seminar nasional kimia 2011 | ambon – maluku | …repository.unib.ac.id/7260/1/prosiding semirata...

17

Upload: phungduong

Post on 20-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)
Page 2: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia

ISBN : 978-602-19755-0-3

ISBN : 978-602-19755

JUDUL : PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 “Penerapan Ilmu Kimia dalam Menjawab Tantangan Pembangunan Nasional”

PUBLIKASI OLEH : Program Studi

Alamat :

Laboratorium Pendidikan Kimia

Pattimura Ambon

Telp/Fax : 0911

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

19755-0-3

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011“Penerapan Ilmu Kimia dalam Menjawab Tantangan Pembangunan Nasional”

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP – Unpatti Ambon

Alamat :

Laboratorium Pendidikan Kimia – Kampus PGSD FKIP Universitas

Pattimura Ambon.

Telp/Fax : 0911-312343

Isi dari setiap artikel yang dimuat dalam prosiding ini menjadi tanggung

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 “Penerapan Ilmu Kimia dalam Menjawab Tantangan Pembangunan Nasional”

Unpatti Ambon

Kampus PGSD FKIP Universitas

JANUARI 2012 Isi dari setiap artikel yang dimuat dalam prosiding ini menjadi tanggung jawab penulis

Page 3: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia

ISBN : 978-602-19755-0-3

LEMBARAN ISBN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA PANITIA PELAKSANA

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

DAFTAR JUDUL ORAL PRESENTASI

SESI PLENO

1. M. A. Martoprawiro, Ph.D (Ketua Himpunan Kimia Indonesia

2. Dr. Yusthinus T. Male, M.Si (Ketua HKI Cabang Maluku

3. Prof. Dr. Sukardjo (Universitas Negeri Yogyakarta)

4. Prof. Dr. Jumina (Universitas Gajah Mada

5. Prof. Dr. Suyono (Universitas Negeri Surabaya

6. Prof. Dr. H. J. Sohilait, MS (Uni

7. Prof. Dr. F. Leiwakabessy, M.Pd (Universitas Pattimura Ambon)

SESI PRESENTASI

1. BIDANG PENDIDIKAN

2. BIDANG KIMIA (Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Kimia Organik,

Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan

Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA PANITIA PELAKSANA

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

ORAL PRESENTASI

. Martoprawiro, Ph.D (Ketua Himpunan Kimia Indonesia -

Yusthinus T. Male, M.Si (Ketua HKI Cabang Maluku – Unpatti)

Prof. Dr. Sukardjo (Universitas Negeri Yogyakarta)

Prof. Dr. Jumina (Universitas Gajah Mada - Yogyakarta)

Prof. Dr. Suyono (Universitas Negeri Surabaya – Jatim)

Prof. Dr. H. J. Sohilait, MS (Universitas Pattimura Ambon)

Prof. Dr. F. Leiwakabessy, M.Pd (Universitas Pattimura Ambon)

PENDIDIKAN KIMIA

BIDANG KIMIA (Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Kimia Organik,

Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

iii

ITB)

Unpatti)

Prof. Dr. F. Leiwakabessy, M.Pd (Universitas Pattimura Ambon)

BIDANG KIMIA (Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Kimia Organik,

Page 4: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia

ISBN : 978-602-19755-0-3

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011

PANITIA PENGARAH :

1. Rektor Universitas Pattimura Ambon2. Dekan FKIP – Unpatti 3. Pembantu Dekan I FKIP 4. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP 5. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FKIP PANITIA PELAKSANA

KETUA : SEKRETARIS : BENDAHARA :

SEKSI ACARA : & SEKRETARIAT SEKSI PENDANAAN :

SEKSI AKOMODASI : & TRANSPORTASI SEKSI KONSUMSI :

SEKSI PUBLIKASI :

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011

Rektor Universitas Pattimura Ambon Unpatti

Pembantu Dekan I FKIP – Unpatti Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP – Unpatti Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FKIP - Unpatti

PELAKSANA :

Yeanchon H. Dulanlebit, S.Pd.,M.Si Lenny S. Latuny/M, S.Pd.,M.Pd Napsin Palisoa, S.Pd.,M.Pd

1. Semuel Unwakoly, S.Pd.,M.Si 2. Yuli T. Filindity, S.Pd.,M.PdSi 3. Rachel Turalely, S.Pd.,M.Biotech 4. Reinner Pupela 5. Maresthy Rumalean 6. Merlin Limaheluw 7. Levinus Reimassa 1. Abraham Mariwy, S.Pd.,M.Si

2. Matius S. Batu, S.Pd 3. Jenny M. Petta 4. Jefri Wijaya 5. Nourman Ubra

1. Nazudin, S.Pd.,M.Si 2. Romelos Untailawan 3. Joseph Batkunde 4. Isye S.M. Mussa 1. Sunarti, S.Pd.,M.Sc

2. Yeslia Utubira, S.Pd.,M.Si 3. Hasna Mewar, S.Pd 4. Erly Sapulette, S.Pd

1. Dominggus Tahya, S.Pd.,M.Pd 2. Yanis F. Latumawone 3. Vebi Waas 4. Ryan Reawaruw

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

viii

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011

Page 5: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia

ISBN : 978-602-19755-0-3

1. Penggunaan Metode Perhitungan Pm3 Dalam Analisis Hubungan Kuantitatif StrukturAktivitas Senyawa AntimalariaMultilinear Ruslin Hadanu

2. Analysis of The Extent of J. C.Werinussa, R. Hadanu, Y. Dulanlebit

3. Analisis Komponen Asam Lemak dan Uji Lama Pembakaran Minyak inophyllum, l dari DesaFahrul R. Fakaubun, Ruslin Hadanu, Healthy Kainama

4. Kondisi Optimum Elektroplating Baja Karbon Rendah Menggunakan Logam Pada Suasana BasaMaryone Saija, M.F.J.D.P. Tanasale, Y. Utubira

5. Pemantauan Kondisi Edafik Kimiawi Habitat TumbuhanPulau Ambon Pamella M. Papilaya

6. Sintesis Metil Meristat Imanuel Berly Delvis Kapelle

7. Uji Aktifitas Biologis Ekstrak Kulit dan Daging Buah maja (dengan Metode Brine Shrimp Lethality TestDevi Ratnawati

8. Solid Phase ExtractionAnalysis (FIA) Edi Nasra

9. Uji Efektifitas Lama Pembakaran Minyak Biji Bintanggor Asal Desa Dullah Seabagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak TanahFahrul Rozy Fakaubun

10. Kajian Awal aktifitas antioksidan fraksi polar keladi tikus dengan metode DPPHDian Pratiwi

11. Uji Penetapan Kadar Paracetamol dan Dextromethorphan dalam Campuran Secara Spektrofotometri Lasmaryna Sirumapea

12. Karakterisasi Berdasarkan Uji Aspek Morfologi dan Biokimia serta Terhadap Pertumbuhan Zymomonas mobilisTeta Mumtaz Kurniasar

BIDANG 2 : KIMIA ANORGANIK, KIMIA ANALITIK, KIMIA O RGANIK, KIMIA FISIKA, BIOKIMIA, KIMIA LAUT DAN KIMIA TERAPAN

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

Penggunaan Metode Perhitungan Pm3 Dalam Analisis Hubungan Kuantitatif StrukturAktivitas Senyawa Antimalaria Turunan 1,10-Fenan Trolin Dengan Pendekatan Regresi

xtent of Damage Traditionally Used Cooking Oil C.Werinussa, R. Hadanu, Y. Dulanlebit

