kimia 1
DESCRIPTION
kimiaTRANSCRIPT
JURNAL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
1. IDENTITAS PRAKTIKAN :
1.1 Nama : MAULFI AIDA NUR FITRI
1.2 NIM : 120210101051
1.3 Program Study : PENDIDIKAN MATEMATIKA
1.4 Kelas/Kelompok : C/
1.5 Anggota Kelompok : 1. MAULFI AIDA NUR FITRI
2.
3.
4.
5.
2. PERCOBAAN :
1.1 Judul Percobaan : PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK
LABORATORIUM
1.2 Tanggal Percobaan : 20 November 2012
1.3 Nama Asisten :
3. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan penggunaanya.
2. mengetahui teknik – teknik laboratorium dan petunjuk – petunjuk keselamatan
laboratorium.
4. DASAR TEORI :
Sebelum praktikum pilihlah alat-alat yang dibutuhkan selengkapnya sesuai dengan
kapasitas, kegunaan, ketelitian yang diperlukan. Ketelitian alat maupun kapasitasnya
berbeda-beda, begitu pun jenisnya. Ada alat yang sama kapasitasnya namun tingkat
ketelitiannya tidak sama, atau cara mengoperasikannya ada yang konvensional dan ada
yang serba automatis. Kalau alat yang Anda butuhkan tidak tersedia, maka Anda dapat
saja memodifikasikan dari alat yang ada (jika perlu). Sebelum mulai memakai alat
tersebut, Anda teliti dulu apakah masih utuh, setnya lengkap, masih berfungsi, jika alat
kaca apakah tidak retak, jika alat elektronik berapa voltasenya, jika masih ada lihat pula
petunjuk pengoperasian dan cara mereperasinya.( http://kimia.unp.ac.id/?p=1483) 11
November 2012; 20.47
Alat laboratorium IPA merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium IPA yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Contoh alat laboratorium
IPA: pinset, pembakar spiritus, thermometer, stopwatch, tabung reaksi, gelas ukur jangka
sorong dan mikroskop. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum
merupakan alat bantu laboratorium, seperti tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak
Pertolongan Pertama. Bahan di laboratorium IPA merupakan zat kimia yang digunakan
dalam kegiatan di laboratorium IPA yang bersifat habis pakai. Bahan kimia ada yang
padat, cair maupun gas. Contoh bahan di laboratorium yang berbentuk padat: NaOH,
Garam dapur (NaCl), amilum, serbuk besi, kapur (CaCO3) dan organ tumbuh-tumbuhan
(daun, bunga, akar, dll). http://belajar.kemdiknas.go.id/filestorage/materi_pokok/MP_
240/zip/MP240.html jam 20.52 11/13/12
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa bahan kimia,
bahan alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri
mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan kimia berbahaya
seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam phosphat. Bahan kimia yang kurang
berbahaya seperti aquadest, amilum, yodium dan gula. Sedangkan bahan di laboratorium
IPA merupakan bahan praktikum yang bersifat habis pakai. Bahan kimia di laboratorium
IPA berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan simbolnya meliputi kelompok:
Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol (C2H5OH), eter, spiritus dan belerang
(sulfur).
Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol dan spiritus
Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum (tepung/pati), glukosa, sukrosa (gula
pasir), air dan minyak.
Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret, reagen Fehling A dan Fehling B,
larutan lugol, larutan iodium dan reagen Bennedict.
Bahan dari makhluk hidup yang digunakan di laboratorium IPA, digunakan untuk :
Bahan yang diuji, seperti bahan makanan, bagian tumbuhan (bunga, daun, buah, batang
dan akar), bagian hewan (bulu, rambut, tulang, darah dsb), mikroorganisme (bakteri,
ganggang, jamur, kultur Amoeba proteus dsb). Bahan yang digunakan untuk menguji,
seperti kunyit, bunga sepatu dan kulit anggur sebagai bahan indikator asam-basa.
http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/05/alat-dan-bahan-praktikum-kimia.html. Jam 10.55
11/13/12 di pos Minggu, 22 Mei 2011
Instusi laboratium
Laboratorium sebagai tempat bekerja dan latihan, menuntut kesungguhan yang tinggi,
bekerjalah sesai dengan petunjuk. Jika bekerja dengan asam atau zat lain yang korosif
memercik, segera lap bagian yang terkena percikan dengan kain bersih lalu bilas dengan air.
Jangan sentuh zat-zat kimia kecuali yang diinstruksikan, jangan mencicipi zat kimia kecuali
diinstruksikan Pada saat mengamati/mereaksikan jangan hadapkan kea rah muka atau badan.
