laporan sedimen klastik 2012

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Adapun maksud dari pembuatan laporan ini yaitu: 1.1.1. Memahami tekstur dan struktur batuan sedimen klastik. 1.1.2. Memahami bagaimana proses pembentukkan batuan sedimen klastik (petrogenesa). 1.1.3. Menganalisa berbagai komposisi dalam batuan sedimen klastik. 1.1.4. Memahami cara penamaan batuan sedimen dengan klasifikasi berdasarkan ukuran butir sesuai Wentworth 1.2 Tujuan Tujuan dari dilaksanakanya praktikum ini agar praktikan: 1.2.1. Dapat mengidentifikasi tekstur dan struktur batuan sedimen klastik. 1.2.2. Dapat memahani bagaimana proses pembentukkan batuan sedimen klastik (petrogenesa). 1.2.3. Dapat menganalisa berbagai komposisi dalam batuan sedimen klastik 1

Upload: ronnie-tyrone

Post on 03-Jan-2016

155 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan sedimen klastik 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

Adapun maksud dari pembuatan laporan ini yaitu:

1.1.1. Memahami tekstur dan struktur batuan sedimen klastik.

1.1.2. Memahami bagaimana proses pembentukkan batuan sedimen klastik

(petrogenesa).

1.1.3. Menganalisa berbagai komposisi dalam batuan sedimen klastik.

1.1.4. Memahami cara penamaan batuan sedimen dengan klasifikasi

berdasarkan ukuran butir sesuai Wentworth

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilaksanakanya praktikum ini agar praktikan:

1.2.1. Dapat mengidentifikasi tekstur dan struktur batuan sedimen klastik.

1.2.2. Dapat memahani bagaimana proses pembentukkan batuan sedimen

klastik (petrogenesa).

1.2.3. Dapat menganalisa berbagai komposisi dalam batuan sedimen klastik

1.2.4. Dapat memahami cara penamaan batuan dengan klasifikasi

berdasarkan ukuran butir sesuai Wentworth

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Petrologi, Acara: Batuan Sedimen Klastik telah dilaksanakan pada:

hari / tanggal : Rabu, 1 Mei 2013.

Waktu : 16.00 – 18.00 WIB

Bertempat di Laboratorium Mineralogi, Petrologi, dan Petrografi Gedung

Pertamina Sukowati UNDIP.

1

Page 2: Laporan sedimen klastik 2012

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Batuan Sedimen

Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di

permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan

batuan beku dan metamorf hanya tersingkap sekitar 25 % dari luas

permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang

sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di

permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan

mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan

pengendapan.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh siklus sedimentasi.

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari

material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi, Sedimentasi ini

meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan

yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan

transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi

jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.

(Doddy Setya, 1987).

2.2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya

oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan

angina angina serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan

ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya:

di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan

batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan

lunak tadi akan menjadi keras.

Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada

sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah

2

Page 3: Laporan sedimen klastik 2012

proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak.

Proses diagnesis ini dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena

tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan

lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya larutan

kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera.

Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya

garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan jasad-

jasad, baik tumbuhan maupun hewan.

(Tim Asisten Petologi, 2011).

2.2.1. Transprotasi dan Deposisi Oleh Fluida

Pada transportasi partikel oleh fluida, partikel dan fluida akan

bergerak secara bersama. Sifat fisik fluida yang berpengaruh terutama

adalah densitas dan viskositas. Densitas akan mempengaruhi

kemampuan fluida mengangkut partikel, seperti diketahui bahwa

densitas kemampuan fluida untuk mengalir. Jika viskositas rendah

maka kecepatan mengalirnya akan rendah dan sebaliknya. Viskositas

akan membentuk kemampuan erosi dan pengagkatan partikel fluida.

Pengangkuta sedimen oleh fluida dapat berupa bedload atau suspended.

2.2.2. Transportasi dan Deposisi Oleh Gravity Flow

Pada transprotasi ini partikel sedimen tertransport langsung oleh

pengaruh gravitasi , disini material akan bergerak lebih dulu baru

kemudian medianya. Jadi disini partikel bergerak tanpa bantuan fluida,

partikel sedimen bergerak karena perubahan energi potensial gravitasi

menjadi energi kinetik. Yang termasuk dalam system sedimen graivity

flow antara lain debris flow ,grain flow dan arus turbid.

Secara umum batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 golongan

berdasarkan cara pengendapanya yaitu batuan sedimen klastik dan non

klastik. Klastis berarsal dari kata klastos yang berarti broken; sehingga

klastik (detrtirus) berarti akumulasi partikel yang berasal dari pecahan

batuan lain dan sisa rangka dari organisme.

