10 restorasi estetik 1

45
RESTORASI ESTETIK 1 RESTORASI ESTETIK 1

Upload: prima-d-andri

Post on 24-Apr-2015

149 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 10 Restorasi Estetik 1

RESTORASI ESTETIK 1RESTORASI ESTETIK 1

Page 2: 10 Restorasi Estetik 1

RESTORASI ESTETIKRESTORASI ESTETIK

BAHAN R.ESTETIKBAHAN R.ESTETIK

PLASTISPLASTIS NON PLASTISNON PLASTIS- Silikat - Resin Akrilik

- Semen Ionomer Kaca

(SIK/GIC)- Resin Komposit

- Compomer (SIK+R.Komposit)

Page 3: 10 Restorasi Estetik 1

MACAM R.ESTETIKMACAM R.ESTETIK

PLASTISPLASTIS NON PLASTISNON PLASTIS

- Klas I,II, III, IV, V, VI - Vinir Porselen

Komposit - Inlay Porselen

- Klas I, III, V SIK/GIC - Mahkota Porselen

- Vinir Komposit (Direk)

- Penutupan Diatema

(Komposit)

- Inlay Komposit

Page 4: 10 Restorasi Estetik 1

Macam Perawatan Rehabilitasi EstetikMacam Perawatan Rehabilitasi Estetik(Clifort, 1985) Untuk Gigi Anterior

• Reshaping & Polishing

• Cleaning : Pembersihan

• Bleaching : Pemutihan

• Veneering : Melapisi

• Mahkota Porselen

Page 5: 10 Restorasi Estetik 1

Macam Kelainan Estetik :Macam Kelainan Estetik :

1. Yang disebabkan oleh proses karies2. Gigi yang berubah warna

- Extrinsic- Intrinsic

3. Kelainan bentuk (ukuran, kontur, & posisi gigi)

4. Fraktura/atrisi pada permukaan insisal5. Enamel Hypoplasia, abrasi, erosi6. Diatesma pada gigi anterior

Page 6: 10 Restorasi Estetik 1
Page 7: 10 Restorasi Estetik 1
Page 8: 10 Restorasi Estetik 1
Page 9: 10 Restorasi Estetik 1

SYARAT-SYARATSYARAT-SYARAT• BIOLOGIS

– Tidak iritasi pada pulpa dan giginya– Toksisitas sistematik– Kariostatik

• KELARUTAN– Tidak larut dalam saliva– Penyerapan air

• MEKANIS– Daya tahan abrasi– Modulus elasticity = enamael dan dentin

• SIFAT TERMIS– Koefisien muai panas = enamael dan dentin– Thermal diffusivity

Page 10: 10 Restorasi Estetik 1

• ESTETIK– Warna = warna gigi– Tidak berubah warna

• IDEAL– Punya daya rekat terhadap enamel & dentin

• PERUBAHAN DIMENSI : KECIL– Makin < perubahan dimensi setelah setting

kebocoran tepi <• RADIOPAQUE• RHEOLOGY

– Waktu kerja cukup– Perubahan viscositas tidak ada– Cepat mengeras

Page 11: 10 Restorasi Estetik 1

RESIN KOMPOSITRESIN KOMPOSIT

• Resin komposit ditemukan oleh R. bowen th 1960• Komposit diartikan sebagai hasil kombinasi dua

bahan atau lebih dengan sifat kimia yang berbeda sehingga didapatkan sifat hasil akhir yang lebih baik ( PHILLIPS 1982 )

Bahan restorasi komposit :Matriks resin + “ Filler Anorganik “

Yang banyak dipakai :Resin yang mengandung molekul BIS- GMA

( Monomer Dimetakrilat )

Page 12: 10 Restorasi Estetik 1
Page 13: 10 Restorasi Estetik 1

SIFAT BAHAN KOMPOSIT YANG IDEAL :SIFAT BAHAN KOMPOSIT YANG IDEAL :

1. Mempunyai sifat- sifat fisik yang baik2. Mengkilap bila dipoles3. Tidak mudah fraktur (tahan terhadap kekuatan

daya kunyah )4. Warna stabil5. Dapat dipakai secara umum dimana saja6. Radiopak7. Banyak pilihan warna8. Mudah penggunaannya9. Kepekatannya tinggi10.Sudah diuji coba dalam pemakaian klinik untuk

waktu yang lama

Page 14: 10 Restorasi Estetik 1

KOMPOSISI RESIN KOMPOSIT COMBE (1986) KOMPOSISI RESIN KOMPOSIT COMBE (1986) MENYATAKAN BAHWA RESTORASI RESIN MENYATAKAN BAHWA RESTORASI RESIN

KOMPOSIT TDD :KOMPOSIT TDD :

1. MONOMER UTAMA

Merupakan bahan matriks dengan berat molekul yang tinggi. Monomer ini merupakan hasil reaksi dari bisphenol –A dan glisidil metakrilat ( BIS-GMA atau BOWEN RESIN).