Komponen Asam Lemak dan Uji Lama Pembakaran Minyak Desa Dullah Kabupaten Maluku Tenggara

Fahrul R. Fakaubun, Ruslin Hadanu, Healthy Kainama

Kondisi Optimum Elektroplating Baja Karbon Rendah Menggunakan Logam Pada Suasana Basa Maryone Saija, M.F.J.D.P. Tanasale, Y. Utubira

Pemantauan Kondisi Edafik Kimiawi Habitat Tumbuhan Gandaria (

Pamella M. Papilaya

Sintesis Metil Meristat dengan Menggunakan Katalis Cao Imanuel Berly Delvis Kapelle

Uji Aktifitas Biologis Ekstrak Kulit dan Daging Buah maja (Aegle marmelos Brine Shrimp Lethality Test

Solid Phase Extraction pada Penentuan Hg (II) Menggunakan C-18

Uji Efektifitas Lama Pembakaran Minyak Biji Bintanggor Asal Desa Dullah Seabagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah Fahrul Rozy Fakaubun

Kajian Awal aktifitas antioksidan fraksi polar keladi tikus (Typhonium flagelliforme.dengan metode DPPH

Uji Penetapan Kadar Paracetamol dan Dextromethorphan dalam Campuran Secara

Lasmaryna Sirumapea

Karakterisasi Berdasarkan Uji Aspek Morfologi dan Biokimia serta Terhadap Zymomonas mobilis Galur Liar (ZM JPG)

Teta Mumtaz Kurniasar

BIDANG 2 : KIMIA ANORGANIK, KIMIA ANALITIK, KIMIA O RGANIK, KIMIA FISIKA, BIOKIMIA, KIMIA LAUT DAN KIMIA TERAPAN

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

x

Penggunaan Metode Perhitungan Pm3 Dalam Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Fenan Trolin Dengan Pendekatan Regresi

Komponen Asam Lemak dan Uji Lama Pembakaran Minyak Calophyllum

Kondisi Optimum Elektroplating Baja Karbon Rendah Menggunakan Logam Seng (Zn)

Gandaria (Bouea Macrophylla) Di

Aegle marmelos (L.) Corr)

18 Berbasis Flow Injection

Uji Efektifitas Lama Pembakaran Minyak Biji Bintanggor Asal Desa Dullah Seabagai

(Typhonium flagelliforme. Lodd)

Uji Penetapan Kadar Paracetamol dan Dextromethorphan dalam Campuran Secara

Karakterisasi Berdasarkan Uji Aspek Morfologi dan Biokimia serta Terhadap

BIDANG 2 : KIMIA ANORGANIK, KIMIA ANALITIK, KIMIA O RGANIK, KIMIA FISIKA, BIOKIMIA, KIMIA LAUT DAN KIMIA TERAPAN

Page 6: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

UJI AKTIFITAS BIOLOGIS EKSTRAK KULIT DAN DAGING BUA H MAJA ( Aegle marmelos

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

Universitas Bengkulu, Fakultas MIPA dan IlmuJl. Raya Kandang Limun Telp (0736)20919 pes. 208 Bengkulu

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang uji fitokimia ekstrak kulit buah dan daging buah maja Marmelos) serta uji aktivitas biologis dengan metode brine shrimp lethalipenelitian ini adalah mengetahui ada atau tidaknya senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam kulit dan daging buah maja. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: pertama, uji pendahuluan adanya senyawa metabolit sekunder (flavonoid, alkaloid, steroid dan triterpenoid), yang kedua yaitu uji aktivitas biologis dengan menggunakan larva udang menunjukkan bahwa hanya ekstrak kulit buah maja yang mengandung senyawa metabolit sekundeyaitu alkaloid dan triterpenoid dengan kadar (+), sedangkan daging buah maja tidak menunjukkan uji positif terhadap uji metabolit sekunder. Hasil uji aktivitas biologis dari ekstrak kulit buah maja mempunyai nilai LC50 68,07 ppm, sedangkan untuk ekstrak 47,97 mg/L.

Kata kunci: Buah maja, Aktivitas biologis, Uji fitokimia.

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara filosofi potensi sumberdaya bahan alam dalam

pada jumlah dan jenis kandungan

sebagai obat-obatan, agrokimia, dan material

terpenoid, flavanoid, dan senyawa fenol lainnya. Variasi dan komposisi

tersebut menjadikan sumberdaya hayat

memicu kerusakannya karena dimanfaatkan atau dieksploitasi

2010).

Senyawa aktif yang terdapat dalam tumbuhan umumnya dalam bentuk metabolit

sekunder yang di antaranya berupa

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

UJI AKTIFITAS BIOLOGIS EKSTRAK KULIT DAN DAGING BUA H Aegle marmelos (L.) Corr) DENGAN METODE

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

Devi Ratnawati

Universitas Bengkulu, Fakultas MIPA dan Ilmu Pengetahuan AlamJl. Raya Kandang Limun Telp (0736)20919 pes. 208 Bengkulu

Telah dilakukan penelitian tentang uji fitokimia ekstrak kulit buah dan daging buah maja

serta uji aktivitas biologis dengan metode brine shrimp lethality test. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada atau tidaknya senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam kulit dan daging buah maja. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: pertama, uji pendahuluan

ekunder (flavonoid, alkaloid, steroid dan triterpenoid), yang kedua yaitu uji aktivitas biologis dengan menggunakan larva udang Artemia salina menunjukkan bahwa hanya ekstrak kulit buah maja yang mengandung senyawa metabolit sekundeyaitu alkaloid dan triterpenoid dengan kadar (+), sedangkan daging buah maja tidak menunjukkan uji positif terhadap uji metabolit sekunder. Hasil uji aktivitas biologis dari ekstrak kulit buah maja

68,07 ppm, sedangkan untuk ekstrak daging buah maja mempunyai nilai LC

Buah maja, Aktivitas biologis, Uji fitokimia.

Secara filosofi potensi sumberdaya bahan alam dalam kehidupan manusia tergantung

kandungan senyawa kimianya. Sumber daya hayati yang

obatan, agrokimia, dan material sains umumnya mengandung alkaloid,

dan senyawa fenol lainnya. Variasi dan komposisi

tersebut menjadikan sumberdaya hayati bernilai ekonomi, tetapi nilai ekonomi itu pula yang

kerusakannya karena dimanfaatkan atau dieksploitasi secara berlebihan (Anonim,

aktif yang terdapat dalam tumbuhan umumnya dalam bentuk metabolit

sekunder yang di antaranya berupa alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dll. Pada tumbuhan