3

Page 4: Laporan sedimen klastik 2012

(Flint & skinner,1997)

2.3 Pengertian Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik adalah batuan yang tersusun oleh klastika-

klastika yang terjadi karena proses pengendapan secara mekanis dan banyak

dijumpai allogenic minerals. Allogenics minerals adalah mineral yang tidak

terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi terjadi.

Mineral ini berasal dari batuan asal yang telah mengalami transportasi dan

kemudian terendapkan pada lingkungan sedimentasi. Pada umumnya mineral

yang memiliki resistensi tinggi. Contohnya : kwarsa.biotit ,

hornblende,plagioklas, dan garnet.

Terbentuknya dari pengendepan kembali denritus atau perencanaan

batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimnen dan

batuan metamorf. Dalam pembentukkan batuan sedimen klastik ini

mengalami diagnesa yaitu perubahan yang berlangsung pada temperatur

rendah di dalam suatu sediment selama dan sesudah litifikasi.

Adapun beberapa proses yang terjadi dalam diagenesis, yaitu :

1. Kompaksi

Kompaksi terjadi jika adanya tekanan akibat penambahan beban.

2. Authigenesis

Mineral baru terbentuk dalam lingkungan diagnetik, sehingga adanya

mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral

autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silika,

klastika, illite, gypsum dan lain-lain.

3. Metasomatisme

Metasomatisme yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral

autigenik, tanpa pengurangan volume asal.

4. Rekristalisasi

Rekristalisasi yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan

kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagnesa atau

sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukkan

batuan karbonat. Sedimentasi yang terus berlangsung di bagian atas

4

Page 5: Laporan sedimen klastik 2012

sehingga volume sedimen yang ada di bagian bawah semakin kecil dan

cairan (fluida) dalam ruang antar butir tertekan keluar dan migrasi kearah

atas berlahan-lahan.

5. Larutan (Solution)

Biasanya pada urutan karbonat akibat adanya larutan menyebabkan

terbentuknya rongga-rongga di dalam jika tekanan cukup kuat

menyebabkan terbentuknya struktur iolit.

(Endarto, 2005)

2.4. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik

Klasifikasi batuan sedimen klastik yang umum digunakan adalah

berdasarkan ukuran butirnya (menurut ukuran butir dari Wenworth),

namun akan lebih baik lagi ditambahin mengenai hal-hal lain yang dapat

memperjelas keterangan mengenai batuan sedimen yang dimaksud seperti

komposisi dan strukturalnya. Misalnya batupasir silang siur, batulempung

kerikil, batupasir kuarsa.

(Endarto. 2005)

2.5. Struktur Sedimen klastik

Struktur Pada batuan Sedimen klastik yang biasa ditemukan adalah

Sebagai berikut:

Laminasi

Struktur laminasi menunjukkan pola perlapisan, dimana tebal antara

lapisan tersebut kurang dari 1 cm.

Perlapisan

Struktur perlapisan menunjukkan pola perlapisan yang tebal nya lebih

dari 1 cm.

Rain mark

Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan

Ripple Mark

Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya arus.

5

Page 6: Laporan sedimen klastik 2012

Gambar 2.1 Ripple Marks

Load coast

Struktur yang terjadi karena deformasi yang lekukan pada permukaan

lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya.

Gambar 2.2. Load Cast

Flute Cast

Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus

Gambar 2.3. Flute Cast

Graded Bedding

6

Page 7: Laporan sedimen klastik 2012

Struktur geaded beding merupakan struktur yang khas sekali dimana

butiran makin ke atas makin halus. Graded Bedding sangat penting

sekali artinya dalam penelitian untuk menentukan yang mana atas (up)

dan yang bawah (bottom) dimana yang halus merupakan bagian atasnya

sedangkan bagian yang kasar adalah bawahnya.

Convolute

Struktur yang terjadi akibat adanya deformasi yang liukan pada batuan

sedimen akibat proses deformasi.

2.6. Tekstur Sedimen Klastik

Dalam pengamatan mengenai tekstur batuan sedimen klastik, yang

perlu diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut.

Fragmen

Butiran yang ukurannya lebih besar daripada pasir.

Matriks

Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dandiendapkan

bersama-sama fragmen.

Semen

Material halus yang menjadi pengikat , semen, diendapkan setelah

fragmen dan matrik . Semen umumnya berupa silica . kalsit, sulfat atau

oksida besi

Ukuran Butir

Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wentworth (1992) yaitu:

7

Page 8: Laporan sedimen klastik 2012

Gambar 2.4. Skala ukuran butir Wentworth (1922)

Besar butir dipengaruhi oleh:

1. Jenis pelapukan

2. Jenis transportasi

3. Waktu/ jarak transportasi

4. Resistensi

Bentuk Butir

Tingkat kebundaran butir yang dipengaruhi oleh komposisi butir ,

ukuran butir , jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,

1987). Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon

akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral

kutang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih

besar dari kerakal akan lebih mudah membundar daripada butiran

berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat

kebundaran dari jenis butir yang sama makin jauh jarak tranport

butiran akan makin membundar.

