klkllkkk
DESCRIPTION
hftertertrwrrtTRANSCRIPT
![Page 1: klkllkkk](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dba76550346aa9aa5d74f/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama Peserta : dr. Yuliana Sari
Nama Wahana : RSUD OKU Timur
Topik : Sirosis hepatis dekompensata
Tanggal (kasus) : 25 Juni 2015 RM : 131669
Nama Pasien : Tn. Y Pendamping : dr. Mona Satriana
Tanggal Presentasi : 1 Juli 2015
Tempat Presentasi : RSUD OKU Timur
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Laki-laki, 64 tahun, dengan perut yang semakin membengkak
4 bulan sebelum masuk RS
Tujuan : Membahas diagnosis dan tatalaksana yang tepat mengenai
kasus ini
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan
diskusi
Email Pos
Data Utama Untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan perut yang dirasakan semakin lama semakin membengkak. Keluhan muncul sejak 4 bulan sebelum masuk RS. Pasien merasa kembung. Keluhan ini sangat mengganggu aktivitas pasien. Mual dan muntah juga dirasakan, nafsu makan pasien berkurang. Pasien sangat merasa lemas. Pasien merasa berat badannya mengalami penurunan.
Selain itu, pasien mengeluh sesak saat melakukan aktivitas seperti saat makan, berjalan beberapa meter. Kaki pasien juga mengalami bengkak. BAB pasien lancar dan tidak ada keluhan. BAK pasien normal, warna kuning jernih, tidak ada keluhan.
2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : Pasien belum pernah mengalami keluhan
seperti ini sebelumnya. Riwayat sakit kuning
![Page 2: klkllkkk](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dba76550346aa9aa5d74f/html5/thumbnails/2.jpg)
disangkal, Riwayat sakit batu kantung empedu
disangkal, Riwayat Hipertensi, DM dan alergi
disangkal.
4. Riwayat Keluarga : Dalam keluarga pasien tidak ada yang
mengalami hal seperti ini.
5. Riwayat kebiasaan pribadi : Riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol
(frekuensi sering) saat muda , Riwayat
konsumsi obat-obatan tertentu disangkal,
Riwayat pengobatan TB atau antikejang
disangkal, Riwayat penggunaan jarum suntik
dan transfusi disangkal.
Daftar Pustaka
1. Ong Willie T, Ong Anna Liza R. Medicine Blue Book. 8 th edition. Phillipine: Pines Corner Union Street; 2010, 2011.
2. Widjaja FF, Karjadi T, Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, Ikatan Dokter Indonesia. Pencegahan Perdarahan Berulang Pada Pasien Sirosis Hati, Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2011
3. Tierner LM, McPhee SJ, Papadokis MA, Current Medical Diagnosis & Treatment, California: McGraw-Hill, 2008
4. Zulkifli A, Asril B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2009
Hasil Pembelajaran
o Mengerti definisi, etiologi serta gejala dan tanda klinis dari sirosis hepatis
o Mempelajari tatalaksana yang tepat dari sirosis hepatis
o Mendiagnosis secara dini kasus sirosis hepatis
o Mempelajari tatalaksana yang tepat dari kasus sirosis hepatis
o Mempelajari komplikasi yang terjadi akibat sirosis hepatis
o Edukasi pasien untuk patuh terhadap pengobatan, serta mengetahui komplikasi -
komplikasi yang mungkin akan terjadi.
![Page 3: klkllkkk](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dba76550346aa9aa5d74f/html5/thumbnails/3.jpg)
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:
1. Subjektif
Pasien datang dengan keluhan perut membengkak sejak 4 bulan SMRS, disertai
dengan mual muntah, nafsu makan turun, BB turun, sesak nafas, serta kaki bengkak.
(Terlampir di anamnesis)
2. Objektif
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Berat Badan : 62 kg
Tanda Vital :
a. TD : 130/90 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,20 C
d. RR : 24 x/menit
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP tidak meningkat, tidak teraba pembesaran KGB
Thoraks :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, spider nevi (-),
ginekomastia (-)
Palpasi : vokal fremitus kanan dan kiri simetris , ictus cordis teraba di ICS V
midclavicula
Perkusi : sonor kanan dan kiri
Auskultasi: BJ I-II normal reguler, murmur (-), gallop (-),
Nafas vesikuler normal, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak kencang dan buncit, caput medusa (-)
Auskultasi : BU (+) 3x/mnt
Palpasi :supel, nyeri tekan(-), hepar dan lien sulit dinilai, undulasi (+),
Perkusi : shifting dullness (+), nyeri ketok (-)
Lingkar perut : 97 cm
Ekstremitas :
Superior : eritema palmaris (-/-), akral hangat, CRT < 2”
Inferior : pitting oedem (+/+) , akral hangat, CRT < 2”
![Page 4: klkllkkk](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dba76550346aa9aa5d74f/html5/thumbnails/4.jpg)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : leukopenia, trombositopenia, dan anemia.
