cangkaang bekicot

6
Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 1 PEMANFAATAN CANGKANG BEKICOT DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PEWARNAAN INDUSTRI TEKSTIL Sri Poerwati * ABSTRAK Penelitian ini hendak mengetahui kemampuan cangkang bekicot dalam menghilangkan warna limbah cair pewarnaan industri tekstil dan menganalisis pengaruh jenis dan waktu perendaman cangkang bekicot dengan dan tanpa pengadukan, jenis cangkang dan aliran terhadap BOD, COD, Crom, Phenol, TSS, pH limbah cair hasill pewarnaan industri tekstil. Penelitian eksperimen ini menggunakan sampel limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil simulasi satu warna kadar 20 mg/liter zat warna. Pengumpulan data dengan perendaman limbah cair dengan cangkang bekicot alami dan aktif selama 24, 48, 72 jam dengan pengadukan dan tanpa pengadukan, dialirkan pada cangkang bekicot alami dan aktif kemudian dibandingkan dengan baku mutu KEPMENLH No.Kep-51/MENLH/10/1995 dan menguji hipotesis dengan uji Anova. Diperoleh simpulan bahwa cangkang bekicot mampu 88,05% menghilangkan warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil. Ada pengaruh semua perlakuan terhadap BOD, COD, Phenol, Crom dan TSS tetapi tidak ada pengaruh jenis cangkang bekicot aktif direndam 24 jam dengan pengadukan terhadap Crom, cangkang bekicot aktif direndam 48 jam tanpa pengadukan dan cangkang bekicot alami direndam 72 jam tanpa pengadukan terhadap TSS, jenis dan aliran terhadap BOD,COD, cangkang bekicot alami dialirkan terhadap TSS serta tidak ada pengaruh semua perlakuan terhadap pH limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil. Kata kunci: Cangkang bekicot, warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil *= Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Kampus Madiun PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia akan meningkatkan beban pencemar pada lingkungan. Sektor industri telah mengakibatkan tingginya beban pencemar karena limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik dan karena penggunaan bahan pencemar untuk proses maupun sebagai bahan baku tidak terkendali. Bahan pencemar berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan oleh industri umumnya adalah logam berat, sianida, pestisida, cat dan zat warna, minyak, zat pelarut dan kimia berbahaya lainnya (Kantor MenLH.1997:75). Salah satu industri yang menggunakan zat warna sebagai bahan proses produksi adalah industri tekstil. Sumber pencemar dari proses deying, printing dan finishing tekstil, sedang pencemaran utama berasal dari logam berat (terutam As,Cd,Cr,Pb,Cu,Zn), Hidrocarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing), zat warna dan pelarut organik, Tensioactive (surfactant) (PP RI No. 85 Tahun 1999). Pengolahan limbah cair industri tekstil dalam proses koagulasi ada yang menggunakan kapur karena akan bereaksi dengan air menjadi CaOH mengikat unsur dan senyawa warna sehingga senyawa pembentuk warna akan pecah satu sama lain akibatnya warna akan

Upload: firda-siti-nurfahrida

Post on 10-Aug-2015

122 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: cangkaang bekicot

Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 1

PEMANFAATAN CANGKANG BEKICOT DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PEWARNAAN INDUSTRI TEKSTIL

Sri Poerwati *

ABSTRAK

Penelitian ini hendak mengetahui kemampuan cangkang bekicot dalam menghilangkan warna limbah cair pewarnaan industri tekstil dan menganalisis pengaruh jenis dan waktu perendaman cangkang bekicot dengan dan tanpa pengadukan, jenis cangkang dan aliran terhadap BOD, COD, Crom, Phenol, TSS, pH limbah cair hasill pewarnaan industri tekstil.

Penelitian eksperimen ini menggunakan sampel limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil simulasi satu warna kadar 20 mg/liter zat warna. Pengumpulan data dengan perendaman limbah cair dengan cangkang bekicot alami dan aktif selama 24, 48, 72 jam dengan pengadukan dan tanpa pengadukan, dialirkan pada cangkang bekicot alami dan aktif kemudian dibandingkan dengan baku mutu KEPMENLH No.Kep-51/MENLH/10/1995 dan menguji hipotesis dengan uji Anova.

Diperoleh simpulan bahwa cangkang bekicot mampu 88,05% menghilangkan warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil. Ada pengaruh semua perlakuan terhadap BOD, COD, Phenol, Crom dan TSS tetapi tidak ada pengaruh jenis cangkang bekicot aktif direndam 24 jam dengan pengadukan terhadap Crom, cangkang bekicot aktif direndam 48 jam tanpa pengadukan dan cangkang bekicot alami direndam 72 jam tanpa pengadukan terhadap TSS, jenis dan aliran terhadap BOD,COD, cangkang bekicot alami dialirkan terhadap TSS serta tidak ada pengaruh semua perlakuan terhadap pH limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil.

