kitosan dari cangkang bekicot sebagai absorban logam nikel

Upload: rahmad-dhanye

Post on 18-Jul-2015

371 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isi proposal(jika dipakai untuk literatur harap dituluskan nama pembuatnya)

TRANSCRIPT

1 A. Judul

: Pembuatan Kitosan Dari Limbah Cangkang Bekicot Dan Pemanfaatannya Sebagai Adsorban Logam Nikel

B. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif upaya pemanfaatan limbah cangkang bekicot agar memiliki nilai dan daya guna limbah cangkang bekicot menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi adalah pengolahan menjadi kitin dan kitosan. Kitin adalah biopolimer tersusun oleh unit-unit NasetilD-glukosamin berikatan b(1-4) yang paling banyak dijumpai di alam setelah selulosa. Produksi alamiah kitin di dunia diperkirakan mencapai 109 metrik ton per tahun. Senyawa ini dijumpai sebagai komponen eksoskeleton kelompok Crustaceae, dinding sel insekta, kapang dan kamir (Patil et al, 2000). Kitosan merupakan senyawa hasil deasetilasi kitin, terdiri dari unit N-asetil glukosamin dan N glukosamin. Adanya gugus reaktif amino pada atom C-2 dan gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-6 pada kitosan bermanfaat dalam aplikasinya yang luas yaitu sebagai pengawet hasil perikanan dan penstabil warna produk pangan, sebagai flokulan dan membantu proses reverse osmosis dalam penjernihan air, aditif untuk produk agrokimia dan pengawet benih (Shahidi et al, 1999). Nikel adalah logam berharga, aplikasinya antara lain adalah untuk membuat katalis NiO/Al2O3 yang digunakan dalam proses pengolahan minyak bumi. Katalis yang sudah tidak terpakai akan menjadi masalah terhadap lingkungan. Perlu diambil logam nikel dengan cara mengadsorpsi (penyerapan) dari larutan nikel, yang terlebih dahulu dileaching dari katalis. Penyerapan logam nikel dari larutan dipengaruhi oleh beberapa parameter, diantaranya adalah konsentrasi logam nikel dalam larutan, perbandingan berat kitosan terhadap volume larutan, pH larutan dan waktu kotak penyerapan (Yuliusman, 2007). Untuk itulah perlunya dilakukan penelitian pembuatan kitosan dari limbah cangkang bekicot dan pemanfaatannya sebagai adsorban logam nikel. C. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:1. Berapa banyakkah jumlah kitosan yang mampu dihasilkan dari cangkang

bekicot?

2 2. Bagaimana pengaruh setiap proses dalam pembuatan kitin menjadi kitosan dari

cangkang bekicot? 3. Apakah kitosan dari cangkang bekicot merupakan adsorban yang baik bagi logam nikel? D. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui jumlah kitosan yang dihasilkan dari cangkang bekicot.2. Untuk mengetahui pengaruh proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi

terhadap hasil kitosan yang diperoleh3. Untuk mengetahui daya serap kitosan terhadap logam nikel.

E. Luaran yang Diharapakan Diperolehnya kitosan dari cangkang bekicot yang merupakan hama tanaman dan dapat dimanfaatkan sebagai adsorbsan logam nikel yang banyak terdapat pada limbah sehingga mampu menjadi solusi dalam mengurangi dampak limbah berbahaya bagi lingkungan.

F. Kegunaan Program Kegunaan dari program ini adalah: 1. Limbah cangkang bekicot dapat dijadikan kitosan yang bisa dijadikan sebagai adsorban logam nikel. 2. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh jumlah kitosan terhadap daya adsorbs logam nikel. 3. Kitosan dari cangkang bekicot dapat menjadi solusi dalam mengurangi dampak limbah berbahaya bagi lingkungan 4. Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai cangkang bekicot yang dapat bermanfaat. 5. Bagi perusahaan tertentu dapat dijadikan masukkan agar limbah perusahaan yang mengandung nikel dapat di adsobsi dengan kitosan sebelum dibuang ke lingkungan.