Untuk menbaui, jangan langsung. Kipas-kipaskan tangan ke dalam mulut bejana dan hirup
gas perlahan.
Berhati0hatilah dengan api. Pembakaran yang tidak digunakan segera padamkan. Lat
pemadaman kebakaran laboratorium harus diketahui denngan pasti tempat ataupun cara
penggunaanya. Jangan buang benda padat ke dalam wasbak cuci.
Menggunakan Alat Pelindung
a. Menggunakan jas lab
b. Menggunakan kaca mata pelindung atau goggles
c. Menggunakan pelindung muka (face shield) jika menggunakan asam pekat atau bahan-
bahan yang mudah meledak (eksplosiv)
Menghindari Keracunan
Cucilah tangan setiap selesai bekerja. Jagan meletakkan makanan atau minuman di lemari es
yang juga dipakai untun menyimpan zat kimia http://mirfansapechemistry.blogspot.com
/2012/07/pengetahuan-pokok-laboratorium.html. Selasa, 31 Juli 2012
Banyak kejadian dan kecelakaan di dalam laboratorium sebagai akibat reaksi kimia
yang hebat atau eksplosif (bersifat ledakan). Namun kecelakaan tersebut pada hakikatnya
disebabkan oleh kurangnya pengertian atau apresiasi terhadap faktor-faktor kimia-fisika yang
mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan
suatu reaksi kimia adalah konsentrasipereaksi, kenaikan suhu reaksi, dan adanya katalis.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/keselamatan-dan-kesehatan-ker
ja-di-laboratorium/teknik-percobaan-berbahaya/ Adam Wiryawan pada 14-01-2011
5. ALAT DAN BAHAN
5.1 Alat
gelas kimia
tabung reaksi
Bunsen
Thermometer
Buret
kertas saring
neraca
botol timbang
kaca alroji
5.2 Bahan
asam pekat
air
vaselin
zat
6. PELAKSANAAN PERCOBAAN :
No. Langkah percobaan Pengamatan
1. Mengencerkan asam pekat
- Menuankan asam pekat ke dalam air
sambil mengaduk – aduk.kita dapt
merugikan orang lain atau setidak –
tidaknya diri sendiri jika menuangkan
air kedalam asam pekat.
2. Memanaskan tabung reaksi
- Menghadapkan mulut tabung ke empat
yang aman, kita tidak suka tekena
cipratan air panas demikian juga orang
lain.
3. Percobaan yang menimbulkan gas (yang
sangat) berbahaya bagi kesehatan
dilakukan dalam lemari asam atau di luar
laboratorium.
4. Jika memesukkan thermometer atau pipa
gelas ke dalam lubang gabus atau karet.
- Membasahi alat gelas tersebut dengan
air
- Memegang dekat bagian yang akan
dimasukkan menggunakan sepotong
kain basah.
- Memasukkan alat gelas tersebut
denngan gerak ulir.
5. Bret yang bocor sangat sering terjadi
bahwa buret yang akan dipakai ternyata
bocor. Jangan mudah putus asa,
perkaranya sangat sederhana.
- Menuangkan cairan kedalam wadah
lain
- Membuka keran buret
- Kemudian lap dengan kertas saring
seluruh bagian keran
- Cairan saluran tidak boleh tersumbat
oleh benda – benda yang tidak
semestinya.
- Membaluri atau melumuri bagian yang
diarsir
- Memasang lagi kekeran memutar –
mutar agar vaselin benar – benar telah
merata.
6. Memipet cairan dengan pipet seukuran
- Mencelupkan ujung pipet ke dalam
cairan
- Menghisap sampai melewati batas
- Mengerigkan bagian ujung pipet yang
terkana cairan dengan kertas saring
- Mengatur agar pipet tegak lurus atau
vertical dan cairan tepat pada batas.
- Memindahkan ciran dalam wadah
7. Menimbang
- Tidak boleh langsung meletakkan zat
yang akan ditimbang di atas neraca
- Menggunakan gelas kimia, botol
timbang, kaca alroji, kertas saring, atua
wadah lain yang sesuai.
8. Catatan percobaan
- Melaporkan kepada asisten apabila
telah selesai melakukan setiap bagian
percobaan untuk diperiksa dan
dibicarakan sehinggga pada akhir
percobaan asisten tinggal memeriksa
bagian paling akhir catatan percobaan.
