isi rbt klompok 2

Upload: johan-winchester

Post on 16-Jul-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENERAPAN METODE JUST IN TIME TERHADAP KUALITAS REPAIR DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN REPAIR PADA PT. INTI DI KOTA BANDUNG

Disusun oleh : Anak Agung Oka Wiguna Dylan Setiawan Johan Syahrial Furqan Johanes Mark G.Sbastian (108400278) (108400289) (108400295) (108400320) (108400296)

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SEKOLAH MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI DAN MEDIA INSTITUT MANAJEMEN TELKOM Komplek Divlat PT.Telkom Jl. Gegerkalong Hilir No.47 Bandung 2011

ABSTRAK

Metode just in time merupakan metode yang berasal dari daerah jepang dan diimplementasikan pada PT Inti. Metode Just in Time mempengaruhi kinerja repairing dan persediaan komponen telekomunikasi pada PT Inti. Terdapat banyak faktor yang dijadikan indikator kualitas kinerja dengan metode JIT, diantaranya adalah Tanggapan Ketepatan para konsumen, Jumlah permintaan waktu tahap pelanggan, produksi,

supplier,

Penjadwalan,

Penjadwalan mutu tahap produksi , Penjadwalan Quota tahap produksi , biaya produksi yang dihasilkan, Perbandingan jumlah bahan baku yang dimiliki dan produk yang dihasilkan, Waktu penyelesaian. Tujuan peneltian adalah untuk mengetahui implementasi JIT oleh PT. INTI, dan mengetahui pengaruh JIT terhadap pengendalian persediaan bahan baku dan kualitas produk PT. INTI. Setelah peelitian ini diharapkan bisa berguna untuk kepentingan dua belah pihak antar peneliti dan yang diteliti.

Just In Time adalah konsisten dalam meningkatkan produktifitas dengan perhitungan yang tepat. Penerapan Just in Time sendiri terdiri dari dua yaitu Produksi Just in Time dan Pembelian Just in Time. Penelitian ini merupakan Penulisan jenis studi deskriptif, jenis studi deskriptif yang digunakan yang digunakan oleh penulis kali ini adalah jenis studi deskriptif Self-Report research.

i|Page

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izinNya sehingga penyusunan laporan penulisan ini dapat terwujud. Laporan Riset Final ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Bisnis Telekomunikasi pada Sekolah Manajemen Telekomunikasi dan Media jurusan Manajemen Bisnis

Telekomunikasi dan Informatika Institut Manajemen Telkom Bandung. Disamping itu laporan ini juga sebagai bahan dokumentasi yang harapannya dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran ke depan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai masukan di waktu yang akan datang. Selesainya laporan ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, bantuan, dan petunjuk serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada: 1. Ibu Rieka F. Utami selaku dosen mata kuliah Riset Bisnis Telekomunikasi yang telah membekali ilmu

ii | P a g e

pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 2. Bapak Kusnadi Ngadimin selaku Kepala Bagian Repair, Bapak Agus Kosasih selaku Manajer Repair dan Bapak Kustari selaku Tekniksi Pelaksana Repair di PT. INTI yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dan memberikan

informasi yang penulis butuhkan. Semoga Tuhan selalu melimpahkan Kasih Karunia-Nya untuk membalas semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat serta sumbangan pemikiran bagi para pembaca dan semua pihak.

Bandung, Mei 2011

Penulis

iii | P a g e

PERNYATAAN

Kami menyatakan bahwa yang tertulis didalam laporan ini benar-benar hasil karya kami sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Bandung, Mei 2011

Anak Agung Oka Wiguna NPM 108400278

Dylan Setiawan NPM 108400289

Johan NPM 108400295

Syahrial Furqan NPM 108400320

Johanes Mark G.Sbastian NPM 108400296

iv | P a g e

BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Profil Perusahaan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau disingkat INTI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang telekomunikasi yang selama lebih dari 3 dasawarsa berperan sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom dan Indosat. Berpusat di Bandung dengan 695 orang karyawan tetap (posisi Maret 2009), INTI (PT Industri

Telekomunikasi Indonesia) telah berkiprah dalam bisnis telekomunikasi selama 35 tahun. Pelanggan utama INTI antara lain adalah "THE BIG FOUR" operator

telekomunikasi di Indonesia; Telkom, Indosat, Telkomsel dan XL. Sejak berkembangnya tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi (IT), INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri

1|Page

yang berbasis solusi kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi technologi. INTI menangani solusi dan layanan integrasi jaringan tetap maupun seluler, konten IT, seat management serta mengembangkan produk-produk seperti IP PBX, NMS (Network Management System), SLIMS (Subscriber Line Maintenance System), NGN Server, VMS (Video

Messaging System), GPA (Perangkat Pemantau dan Pengontrol berbasis SNMP), Interface Monitoring System untuk jaringan CDMA, dan Sistem Deteksi dan Peringatan Bencana Alam (Disaster Forecasting and Warning System). 1.1.2 Visi dan Misi Visi Visi kami adalah menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam mentransformasikan "mimpi" menjadi "kenyataan". Misi Fokus bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen

2|Page

Memaksimalkan mengupayakan berkesinambungan

value growth

(nilai)

perusahaan

serta yang

(pertumbuhan)

Berperan sebagai prime mover (penggerak utama) bangkitnya industri dalam negeri

1.1.3

Deskripsi Bisnis Berkantor pusat di Bandung dengan jumlah karyawan tetap 739 orang (Desember 2005), INTI telah bergerak di bidang telekomunikasi selama beberapa dekade sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom dan Indosat. Melihat kecenderungan perkembangan

teknologi telekomunikasi dan informatika yang menuju konvergensi, saat ini INTI telah melakukan perubahan mendasar ruang lingkup bisnis inti dari manufaktur menjadi penyedia jasa engineering solution, khususnya Sistem Infokom dan Integrasi Teknologi, atau yang lebih dikenal dengan istilah ISTI (Infocom System & Technology Integration). Berbekal pengalaman dan kompetensi di bidang telekomunikasi selama lebih dari 30 tahun (didirikan

3|Page

pada tahun 1974), INTI telah menggariskan kebijakankebijakan organisasi yang mendukung perubahan

orientasi bisnis dan budaya kerja perusahaan yang berkemampuan untuk bersaing di pasar. Pada tahun fiskal 2005 (per 31 Desember), INTI menghasilkan nilai penjualan sekitar 565,5 miliar rupiah, dengan pendapatan bersih sekitar 18 miliar rupiah. 1.1.4 Strategi Bisnis dan Tujuan Perusahaan Strategi INTI dalam periode 2006-2010

difokuskan pada bidang jasa pelayanan infokom dengan penekanan pada pengembangan "Infocom System & Technology Integration (ISTI)". Tujuan Dalam kurun waktu 2006-2010 tujuan

perusahaan dirangkum dalam butir-butir sebagai berikut : Menjadi perusahaan yang memiliki pengendalian

persediaan bahan baku yang baik, ditinjau dari perspektif keuangan, proses internal maupun organisasi dan SDM. Menjadi perusahaan yang memberikan Kesejahteraan kepada karyawan.

