klompok 6
TRANSCRIPT
MAKALAH
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT
“TABLET KEMPA”
OLEH :
KELOMPOK 6
ARLY NANDA ISKANDAR (F1F1 10 044)
EKY PUTRI PRAMESHWARI (F1F1 10 046)
ELVIRA HARINGI (F1F1 10 048)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul
“Tablet Kempa”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan cukup
baik.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil
karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan
kita yang lebih baik lagi.
Kendari, Februari 2012
Penyusun
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan suatu bahan, yang dapat merupakan bahan alam
ataupun sintesis, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sistem biologis
pada tubuh manusia ataupun hewan, dengan tujuan untuk menyembuhkan,
mengurangi/menghilangkan gejala, mencegah, menegakkan diagnosis,
meningkatkan stamina maupun memperelok badan. Dalam hal ini obat
didesain sebagai suatu sistem yang terintegrasi untuk mencapai tujuan terapi
secara aman, efektif dan efisien.
Secara umum, pengertian tentang obat dibedakan sebagai zat aktif
(drug) dan sediaan obat (medicine). Dalam penggunaannya, obat dapat
ditemui dalam berbagai bentuk sediaan, diantaranya yaitu sediaan bentuk
sirup, bentuk kapsul, bentuk larutan, bentuk tablet, dan masih banyak lainnya.
Secara umum dapat dibedakan atas bentuk sediaan solid dan bentuk sediaan
liquid. Sediaan solid memiliki suatu keunggulan jika dibandingkan dengan
sediaan liquid, yaitu dengan keringnya bentuk sediaan tersebut, maka bentuk
sediaan tersebut lebih menjamin stabilitas kimia zat aktif di dalamnya.
Berdasarkan beberapa keuntungan yang dimiliki oleh sediaan solid,
masyarakat atau konsumen lebih memilih sediaan tersebut dibanding dengan
sediaan lainnya, seperti tablet. Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya
dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya
bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai.
Berdasarkan pembuatannya, tablet dibagi menjadi dua, yaitu tablet
kempa dan tablet cetak. Pada kebanyakan pabrik pembuat obat, tablet kempa
dalah yang paling banyak dipilih, karena lebih mudah dan praktis. Oleh
karena alasan-alasan tersebutlah, kami menyusun makalah yang berjudul
“Tablet Kempa” ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tablet kempa dan bagaimana cirinya ?
2. Jelaskan bagaimana pembagian tablet kempa berdasarkan tujuan
penggunaannya !
3. Bagaimana cara pembuatan tablet kempa ?
4. Jelaskan bagaimana formulasi tablet kempa !
5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat produksi, distribusi, dan
penyimpanan tablet ?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan definisi tablet kempa.
2. Dapat memaparkan secara benar proses pembuatan tablet kempa.
3. Dapat menjelaskan bagaimana formulasi tablet kempa.
4. Dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat produksi,
distribusi dan penyimpanan tablet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, tablet dapat diartikan sebagai salah satu sediaan farmasi
yang diproduksi oleh pabrik obat. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara
kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anief, 2010).
Persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia edisi III, antara lain yaitu
sebagai berikut : (Syamsuni, 2006).
1. Keseragaman ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga
kali ketebalan tablet.
2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan, ditetapkan sebagai berikut :
a) Timbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya.
b) Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan.
c) Jika perlu, dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang telah
ditetapkan.
3. Waktu hancur dan disolusi.
Waktu hancur tablet tidak bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit, sedangkan
untuk tablet bersalut gula atau bersalut selaput adalah tidak lebih dari 60
menit.
Berdasarkan perbandingan yang dilakukan pada jenis sediaan lainnya,
tablet mempunyai beberapa keuntungan dan juga kerugian. Beberapa keuntungan
tablet yaitu merupakan sediaan oral yang memiliki ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah, ongkos pembuatannya paling rendah,
sediaannya paling ringan dan kompak, bagi produsen tablet merupakan sediaan
yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim, bagi konsumen tablet
paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan
terutama bila tersalut, dan keuntungan yang paling penting adalah tablet memiliki
pencampuran sifat kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik
dibanding dengan sediaan lainnya.
