kinesiologi_zsn
DESCRIPTION
FKUIITRANSCRIPT
dr. Zainuri Sabta NugrahaDep. Anatomi FK UII
Tulang (osteon) Otot (muscular) Sendi (articulatio) Saraf (nervus)
Movement
Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan (the science of human movement)
Beberapa disiplin ilmu yang terlibat dalam kinesiologi adalah anatomi, fisiologi neuromuscular dan biomekanika
Biomekanika sendiri adalah bagian dari kinesiologi yang menerapkan aspek-aspek mekanika pada tubuh manusia
Tulang (osteon) Otot (muscular) Sendi (articulatio) Saraf (nervus)
THE SUPERIOR EXTREMITY. consists of the brachium or arm, which extends from
the shoulder to the elbow the antibrachium or forearm, which lies between the
elbow and the wrist the wrist, which connects the forearm with the hand manus or hand.
The bones of the upper extremity The bones of the superior extremity are the
clavicle (collar bone) and the scapula (shoulder blade), the humerus, the radius and the ulna, eight carpal bones, five metacarpal bones, and. fourteen phalanges
The scapula and clavicle, together, form the shoulder girdle, by means of which the arm is articulated with the skeleton of the trunk.
The bones of the inferior extremity The os coxce or hip bone The femur or thigh bone The patella or knee-cap the tibia and fibula, which are the bones of
the leg Seven tarsal and five metatarsal bones,
which are the bones of the foot three for each except the great toe, which
has only two phalanges
Hubungan antar tulang disebut artikulasi.
Untuk dapat bergerak dibutuhkan struktur khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut dinamakan sendi.
Sinartrosis (sendi fibrosa)Adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi, hubungan antar tukang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis, yaitu sutura dan sinkrondosis.• Sutura adalah hubungan
antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, contohnya pada tengkorak.
• Sikondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa; hubungan antar tulang ini tidak dapat digerakkan.
Amfiartrosis (Sendi Cartilaginosa)Adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan (motion limited). Ciri khasnya – tidak adanya kapsula sendi Tulang-tulang disatukan oleh cartilago –discus
fibrocartilaginous
Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis sendi dihubungkanoleh kartilago serabut yang
pipih, contohnya pada sendi antar tulang belakang, (discus intervertebra) dan pada tulang kemaluan (os pubis).
Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament. Contohnya sendi antar tulang tibia dan tulang fibula.
Diartosis (Sendi Synovial)Adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan (disebut juga sendi) .
Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan keleluasaan bergerak dan fleksibel (Freely Moveable). Derajat gerakan ditentukan dan dibatasi oleh bentuk tulang sendi sendiri dan jaringan penyokong pengikat sendi
Diarthosis dicirikan sebagai berikut: Tulang rawan sendi: lapisan tulang rawan hyalin yg
melapisi ujung tulang yg bersendi Rongga sendi: ruangan di antara 2 tulang yg bersendi ,
terisi oleh cairan synovial Kapsul sendi: penutup rongga sendi Cairan sinovial: cairan albumin yang berguna sebagai
pelumas dan makanan bagi sel-sel tulang rawan Membran synovial: melapisi bagian dalam rongga sendi
kecuali pada rawan sendi Membran fibrosa: lapisan sebelah luar kapsul sendi Bursa: kantong-kantong kecil berisi cairan sinovial
berguna untuk mengurangi gesekan
Sendi Peluru (ball and socket joint)Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya sendi pada gelang bahu dan gelang panggul.
Sendi engsel (hinge joint) Permukaan konvek tulang
yang satu bertemu dengan
permukaan konkaf tulang lainnya
gerakan terjadi dalam satu bidang, yaitu fleksi dan ekstensi
Sumbunya transversal Co. articulatio cubiti,
genue, interphalanges, talocruralis
Sendi Putar (sendi kisar; pivot joint)
permukaan silindris tulang satu berputar di dalam cincin yang dibentuk oleh tulang lainnya dan ligamen
gerakan di sekeliling sumbu gerak
sumbunya longitudinal sepanjang batang tulang
Co. articulatio radioulnaris proximal, articulatio atlantoaxialis
Sendi Ovoid/telur (condyloid/elipsoid joint)
permukaan berbentuk elips bertemu dengan cekungan
berbentuk elips gerakan bersumbu banyak pada berbagai bidang, tapi tidak
memungkinkan rotasi Co. articulatio
atlantooccipitalis, radiocarpal, carpometacarpal
Sendi Pelana (saddle joint)
permukaan tulang yang bersendi keduanya punya permukaan konkaf dan konvek
gerakan di sekeliling 2 sumbu
Co. articulatio carpometacarpal policis
Sendi luncur (gliding joint)
permukaan tulang yang saling bersendi rata atau sedikit berlekuk
gerakan ke segala arah pada 1 sumbu
Co. articulatio intervertebralis, sacroilliaca,
acromioclavicularis
Bentuk permukaan sendinya Ligamentum Otot-otot terkait
Sendi synovial yang hanya dapat bergerak dengan 1 sumbu (uniaxial) dianggap hanya memiliki satu derajat kebebasan – contoh sendi inter phalanx (IP joints of fingers), sendi humero-ulnaris
Sendi yang bergerak pada dua sumbu (biaxial) berarti memiliki 2 derajat kebebasan – contoh sendi metacarpo phalanges (MP joint in hand)
Untuk sendi dgn 3 sumbu atau lebih (multiaxial) berarti memiliki min. 3 derajat kebebasan – contoh sendi glenohumeral (articulatio humeri)
Hinge (engsel) – uniaxial – 1 derajat kebebasan (DOF) – IP Condyloid/ellipsoid – biaxial – 2 DOF – sendi MP, sendi Radiocarpal Ball in socket –multiaxial – 3 DOF – sendi glenohumeral (sendi bahu), sendi panggul (coxae) Gliding or plane – kecil, 3 DOF – limited ROM, namun dapat bergerak ke semua arah– a-c joint, sendi intercarpal, Saddle – jarang, 3 DOF – sendi carpometacarpal ibu jari Pivot – 1 DOF – rotation – misal atlas/axis – superior dan sendi radio-ulnaris inferior
Gerak aktif sendi disebabkan oleh kontraksi otot Gerakan otot umumnya dari tempat insersi menuju
ke origo (contoh fleksi sendi cubiti/siku) Gerakan fleksi maupun sebaliknya ekstensi
dikarenakan adanya otot sinergi dan antagonis yang bekerja berlawanan.