4|Page

Memberikan nilai yang tinggi untuk produk dan jasa kepada pelanggan. Memberikan nilai kembali yang memadai atas saham. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dan khususnya di bidang industri telekomunikasi, elektronika dan informatika dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku bagi

Perseroan Terbatas.

1.2

Latar Belakang Masalah Di era teknologi yang semakin berkembang efisiensi waktu merupakan hal yang paling penting dalam bisnis telekomunikasi sehingga dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam setiap kegiatan bisnis telekomunikasi, waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat

diperbaharui sehingga harus dimanfaatkan semaksimalkan mungkin, dalam kaitannya dengan bisnis telekomunikasi pemenuhan perangkat peralatan telekomunikasi sangatlah penting untuk menunjang operasional suatu jaringan pada penyelenggara jaringan seperti operator seluler baik CDMA dan GSM serta PSTN.

5|Page

Dalam

dunia

bisnis

yang

berskala

global

perusahaan-perusahaan penyedia peralatan telekomunikasi bersaing secara global untuk menjadi supplier terbaik bagi penyelenggara jaringan ,membangun loyalitas terhadap perusahaan penyelenggara telekomunikasi dan juga

menjaga hubungan baik antar perusahaan. Setiap perusahaan penyelenggara sangat

menginginkan kualitas yang baik dari supplier, tidak hanya itu, kecepatan dan ketepatan waktu dari supplier juga merupakan hal yang sangat diperhatikan sehingga supplier harus mampu memberikan kecepatan dan ketepatan dalam hal memberikan produk yang dibutuhkan perusahaan ,sehingga supplier harus dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh para perusahaan penyelenggara

telekomunikasi. PT. INTI sebagai salah satu perusahaan supplier bagi perusahaan telekomunikasi dalam menghadapi

tantangan global dituntut untuk mampu berinovasi dan mengembangkan setiap langkah strategis dalam

memberikan setiap produk dan layanan yang dimiliki. Dalam menjaga nama baik perusahaan terhadap perusahaan penyelenggara telekomunikasi, PT. INTI tentu saja harus selalu meningkatkan kualitas produk dan dapat

mengendalikan persediaan bahan baku.

6|Page

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk dapat memberikan kecepatan dan ketepatan waktu yang efektif dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan konsumen, sehingga dalam

perkembangannya PT. INTI tentu harus dapat memenuhi itu semua untuk dapat bersaing di tengah-tengah persaingan global. Dalam penulisan ini dengan metode Just In Time kami bermaksud ingin mengetahui kualitas produk yang dihasilkan dan pengendalian persediaan bahan baku pada PT. INTI.

1.3

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan oleh penulis sebelumnya, maka hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan Metode just in time(JIT) pada bagian Repair di PT. INTI ? 2. Apakah penerapan JIT mempengaruhi kualitas repair yang dihasilkan dan pengendalian persediaan

komponen repair pada PT. INTI?

7|Page

1.4

Tujuan Penelitian Adapun maksud untuk diadakannya penulisan ini adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh Just In Time (JIT) terhadap produktivitas PT. INTI. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui implementasi JIT pada bagian Repair di PT. INTI. 2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan JIT terhadap kualitas repair yang dihasilkan dan pengendalian persediaan komponen repair pada PT. INTI.

1.5

Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Just In Time( JIT) oleh PT. INTI terhadap kualitas produk dan pengendalian persediaan bahan baku . Secara khusus manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan praktis Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan bukti empirik tentang pengaruh penerapan JIT terhadap kualitas produk dan pengendalian persediaan bahan baku , sehingga hasil penulisan ini dapat dimanfaatkan oleh orang atau badan yang berkepentingan.

8|Page

2.

Kegunaan bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam implementasi ilmu yang diperoleh dari

perkuliahan. 3. Kegunaan untuk pengembangan ilmu Hasil penilitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dibidang operasional dan juga dapat digunakan sebagai refrensi untuk perbandingan dalam penulisan selanjutnya sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi yang berhubungan dengan hasil penulisan ini.

1.6 1.6.1

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka Pemikiran Kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari input-proses-output merupakan hal yang tidak akan terlepas dari perusahaan itu sendiri. Dengan adanya kegiatan operasional diharapkan perusahaan dapat memenuhi

keinginan konsumen dengan baik dan tepat waktu. Agar perusahaan dapat memenuhi keinginan konsumen maka dibutuhkan penerapan metode Just In Time agar barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dapat dengan baik diterima

9|Page

konsumen dan juga dapat melakukan penghematan terhadap input dari suatu produk. Penerapan metode just in time pada suatu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk dan dapat meningkatkan pengendalian persediaan bahan baku yang dapat dilihat dari kecepatan dalam pembuatan produk, biaya yang digunakan bahan baku untuk yang

menghasilkan produk,

banyaknya

digunakan, dan kepuasan pelanggan untuk mengkonsumsi produk perusahaan. Penerapan metode just in time harus dilakukan dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan untuk dapat menerapkannya dengan baik. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penerapan metode just in time adalah Pembelian Just In Time yaitu sistem penjadwalan pengadaan barang sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan, penjadwalan ini dapat dilakukan perusahaan dengan melihat jumlah pesanan pelanggan dan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pesanan. juga Untuk harus

menyelesaikan

tepat

waktu,perusahaan

memperhatikan supplier agar pengiriman bahan baku dapat disesuaikan dengan Pembelian Just In Time yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah Pembelian Just In Time dilakukan, selanjutnya perusahaan harus melakukan

Produksi JIT yaitu sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau

10 | P a g e

sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan. Analisis kebutuhan produksi dan biaya yang akan dikeluarkan dengan melihat penjadwalan, mutu dan quota tahap produksi.Penerapan Metode Just In Time Kualitas Produk dan Pengendalian persediaan bahan baku

Pembelian Just In Time

Jumlah Permintaan pelanggan

Kecepatan Pembuatan

Waktu penyelesaian Efisiensi Biaya

Ketepatan Supplier

Produksi Just In Time Efisiensi Bahan Baku Penjadwalan waktu tahap produksi

Penjadwalan mutu tahap produksi

Kepuasan Pelanggan

Penjadwalan Quota tahap produksi

11 | P a g e

1.6.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Penerapan metode Just In Time dapat mengendalikan persediaan komponen repair dan kualitas repair PT. INTI

12 | P a g e

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1.1

Kajian Pustaka Manajemen Operasi Manajemen operasional adalah sebagai manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti ; tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan, berupa barang dan jasa layanan. (P. Tampubolon Manahan 2004 ; 13 ) Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Heize dan Render (2005;4) Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional merupakan serangkaian kegiatan dengan kepemimpinan dan pengendalian terhadap proses-proses mengubah masukan menjadi keluaran, baik dalam bentuk barang maupun jasa, di mana semua bagian organisasi berperan serta.