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

8

UJI AKTIFITAS BIOLOGIS EKSTRAK KULIT DAN DAGING BUA H DENGAN METODE

Pengetahuan Alam Jl. Raya Kandang Limun Telp (0736)20919 pes. 208 Bengkulu

Telah dilakukan penelitian tentang uji fitokimia ekstrak kulit buah dan daging buah maja (Aegle ty test. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui ada atau tidaknya senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam kulit dan daging buah maja. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: pertama, uji pendahuluan

ekunder (flavonoid, alkaloid, steroid dan triterpenoid), yang kedua yaitu leach. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya ekstrak kulit buah maja yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid dan triterpenoid dengan kadar (+), sedangkan daging buah maja tidak menunjukkan uji positif terhadap uji metabolit sekunder. Hasil uji aktivitas biologis dari ekstrak kulit buah maja

daging buah maja mempunyai nilai LC50

kehidupan manusia tergantung

senyawa kimianya. Sumber daya hayati yang digunakan

sains umumnya mengandung alkaloid,

dan senyawa fenol lainnya. Variasi dan komposisi senyawa-senyawa

bernilai ekonomi, tetapi nilai ekonomi itu pula yang

ecara berlebihan (Anonim,

aktif yang terdapat dalam tumbuhan umumnya dalam bentuk metabolit

alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dll. Pada tumbuhan

Page 7: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

senyawa metabolit sekunder tersebut dapat ditemukan pada akar, batang, daun, buah, bunga,

biji, dan pada getah. Umumnya metabolit sekunder mempunyai aktifitas biologis dan beperan

sebagai pelindung dari tumbuhan itu sendiri dari gangguan hama penyakit maupun

lingkungan (Herbert, 1995).

Salah satu tanaman yang banyak mengandung metabolit sekunder adalah tanaman maja

(Aegle marmelos (L.) Corr

tumbuhan subtropis yang mudah tumbuh dan berkembang di hampir seluruh wilayah di

Indonesia. Buah maja ternyata dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nab

Tanaman maja juga sering dig

iris, dikeringkan dan digunakan sebagai obat disentri kronis, diare, dan sembelit.

batangnya digunakan untuk meracuni ikan. Akar maja

debaran jantung, gangguan pencernaan, dan bengkak lambung. D

saponin dan tanin, disamping itu akar dan kulit ba

dan polifenol (Nurcahyati, 2008).

pharmaceutical yang berfungsi sebagai perekat untuk obat

Berdasarkan hasil penelitian Ardian

buah mojo mampu menghambat pertumbuhan bakteri

0,7813 %, sedangkan konsentrasi minimum yang mampu membunuh bakteri

adalah 3,125 %. Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh Nurcahyati (2008)

dengan menggunakan ekstrak daun maja

0,6, 0,8, 1, 2, 4, 6, 8 dan 10%, pada kelompok perlakuan diketahui b

dapat mematikan larva Aedes aegypti

(2009), menyimpulkan dalam penelitiannya yang berjudul “

Activity of Ethanolic Extracts of Fruit pulp of Aegle mar

buah maja masak berpotensi efektif untuk menekan agen

karakteristik fitokimia senyawa

dapat digunakan sebagai obat.

Dari latar belakang di

oleh karena itu peneliti merasa perlu

daging buah maja terhadap larva udang

metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

senyawa metabolit sekunder tersebut dapat ditemukan pada akar, batang, daun, buah, bunga,

biji, dan pada getah. Umumnya metabolit sekunder mempunyai aktifitas biologis dan beperan

g dari tumbuhan itu sendiri dari gangguan hama penyakit maupun

).

satu tanaman yang banyak mengandung metabolit sekunder adalah tanaman maja

(L.) Corr). Tanaman maja atau disebut juga dengan mojo, adalah

tumbuhan subtropis yang mudah tumbuh dan berkembang di hampir seluruh wilayah di

Indonesia. Buah maja ternyata dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nab

sering digunakan sebagai obat tradisional. Buah yang matang dapat

iris, dikeringkan dan digunakan sebagai obat disentri kronis, diare, dan sembelit.

n untuk meracuni ikan. Akar maja digunakan sebagai obat penenang

debaran jantung, gangguan pencernaan, dan bengkak lambung. Daun maja

samping itu akar dan kulit batangnya mengandung flavonoid, saponin

dan polifenol (Nurcahyati, 2008). Selain itu getah maja juga dapat digunakan sebagai obat

yang berfungsi sebagai perekat untuk obat-obatan tablet (Pa

Berdasarkan hasil penelitian Ardian dalam Nurcahyati (2006) diketahui bahwa ekstrak

buah mojo mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli

0,7813 %, sedangkan konsentrasi minimum yang mampu membunuh bakteri

adalah 3,125 %. Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh Nurcahyati (2008)

an menggunakan ekstrak daun maja dengan konsentrasi 0 (kelompok kontrol), 0,2, 0,4,

dan 10%, pada kelompok perlakuan diketahui bahwa konsentrasi yang

Aedes aegypti instar III yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10%.

(2009), menyimpulkan dalam penelitiannya yang berjudul “Studies on Hepatoprotective

Activity of Ethanolic Extracts of Fruit pulp of Aegle marmelos (L.) corr

buah maja masak berpotensi efektif untuk menekan agen hepatoprotective

karakteristik fitokimia senyawa-senyawa yang terkandung di dalam buah maja tersebut juga

dapat digunakan sebagai obat.

lakang di atas diketahui bahwa buah maja mempunyai banyak manfaat,

oleh karena itu peneliti merasa perlu dilakukannya uji aktifitas biologis

maja terhadap larva udang laut (Artemia salina leach)

Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

9

senyawa metabolit sekunder tersebut dapat ditemukan pada akar, batang, daun, buah, bunga,

biji, dan pada getah. Umumnya metabolit sekunder mempunyai aktifitas biologis dan beperan

g dari tumbuhan itu sendiri dari gangguan hama penyakit maupun

satu tanaman yang banyak mengandung metabolit sekunder adalah tanaman maja

Tanaman maja atau disebut juga dengan mojo, adalah sejenis

tumbuhan subtropis yang mudah tumbuh dan berkembang di hampir seluruh wilayah di

Indonesia. Buah maja ternyata dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati.

Buah yang matang dapat diiris-

iris, dikeringkan dan digunakan sebagai obat disentri kronis, diare, dan sembelit. Kulit

digunakan sebagai obat penenang

aun maja mengandung

tangnya mengandung flavonoid, saponin

Selain itu getah maja juga dapat digunakan sebagai obat

obatan tablet (Patil et al, 2010).

(2006) diketahui bahwa ekstrak

Escherichia coli pada konsentrasi

0,7813 %, sedangkan konsentrasi minimum yang mampu membunuh bakteri Escherichia coli

adalah 3,125 %. Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh Nurcahyati (2008)

ompok kontrol), 0,2, 0,4,

ahwa konsentrasi yang

, dan 10%. Rajasekaran et al.

Studies on Hepatoprotective

melos (L.) corr” bahwa ektrak etanol

hepatoprotective yang alami dan

senyawa yang terkandung di dalam buah maja tersebut juga

bahwa buah maja mempunyai banyak manfaat,

ekstrak kulit buah dan

) dengan menggunakan

Page 8: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelit

sekunder yang terkandung dalam ekstrak

udang laut.

Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi dan data awal bagi peneliti berikutnya untuk penentuan

struktur senyawa yang lebih spesifik.

2. Dapat mengetahui keaktifan biologis senyawa metabolit sekunder yang terkandung

dalam buah maja.