3

6. Bagi pihak lain yang berkepentingan, dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya. G. Tinjauan Pustaka a) Cangkang Bekicot Bekicot (Achatina fullica) merupakan hama bagi persawahan yang sering

dimanfaatkan masyarakat sebagai pakan ternak, seperti itik. Bekicot menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi empat yakni; Achatina variegata, Achatina fullica, Helix pomatia dan Helix aspersa sedangkan dua jenis terakhir tidak ditemukan di Indonesia. Di Indonesia potensi bekicot rata-rata meningkat sebesar 7,4 persen per tahun. Selain digunakan sebagai pakan ternak cangkangnya dapat digunakan sebagai hiasan seperti gantungan kunci, tetapi tidak jarang cangkang bekicot di buang begitu saja dan dibiarkan membusuk yang akhirnya akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Anonim, 1992). Klasifikasi Ilmiah Bekicot (Jasin, 1989): Phylum aClass Ordo Subordo Famili Genus Species : Mollusc : Gastropoda : Pulmonata : Stylommotophora : Achatinidae : Achatina : Achatina fulica Gambar 1. Bekicot Cangkang bekicot (Achatina fullica) mengandung zat kitin sekitar 70% - 80%

sedangkan dalam udang terdapat kitin sebanyak 15% - 20% dan rajungan 20% - 30% yang apabila mengalami proses lebih lanjut akan menghasilkan khitosan (Srijanto, 2003). b) Kitin Kitin adalah senyawa karbohidrat yang termasuk dalam polisakarida tersusun atas monomer-monomer asetil glukosamin yang saling berikatan (Saraswathy, 2001). Kitin merupakan bahan organik utama terdapat pada kelompok hewan seperti, crustaceae, insekta, fungi, mollusca dan arthropoda. Struktur kitin tersusun atas 2000-3000 satuan monomer N-

4

asetil D-Glukosamin yangsa ling berikatan melalui 1,4-glikosidik. Satu diantara enam monosakarida yang menyusun rantai kitin adalah glukosamin (Suhardi,1993). c) Kitosan Kitosan merupakan biopolimer yang banyak digunakan di berbagai industri kimia antara lain; sebagai koagulan dalam pengolahan limbah air, bahan pelembab, pelapis benih yang akan ditanam, adsorben ion logam, bidang farmasi, pelarut lemak, dan pengawet makanan. Kitosan mempunyai bentuk mirip dengan selulosa dan bedanya terletak pada gugus rantai C-2. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteri disebabkan kitosan memiliki polikation bermuatan positif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. (Mekawati, dkk., 2000). Penelitian kitosan sebagai adsorban telah banyak dilakukan dan semuanya menunjukkan karakteristik sifat pada: (1) Kemampuannya yang cukup tinggi dalam mengikat ion logam, (2) kemungkinan pengambilan kembali yang relative mudah terhadap ion logam yang terikat kitosan dengan menggunakan pelarut tertentu. Keuntungan adsorben kitosan adalah dapat digunakan untuk penanganan limbah secara berulang-ulang (Muzzarelli,1997 dalam Darjito, 2001).Kitosan dengan sifat penukar ionnya dapat membentuk kompleks dengan berbagai logam transisi, hal ini melibatkan donasi pasangan electron bebas dari nitrogen dan atau oksigen dari gugus hidroksil kepada ion logam berat yang bersaing, temperature, pH larutan, ukuran partikel, kristalisasi dan derajat deasetilasi dari kitosan (Stephen, 1995). d) Adsorban Adsorbsi adalah proses pemisahan suatu zat dari suatu fluida ke permukaan zat penyerap. Adsorbsi dibagi menjadi fisika dan adsorbsi kimia,. Pada proses adsorbs terjadi dalam 3 fase yaitu proses kontak fluida dengan padatan/adsorber, proses pemisahan dari fluida dan proses regenerasi adsorber. Adsorber adalah padatan yang sangat berpori, proses pemisahan terjadi akibat perbedaan berat molekul atau akibat perbedaan sifat kepolaran mengakibatkan molekul lebih erat melekat pada permukaan tersebut dari pada permukaan lainya. Daya adsorbsi terjadi karena adanya pori-pori dalam yang cukup besar, dan terjadinya penyerapan adalah akibat adanya beda potensial antara zat dan permukaan penyerap. Efisiensi penyerapan tergantung dari perbedaan potensial yang ada. Bahan-bahan adsorben diantaranya adalah arang aktir, zat yang berpori dan aluminum aktif (Anonim, 2011).