Gambar 2.5. Derajat Kebundaran (Roundness)

Sortasi (pemilahan)

o Sortasi Baik : bila besar butir merata atau sama besar

o Sortasi Buruk : Bila besar butir tidak merata , terdapat matrik dan

fragmen.

Kemas

8

Page 9: Laporan sedimen klastik 2012

o Kemas Terbuka: bila butiran tidak saling bersentuhan

o Kemas Tertutup: butiran saling bersentuhan satu sama lainnya

BAB III

HASIL DESKRIPSI

3.1 Peraga No. 15

Hari / Tanggal : Rabu, 1 Mei 2013

No.Urut : 1

Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik

Dimensi : 15 x 6 cm

Deskripsi Megaskopis :

Warna : Coklat kekuningan

Struktur : Laminasi

Tekstur :

Ukuran Butir : Pasir Halus (1/4 - 1/8 mm)

Kemas : Tertutup

Sortasi : Baik (Well-sorted)

Bentuk butir : Rounded

Deskripsi Komposisi :

Fragmen : Pasir Halus (1/4 - 1/8 mm)

Matriks : Non Visible

Semen : Non-Karbonat

Petrogenesa :

Batuan yang bernomor 15 ini adalah batu jenis batuan sedimen klastik.

Batu ini memiliki struktur laminasi. Dilihat dari ukuran butir, bentuk butir,

sortasi, dan kemas batu ini, maka batu ini telah mengalami jarak transport

yang sudah cukup jauh. Transport yang cukup jauh ini menyebabkan sortasi

pada batu ini baik sehingga kemasnya tertutup. Kemas tertutup ini adalah hasil

dari proses diagenesis misalnya desikasi dan kompaksi. Sedimen ini

9

Page 10: Laporan sedimen klastik 2012

diendapkan oleh arus yang memiliki energi transportasi yang rendah dan

diangkut dengan mekanisme suspended load karena ukuran butir yang kecil.

Lingkungan pengendapan pada batu ini adalah daerah hilir dan pantai.

Memiliki jarak transport yang cukup jauh

Foto Batuan :

Nama Batuan : Batupasir Halus (Wentworth, 1922)

10

Foto 3.1 Batu Peraga 15

Page 11: Laporan sedimen klastik 2012

3.2 Batu Peraga BSK 001

Hari / Tanggal : Rabu, 1 Mei 2013

No.Urut : 2

Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik

Dimensi : 20 x 10 cm

Deskripsi Megaskopis :

Warna : Keabuan

Struktur : Massif

Tekstur :

Ukuran Butir : Lempung (< 1/256 mm)

Kemas : Tertutup

Sortasi : Verywell- Sorted (Sangat Baik)

Bentuk butir : Invisible

Deskripsi Komposisi :

Fragmen : Lempung (1/256 mm)

Matriks : Non Visible

Semen : Non-Karbonat

Petrogenesa :

Batu yang bernomor BSK 001 ini adalah batu jenis batuan sedimen

klastik. Batu ini memiliki struktur massif. Dilihat dari ukuran butir, sortasi,

dan kemas batu ini, maka batu ini telah mengalami jarak transport yang sudah

sangat jauh. Transport yang sangat jauh ini menyebabkan sortasi pada batu ini

sangat baik sehingga kemasnya tertutup. Kemas tertutup ini adalah hasil dari

proses diagenesis setelah pengendapan misalnya desikasi dan kompaksi.

Sedimen ini diendapkan oleh arus deras yang memiliki energi transportasi

yang besar dan diangkut dengan mekanisme suspensi karena ukuran butir

yang sangat kecil. Lingkungan pengendapan pada batu ini adalah daerah hilir,

pantai, dan teluk

11

Page 12: Laporan sedimen klastik 2012

Foto Batuan :

Nama Batuan : Batulempung (Claystone) (Wentworth, 1922)

12

Foto 3.2 Batu Peraga 001

Page 13: Laporan sedimen klastik 2012

3.3 Batuan Peraga no. 117

Hari / Tanggal : Rabu, 1 Mei 2013

No.Urut : 3

Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik

Dimensi : 8 x 5

Deskripsi Megaskopis :

Warna : Putih Kecoklatan

Struktur : Massif

Tekstur :

Ukuran Butir : Lanau (1/256 - 1/16 mm)

Kemas : Tertutup

Sortasi : Verywell – Sorted (Sortasi sangat baik)

Bentuk butir : Invisible

Deskripsi Komposisi :

Fragmen : Lanau (1/256 - 1/16 mm)

Matriks : Non Visible

Semen : Silika

Petrogenesa :

Batu yang bernomor 117 ini adalah batu jenis batuan sedimen klastik. Batu ini

memiliki struktur massif. Dilihat dari ukuran butir, sortasi, dan kemas batu ini,

maka batu ini telah mengalami jarak transport yang sudah sangat jauh.

