kolokium makalah

Upload: indira-gita-adelia

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH

    1/5

    Paraf Dosen Pembimbing : ……………… 

    STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM (KASUS

    KELOMPOK TANI BINA USAHA JAMUR)

    KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

    Indira Gita Adelia1)

     dan Burhanuddin2)

     1)Mahasiswa, Departemen Agribisnis FEM IPB, H342101392)Dosen Pembimbing, Departemen Agribisnis FEM IPB, Dr, Ir, MM.

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Tanaman hortikultura adalah

     jenis tanaman yang dinilai baik bagi

     para petani untuk dibudidayakan karenasesuai dengan lahan pertanian dan

    menjadi komoditas yang banyak

    tersebar diberbagai wilayah, selain itu

    alasan lainnya ialah pergiliran tanaman-

    tanaman hortikultura dapat dilakukan

    setiap tahunnya, sesuai permintaan

     pasar yang seringkali berubah-ubah.

    Salah satu yang masuk dalam jenis

    hortikultura adalah sayuran. Sayuran

    dapat dibudidayakan dengan cukup baik

    di Negara kita. Konsumsi sayuran berflutukasi setiap tahunnya, namun

    komoditi jamur dapat dilihat pada setiap

    tahunnya meningkat dan diperkirakan

    akan terus meningkat. Tabel 1.

    Konsumsi Sayuran di Indonesia

    (Ton/Tahun). Sebagai bahan pangan,

     jamur memiliki nilai takaran gizi yang

    cukup lengkap dengan harga yang

    terjangkau, hal tersebut yang membuat

     jamur diburu oleh masyarakat. Dapat

    dilihat pada Tabel 2. Perbandingan Nilai Gizi Jamur Dengan Pangan Lain

    dalam 100 gram. Jamur tiram yang

    sering dikonsumsi masyarakat dan

    dibudidayakan adalah jamur tiram putih

    karena memiliki tekstur daging yang

    lembut dan rasanya hampir menyerupai

    daging ayam serta memiliki kandungan

    gizi yang tinggi dan berbagai macam

    asam amino essensial, protein, lemak,

    mineral, dan vitamin (Martawijaya &

     Nurjayadi 2010).

    Sentra penghasil jamur tiram

     putih dapat ditemui di beberapa daerah

    di Indonesia. Daerah penghasil jamur

    tiram putih di Indonesia masih

    didominasi oleh wilayah Jawa Barat.

    Dapat dilihat pada Tabel 4. Luas Jamur

    Tiram Putih di Beberapa ProvinsiIndonesia (Ton/Ha). Jawa Barat dikenal

    sebagai salah satu sentra jamur tiram.

    Kabupaten Bogor merupakan salah satu

    wilayah di Jawa Barat yang merupakan

    sentra yang memproduksi jamur tiram

    yang tersebar di beberapa kecamatan.

    Kecamatan Dramaga hingga saat ini

    masih memiliki hasil produksi yang

    rendah dari Kecamatan Ciawi

    Kecamatan Mega Mendung.

    Kelompok Tani Bina UsahaJamur ialah salah satu produsen jamur

    tiram putih yang berada di Kecamatan

    Dramaga, Kapupaten Bogor. Produksi

     jamur tiram pada Bina Usaha Jamur rata

    rata mencapai 20kg hingga 30kg per

    harinya. Jumlah produksi ini masih

     belum dapat memenuhi permintaan

     pasar. Hal ini menunjukan bahwa

     potensi pasar yang dimiliki oleh Bina

    Usaha Jamur masih besar dan

    memberikan peluang untuk melakukan

     pengembangan usaha.

    Perumusan Masalah

    Usaha budidaya jamur tiram

    sampai saat ini sangat menjanjikan

    karena daya serap pasar masih sangat

    tinggi, namun tidak semua orang berani

    memulai usaha ini karena modal dan

  • 8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH

    2/5

    Paraf Dosen Pembimbing : ……………… 

    keahlian yang harus mencukupi pada

    setiap budidayanya (Piryadi 2013).

    Potensi pasar yang dimiliki pun

    sangat terbuka dapat dilihat dari jumlah

     permintaan terhadap jamur tiram di beberapa kota besar di Indonesia tahun

    2013 pada Tabel 3. Permintaan Jamur

    Tiram di Beberapa Kota Besar. Dilihat

     pada tabel diatas menjelaskan

    kebutuhan jamur tiram di daerah

     jabodetabek memiliki permintaan yang

    terbesar setiap harinya dengan 20000kg

    hingga 25000kg dibandingkan dengan

    kota besar lainnya dan kota Semarang

    memiliki permintaan yang paling

    rendah yaitu 500kg sampai 1000kgsetiap harinya. Berdasarkan latar

     belakang yang telah diuraikan, potensi

     pasar yang baik memberikan peluang

    kepada Bina Usaha Jamur untuk dapat

    melakukan pengembangan usaha

     budidaya jamur tiram putih.