METODE PENELITIAN

Determinasi tanaman

Determinasi tanaman adalah pemberian nama latin dan suku atau familia suatu

organisme dengan menggunakan literatur. Dalam penelitian ini, determinasi tanaman

dilakukan oleh Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pen

Universitas Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini di ambil dari wilayah Kandang Limun

Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.

Uji fitokimia kandungan alkaloid pada kulit buah dan daging buah maja

Uji kandungan senyawa alkaloid dilakukan men

Sebanyak 4 gram kulit buah

kloroform. Sambil diaduk-

disaring dan filtratnya ditampung dalam erlemeyer 100 m

kemudian di masukkan ke dalam corong p

M selanjutnya dikocok berulang. Kemudian campuran dibiarkan beberapa saat sampai

terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berupa lapisan as

Kemudian ditambahkan pereaksi

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui keaktifan biologis senyawa metabolit

sekunder yang terkandung dalam ekstrak kulit buah dan daging buah

Manfaat dari penelitian ini adalah :

Memberikan informasi dan data awal bagi peneliti berikutnya untuk penentuan

struktur senyawa yang lebih spesifik.

Dapat mengetahui keaktifan biologis senyawa metabolit sekunder yang terkandung

ENELITIAN

Determinasi tanaman adalah pemberian nama latin dan suku atau familia suatu

organisme dengan menggunakan literatur. Dalam penelitian ini, determinasi tanaman

dilakukan oleh Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pen

Universitas Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini di ambil dari wilayah Kandang Limun

Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.

Uji fitokimia kandungan alkaloid pada kulit buah dan daging buah maja

Uji kandungan senyawa alkaloid dilakukan menurut metode

Sebanyak 4 gram kulit buah di tumbuk dalam mortal kemudian dibasahi dengan 5 mL

-aduk ditambahkan lagi kloroform beramoniak 10 mL

disaring dan filtratnya ditampung dalam erlemeyer 100 mL. Ekstrak kloroform yang diperoleh

di masukkan ke dalam corong pisah 100 ml, dan di tambahkan 5 mL

kocok berulang. Kemudian campuran dibiarkan beberapa saat sampai

terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berupa lapisan asam di tampung dalam tabung reaksi.

Kemudian ditambahkan pereaksi dragendroff, jika sampel mengandung alkaloid maka akan

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

10

mengetahui keaktifan biologis senyawa metabolit

dan daging buah maja terhadap larva

Memberikan informasi dan data awal bagi peneliti berikutnya untuk penentuan

Dapat mengetahui keaktifan biologis senyawa metabolit sekunder yang terkandung

Determinasi tanaman adalah pemberian nama latin dan suku atau familia suatu

organisme dengan menggunakan literatur. Dalam penelitian ini, determinasi tanaman

dilakukan oleh Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini di ambil dari wilayah Kandang Limun

Uji fitokimia kandungan alkaloid pada kulit buah dan daging buah maja

Culvenor Fitzgerald.

al kemudian dibasahi dengan 5 mL

lagi kloroform beramoniak 10 mL, selanjutnya

. Ekstrak kloroform yang diperoleh

ah 100 ml, dan di tambahkan 5 mL asam sulfat 2

kocok berulang. Kemudian campuran dibiarkan beberapa saat sampai

am di tampung dalam tabung reaksi.

jika sampel mengandung alkaloid maka akan

Page 9: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

timbul endapan berwarna orange atau merah jingga

dilakukan untuk daging buah.

Uji fitokimia kandungan terpenoid pada kulit buah dan daging buah maja

Untuk menguji kandungan senyawa terpenoid di

lazim digunakan yaitu Lieberman

telah dihaluskan dan di ma

25 mL metanol teknis lalu di panaskan selama 15 menit. Campuran tersebut disaring dan

dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL

kering. Lalu di tambahkan 5 mL klorofom dan 5

kemudian dipindahkan ke dalam tabung rea

tetes lapisan bagian atas yang merupakan kloroform lalu di

hingga kering. Kemudian ditambahk

asetat anhidrat + 1 tetes asam sulfat pe

timbulnya warna merah, merah jambu atau ungu

Uji fitokimia kandungan flavonoid pada kulit buah dan d

Uji kandungan senyawa flavonoid dilakukan dengan menggunakan pereaksi Shino

Test (serbuk Mg + HCL pekat),

dihaluskan dan di masukkan ke dalam erlemeyer 100 mL

mL metanol teknis lalu di panaskan

disaring dan dimasukkan ke da

hingga kering. Lalu di tambahkan 5 mL

kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan di

mL lapisan bagian bawah yang merupakan lapisan air lalu dimasukkan ke dalam tabung

reaksi kemudian ditambahkan dengan 1 tetes HCl pekat dan 0,2 gram serbu

mengandung flavonoid maka akan terbentuk warna merah (Adfa, 2005)

dilakukan untuk daging buah.

Uji fitokimia kandungan steroid pada kulit buah dan daging buah maja

Untuk menguji kandungan senyawa steroid di gunakan per

digunakan yaitu Lieberman

dihaluskan dan di masukkan ke dalam erlemeyer 100 mL

mL metanol teknis lalu di panaskan selama 15 menit. Campuran tersebut disaring dan di

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

warna orange atau merah jingga (Suryani, 2001). Prosedur yang sama

dilakukan untuk daging buah.

terpenoid pada kulit buah dan daging buah maja

enguji kandungan senyawa terpenoid digunakan pereaksi warna yang telah

lazim digunakan yaitu Lieberman-Burchard dengan cara mengambil 4 gram sampel yang

telah dihaluskan dan di masukkan ke dalam erlemeyer 100 mL, kemudian dimaserasi dengan

lalu di panaskan selama 15 menit. Campuran tersebut disaring dan

sukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL dan biarkan seluruh metanol menguap hingg

kering. Lalu di tambahkan 5 mL klorofom dan 5 mL akuades diaduk secara perlahan,

kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan terbentuk dua lapisan. Diambil 2

ang merupakan kloroform lalu diteteskan pada plat tetes dan biarkan

hingga kering. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-burchard (

asetat anhidrat + 1 tetes asam sulfat pekat). Adanya senyawa terpenoid di

merah, merah jambu atau ungu (Suryani, 2001).

Uji fitokimia kandungan flavonoid pada kulit buah dan daging buah maja

Uji kandungan senyawa flavonoid dilakukan dengan menggunakan pereaksi Shino

Test (serbuk Mg + HCL pekat), dengan cara mengambil 4 gram kulit buah

sukkan ke dalam erlemeyer 100 mL, kemudian dimaserasi dengan

lalu di panaskan dalam penangas air selama 15 menit. Campuran tersebut

disaring dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL dan biarkan seluruh metanol menguap

a kering. Lalu di tambahkan 5 mL klorofom dan 5 mL akuades diaduk secara

n ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan terbentuk dua lapisan.

mL lapisan bagian bawah yang merupakan lapisan air lalu dimasukkan ke dalam tabung

reaksi kemudian ditambahkan dengan 1 tetes HCl pekat dan 0,2 gram serbu

mengandung flavonoid maka akan terbentuk warna merah (Adfa, 2005)

dilakukan untuk daging buah.

