batuqn sedimen klsatik dan non klastik

45
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan sedimen. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir- butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Oleh karena itu pembuatan makalah ini penulis lakukan sebagai suatu langkah atau pelaksanaan tugas dari mata kuliah praktikum Geologi Fisik dan sebagai sumber pengetahuan tentang bagaimana batuan beku tersebut terbentuk, klasifikasi batuan beku, dan tipe dasar batuan sedimen. Dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita bertambah. 1

Upload: muhammad-dannag-prasetyo

Post on 15-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Batuan sedimen berasal dari perombakan atau penendapan ulang dari bahan batuan induk source.

TRANSCRIPT

Page 1: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat

(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang

merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan,

tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan

sedimen.

Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan

mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat

kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika

warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur

berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil

dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.

Oleh karena itu pembuatan makalah ini penulis lakukan sebagai suatu langkah atau

pelaksanaan tugas dari mata kuliah praktikum Geologi Fisik dan sebagai sumber pengetahuan

tentang bagaimana batuan beku tersebut terbentuk, klasifikasi batuan beku, dan tipe dasar

batuan sedimen. Dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita bertambah.

1

Page 2: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan batuan sedimen ?

2. Material apa yang menyusun batuan sedimen ?

3. Bagaimana proses terbentuknya batuan sedimen ?

4. Bagaimana proses pemadatan/kekompakan itu terjadi pada batuan sedimen?

5. Berapa jenis kebundaran batuan sedimen ?

6. Bagaimana tekstur permukaan batuan sedimen ?

7. Bagaimana ukuran butir batuan sedimen ?

8. Bagaimana porositas batuan sedimen ?

9. Bagaimana Struktur batuan sedimen ?

10. Bagaimana tata cara penamaan batuan sedimen ?

11. Bagaimana genesis dari batuan sedimen ?

12. Ada berapa macam batuan sedimen ?

1.3.TUJUAN

1. Menyelesaikan tugas praktikum geologi fisik

2. Mengerti dan paham tentang batuan sedimen

3. Mengerti dan paham materi penyusun batuan sedimen

4. Mengerti dan paham proses terbentuknya batuan sedimen

5. Mengerti dan paham proses pemadatan batuan sedimen

6. Mengerti dan paham jenis kebundaran batuan sedimen

7. Mengerti dan paham tekstur permukaan batuan sedimen

8. Mengetahui porositas batuan sedimen

9. Mengetahui struktur batuan sedimen

10. Mengerti dan paham tata cara penamaan batuan sedimen

11. Mengetahui tata cara penamaan batuan sedimen

12. Mengetahui genesis batuan sedimen

13. Mengerti dan paham macam-macam batuan sedimen

2

Page 3: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Batuan Sedimen

*KBBI : batu /ba·tu/ n 1 benda keras dan padat yg berasal dr bumi atau planet lain,

tetapi bukan logam; 2 akik (untuk mata cincin dsb);3 intan buatan (untuk melicinkan poros-

poros pd arloji): ia membeli jam tangan yg tujuh belas --; 4 baja kecil sbg pencetus api (pd

geretan dsb): geretan ini telah habis -- nya; 5 baterai (pd lampu senter dsb): lampu senter dua

--; 6 buah (dl permainan catur dsb):kami tidak dapat bermain catur krn beberapa -- catur

hilang; 7 kata penggolong bagi gigi: gigi dua --; 8 tonggak (pal, mil): jauh dr sini ke kota itu

dua --; 9 ki keras spt batu: berhati --;-- hitam tak bersanding, pb tampaknya lemah lembut,

tetapi keras hatinya (sukar mengalahkannya, melawannya, dsb); lempar -- sembunyi tangan,

pb melakukan sesuatu (kegiatan dsb), tetapi kemudian berdiam diri seolah-olah tidak tahu-

menahu; mengungkit -- di bencah, pb melakukan pekerjaan yg sukar; patah -- hatinya,

pb hilang sama sekali kemauannya; mencampakkan -- ke luar, pb lebih suka berbuat baik kpd

orang lain dp kpd keluarga sendiri;