Transport yang sangat jauh ini menyebabkan sortasi pada batu ini sangat baik

sehingga kemasnya tertutup. Kemas tertutup ini adalah hasil dari proses

diagenesis setelah pengendapan misalnya desikasi dan kompaksi. Sedimen ini

diendapkan oleh arus deras yang memiliki energi transportasi yang besar dan

diangkut dengan mekanisme suspension karena ukuran butir yang sangat

kecil. Lingkungan pengendapan pada batu ini adalah daerah hilir, pantai, dan

delta. Memiliki jarak transport yang sangat jauh

13

Page 14: Laporan sedimen klastik 2012

Foto Batuan :

Nama Batuan : Batulanau (Wentworth, 1922)

14

Foto 3.3 Batu Peraga 117

Page 15: Laporan sedimen klastik 2012

3.4 Batuan Peraga no. 3

Hari / Tanggal : Kamis, 2 Mei 2013

No.Urut : 4

Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik

Dimensi : 10 x 7 cm

Deskripsi Megaskopis :

Warna : Hitam keabuan

Struktur : Massif

Tekstur :

Ukuran Butir : (4 mm – 6.4 cm)

Kemas : Terbuka

Sortasi : Verypoorly- Sorted (Sortasi sangat buruk)

Bentuk butir : Subrounded

Deskripsi Komposisi :

Fragmen : Andesit, kuarsa, rijang (4 mm – 6.4 cm)

Matriks : Pasir sangat halus

Semen : Karbonat

Petrogenesa :

Batu yang bernomor 3 ini adalah batu jenis batuan sedimen klastik. Batu ini

memiliki struktur massif. Dilihat dari ukuran butir, sortasi, dan kemas batu ini,

maka batu ini telah mengalami jarak transport yang tidak terlalu jauh dari

sumber sedimen Transport yang tidak terlalu jauh ini menyebabkan sortasi

pada batu ini sangat buruk sehingga kemasnya terbuka. Batu ini belum

mengalami diagenesis lebih lanjut karena belum terlalu kompak. Sedimen ini

diendapkan oleh arus yang memiliki energi transportasi yang besar dan

diangkut dengan mekanisme bed load (sedimen dasar) karena ukuran butir

yang besar. Lingkungan pengendapan pada batu ini adalah daerah hulu.

Memiliki jarak transport yang sangat jauh

15

Page 16: Laporan sedimen klastik 2012

Foto Batuan :

Nama Batuan : Konglomerat Polimik (Wentworth, 1922)

16

Foto 3.4 Batu Peraga 3

Kuarsa

FragmenAndesit

Rijang (nodular)

Page 17: Laporan sedimen klastik 2012

3.5 Batuan Peraga no. BSK 002

Hari / Tanggal : Kamis, 4 Mei 2013

No.Urut : 5

Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik

Dimensi : 10 x 15 cm

Deskripsi Megaskopis :

Warna : Hitam

Struktur : Massif

Tekstur :

Ukuran Butir : Kerakal (4 – 64 mm)

Kemas : Terbuka

Sortasi : Verypoorly – Sorted (Sortasi sangat buruk)

Bentuk butir : Angular

Deskripsi Komposisi :

Fragmen : Kerakal, andesit, batuan lain, kuarsa, rijang (4 – 64 mm)

Matriks : Pasir sangat halus

Semen : Silika

Petrogenesa :

Batu yang bernomor BSK 002 ini adalah batu jenis batuan sedimen klastik.

Batu ini memiliki struktur massif. Dilihat dari ukuran butir, sortasi, dan kemas

batu ini, maka batu ini telah mengalami jarak transport yang masih dekat

dengan sumber sedimen. Transport yang tidak cukup jauh ini menyebabkan

sortasi pada batu ini sangat buruk sehingga kemasnya terbuka. Proses

diagensis pada batu ini sudah cukup lama berlangsung sehingga batu ini

kompak, berat dan fragmen-fragmen seperti rijang dapat muncul. Sedimen ini

diendapkan oleh arus yang memiliki energi transportasi yang besar dan

diangkut dengan mekanisme bed load (sedimen dasar) karena ukuran butir

yang besar. Lingkungan pengendapan pada batu ini adalah daerah hulu sungai.