Kerugian dari sediaan tablet yaitu rasanya pahit, ada sebagian obat tidak
dapat dikempa menjadi padat dan kompak tergantung keadaan amorfnya, flokulasi
atau rendahnya berat jenis. Selain itu, ada obat yang sukar dibasahkan, lambat
melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbs optimumnya tinggi melalui saluran
cerna akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikan dalam bentuk
tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup ( Lachman dkk,
1994).
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dapa dikelompokkan
menjadi dua yaitu tablet tujuan pengobatan lokal dan tujuan pengobatan sistemik.
Pengobatan lokal misalnya tablet untuk vagina dan lozenges. Tablet untuk vagina
berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi dan
penggunaan hormon secara lokal. Lozenges digunakan untuk efek lokal di mulut
dan tenggorokan, umumnya digunakan sebagai anti infeksi. Kemudian, untuk
tablet pengobatan atau penggunaan sistemik terbagi atas tiga yaitu tablet bukal,
sublingual, dan tablet implantasi. Tablet bukal digunakan dengan cara dimasukkan
di antara pipi dan gusi dalam rongga mulut. Tablet sublingual digunakan dengan
jalan dimasukkan di bawah lidah, umumnya berisi hormon steroid. Tablet
implantasi berupa pellet, bulat atau ovale pipih, steril dimasukkan secara
implantasi dalam kulit badan (Anief, 2010).
Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet yaitu tablet
cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi
yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai
perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar
etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut,
serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembap ditekan
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus hati-hati dalam
pengemasan dan pendistribusian.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan tekanan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, tetapi dapat juga
mengandung bahan pewarnadan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada
alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma, dan
bahan pemanis (Syamsuni, 2006).
Pada tablet ada yang dikenal sebagai tablet berinti. Semua tablet berinti
secara konsep adalah tablet dalam tablet. Inti biasanya untuk pelepasan obat
secara lambat, sedangkan kulit luar mengandung suatu dosis obat pelepasan cepat.
Formulasi dari tablet berinti memerlukan dua granulasi. Granulasi inti biasanya
dikempa ringan untuk mebentuk suatu inti yang tidak mampat dan kemudian
dipindah ke suatu tempat pengempaan kedua dimana granulasi kedua yang
mengandung bahan tambahan yang lebih lanjut dikempa untuk membentuk tablet
akhir.
Bahan inti dapat dikelilingi oleh bahan-bahan hidrofobik sehingga obat
menapis keluar dalam jangka waktu yang panjang. Jenis sediaan ini kadang-
kadang disebut tablet berinti erosi lambat karena inti biasaya tidak mengandung
bahan penghancur (bahan pemecah) ataupun bahan pemecah tidak mencukupi
untuk memecah tablet. Sejumlah tablet erosi lambat tidak dipatenkan dan dijual
secara komersial dengan berbagai merk dagang (Shargel, 1988).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Ciri Tablet Kempa
a. Pengertian Tablet Kempa
Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan cara pengempaan
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons
atau cetakan baja. Tablet dikempa dari campuran bahan yang kering,
dikempa dalam suatu instalasi mesin pentabletan dengan tekanan kempa
yang cukup tinggi. Tablet kempa ini merupakan tablet yang biasa kita
jumpai dan merupakan obat sediaan generik.
Pada pembuatan tablet kempa, beberapa sifat fisik campuran yang
akan ditablet perlu dipertimbangkan diantaranya yaitu sifat alir,
kompresibilitas dan kompaktibilitas serta ketahanan terhadap panas, lembab
atau tekanan tinggi. Umunya tablet kempa mengandung obat yang
diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna dan juga dikehendaki untuk
memberikan disentegrasi dan penglepasan obat yang cepat.
b. Ciri dan Kualitas Tablet Kempa
Ciri-ciri fisik tablet kempa cukup dikenal sampai kalangan awam.
Ada tablet yang bundar, lonjong dan ada juga segi tiga. Ada tablet yang
tebal dan lainnya tipis. Ada tablet yang diameternya lebih besar dari yang
lainnya. Ada yang datar, sedang lainnya bervariasi cekung, cembung. Ada
yang diberi garis menjadi dua atau empat bagian sehingga mudah dipotong-
potong secara tepat untuk digunakan pada pemakaian. Ada pula yang diukir
dengan simbol pabriknya.
