klompok 6

38
MAKALAH TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT “TABLET KEMPA” OLEH : KELOMPOK 6 ARLY NANDA ISKANDAR (F1F1 10 044) EKY PUTRI PRAMESHWARI (F1F1 10 046) ELVIRA HARINGI (F1F1 10 048) JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

Upload: ekhy-putri-prameshwari

Post on 02-Aug-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: klOMPOK 6

MAKALAH

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT

“TABLET KEMPA”

OLEH :

KELOMPOK 6

ARLY NANDA ISKANDAR (F1F1 10 044)

EKY PUTRI PRAMESHWARI (F1F1 10 046)

ELVIRA HARINGI (F1F1 10 048)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012

Page 2: klOMPOK 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul

“Tablet Kempa”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami

dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan cukup

baik. 

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil

karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi

sesuatu yang berguna bagi kita bersama. 

Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan

kita yang lebih baik lagi.

 

 

Kendari, Februari 2012

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan suatu bahan, yang dapat merupakan bahan alam

ataupun sintesis, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sistem biologis

Page 3: klOMPOK 6

pada tubuh manusia ataupun hewan, dengan tujuan untuk menyembuhkan,

mengurangi/menghilangkan gejala, mencegah, menegakkan diagnosis,

meningkatkan stamina maupun memperelok badan. Dalam hal ini obat

didesain sebagai suatu sistem yang terintegrasi untuk mencapai tujuan terapi

secara aman, efektif dan efisien.

Secara umum, pengertian tentang obat dibedakan sebagai zat aktif

(drug) dan sediaan obat (medicine). Dalam penggunaannya, obat dapat

ditemui dalam berbagai bentuk sediaan, diantaranya yaitu sediaan bentuk

sirup, bentuk kapsul, bentuk larutan, bentuk tablet, dan masih banyak lainnya.

Secara umum dapat dibedakan atas bentuk sediaan solid dan bentuk sediaan

liquid. Sediaan solid memiliki suatu keunggulan jika dibandingkan dengan

sediaan liquid, yaitu dengan keringnya bentuk sediaan tersebut, maka bentuk

sediaan tersebut lebih menjamin stabilitas kimia zat aktif di dalamnya.

Berdasarkan beberapa keuntungan yang dimiliki oleh sediaan solid,

masyarakat atau konsumen lebih memilih sediaan tersebut dibanding dengan

sediaan lainnya, seperti tablet. Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya

dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya

bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan penambahan bahan

tambahan farmasetika yang sesuai.

Berdasarkan pembuatannya, tablet dibagi menjadi dua, yaitu tablet

kempa dan tablet cetak. Pada kebanyakan pabrik pembuat obat, tablet kempa

dalah yang paling banyak dipilih, karena lebih mudah dan praktis. Oleh

Page 4: klOMPOK 6

karena alasan-alasan tersebutlah, kami menyusun makalah yang berjudul

“Tablet Kempa” ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud tablet kempa dan bagaimana cirinya ?

2. Jelaskan bagaimana pembagian tablet kempa berdasarkan tujuan

penggunaannya !

3. Bagaimana cara pembuatan tablet kempa ?

4. Jelaskan bagaimana formulasi tablet kempa !

5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat produksi, distribusi, dan

penyimpanan tablet ?

C. Tujuan

1. Dapat menjelaskan definisi tablet kempa.

2. Dapat memaparkan secara benar proses pembuatan tablet kempa.

3. Dapat menjelaskan bagaimana formulasi tablet kempa.

4. Dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat produksi,

distribusi dan penyimpanan tablet.

Page 5: klOMPOK 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, tablet dapat diartikan sebagai salah satu sediaan farmasi

yang diproduksi oleh pabrik obat. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara

kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung

satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anief, 2010).

Persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia edisi III, antara lain yaitu

sebagai berikut : (Syamsuni, 2006).

1. Keseragaman ukuran

Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga

kali ketebalan tablet.