Monomer lain yang sering digunakan adalah urethane- dimetacrylate yang mempunyai sifat mirip BIS-GMA

Page 15: 10 Restorasi Estetik 1

2. MONOMER PENGENCER

• Mempunyai berat molekul yang lebih rendah

• Bahan ini ditambahkan dengan tujuan untuk mengurangi kekentalan monomer utama agar mampu bercampur dengan komponen anorganik dam memudahkan manipulasi klinis

• Monomer ini adalah :

– Monofungsi yakni Methyl Metacrylate

– Bifungsi yakni Etilen Glikol Dimetacrylate atau Trietilen Glikol Dimetakrilat

Page 16: 10 Restorasi Estetik 1

Monomer bifungsi lebih disukai karena :• Mempunyai kontraksi yang lebih kecil selama

polimerisasi• Menghasilkan stuktur cross – link lebih

banyak sehingga lebih keras dan kuat• Mempunyai koefisien expansi termis lebih

rendah• Lebih stabil, tidak mudah menguap• Menghasilkan polimer yang lebih sedikit

mengabsorpsi air

Page 17: 10 Restorasi Estetik 1

3. BAHAN PENGISI ANORGANIK (FILLER) COMBE (1986) mengatakan bahwa penambahan bahan pengisi untuk :

• Memperbaiki sifat mekanis

• Menurunkan koefisien expansi panas

• Memperbaiki estetik

• Mengurangi kontraksi pada saat mengeras

• Mengurangi panas pada waktu polimerisasi

• Menjadikan radiopak bila ditambah Barium Glass

Page 18: 10 Restorasi Estetik 1

Syarat bahan pengisi :

• Nilai kekerasan tinggi

• Inert

• Indeks bias

• Keburaman dan koefisiensi expansi mendekati seperti gigi

Page 19: 10 Restorasi Estetik 1

4. BAHAN PENGIKAT (SILANE COUPLING AGENT)

Untuk memperkuat ikatan antara monomer dengan bahan pengisi, ditambahkan bahan pengikat dan paling sering dipakai adalah “ Silane Compound”

5. BAHAN PENGHAMBAT POLIMERISASI

Diperlukan agar tidak terjadi polimerisasi pada waktu penyimpanan

Bahan yang dipakai : Monomethyl Ether Hydroquinone

Page 20: 10 Restorasi Estetik 1

6. MEKANISME POLIMERISASIPolimerisasi adalah peristiwa penggabungan monomer- monomer menjadi polimer yang mempunyai rantai panjang sehingga terbentuk molekul raksasaR. Komposit dalah monomer Dimetakrilat

Pengerasan melalui pembentukanRadikal bebas

– Aktivasi kimia– Energi dari luar ( panas / penyinaran )

Page 21: 10 Restorasi Estetik 1

Mc. CABE (1990) mengatakan bahwa Polimerisasi secara adisi tdd 4 tahap yakni :

1. AKTIVASIYakni terjadinya dekomposisi dari inisiator (Ketone dan Amine)

2. INISIASIYakni tahap pembentukan radikal bebas hasil reaksi diketon yang sensitive terhadap sinar tampak

3. PROPAGASIYakni monomer yang diaktifkan ditambah monomer pengganti demikian seterusnya sehinga terjadi Tk. Terminasi

4. TERMINASIYakni adanya reaksi antara dua radikal bebas sehingga terbentuk molekul yang stabil

Page 22: 10 Restorasi Estetik 1

POLIMERISASI TERJADI DALAM POLIMERISASI TERJADI DALAM BEBERAPA MACAM :BEBERAPA MACAM :

a. Aktivasi Kimia

Benzoil peroksida sebagai inisiator dan Amina Tertier sebagai activator atau asam Sulpinat sebagai Initiator dan NN Dimetil- p- Toluidin sebagai activator.