Bentuk dan garis tengah tablet kempa ditentukan oleh die dan
punch yang digunakan untuk menekan tablet. Bila punchnya kurang
cembung, maka tablet yang dihasulkan lebih datar, dan begitupula
sebaliknya. Punch yang mempunyai simbol yang menonjol akan
menghasilkan simbol yang menonjol pada tablet, dan begitupula sebaliknya.
Ketebalan tablet dipengaruhi oleh jumlah obat yang dapat diisikan ke dalam
cetakan dan sejumlah tekanan waktu dilakukan penekanan.
Ada sebagian sifat-sifat tablet kempa yang diketahui oleh ahli
farmasi, tetapi tidak diketahui oleh masyarakat awam, diantaranya yaitu
berat tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman
dari isi atau kandungan dan untuk beberapa tablet kelarutan dari tablet.
3.2 Tablet Kempa berdasarkan Tujuan Penggunaan
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet kempat dapat dibagi menjadi :
1. Tablet kempa tujuan saluran pencernaan
a. Tablet konvensional biasa adalah tablet yang dibuat atau dikempa dengan
siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau
kombinasi dengan bahan eksipien seperti bahan pengikat dan bahan
penghancur.
b. Tablet Kempa multi atau Kempa ganda adalah tablet konvensional
yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet
akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet
berlapis.
c. Tablet lepas lambat adalah tablet yang pelepasan zat aktifnya
dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup
untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan
sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu.
d. Tablet lepas tunda adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu
zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam
usus halus.
e. Tablet lepas terkendali adalah tablet kempa yang pelepasan zat aktifnya
terkendali pada waktu-waktu tertentu.
f. Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis
lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuan dari penyalutan yaitu
untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab),
menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
2. Tablet Kempa digunakan dalam rongga mulut
a. Tablet bukal adalah tablet kempa yang biasa berbentuk oval yang
ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisi hormon.
Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu
yang lama (secara perlahan).
b. Tablet sublingual adalah tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di
bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan
pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut
agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di
bawah lidah.
c. Tablet hisap adalah tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar
rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk
tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d. Dental cones yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi.
Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di
tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri
yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan
dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
3. Tablet kempa tujuan penggunaan melalui liang tubuh
a. Tablet rectal adalah tablet kempa yang mengandung zat aktif yang
digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau
sistemik.
b. Tablet vaginal adalah tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk
dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan
melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk
pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet kempa penggunaan implantasi adalah tablet kempa yang dibuat
berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk
implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
3.3 Metode Pembuatan Tablet Kempa
Tablet kempa dibuat dengan tiga metode umum, yaitu granulasi basah,
granulasi kering dan kempa langsung. Masing-masing metode tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Metode Granulasi basah
Granulasi basah adalah metode yang memproses campuran partikel zat
aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena
sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah
adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam
campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan
memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling
penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka
massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan
meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan
granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Adapun beberapa keuntungan dari metode granulasi basah, yaitu :
- Memperoleh aliran yang baik
- Meningkatkan kompresibilitas
- Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
- Mengontrol pelepasan
- Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
- Distribusi keseragaman kandungan
- Meningkatkan kecepatan disolusi.
Adapun beberapa kekurangan dari metode granulasi basah, yaitu :
- Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
- Biaya cukup tinggi
- Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini.
- Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.
Metode Granulasi Kering
Granulasi kering adalah suatu metode yang disebut juga slugging, yaitu
memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan
kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan
partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat
dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk
dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang
daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor
yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang
lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Adapun keuntungan dari metode ini yaitu :
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
Adapun kerugian dari metode ini yaitu :
o Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.
o Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
o Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
Metode Kempa Langsung
Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan
cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang
kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin
langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet
kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat
zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
dan kohesifitas dalam massa tablet.
Adapun keuntungan dari metode ini yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka
waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga
dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,
tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Adapun kerugian dari metode ini yaitu :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses
pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti
senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada
kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam
granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat;
mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang
baik
3.4 Formulasi Tablet Kempa
Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi,
bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan
warna dan lak ( bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut), yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit
dikempa. Bahan pengisi tablet yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat
dibasa dan selulosa mikrokristal.
Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu
granulasi dan pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada
pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering,
tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam larutan. Salah satu contoh bahan
pengikat pada granulasi basah yaitu starch (amylum) yang pemakaian
terbaiknya maksimal 30%.
Disintegran membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Disintegran
tablet yang paling banyak digunakan adalah pati. Pati dan selulosa yang
termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon
sambung-silang juga dapat digunakan. Selulosa penggunaannya pada
granulasi basah yaitu 2-5 %.
Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pengepakan tablet dan
juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Senyawa
asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan
talk digunakan sebagai lubrikan. Konsetrasi maksimum yang dapat digunakan
pada granulasi basah yaitu maksimum 1 %.
Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang diabsorbsikan
ke adsorben. Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering,
biasanya sebagai fasa luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan
menyemprotkan ke dalam massa cetak. Jumlah yang digunakan maksimal
0,5-0,75%.
3.5 Contoh Formula Obat
Sebagai contoh dibuat tablet CTM (Chlorpheniramine maleate)
sebanyak 1000 tablet dengan berat masing-masing tablet sebesar 200 mg.
Formulasi :
Berat 1000 tablet = 1000 X 0,2 gr = 200 gr
CTM = 1000 X 0,004 gr = 4 gr
Amilum (pengikat & penghancur) = 5% X 200 gr = 10 gr
Magnesium stearat (Lubrikan) = 1% X 200 gr = 2 gr
Talk (glidan) = 1% X 200 gr = 2 gr
Mikrokristalin selulosa (pengisi) = 200 gr (4 + 10 + 2 + 2) = 182 gr
Cara Kerja :
Metode yang digunakan untuk membuat tablet ini yaitu metode kempa
langsung. Pertama, bahan aktif yang digunakan diayak terlebih dahulu dengan
ayakan 40 mesh. Setelah itu, ditimbang sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan. Kemudian, bahan aktif dicampur dengan semua bahan tambahan
yang digunakan, kecuali talk. Setelah dicampur menjadi satu, bahan tersebut
diaduk hingga homogen selama 5-10 menit. Setelah homogen, tambahkan
talk yag berfungsi sebagai glidan dan diaduk kembali hingga homogen
selama 2 – 5 menit. Setelah semua bahan homogen, maka bahan-bahan
tersebut siap dikempa.
3.6 Hal yang harus diperhatikan dalam Produksi, Distribusi
dan Penyimpanan Tablet Kempa
Dalam segi produksi, tablet kempa dapat dibuat dalam jumlah yang
banyak dalam sekali produksi, karena tingkat pembuatannya lebih mudah
dibanding dengan sediaan yang lain. Terutama jika dilihat dari mesin yang
digunakan. Namun yang harus diperhatikan dalam produksi atau pembuatan
tablet kempa adalah zat aktif obat, sebagai contoh zat aktif obat yang tidak
tahan terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara
granulasi basah, melainkan dengan cara granulasi kering. Selain itu yang
harus diperhatikan adalah keseuaian antara zat aktif dan zat pengisi,
mencegah adanya kemungkinan zat tersebut saling meniadakan efek
masing-masing. Selain dari bahan aktif obat, hal yang harus diperhatikan
saat produksi adalah alat yang digunakan. Sebagai contoh, jika punch yang
merupakan bagian dari alat permukaannya tidak licin atau ada lemak pada
pencetak maka tablet akan rusak atau biasa yang disebut dengan sticking
(perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah).
Dalam segi distribusi tablet kempa, hal yang harus diperhatikan
adalah mengenai kemasannya. Jika kemasan tablet rusak atau terbuka, maka
obat tersebut akan terkontaminasi dengan udara luar, sehingga obat tersebut
akan rusak. Dalam hal ini, kemasan obat harus dalam keadaan tertutup baik.