    Berdasarkan latar belakang yang telah

    diuraikan maka rumusan masalah yang

    dapat dianalisa adalah

    1.  Bagaimana kondisi lingkunganinternal dan eksternal yang

    dihadapi Kelompok Tani Bina

    Usaha Jamur

    2.  Bagaimana strategi alternative

     pengembangan yang tepat pada

    Kelompok Tani Bina Usaha

    Jamur

    3. 

    Bagaimanakah strategi prioritas

    yang dapat diterapkan dalam

    Kelompok Tani Bina Usaha

    Jamur

    Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan

     perumusan masalah yang tellah

    diuraikan, maka adapun yang menjadi

    tujuan penelitian ini adalah:

    1.  Mengidentifikasi faktor-faktor

    lingkungan internal dan eksternal

    yang menjadi kekuatan dan

    kelemahan bagi pengembangan

     bina usaha jamur tiram

    2.  Merumuskan strategi alternatif

     pengembangan yang tepat

     pengusaha jamur tiram3.  Menentukan strategi prioritas

    dalam pengembangan usaha

     jamur tiram.

    KERANGKA PEMIKIRAN

    OPERASIONAL

    Potensi usaha jamur masih sangat

    terbuka lebar, ditambah dengan

     permintaan yang meningkat setiap

    tahunnya. Untuk mengatasinya dengancara melakukan strategi pengembangan

    usaha.

    Perumusah strategi pada

     penelitian ini diawali dengan

    melakukan identifikasi mengenai visi,

    misi, dan tujuan Kelompok Tani Bina

    Usaha Jamur. Setelah itu dilakukan

    identifikasi masalah yang terdapat di

    Bina Usaha Jamur. Lalu mulai

    menganasilis faktor internal dan

    eksternal yang berguna untukmengetahui hal-hal yang mempengaruhi

     perusahaan ini. Hasil dari menganalisis

    factor internal dan eksternal ini akan

    menunjukan kekuatan, kelemahan,

     peluang, dan ancaman bagi perusahaan

    tersebut. Langkah selanjutnya ialah

    menganalisis matriks IFE dan EFE.

    Tujuan dilakukan analisis ini adalah

    untuk mengidentifikasi factor-faktor

    internal dan eksternal yang berpengaruh

    signifikan terhadap perusahaan. Lalu

    menggunakan Matriks IE agar

     perusahaan dapat mengetahui posisinya

    dan strategi apa yang harus dilakukan

    untuk mempertahankan atau

    meningkatkan posisinya. Pada tahap

    akhir digunakan matriks perencanaan

    strategi kuantitatif (QSPM) untuk

    menentukan alternatif strategi prioritas

    terbaik yang paling cocok dengan

    kondisi internal dan eksternal untuk

  • 8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH

    3/5

    Paraf Dosen Pembimbing : ……………… 

    diterapkan perusahaan. Dapat dilihat

     pada Lampiran Gambar 3.

    METODE PENELITIAN

    Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada

     bulan Maret hingga April 2016 pada

    Kelompok Tani Bina Usaha Jamur yang

     berada di Kampung Cibereum Setu

    Leutik Desa Dramaga. Pemilihan lokasi

    ini dilakukan secara sengaja ( purposive)

    dengan mempertimbangkan bahwa

    Kelompok Tani Bina Usaha Jamurmerupakan salah satu produsen jamur

    tiram di Kecamatan Dramaga

    Kabupaten Bogor.

    Metode Penentuan Responden

    Data diperoleh dari bebagai

    responden yang terkait dengan kajian

     penelitian yang dilakukan. Pengambilan

    responden dalam penelitian ini

    dilakukan dengan sengaja ( purposive).Responden yang dipilih adalah orang

    yang tepat dan baik untuk dijadikan

    responden dalam penelitian karena

     bertanggung jawab dalam pengambilan

    keputusan di perusahaan. Responden ini

    dipilih dengan pertimbangan bahwa

    responden ini merupakan orang yang

    sangat mengetahui kondisi Bina Usaha

    Jamur, baik itu lingkungan internal

    maupun lingkungan eksternal serta

    faktor penentu dari pengambilankeputusan kelompok tani ini.

    Metode Pengumpulan Data

    Data yang digunakan ialah primer

    dan data sekunder. Data primer

    merupakan data yang diperoleh melalui

     pengamatan langsung dan wawancara

    dengan responden,  serta melakukan

     penyebaran kuesioner untuk mengetahui

    kekuatan dan kelemahan kelompok tani

    tersebut, sedangkan data sekunder

    merupakan data yang diperoleh dari

     pengumpulan data yang berasal dari

    Badan Pusat Statistika (BPS)

    Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian danHoltikultura, serta dari penelusuran

    literatur yang relevan dengan penelitian

    yang akan dilakukan.

    Metode Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data

     primer diperoleh melalui wawancara

    langsung dan observasi lapang. Sumber

    data primer terdiri dari 30 peternak yang

    relevan memberikan informasi yang

    dibutuhkan peneliti dan sumber data

    sekunder terdiri dari BPS, LSI dan

    Internet.