5

e) Nikel Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Keserbagunaan dan kombinasi sifat-sifat yang khas dari nikel, membuatnya ada di manamana dalam kehidupan sehari-hari. Selain keras, nikel sekaligus juga dapat ditempa, tahan karat dan tetap mempertahankan ciri mekanis dan fisiknya, walaupun ditempatkan pada suhu yang sangat tinggi. Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam yang banyak digunakan diberbagai industri logam. Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosif. Alloy tembaga-nikel yang berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam yang digunakan untuk mengubah air laut menjadi air segar.

H. Metode Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian pada percobaan,: (1) variabel terikat adalah jumlah kitin yang dihasilkan, (2) variabel kontrol adalah kondisi Deasetilasi, dan (3) variabel bebas adalah jumlah kitosan dan pH pada absorbsi. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah cangkang bekicot yang didapat dari Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Medan-Sumatera Utara. 3. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat eksperimental laboratorium dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. William Iskandar, Pasar V Medan Estate Sumatera Utara. Sedangkan waktu penelitian direncanakan selama 3 bulan. Tahapan penelitian, yaitu: (1) Preparasi Cangkang Bekicot, (2) Deproteinasi, (3) Demineralisasi, (4) Deasetilasi dan (5) Uji Adsorbsi dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) Methode. 4. Instrumen Pelaksanaan

6

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Peralatan gelas seperti gelas piala 50, 100, 1000 dan 2000 mL; erlenmeyer 250 mL; gelas ukur 5, 10, dan 25 mL; gelas alroji, corong kaca, pengaduk, pengayak, tabung reaksi, , botol dan pipet tetes, AAS (2) Alat penunjang lain seperti neraca analitik, pH meter, ayakan 500mesh, oven dan pemanas listrik. 5. Prosedur Kerja a) Preparasi Cangkang Bekicot Cangkang bekicot di bersihkan sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dan dihaluskan. Setelah itu diayak dengan ayakan 500mesh .b) Deproteinasi

Proses deproteinasi bertujuan mengurangi kadar protein dengan menggunakan larutan alkali encer dan pemanasan yang cukup. Cangkang bekicot yang sudah halus dideproteinasi menggunakan larutan NaOH 2N dengan perbandingan 1:6 (b/v) sambil diaduk dan dipanaskan pada suhu 90 oC selama 1 jam. Setelah dipisahkan dari larutannya, cangkang dicuci dengan akuades hingga pH-nya netral. Kemudian dikeringkan pada suhu 70 - 80C selama 24 jam dalam oven. (Rahayu, 2004).c) Demineralisasi

Proses demineralisasi dimaksudkan untuk mengurangi kadar mineral (CaCO3) dengan menggunakan asam konsentrasi rendah untuk mendapatkan khitin. Adapun prosesnya adalah padatan kering hasil deproteinasi selanjutnya didemineralisasi dengan menggunakan larutan HCl 1N (perbandingan 1:12 b/v) dan diaduk pada suhu kamar selama 1 jam. Setelah disaring, padatan dicuci dengan akuades hingga pH-nya netral kemudian dikeringkan pada suhu 70 - 80C selama 24 jam dalam oven untuk mendapatkan khitin kering.d) Deasetilasi

Proses deasetilasi bertujuan menghilangkan gugus asetil dari khitin melalui pemanasan dalam larutan alkali kuat dengan konsentrasi tinggi (Yunizal, 2001). Adapun prosesnya dilakukan dengan merebus khitin dalam larutan NaOH 50 % dengan perbandingan 1:20 (b/v) pada suhu 70 - 80oC masing-masing dengan waktu perebusan 60 90 menit. Padatan kemudian dipisahkan dengan cairan, selanjutnya dicuci dengan aquades hingga netral pH-

7

nya. Setelah itu padatan dikeringkan pada suhu 70-80oC dalam oven selama 24 jam, produk hasil ini disebut kitosan.e) Uji Adsorbsi