Kata kunci: Cangkang bekicot, warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil

*= Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Kampus Madiun

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia akan meningkatkan beban pencemar pada

lingkungan. Sektor industri telah mengakibatkan tingginya beban pencemar karena limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik dan karena penggunaan bahan pencemar untuk proses maupun sebagai bahan baku tidak terkendali. Bahan pencemar berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan oleh industri umumnya adalah logam berat, sianida, pestisida, cat dan zat warna, minyak, zat pelarut dan kimia berbahaya lainnya (Kantor MenLH.1997:75).

Salah satu industri yang menggunakan zat warna sebagai bahan proses produksi adalah industri tekstil. Sumber pencemar dari proses deying, printing dan finishing tekstil, sedang pencemaran utama berasal dari logam berat (terutam As,Cd,Cr,Pb,Cu,Zn), Hidrocarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing), zat warna dan pelarut organik, Tensioactive (surfactant) (PP RI No. 85 Tahun 1999).

Pengolahan limbah cair industri tekstil dalam proses koagulasi ada yang menggunakan kapur karena akan bereaksi dengan air menjadi CaOH mengikat unsur dan senyawa warna sehingga senyawa pembentuk warna akan pecah satu sama lain akibatnya warna akan

Page 2: cangkaang bekicot

Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 2

menjadi pudar (kepekatan warna menjadi turun bahkan pada konsentrasi warna yang rendah dapat hilang) (Sundari Siti, Sri Rahmawati.2004:43)

Bekicot adalah binatang bertubuh lunak dilindungi rangka luar (cangkang) yang kuat dan keras karena mengandung Kalsium karbonat (http://www.suarapembaharuan.com/ News/2004/10/31/Hobi/hobi01.htm.31 Oktober 2004). Pembuangan cangkang bekicot harus menggunakan tempat khusus dengan menimbun atau dibuang pada pembuangan sampah yang tertutup. Bau dan serangga yang segera datang akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan estetika masyarakat (http://warintek.progessio.or.id/23/01/2006).

Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian adalah: “Apakah cangkang bekicot mempunyai

kemampuan dalam menghilangkan warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil ?”

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kemampuan cangkang bekicot dalam menghilangkan warna limbah cair

hasil pewarnaan industri tekstil 2. Untuk menganalisis jenis cangkang bekicot dan waktu perendaman dengan dan tanpa

pengadukan terhadap kualitas air warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil 3. Untuk menganalisis pengaruh jenis cangkang bekicot dan aliran terhadap kualitas air warna

limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen berupa The Post Test-Only Control group Design. Limbah cair industri tekstil sebagai populasi dan limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil sebagai sampel. Variabel independen penelitian adalah cangkang bekicot Achatina fulica sp. Variabel dependen adalah penghilangan warna yaitu ada dan tidak warna limbah cair, kualitas limbah: penurunan kandungan limbah berdasarkan KEPMENLH No.Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

Analisis data yang digunakan untuk menentukan tingkat kejenuhan dengan persamaan K(%) = C/L x 100% (Supriyono V, H.W.Trimawan.P Tuhu, 2005:16). Untuk kualitas air limbah dengan pemeriksaan lab.( BOD, COD, TSS, Phenol, Crom serta pH). Uji Anova digunakan, dan jika ρ (0,00) < α (0,05) berarti ada pengaruh.

Prosedur penelitian: menyiapkan bak percobaan Φ 6,5 cm, tinggi 13 cm (luas penampang 33,17 cm2 ) debit 8 lt/dt. Cangkang bekicot Achatina fulica sp (3 mm) diaktifkan dan alami dengan berat 500 gram. Cangkang alami dan aktif dialiri limbah cair industri tekstil simulasi satu warna dengan dosis 20 mg/liter jenis Reumasol Red RB 133% (Riyanto Didik,1997) secara kontinyu tanpa pengadukan. Merendam limbah cair industri tekstil pada cangkang bekicot alami dan aktif dengan dan tanpa pengadukan selama 24, 48,72 jam dilakukan dengan 14 perlakuan dengan replikasi tiap perlakuan 3 kali.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian 1. Hasil uji lab, cangkang bekicot jenis alami mempunyai komposisi 0,23% protein, 58,8%

kalsium, 0,79% fosfor, sedang jenis aktif 0,20% protein, 56,2% kalsium dan 0,75% fosfor.