Peningkatan kadar SGOT/SGPT, bilirubin
Penurunan kadar albumin
Foto thoraks : efusi pleura minimal
USG Abdomen : chronic parenchymal hepar disease + asites + splenomegali
3. Assesment
Pada pasien ini, didapatkan perut pasien yang semakin membengkak selama 4 bulan
terakhir, lalu dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya undulasi serta pekak alih,
dengan bising usus yang masih normal, sehingga asites dapat ditegakkan. Keluhan
yang dirasakan selama 4 bulan ini menunjukkan bahwa penyakit yang dialami adalah
penyakit kronik. Mekanisme asites yang paling sering di Indonesia adalah transudasi
yang terjadi akibat hipertensi porta dan sirosis hepatis.
Selain itu pasien juga mengeluhkan mual muntah, nafsu makan turun, BB turun,
sesak nafas serta kaki bengkak. Ini semua menunjukan adanya gejala dan tanda sirosis,
apalagi dengan ditemukannya leucopenia, trombostiopenia, anemia, peningkatan kadar
SGOT/SGPT, peningkatan kadar bilirubin serta penurunan kadar albumin. Diagnosa
semakin dipertegak dengan temuan USG Abdomen yang menunjukkan adanya chronic
parenchymal hepar disease, asites dan splenomegali. Sehingga pasien dapat didiagnosa
sirosis hepatis dekompensata.
Pada pasien ini, etiologi sirosis hepatis masih belum dapat ditegakkan, karena
riwayat penyakit terdahulu seperti riwayat sakit kuning, riwayat sakit batu kantung
empedu disangkal, serta riwayat kebiasaan pribadi pasien seperti riwayat pengobatan
TB atau antikejang disangkal, riwayat penggunaan jarum suntik dan transfusi
disangkal. Etiologi yang mungkin pada pasien ini adalah riwayat mengkonsumsi
minuman beralkohol (frekuensi sering) saat muda, → penyakit hati alkoholik, tetapi
ini masih belum dapat dipastikan karena tidak diketahui seberapa banyak dan seberapa
sering pasien mengkonsumsi minuman beralkohol.
Tetapi pada pasien dengan sirosis hepatis, yang terpenting bukanlah menegakkan
etiologinya, tetapi mencegah terjadinya komplikasi dan terapi untuk memperpanjang
angka harapan hidup.
![Page 5: klkllkkk](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dba76550346aa9aa5d74f/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Plan
a. Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang maka
pasien ini didiagnosis sebagai Sirosis hepatis dekompensata
b. Pengobatan
Diet : rendah garam dan restriksi cairan ( <1,5 lt/ hari), diet
protein 1 gr/kgBB/hari
Oksigenasi : 2-4 lpm nasal canul jika sesak
Medikamentosa :
- IVFD D5% 1000cc/24jam (mikro) gtt 20x/menit
- Inj. Ceftriaxone 1gr /12 jam iv
- Inj. Ranitidine 50 mg amp / 12 jam iv
- Spironolakton tab 1 x 100 mg tab (pagi) po
- Curcuma 3 x 1 tab po
- Furosemide 2 x 40 mg tab po
- Lactulose syr 2x1 c po
- Vit K 2x1 tab
- Propanolol 1 x 10 mg jika terdapat takikardia ( F. Nadi > 90x/mnt)
F. Nadi pasien 76x/mnt
- Jika tidak ada perbaikan untuk asites pungsi asites (abdominal parasintesis)
c. Pendidikan
Dilakukan edukasi terhadap pasien maupun keluarga antara lain:
Edukasi bahwa pasien harus patuh terhadap pengobatan yang diberikan untuk
mencegah komplikasi
Edukasi pola makan dan minum
Menjelaskan prognosis pemyakit ini kepada pasien dan keluarga
d. Konsultasi: Dapat dilakukan konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam.
e. Rujukan
Tidak perlu dilakukan rujukan karena RSUD OKU TIMUR telah memiliki dokter
spesialis dan fasilitas perawatan / pengobatan yang memadai untuk kasus ini.
f. Kontrol
Pasien harus melakukan kontrol untuk mencegah komplikasi, serta mengurangi
keluhan yang ada. Kontrol rutin dapat dilakukan di poliklinik.