*KBBI: batuan /ba·tu·an/ n Geo mineral atau paduan mineral yg membentuk bagian

utama kerak bumi;- - sedimen batuan endapan;berbatuan /ber·ba·tu·an/ a penuh dng

batu: kampung kelahiranku hanya dapat ditempuh dng kendaraan darat yg tahan banting di

tanah -;

*KBBI : se·di·men /sédimén/ n 1 Kim benda padat berupa serbuk yg terpisah dr cairan

dan mengendap di dasar bejana; 2 Geo benda padat yg diendapkan oleh air atau es

3

Page 4: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

*Blogger : Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan

endapan yang berupa bahan lepas.  Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan

yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya

atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada

permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70 %

batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume

seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi

ketebalannya relatif tipis.

Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang

diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku

metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan

sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar

25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali.

Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang

tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan

memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8

kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari

lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan

yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer,

sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Endarto, 2005 ).

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara

beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus

sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan

sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil

dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak

bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-

kira 80% (Pettijohn, 1975).

4

Page 5: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

*Wikipedia : Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok

utamabatuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui

tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas

biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu

kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi

75% dari permukaan bumi.

Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil

erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri

atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara

pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara

melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut

(salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:

Berdasarkan proses pengendapannya

batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)

batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)

batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut

batuan sedimen aerik (udara)

batuan sedimen aquatik (air sungai)

batuan sedimen marin (laut)

batuan sedimen glastik (gletser)

Berdasarkan tempat endapannya

batuan sedimen limnik (rawa)

batuan sedimen fluvial (sungai)

batuan sedimen marine (laut)

batuan sedimen teistrik (darat)

5

Page 6: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

2.2. Material Batuan Sedimen

Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang

terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi. Meskipun

secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada energy air,

gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan

hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen dapat berupa :

1.   Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di sungai,

pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.

2.     Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism air dan

vegetasi di rawa-rawa.

3.      Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim karbonat

di aut dangkal.

2.3. Proses Sedimentasi/Proses Pembentukan Batuan Sedimentasi

Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah batuan

sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah pecahnya atau

terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya tertransportasi dan mengendap

di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses

sedimentasi. Proses sedimentasi pada batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni

proses sedimentasi secara mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.

1. Proses sedimentasi mekanik

Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir sedimen

tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal

dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin,

dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan

transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan

pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-

butiran sedimen mengendap secara suspensi, sehingga butiran-butiran yang diendapkan

merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga lempung). Proses sedimentasi

6

Page 7: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi  4, yakni yang dipengaruhi oleh arus

turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flows.

a)   Arus turbiditi dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama pengendpan

oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di bagian bawah pengendapan

dan semakin halus ke bagian atas pengendapan.

b)   Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan sorting yang

sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya sedimennya membentuk

reverse grading.

c)     Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.

d)    Debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka aliran dengan

viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari partikel mengecil dan

akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting buruk.

2. Proses sedimentasi kimiawi

Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida

menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi

mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini

merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik:

a)     Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.

b)    Cementation (sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen dari

batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.

c)     Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan

d)     Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya tetap

sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.

e)    Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain yang

terbentuk dan menggantikan mineral tersebut.

f)      Compaction (kompaksi)

g)     Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)

7

Page 8: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis.

Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Eoldiagenesis

Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. Dimana terjadi

pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya.

Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi

b) Mesodiagenesis = earlydiagenesis

c) Latelydiagenesis

Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada

tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan proses burial, menyebabkan

kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution. Pada tahap ini

proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan

proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah proses pelarutan,

masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-butiran

sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi terus

berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan berhenti

dan digantikan menjadi proses metamorfisme.

d) Telodiagenesis

 Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam

proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah, dll)

mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga memungkinkan

terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).

8

Page 9: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

2.4. Macam –Macam Batuan Sedimen Berdasarkan Proses Pengendapan

1. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari

pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan

beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses

mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar

butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang

terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar

seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan

disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan

batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut

termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri

dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan

ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara

kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess- proses

yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah

litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan

batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.