Serbuk kitosan sebanyak 1 g; 2g; 3g; 4g; dan 5g ditambahkan pada 100 ml larutan Ni(SO4) 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 M, dan diatur keasamannya dengan HCl hingga mencapai pH= 2. Campuran diaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 1 jam, lalu disaring. Filtrat yang dihasilkan diukur kadar ion Nikelnyanya dan dihitung % penurunannya. Pengukuran kadar Nikel dalam larutan sebelum dan setelah adsorbsi menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) Method. I. Jadwal Kegiatan Program Jadwal kegiatan selama pelaksanaan kegiatan ini diuraian dalam bentuk Bar-chart berikut: No 1. Uraian kegiatan I 1 Persiapan a. Koordinasi dengan dosen pendamping b. Menyusun rencana kegiatan c. Mempersiapkan alat dan bahan Pelaksanaan a) Preparasi Cangkang Bekicot b) Deproteinasi c) Demineralisasi d) Deasetilasi e) Uji Adsorbsi 3. G. Penyusunan laporan 2 3 4 Bulan KeII 1 2 3 4

1

III 2 3

4

2.

Rancangan Biaya Biaya yang direncanakan sebesar Rp. 8.379.000,00 (Delapan Juta Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah) dengan perincian dana sebagai berikut :

8

No 1. Persiapan

Jenis Pengeluaran

Jumlah

Transport ke Unimed (3@ x Rp. 15.000,00)x 15 hari Konsumsi (3@ x Rp.12.000,00) x 15 hari Alat Tulis Kantor Bahan1. NaOH 100gr 2. HCl 37%;250mL,p.a 3. Ni(SO4) 1 M; 1L

Rp. 670.000,00 Rp. 540.000,00 Rp. 200.000,00

Rp. 200.000,00 Rp. 900.000,00 Rp. 987.000,00 Rp. 750.000,00 Rp. Rp. Rp. 30.000,00 50.000,00 32.000,00

4. Ayakan 500mesh5. Akuades 10L

6. Kertas Whatman 1pack7. Aluminium Foil 1pack

Pelaksanaan 1. Preparasi Cangkang Bekicota. Transport ke Unimed (3@ x Rp.15.000,00) Rp. 225.000,00

x 5 hari b. Konsumsi (3@ x Rp. 12.000,00) x 5 hari 2. Deproteinasia. Transport ke Unimed (3@ x Rp.

Rp. 180.000,00

Rp. 450.000,00 Rp. 360.000,00

15.000,00) x 10 harib. Konsumsi (3@ x Rp. 12.000,00) x 10 hari

3. Demineralisasia. Transport ke Unimed (3@ x Rp.

Rp. 450.000,00 Rp. 360.000,00

15.000,00) x 10 harib. Konsumsi (3@ x Rp. 12.000,00) x 10 hari

4. Deasetilasia. Transport ke Unimed (3@ x Rp.

Rp. 450.000,00

15.000,00) x 10 hari

9 b. Konsumsi (3@ x Rp. 12.000,00) x 10 hari

Rp. 360.000,00

5. Uji Adsorbsia. Transport ke Unimed (3@ x Rp.

Rp. 225.000,00 Rp. 180.000,00

15.000,00) x 5 harib. Konsumsi (3@ x Rp. 12.000,00) x 5 hari 3.

Penyusunan laporan a. Pengetikan ( 100 lembar x Rp 1500,00/ Rp. 150.000,00 lembar) b. Penggandaan ( 10 x 100 lembar x Rp Rp. 150.000,00 150,00/lembar) c. Alat tulis kantor Rp. 50.000,00d. CD-RW : ( 5 keping x Rp 3000,00 ) e. Pemberian label pada CD (5 x Rp. 2000) f. Transport ke Unimed (3@ x Rp.

Rp.

15.000,00

Rp. 10.000,00 Rp. 225.000,00 Rp. 180.000,00 Rp. 8.379.000,00

15.000,00) x 5 harig. Konsumsi (3@ x Rp. 12.000,00) x 5 hari

Jumlah total biaya yang dibutuhkan

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1992), Media Pestisida. Vol. l2: 6-8. Dipokreasi Prima. Jakarta. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/9/cc3c3f96aa5d45de45c8fee8814340546a57d 1f4.pdf. Diakses pada 10 September 2011 Anonim.2011. Nikel. http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/04/nikel.html. Diakses pada 18 September 2011. Jasin, M., (1989), Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata), Sinar Wijaya, Surabaya. Mekawati, Fachriyah, E. dan Sumardjo, D., (2000), Aplikasi Kitosan Hasil tranformasi Kitin Limbah Udang (Penaeus merguiensis) untuk Adsorpsi Ion Logam Timbal, Jurnal Sains and Matematika, FMIPA Undip, Semarang, Vol. 8 (2), hal. 51-54Muzzarelli R.A.A., R. Rochetti, V. Stanic dan M. Weckx. 1997. Methods for the determination of the degree of acetylation of chitin and chitosan. Di Dalam R.A.A. Muzzarelli dan M.G. Peter (ed). Chitin Handbook. European Chitin Soc.,Grottamare

