klastik pettijohn.docx

19
Batuan Sedimen (2) 2.1. Struktur Sedimen Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Struktur sedimen dapat dibagi menjadi 4 yaitu (tabel 2.10) : Struktur Sedimen Pengendapan, Struktur Sedimen Erosional, Struktur Sedimen Pasca Pengendapan dan Struktur Sedimen Biogenik. 2.1.2. Struktur Sedimen Pengendapan (Depositional Sedimentary Strucures) Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar 1 & 2) : Perlapisan/Laminasi Perlapisan adalah bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunnya. Disebut perlapisan bila tebalnya >1 cm dan laminasi bila tebalnya <1 cm. Macam-macam perlapisan/laminasi : Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) : bentuk lapisan/ laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu dengan yang lainnya. Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) : bentuk lapisan/ laminasi yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan/laminasi berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan perlapisan. Perlapisan bersusun (Graded Bedding) : perlapisan batuan yang dibentuk oleh gradasi butir yang makin halus ke arah atas (normal graded bedding) atau gradasi butir yang makin kasar ke arah atas (reverse graded bedding). Normal graded bedding dapat dipakai untuk menentukan top atau bottom lapisan batuan. Gelembur gelombang (current ripple) : bentuk permukaan perlapisan bergelombang karena adanya arus sedimentasi.

Upload: kati-yoewono

Post on 26-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

preview

TRANSCRIPT

Page 1: klastik pettijohn.docx

Batuan Sedimen (2)

2.1. Struktur SedimenStruktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Struktur sedimen dapat dibagi menjadi 4 yaitu (tabel 2.10) : Struktur Sedimen Pengendapan, Struktur Sedimen Erosional, Struktur Sedimen Pasca Pengendapan dan Struktur Sedimen Biogenik.

2.1.2. Struktur Sedimen Pengendapan (Depositional Sedimentary Strucures)Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar 1 & 2) :

Perlapisan/LaminasiPerlapisan adalah bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunnya. Disebut perlapisan bila tebalnya >1 cm dan laminasi bila tebalnya <1 cm.Macam-macam perlapisan/laminasi :

Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) : bentuk lapisan/ laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu dengan yang lainnya.

Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) : bentuk lapisan/ laminasi yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan/laminasi berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan perlapisan.

Perlapisan bersusun (Graded Bedding) : perlapisan batuan yang dibentuk oleh gradasi butir yang makin halus ke arah atas (normal graded bedding) atau gradasi butir yang makin kasar ke arah atas (reverse graded bedding). Normal graded bedding dapat dipakai untuk menentukan top atau bottom lapisan batuan.

Gelembur gelombang (current ripple) : bentuk permukaan perlapisan bergelombang karena adanya arus sedimentasi.

Mud crack : bentuk retakan poligonal pada permukaan lapisan lumpur (mud). Rain mark : kenampakan pada permukaan sedimen karena tetesan air hujan. Contoh lain : Current Ripples, Dunes, Cross-Stratification, Antidunes and

Antidune Bedding, Wave formed Ripples and Cross-Lamination, Hummocky Cross-Stratification, Wind-Ripples, Dunes, Draas and Aeolian Cross-Bedding, dll.

Tabel 2.1 Macam-macam Struktur primer batuan sedimen.

Page 3: klastik pettijohn.docx

2.1.2.2. Struktur Sedimen Erosional (Erosional Sedimentary Strucures)Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar 3) :

Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar suatu lapisan, dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and Scours, dll

2.1.2.3. Struktur Sedimen Pasca Pengendapan (Post-Depositional Sedimentary Strucures)Adalah struktur sedimen yang terjadi setelah pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar 5) :

Load cast : struktur sedimen terbentuk pada permukaan lapisan akibat pengaruh beban sedimen di atasnya.

Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan sedimen di atasnya akibat proses deformasi.

Contoh lain : Ball-and-Pillow Structures, Dish-and-Pillar Structure, Stylolites, dll.

2.1.2.4. Struktur Sedimen Biogenik (Biogenic Sedimentary Strucures)Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses biogenik/organisme. Contoh (Gambar 4) :

Fosil Jejak (Trace Fossils) : Tracks (jejak berupa tapak organisme) Trails (jejak berupa seretan bagian tubuh organisme) Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme) Mold : cetakan bagian tubuh organisme Cast : cetakan dari mold Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding and

Escape Burrows Boring : lubang akibat aktivitas pengeboran organisme pada

lapisan batuan (batuan relatif lebih keras dibandingkan pada burrows).