(Pettjohn, 1975). Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua

golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya

batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat

maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi

pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut

dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi

dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam

golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau,

serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya

di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975).

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara

9

Page 10: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan

(Pettjohn, 1975).

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses

proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama

dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi

batuan keras ( Pettjohn, 1975).

Proses diagenesa antara lain :

a)        Kompaksi Sedimen

Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari

berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar

butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

b)        Sementasi

Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara

kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin

efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

c)         Rekristalisasi

Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal

dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi

sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

d)        Autigenesis

Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya

mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral

autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita,

gypsum dan lain-lain.

e)        Metasomatisme

Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa

pengurangan volume asal.

10

Page 11: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

2. Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil

penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses

pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan

kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil

reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen

oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang

laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai

akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu

bara), dan lain-lain.

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan

organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik

(Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi

enam golongan yaitu :

a)       Golongan Detritus Kasar

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini

antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat

pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

b)      Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut

dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau,

serpih, batu lempung dan Nepal.

c)        Golongan Karbonat

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan

cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang

merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan

disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai

neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai

bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada

material penyusunnya.

11

Page 12: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

d)       Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi

untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan

tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

e)        Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang

cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang

tertutup, sehingga sangat  memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan

faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu

endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah

gip, anhidrit, batu garam.

f)         Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.

Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan

yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan.

Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak

sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat

tersebut.

2.5. Kekompakan/Pemadatan

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi

batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan

atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen

mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan

hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :

1.       Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2.      Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan

semakin dalam.

3.     Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali

d ipermukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

12

Page 13: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga

sangat bervariasi, yakni :

Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi

kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat

dilepas dengan tangan atau kuku.

Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

2.6. Kebundaran

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan kawan-

kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan

pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:

Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

Meruncing (menyudut) (angular)

Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

Membundar (membulat (rounded)

Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

13

Page 14: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

2.7. Tekstur Permukaan

a)   Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur

permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat

meruncing-meruncing.

b)   Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini

terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga membulat

tanggung.

c)   Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan proses

abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi. Dengan

demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi pada

kebundaran membulat sampai sangat membulat. Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai

katagori kebundaran, tingkatan ini nampaknya lebih didasarkan pada tekstur permukaan

dari pada butir.

Tekstur permukaan batuan sedimen

14

Page 15: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

2.8. Ukuran Butir

Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran

butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir

seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di

tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa

sangat licin.

ukuran butir sedimen (disederhanakan).

UKURAN BUTIR (mm) NAMA BUTIRAN NAMA BATUAN

Æ > 256Boulder / block

(bongkah)Breksi

64 – 256 Cobble (kerakal)(bentuk / kebundaran

butiran meruncing)

4 – 64 Pebble Konglomerat

2 – 4 Granule (kerikil)(bentuk / kebundaran

butiran membulat)

1/16 – 2 Sandstone (pasir) Batu pasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batu lanau

Æ < 1/256 Clay (lempung) Batu lempung

2.9. Porositas (Kesarangan)

15

Page 16: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam

batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak

dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas

rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit

sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan

batuan meluluskan air (zat cair).

Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :

a)         Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.

b)        Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.

c)        Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau

lebih kasar.

d) Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :

a)        Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.

b)       Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau –

lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.

c)       Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila

di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan.

Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di

permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau

tetap di permukaan batuan.

2.10. Struktur Sedimen

16

Page 17: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1

cm disebut struktur laminasi.

Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.

Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus

Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas

semakin kasar .

  2.  Struktur permukaan (surface features) 

Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.

Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)

Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

Gumuk pasir (dunes, antidunes)

    3.  Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

2.11.Penamaan Batuan Sedimen

17

Page 18: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data

deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen

silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan

komposisi  yaitu :

1.  Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen

membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,

maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen

batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.

2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat

ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis,

batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.

3.  Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir

lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih

adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.

Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

18

Page 19: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas

Rudit

(2 – 256 mm)

Komposisi sejenis atau

campuran, terutama dengan

rijang, kuarsa, granit, kuarsit,

batugamping dll.