2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan, ditetapkan sebagai berikut :

a) Timbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya.

b) Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang

menyimpang dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan.

c) Jika perlu, dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet

pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang telah

ditetapkan.

3. Waktu hancur dan disolusi.

Waktu hancur tablet tidak bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit, sedangkan

untuk tablet bersalut gula atau bersalut selaput adalah tidak lebih dari 60

menit.

Page 6: klOMPOK 6

Berdasarkan perbandingan yang dilakukan pada jenis sediaan lainnya,

tablet mempunyai beberapa keuntungan dan juga kerugian. Beberapa keuntungan

tablet yaitu merupakan sediaan oral yang memiliki ketepatan ukuran serta

variabilitas kandungan yang paling rendah, ongkos pembuatannya paling rendah,

sediaannya paling ringan dan kompak, bagi produsen tablet merupakan sediaan

yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim, bagi konsumen tablet

paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan

terutama bila tersalut, dan keuntungan yang paling penting adalah tablet memiliki

pencampuran sifat kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik

dibanding dengan sediaan lainnya.

Kerugian dari sediaan tablet yaitu rasanya pahit, ada sebagian obat tidak

dapat dikempa menjadi padat dan kompak tergantung keadaan amorfnya, flokulasi

atau rendahnya berat jenis. Selain itu, ada obat yang sukar dibasahkan, lambat

melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbs optimumnya tinggi melalui saluran

cerna akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikan dalam bentuk

tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup ( Lachman dkk,

1994).

Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dapa dikelompokkan

menjadi dua yaitu tablet tujuan pengobatan lokal dan tujuan pengobatan sistemik.

Pengobatan lokal misalnya tablet untuk vagina dan lozenges. Tablet untuk vagina

berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi dan

penggunaan hormon secara lokal. Lozenges digunakan untuk efek lokal di mulut

dan tenggorokan, umumnya digunakan sebagai anti infeksi. Kemudian, untuk

Page 7: klOMPOK 6

tablet pengobatan atau penggunaan sistemik terbagi atas tiga yaitu tablet bukal,

sublingual, dan tablet implantasi. Tablet bukal digunakan dengan cara dimasukkan

di antara pipi dan gusi dalam rongga mulut. Tablet sublingual digunakan dengan

jalan dimasukkan di bawah lidah, umumnya berisi hormon steroid. Tablet

implantasi berupa pellet, bulat atau ovale pipih, steril dimasukkan secara

implantasi dalam kulit badan (Anief, 2010).

Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet yaitu tablet

cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi

yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai

perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar

etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut,

serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembap ditekan

dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan

dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus hati-hati dalam

pengemasan dan pendistribusian.

Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau

granul menggunakan tekanan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,

bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, tetapi dapat juga

mengandung bahan pewarnadan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada

alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma, dan

bahan pemanis (Syamsuni, 2006).

Pada tablet ada yang dikenal sebagai tablet berinti. Semua tablet berinti

secara konsep adalah tablet dalam tablet. Inti biasanya untuk pelepasan obat

Page 8: klOMPOK 6

secara lambat, sedangkan kulit luar mengandung suatu dosis obat pelepasan cepat.

Formulasi dari tablet berinti memerlukan dua granulasi. Granulasi inti biasanya

dikempa ringan untuk mebentuk suatu inti yang tidak mampat dan kemudian

dipindah ke suatu tempat pengempaan kedua dimana granulasi kedua yang

mengandung bahan tambahan yang lebih lanjut dikempa untuk membentuk tablet

akhir.

Bahan inti dapat dikelilingi oleh bahan-bahan hidrofobik sehingga obat

menapis keluar dalam jangka waktu yang panjang. Jenis sediaan ini kadang-

kadang disebut tablet berinti erosi lambat karena inti biasaya tidak mengandung

bahan penghancur (bahan pemecah) ataupun bahan pemecah tidak mencukupi

untuk memecah tablet. Sejumlah tablet erosi lambat tidak dipatenkan dan dijual

secara komersial dengan berbagai merk dagang (Shargel, 1988).