Selama kontraksi otot normal, terjadi pemendekan otot yang disebut kontraksi konsentrik
Pada kontraksi otot dimana otot menjadi memanjang disebut kontraksi eksentrik (umumnya di sebut kontraksi antigravitasi) –contoh kontraksi otot-otot punggung pada saat membungkuk
1. Fleksi = penekukan, memperkecil sudut, contoh: menekuk tangan.
2. Ekstensi = penglurusan, memperbesar sudut. antefleksi = pembengkokan, fleksi ke depan retrofleksi = pembengkokan, fleksi ke belakang laterofleksi = pembengkokan, kesamping
3. aduksi = mendekatkan ke bidang media atau gerak ke tengah
4. abduksi = menjauhkan dari bidang media
5. Rotasi = perputaran atau gerakan mengelilingi garis panjangnya sendiri
Endorotasi = rotsi ke dalam atau gerak kisar kedalam Eksorotasi = rotasi keluar atau gerak kisar keluar Pronasi = rotasi ke dalam lengan bawah(telapak tangan
di bawah) Supinasi = rotasi keluar lengan bawah (telapak tangan
di atas)6. Circumduksio = gerak lingkar/ gerak kombinasi dari
fleksi-ekstensi, aduksi- abduksi, hingga gerakan itu melukiskan kerucut. contoh: tangan lurus kemudian putar 360 hingga membentuk kerucut.
7. Torsio = Rotasi badan contoh pada olahraga lempar cakram.
Gerakan pada skapula: Elevasi = skapula bergeser melalui thorax ke atas. Detraksi = skapula bergeser ke bawah Protaksi = skapula bergeser melalui thorax ke
depan Retrotraksi = skapula bergeser melalui thorax ke
arah ruas tulang belakang Latero Rotasi = angulus inferior dari skapula
berputar ke luar Medio Rotasi = angulus inferior dari skapula
berputar ke dalam
Bidang Frontal = bidang yang sejajar dengan bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu depan (ventral) dan belakang (dorsal).
Bidang Sagital = bidang yang sejajar dengan bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri.
Bidang Transversal = bidang yang memotong panjang tubuh secara melintang dan membagi tubuh menjadi dua yaitu atas dan bawah.
Sumbu Frontal/ Transversal = garis potong antara bidang frontal dan transversal yaitu dari kiri dan kanan (-X, +X)
Sumbu Sagital = garis potong antara bidang sagital dan transversal, yaitu ventral dan dorsal (-Z, +Z)
Sumbu Longitudinal = garis potong antra frontal dan sagital, garis yang sejajar dedngan panjang tubuh (-Y,+Y)
Terhadap axis vertical, gerakan terjadi pada bidang horizontal Gerak endorotasi dan exorotasi.
Terhadap axis transversal, gerak disini terjadi pada bidang sagital, yaitu: Gerak fleksi dan ekstensi .
Terhadap axis sagital, gerakan terjadi pada bidang frontal Gerak abduksi dan adduksi.
Gerak CIRCUMDUKSI :adalah gerakan kombinasi pada axis sagital dan axistransversal
Biomechanics is the science concerned with the internal and external forces acting on the human body and the effects produced by these forces.
Kinematics Kinematics is the branch of
biomechanics about the study of movement with reference to the amount of time taken to carry out the activity.
Pengungkit adalah suatu alat yang digunakan untuk merubah arah gerak terhadap sumbu putaran. Pengungkit tergantung pada sumbu putaran (fulcrum), beban (load) dan gaya (effort).