Page 3: cangkaang bekicot

Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 3

Gambar 1. Cangkang Bekicot Jenis Achatina fulica sp

Gambar 2. Jenis Cangkang Kiri (gelap), Alami Tengah Tanpa Cangkang (control),

Kanan (putih) Aktif

2. Kemampuan cangkang bekicot dalam menghilangkan warna limbah cair industri tekstil, hasil tertinggi 88,05% dengan perubahan warna sebesar 165,10 Unit setelah direndam cangkang bekicot alami 72 jam dengan pengadukan.Tingkat kejenuhan jenis cangkang alami sebesar 0,96% dan cangkang aktif 0,91%.

Gambar 3. Perubahan warna sebesar 165,10 Unit setelah direndam cangkang bekicot

alami 72 jam dengan pengadukan sebesar 88,05% (Kiri = cangkang bekicot alami, kanan = cangkang bekicot aktif)

3. Jenis cangkang bekicot dan waktu perendaman tanpa pengadukan ada pengaruh terhadap BOD, COD , Phenol, Crom karena ρ (0,00) < α sedang terhadap TSS ada pengaruhnya kecuali untuk cangkang alami direndam 72 jam dan cangkang aktif direndam 48 jam tidak berpengaruh ρ(1,00) > α. pH limbah cair industri tekstil tidak berpengaruh dengan perendaman cangkang bekicot alami maupun aktif tanpa pengadukan. Jenis cangkang bekicot dan waktu perendaman dengan pengadukan berpengaruh terhadap BOD, Phenol, TSS, COD,Crom kecuali COD dan Crom untuk cangkang aktif dengan pengadukan 24 jam ρ(1,00) > α dan pH untuk semua perlakuan.

Gambar 4 . Jenis cangkang bekicot dan waktu perendaman dengan pengadukan

Page 4: cangkaang bekicot

Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 4

Gambar 5. Perbedaan warna setelah perlakuan dan tanpa perlakuan (dari kiri ke kanan) A. dialirkan cangkang bekicot aktif B. perendaman cangkang bekicot aktif selama 72 jam tanpa pengadukan C. perendaman cangkang bekicot aktif selama 72 jam dengan pengadukan D. tanpa perlakuan (control) E. perendaman cangkang bekicot alami selama 72 jam tanpa pengadukan F. perendaman cangkang bekicot alamiselama 72 jam tanpa pengadukan G. dialirkan cangkang bekicot alami

4. Jenis cangkang bekicot dan aliran terhadap kualitas limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil tidak ada pengaruh pada BOD, COD, pH, TSS cangkang alami sedang untuk Phenol, Crom dan TSS cangkang alami berpengaruh.

Gambar 6 : Jenis cangkang bekicot dan perlakuan aliran

Pembahasan Cangkang bekicot yang ditumbuk akan meningkatkan kandungan kalsium, 25% menjadi

31,54% mempunyai kemampuan untuk menghilangkan warna baik alami maupun aktif (P Roni, Asiani B.2002). Penggunaan karbon aktif butiran dipakai untuk memisahkan kontaminan air buangan seperti warna secara langsung pada proses kimia fisika. Ukuran partikel

Page 5: cangkaang bekicot

Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 5

berpengaruh terhadap kecepatan adsorpsi, sedang luas permukaan total mempengaruhi kapasitas adsoprsi total yang meningkatkan efektifitas karbon ktif dalam menyelesaikan senyawa dalam air buangan (Gumbolo Hadi Santoso, 2000).

Persentase kejenuhan hanya bisa menghilangkan warna sampai 4,18%, agar memperoleh prosentase kejenuhan yang besar maka perlu penambahan berat cangkang. Setelah direndam cangkang bekicot alami 72 jam dengan pengadukan menghilangkan warna limbah cair industri tekstil sampai 88,05%. Penggunan bak koagulasi CaO dengan pengadukan tanpa ferro sulfat dan polimer dapat merubah warna menjadi jernih. Jadi air limbah direndam cangkang bekicot kemudian diaduk dengan mixer, akan bereaksi dengan senyawa pembentuk warna akan pecah satu sama lain akibatnya warna akan pudar (kepekatan warna menjadi turun)(Sundari Siti dan Rahmawati Sri ,2004).