Konglomerat

Fragmen

umumnya

bulat atau

agak

membulat

BreksiFragmen umumnya runcing,

dan menyudut

FanglomeratKipas aluvial yang mengalami

pembatuan

Pecahan batuan

bercapur dengan

semen

Tillit

Umumnya tidak

terpisah. Fragmen

batuan terdapat

bekas goresan

Arenit

(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa 25%, felspar

kalium atau plagioklas 10-25%.

Pecahan batuan: basal, riolit,

batusabak dll.

Mineral mika, serisit, klorit,

bijih besi.

Arenit atau

batupasir kuarsa

Pemilahan

baik dan

bersih

ArkosePemilahan jelek, warna abu-abu

kemerahan

Batupasir felspatik

Graywacke

subgraywacke

Lebih dewasa dari arkose

antara graywacke dan arenit

Lutit

(1/16 – 1/256 mm)

Umumnya mineral lempung,

kuarsa, opal, kalsedon, klorit

dan bijih besi.

Batulanau Antara

batupasir dan

serpih

Serpih

Batulumpur

Batulempung

Mudah membelah, tidak plastis,

bila dipanasi menjadi plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1.    Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

19

Page 20: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

2.    Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3.    Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika.

Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping

berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit

disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau

dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah

dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili,

breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik,

warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau,

batupasir merah, batulempung hitam dsb.

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/StrukturKomposisi

mineral/fragmenNama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik,

berbutir kasar,

kristalin, porus, oolit

dan mosaik

Terutama kalsit Batugamping

Breaksi dengan HCl,

mengandung

organik, bioklastika,

Terutama dolomit Dolomit

Tidak segera

bereaksi dengan HCl,

jarang mengandung

fosil, berbutir sedang

Berbutir halusKristal halus dengan

mikroorganismeKapur

Putih – abu-abu

terang, sangat rapuh,

mengandung fosil

Karbonat dan

lempungNapal

Abu-abu terang,

rapuh, pecahan

konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika,

opal dan kalsedon dll.

Rijang Warna beragam,

keras, kilap non

20

Page 21: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

logam, konkoidal

Terutama gips

Anhidrit

Terutama malit

Gips

Evaporit, tidak

sendiri melainkan

berasosiasi dengan

mineral/batuan lain.

Dijumpai kristal

yang mengelompok

Masif atau berlapisMineral fosfat dan

fragmen tulangFosforit

Diperlukan

penentuan kadar

P2O3

Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignitWarna coklat,

pecahan prismatik

2.12.Genesis

21

Page 22: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat

diinterpretasikan mengenai :

1.    Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)

2.    Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi

di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.

3.    Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di

pantai atau di laut (dangkal atau dalam).

4.    Diagenesa dan lain-lain.

Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.

Nama BatuanCampuran/

semen/matrix

Fragmen/

mineral

pembentuk x)

WarnaBesar

butirPemilahan

Bentuk

butirKemas

Mineral

sedikitPorositas

Breksi X X X X X X X X X

Konglomerat X X X X X X X X X

T u f a X X X X X X - X X

Batupasir X X X X X X - X X

Batulanau X - X - - - - X -

Serpih

LempungX - X - - - - X -

Lempung X - X - - - X X -

Napal X - X - - - X X -

Gamping X X X X X X - X X

Dolomit X X X X X X - X X

Batubara X X X - - - - - -

Rijang X - X - - - - - -

Anhidrit X - X - - - - - -

Fosfat, dll X X X X - - - - -

KETERANGAN :

X = Sifat yang dimiliki - = Sifat yang tidak dimiliki x) = Termasuk jenis mineral lempung

2.13. Contoh Batuan Sedimen

22

Page 23: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

1. Tufa

Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan

tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers). Ditemukan di

kaligendig, Karangsambung, Kebumen.

2. Bentonit

     Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu, Terjadi

karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi karena akibat

devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin sampai neritic).

Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan.

Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.

3.        Lempung

23

Page 24: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

    Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang

berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau

aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur

yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan

batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.

4. Lempung Merah

Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung berwarna,

sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung, kebumen.

5. Batupasir

24

Page 25: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh

aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran

butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi,

tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit,

sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

6. Batupasir Merah

Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna

umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan

batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna

tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang

sambung, Kebumen.