13 | P a g e

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen operasional : Fungsi, manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen atau fungsi dalam

organisasi yang memproduksi barang dan jasa Sistem, mengacu pada sistem transformasi yang memproduksi didalamnya barang adalah atau jasa. Termasuk dan

membuat

rancangan

analisis operasi Keputusan, menyatakan pengambilan keputusan sebagai unsur penting dalam manajemen

opersional. Manajemen operasi sangat erat kaitanya dengan proses produksi barang Maupun jasa, sehingga metode yang digunakan dalam proses produksi barang dan jasa sangat perlu diperhatikan. Diantaranya metode Just In Time yang akan penulis bahas dalam penulisan ilmiah ini.

2.1.2

Tujuan Metode Just In Time Secara garis besar tujuan Just In Time adalah konsisten dalam meningkatkan produktifitas. Didalam meningkatkan produktifitas itu sendiri terdapat :

14 | P a g e

-

Menghasilkan produk sesuai jadwal yang didasarkan pada permintaan Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size). Menyempurnakan kualitas produk Menghilangkan ketidakpastian Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang

Hal yang perlu diingat adalah bahwa just in time berpengaruh pada produktivitas jangka panjang.

2.1.3

Penerapan Just In Time A. Pembelian Just in Time Pembelian JIT adalah sistem Penjadwalan Just In Time dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan pelanggan. Gunadarma.Akutansi Manajemen.

http://untoro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13018 /M_jit.doc (diakses tanggal17 maret 2011.) Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara :

15 | P a g e

1.

Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam

negosiasi dengan pamasoknya. 2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. 3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program

pembelian yang mapan. 4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah. 5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.

Penerapan Pembelian Just In Time

dapat

mempengaruhi sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: 1. 2. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan. Perubahan cost pools yang digunakan untuk

mengumpulkan biaya. 3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung. 4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual 5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

16 | P a g e

B. Produksi JIT Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi

permintaan pelanggan. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara: 1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol). 2. Mengurangi atau meniadakan Lead Time (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu nol). 3. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation). 4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.

Perusahaan

yang

menggunakan

produksi

JIT

dapat

meningkatkan efisiensi dalam bidang: 1. 2. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai

17 | P a g e

3. 4. 5. 6. 7.

Waktu perpindahan Tenaga kerja langsung dan tidak langsung Ruangan pabrik Biaya mutu Pembelian bahan

Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: 1. 2. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung 3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual 4. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam work tickets

18 | P a g e

BAB III METODE PENELETIAN

3.1

Jenis Penulisan Penulisan ini menerapkan jenis studi deskriptif. Penulisan deskriptif merupakan metode penulisan yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penulisan ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penulisan ini penulisan tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penulisan. Penulisan deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat.

Studi deskriptif sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yang digunakan oleh penulis kali ini adalah jenis studi deskriptif Self-Report research (Penulisan Laporan Diri). Dalam penulisan self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai penulis. Penulis melakukan observasi langsung yang bertujuan untuk melihat kejadian secara alami.

19 | P a g e

3.2

Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

NO

Variabel

Definisi

Dimensi

Elemen

Item Pertanyaan

1.

Penerapan Metode Just in Time (Variabel X )

Cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menekan biaya produksi melalui efisiensi biaya dan efisiensi waktu

a. Pembelian Just In Time

- Bagaimana pengendalian waktu dalam melakukan repair? a. Waktu penyelesaian - Adakah sistem khusus dalam PT. INTI untuk membuat waktu yang efisien dalam membuat suatu produk?

Jumlah permintaan pelanggan

- Bagaimana cara mengantisipasi jumlah permintaan yang berfluktuasi ?

- Siapa sajakah pemasok/Supplier PT. INTI? Ketepatan supplier - Bagaimanakah tingkat ketepat waktuan delivery supply dari pemasok ke PT. INTI?

20 | P a g e

- Bagaimana pengantisipasian yang dilakukan oleh PT. INTI jika pemasok tidak dapat memberikan pasokan barang yang diinginkan?

b. Analisis kebutuhan produksi dan biaya

b. Penjadwalan waktu tahap produksi

- Apakah penjadwalan dalam tahap produksi repair dapat menekan biaya yang timbul untuk menghasilkan suatu produk ?

Penjadwalan mutu tahap produksi

- Bagaimana pengaruh penjadwalan pada kualitas produk ?

Penjadwalan jumlah bahan baku tahap produksi

- Bagaimana pengaruh penjadwalan terhadap pengendalian persediaan bahan baku ?

21 | P a g e

2.

Kualitas Repair dan Pengendalian persediaan komponen repair ( Variabel Y )

Memberikan jaminan kualitas produk kepelanggan dan efisiensi pengendalian persediaan bahan baku

a. Efisiensi biaya

Biaya yang digunakan untuk produksi

- Apakah biaya yang timbul dari persediaan bahan baku sudah efisien ?

b. Efisiensi bahan baku

c. Perbandingan jumlah bahan baku yang dimiliki dan produk yang dihasilkan

- Bagaimana perbandingan antara persediaan bahan baku yang dimiliki dengan jumlah produk yang dihasilkan ?

-

c. Kepuasan pelanggan

d. Tanggapan para konsumen

Parameter apakah yang digunakan oleh PT INTI dalam mengukur tingkat kepuasan dari konsumen?

- Bagaimanakah tanggapan konsumen tentang produk dan layanan PT INTI?

22 | P a g e

3.3

Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan, penulis menggunakan data kualitatif dengan metode wawancara terstruktur. Tehnik pengumpulan data ini menggunakan data primer dan sekunder. Data Primer, yaitu data yang hanya dapat diperoleh langsung dari sumber asli/orang pertama baik dari individu atau perseorangan (Umar,2005b:130).

Misalnya wawancara dan kuesioner. Data Sekunder, mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber yang telah ada, seperti browsing melalui internet, buku, dan juga literatur.

Perolehan data primer oleh penulis didapat dari hasil tanya jawab secara lisan dengan manajer operasional PT. INTI di Kota Bandung. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mencari data yang berhubungan dngan permasalahan yang dibahas. Dalam penulisan ini, data kepustakaan kami dapatkan dari berbagai sumber antara lain dari buku, internet, dan informasi lainnya yang dianggap relevan dengan topik penulisan.