Bila kedua bahan ini diado Amone akan bereaksi dengan benzoil peroksida membentuk Radikal Bebas dean pengerasan dimulai

Page 23: 10 Restorasi Estetik 1

b. Aktivasi Sinar

Aktivasi UV : sistem Ativasi Sinar yang I digunakan yakni UV (ultraviolet) membentuk radikal bebas

• Sistem UV mempunyai daya penetrasi yang terbatas sehingga menyebabkan resin tidak dapat dipolimerisasi dengan sempurna kecuali pada bagian yang sangat tipis

• Tidak dipakai karena dapat terjadi kerusakan yang potensial seperti kanker kulit dan kerusakan mata

Page 24: 10 Restorasi Estetik 1

c. Aktivasi Sinar Tampak (Visible Light Cure)

Komposit yang mengandung alpha diketone dan amine sekarang banyak dikembangkan.

Komposit jenis ini menggunakan sinar tampak dengan panjang gelombang 460-485 nm untuk pembentukan radikal bebas yang mengawali proses polimerisasi

Page 25: 10 Restorasi Estetik 1
Page 26: 10 Restorasi Estetik 1

Keutungan polimerisasi sinar tampak :Keutungan polimerisasi sinar tampak :• Tidak ada porositas• Mudah diaplikasikan dengan waktu kerja yang

tidak terbatas • Polimerisasi merat cepat dan sempurna• Warna stabil

Kekurangan polimerisasi sinar tampak :Kekurangan polimerisasi sinar tampak :• Ketebalan bahan terbatas • Tidak dianjurkan mencampur beberapa bahan

untuk warna tertentu terjadi porus• Dianjurkan pakai alat pelindung (kacamata)

khusus merangsang alat penglihatan

Page 27: 10 Restorasi Estetik 1

STABILIZER ULTRAVIOLETSTABILIZER ULTRAVIOLET

• Contoh : 2-hydroksi-4-Metoksibenzophonone

• Yakni : untuk mencegah perubahan warna o/ karena lamanya bahan selama disimpan, senyawa ini bersifat mengabsropsi radiasi elektro-magnetik

Page 28: 10 Restorasi Estetik 1

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PROSES HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PROSES POLIMERISASI KOMPOSIT SINAR TAMPAKPOLIMERISASI KOMPOSIT SINAR TAMPAK

1. Jarak antara sumber sinar terhadap permukaan bahan craig dan Peyton (1982) menyatakan bahwa jarak sumber sinar berpengaruh pada keras permukaan bawah tetapi tidak mempengaruhi keras permukaan atas

2. Waktu penyinaran Atmaja (1988) menyatakan bahwa nilai kekerasan dengan lama penyinaran 40 detik lebih baik daripada dengan penyinaran 20 detik Mc. CABE menyatakan bahwa menduakalikan waktu penyinaran tidak menyebabkan derajat polimerisasi menjadi dua kali lipat

Page 29: 10 Restorasi Estetik 1

3. Intensitas Sinar

Killian (1979) menyatakan bahwa besarnya intensitas sinar akan mempengaruhi derajat polierisasi resin komposit sinar tampak. Intensitas sinar adalah energi yang tiba per satuan waktu per satuan luas. Makin lama besar intensitas sinar maka makin luas daerah yang terkena sinar

Page 30: 10 Restorasi Estetik 1

4. Ketebalan

• Sphon dk (1981) menyatakan bahwa ketebalan resin komposit sinar tampak tidak boleh lebih dari 2,5 mm.

• Atmaja dan Bryan (1990) mengatakan bahwa bertambahnya ketebalan mengakibatkan penurunan nilai kekerasan permukaan bawah masa resin komposit sinar tampak

5. Warna

• Kaca (1986) mengatakan bahwa warna komposit mempengaruhi kuringnya, makin gelap warna maka kedalaman kuring yang didapat makin kecil

Page 31: 10 Restorasi Estetik 1

PENGELOMPOKAN BAHAN KOMPOSITPENGELOMPOKAN BAHAN KOMPOSIT

1. Berdasarkan ukuran besarpartikel bahan pengigi anorganik

• R.Komposit dengan besar partikel bahan pengisi besar (makro)

• R.Komposit dengan besar partikel bahan pengisi kecil (mikro)

• R.Komposit dengan besar partikel mikrofine

• R.Komposit dengan kombinasi keduanya

Page 32: 10 Restorasi Estetik 1

No Tipe Ukuran Partikel

(µm)% bahan pengisi (persatuan berat)