Dalam segi penyimpanan, yang harus diperhatikan adalah tablet
kempa harus disimpan ditempat yang sejuk yang terhindar dari sinar
matahari langsung, karena jika tablet tersebut terkena cahaya langsung,
tablet tersebut akan rusak. Kemudian ada sebagian tablet kempa juga yang
tidak dapat disimpan dalam tempat yang lembab, karena obat tersebut dapat
hancur oleh kelembapan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di
atas adalah sebagai berikut :
1. Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan cara pengempaan dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons atau
cetakan baja.
2. Tablet kempa dibuat dengan tiga metode, yaitu metode granulasi basah,
granulasi kering dan metode kempa langsung. Masing-masing metode
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan seperti telah dijelaskan
sebelumnya.
3. Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi,
bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan
warna dan lak ( bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium
hidroksida yang tidak larut), yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan
pemanis.
4. Hal yang harus diperhatikan saat produksi adalah bahan aktif obat dan alat.
Pencampuran bahan aktif dengan zat tambahan harus sesuai dan alat yang
digunakan dalam keadaan baik, jika tidak maka tablet kempa yang dibuat
akan rusak. Kemudian hal yang harus diperhatikan saat distribusi tablet
kempa adalah kemasan tablet, dipastikan harus dalam keadaan baik dan
tertutup rapat, agar obat tidak terkontaminasi. Untuk penyimpanan tablet
kempa, tidak baik pada tempat yang terlalu lembap dan tidak baik pula
pada tempat yang terkena langsung paparan sinar matahari.
B. Saran
Kami sebagai penulis dan penyusun karya ilmiah ini, hanya dapat
menyarankan kepada pembaca agar mencari dan memperbanyak referensi,
baik dari buku, jurnal maupun bacaan-bacaan lainnya agar ilmu yang
diperoleh mengenai tablet kempa ini lebih banyak lagi. Karena mengingat
masih ada materi tentang tablet kempa yang belum penulis bahas dalam karya
ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. UGM-Press. Yogyakarta.
Ansel, Howard, C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta
Charles, J. 2010. Tekhnologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. EGC. Jakarta
Lachman, L. Herber, E. L, Joseph, L. K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II Edisi III. UI-Press. Jakarta
Shargel, L. Andrew, B. C. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi kedua. Universitas Airlangga-press. Surabaya.
Syamsuni, H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta
Syamsuni, H. 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan :
1) Bagaimana cara untuk mengurangi atau meminimalisir kekurangan dari tablet kempa ? ( Penanya : Esa Nuarsan, kelas A )Jawab :Sebenarnya, untuk kekurangan dari tablet kempa, susah untuk dihindari, karena sudah merupkan resiko dari cara tersebut. Namun, untuk meminimalisirnya dapat dilakukan sebelum pembuatan tablet dimulai. Sebagai contoh, salah satu kerugian dari tablet kempa adalah bahan pengisi saling berinteraksi dengan bahan aktif. Yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hal ini adalah pemilihan bahan pengisi atau tambahan yang cocok dengan bahan aktif.
2) Pada pembuatan tablet tidak boleh terjadi inkompatibilitas, jika terjadi hal tersebut, apa pennyebabnya dan bagaimana penanganannya ? (Penanya : Lia Ardyta, kelas A )Jawab :Penyebab terjadinya inkompatibiltas antara zat aktif dengan bahan tambahan yaitu salahnya pemilihan bahan tambahan yang digunakan.Cara penanganannya yaitu sebelum memilih bahan tambahan yang akan digunakan, terlebih dahulu diperhatikan sifat dari bahan aktif obat yang digunakan dan sifat dari bahan-bahan tambahan yang dipilih, apakah cocok dengan sifat bahan aktif atau tidak. Terdapat beberapa uji sebelum melakukan pencampuran, yaitu uji granulometri, uji fisiko-kimia dan uji lainnya. Jika lolos dalam uji ini, maka bahan-bahan tersebut aman digunakan.
3) Bagaimana kita mengetahui bahan aktif yang terdapat dalam tablet salut, seperti salut enteric yang diminum benar-benar larut atau pecah pada daerah yang diinginkan, yaitu usus halus ? (Penanya : LM. Andi Zulbayu, kelas A )
Jawab :Cara kita untuk mengetahui hancurnya tablet bersalut, seperti salut enteric yaitu dengan melakukan uji disolusi pada tablet dengan alat dan cara yang telah ditentukan.