Page 4: klastik pettijohn.docx

Gambar 1. Cross bedding : a. tabular set, b. wedge set, c. trough set, d. hummocky cross bedding.

Gambar 2. Ripple structures : a. linguoid curret ripples, b. transverse curret ripples, c. oscilation (wave) ripples, d. ripple-drift bed.

Page 5: klastik pettijohn.docx

Gambar 3. Casts pada bagian bawah lapisan : a. pointed flute casts, b. bulbous flute casts, c. groove casts, d. penampang flute mark, e. penampang impact mark.

Page 6: klastik pettijohn.docx

Gambar 4. Hubungan trace fosil terhadap fasies sedimen dan zona kedalaman di lautan.Struktur sedimen dapat digunakan untuk menentukan top dan bottom suatu lapisan sedimen, arah arus purba dan menginterpretasikan lingkungan pengendapan (gambar 5).

Page 7: klastik pettijohn.docx

Gambar 5. Struktur sedimen yang digunakan untuk penentuan top dan bottom.2.1.3. Klasifikasi Batuan Sedimen KlastikBatuan sedimen klastik berdasarkan ukuran besar butirnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu

Batuan sedimen detritus (klastik) halus, terdiri dari batulempung, batulanau dan serpih.

Batuan sedimen detritus (klastik) kasar, terdiri dari batupasir, konglomerat dan breksi.

2.1.3.1. Batupasir Tekstur batupasir : ukuran butiran (pasir 0.125 – 2.00 mm),

bentuk butiran (menyudut, membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain contact, hubungan butiran dan matriks), textural maturity, porositas, permeabilitas, struktur sedimen.

Textural maturity : Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi

buruk, butiran menyudut. Texturally mature sediment : matriks sedikit,, sortasi

sedang-baik, butiran membundar tanggung-membundar. Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan

mineral-mineral lainnya), matrik dan semen. Klasifikasi batupasir

Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik

Page 8: klastik pettijohn.docx

matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)batupasir arenite : bila kehadiran matriks lempung <15%batupasir wacke : bila kehadiran matriks lempung >15%Pembagian secara umum (Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk, 1974) : batupasir kuarsa, batupasir arkose, batupasir litik, batupasir greywacke (Gambar 6 s.d. 8).

Gambar 6. Klasifikasi batupasir (Gilbert, 1982).

Gambar 7. Klasifikasi batupasir (Pettijohn, 1987).

Page 9: klastik pettijohn.docx

2.1.3.2. Konglomerat dan BreksiKenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadir dan tekstur batuan tersebut. Berdasarkan asal-usul klastik penyusun konglomerat dan breksi :

Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak fragmen mudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau pengawetan sepanjang garis pantai.

Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih tua dari pada sedimen yang melingkupi cekungan tsb.

Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik :

Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-macam jenis klastik yang berbeda.

Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri dari satu jenis klastik.Konglomerat berdasarkan litologi fragmen (clast) dan jenis kemas (fabric support) dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu (Gambar 28) : igneous-clast conglomerates, sedimentary-clast conglomerates, metamorphic-clast conglomerates dan polymict conglomerates.

Gambar 8. Klasifikasi konglomerat (Boggs, 1992).Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikan teksturnya (apakah teksturnya clast-supported conglomerates atau matrix-supported conglomerates), bentuk, ukuran

Page 10: klastik pettijohn.docx

dan orientasi fragmen batuan, ketebalan dan geometri lapisan dan struktur sedimen.

Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan braided stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water biasanya berasosiasi dengan turbidit.

2.1.3.3. MudrockMudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir. Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outer marine shelf dan deep ocean basin. Untuk klasifikasi batuan sedimen klastik selain mengunakan klasifikasi besar butir menurut Wentworth, juga dapat menggunakan klasifikasi berdasarkan komposisi atau besar butir dari penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu (gambar 9).

Page 11: klastik pettijohn.docx

Gambar 9. Klasifikasi batuan sedimen klastik berbutir halus (Picard, 1971).