Rahayu, L. H., dan Purnavita, S., (2004), Optimasi Proses Deproteinasi dan Demineralisasi pada Isolasi Kitin dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus), Prosiding: Teori Aplikasi Teknologi Kelautan, ITS Surabaya, hal. III.8 III.11. Saraswathy, 2001, A-Novel Bioinorganic Bone Implant Containing Deglued Bone, Chitosan and Gelatin. Bull Mater Sci. Vol 24. No.4. Shahidi F, Arachchi JKV, and Jeon Y-J. 1999. Food Applications of Chitin andChitosans. Trends in Food Science and Technology 10 : 37- Slepecky, R. A.and H. E. Hemphill. 1991. The genus Bacillius-nonmedical theprokaryotes. In Balows, A. (ed). The Procaryotes, 2nd. Edn., Chapter 76,pp. 1663-1696. Springer Verlag. NY. Srijanto, B., (2003), Kajian Pengembangan Teknologi Proses Produksi Kitin dan Kitosan Secara Kimiawi, Prosiding seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia 2003, Volume I, hal. F01-1 F01-5 Stephen A.M. 1995. Food Polysaccharides and Their Aplications. department Of Chemistry. University Of Cape Town Rondebosch. Suhardi.1993.Khitin dan Khitosan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta. Yuliusman, 2007. Pemanfaatan Kitosan dari Limbah Cangkang Rajungan Sebagai Adsorben pada Adsorbsi Logam Nikel dari Limbah Katalis Proses Pengolahan Minyak Bumi. Dikti Hibah Bersaing. Yunizal, (2001), Ekstraksi Khitosan dari Kepala Udang Putih (Penaeus merguensis), J. Agric, Vol. 21 (3), hal 113-117 .

11

Lampiran Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana1. 2. 3.

Nama Lengkap NIM Tempat dan Tanggal Lahir Riwayat Pendidikan

: Rahmadani : 408231039 : Medan, 18 Maret 1989 :

4.

No. 1. 2. 3.

Pendidikan SD SMP SMA

Nama dan Tempat SDN 06250 Medan SMP NEGERI 42 Medan SMA SWASTA YAPIM MABAR Medan

Tahun Lulus 2001 2004 2008

5. Riwayat Publikasi / kursus / seminar / PKM:1. Peserta seminar Nasional Kimia di Universitas Negeri Medan 2. Peserta seminar Motivasi Nasional di Universitas Negeri Medan 3. Juara Harapan 1 Olimpiade Sains Se-Unimed 2010 bersama rekan Dewi Susanti.

4. Peserta OSN pertamina tahun 2010 di USU. 5. Pemenang PKM-P Dikti tahun 2010 dengan judul Optimalisasi Jenis Mikroba Yang Berpotensi Membuat Bioetanol Dari Ubi Jalar Putih (Ipomea batatas L) sebagai ketua. 6. Asisten Laboratorium Kimia Dasar 1 tahun 2011. 7. Asisten Laboratoriun Kimia Pemisahan tahun 2011-sekarang. 8. Asisten Dosen Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. (mata kuliah Kimia Dasar 1dan Biokimia Nutrisi ) tahun 2011-sekarang. Medan, Sepetember 2011 Ketua Pelaksana

Rahmadani NIM: 408231039 Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana 11. Nama

: Dewi Susanti

12 2. NIM 3. Tempat / Tanggal Lahir

: 408231019 : Tanjung Morawa, 17 Juni 1989 :

4. Riwayat Pendidikan

No.

Pendidikan

Nama Sekolah dan Tempat

Tahun Lulus

1. 2. 3.