Page 9: klOMPOK 6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian dan Ciri Tablet Kempa

a. Pengertian Tablet Kempa

Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan cara pengempaan

dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons

atau cetakan baja. Tablet dikempa dari campuran bahan yang kering,

dikempa dalam suatu instalasi mesin pentabletan dengan tekanan kempa

yang cukup tinggi. Tablet kempa ini merupakan tablet yang biasa kita

jumpai dan merupakan obat sediaan generik.

Pada pembuatan tablet kempa, beberapa sifat fisik campuran yang

akan ditablet perlu dipertimbangkan diantaranya yaitu sifat alir,

kompresibilitas dan kompaktibilitas serta ketahanan terhadap panas, lembab

atau tekanan tinggi. Umunya tablet kempa mengandung obat yang

diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna dan juga dikehendaki untuk

memberikan disentegrasi dan penglepasan obat yang cepat.

b. Ciri dan Kualitas Tablet Kempa

Ciri-ciri fisik tablet kempa cukup dikenal sampai kalangan awam.

Ada tablet yang bundar, lonjong dan ada juga segi tiga. Ada tablet yang

tebal dan lainnya tipis. Ada tablet yang diameternya lebih besar dari yang

lainnya. Ada yang datar, sedang lainnya bervariasi cekung, cembung. Ada

yang diberi garis menjadi dua atau empat bagian sehingga mudah dipotong-

Page 10: klOMPOK 6

potong secara tepat untuk digunakan pada pemakaian. Ada pula yang diukir

dengan simbol pabriknya.

Bentuk dan garis tengah tablet kempa ditentukan oleh die dan

punch yang digunakan untuk menekan tablet. Bila punchnya kurang

cembung, maka tablet yang dihasulkan lebih datar, dan begitupula

sebaliknya. Punch yang mempunyai simbol yang menonjol akan

menghasilkan simbol yang menonjol pada tablet, dan begitupula sebaliknya.

Ketebalan tablet dipengaruhi oleh jumlah obat yang dapat diisikan ke dalam

cetakan dan sejumlah tekanan waktu dilakukan penekanan.

Ada sebagian sifat-sifat tablet kempa yang diketahui oleh ahli

farmasi, tetapi tidak diketahui oleh masyarakat awam, diantaranya yaitu

berat tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman

dari isi atau kandungan dan untuk beberapa tablet kelarutan dari tablet.

3.2 Tablet Kempa berdasarkan Tujuan Penggunaan

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet kempat dapat dibagi menjadi :

1. Tablet kempa tujuan saluran pencernaan

a. Tablet konvensional biasa adalah tablet yang dibuat atau dikempa dengan

siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau

kombinasi dengan bahan eksipien seperti bahan pengikat dan bahan

penghancur.

b. Tablet Kempa multi atau Kempa ganda adalah tablet konvensional

yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet

Page 11: klOMPOK 6

akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet

berlapis.

c. Tablet lepas lambat adalah tablet yang pelepasan zat aktifnya

dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup

untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan

sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup

untuk beberapa waktu tertentu.

d. Tablet lepas tunda adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu

zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam

usus halus.

e. Tablet lepas terkendali adalah tablet kempa yang pelepasan zat aktifnya

terkendali pada waktu-waktu tertentu.

f. Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis

lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuan dari penyalutan yaitu

untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab),

menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.

2. Tablet Kempa digunakan dalam rongga mulut

a. Tablet bukal adalah tablet kempa yang biasa berbentuk oval yang

ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisi hormon.

Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu

yang lama (secara perlahan).

b. Tablet sublingual adalah tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di

bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan

Page 12: klOMPOK 6

pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut

agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di

bawah lidah.

c. Tablet hisap adalah tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar

rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk

tujuan lokal pada selaput lendir mulut.

d. Dental cones yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk

ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi.

Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di

tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri

yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan

dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.

3. Tablet kempa tujuan penggunaan melalui liang tubuh

a. Tablet rectal adalah tablet kempa yang mengandung zat aktif yang

digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau

sistemik.

b. Tablet vaginal adalah tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk

dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan

melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.

Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk

pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.

Page 13: klOMPOK 6

4. Tablet kempa penggunaan implantasi adalah tablet kempa yang dibuat

berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk

implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).

3.3 Metode Pembuatan Tablet Kempa

Tablet kempa dibuat dengan tiga metode umum, yaitu granulasi basah,

granulasi kering dan kempa langsung. Masing-masing metode tersebut

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Metode Granulasi basah

Granulasi basah adalah metode yang memproses campuran partikel zat

aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan

pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat

digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap

lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena

sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah

adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat

tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu

perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,

suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke

campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering  ke dalam

campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan

memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di

antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang

Page 14: klOMPOK 6

ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling

penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan

pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan

pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka 

massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau

oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan

meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan

granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang

dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Adapun beberapa keuntungan dari metode granulasi basah, yaitu :

- Memperoleh aliran yang baik

-   Meningkatkan kompresibilitas

- Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

- Mengontrol pelepasan

- Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

- Distribusi keseragaman kandungan

- Meningkatkan kecepatan disolusi.

Adapun beberapa kekurangan dari metode granulasi basah, yaitu :

- Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

- Biaya cukup tinggi

- Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan

dengan cara ini.

- Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.

Page 15: klOMPOK 6

Metode Granulasi Kering

Granulasi kering adalah suatu metode yang disebut juga slugging, yaitu

memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan

kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan

partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari

metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat

dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,

digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk

dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan

kelembaban.

Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin

cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga

diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses

selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang

daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum

memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi

kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor

yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor

memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang

lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini

mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara

penggiling.

Page 16: klOMPOK 6

Adapun keuntungan dari metode ini yaitu :

Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin

pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.

Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.

Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.

Adapun kerugian dari metode ini yaitu :

o Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.

o Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.

o Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya

kontaminasi silang.

Metode Kempa Langsung

Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa

langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal

terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan

cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang

kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada

beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin

langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung

dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet

kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat

zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,

kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas

dan kohesifitas dalam massa tablet.

Page 17: klOMPOK 6

Adapun keuntungan dari metode ini yaitu :

Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka

waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga

dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.

Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan

lembab

Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,

tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,

sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Adapun kerugian dari metode ini yaitu :

Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi

dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat

menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.

Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung

karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses

pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti

senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada

kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama

pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam

granul terganggu.

Page 18: klOMPOK 6

Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat;

mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang

baik

3.4 Formulasi Tablet Kempa

Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi,

bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan

warna dan lak ( bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida

yang tidak larut), yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.

Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit

dikempa. Bahan pengisi tablet yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat

dibasa dan selulosa mikrokristal.

Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu

granulasi dan pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada

pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering,

tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam larutan. Salah satu contoh bahan

pengikat pada granulasi basah yaitu starch (amylum) yang pemakaian

terbaiknya maksimal 30%.

Disintegran membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Disintegran

tablet yang paling banyak digunakan adalah pati. Pati dan selulosa yang

termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon

sambung-silang juga dapat digunakan. Selulosa penggunaannya pada

granulasi basah yaitu 2-5 %.

Page 19: klOMPOK 6

Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pengepakan tablet dan

juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Senyawa

asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan

talk digunakan sebagai lubrikan. Konsetrasi maksimum yang dapat digunakan

pada granulasi basah yaitu maksimum 1 %.

Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang diabsorbsikan

ke adsorben. Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering,

biasanya sebagai fasa luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan

menyemprotkan ke dalam massa cetak. Jumlah yang digunakan maksimal

0,5-0,75%.