Uji fitokimia kandungan steroid pada kulit buah dan daging buah maja

Untuk menguji kandungan senyawa steroid di gunakan pereaksi warna yang telah lazim

digunakan yaitu Lieberman-Burchard dengan cara mengambil 4 gram kulit buah

sukkan ke dalam erlemeyer 100 mL, kemudian dimaserasi dengan 25

lalu di panaskan selama 15 menit. Campuran tersebut disaring dan di

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

11

. Prosedur yang sama

terpenoid pada kulit buah dan daging buah maja

gunakan pereaksi warna yang telah

Burchard dengan cara mengambil 4 gram sampel yang

, kemudian dimaserasi dengan

lalu di panaskan selama 15 menit. Campuran tersebut disaring dan

dan biarkan seluruh metanol menguap hingga

diaduk secara perlahan,

biarkan terbentuk dua lapisan. Diambil 2

teteskan pada plat tetes dan biarkan

burchard (3 tetes asam

kat). Adanya senyawa terpenoid ditandai dengan

aging buah maja

Uji kandungan senyawa flavonoid dilakukan dengan menggunakan pereaksi Shinoda

gan cara mengambil 4 gram kulit buah yang telah

kemudian dimaserasi dengan 25

selama 15 menit. Campuran tersebut

dan biarkan seluruh metanol menguap

diaduk secara perlahan,

biarkan terbentuk dua lapisan. Diambil 2

mL lapisan bagian bawah yang merupakan lapisan air lalu dimasukkan ke dalam tabung

reaksi kemudian ditambahkan dengan 1 tetes HCl pekat dan 0,2 gram serbuk Mg. Jika sampel

mengandung flavonoid maka akan terbentuk warna merah (Adfa, 2005). Prosedur yang sama

Uji fitokimia kandungan steroid pada kulit buah dan daging buah maja

eaksi warna yang telah lazim

ngan cara mengambil 4 gram kulit buah yang telah

, kemudian dimaserasi dengan 25

lalu di panaskan selama 15 menit. Campuran tersebut disaring dan di

Page 10: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

masukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL

Lalu di tambahkan 5 mL klorofom dan 5 mL

dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan di biarkan terbentuk dua lapisan. Diambil 2 tetes

lapisan bagian atas yang merupakan kloroform lalu di

hingga kering. Kemudian ditambahkan denga

asetat anhidrat + 1 tetes asam sulfat pe

timbulnya warna hijau, atau hijau kebiru

Prosedur yang sama dilakukan untuk daging buah.

Penentuan banyaknya kandungan flavonoid

Dari hasil uji fitokimia kandungan flavonoid, alkaloid, steroid dan terpenoid seperti

prosedur (3.3.3, 3.3.4, 3.3.5, dan 3.3.6) diatas, didapatlah uji positif untuk metabolit sekunder

tersebut. Penentuan banyaknya kandunga

menggunakan pembanding. Pembanding yang digunakan adalah buah mahkota dewa untuk

flavonoid, larutan brusin untuk alkaloid, kolesterol untuk steroid dan biji mahoni untuk

terpenoid. Jika sampel yang diuji tidak memperli

), sedikit warna (+), cukup banyak (++), banyak (+++), dan sangat banyak (++++).

Dari prosedur 3.3.7 diatas, maka dipilih salah satu metabolit sekunder yang mempunyai

kadar banyak atau sangat banyak untuk dijadika

dengan metode BSLT.

3.3 Ekstraksi

Daging buah maja dihaluskan dengan cara diblender dan kulit luarnya di parut,

kemudian ditimbang sebanyak 1000 gram. Sampel tersebut dimaserasi dengan menggunakan

pelarut metanol teknis sampai tiga hari berturut

harinya. Maserat disaring dan dipekatkan dengan

semua pelarut metanol, sehingga diperoleh ekstrak kental yang akan diuji aktivitas

biologisnya.

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

sukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL dan biarkan seluruh metanol menguap hingg

Lalu di tambahkan 5 mL klorofom dan 5 mL akuades diaduk secara perlahan, kemudian

am tabung reaksi dan di biarkan terbentuk dua lapisan. Diambil 2 tetes

ang merupakan kloroform lalu diteteskan pada plat tetes dan biarkan

hingga kering. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-burchard (

drat + 1 tetes asam sulfat pekat). Adanya senyawa steroid di

timbulnya warna hijau, atau hijau kebiru-biruan sampai biru seperti biru laut

Prosedur yang sama dilakukan untuk daging buah.

Penentuan banyaknya kandungan flavonoid, alkaloid, steroid dan terpenoid

Dari hasil uji fitokimia kandungan flavonoid, alkaloid, steroid dan terpenoid seperti

prosedur (3.3.3, 3.3.4, 3.3.5, dan 3.3.6) diatas, didapatlah uji positif untuk metabolit sekunder

tersebut. Penentuan banyaknya kandungan metabolit sekunder dilakukan dengan

menggunakan pembanding. Pembanding yang digunakan adalah buah mahkota dewa untuk

flavonoid, larutan brusin untuk alkaloid, kolesterol untuk steroid dan biji mahoni untuk

terpenoid. Jika sampel yang diuji tidak memperlihatkan perubahan warna maka diberi tanda (

), sedikit warna (+), cukup banyak (++), banyak (+++), dan sangat banyak (++++).

Dari prosedur 3.3.7 diatas, maka dipilih salah satu metabolit sekunder yang mempunyai

kadar banyak atau sangat banyak untuk dijadikan sebagai sampel pada uji aktifitas biologis

Daging buah maja dihaluskan dengan cara diblender dan kulit luarnya di parut,

kemudian ditimbang sebanyak 1000 gram. Sampel tersebut dimaserasi dengan menggunakan

eknis sampai tiga hari berturut-turut dengan mengganti pelarut setiap

harinya. Maserat disaring dan dipekatkan dengan Rotary Evaporator

semua pelarut metanol, sehingga diperoleh ekstrak kental yang akan diuji aktivitas

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

12

dan biarkan seluruh metanol menguap hingga kering.

diaduk secara perlahan, kemudian

am tabung reaksi dan di biarkan terbentuk dua lapisan. Diambil 2 tetes

teteskan pada plat tetes dan biarkan

burchard (3 tetes asam

kat). Adanya senyawa steroid ditandai dengan

n sampai biru seperti biru laut (Suryani, 2001).

, alkaloid, steroid dan terpenoid

Dari hasil uji fitokimia kandungan flavonoid, alkaloid, steroid dan terpenoid seperti

prosedur (3.3.3, 3.3.4, 3.3.5, dan 3.3.6) diatas, didapatlah uji positif untuk metabolit sekunder

n metabolit sekunder dilakukan dengan

menggunakan pembanding. Pembanding yang digunakan adalah buah mahkota dewa untuk

flavonoid, larutan brusin untuk alkaloid, kolesterol untuk steroid dan biji mahoni untuk

hatkan perubahan warna maka diberi tanda (-

), sedikit warna (+), cukup banyak (++), banyak (+++), dan sangat banyak (++++).