Mengetahui, Praktikan,
Asisten
……………………… …………..……………
7. PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada praktikum pengetahuan pokok dan teknik laboratorium ini, diperkenalkan
beberapa alat yang ada di laboraturium kimia. Adapun langkah percobaan yang pertama kita
menyiapakan alat alat yang akan kita gunakan. Kemudian kita mengetahui terlebih dahulu
nama-nama alat yang sudah tersedia beserta fungsi-fungsi. alat alat yang dipergunakan dalam
praktikum ini sebagai berikut: calorimeter, alat sentrifugal, kaki tiga, kasa, Bunsen, tabung
reaksi, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume,mortal dan alu, pla tetes, botol semprot, neraca,
statif, cawan porselen, pengaduk/spatula, dan corong.
Setelah mengetahui alat alat yang dipergunakan kemudian mengetahui fungsi
fungsinya. Setiap alat yang ada di laboratorium kimia memiliki fungsi yang berbeda beda.
Jadi kita harus mengerti jangan sampai tidak mengetahui fungsi alat alat tersebut karena akan
menghambat kegiatan praktikum yang lain. Tapi fungsi alat alat kimia biasanya dapat
diketahui berdasarkan bentuk alat tersebut. selain fungsinya kita juga harus mengetahui
bagaimana cara penggunaannya karena setiap alat memiliki cara penggunaan yang berbeda
beda.
Adapun cara penggunaanya sebagai berikut
1. calorimeter dengan memasukkan larutan atau cairan yang akan di hitung kalor
jenisnya ke dalam calorimeter.
2. Alat sentrifugal, dengan cara memasukkan campuran kedalam tabung reaksi pada
alat sentrifugal kemudian memutar mutar hingga padatan pada campuran terpisah
dari cairan atau larutan.
3. kaki tiga yaitu dengan cara meletakkan kaki tiga di atas permukaan yang datar
kemudian meletakkan wadah seperti gelas kimia pada proses pendidihan.
4. kasa, meletakkan kasa diatas kaki tiga pada proses pembakaran atau pemanasan.
5. Bunsen yaitu dengan menyalakan sumbu yang ada pada pembakar spiritus dengan
korek apai dan mematikan api dengan menutup langsung Bunsen denngan penutup.
6. tabung reaksi yaitu dengan memasukkan zat atau larutan kedalam tabung reaksi.
7. Penjepit kayu, membukan atau merenggangkan penjepit kayu kemudian
memesukkan alat seperti tabung reaksi diantara penjepit
8. Pipet tetes,
9. Pipet ukur, menekan bagian atas yang disebut dengan tombol A, menekan bagian
yang ada di bawahnya sebagai tombol S dan terakhir menekan tomboe E
dimaksutkan agar larutan keluar.
10. Pipet volumetric, menghisap larutan sampai batas yang dinginkan kemudian
memindahkan ke wadah lain dengan cara melepas kan penutup atas tabung dengan
pelan pelan atau dengan memutar mutar penutup (jari telunjuk) agar larutan tidak
langsung keluar.
11. Mortal dan alu, meletakkan bahan yang akan dihaluskan ka dalam mortak kemudian
menumbuk atau menghaluskan dengan alu.
12. Pla tetes, menuangkan larutan kedalam lubang lubang pla tetes sesuai dengan
ukuran lubang pada pla tetes.
13. Botol semprot, menekan bagian tengah botol hingga air keluar, saat menekan
memposisikan botol dengan tegak (tidak miring)
14. Neraca, meletakkan bahan yang akan ditimbang beratnya pada neraca kemudian
membaca skala yang terbaca
15. Statif, meletakkan statif pada tempat yang datar kemudian memasukkan buret pada
klem, jika pada proses titrasi
16. Cawan porselin, memasukkan campuran ke dalan cawan porselin (pada proses
kristalisasi)
17. Pengaduk, mengaduk larutan dengan ujung pengaduk hingga larutan tercampur
merata
18. Corong, meletakkan ujung corong ke mulut wadah lain, kemudian menuangkan
larutan dengan hati hati
Selain pengetahuan tentang alat alat kita juga harus mengerti teknik teknik
laboratorium, jika tidak maka akan membahayakan orang lain. Misalnya dalam proses
pemanasan yang dilakukan didalam tabung reaksi, kita harus menghadapkan tabung ke
tempat yang aman, jangan sampai merugikan diri kita atau bahkan orang lain. Cara yang
benar adalah sebagai berikut, Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada
praktikan baik diri sendiri maupun orang lain, Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan
mulut tabung, Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali
dikocok, Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.
Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting karena didalam laboratorium
banyak terdapat alat dan bahan kimia yag berbahaya seperti alat alat gelas yang mudah pecah,
alat alat listrik yang bisa menyebabkan terjadinya sengatan listrik sedangkan bahan bahan
yang digunakan dalam laboratorium kimia adalah bahan bahan yang mempunyai karakteristik
yang berbeda beda, diantaranya mudah terbakar seperti spiritus, mudah meledak seperti
logam kalium yang jika terkena air akan meledak, karsinogenik, korosif, dan beracun. Cara
sederhana untuk menghindari kejadian yag tidak diinginkan adalah dengan menggunakan
peraatan eselamatan kerja seperti jas laboratorium.