Share this:

KLASIFIKASI BATUPASIR

Batupasir merupakan jenis batuan sedimen klastik. Batuan sedimen klastik merupakan

batuan sedimen yang terbentuk oleh proses pembentukan kembali segala macam sumber

batuan pada kondisi tekanan (P) dan temperatur (T) normal di permukaan bumi. Proses

pembentukan batuan sedimen klastika ini secara alami dapat dibagi menjadi beberapa tahap,

yaitu:

1. Proses pelapukan baik mekanis (proses penghancuran batuan secara desintegratif)

maupun secara kimiawi (dekomposisi).

2. Proses erosi dan transportasi atau pengangkutan material sedimentasi dari

sumbernya melalui beberapa media, yaitu berupa air, angin, ataupun es.

3. Proses pengendapan, yang merupakan tahap terakhir dari perjalanan material yang

terangkut dari hasil pengangkutan batuan asal yang dikenal juga dengan bahan-bahan

allogenik.

Page 12: klastik pettijohn.docx

Batuan klastik ini tersusun atas klastika atau butiran-butiran yang memiliki ukuran tertentu.

Ukuran butir dari batuan sedimen ini diklasifikasikan oleh Wentworth menjadi beberapa

kelompok, yaitu:

Berikut akan lebih dibahas mengenai atas dasar apa dilakukannya klasifikasi batupasir dan

apa saja klasifikasinya.

1. Klasifikasi batupasir berdasarkan batuan asalnya:

- Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)

= Batupasir Epiklastik: endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat

pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik.

= Batupasir Volkaniklastik: terdiri dari material volkanik (hasil rombakan mupun tidak),

termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.

- Batupasir non-silisiklastik (batuan karbonat dan evaporit).

2. Klasifikasi batupasir berdasarkan kehadiran matriks lempung:

1. Batupasir arenit : matriks < 15%

2. Btupasir wacke  : matriks > 15%

3. Klasifikasi batupasir berdasarkan Pettijohn (1987)

4. Klasifikasi batupasir berdasarkan Folk (1974)

Page 13: klastik pettijohn.docx

5. Klasifikasi batupasir berdasarkan Gilbert (1982)

Pada umumnya, klasifikasi batupasir menurut Pettijohn (1987), Folk (1974), dan Gilbert

(1982) merupakan klasifikasi yang didasarkan oleh komposisi batupasir tersebut. Adapun

komposisi batupasir ini adalah butiran (terdiri dari fragmen batuan, kuarsa, dan feldspar),

matriks, dan semen. Hasil dari klasifikasi ini menghasilkan beberapa jenis penamaan

batupasir, yaitu batupasir kuarsa (quartz arenite), batupasir arkose (arkoses), batupasir litik

(litharenites), batupasir wacke (greywacke).

Batupasir Kuarsa (Quartz Arenites): berasosiasi dengan sedimen eolian, beach,

shelf (lingkungan kerak stabil), tingkat kematangan: matang (mature) hingga sangat matang

(supermature), interbedded dengan shallow marine limestone, umumnya memiliki struktur

sedimen lapisan bersilang, mineralogi kuarsa, rijang kuarsit lebih dari 90%, semen silika,

karbonat, hematit.

Page 14: klastik pettijohn.docx

gambar sample batupasir arenite

Batupasir Arkose (Arkoses): memiliki butiran feldspar dengan persentase yang

tinggi, warnanya merah atau merah muda, lingkungan non-marine (sering fluviatil pada iklim

semi-arid), tingkat kematngan: matang (mature) atau submatang (submature), mineralogi:

kuarsa < 90% (rata-rata 50-60%), feldspar > fragmen litik 10-75% (rata-rata 20-40%), semen

karbonat, silika, feldspar, hematit, mineral sulfat (barit, pirit, mineral lempung).

Page 15: klastik pettijohn.docx

gambar batupasir arkose

Batupasir Litik (Litharenites): penamaan tergantung dari jenis fragmen butiran

yang hadir, lingkungan deltaik atau fluviatil, mineraalogi fragmen litik 10-80%, feldspar,

kuarsa, semen karbonat, silika, mineral lempung, oksida besi, pirit, matriks lempung / klorit

(kalau ada).

Page 16: klastik pettijohn.docx

batupasir litik

Batupasir wacke (Greywacke): sebagian besar keras dan berwarna abu-abu gelap

dengan matriks melimpah, feldspar dan butiran litik umumnya hadir, diendapkan oleh arus

turbidit pada cekungan air dalam, menunjukkan struktur sedimen turbidit.

Page 17: klastik pettijohn.docx