Cangkang bekicot berpengaruh terhadap kualitas limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil pada parameter BOD, Phenol, COD, Crom,TSS kecuali TSS rendam cangkang alami tanpa pengadukan selama 72 jam dan aktif selama 48 jam, COD dan Crom rendam cangkang aktif dengan pengadukan selama 24 jam, TSS dialirkan pada cangkang alami. Kualitas limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil pada parameter pH semua perlakuan, BOD dan COD dialirkan tidak berpengaruh dengan cangkang bekicot. Sehingga parameter yang berpengaruh dapat menggunkan cangkang bekicot sebagai bahan peningkatan kualitas air limbah hasil pewarnaan industri tekstil ( KEPMENLH No.Kep-51/MENLH/10/1995).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 1. Cangkang bekicot Achatina fulica sp mampu menghilangkan warna sampai 88,05%

melalui cangkang bekicot alami dengan pengadukan selama 72 jam limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil

2. Ada pengaruh jenis cangkang bekicot dan waktu perendaman tanpa pengadukan terhadap kualitas air warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil untuk parameter BOD (kenaikan 147,42%), COD (kenaikan 247,40%), Phenol (Penurunan 2,06%), TSS (penurunan 20%), tidak ada pengaruh jenis cangkang bekicot aktif dan waktu perendaman t48 jam dan cangkang bekicot alami dan waktu perendaman 72 jam tanpa pengadukan terhadap TSS. Ada pengaruh jenis cangkang bekicot dan waktu perendaman dengan pengadukan terhadap kualitas air warna limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil untuk parameter BOD (kenaikan 150,65%), COD (kenaikan 296%), Phenol (Penurunan 5,50%), TSS (penurunan 33,33%), tidak ada pengaruh jenis cangkang bekicot aktif dan waktu perendaman dengan pengadukan selama 24 jam terhadap Crom.

3. Jenis cangkang bekicot tidak ada pengaruh dan aliran terhadap BOD,COD, TSS jenis cangkang alami tetapi ada pengaruh pada Phenol (penurunan 2,06%), Crom (penurunan 4,76%), TSS (penurunan 33,33%) limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil. Tidak ada pengaruh jenis cangkang bekicot pada semua perlakuan terhadap pH limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil. Kualitas limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil masih dibawah baku mutu berdasarkan KEPMENLH No.Kep-51/MENLH/10/1995.

Page 6: cangkaang bekicot

Volume II Nomor 1, Januari 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 6

Saran 1. Bagi masyarakat dan pengusaha bekicot atau budidaya bekicot, agar tidak membuang

limbah cangkang bekicot yang dapat mencemari lingkungan tetapi limbah cangkang bekicot masih dapat dimanfaatkan lagi (reuse) sebagai bahan pengolahan limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil

2. Bagi pengusaha industri tekstil, pemanfaatan cangkang bekicot dalam pengolahan limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil akan lebih murah, mudah dan dapat meminimalisasi penggunaan bahan pencemar berbahaya dan beracun.

3. Sebagai dasar penelitian selajutnya : perlu penambahan berat cangkang bekicot untuk memperoleh prosentase kejenuhan yang lebih besar dalam penghilangan warna, perlu penambahan bak, waktu dalam perendaman cangkang bekicot dengan dan tanpa pengadukan yang diharapkan dapat menghilangkan warna dan meningkatkan kualitas limbah cair hasil pewarnaan industri tekstil. Pada perlakuan perendaman dengan pengadukan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pengadukan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2000.Paket Terapan Produksi Bersih pada Industri Tekstil. http:forlink.dml.or.id/ pterapb/textile/1216.htm.12 Januari 2006

BPPT.1999.Teknologi Pengolahan Air.Jakarta:BPPT Budi Heieronymus Santoso.2005.Bekicot Lezat dan Kaya Protein. http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0206/05/gizi.htm.05 Juni 2005 Gumbolo Hadi Susanto.2000.Diktat Kuliah Teknik Lingkungan.Yogyakarta:Jurusan Teknik

Kimia,Fakultas Teknologi Industri UII Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah

Cair Bagi Kegiatan Industri MenLH.1997.Ringkasan Agenda 21 Jakarta Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas PP no.18 tahun 1999

tetang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun P.Roni dan Asiani.2002.Budi Daya & Prospek Bisnis Bekicot. Surabaya : Penebar Swadaya Rans.2006.Bekicot-warintek-Merintis Bisnis.http://warintek.progrssio.or.id/23/01/2006 Riyanto Didik.1997.Proses Batik.Batik Tulis,Batik Cap.Bating Printing.Solo:Aneka Santoso Singgih.2000.Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.Jakarta:Gramedia Supriyono V,HW Trimawan,P Tuhu.2005.Pemanfaatan Limbah Cangkang Udang (Khitin)

Dengan Bahan Aktif Khitosan sebagai Insektisida Alternatif Dalam Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti.Surabaya:Poltekkes Surabaya

Sugiharto.1987.Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah.Jakarta:Universitas Indonesia Sundari Siti,Rahmawati Sri.2004.Laporan Magang di PT Kusumahadi Santosa Surakarta.Prodi

Kesling Madiun Susantio Djulianto.2004.Konkologi, Hobi Mengoleksi Cangkang Moluska.

http://www.suarapembaharuan.com/News/2004/10/31/Hobi/hobi01.htm.31 Oktober 2004