1. Konvensional (large particle)

8-12

15-35

78

2. Partikel kecil (Fine particle)

1-8 70-86

3. Mikro (mikrofine)

0,04 25-63

4. Hibrid (blended)

0,04 dan 1-5 77-80

Page 33: 10 Restorasi Estetik 1

KOMPOSIT KONVENSIONALKOMPOSIT KONVENSIONAL

• Bahan pengisinya : Bubuk Quartz• Permukaan menjadi kasar, disebabkan abrasi

selektif dari matriks resin lunak yang mengelilingi partikel filler yang keras

• Sifat sifat mekanik baik, jarang terjadi fraktur• Permukaan dapat mengikat plak, sukar dipoles• Mempunyai kecenderungan berubah warna• Indikasi : tumpatan dengan tekanan kunyah besar

(klas IV & II)

Page 34: 10 Restorasi Estetik 1
Page 35: 10 Restorasi Estetik 1

KOMPOSIT PARTIKEL KECILKOMPOSIT PARTIKEL KECIL• Pemolesan dan finishing lebih baik dari

konvensional• Sifat sifat mekanik dan fisik yang paling baik

ditemukan pada komposit ini• Pengerutan pada saat polimerisasi sama atau

bahkan lebih kecil dibanding konvensional• Kandungan bahan pengisinya : kaca yang

mengandung logam berat – bersifat radiopak• Permukaan resin menjadi lebih halus karena

partikelnya kecil dan termampatkan dan resistensinya terhadap pngunyahan baik

• Indikasi : Tumpatan pada daerah yang terkena tekanan besar dan abrasi (klas IV,II)

Page 36: 10 Restorasi Estetik 1
Page 37: 10 Restorasi Estetik 1

KOMPOSIT MICROFINEKOMPOSIT MICROFINE

• Bahan pengisi : partikel silica koloidal

• Ukuran partikel : 200-300 kali lebih kecil dari konvensional

• Permukaan halus untuk estetik

• Sifat fisik dan mekanik lebih rendah dari konvensional

• Indikasi : Restorasi estetis pada gigi Anterior (untuk tumpatan tanpa beban)

Page 38: 10 Restorasi Estetik 1
Page 39: 10 Restorasi Estetik 1

KOMPOSIT HIBRIDKOMPOSIT HIBRID

• Mempunyai permukaan halus dan estetik tapi mempunyai kekuatan yang baik

• Komposisi : terdiri dari 2 macam bahan pengisi mengandung silica koloidal dan partikel dari kaca yang mengandung logam berat

• Untuk tumpatan Anterior dan gigi Posterior

Page 40: 10 Restorasi Estetik 1
Page 41: 10 Restorasi Estetik 1

Komposisi bahan pengisi dapat Komposisi bahan pengisi dapat mengandung :mengandung :

• Lithium Aluminosilikat

• Crystalline Quartz atau

• Gelas Silika Barium Aluminoborate

Page 42: 10 Restorasi Estetik 1

2. Berdasarkan pengikat dentin

• Bahan pengikat dentin generasi I

• Bahan pengikat dentin generasi II

• Bahan pengikat dentin generasi III

Page 43: 10 Restorasi Estetik 1

3. Berdasarkan penggunaan bahan antara (larutan bantu)Pada penggunaan bahan pengikat dentin, digunakan larutan bantu :

• Larutan kondisioner• Larutan primer• Larutan liner

4. Berdasarkan perbandingan berat bahan pengisi

• R.Komposit dengan perbandingan bahan pengisi berat (heavy filled)

• R.Komposit dengan perbandingan bahan pengisi ringan (lightly filled)

Page 44: 10 Restorasi Estetik 1

5. Berdasarkan cara berpolimerasi • Dengan bantuan sinar tampak (light cure)• Tanpa bantuan sinar dengan cara kimiawi

6. Berdasarkan dinding tempat perlekatan • R.Komposit yang dapat mengikat resin email• R.Komposit yang dapat mengikat resin dentin• R.Komposit yang dapat mengikat resin

porselen • R.Komposit yang dapat mengikat resin• R.Komposit yang dapat mengikat resin logam

Page 45: 10 Restorasi Estetik 1

7. Berdasarkan f/dan kerja kondisoner (perlakuan smear-layer)

• Kondisioner yang membersihkan total sm.ly.• Kondisioner yang memodifikasi sm.ly.