“klinik dengan pelayanan estetik: dilema antara demand

20
“Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand, Legalitas dan Kewenangan Dokter” Dr dr Siti Nur Fatimah, SpGK, MS

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

“Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand, Legalitas dan

Kewenangan Dokter”

Dr dr Siti Nur Fatimah, SpGK, MS

Page 2: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Klinik dengan Layanan Estetik

• Ada kebutuhan di masyarakat.

• Ada interest dari sejawat praktisi lapangan.

Keamanan?

Berbasis bukti ilmiah

kuat?

Aspek Legal?

Page 3: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Demand Masyarakat Tinggi

Page 4: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Kriteria:

1.Kompetensi klinis dan komunitas 2.Keselamatan pasien dan mutu pelayanan 3.Komunikasi, kemitraan dan kerja Tim 4.Kepercayaan pasien dan masyarakat 5.Keselamatan dan pengembangan diri

Page 5: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Pasal 50: Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak : a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;

c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

d. menerima imbalan jasa.

Page 6: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand
Page 7: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand
Page 8: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand
Page 9: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Masalah terkait Profesi Dokter 1. Melakukan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kompetensinya

2. Tidak mengikuti Prosedur Operasional Standar atau Standar Pelayanan

Minimal yang jelas.

3. Tidak menangani pasien dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

4. Melakukan tindakan yang tergolong malpraktik

5. Tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri dalam melakukan tugas

profesinya

6. Tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

7. Pelanggaran disiplin profesi

8. Melakukan tindakan yang melanggar hukum

9. Peresepan obat tidak rasional

Page 10: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2013

▶ Tingkat kemampuan:

1. Mengenali dan menjelaskan

2. Mendiagnosis dan merujuk.

3. Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk:

1. 3A: Bukan Gawat darurat

2. 3B: Gawat darurat.

4. Mampu melakukan mandiri:

1. 4A: Dicapai pada saat lulus.

2. 4B: Mahir setelah internship/PKB.

Page 11: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2013

▶ Tingkat keterampilan Klinis:

1. Mengetahui dan menjelaskan

2. Pernah melihat atau didemonstrasikan

3. Melakukan di bawah supervisi

4. Mampu melakukan secara mandiri:

1. 4A: dicapai pada saat lulus.

2. 4B: Mahir setelah internship/PKB.

Page 12: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Risiko Medis

Kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak baik di kemudian hari

akibat atau dalam proses tindakan medik dalam bentuk:

Kesalahan medik (medical error)

Kecelakaan medik (medical accident)

Kelalaian medik (medical negligence)

Adverse event, adverse incident, dll

Page 13: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Kompetensi Estetik?

Page 14: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Telaah

▶ Tumpang tindih kompetensi antar perhimpunan ?

▶ Profesi lain: Lembaga Setifikasi Profesi.

▶ Telah mengikuti pelatihan?

▶ Banyaknya pelatihan praktik layanan tertentu tapi belum

diakui/penyelenggara pelatihan tidak jelas legalitasnya.

▶ Kewenangan pelatihan untuk mendapatkan kompetensi oleh PDSp

▶ Peningkatan kompetensi untuk Dokter maka harus melibatkan

kolegium/Dewan kesehatan yang terkait.

Page 15: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Masih terdapat perbedaan presepsi pelatihan yang dianggap memenuhi

penambahan kompetensi dalam bentuk pemberian qualification sertifikat

penambahan kewenangan tambahan.

Perlunya standarisasi kriteria pelatihan yang dianggap meningkatkan

kompetensi melalui tahapan pembekalan, magang dan mandiri yang

diakhiri dengan uji kompetensi.

Page 16: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Kompetensi Tambahan

Diusulkan pembentukan Board/ Dewan

Perumusan layanan estetik dibentuk bersama dengan

kolegium dan perhimpunan terkait beserta MKEK, MPPK,

MKKI.

Shared competency harus diusulkan melalui BOARD

Page 17: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Peran dan Upaya PERDAWERI

Badan Khusus

Telaah Ruang Lingkup Estetik untuk Dokter Umum

Diajukan sebagai

Kompetensi Tambahan

Non invasive dan minimal invasive berdasarkan COC

(Certificate of Competency ) yang diakui oleh IDI

Page 18: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

DOKUMEN WAJIB

Memiliki STR yang berlaku

Memiliki SIP yang berlaku

Memiliki SOP yang dibuat oleh FASKES

Membuat rekam medik

Membuat inform consent dan kesepakatan

Memakai sediaan farmasi yang ter register

Memakai alkes yang ter register

Memiliki izin klinik

Praktek sesuai SP dan SOP

Page 19: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

Upaya

Penuhi Kewajiban

1 Mengikuti aturan (termasuk aturan

daerah yang berbeda atau

berubah)

2

Tidak coba-coba untuk hal belum jelas/ area yang

belum disepakati

3

Dokumentasi administratif

dan rekam medis lengkap

4

Page 20: “Klinik dengan Pelayanan Estetik: Dilema antara Demand

TERIMA KASIH