23 | P a g e

3.4

Teknik Sampling Dalam penilitian ini penulis menggunakan data kualitatif dimana penulis menggunakan tekhnik Purposive Samplingyaitu wawancara secara langsung kepada manajer dan pegawai di bidang operasional di PT. INTI, Bandung, sehingga tidak dilakukan penarikan sampel.

3.5

Analisis Data Dalam pengujian validitas, penulis menggunakan Face Validity yaitu wawancara langsung kepada orang yang memiliki keahlian di bidang permasalahantersebut yaitu dibidang operasional.

3.6

Pengujian Hipotesis Penulisan ini tidak menggunakan hipotesis

lanjutan karena merupakan penulisan kualitatif, sehingga hanya menggunakan hipotesis awal yang berbentuk narasi.

24 | P a g e

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Bab II. Tinjauan Pustaka dan Bab III. Metode Penelitian sebelumnya, pada Bab IV ini akan diajukan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini terutama untuk menjawab dua pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu pertama, mengetahui bagaimana penerapan Metode just in time(JIT) yang dilakukan oleh PT. INTI, dan yang kedua, mengetahui pengaruh JIT terhadap kualitas produk yang dihasilkan dan pengendalian persediaan bahan baku pada PT. INTI. Oleh karena itu, Bab ini akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai mekanisme Just In Time yang dilakukan oleh PT. INTI dan pengaruhnya terhadap kualitas produk dan pengendalian bahan baku.

4.1

Responden 4.1.1 Jasa Repair dan Setruktur Organisasi Bagian Repair PT. INTI Repair adalah salah satu produk dari PT INTI dalam memberikan jasa perbaikan terhadap

komponen-komponen telekomunikasi yang mengalami kerusakan yang dapat diperbaiki dan memiliki tahap

25 | P a g e

produksi yang berbeda-beda tiap masing-masing repair karena dilihat dari jenis kerusakan dan komponen yang dibutuhkan. PT INTI memiliki Struktur Organisasi pada bagian repair yang berfungsi untuk mempermudah alur dari setiap repair yang diproduksi dan memperjelas job deskripsi setiap karyawan pada bagian repair.

Setruktur organisasi bagian Repair pada PT INTI yaitu :

STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN REPAIR PT INTI

Kepala Bagian Repair

Manajer Repair

Asisten Manajer Repair

Pelaksana Repair

26 | P a g e

4.1.2

Profil Responden

Nama Responden 1. Kusnadi Ngadimin 2. Agus Kosasih 3. Kustari

Pendidikan

Jabatan

Umur

Lama Bekerja

Sarjana Tehnik (Lulus SMK) (Lulus SMK)

Kepala Bagian Repair Manajer Repair Pelaksana Repair

46 Tahun 43 Tahun 46 Tahun

26 Tahun 24 Tahun 26 Tahun

Pengelompokan Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidikan

Sarjana Tehnik Lulus SMK

27 | P a g e

Pengelompokan Responden berdasarkan Jabatan

JabatanKepala Bagian Repair Manajer Repair

Pelaksana Repair

Pengelompokan Responden berdasarkan Umur

Umur

46 Tahun 43 Tahun

28 | P a g e

Pengelompokan Responden berdasarkan Senioritas

Lama Bekerja

26 Tahun 24 Tahun

4.2

Pembahasan 4.2.1 Pengertian Just In Time Menurut Kusnadi Ngadimin ST., just in time adalah saat adanya permintaan maka akan dilakukan proses produksi barang maupun jasa. Menurut Agus Kosasih just in time mengacu pada keefektifan dalam pemenuhan permintaan. Menurut Kustari just in time merupakan suatu kondisi dimana pemenuhan permintaan barang atau jasa tepat waktu

29 | P a g e

Kesimpulan : Just in time merupakan produksi yang dilakukan ketika adanya permintaan barang atau jasa dengan tepat waktu.

4.2.2 -

Penerapan Metode Just In Time Pada PT INTI Menurut Kusnadi Ngadimin ST., penerapan metode just in time yang dilakukan PT INTI yaitu ketika ada kerusakan komponen komunikasi yang otomatis ada permintaan repair dari pelanggan, maka saat itu juga dilakukan produksi repair.

-

Menurut Agus Kosasih penerapan just in time pada PT INTI mengacu pada Standar Operasional yang ada di perusahaan sehingga tindakan yang dilakukan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada.

-

Menurut Kustari penerapan metode just in time tergantung kostumer dan bagian pemasaran jika telah tercapai kesepakatan barulah kita melakukan service repair sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Kesimpulan : Penerapan metode Just In time pada PT INTI terlihat pada standar operasional sehingga ada suatu acuan dan ini sangat mendukung dalam operasional suatu perusahaan

30 | P a g e

4.2.3 -

Pengendalian Waktu Dalam Produksi Repair Menurut Kusnadi Ngadimin ST., pengendalian waktu dalam proses repair sudah diperhitungkan terlebih dahulu oleh manajemen repair PT INTI dan dibuat kesepakatan waktu penyelesaian repair dengan

pelanggan atas waktu yang sudah ditentukan PT INTI. Contohnya pada maintenance dalam suatu kerusakan radio bill up check kami menggunakan lead time untuk 14 hari sampai 21 hari ,tentu saja banyaknya hari biasanya telah ditentukan dan termasuk dalam perjanjian. Menurut Agus Kosasih dalam pengendalian waktu PT INTI menggunakan patokan dalam penyelesaian repair yang dilakukan oleh PT INTI baik service yang dilakukan di PT INTI maupun repair yang dilakukan di perusahaan customer. Menurut Kustari dalam repair yang dilakukan oleh PT INTI mempunyai acuan mengenai masalah waktu, tergantung juga pada tingkat kerusakan komponen yang dialami sehingga dengan adanya acuan ini dapat mudah untuk dikontrol. Kesimpulan : Dalam pengendalian waktu PT INTI mempunyai patokan dalam penyelesaian repair tergantung pada

31 | P a g e

tingkat error atau kerusakan dari komponen yang akan di repair. 4.2.4 Sistem Khusus Dalam PT INTI Untuk Membuat Waktu Yang Efisien Dalam Produksi Repair Menurut Kusnadi Ngadimin ST., tidak ada sistem khusus dalam produksi repair untuk efisiensi waktu, karena hanya melakukan perbaikan pada komponen telekomunikasi yang rusak, sehingga dalam

melakukan repair tidak ada penekanan terhadap efisiensi waktu. Menurut Agus Kosasih PT INTI tidak memiliki sistem khusus dalam menciptakan waktu yang efisien, bagian repair tergantung pada bagian pemasaran, maksudnya adalah perjanjian dilakukan oleh bagian pemasaran jika bagian pemasaran telah menyanggupi permintaan repair dari pelanggan maka barulah diserahkan ke bagian repair. Menurut Kustari untuk sistem khusus sebenarnya tidak tertulis akan tetapi PT INTI melakukan repair mendahulukan tingkat error yang rendah. Kesimpulan : PT INTI tidak mempunyai sistem khusus dalam menciptakan waktu yang efisien karena tergantung pada customer dan bagian pemasaran.