Fulcrum or pivot - the point about which the lever rotates
Load - the force applied by the lever system Effort - the force applied by the user of the lever system “Moment arm” adalah jarak tegak lurus dari garis gaya
ke aksis rotasi
1. Pengungkit I = sumbu putaran terletak antara beban dan gaya. contoh: gerakan ekstensi, gerakan mengangguk-angguk.
2. Pengungkit II = beban terletak antara gaya dan sumbu putaran. contoh saat kita jinjit
3. Pengungkit III = gaya terletak antara beban dan sumbu putaran. contoh: fleksi sendi siku (articulatio cubiti)
1. Pengungkit I contoh: gerakan ekstensi, gerakan mengangguk-angguk.
2. Pengungkit II contoh saat kita jinjit
3. Pengungkit III contoh: fleksi sendi siku (articulatio cubiti)
Move with muscles. 50% body wt = muscle. 3 types of muscle tissue
• Skeletal (attached to bones) 40%.• Cardiac (heart & great vessels).• Smooth (hollow vessels & organs).
Different microscopic appearance associated with different functions
However, molecular basis of contraction v. similar.
Origo:Penempelan tdk bergerak
Insersi: penempelan bergerak
Agonis Otot yang menghasilkan gerak yang dikehendaki
Sinergist Otot yang bekerja membantu otot lain
Antagonis Otot yang bekerja berlawanan dengan agonis
Stabilizer Otot-otot yang bekerja pada satu segmen sehingga
pergerakan pada segmenyang berdekatan dapat terjadi
Netralizer Otot yang mengeliminir gerakan yang tak diinginkan
dari otot lain
Isokinetik: kecepatan gerak ayun konstan Consentric
angular speed konstan disertai pemendekan Eccentric
angular speed konstan disertai pemanjangan Isotonik:
ConsentricOtot apabila berkontraksi disertai dengan pemendekan dari otot tersebut
EccentricOtot apabila berkontraksi disertai dengan pemanjangan dari otot tersebut
Isometric Otot yang berkontraksi disertai dengan sedikit atau tidak
ada pemanjangan otot. Contoh: menahan bahu agar tetap padaposisi abduksi
Gerak merupakan hasil kerja dari alat gerak aktif, alat gerak pasif dan sistem saraf motorik
Gerak dasar Berjalan, berlari, melempar, menangkap,
meloncatGerak yang bertujuan
Menulis, bersepedaGerak adaptif
Penggunaan prothese, tongkat penyangga
Fibre Type Type I fibres Type II A fibres
Type II B fibres
Contraction time Slow Fast Very Fast
Size of motor neuron Small Large Very Large
Resistance to fatigue High Intermediate Low
Activity Used for Aerobic Long term
anaerobicShort term anaerobic
Force production Low High Very High
Mitochondrial density High High Low
Capillary density High Intermediate Low
Oxidative capacity High High Low
Glycolytic capacity Low High High
Major storage fuel Triglycerides CP, Glycogen CP, Glycogen
Duration Classification Energy Supplied By1 to 4 seconds Anaerobic ATP (in muscles)4 to 10 seconds Anaerobic ATP + CP
10 to 45 seconds Anaerobic ATP + CP + Muscle glycogen
45 to 120 seconds Anaerobic, Lactic Muscle glycogen120 to 240
secondsAerobic + Anaerobic
Muscle glycogen + lactic acid
240 to 600 seconds Aerobic Muscle glycogen + fatty
acids
Duration Classification Energy Supplied By1 to 4 seconds Anaerobic ATP (in muscles)
4 to 10 seconds Anaerobic ATP + CP
10 to 45 seconds Anaerobic ATP + CP + Muscle glycogen
45 to 120 seconds Anaerobic, Lactic Muscle glycogen120 to 240
secondsAerobic + Anaerobic
Muscle glycogen + lactic acid
240 to 600 seconds Aerobic Muscle glycogen + fatty
acids
When working at 95% effort these energy pathways are time limited and the general consensus on these times are as follows:
Serabut-serabut otot membangkitkan gaya
Gaya yang dihasilkan otot merupakan penjumlahan vektor gaya-gaya pada serabut otot tersebut
Arah gaya disebut: force generating axis Kekuatan otot tergantung dari:
Panjang dan tegangan otot (length-tension relationship)
Kecepatan (force-velocity relationship)
First Law: Every body continues in its state of rest or motion in a straight line unless compelled to change that state by external forces exerted upon it.
Second Law: The rate of change of momentum of a body is proportional to the force causing it and the change takes place in the direction in which the force acts
Third Law: To every action there is an equal and opposite reaction OR for every force that is exerted by one body on another there is an equal and opposite force exerted by the second body on the first
Any two particles of matter attract one another with a force directly proportional to the product of their masses and inversely proportional to the square of the distance between them
Dalam nomor TOLAK PELURU (Atletik), seseorang harus melakukan usaha agar peluru ditolakkan sejauh mungkin. Pada proses rangkaian gerak tersebut (mulai dari awal sampai akhir), dapat dihubungkan dengan Hukum Newton I (Law of Inertia), Hukum Newton II (Law of Momentum) dan Hukum Newton III (Law of Interaction). Kita harus bisa menguraikan terjadinya Hukum Newton I, II dan III pada keadaan tersebut.