Dari prosedur 3.3.7 diatas, maka dipilih salah satu metabolit sekunder yang mempunyai

n sebagai sampel pada uji aktifitas biologis

Daging buah maja dihaluskan dengan cara diblender dan kulit luarnya di parut,

kemudian ditimbang sebanyak 1000 gram. Sampel tersebut dimaserasi dengan menggunakan

turut dengan mengganti pelarut setiap

Rotary Evaporator untuk menguapkan

semua pelarut metanol, sehingga diperoleh ekstrak kental yang akan diuji aktivitas

Page 11: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Uji Aktivitas Biologis

Persiapan hewan uji

Hewan yang digunakan untuk p

dari puslit biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta.

tetaskan dalam wadah yang terdir

gelap) yang berisi air laut. Wadah dilengkapi dengan aerasi, dimana bagian yang terang

disinari dengan lampu dan bagian gelap di tutup. Telur

yang gelap dan biarkan sampai menetas

ke bagian yang terang. Setelah 48 jam baru bis

Uji aktivitas sitotoksik

Disiapkan 6 vial untuk tiga konsentrasi masing

serta satu vial untuk kontrol. Larutan induk dibuat dengan 0,1 g ekstrak daging buah maja

ditambahkan dengan satu tetes DMSO ((CH

laut untuk larutan induk 1000 mg/L. Larutan induk kemudian diencerkan menjadi 10

dan 10 mg/L. Untuk kontrol digunakan pelarut (air laut) yang ditambahkan 1 tetes DMSO.

Larva udang sebanyak 10 ekor dimasukkan ke dalam larutan uji dan kontrol, diletakkan di

bawah sinar lampu selama 24 jam. Setelah 24 jam diamati dan dihitung jumla

yang mati dan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis probit dan persamaanregresi

linier untuk menentukan LC

untuk ekstrak kulit buah maja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Aktiv itas Biologis Terhadap Ekstrak Daging Buah dan Kulit Buah Maja

Dari hasil uji Bioassay

bahwa nilai LC50 ekstrak daging buah dan kulit buah maja berturut

68,07 mg/L. Dari nilai LC

sampel < 1000 mg/L dengan kata lain ekstrak tersebut bersifat sitotoksik.

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

gunakan untuk pengujian adalah larva udang laut. Telur udang didapat

dari puslit biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta.

tetaskan dalam wadah yang terdiri dari dua bagian berhubungan (bagian terang dan bagian

gelap) yang berisi air laut. Wadah dilengkapi dengan aerasi, dimana bagian yang terang

disinari dengan lampu dan bagian gelap di tutup. Telur udang di taburkan ke dalam bagian

yang gelap dan biarkan sampai menetas, setelah menetas larva akan pindah dengan sendirinya

ke bagian yang terang. Setelah 48 jam baru bisa digunakan sebagai hewan uji (

Disiapkan 6 vial untuk tiga konsentrasi masing-masing larutan uji 1000, 100, 10 mg/L

serta satu vial untuk kontrol. Larutan induk dibuat dengan 0,1 g ekstrak daging buah maja

ditambahkan dengan satu tetes DMSO ((CH3)2SO), kemudian dilarutkan kedalam 100 mL air

laut untuk larutan induk 1000 mg/L. Larutan induk kemudian diencerkan menjadi 10

dan 10 mg/L. Untuk kontrol digunakan pelarut (air laut) yang ditambahkan 1 tetes DMSO.

sebanyak 10 ekor dimasukkan ke dalam larutan uji dan kontrol, diletakkan di

bawah sinar lampu selama 24 jam. Setelah 24 jam diamati dan dihitung jumla

yang mati dan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis probit dan persamaanregresi

linier untuk menentukan LC50 (Arbain dalam Atenza, 2009). Perlakuan yang sama di lakukan

untuk ekstrak kulit buah maja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

itas Biologis Terhadap Ekstrak Daging Buah dan Kulit Buah Maja

Bioassay dengan menggunakan larva udang laut (Tabel 1) diketahui

ekstrak daging buah dan kulit buah maja berturut-turut sebesar 47,97 dan

LC50 tersebut diatas, menunjukkan bahwa harga LC

sampel < 1000 mg/L dengan kata lain ekstrak tersebut bersifat sitotoksik.

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

13

engujian adalah larva udang laut. Telur udang didapat

dari puslit biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta. Telur udang di

bagian terang dan bagian

gelap) yang berisi air laut. Wadah dilengkapi dengan aerasi, dimana bagian yang terang

di taburkan ke dalam bagian

, setelah menetas larva akan pindah dengan sendirinya

a digunakan sebagai hewan uji (Adfa, 2005).

masing larutan uji 1000, 100, 10 mg/L

serta satu vial untuk kontrol. Larutan induk dibuat dengan 0,1 g ekstrak daging buah maja

SO), kemudian dilarutkan kedalam 100 mL air

laut untuk larutan induk 1000 mg/L. Larutan induk kemudian diencerkan menjadi 100 mg/L

dan 10 mg/L. Untuk kontrol digunakan pelarut (air laut) yang ditambahkan 1 tetes DMSO.

sebanyak 10 ekor dimasukkan ke dalam larutan uji dan kontrol, diletakkan di

bawah sinar lampu selama 24 jam. Setelah 24 jam diamati dan dihitung jumlah larva udang

yang mati dan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis probit dan persamaanregresi

(Arbain dalam Atenza, 2009). Perlakuan yang sama di lakukan

itas Biologis Terhadap Ekstrak Daging Buah dan Kulit Buah Maja

dengan menggunakan larva udang laut (Tabel 1) diketahui

turut sebesar 47,97 dan

tersebut diatas, menunjukkan bahwa harga LC50 dari ekstrak

sampel < 1000 mg/L dengan kata lain ekstrak tersebut bersifat sitotoksik.

Page 12: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap kematian larva udang

Uji Fitokimia Metabolit Sekunder

Berdasarkan uji aktifitas biologis (Tabel

ekstrak kulit dan daging buah maja mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik. Oleh

karena itu, maka dilakukan uji kualitatif metabolit sekunder diantaranya uji flavonoid,

alkaloid, steroid, dan terpenoid. Adapun

terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji fitokimia senyawa metabolit sekunder pada maja

No 1. 2.

3. 4.

- -

Uji metabolit sekunder jenis alkaloid dengan pereaksi Mayer terhadap ekstrak kulit

dan daging buah maja adalah negatif (

alkaloid ini tidak terdeteksi oleh pereaksi Mayer. Hasil yang negatif pada pereaksi Mayer

terlihat dengan tidak terbentuknya endapan putih sep

No sampel

Konsentrasi larutan (mg/L)

A 10 100 1000

B 10 100 1000

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

. Hasil pengamatan terhadap kematian larva udang laut, kontrol dan nilai probitLC50 ekstrak kulit dan daging buah maja

Uji Fitokimia Metabolit Sekunder

Berdasarkan uji aktifitas biologis (Tabel 1) maka dapat dikatakan bahwa di dalam

ekstrak kulit dan daging buah maja mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik. Oleh

karena itu, maka dilakukan uji kualitatif metabolit sekunder diantaranya uji flavonoid,

alkaloid, steroid, dan terpenoid. Adapun hasil uji pendahuluan senyawa metabolit sekunder

Tabel 2. Hasil uji fitokimia senyawa metabolit sekunder pada daging buah dan kulit buah