32 | P a g e

4.2.5

Cara Menanggulangi Permintaan Repair Yang Berfluktuasi

-

Menurut Kusnadi Ngadimin ST., cara menanggulangi permintaan repair yang berfluktuasi yaitu dengan menggunakan sistem buffer stock yaitu melihat populasi yang sering rusak sehingga metode ini akan membantu dalam permintaan yang berfluktuasi, karena akan lebih cepat menyelesaikan repair sehingga dapat melanjutkan melakukan repair berikutnya.

-

Menurut Agus Kosasih permintaan yang berfluktuasi untuk repair sebenarnya ada target yang harus dicapai dan juga ada suatu design tersendiri dalam

menghadapi permintaan yang berfluktuasi. Menurut Kustari untuk permintaan repair yang berfluktuasi sampai saat ini yang saya tahu PT INTI belum mempunyai sistem khusus. Kesimpulan : PT INTI menggunakan sistem buffer stock dalam mengantisipasi permintaan repair yang berfluktuasi yaitu dengan melihat populasi yang sering rusak.

4.2.7 -

Pemasok PT INTI Dalam Produksi Repair Menurut Kusnadi Ngadimin ST., untuk komponen

komponen telekomunikasi yang dibutuhkan untuk produksi repair memasok dari luar seperti e-bay dan

33 | P a g e

plasa dan vendor-vendor yang lain serta juga mitramitra lokal. Untuk mitra lokal tidak menentu karena sudah banyak ada pemasok lokal yang menjual komponen telekomunikasi yang sama. Menurut Agus Kosasih Supplier PT INTI berasal dari luar dan dalam negeri pemesanan biasanya dilakukan via logistic untuk jumlah yang besar. Menurut Kustari untuk supplier PT INTI banyak dari local dalam memenuhi komponen service repair. Kesimpulan : Untuk pemasok PT INTI mempunyai pemasok tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri untuk komponen yang susah untuk dicari.

4.2.8 -

Ketepatan

Waktu

Pengiriman

Barang

Dari

Pemasok ke PT INTI Menurut Kusnadi Ngadimin ST., ketepatan waktu

dalam komponen biasanya pada persediaan yang ada ,dalam mengendalikan ketepatan waktubagian Repair PT INTI mengguakan sistem stock komponen dengan bekerja sama dengan vendor luar yaitu biasanya selama satu bulan. Dengan adanya kerja maka dapat mengontrol waktu antara PT INTI dengan pemasok. Menurut Agus Kosasih ketepatan waktu dari supplier tidak bisa ditentukan terutama untuk komponen yang susah untuk di dapat sehingga digunakanlah sistem

34 | P a g e

kanibal atau pemasangan produk yang memang harus didahulukan. Menurut Kustari dalam ketepatan waktumengacu pada data base, selain itu PT INTI juga flexible terhadap supplier untuk komponen-komponen yang susah untuk dicari. Kesimpulan : Tingkat ketepatan waktu menggunakn sistemstock komponen dengan bekerja sama dengan vendor luar. PT INTI sangat flexible untuk komponen yang susah untuk diperoleh.

4.2.9 -

Antisipasi PT INTI

Jika Pemasok Tidak Dapat

Mengirim Barang Atau Tidak Tepat Waktu Menurut Kusnadi Ngadimin ST., antisipasi dari PT INTI terhadap pemasok yang tidak dapat mengirim barang atau tidak tepat waktu yaitu denganmemiliki banyak mitra dalam memenuhi komponen-komponen sehingga memberikan kemudahan jika ada mitra yang tidak dapat memenuhi permintaan komponen yang dibutuhkan untuk repair. Menurut Agus Kosasih dengan sistem kanibal kita bisa mengantisipasi keterlambatan dari pihak pemasok sehingga kita mendahulukan repair untuk produk yang kita prioritaskan

35 | P a g e

-

Menurut Kustari antisipasi yang dilakukan adalah mencari komponen dari luar negeri, PT INTI juga bisa mengacu pada komponen yang paling sering PT INTI gunakan sehingga bisa mengantisipasi persediaan jika pemasok terlambat mengirim barang.

Kesimpulan : Dengan memiliki banyak mitra dan sistem yang baik PT INTI dapat mengantisipasi dengan baik jika terjadi keterlambatan pada pengiriman stock yang mereka butuhkan

4.2.10 -

Penjadwalan dalam tahap Repair Dapat Menekan Biaya Menurut Kusnadi Ngadimin ST., penjadwalan tahap repair adalah tidak berpengaruh karena untuk biaya telah ditentukan pada PKS ( Perjanjian Kerja sama ) antara PT INTI dengan pelanggan. Sehingga PT INTI tetap mendapatkan keuntungan margin yang di dapat antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang di dapat sekitar 30 sampai 50 %.

-

Menurut Agus Kosasih dengan adanya prosedur yang jelas dari PT INTI sangat membantu menekan biaya. Dengan adanya prosedur kita mempunyai pedoman yang jelas.

36 | P a g e

-

Menurut Kustari untuk penjadwalan sebenarnya susah untuk dilakukan biasanya PT INTI menetapkan batas dari service repair.

Kesimpulan : Untuk biaya tertuang pada perjanjian kerja sama maka akan di penjadwalan dianggap tidak dilaksanakan karena mengacu pada prosedur yang ada.

4.2.11 -

Pengaruh Penjadwalan pada Kualitas Repair Menurut Kusnadi Ngadimin ST., pengaruh

penjadwalan pada kualitas repair adalah kualitas repair tetap baik sehingga tidak keluhan dari pelanggan pada PT INTI , namun PT INTI sendiri pernah sekali mendapat teguran dari pelanggan mengenai kualitas, dan dapat atasi dengan baik dengan memberi garansi service. Menurut Agus Kosasihwalaupun dalam prakteknya PT INTI menggunakan sistem kanibal selama ini hal tersebut tidak mengganggu kualitas repair dari PT INTI sendiri. Menurut Kustari untuk kualitas PT INTI berusaha sama dengan aslinya, maksudnya adalah kualitas produk yang belum direpair dan sudah di repair akan sama, hal ini dimaksudkan untuk menjaga

kepercayaan customer terhadap PT INTI

37 | P a g e

Kesimpulan : Dalam kenyataannya PT INTI menggunakan sistem kanibal sehingga ada alat yang diprioritaskan sehingga tidak mengganggu dalam kualitas repair yang

dilakukan.

