kisah jingga di bayangan biru

2
Kisah Jingga di Bayangan Biru Buku itu kini telah usang namun tak berdebu. Tak terasa aku telah mengisi 307 lembar di dalamnya. Merangkai kata merangkai harap tentang kisah perjalanan hidupku mengukir lukisan jingga. Kubuka lembar demi lembar hingga tatapanku terpaku di halaman 54. Kubaca perlahan coretan tinta di kertas itu, jemariku meraba-raba kertas dan mulai mencoba menerka kembali masa itu, hingga akhirnya kutemukan sebuah peristiwa yang tak akan pernah ku lupakan, sangat berkesan dan tentu saja indah. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang aku terima dari semua kejadian itu, membuatku lebih mengerti bagaimana berbagi rasa senang dan sedih ke orang yang bagiku istimewa semasa itu. Entah apa yang membuatku memakai jalan pikir seperti itu. Awalnya semua terasa mudah dan indah, namun semakin lama kubaca lembar demi lembar, ku temukan beberapa batuan terjal, ku temukan rasa sakit dan pedih dari luka yang terukir di sana. Aku tak tahu itu luka apa, tapi yang jelas aku menemukan sebuah kalimat yg bisa menjelaskan salah satu penyebab luka itu... "mungkin telah ada luka baru yang mulai tertanam di sana, luka karena RINDU" ah mungkin saja saat menulis itu aku sedang merindu haha :'D jika ada yang bertanya apa yang aku rindukan dari dia, sayang sekali aku tidak bisa menjelaskannya... karena ketika aku mulai mencoba untuk menjelaskan, kata-kata yg keluar seringkali tidak sesuai dengan yang ada di hati. entahlah :" Saat ditanya bagaimana rasanya semua itu? aku tak bisa menjawabnya, terlalu banyak kata yang tak bisa aku ungkapkan. haha aku bukan orang yang pandai mengungkapkan sesuatu, mungkin aku malu dan sedikit gengsi untuk mengatakannya. maaf T.T itulah kenapa aku lebih suka mengungkapkannya lewat tulisan :) Hmmm semakin lama ku lewati hari terkadang ada bayangan biru yang menyelimuti. Bayangan yang membuatku takut dan membuatku terlena untuk berhenti melukis warna jingga. Aku memang menyukai warna biru, namun bayangan ini berbeda, terlihat sangat mengerikan. Bukan warna biru langit yang selama ini selalu menjadi warna dasar hari-hariku, melainkan warna biru yang mencekam. Warna yang membuat aku bisa meneteskan air mata, warna yang menyayat hati, warna pilu dan masam.

Upload: hanifah-nailul-amania

Post on 25-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LIKALIKU

TRANSCRIPT

Page 1: Kisah Jingga Di Bayangan Biru

Kisah Jingga di Bayangan Biru

Buku itu kini telah usang namun tak berdebu. Tak terasa aku telah mengisi 307 lembar di dalamnya. Merangkai kata merangkai harap tentang kisah perjalanan hidupku mengukir lukisan jingga. Kubuka lembar demi lembar hingga tatapanku terpaku di halaman 54. Kubaca perlahan coretan tinta di kertas itu, jemariku meraba-raba kertas dan mulai mencoba menerka kembali masa itu, hingga akhirnya kutemukan sebuah peristiwa yang tak akan pernah ku lupakan, sangat berkesan dan tentu saja indah. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang aku terima dari semua kejadian itu, membuatku lebih mengerti bagaimana berbagi rasa senang dan sedih ke orang yang bagiku istimewa semasa itu. Entah apa yang membuatku memakai jalan pikir seperti itu. Awalnya semua terasa mudah dan indah, namun semakin lama kubaca lembar demi lembar, ku temukan beberapa batuan terjal, ku temukan rasa sakit dan pedih dari luka yang terukir di sana. Aku tak tahu itu luka apa, tapi yang jelas aku menemukan sebuah kalimat yg bisa menjelaskan salah satu penyebab luka itu... "mungkin telah ada luka baru yang mulai tertanam di sana, luka karena RINDU" ah mungkin saja saat menulis itu aku sedang merindu haha :'D jika ada yang bertanya apa yang aku rindukan dari dia, sayang sekali aku tidak bisa menjelaskannya... karena ketika aku mulai mencoba untuk menjelaskan, kata-kata yg keluar seringkali tidak sesuai dengan yang ada di hati. entahlah :" 

Saat ditanya bagaimana rasanya semua itu? aku tak bisa menjawabnya, terlalu banyak kata yang tak bisa aku ungkapkan. haha aku bukan orang yang pandai mengungkapkan sesuatu, mungkin aku malu dan sedikit gengsi untuk mengatakannya. maaf T.T itulah kenapa aku lebih suka mengungkapkannya lewat tulisan :)

Hmmm semakin lama ku lewati hari terkadang ada bayangan biru yang menyelimuti. Bayangan yang membuatku takut dan membuatku terlena untuk berhenti melukis warna jingga. Aku memang menyukai warna biru, namun bayangan ini berbeda, terlihat sangat mengerikan. Bukan warna biru langit yang selama ini selalu menjadi warna dasar hari-hariku, melainkan warna biru yang mencekam. Warna yang membuat aku bisa meneteskan air mata, warna yang menyayat hati, warna pilu dan masam.

Tapi apakah kamu tau? bayangan biru itu tak pernah bisa memudarkan warna jingga yang telah aku lukiskan. Jingga yang klasik, kisah yang unik dan memberikan banyak arti baru dalam hidupku. Dalam do'a aku selalu berharap untuk bisa terus melanjutkan lembaran itu dengan melukiskan warna jingga dalam hariku dan aku harap apapun akhirnya nanti.. kamu selalu ingat kisah jingga yang penuh liku.

Kau pernah menyebabkan aku terluka? mungkin. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku kalau kamu jauh lebih banyak membuatku tersenyum daripada terluka :) Terimakasih untuk semua pelajaran yang udah kamu kasih ke aku. Maafkan atas semua kekurangan dan kesalahanku kepadamu. Maaf kalo pernah membuatmu kecewa. Masih banyak hal yang belum sempat aku ceritakan ke kamu J

Page 2: Kisah Jingga Di Bayangan Biru

Lalu bagaimana akhir kisah lukisan jingga? Apakah semakin terang atau malah semakin meredup ditutupi bayangan biru? Waktu yang akan menjawab semuanya~ Aku hanya bisa melakukan apa yang aku mampu untuk terus melanjutkan lembaran warna jingga yang menentramkan hati.

Namun di balik itu semua aku belajar dan menyadari bahwa luka itu tak sebanding dengan banyaknya hal indah lain yang telah terukir dan tertanam di memori indah. Jadi, jangan pernah mengeluh terhadap luka pedih yang kamu rasakan karena sesungguhnya kebahagiaan yang kamu miliki jauh lebih besar, hanya saja mungkin kamu tidak bersyukur sehingga kamu tidak pernah menyadari adanya kebahagiaan yang menanti.