Foto Batuan :

17

Page 18: Laporan sedimen klastik 2012

Nama Batuan : Breksi (Wentworth, 1922)

3.6 Batuan Peraga no. BSK 007

18

Foto 3.5 Batu Peraga BSK 002

Kuarsa

Matrik

Rijang

Fragmen batuan lain

Page 19: Laporan sedimen klastik 2012

Hari / Tanggal : Kamis, 2 Mei 2013

No.Urut : 6

Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik

Dimensi : 22 x 15 cm

Deskripsi Megaskopis :

Warna : Coklat

Struktur : Massif

Tekstur :

Ukuran Butir : Berangkal ( 64 mm- 256 mm)

Kemas : Terbuka

Sortasi : Medium– Sorted (Sortasi medium)

Bentuk butir : Very Angular ( sangat menyudut)

Deskripsi Komposisi :

Fragmen : Berangkal, batuan lain (64 mm -256 mm)

Matriks : Pasir halus

Semen : Silika

Petrogenesa :

Batu yang bernomor BSK 007 ini adalah batu jenis batuan sedimen klastik.

Batu ini memiliki struktur massif. Dilihat dari ukuran butir, sortasi, dan kemas

batu ini, maka batu ini telah mengalami jarak transport yang masih dekat

dengan sumber sedimen. Transport yang tidak cukup jauh ini menyebabkan

sortasi pada batu ini sangat buruk sehingga kemasnya terbuka. Proses

diagensis pada batu ini sudah cukup lama berlangsung sehingga batu ini

kompak, berat dan fragmen-fragmen seperti rijang dapat muncul. Sedimen ini

diendapkan oleh arus yang memiliki energi transportasi yang sangat besar dan

diangkut dengan mekanisme bed load (sedimen dasar) karena ukuran butir

yang sangat besar. Lingkungan pengendapan pada batu ini adalah daerah hulu

sungai

19

Page 20: Laporan sedimen klastik 2012

Foto Batuan :

Nama Batuan : Breksi (Wentworth, 1922)

20

Fragmen batuan

lain

Foto 3.6 Batu Peraga BSK 007

Matrik pasir

Page 21: Laporan sedimen klastik 2012

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Peraga 15

Batu peraga pada nomor 15 memiliki warna kuning kecoklatan. Batu ini

membentuk struktur laminasi karena lapisanya berukuran < 1 cm. Batu ini

memiliki tekstur klastik karena terdiri dari debris-debris batuan yang lain.

Tekstur pada batu ini yaitu ukuran butirnya pasir halus antara 1/4 - 1/8 mm.

Bentuk butir dari batu ini diamati menggunakan lup termasuk ke dalam

well-rounded (membundar baik). Pada batu ini dapat diamati bahwa

sortasinya baik dimana butir sedimen merata distribusinya. Kemas pada

batu ini tertutup karena hubungan antara butirnya rapat. Komposisi mineral

pada batu berikut ialah komposisi mineral klastik, dimana mineral klastik

tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang

kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingga membentuk

batu sedimen ini. Pada batu ini mineral penyusunya berupa butir kuarsa

berukuran pasir. Batu ini berdasarkan definisi terdiri atas fragmen, matriks,

dan semen. Pada batu ini fragmenya berupa pasir halus, matriksnya tidak

terlihat karena terlalu halus dimana matriks ini biasanya diamati

menggunakan SEM, sedangkan semenya berupa nonkarbonatan yaitu dapat

berupa silika yang komposisnya sama dengan kuarsa atau mineral lempung.

Semen silika ini dapat berasal dari pelapukan mineral silika yang

melarutkan silika di air, sedangkan mineral lempung dapat berasal dari

proses pelapukan mineral-mineral mika pada saat pengendapan (authigenik)

atau sebagai detrital clays.

Petrogenesa dari batu ini ialah batuan asal terkena weathering kemudian

batuan ini terpecah-pecah membentuk klastika. Klastika ini kemudian

mengalami transportasi dan mengalami proses sedimentasi di lingkungan

pengendapanya. Dilihat dari ukuran butir bentuk butirnya, dan sortasinya

maka batu ini butir-butir sedimenya telah mengalami transportasi yang

sudah cukup jauh dari sumber sedimen sehingga mengecil dan membundar.

21

Page 22: Laporan sedimen klastik 2012

Transport yang cukup jauh ini menyebabkan sortasi pada batu ini baik

disebabkan oleh aksi arus air sehingga kemasnya tertutup. Dilihat dari

kemas yang tertutup maka batu ini mengalami proses diagenesis seperti

desikasi dan kompaksi sehingga air yang terkandung keluar atau berkurang

menyebabkan batu sedimen ini berkurang volumenya tetapi memadat

sehingga batu ini ringan. Dilihat dari ukuran butirnya maka sedimen ini

terbentuk dari hasil transportasi dan deposisi material sedimen yang

diangkut oleh arus dengan energi yang rendah.