Oleh karena itu sebelum memasuki laboratorium kita harus mempersiapkan
pengetahuan tentang macam macam alat beserta fungsi dan cara pengggunaanya dan teknik
labortorium dan petunjuk keselamatan kerja laboratorium.
8. KESIMPULAN
1. Alat alat yang ada dilaboratorium memiliki nama, fungsi, dan cara pemakaian yang
berbeda beda
2. Teknik – teknik laboratorium harus diterapkan pada saat praktikum agar tidak
membahayakan diri sendiri maupun orang lain (untuk keselamatan kerja
laboratorium)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. http://kimia.unp.ac.id/?p=1483. 11 November 2012; 20.47
Anonym.2012.http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_240/zip/
MP_240.html
jam 20.52 11/13/12
zilazulaiha . 2011. http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/05/alat-dan-bahan-praktikum-
kimia.html
Jam 10.55 11/13/12
Wiryawan, Adam . 2011. http://www.chem-is
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-laboratorium/
teknik-percobaan-berbahaya/11 November 2012; 20.55
TUGAS SEBELUM PRAKTEK
Lima alat macam praktikum yang biasa digunakan dalam kegiatan praktikum kimia,
kemudian uraikan kegunaanya dan operasional pemakaianya.
1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 .
Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Kegunaan :
Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang
tinggi
Menampung zat kimia
Memanaskan cairan
Media pemanasan cairan
Operasional pemakaian:
Cara membaca skala pada gelas kimia yaitu dengan meletakkan gelas di atas
permukaan datar atau rata, kemudian mengamati permukaan larutan dengan skala
yang terdapat pada gelas kimia, melihat skala harus lurus atau sejajar dengan
gelas kimia karena apabila miring akan mendapatkan hasil yang tidak tepat.
2. Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Kegunaan :
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
Menampung filtrat hasil penyaringan
Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
Operasional pemakaian:
o
3. Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari
kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Kegunaan :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu.
Operasional pemakaian:
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Operasional pemakaian:
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai
dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala
0,05 mL.
Kegunaan : Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
Operasional pemakaian:
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Kegunaan :
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
Digunakan untuk mencampur dan/atau memanaskan zat-zat dalam jumlah kecil.
Operasional pemakaian:
Jika dipakai sebagai wadah suatu zat yang dipanasi, tabung reaksi harus dipegang
dengan penjepit atau klem. Pada waktu memanasi, tabung reaksi harus dalam keadaan
miring di atas nyala api (lihat gambar). Jangan sekali-kali mulut tabung reaksi yang
dipanasi itu menghadap kepada diri sendiri atau orang lain
Teknik Dasar di Laboratorium
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat
peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam
gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri
sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan
perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang
diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis
singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung
permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas
ukur.
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara
mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.
Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan
buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik
ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika
sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol,
lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
Cara menghirup bau zat
Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan
dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
Cara menggunakan buret
1. Pasanglah buret yang bersih (tidak perlu kering) tegak lurus pd statim dengan klem
yang cocok di bagian tengahnya
2. Tuangkan ke dalam buret tersebut kira krra 5 ml laryutan yang akan diisikan untuk
membilas bagian dlm buret dan krannya
3. Setelah kan di tutup selanjutnya buret diambil, bagian atas buret ditutup dngan jari
dan di bolak balik smap seluruh permukaan bagian dalan buret terbilas dengan
laryutan. Setelah larutan pembilas ini dibuang ulangi tahap ini 2 – 3 kali
4. Seterusnya isilah buret dengan larutan yang di maksud sampai volume cairan dalam
buret 2 – 3 skala di atas skala paling atas
5. Akhirrnya keluarkan cairan yang berlebih tersebut sampai hamper tannda (,melalui
kran) dan bersihkan berkas cairan pada diding dalam bagian atas buret dengan kertas
saring, kemudian keluarkan lagi cairan tersebut sampai tepat tanda
Cara mempipet cairan dengan pipet volume
1. Pastika ujung pipet betul betul tercelup ke dalam cairan
2. Hisap sampai sedikit melewati batas
3. Keringkan bagian luar ujung pipet yang terkena cairan dengan kertas saring
4. Atur agar pipet tegak atau vertical dan cairan tepat pada batas
5. Pindahkan cairan dalam wadah