7. Pasir Besi

25

Page 26: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-

butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit,

dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit,

limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan

ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan

basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di sungai luk ulo, Kebumen.

8. Pasir Hijau

Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang

dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan longsorannya

(erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di sembaro,karangsambung,

Kebumen.

11.    Batugamping

26

Page 27: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari

kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat (CaCO3),

atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari 95% kalsit dan

kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,

kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses

organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan di wonogiri, jogjakarta.

12.      Gamping Merah

Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini

berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit.

Ditemukan di karangsambung, Kebumen.

27

Page 28: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

13.      Gamping Numulities

Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran

besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang

ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung merupakan

laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping numulites.

14.      Breksi Vulkanik

Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir

tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning

kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar, menyudut tanggung,

tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah hancur.

Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan

porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar

umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar

yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak

padu. Ditemukan di kedung jati, Bantul.

28

Page 29: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

15.      Breksi Pumice

Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap suara,

mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat

mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan

panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batuini digunakan sebagai

bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner),

stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain. Ditemukan di semiilir,

Jogjakarta.

 

29

Page 30: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari materi yang penulis dapat, penulis menyimpulkan tentang batuan sedimen

kurang lebih ialah berawal dari batuan induk yang mengalami pengikisan atau erosi,

kemudian hasil dari erosi tersebut yang disebut sedimen dibawa oleh media air,es,udara,dan

faktor lain yang akhirnya sedimen tersebut mengikuti aliran arus dari pembawa sedimen

menuju ke tempat yang lebih rendah biasanya ke suatu cekungan, kemudian lama-kelamaan

akan mengalami penumpukan, karena penumpukan dari atas terjadi terus menerus menekan

yang bawah akhirnya terjadi proses pemadatan karena sedimen terus di tekan dari atas,

sehingga menjadi menyatu, padat dan kompak dan akhirnya disebut sebagai batuan sedimen.

3.2. Penutup

Sekian makalah ini dibuat, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik berupa

kurang lengkapnya isi maupun terdapat salah kata dalam penulisan dan masih banyak yang

harus di benahi pada makalah ini. Untuk itu penulis mohon maaf.

30

Page 31: Batuqn sedimen klsatik dan non klastik

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen

http://kbbi.web.id/batu

http://kbbi.web.id/sedimen

http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html

http://2.bp.blogspot.com/-4LuusvTE_Ak/UYCeNAZhNYI/AAAAAAAAAH4/IENWqvdgiFA/s1600/breksi.png

http://3.bp.blogspot.com/-KozjRzyKZ4w/UYCeKqpgjoI/AAAAAAAAAHo/3DVt8x5KqtA/s1600/breccia.jpg

http://3.bp.blogspot.com/-fu8QkbtvwLk/UYCeJNURwnI/AAAAAAAAAHM/bh8D3pMipQ4/s1600/Calcarenite.JPG

http://4.bp.blogspot.com/-y_TtE_QmPHM/UYCeJFgqmmI/AAAAAAAAAHI/aNOkTAhsCJY/s1600/batu-gamping-red-

chalk.jpg

http://1.bp.blogspot.com/-P46WBgwE3O8/UYChAehNsXI/AAAAAAAAAIw/ml-MEsS-HeE/s1600/Batu-

Gamping_kidnesiathumb630x368.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-cgKr-zhuvkY/UYCeO-ZVVZI/AAAAAAAAAIU/wyAjY73s-rg/s1600/limestone-tufa.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-gi0VSw0F9Y8/UYCeKBf57TI/AAAAAAAAAHY/ESeTkRFcyRQ/s1600/bentonite-

250x250.jpg

http://3.bp.blogspot.com/-mR9HBDzUR3g/UYCeKH_YclI/AAAAAAAAAHc/zt8LE6k1qJ4/s1600/Batulempung.JPG

http://3.bp.blogspot.com/-gxA1-ti6JNk/T12VzE3gNzI/AAAAAAAAAGc/yO7n08KWV1s/s1600/lenticularstructure.jpg

31