Berdasarkan diagram Hjlustrom menunjukan bahwa sedimen berukuran

pasir ini tererosi dan diangkut dengan arus 20-25 cm/s. Material pasir halus

ini terdeposisi pada kecepatan 1 cm/s – 2 cm/s sebagai suspended load.

Lingkungan pengendapan yang mungkin seperti hilir sungai, delta, dan

pantai.

Jadi berdasarkan ciri-ciri dan keterangan yang tertera di atas dan setelah

dimasukkan ke dalam klasifikasi Wenworth (1922) batu peraga 15

merupakan Batupasir halus (fine-sandstone).

Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/16

milimeter dan 2 mm. (untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih

halus). Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa,

tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral

kuarsa. Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah besar dari

mineral mineral clays dan sedikit hematite, ilmenite, feldspar dan mica,

yang menambah warna dan karakter dari matrix kuarsa. Batupasir yang

mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah besar digolongkan

sebagai wacke atau graywacke. Batu pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan

terendapkan pada bagian offshore dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir

dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada

rekaman geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosil-fosil, sebab

energi yang terdapat pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk

tidak mendukung untuk terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai

pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan karakter,

22

Page 23: Laporan sedimen klastik 2012

warna yang khas dan cepat terawetkan. Butiran dari kuarsa di dalam batu

pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi sama dengan

kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi. Warna coklat dan belang

pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral mineral

besi. Pada saat batupasir terendapkan pada kedalaman yang dalam, tekanan

dan temperatur menjadi tinggi dan membuat mineral-mineral batuan

menjadi terlarutkan atau berubah menjadi lebih mobile. Butiran-butiran

batuan menjadi sedikit lebih kompak. Akibat dari panas dan temperature

tersebut batupasir berubah menjadi batuan metamorf kuarsit atau gneiss,

yaitu berupa batuan yang keras dengan butiran butiran mineral yang sangat

kompak.

Gambar 4.1 Bentuk butir klastika well-rounded pada batupasir

4.2 Peraga BSK 001

Batu peraga pada nomor BSK 001 memiliki warna keabuan. Batu ini

membentuk struktur massif karena batu ini kompak dan pejal. Batu ini

memiliki tekstur klastik karena terdiri dari debris-debris batuan yang lain.

Tekstur pada batu ini yaitu ukuran butirnya lempung < 1/256 mm.

Permukaan batu ini sangat halus dan jika dilewatkan air, air yang lewat

susah menembus. Pada batu ini dapat diamati warnaya keabuan cerah (light-

gray). Warna abu ini diakibatkan oleh kandungan karbon yang terdapat pada

batu ini dimana semakin rendah kandungan karbon makin cerah warna abu-

23

Page 24: Laporan sedimen klastik 2012

abunya sedankan jika makn tinggi kandungan karbonya maka akan berubah

warna menjadi abu-abu kelam (dark-gray) sampai hitam. Pada batu ini dapat

diamati bahwa sortasinya sangat baik dimana butir sedimen sangat merata

distribusinya tanpa terlihat adanya butir yang berbeda ukuran atau berbeda

jenis. Kemas pada batu ini tertutup karena hubungan antara butirnya sangat

rapat. Komposisi mineral pada batu berikut ialah komposisi mineral klastik,

dimana mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada

sebelumnya atau hasil pelapukanya, yang kemudian batu tersebut

mengalami proses sedimentasi sehingga membentuk batu sedimen ini. Batu

ini berdasarkan definisi terdiri atas fragmen, matriks, dan semen.

Pada batu ini fragmenya berupa lempung, matriksnya tidak terlihat

karena terlalu halus dimana matriks ini biasanya diamati menggunakan

SEM, sedangkan semenya berupa nonkarbonatan yaitu dapat berupa silika

yang komposisnya sama dengan kuarsa atau mineral lempung. Semen silika

ini dapat berasal dari pelapukan mineral silika yang melarutkan silika di air,

sedangkan mineral lempung dapat berasal dari proses pelapukan mineral-

mineral mika pada saat pengendapan (authigenik) atau sebagai detrital

clays.

Petrogenesa dari batu ini ialah batuan asal terkena weathering kemudian

batuan ini terpecah-pecah membentuk klastika. Klastika ini kemudian

mengalami transportasi dan mengalami proses sedimentasi di lingkungan

pengendapanya. Dilihat dari ukuran butir bentuk butirnya, dan sortasinya

maka batu ini butir-butir sedimenya telah mengalami transportasi yang

sudah sangat jauh dari sumber sedimen sehingga mengecil dan membundar.