    Metode Pengolahan dan Analisis

    Data

    Metode pengolahan menggunakan

     pendekatan kosnsep manajemen

    strategis. Analisis data dilakukanmelalui analisis deskriptif, kualitatif,

    dan kuantitatif.

    Tahap Input

    Data kuantitatif dan kualitatif

    akan dikelompokkan ke dalam

    lingkungan internal dan lingkungan

    eksternal. Menurut David (2011),

    matriks IFE dan EFE dapat dibuat

    dengan tahapan pertamamengidentifikasi faktor intenal dan

    eksternal yang ada di lingkungan

     perusahaan, lalu menentukan bobot

    variabel dengan mengajukan

    identifikasi faktor strategis eksternal

    dan internal tersebut kepada responden

    terpilih dengan menggunakan metode

    rataan responden, penentuan peringkat

    (rating) dilakukan terhadap variabel-

    variabel dari hasil analisis situasi

     perusahaan yang ditentukan oleh pihak

  • 8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH

    4/5

    Paraf Dosen Pembimbing : ……………… 

    manajemen perusahaan sebagai penentu

    kebijakan perusahaan.

     Nilai dari pembobotan kemudian

    akan dikalikan dengan peringkat pada

    tiap faktor dan semua hasil kali tersebutdijumlahkan secara vertikal untuk

    memperoleh total skor pembobotan.

    Total skor pembobotan akan berkisar

    antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2.5.

    Jika total skor pembobotan IFE 3.0-4.0

     berarti kondisi internal perusahaan

    tinggi atau kuat, kemudian jika 2.0-2.99

     berarti perusahaan kondisi internal

     perusahaan rata-rata atau sedang, dan

    1.0-1.99 berarti kondisi internal

     perusahaan rendah atau lemah. Skalanilai peringkat untuk matriks IFE

    adalah:

    1 = kelemahan utama/ mayor

    2 = kelemahan kecil/ minor

    3 = kekuatan kecil/ minor

    4 = kekuatan utama/ mayor

    Jika total skor pembobotan EFE

    3.0-4.0 berarti perusahaan merespon

    kuat terhadap peluang dan ancaman

    yang mempengaruhi perusahaan,kemudian jika 2.0-2.99 berarti

     perusahaan merespon sedang terhadap

     peluang dan ancaman yang ada,dan 1.0-

    1.99 berarti perusahaan tidak dapat

    merespon peluang dan ancaman yang

    ada. Skala nilai peringkat untuk matriks

    EFE adalah:

    1 = respon (di bawah rata-rata)

     jelek

    2 = respon rata-rata

    3 = respon di atas rata-rata4 = respon superior

    Tahap Pencocokkan

    Alat analisis yang digunakan pada

    tahap ini ialah Matriks IE dan Matriks

    SWOT.

    Matriks IE didasarkan pada skor

     bobot IFE total pada sumbu  x  dan skor

     bobot EFE total pada sumbu  y.Matriks IE

    mempunyai sembilan sel strategi dan dapat

    dibagi menjadi tiga bagian besar yang

    mempunyai implikasi strategi yang bebeda-

     beda, yaitu: (a) Tumbuh dan Membangun

    (Grow and Build ); (b) Menjaga dan

    Mempertahankan ( Hold and Mantain); dan(c) Panen atau Divestasi ( Harvest or

     Divest )

    Analisis SWOT dilakukan dengan

    tujuan untuk membantu manajer

    mengembangkan empat tipe strategi,

    yaitu strategi SO (Strengths-

    Opportunities), WO (Weaknesses -

    Opportunities), ST (Strengths-Threats),

    dan WT (Weaknesses-Threats).

    Tahapan-tahapan dalammenyusun matriks SWOT: (1)

    Membuat daftar peluang eksternal

     perusahaan (2) Membuat daftar

    ancaman eksternal perusahaan (3)

    Membuat daftar kekuatan internal

     perusahaan (4) Membuat daftar

    kelemahan internal perusahaan (5)

    Mencocokkan kekuatan-kekuatan

    internal dan peluang-peluang eksternal

    dan catat hasilnya dalam startegi SO (6)

    Mencocokkan kelemahan-kelemahan

    internal dan peluang-peluang eksternal

    dan catat hasilnya dalam startegi WO

    (7) Mencocokkan kekuatan-kekuatan

    internal dan ancaman-ancaman

    eksternal dan catat hasilnya dalam

    strategi ST, dan (8) Mencocokkan

    kelemahan-kelemahan internal dan

    ancaman-ancaman eksternal dan catat

    hasilnya dalam strategi WT.

    Tahap Keputusan QSPM (Quantitative Strategic

     Planning Matrix) adalah alat yang

    direkomendasikan para ahli strategi

    dalam melakukan evaluasi pilihan

    strategi alternatif. Berikut adalah

    langkah-langkah pengembangan suatu

    QSPM: (1) Mendaftarkan peluang,

    ancaman, kekuatan dan kelemahan

     perusahaan di kolom sebelah kiri

    QSPM. Informasi ini diambil dari

  • 8/17/2019 KOLOKIUM MAKALAH

    5/5