Metabolit Sekunder Daging Buah Kulit BuahFlavonoid Alkaloid

Pereaksi Mayer Pereaksi Dragendroff

Steroid Terpenoid

-

- -

- -

Uji metabolit sekunder jenis alkaloid dengan pereaksi Mayer terhadap ekstrak kulit

dan daging buah maja adalah negatif (-), artinya bahwa senyawa metabolit sekunder jenis

alkaloid ini tidak terdeteksi oleh pereaksi Mayer. Hasil yang negatif pada pereaksi Mayer

terlihat dengan tidak terbentuknya endapan putih seperti terlihat pada Gambar

Jumlah kematian

Jumlah larva

Persentase kematian (%) Log

kons larva

kontrol

6 30 20 0 1 11 30 36.7 0 2 28 30 93.3 0 3 4 30 13,3 0 1 19 30 63,3 0 2 27 30 90 0 3

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

14

ontrol dan nilai probit dan kulit dan daging buah maja

1) maka dapat dikatakan bahwa di dalam

ekstrak kulit dan daging buah maja mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik. Oleh

karena itu, maka dilakukan uji kualitatif metabolit sekunder diantaranya uji flavonoid,

il uji pendahuluan senyawa metabolit sekunder

daging buah dan kulit buah

Kulit Buah -

- + - +

Uji metabolit sekunder jenis alkaloid dengan pereaksi Mayer terhadap ekstrak kulit

), artinya bahwa senyawa metabolit sekunder jenis

alkaloid ini tidak terdeteksi oleh pereaksi Mayer. Hasil yang negatif pada pereaksi Mayer

rti terlihat pada Gambar 1.

Nilai probi

t

LC50

(mg/L)

4,16 47,97 4.64

6,48 3,87

68,07 5,53 6,28

Page 13: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Diperkirakan endapan

kalium-alkaloid. Pada pembuatan

kalium iodida akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium (II) iodida. Jika

iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium

uji alkaloid dengan pereaksi

ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat

mengendap.

Senyawa metabolit sekunder jenis alkaloid pada pereaksi Mayer hasilnya adalah

negatif (-), maka selanjutnya digunakan pereaksi Dragendroff. Hasil uji dengan pereaksi

Dragendroff kulit buah maja positif satu (+) (Gambar

tidak menunjukkan adanya positif alkaloid (Gambar

Gambar A =

B = larutan uji pada daging buah setelah ditambah

Gambar 2. Uji pembanding alkaloid pada kulit buah maja

Ket: : A = larutan pembanding (Brusin)B = larutan uji kulit buah maja

setelah di tambah pereaksi Dragendroff

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

Diperkirakan endapan putih yang terbentuk pada pereaksi Mayer

Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium (II) klorida ditambah

iodida akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium (II) iodida. Jika

iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat (II)

uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan

dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium

Senyawa metabolit sekunder jenis alkaloid pada pereaksi Mayer hasilnya adalah

), maka selanjutnya digunakan pereaksi Dragendroff. Hasil uji dengan pereaksi

Dragendroff kulit buah maja positif satu (+) (Gambar 2), sedangkan untuk daging buah maja

tidak menunjukkan adanya positif alkaloid (Gambar 3).

Gambar 1. Uji alkaloid untuk pereaksi Mayer A = larutan uji pada kulit buah setelah ditambah

pereaksi B = larutan uji pada daging buah setelah ditambah

A B

Uji pembanding alkaloid pada kulit

A = larutan pembanding (Brusin) B = larutan uji kulit buah maja

di tambah pereaksi

Gambar 3. Uji pembanding alkaloid pada daging buah maja

Ket: : A = larutan pembanding (Brusin)

B = larutan uji daging buah maja setelah di tambah pereaksi Dragendroff

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

15

putih yang terbentuk pada pereaksi Mayer adalah kompleks

merkurium (II) klorida ditambah

iodida akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium (II) iodida. Jika kalium

tetraiodomerkurat (II). Pada

n nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan

(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang

Senyawa metabolit sekunder jenis alkaloid pada pereaksi Mayer hasilnya adalah

), maka selanjutnya digunakan pereaksi Dragendroff. Hasil uji dengan pereaksi

), sedangkan untuk daging buah maja

larutan uji pada kulit buah setelah ditambah

B = larutan uji pada daging buah setelah ditambah

Uji pembanding alkaloid pada daging buah maja

: A = larutan pembanding (Brusin)

B = larutan uji daging buah maja setelah di tambah pereaksi Dragendroff

Page 14: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Uji Terpenoid

Dari Tabel 2 juga terlihat bawa kulit buah

terpenoid. Menurut Robinson

terpenoid dalam suatu tumbuhan yaitu dengan pereaksi Lieberman

anhidrat-asam sulfat pekat). Hasil positif pada uji

warna merah, merah jambu atau ungu.

Uji Flavonoid

Uji kualitatif senyawa flavonoid dengan pereaksi

buah maja adalah negatif (Gambar 15), sehingga perlu dilakukan uji secara kuantitatif. Uji

kuantitatif flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode kolorimet

Primadini, 2010). Untuk menentukan analisa flavonoid total, terlebih dahulu dilakukan

pengukuran absorbansi larutan standar

Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan spektronik 20D

415 nm.

Gambar 4. Uji terpenoid pada kulit buah maja

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

juga terlihat bawa kulit buah maja memiliki kandungan senyawa

terpenoid. Menurut Robinson (1995), uji yang biasa digunakan untuk mendeteksi adanya

terpenoid dalam suatu tumbuhan yaitu dengan pereaksi Lieberman-Burchard (Asam asetat

kat). Hasil positif pada uji terpenoid ditunjukkan dengan memberikan

warna merah, merah jambu atau ungu.

Uji kualitatif senyawa flavonoid dengan pereaksi Shinoda Test

buah maja adalah negatif (Gambar 15), sehingga perlu dilakukan uji secara kuantitatif. Uji

kuantitatif flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode kolorimet

Primadini, 2010). Untuk menentukan analisa flavonoid total, terlebih dahulu dilakukan

pengukuran absorbansi larutan standar quercetin yang akan digunakan sebagai pembanding

Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan spektronik 20D+ dengan serapan maksimum

Uji terpenoid pada kulit buah

Gambar 5. Larutan pembanding terpenoid (Ekstrak biji mahoni)

Gambar 6. Uji terpenoid pada daging buah maja

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

16

ki kandungan senyawa

akan untuk mendeteksi adanya

Burchard (Asam asetat

unjukkan dengan memberikan

pada kulit dan daging

buah maja adalah negatif (Gambar 15), sehingga perlu dilakukan uji secara kuantitatif. Uji

kuantitatif flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri (Cheng et al. dalam

Primadini, 2010). Untuk menentukan analisa flavonoid total, terlebih dahulu dilakukan

yang akan digunakan sebagai pembanding.

engan serapan maksimum

Larutan pembanding terpenoid (Ekstrak biji mahoni)

Page 15: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Grafik 8. Kurva kalibrasi

Tabel 4. Hasil konsentrasi flavonoid total dari kulit dan daging buah maja

Sampel

Daging buah

Kulit buah

Uji Steroid

Untuk uji kandungan senyawa

Burchard (asam asetat anhidrat

ekstrak sampel menunjukkan terjadinya perubahan warna hijau, hijau kebiruan, sampai

biru seperti biru laut. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi perubahan warna yang

terjadi pada ekstrak sampel kulit dan daging buah maja dan berarti tidak teridentifikasi

adanya senyawa steroid pada kulit dan daging buah maja seperti yang terlihat pada

Gambar 9 dan 10.