Transport yang sangat jauh ini menyebabkan sortasi pada batu ini sangat

baik disebabkan oleh aksi arus air sehingga kemasnya tertutup. Dilihat dari

kemas yang tertutup maka batu ini mengalami proses diagenesis seperti

desikasi dan kompaksi sehingga air yang terkandung keluar atau berkurang

menyebabkan batu sedimen ini berkurang volumenya tetapi memadat

sehingga batu ini ringan. Dilihat dari ukuran butirnya maka sedimen ini

24

Page 25: Laporan sedimen klastik 2012

terbentuk dari hasil transportasi dan deposisi material sedimen yang

diangkut oleh arus deras dengan energi yang besar.

Berdasarkan diagram Hjlustrom menunjukan bahwa sedimen berukuran

lempung ini tererosi dan diangkut dengan arus 100-300 cm/s. Material

lempung ini terdeposisi pada kecepatan 0.1 cm/s – 10 cm/s sebagai

suspension. Hal ini dapat dipahami karena material lempung cenderung

kohesif, sekali terendapkan cenderung terikat bersama, dan resisten terhadap

air sehinggga dibutuhkan energi yang besar untuk mengerosinya

Jadi berdasarkan ciri-ciri dan keterangan yang tertera di atas dan setelah

dimasukkan ke dalam klasifikasi Wenworth (1922) batu peraga BSK 001

merupakan Batulempung (claystone).

Claystone adalah bentuk lain dari mudstone. Menurut data 50% dari

batuan sedimen adalah mudstone. Hal ini sesuai dengan Goldich

Weethering series dimana mineral silikat yang terlapukan pada akhitnya

menjadi clay mineral yang merupakan penyusun paling dominan dari

mudstone. Mud didefinisikan oleh gelologist sebagai batuan sediment yang

mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 0.06 milimeter, cara

pembentukannya adalah melalui media transportasi sungai dan diendapkan

di dasar lautan membentuk perlapisan yang tebal, dan hasilnya disebut

mudstone.

Apabila ukuran partikel dari sediment pembentuknya semua berukuran

clay yakni lebih kecil dari 0.004 mm, batuannya disebut claystone. Apabila

terdiri dari lebih banyak dan murni unsur silt dengan ukuran butir lebih

besar dari clay dan lebih kecil dari ukuran pasir maka batuannya disebut

Siltstone. Bentuk butir penyusun mudstone (lempung, lanau, dan shale)

tidak seperti bentuk butir pada batupasir atau conglomerate dan breksi yang

terbundarkan karena proses transport.

Bentuk butir pada mudstone hanya sedikit terbundarkan oleh proses

transport, erosi, atau proses eolian. Contohnya, Kuenen (1959, 1960)

mendemonstrasikan bahwa partikel kuarsa berukuran sangat halus (< ~

25

Page 26: Laporan sedimen klastik 2012

0.1mm) tidak membundar secara efektif karena proses eolian dan transport

sungai.

Bentuk butir pada butir lempung dan lanau dalam mudstone

merefleksikan bentuk asli dari material detrital atau merefleksikan bentuk

butir yang terbentuk selama proses diagenesis. Oleh sebab itu, bentuk butir

pada mudstone sangat menyudut. Banyak butir sedimen seperti mineral

lempung dan butir mika berukuran sangat kecil memiliki tingkat kebundaran

yang rendah. Hasil analisan SEM (e.g. Sudo et al., 1981) membuktikan

bahwa kebanyakan mineral lempung mempunyai bentuk yang datar (platy),

tidak beraturan, atau acicular.

Gambar 4.2 Bentuk butir pada mudstone (silt, clay, shale)

4.3 Batu peraga 117

Batu peraga pada nomor BSK 117 memiliki warna kekunigan. Batu ini

membentuk struktur massif karena batu ini kompak dan pejal. Batu ini

memiliki tekstur klastik karena terdiri dari debris-debris batuan yang lain.

Tekstur pada batu ini yaitu ukuran butirnya lempung < 1/256 mm. Permukaan

batu ini sangat halus dan jika dilewatkan air, air yang lewat susah

menembus. Pada batu ini dapat diamati warnaya keabuan cerah (light-gray).

Warna abu ini diakibatkan oleh kandungan karbon yang terdapat pada batu

ini dimana semakin rendah kandungan karbon makin cerah warna abu-

26

Page 27: Laporan sedimen klastik 2012

abunya sedankan jika makn tinggi kandungan karbonya maka akan berubah

warna menjadi abu-abu kelam (dark-gray) sampai hitam. Pada batu ini dapat

diamati bahwa sortasinya sangat baik dimana butir sedimen sangat merata

distribusinya tanpa terlihat adanya butir yang berbeda ukuran atau berbeda

jenis. Kemas pada batu ini tertutup karena hubungan antara butirnya sangat

rapat. Komposisi mineral pada batu berikut ialah komposisi mineral klastik,

dimana mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada

sebelumnya atau hasil pelapukanya, yang kemudian batu tersebut

mengalami proses sedimentasi sehingga membentuk batu sedimen ini. Batu

ini berdasarkan definisi terdiri atas fragmen, matriks, dan semen.