Page 20: klOMPOK 6

3.5 Contoh Formula Obat

Sebagai contoh dibuat tablet CTM (Chlorpheniramine maleate)

sebanyak 1000 tablet dengan berat masing-masing tablet sebesar 200 mg.

Formulasi :

Berat 1000 tablet = 1000 X 0,2 gr = 200 gr

CTM = 1000 X 0,004 gr = 4 gr

Amilum (pengikat & penghancur) = 5% X 200 gr = 10 gr

Magnesium stearat (Lubrikan) = 1% X 200 gr = 2 gr

Talk (glidan) = 1% X 200 gr = 2 gr

Mikrokristalin selulosa (pengisi) = 200 gr (4 + 10 + 2 + 2) = 182 gr

Cara Kerja :

Metode yang digunakan untuk membuat tablet ini yaitu metode kempa

langsung. Pertama, bahan aktif yang digunakan diayak terlebih dahulu dengan

ayakan 40 mesh. Setelah itu, ditimbang sesuai dengan jumlah yang telah

ditentukan. Kemudian, bahan aktif dicampur dengan semua bahan tambahan

yang digunakan, kecuali talk. Setelah dicampur menjadi satu, bahan tersebut

diaduk hingga homogen selama 5-10 menit. Setelah homogen, tambahkan

talk yag berfungsi sebagai glidan dan diaduk kembali hingga homogen

selama 2 – 5 menit. Setelah semua bahan homogen, maka bahan-bahan

tersebut siap dikempa.

Page 21: klOMPOK 6

3.6 Hal yang harus diperhatikan dalam Produksi, Distribusi

dan Penyimpanan Tablet Kempa

Dalam segi produksi, tablet kempa dapat dibuat dalam jumlah yang

banyak dalam sekali produksi, karena tingkat pembuatannya lebih mudah

dibanding dengan sediaan yang lain. Terutama jika dilihat dari mesin yang

digunakan. Namun yang harus diperhatikan dalam produksi atau pembuatan

tablet kempa adalah zat aktif obat, sebagai contoh zat aktif obat yang tidak

tahan terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara

granulasi basah, melainkan dengan cara granulasi kering. Selain itu yang

harus diperhatikan adalah keseuaian antara zat aktif dan zat pengisi,

mencegah adanya kemungkinan zat tersebut saling meniadakan efek

masing-masing. Selain dari bahan aktif obat, hal yang harus diperhatikan

saat produksi adalah alat yang digunakan. Sebagai contoh, jika punch yang

merupakan bagian dari alat permukaannya tidak licin atau ada lemak pada

pencetak maka tablet akan rusak atau biasa yang disebut dengan sticking

(perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah).

Dalam segi distribusi tablet kempa, hal yang harus diperhatikan

adalah mengenai kemasannya. Jika kemasan tablet rusak atau terbuka, maka

obat tersebut akan terkontaminasi dengan udara luar, sehingga obat tersebut

akan rusak. Dalam hal ini, kemasan obat harus dalam keadaan tertutup baik.

Dalam segi penyimpanan, yang harus diperhatikan adalah tablet

kempa harus disimpan ditempat yang sejuk yang terhindar dari sinar

matahari langsung, karena jika tablet tersebut terkena cahaya langsung,

Page 22: klOMPOK 6

tablet tersebut akan rusak. Kemudian ada sebagian tablet kempa juga yang

tidak dapat disimpan dalam tempat yang lembab, karena obat tersebut dapat

hancur oleh kelembapan.

Page 23: klOMPOK 6

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di

atas adalah sebagai berikut :

1. Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan cara pengempaan dengan

memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons atau

cetakan baja.

2. Tablet kempa dibuat dengan tiga metode, yaitu metode granulasi basah,

granulasi kering dan metode kempa langsung. Masing-masing metode

tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan seperti telah dijelaskan

sebelumnya.

3. Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi,

bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan

warna dan lak ( bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium

hidroksida yang tidak larut), yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan

pemanis.

4. Hal yang harus diperhatikan saat produksi adalah bahan aktif obat dan alat.

Pencampuran bahan aktif dengan zat tambahan harus sesuai dan alat yang

digunakan dalam keadaan baik, jika tidak maka tablet kempa yang dibuat

akan rusak. Kemudian hal yang harus diperhatikan saat distribusi tablet

kempa adalah kemasan tablet, dipastikan harus dalam keadaan baik dan

tertutup rapat, agar obat tidak terkontaminasi. Untuk penyimpanan tablet

Page 24: klOMPOK 6

kempa, tidak baik pada tempat yang terlalu lembap dan tidak baik pula

pada tempat yang terkena langsung paparan sinar matahari.

B. Saran

Kami sebagai penulis dan penyusun karya ilmiah ini, hanya dapat

menyarankan kepada pembaca agar mencari dan memperbanyak referensi,

baik dari buku, jurnal maupun bacaan-bacaan lainnya agar ilmu yang

diperoleh mengenai tablet kempa ini lebih banyak lagi. Karena mengingat

masih ada materi tentang tablet kempa yang belum penulis bahas dalam karya

ilmiah ini.

Page 25: klOMPOK 6

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. UGM-Press. Yogyakarta.

Ansel, Howard, C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta

Charles, J. 2010. Tekhnologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. EGC. Jakarta

Lachman, L. Herber, E. L, Joseph, L. K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II Edisi III. UI-Press. Jakarta

Shargel, L. Andrew, B. C. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi kedua. Universitas Airlangga-press. Surabaya.

Syamsuni, H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta

Syamsuni, H. 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta

Page 26: klOMPOK 6

LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan :

1) Bagaimana cara untuk mengurangi atau meminimalisir kekurangan dari tablet kempa ? ( Penanya : Esa Nuarsan, kelas A )Jawab :Sebenarnya, untuk kekurangan dari tablet kempa, susah untuk dihindari, karena sudah merupkan resiko dari cara tersebut. Namun, untuk meminimalisirnya dapat dilakukan sebelum pembuatan tablet dimulai. Sebagai contoh, salah satu kerugian dari tablet kempa adalah bahan pengisi saling berinteraksi dengan bahan aktif. Yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hal ini adalah pemilihan bahan pengisi atau tambahan yang cocok dengan bahan aktif.

2) Pada pembuatan tablet tidak boleh terjadi inkompatibilitas, jika terjadi hal tersebut, apa pennyebabnya dan bagaimana penanganannya ? (Penanya : Lia Ardyta, kelas A )Jawab :Penyebab terjadinya inkompatibiltas antara zat aktif dengan bahan tambahan yaitu salahnya pemilihan bahan tambahan yang digunakan.Cara penanganannya yaitu sebelum memilih bahan tambahan yang akan digunakan, terlebih dahulu diperhatikan sifat dari bahan aktif obat yang digunakan dan sifat dari bahan-bahan tambahan yang dipilih, apakah cocok dengan sifat bahan aktif atau tidak. Terdapat beberapa uji sebelum melakukan pencampuran, yaitu uji granulometri, uji fisiko-kimia dan uji lainnya. Jika lolos dalam uji ini, maka bahan-bahan tersebut aman digunakan.

3) Bagaimana kita mengetahui bahan aktif yang terdapat dalam tablet salut, seperti salut enteric yang diminum benar-benar larut atau pecah pada daerah yang diinginkan, yaitu usus halus ? (Penanya : LM. Andi Zulbayu, kelas A )

Page 27: klOMPOK 6

Jawab :Cara kita untuk mengetahui hancurnya tablet bersalut, seperti salut enteric yaitu dengan melakukan uji disolusi pada tablet dengan alat dan cara yang telah ditentukan.