Gambar 7. Uji flavonoid untuk pereaksi A = pada kulit buah majaB = pada daging buah maja

0

0,5

1

0

Ab

sorb

an

si

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

Kurva kalibrasi quercetin pada panjang gelombang 415 nm

Tabel 4. Hasil konsentrasi flavonoid total dari kulit dan daging buah maja

Ulangan A C(µg/L)

1 2 3 1 2 3

0,197 0,198 0,213 0.193 0.185 0.193

3.35 4.86 3.37 2.15 2.05 2.22

uji kandungan senyawa steroid juga digunakan

Burchard (asam asetat anhidrat-asam sulfat pekat). Identifikasi senyawa steroid terhadap

ekstrak sampel menunjukkan terjadinya perubahan warna hijau, hijau kebiruan, sampai

seperti biru laut. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi perubahan warna yang

terjadi pada ekstrak sampel kulit dan daging buah maja dan berarti tidak teridentifikasi

adanya senyawa steroid pada kulit dan daging buah maja seperti yang terlihat pada

Uji flavonoid untuk pereaksi Shinoda Test A = pada kulit buah maja B = pada daging buah maja

y = 0,078x + 0,025

R² = 0,955

0 2 4 6 8 10

Konsentrasi (µg/L)

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

17

pada panjang gelombang 415 nm

Tabel 4. Hasil konsentrasi flavonoid total dari kulit dan daging buah maja

C (µg/L)

3.38

2.14

steroid juga digunakan pereaksi Lieberman-

kat). Identifikasi senyawa steroid terhadap

ekstrak sampel menunjukkan terjadinya perubahan warna hijau, hijau kebiruan, sampai

seperti biru laut. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi perubahan warna yang

terjadi pada ekstrak sampel kulit dan daging buah maja dan berarti tidak teridentifikasi

adanya senyawa steroid pada kulit dan daging buah maja seperti yang terlihat pada

Page 16: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai LC50 untuk ekstrak

dan 68,07 mg/L.

2. Ekstak kulit buah maja mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid dan ekstrak

daging buah maja mengandung senyawa flavonoid dan di duga bersifat sitotoksik

terhadap Artemia salin

SARAN

Perlu dilakukan uji aktivitas biologis (

maja seperti uji aktivitas terhadap bakteri, jamur dan serangga.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Ekplorasi Tumbuhan Dari Hutan Kalimantan Tengah Sebagai Senyawa Bioaktif. http://www.unsjournals.com/D/D0903/D090303.pdf[15

Herbert, R. B. 1995. Biosintesis metabolit Sekunder, Edisi Kedua

Press. Nurcahyati, S. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Mojo (

Larva Nyamuk Aedes Aegypti Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Patil, D.N., Kulkarni, A.R., and Patil, B.S. 2010. Pharmaceutical Aid. International Journal of Pharmacology. India.

Gambar 9. Uji steroid pada sampel kulit buah maja

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

untuk ekstrak kulit dan daging buah maja berturut-turut adalah 47,97

Ekstak kulit buah maja mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid dan ekstrak

daging buah maja mengandung senyawa flavonoid dan di duga bersifat sitotoksik

Artemia salina.

Perlu dilakukan uji aktivitas biologis (Bioassay) yang lain dari ekstrak kulit dan daging buah

maja seperti uji aktivitas terhadap bakteri, jamur dan serangga.

Ekplorasi Tumbuhan Dari Hutan Kalimantan Tengah Sebagai http://www.unsjournals.com/D/D0903/D090303.pdf[15

Biosintesis metabolit Sekunder, Edisi Kedua. Semarang : IKIP Semarang

Efektivitas Ekstrak Daun Mojo (aegle marmelos l.) TerhadapAedes Aegypti Instar III. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Patil, D.N., Kulkarni, A.R., and Patil, B.S. 2010. Fruit Gum of Aegle marmelos as

. International Journal of Pharmacology. India.

Gambar 10. Uji stertoid pada sampel kulit buah maja

Uji steroid pada sampel kulit buah maja

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

18

turut adalah 47,97 mg/L

Ekstak kulit buah maja mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid dan ekstrak

daging buah maja mengandung senyawa flavonoid dan di duga bersifat sitotoksik

) yang lain dari ekstrak kulit dan daging buah

Ekplorasi Tumbuhan Dari Hutan Kalimantan Tengah Sebagai Sumber http://www.unsjournals.com/D/D0903/D090303.pdf[15 Des 2010]

. Semarang : IKIP Semarang

l.) Terhadap Kematian III. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Fruit Gum of Aegle marmelos as

. Uji stertoid pada sampel kulit buah maja

Page 17: SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | …repository.unib.ac.id/7260/1/Prosiding Semirata Universitas...Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Laut, Kimia Komputasi dan Kimia Terapan)

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2011

ISBN : 978-602-19755-0-3

Rajasekaran, C., Kalaivani, T., Ramya, S., and Jayakumararaj, R. 2009. Hepatoprotective Activity of Ethanolic Extracts of Fruit pulp of Aegle marmelos (L.) Corr. Journal. Sivagangai.

Suryani, S. 2001. Studi Senyawa Alkaloid Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional Di Taman Hutan Rajo Lelo Bengkulu

Atenza, M. 2009. Uji FitokimiaAdanya Kandungan Senyawa Flavonoid Dan Triterpenoid Pada Tanaman Sayuran Serta Bioassay Brine Shrimp Menggunakan Artemia Salina Leach. Skripsi. FMIPA. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Adfa, M. 2005. Survey Etnobotani, Studi Senyawa Flavonoid dan Uji Brine Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat Tradisional Suku Serawai di Propinsi Bengkulu

SEMINAR NASIONAL KIMIA 2011 | AMBON – MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

r Nasional Kimia 2011

Rajasekaran, C., Kalaivani, T., Ramya, S., and Jayakumararaj, R. 2009. Hepatoprotective Activity of Ethanolic Extracts of Fruit pulp of Aegle marmelos (L.)

Journal. Sivagangai. Studi Senyawa Alkaloid Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional

Di Taman Hutan Rajo Lelo Bengkulu. Skripsi. FKIP Universitas Bengkulu. Bengkulu.Uji FitokimiaAdanya Kandungan Senyawa Flavonoid Dan Triterpenoid

Pada Tanaman Sayuran Serta Bioassay Brine Shrimp Menggunakan Artemia Salina Skripsi. FMIPA. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Survey Etnobotani, Studi Senyawa Flavonoid dan Uji Brine Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat Tradisional Suku Serawai di Propinsi Bengkulu. Jurnal Gradient Vol.1.

MALUKU | 28 NOVEMBER 2011

19

Rajasekaran, C., Kalaivani, T., Ramya, S., and Jayakumararaj, R. 2009. Studies on Hepatoprotective Activity of Ethanolic Extracts of Fruit pulp of Aegle marmelos (L.)

Studi Senyawa Alkaloid Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional KIP Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Uji FitokimiaAdanya Kandungan Senyawa Flavonoid Dan Triterpenoid Pada Tanaman Sayuran Serta Bioassay Brine Shrimp Menggunakan Artemia Salina

Survey Etnobotani, Studi Senyawa Flavonoid dan Uji Brine Shrimp Beberapa . Jurnal Gradient Vol.1.