Pada batu ini fragmenya berupa lempung, matriksnya tidak terlihat karena

terlalu halus dimana matriks ini biasanya diamati menggunakan SEM,

sedangkan semenya berupa nonkarbonatan yaitu dapat berupa silika yang

komposisnya sama dengan kuarsa atau mineral lempung. Semen silika ini

dapat berasal dari pelapukan mineral silika yang melarutkan silika di air,

sedangkan mineral lempung dapat berasal dari proses pelapukan mineral-

mineral mika pada saat pengendapan (authigenik) atau sebagai detrital

clays.

Petrogenesa dari batu ini ialah batuan asal terkena weathering kemudian

batuan ini terpecah-pecah membentuk klastika. Klastika ini kemudian

mengalami transportasi dan mengalami proses sedimentasi di lingkungan

pengendapanya. Dilihat dari ukuran butir bentuk butirnya, dan sortasinya

maka batu ini butir-butir sedimenya telah mengalami transportasi yang

sudah sangat jauh dari sumber sedimen sehingga mengecil dan membundar.

Transport yang sangat jauh ini menyebabkan sortasi pada batu ini sangat

baik disebabkan oleh aksi arus air sehingga kemasnya tertutup. Dilihat dari

kemas yang tertutup maka batu ini mengalami proses diagenesis seperti

desikasi dan kompaksi sehingga air yang terkandung keluar atau berkurang

menyebabkan batu sedimen ini berkurang volumenya tetapi memadat

sehingga batu ini ringan. Dilihat dari ukuran butirnya maka sedimen ini

27

Page 28: Laporan sedimen klastik 2012

terbentuk dari hasil transportasi dan deposisi material sedimen yang

diangkut oleh arus deras dengan energi yang besar.

Berdasarkan diagram Hjlustrom menunjukan bahwa sedimen berukuran

lempung ini tererosi dan diangkut dengan arus 100-300 cm/s. Material

lempung ini terdeposisi pada kecepatan 0.1 cm/s – 10 cm/s sebagai

suspension. Hal ini dapat dipahami karena material lempung cenderung

kohesif, sekali terendapkan cenderung terikat bersama, dan resisten terhadap

air sehinggga dibutuhkan energi yang besar untuk mengerosinya

Jadi berdasarkan ciri-ciri dan keterangan yang tertera di atas dan setelah

dimasukkan ke dalam klasifikasi Wenworth (1922) batu peraga BSK 001

merupakan Batulanau (claystone).

Siltstone adalah bentuk lain dari mudstone. Menurut data 50% dari batuan

sedimen adalah mudstone. Hal ini sesuai dengan Goldich Weethering series

dimana mineral silikat yang terlapukan pada akhitnya menjadi clay mineral

yang merupakan penyusun dominan dari mudstone. Mud didefinisikan oleh

gelologist sebagai batuan sediment yang mempunyai ukuran butir lebih

kecil dari 0.06 milimeter, cara pembentukannya adalah melalui media

transportasi sungai dan diendapkan di dasar lautan membentuk perlapisan

yang tebal, dan hasilnya disebut mudstone. Apabila ukuran partikel dari

sediment pembentuknya semua berukuran clay yakni lebih kecil dari 0.004

mm, batuannya disebut claystone. Apabila terdiri dari lebih banyak dan

murni unsur silt dengan ukuran butir lebih besar dari clay dan lebih kecil

dari ukuran pasir maka batuannya disebut Siltstone. Bentuk butir penyusun

mudstone (lempung, lanau, dan shale) tidak seperti bentuk butir pada

batupasir atau conglomerate dan breksi yang terbundarkan karena proses

transport. Bentuk butir pada mudstone hanya sedikit terbundarkan oleh

proses transport, erosi, atau proses eolian. Contohnya, Kuenen (1959, 1960)

mendemonstrasikan bahwa partikel kuarsa berukuran sangat halus (< ~

0.1mm) tidak membundar secara efektif karena proses eolian dan transport

sungai. Bentuk butir pada butir lempung dan lanau dalam mudstone

merefleksikan bentuk asli dari material detrital atau merefleksikan bentuk

28

Page 29: Laporan sedimen klastik 2012

butir yang terbentuk selama proses diagenesis. Oleh sebab itu, bentuk butir

pada mudstone sangat menyudut. Banyak butir sedimen seperti mineral

lempung dan butir mika berukuran sangat kecil memiliki tingkat kebundaran

yang rendah. Hasil analisan SEM (e.g. Sudo et al., 1981) membuktikan

bahwa kebanyakan mineral lempung mempunyai bentuk yang datar (platy),

tidak beraturan, atau acicular.

29