SD SMP SMA

SDN 104233 Bdr Labuhan SMP Methodist Tg. Morawa SMA Methodist Tg. Morawa

2002 2005 2008

5. Riwayat Publikasi / Kursus / Seminar / PKM : Peserta Seminar Nasional Kimia di Universitas Negeri Medan. 2. Peserta Seminar Pembelajaran Kimia di Universitas Negeri Medan 2009 3. Peserta Seminar IT e-Everything The Future of Information Technology di Restoran Ria 2008 4. Peserta Seminar IT The Knowledge Of Power di YangLim Plaza 2009 5. Officer Cadet Putra Pengabdi Cab 05 Tanjung Morawa. 6. Juara Harapan 1 Olimpiade Sains Se-Unimed 2010 bersama rekan Rahmadani. 7. Peserta OSN pertamina tahun 2010 di USU. 8. Pemenang PKM-P Dikti tahun 2010 dengan judul Optimalisasi Jenis Mikroba Yang Berpotensi Membuat Bioetanol Dari Ubi Jalar Putih (Ipomea batatas L) sebagai anggota 9. Asisten Laboratorium Kimia Dasar 1 tahun 2011. 10. Asisten Dosen Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. ( mata kuliah Biokimia 1) tahun 2011-sekarang. Medan, September 2011 Anggota Pelaksana 1 1.

Dewi Susanti NIM: 408231019 Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana 21 2

Nama NIM

: Indra Lasmana : 4101131015

13

3 4

Tempat / Tanggal Lahir Riwayat Pendidikan :

: Tanjung Morawa, 17 Juni 1989

No.

Pendidikan

Nama Sekolah dan Tempat

Tahun Lulus

1. 2. 3.

SD SMP SMA

SDN 104233 Bdr Labuhan SMP Methodist Tg. Morawa SMA Methodist Tg. Morawa

2002 2005 2008

5. Riwayat Publikasi / Kursus / Seminar / PKM :

. Medan, September 2011 Anggota Pelaksana 2

Indra Lasmana NIM: 4101131015

14

Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping I. Identitas Pribadi Nama : Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si.

Tempat dan Tgl lahir : Dolok Nagodang, 18 Juni 1960 Alamat rumah : Jl. Garuda III No. 14 Perumnas Mandala Medan Telp. 7331520 No HP Keahlian No e-mail : 08126417912 : Biokimia, Bioteknologi : [email protected]

II. Riwayat Pendidikan dan Pelatihan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ITB Bandung, Pra Magister Kimia ITB Bandung (Magister Kimia/Biokimia), M.Si. ITB Bandung (Program Doktor Kimia/Biokimia), Dr. PAU Bioteknologi Enzimology ITB Bandung, Tamat tahun 1988 Tamat tahun 1991 Tamat tahun 1999

Magang 1989

PAU Bioteknologi ITB Bandung, Magang Rekayasa 1990 Genetika Jurusan Teknik Kimia ITB, Magang Teknologi 1990 Fermentasi FK UNPAD, Magang Mikrobiologi Klinik UNIMED Medan, Magang Asessor Sertifikasi Guru UNIMED Medan, Sertifikasi Guru Magang Instruktur 1993 2006

Diklat 2006

III. Riwayat Pekerjaan No 1 Pekerjaan Jabatan Periode/tahun

Dosen Tetap Jurusan Kimia FMIPA, Lektor Kepala/ 1987 - sekarang Universitas Negeri Medan NIP. IV-a 131662733 Program Studi Magister Pendidikan Dosen/ Ketua 2004 - sekarang Kimia, Pascasarjana UNIMED Program Program Studi Magister Ilmu Biomedis, Dosen 2006 - sekarang

2 3

15

Fakultas Kedokteran, Sumatera Utara 4 5

Universitas Staf Ahli 2000 2007 2001 2005 2009- sekarang Dosen Biasa Luar 1989 1999 Luar 1993 - 1999 1991 - 1999

Kantor Pembantu Rektor IV UNIMED AMIK Parbina Pematangsiantar Jurusan Kimia ITB Bandung

Nusantara Direktur

6 7 8 9

Fak Teknik Industri, Univ. Katolik Dosen Parahyangan Bandung Biasa PAU Bioteknologi ITB Bandung Universitas Prima Indonesia

Staf Peneliti

Wakil Rektor III 2008 2009

Medan, September 2011 Dosen Pendamping

Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. NIP: 196006181987031002