiliki hasil produksi yang
rendah dari Kecamatan Ciawi
Kecamatan Mega Mendung.
Kelompok Tani Bina UsahaJamur ialah salah satu produsen jamur
tiram putih yang berada di Kecamatan
Dramaga, Kapupaten Bogor. Produksi
jamur tiram pada Bina Usaha Jamur rata
rata mencapai 20kg hingga 30kg per
harinya. Jumlah produksi ini masih
belum dapat memenuhi permintaan
pasar. Hal ini menunjukan bahwa
potensi pasar yang dimiliki oleh Bina
Usaha Jamur masih besar dan
memberikan peluang untuk melakukan
pengembangan usaha.
Perumusan Masalah
Usaha budidaya jamur tiram
sampai saat ini sangat menjanjikan
karena daya serap pasar masih sangat
tinggi, namun tidak semua orang berani
memulai usaha ini karena modal dan
-
8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH
2/5
Paraf Dosen Pembimbing : ………………
keahlian yang harus mencukupi pada
setiap budidayanya (Piryadi 2013).
Potensi pasar yang dimiliki pun
sangat terbuka dapat dilihat dari jumlah
permintaan terhadap jamur tiram di beberapa kota besar di Indonesia tahun
2013 pada Tabel 3. Permintaan Jamur
Tiram di Beberapa Kota Besar. Dilihat
pada tabel diatas menjelaskan
kebutuhan jamur tiram di daerah
jabodetabek memiliki permintaan yang
terbesar setiap harinya dengan 20000kg
hingga 25000kg dibandingkan dengan
kota besar lainnya dan kota Semarang
memiliki permintaan yang paling
rendah yaitu 500kg sampai 1000kgsetiap harinya. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan, potensi
pasar yang baik memberikan peluang
kepada Bina Usaha Jamur untuk dapat
melakukan pengembangan usaha
budidaya jamur tiram putih.
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan maka rumusan masalah yang
dapat dianalisa adalah
1. Bagaimana kondisi lingkunganinternal dan eksternal yang
dihadapi Kelompok Tani Bina
Usaha Jamur
2. Bagaimana strategi alternative
pengembangan yang tepat pada
Kelompok Tani Bina Usaha
Jamur
3.
Bagaimanakah strategi prioritas
yang dapat diterapkan dalam
Kelompok Tani Bina Usaha
Jamur
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan
perumusan masalah yang tellah
diuraikan, maka adapun yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal
yang menjadi kekuatan dan
kelemahan bagi pengembangan
bina usaha jamur tiram
2. Merumuskan strategi alternatif
pengembangan yang tepat
pengusaha jamur tiram3. Menentukan strategi prioritas
dalam pengembangan usaha
jamur tiram.
KERANGKA PEMIKIRAN
OPERASIONAL
Potensi usaha jamur masih sangat
terbuka lebar, ditambah dengan
permintaan yang meningkat setiap
tahunnya. Untuk mengatasinya dengancara melakukan strategi pengembangan
usaha.
Perumusah strategi pada
penelitian ini diawali dengan
melakukan identifikasi mengenai visi,
misi, dan tujuan Kelompok Tani Bina
Usaha Jamur. Setelah itu dilakukan
identifikasi masalah yang terdapat di
Bina Usaha Jamur. Lalu mulai
menganasilis faktor internal dan
eksternal yang berguna untukmengetahui hal-hal yang mempengaruhi
perusahaan ini. Hasil dari menganalisis
factor internal dan eksternal ini akan
menunjukan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman bagi perusahaan
tersebut. Langkah selanjutnya ialah
menganalisis matriks IFE dan EFE.
Tujuan dilakukan analisis ini adalah
untuk mengidentifikasi factor-faktor
internal dan eksternal yang berpengaruh
signifikan terhadap perusahaan. Lalu
menggunakan Matriks IE agar
perusahaan dapat mengetahui posisinya
dan strategi apa yang harus dilakukan
untuk mempertahankan atau
meningkatkan posisinya. Pada tahap
akhir digunakan matriks perencanaan
strategi kuantitatif (QSPM) untuk
menentukan alternatif strategi prioritas
terbaik yang paling cocok dengan
kondisi internal dan eksternal untuk
-
8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH
3/5
Paraf Dosen Pembimbing : ………………
diterapkan perusahaan. Dapat dilihat
pada Lampiran Gambar 3.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret hingga April 2016 pada
Kelompok Tani Bina Usaha Jamur yang
berada di Kampung Cibereum Setu
Leutik Desa Dramaga. Pemilihan lokasi
ini dilakukan secara sengaja ( purposive)
dengan mempertimbangkan bahwa
Kelompok Tani Bina Usaha Jamurmerupakan salah satu produsen jamur
tiram di Kecamatan Dramaga
Kabupaten Bogor.