4.2.12 -

Pengendalian Persediaan Komponen Repair Menurut Kusnadi Ngadimin ST., pengendalian

komponen repair dilakukan dengan melakukan sistem statistik kontrol untuk mengendalikan persediaan komponen komponen yang dibutuhkan untuk repair. Menurut Agus Kosasih pengendalian yang dilakukan biasanya berupa pengecekan komponen persediaan secara berkala untuk memecahkan permasalahan pada sistem kanibal yang kita gunakan dengan adanya pengecekan sangat membantu untuk sistem

pengendailian di PT INTI. Menurut Kustari untuk pengendalian persediaan bahan baku kita mengacu pada data base yang ada jika sudah menyentuh titik limit PT INTI akan melakukan order lagi untuk komponen service repair. Kesimpulan : Dengan adanya sistem statistik control berupa pengecekan terhadapa komponen persediaan dan juga data base yang ada.

38 | P a g e

4.2.13

Biaya Yang Timbul Dari Persediaan Komponen Repair

-

Menurut Kusnadi Ngadimin ST., biaya yang timbbul akibat dari persedian komponen repair sudah dapat dikatakan efisien, namun terkadang biaya yang timbul tergantung dari persedian komponen yang ada.

-

Menurut Agus Kosasih biaya yang timbul tergantung pada setiap komponen, ada komponen yang memang mengeluarkan biaya yang cukup besar tetapi secara umum untuk biaya bisa dikatakan efisien untuk bagian repair.

-

Menurut kustari untuk biaya secara umum PT INTI sudah efisien akan tetapi pada beberapa komponen kita belum efisien karena belum berani mengacu pada data base, untuk beberapa komponen jika kita mengacu pada data base dikhawatirkan menambah biaya. akan

Kesimpulan : Biaya yang timbul dari persediaan komponen pada PT INTI sebenarnya tergantung pada jenis komponennya setiap komponen memiliki biaya tersendiri sesuai dengan pengelompokannya.

39 | P a g e

4.2.14

Perbandingan

Antara

Persediaan

Komponen

Repair Yang Dimiliki Dengan Jumlah Repair dihasilkan Menurut Kusnadi Ngadimin ST., adalah perbandingan dengan layanan pada repair dapat lebih efisien. PT INTI juga bekerja sama dengan mitra dengan

memberi lead timenya biasanya 10 hari. Menurut Agus Kosasih secara umum perbandingan antara persediaan komponen repair dengan service repair tidak terlalu jauh berbeda dalam hal ratio jumlahnya. Menurut Kustari untuk komponen SDI lebih tinggi rasio perbandingannya dibandingkan dengan jumlah repairnya sendiri, sedangkan untuk komponen radio tidak berbeda jauh perbandingannya. Kesimpulan : Secara umum perbandingan antara persediaan antara komponen repair dengan jumlah service yang

dilakukan tidak terlalu jauh, untuk komponen SDI tingkat rasio perbandingannya lebih tinggi

dibandingkan sedangkan untuuk komponen yang lain tidak terlalu jauh perbedaannya.

40 | P a g e

4.2.15 -

Tanggapan Konsumen Tentang Kualitas Repair PT INTI Menurut Kusnadi Ngadimin ST., tanggapan konsumen tentang kualitas repair yaitu konsumen menerima dengan baik repair yang dilakukan PT INTI, sehingga belum pernah terjadi keluhan terhadap kualitas repair. Menurut pak Kusnadi, pernah ada pelanggan yang komplain kepadanya, namun dapat diatasi oleh PT INTI dengan memberikan garansi service.

-

Menurut Agus Kosasih sampai saat ini belum ada customer yang mengajukan komplian ke PT INTI sehingga ini mengindikasikan bahwa service repair yang kita lakukan sudah cukup baik dan ini juga menjelaskan bahwa customer puas dengan service repair yang kita berikan

-

Menurut Kustari tanggapan konsumen bisa dilihat dari perilaku mereka, yaitu kembali menginginkan service repair dari PT INTI sehingga bisa dikatakan konsumen puas terhadap repair yang kita lakukan.

Kesimpulan : Secara umum customer PT INTI dikatakan puas terhadap service repair yang dilakukan oleh PT INTI hal ini terlihat dari sikap customer yang kembali merepair ke PT INTI dan juga sampai saat ini belum ada komplain mengenai service repair yang dilakukan PT INTI.

41 | P a g e

4.2.16 Parameter Yang Digunakan PT INTI untuk Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan Menurut Kusnadi Ngadimin ST., parameter yang digunakan PT INTI dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan adalah blanko atau bisa dikatakan kusioner yang diberikan ke pelanggan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pelanggan. Menurut Agus Kosasih parameter tingkat kepuasaan bisa dilihat dengan tidak adanya komplain ke PT INTI untuk parameter yang lain di bagian repair. Menurut Kustari parameter untuk saat ini tidak ada , dalam hal tanggapan biasanya divisi pemasaran yang lebih mengetahuinya. Kesimpulan : Untuk parameter pengukuran tingkat kepuasaan PT INTI menggunakan blanko atau kuisioner, hal ini dilakukan oleh bagian pemasaran.

42 | P a g e

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan a. Penerapan Just In Time pada PT INTI sangat berpengaruh dalam mengendalikan persediaan

komponen repair dan kualitas pada repair dari PT. INTI. b. Penerapan Just In Time dapat meningkatkan kualitas repair yang dihasilkan, hal ini terbukti dengan tidak pernah ada komplain dari customer PT INTI. c. Waktu penyelesaian repair ditentukan berdasarkan perjanjian kerja sama (PKS) yang dibuat antara PT. INTI dengan vendor telekomukasi. d. Lamanya proses repair tergantung dari perjanjian kerja sama yang dibuat berdasarkan komponen yang akan diperbaiki. e. Kualitas layanan merupakan hal yang sangat penting bagi PT. INTI. Selain perbaikan yang tepat waktu, PT. INTI juga memberikan garansi mulai dari 3 sampai 6 bulan atas repair yang dilakukan, tergantung jenis kompenen yang di repair. f. Biaya yang dikeluarkan atas repair tergolong cukup efisien dengan margin 30% - 50% pendapatan. dari total

43 | P a g e

g.

Tanggapan konsumen atas layanan dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan diolah oleh bagian pemasaran. Sejauh ini, hasil kuisioner menunjukkan kepuasan yang cukup terhadap layanan dari PT. INTI Supplier komponen komponen repair berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk komponen yang belum disediakan supplier dalam negeri dipesan ke supplier luar negeri.

h.

i.

Penerapan Metode JIT (Just In Time) yang dilakukan oleh PT INTI mengacu pada SOP yang telah ada pada divisi repair.

j.

Dalam pengendalian persediaan komponen repair PT INTI menggunakan sistem statistical control, yaitu pengecekan secara berkala komponen repair. terhadap komponenkondisi dimana kosong

Sehingga

persediaan komponen komponen repair tidak terjadi.

5.2

SaranBerdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka kami selaku penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

a.

Banyaknya

kebutuhan

akan

komponen-komponen

telekomunikasi untuk menunjang jasa repair yang dilakukan oleh PT. INTI, maka sebaiknya PT. INTI

44 | P a g e

melakukan riset agar kompenen kompenen impor dapat dikembangkan di dalam negeri, yang tentunya akan berujung pada efisiensi biaya. b. Dalam penyelesaian repair yang dilakukan PT. INTI terhadap pelanggannya yang telah disepakati dengan adanya perjanjian kerja sama (PKS), sebaiknya PT. INTI memberi waktu tambahan dalam melakukan repair untuk menghindari pelaksanaan repair yang tidak diduga seperti kekurangan komponen komunikasi yang

digunakan untuk repair sehingga mengakibatkan kualitas repair yang buruk c. Untuk komponen-kompenen repair yang susah

didapatkan yang dipesan dari luat negeri, sebaiknya dipesan dalam jumlah lebih, sehingga nantinya tidak terjadi kekurangan persediaan yang nantinya akan berujung pada kepuasan pelanggan dan efesiensi biaya dan waktu.

45 | P a g e

Daftar Pustaka

Sekaran, Uma (2006). Research Methods For Business 4th Edition. Jakarta: Salemba Empat.

Render, Barry & Haizer Jay .(2001).

Prinsip-Prinsip

Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. PT INTI . Just in time (untoro.staff.gunadarma.ac.id). Digital Collections. 2007. Universitas Kristen Petra. . Jones M,A., Mothersbaugh D.L., & Beatty S.A. 2003. A Journal of The Effects of Locational Convenience on Costumer Repurchase Intentions Across Service Types. .

46 | P a g e

LAMPIRAN Lampiran Hasil Wawancara Kusnadi Ngadimin ST. Item Pertanyaan - Pengertian Just In Time menurut anda? Jawaban - Kapan ada permintaan maka akan ada produksi.

- Bagaimana penerapan metode just in time di bagian repair PT. INTI ?

- Kapan ada kerusakan komponen komunikasi yang otomatis ada permintaan repair dari pelanggan, maka saat itu juga dilakukan produksi repair.

- Bagaimana pengendalian waktu dalam melakukan repair ?

- Contohnya pada maintenance dalam suatu kerusakan radio bill up check kami menggunakan lead time untuk 14 hari sampai 21 hari ,tentu saja banyaknya hari biasanya telah ditentukan dan termasuk

47 | P a g e

dalam perjanjian.

- Apakah ada sistem khusus dalam PT. INTI untuk membuat waktu yang efisien dalam membuat suatu produk?

- Sistem dalam melakukan efisiensi waktu, kami hanya melakukan perbaikan pada komponen telekomunikasi yang rusak, sehingga dalam melakukan repair tidak ada penekanan terhadap efisiensi waktu.

- Bagaimana cara mengantisipasi jumlah permintaan yang berfluktuasi ?

- Jumlah permintaan pelanggan yang berfluktuasi Pada bagian repair kami memiliki sistem buffer stock yaitu melihat populasi yang sering rusak sehingga metode ini akan membantu dalam permintaan yang berfluktuasi.

- Siapa sajakah pemasok/Supplier PT. INTI?

- Untuk komponen komponen kami biasanya mengambil dari luar seperti e-bay dan plasa dan vendor-vendor yang lain serta juga mitra-mitra

48 | P a g e

lokal.

- Bagaimanakah tingkat ketepat waktuan delivery supply dari pemasok ke PT. INTI?

- Ketepatan waktu dalam komponen biasanya pada stock ,ketepatan waktunya kita mengguakan sistem stock komponen dengan bekerja sama dengan vendor luar biasanya selama 1 bulan dengan adanya kerja sama kita dapat mengontrol waktu antara PT INTI dengan vendor.

- Bagaimana pengantisipasian yang dilakukan oleh PT. INTI jika pemasok tidak dapat memberikan pasokan barang yang diinginkan?

- Kita mempunyai banyak mitra dalam memenuhi komponenkomponen sehingga ini membuat kemudahan jika ada mitra yang tidak dapat memenuhi permintaan komponen yang kita inginkan

- Apakah penjadwalan dalam tahap produksi repair dapat menekan biaya yang timbul untuk menghasilkan suatu

- Pada biaya sebenarnya telah ditentukan pada PKS ( Perjanjian Kerja sama ) berapa biaya yang terjadi

49 | P a g e

produk ?

tetapi dalam pengalaman saya tetap mendapatkan keuntungan margin yang di dapat antara biaya dengan pendapatan yand di dapat sekitar 30 sampai 50 %

- Bagaimana pengaruhnya pada kualitas produk ?

- Selama ini belum ada keluhan pada bagian kami , tapi pengalaman saya sendiri kami pernah mendapat teguran dari pelanggan mengenai kualitas, namun kami bisa atasi dengan baik dengan memberi garansi service.

- Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku ?

- Persediaan komponen pada repair kita mempunyai sistem sendiri dengan menggunakan statistik kontrol

- Bagaimana perbandingan antara persediaan bahan baku

- Perbandingan dengan bisnis layanan pada repair bisa

50 | P a g e

yang dimiliki dengan jumlah produk yang dihasilkan ?

dikatakan kami lebih efisien. Kami juga bekerja sama dengan mitra lead timenya biasanya 10 hari

- Bagaimanakah tanggapan konsumen tentang produk dan layanan PT INTI?

- Selama ini belum ada keluhan pada bagian kami , tapi pengalaman saya sendiri kami pernah mendapat teguran dari pelanggan mengenai kualitas, namun kami bisa atasi dengan baik dengan memberi garansi service.

- Parameter apakah yang digunakan oleh PT INTI dalam mengukur tingkat kepuasan dari konsumen?

- Parameter yang kami gunakan adalah biasanya seperti blanko atau bisa dikatakan kusioner ke pelanggan kami untuk mengetahui kepuasan pelanggan

51 | P a g e

Agus Kosasih Item Pertanyaan - Pengertian Just In Time menurut anda? Jawaban - Just in time mengacu pada keefektifan dalam pemenuhan permintaan. - Bagaimana penerapan metode just in time di bagian repair PT. INTI ? - Kita mengacu pada Standar Operasional yang ada sehingga semua tindakan dapat dilaksanakan dengan ketentuan yang sudah ada - Bagaimana pengendalian waktu dalam melakukan repair ? - Sejauh yang saya tahu biasanya dalam pengendalian waktu kita menggunakan patokan dalam menyelesaikan repair atau bisa langsung di test di sini.

- Apakah ada sistem khusus dalam PT. INTI untuk membuat waktu yang efisien dalam membuat suatu produk?