Metode Penentuan Responden
Data diperoleh dari bebagai
responden yang terkait dengan kajian
penelitian yang dilakukan. Pengambilan
responden dalam penelitian ini
dilakukan dengan sengaja ( purposive).Responden yang dipilih adalah orang
yang tepat dan baik untuk dijadikan
responden dalam penelitian karena
bertanggung jawab dalam pengambilan
keputusan di perusahaan. Responden ini
dipilih dengan pertimbangan bahwa
responden ini merupakan orang yang
sangat mengetahui kondisi Bina Usaha
Jamur, baik itu lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal serta
faktor penentu dari pengambilankeputusan kelompok tani ini.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan ialah primer
dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh melalui
pengamatan langsung dan wawancara
dengan responden, serta melakukan
penyebaran kuesioner untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan kelompok tani
tersebut, sedangkan data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari
pengumpulan data yang berasal dari
Badan Pusat Statistika (BPS)
Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian danHoltikultura, serta dari penelusuran
literatur yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
primer diperoleh melalui wawancara
langsung dan observasi lapang. Sumber
data primer terdiri dari 30 peternak yang
relevan memberikan informasi yang
dibutuhkan peneliti dan sumber data
sekunder terdiri dari BPS, LSI dan
Internet.
Metode Pengolahan dan Analisis
Data
Metode pengolahan menggunakan
pendekatan kosnsep manajemen
strategis. Analisis data dilakukanmelalui analisis deskriptif, kualitatif,
dan kuantitatif.
Tahap Input
Data kuantitatif dan kualitatif
akan dikelompokkan ke dalam
lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Menurut David (2011),
matriks IFE dan EFE dapat dibuat
dengan tahapan pertamamengidentifikasi faktor intenal dan
eksternal yang ada di lingkungan
perusahaan, lalu menentukan bobot
variabel dengan mengajukan
identifikasi faktor strategis eksternal
dan internal tersebut kepada responden
terpilih dengan menggunakan metode
rataan responden, penentuan peringkat
(rating) dilakukan terhadap variabel-
variabel dari hasil analisis situasi
perusahaan yang ditentukan oleh pihak
-
8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH
4/5
Paraf Dosen Pembimbing : ………………
manajemen perusahaan sebagai penentu
kebijakan perusahaan.
Nilai dari pembobotan kemudian
akan dikalikan dengan peringkat pada
tiap faktor dan semua hasil kali tersebutdijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh total skor pembobotan.
Total skor pembobotan akan berkisar
antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2.5.
Jika total skor pembobotan IFE 3.0-4.0
berarti kondisi internal perusahaan
tinggi atau kuat, kemudian jika 2.0-2.99
berarti perusahaan kondisi internal
perusahaan rata-rata atau sedang, dan
1.0-1.99 berarti kondisi internal
perusahaan rendah atau lemah. Skalanilai peringkat untuk matriks IFE
adalah:
1 = kelemahan utama/ mayor
2 = kelemahan kecil/ minor
3 = kekuatan kecil/ minor
4 = kekuatan utama/ mayor
Jika total skor pembobotan EFE
3.0-4.0 berarti perusahaan merespon
kuat terhadap peluang dan ancaman
yang mempengaruhi perusahaan,kemudian jika 2.0-2.99 berarti
perusahaan merespon sedang terhadap
peluang dan ancaman yang ada,dan 1.0-
1.99 berarti perusahaan tidak dapat
merespon peluang dan ancaman yang
ada. Skala nilai peringkat untuk matriks
EFE adalah:
1 = respon (di bawah rata-rata)
jelek
2 = respon rata-rata
3 = respon di atas rata-rata4 = respon superior
Tahap Pencocokkan
Alat analisis yang digunakan pada
tahap ini ialah Matriks IE dan Matriks
SWOT.
Matriks IE didasarkan pada skor
bobot IFE total pada sumbu x dan skor
bobot EFE total pada sumbu y.Matriks IE
mempunyai sembilan sel strategi dan dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar yang
mempunyai implikasi strategi yang bebeda-
beda, yaitu: (a) Tumbuh dan Membangun
(Grow and Build ); (b) Menjaga dan
Mempertahankan ( Hold and Mantain); dan(c) Panen atau Divestasi ( Harvest or
Divest )
Analisis SWOT dilakukan dengan
tujuan untuk membantu manajer
mengembangkan empat tipe strategi,
yaitu strategi SO (Strengths-
Opportunities), WO (Weaknesses -
Opportunities), ST (Strengths-Threats),
dan WT (Weaknesses-Threats).
Tahapan-tahapan dalammenyusun matriks SWOT: (1)
Membuat daftar peluang eksternal
perusahaan (2) Membuat daftar
ancaman eksternal perusahaan (3)
Membuat daftar kekuatan internal
perusahaan (4) Membuat daftar
kelemahan internal perusahaan (5)
Mencocokkan kekuatan-kekuatan
internal dan peluang-peluang eksternal
dan catat hasilnya dalam startegi SO (6)
Mencocokkan kelemahan-kelemahan
internal dan peluang-peluang eksternal
dan catat hasilnya dalam startegi WO
(7) Mencocokkan kekuatan-kekuatan
internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam
strategi ST, dan (8) Mencocokkan
kelemahan-kelemahan internal dan
ancaman-ancaman eksternal dan catat
hasilnya dalam strategi WT.
Tahap Keputusan QSPM (Quantitative Strategic
Planning Matrix) adalah alat yang
direkomendasikan para ahli strategi
dalam melakukan evaluasi pilihan
strategi alternatif. Berikut adalah
langkah-langkah pengembangan suatu
QSPM: (1) Mendaftarkan peluang,
ancaman, kekuatan dan kelemahan
perusahaan di kolom sebelah kiri
QSPM. Informasi ini diambil dari
-
8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH
5/5