-

Karena kita melakukan repair biasanya tergantung dari bagian pemasaran ,jika bagian pemasaran telah menyanggupi barulah diserahkaan ke kita sehingga tidak sembarangan dalam melakukan repair tersebut

52 | P a g e

tergantung tingkat kerusakannya

- Bagaimana cara mengantisipasi jumlah permintaan yang berfluktuasi ?

- Pengalaman saya dalam repair ini mempunyai target sendiri dengan design yang sudah direncanakan

- Siapa sajakah pemasok/Supplier PT. INTI?

- Ada yang beli sendiri ada yang via logistic jika pesannya banyak. Ada yang luar negeri dan juga luar negeri seperti dari singapura.

- Bagaimanakah tingkat ketepat waktuan delivery supply dari pemasok ke PT. INTI?

- Terkadang dalam penyediaan barang kita menunggu lama, barang-barang tertentu yang memang langka biasanya sangat lama, khusunya untuk luar negeri tergantung dari jenis komponen jadi kita saling memahami dengan supplier.

- Bagaimana pengantisipasian yang dilakukan oleh PT. INTI

- Antisipasi khusus misalnya pada radio dengan target

53 | P a g e

jika pemasok tidak dapat memberikan pasokan barang yang diinginkan?

waktu kita kanibal atau dipasang di produk yang harus dilakukan

- Apakah penjadwalan dalam tahap produksi repair dapat menekan biaya yang timbul untuk menghasilkan suatu produk ?

- Tentu sangat menekan dengan adanya prosedur sangat membantu mengurangi biaya yang timbul

- Bagaimana pengaruhnya pada kualitas produk ?

- walaupun dengan sistem kanibal sebenarnya tidak berpengaruh pada kualitas

- Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku ?

- Sebenarnya sistem seperti kanibal tersebut di luar prosedur, ada pengecekan juga secara berkala pada komponen persediaan.

- Tentunya tergantung dari - Apakah biaya yang timbul dari persediaan bahan baku sudah efisien ? komponen, ada bagian tertentu yang tidak efisien

54 | P a g e

- Bagaimana perbandingan antara persediaan bahan baku yang dimiliki dengan jumlah produk yang dihasilkan ?

- untuk saat ini kita melihat dari segi pengalaman sehingga perbandingannya tidak terlalu jauh antara service repair dengan persediaan komponen

- Bagaimanakah tanggapan konsumen tentang produk dan layanan PT INTI?

- Sampai saat ini belum ada konsumen yang komplain ke kita, sehingga bisa dikatakan tanggapan konsumen saat ini cukup baik terhadap service repair yang kita lakukan.

- Parameter apakah yang digunakan oleh PT INTI dalam mengukur tingkat kepuasan dari konsumen?

- Kalau untuk parameter ada bagian lain mungkin yang melakukannya ,menurut saya pribadi kepuasaan terukur dengan permintaan repair ke kita, artinya kita masih dipercaya.

55 | P a g e

Kustari Item Pertanyaan - Pengertian Just In Time menurut anda? Jawaban - Just in time adalah suatu situasi dimana pemenuhan permintaan tepat waktu.

- Bagaimana penerapan metode just in time di bagian repair PT. INTI ?

- Penerapan di PT INTI sendiri kita tergantung pada custumer dan bagian pemasaran.jika sudah ada deal barulah kita bisa bergerak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

- Bagaimana pengendalian waktu dalam melakukan repair ?

- Kalau di repair kita tidak bisa mematok waktu tergantung tingkat error yang dialami komponen.

- Apakah ada sistem khusus dalam PT. INTI untuk membuat waktu yang efisien dalam membuat suatu produk?

- sistem

khusus

sebenarnya

tidak tertulis akan tetapi PT INTI melakukan repair

mendahulukan tingkat error yang rendah.

56 | P a g e

- Bagaimana cara mengantisipasi jumlah permintaan yang berfluktuasi ?

- Sebenarnya kita tergantung konsumen ,sampai saat ini kita belum punya sistem yang khusus untuk mengantisipasi fluktuasi konsumen.

- Siapa sajakah pemasok/Supplier PT. INTI?

- Untuk supplier yang saya tahu kebanyakan lokal untuk pemenuhan komponen repair.

- Bagaimanakah tingkat ketepat waktuan delivery supply dari pemasok ke PT. INTI?

- Ketepatan waktu kita berdasarkaan data base, selain itu para supplier juga mencari juga apa yang kita butuhkan , dan kita flexible dengan supplier.

- Bagaimana pengantisipasian yang dilakukan oleh PT. INTI jika pemasok tidak dapat memberikan pasokan barang yang diinginkan?

- Biasanya kita mencari di luar negeri dan juga melihat stock yang paling sering dipakai

57 | P a g e

- Apakah penjadwalan dalam tahap produksi repair dapat menekan biaya yang timbul untuk menghasilkan suatu produk ?

- Sebenarnya

kita

tidak

melakukan penjadwalan, tapi kita tetapkan limitmisalnya 20 hari

- Bagaimana pengaruhnya pada kualitas produk ?

- Kita usahakan sama dengan aslinya sehingga tidak mengecewakan pelanggan

- Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku ?

- kita lihat dari data base dan melihat stock yang ada ketika menyentuh titik limit stock kita akan melakukan order lagi.

- Menurut saya biaya yang - Apakah biaya yang timbul dari persediaan bahan baku sudah efisien ? timbul belum efisien, walaupun sudah mempunyai data base kita masih belum berani untuk terlalu mengacu pada data base karena dikhawatirkan malah akan menambah biaya yang timbul.

58 | P a g e

- Bagaimana perbandingan antara persediaan bahan baku yang dimiliki dengan jumlah produk yang dihasilkan ?

- Perbandingannya menurut saya kalau untuk komponen SDI kita lebih banyak dibandingkan permintaan repairnya, sedngkan untuk radio saya rasa sebanding antara komponen yang tersedia dengan permintaan repair dari pelanggan.

- Bagaimanakah tanggapan konsumen tentang produk dan layanan PT INTI?

- Menurut saya bisa dilihat dari perilaku mereka yang kembali merepair produk ke PT INTI jadi bisa dikatakan customer sangat puas dengan service yang kita berikan.

- Parameter apakah yang digunakan oleh PT INTI dalam mengukur tingkat kepuasan dari konsumen?

- Untuk parameter saya kurang tahu biasanya bagian pemasaran yang melakukan tanggapan seperti itu seajuh ini yang saya tahu belum ada parameter untuk mengukur tingkat kepuasan dari divisi kita sendiri.

59 | P a g e

Lampiran Foto saat Wawancara 1. Dokumentasi saat wawancara dengan bapak Kusnadi Ngadaimin

60 | P a g e

2.

Dokumentasi saat wawancara dengan bapak Agus Kosasih

61 | P a g e

3.

Dokumentasi saat wawancara dengan bapak Kustari

62 | P a g e

63 | P a g e