khujkhgkt

16
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menjadi salah satu masalah kompleks di Indonesia karena menyangkut berbagai macam aspek yang lain seperti kesenjangan sosial, pengangguran, kriminal, juga kebodohan. Aspek paling parah yang diakibatkan dari kemiskinan adalah degradasi moral yang dialami oleh mereka yang miskin dan yang merasa miskin karena dengan rendahnya moral maka manusia akan kehilangan hakikatnya sebagai ciptaan Tuhan. Sebenarnya kemiskinan memiliki sisi fungsional karena tanpa kemiskinan pasti tidak ada orang yang mau menjadi pemulung, buruh, ataupun tukang sampah namun banyak orang beranggapan bahwa kemiskinan harus dientaskan. Oleh karena kompleksnya masalah ini, ada berbagai sudut pandang untuk menganalisis dan macam - macam pendekatan yang digunakan untuk mendapat pemahaman yang tepat dalam rangka memecahkan masalah kemiskinan ini. Namun sayangnya, belum ditemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh dan dari akar – akarnya. Penyelesaian masalah kemiskinan, yang terjadi selama ini hanya terfokus pada permukaannya saja sehingga tidak terselesaikan secara tuntas. Seperti misalnya saja bantuan langsung tunai (BLT), sumbangan – sumbangan, juga bantuan sosial yang sifatnya hanya sementara saja. Hal ini tidak menyelesaikan permasalahan secara permanen, hanya sekadar penghiburan sementara untuk mereka. Bahkan cara ini dipandang hanya akan melanggengkan

Upload: fhin-sangazi-dompu

Post on 10-Jul-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: khujkhgkt

BAB IPENDAHULUAN

Kemiskinan menjadi salah satu masalah kompleks di Indonesia karena menyangkut

berbagai macam aspek yang lain seperti kesenjangan sosial, pengangguran, kriminal, juga

kebodohan. Aspek paling parah yang diakibatkan dari kemiskinan adalah degradasi moral yang

dialami oleh mereka yang miskin dan yang merasa miskin karena dengan rendahnya moral maka

manusia akan kehilangan hakikatnya sebagai ciptaan Tuhan.

Sebenarnya kemiskinan memiliki sisi fungsional karena tanpa kemiskinan pasti tidak ada

orang yang mau menjadi pemulung, buruh, ataupun tukang sampah namun banyak orang

beranggapan bahwa kemiskinan harus dientaskan.

Oleh karena kompleksnya masalah ini, ada berbagai sudut pandang untuk menganalisis

dan macam - macam pendekatan yang digunakan untuk mendapat pemahaman yang tepat dalam

rangka memecahkan masalah kemiskinan ini. Namun sayangnya, belum ditemukan cara yang

tepat untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh dan dari akar – akarnya.

Penyelesaian masalah kemiskinan, yang terjadi selama ini hanya terfokus pada

permukaannya saja sehingga tidak terselesaikan secara tuntas. Seperti misalnya saja bantuan

langsung tunai (BLT), sumbangan – sumbangan, juga bantuan sosial yang sifatnya hanya

sementara saja. Hal ini tidak menyelesaikan permasalahan secara permanen, hanya sekadar

penghiburan sementara untuk mereka. Bahkan cara ini dipandang hanya akan melanggengkan

kemiskinan dan mengembangkan mental miskin karena ditanamkan budaya untuk selalu

meminta – minta.

Di Indonesia sendiri, titik masalah bukan hanya terletak pada kemiskinan, namun juga

tidak meratanya distribusi pendapatan yang mengakibtkan ketimpangn sosial. Walau pemerintah

mengklaim perkembangan ekonomi banyak mengalami kemajuan namun perekonomian

Indonesia tidak terlepas dari berbagai ketimpangan yang terjadi di tengah masyarakat. Ini

berdampak pada tidak adanya manfaat kemajuan itu bagi masyarakat banyak di negeri ini.

Pertama, ketimpangan struktural antara sektor keuangan dan sektor riil. Ketimpangan ini

menjadikan perekonomian tidak kokoh, yang setiap saat dapat terganggu oleh perubahan kondisi

perekonomian global. Waktu dan tenaga terkuras untuk mengawal perekonomian nasional dari

pengaruh gangguan perekonomian global. Pembangunan sektor riil yang merupakan pusat

kehidupan perekonomian menjadi terlupakan. Itu berarti tidak ada pertambahan investasi riil

Page 2: khujkhgkt

dalam jumlah yang berarti. Tidak ada pula penambahan produk barang maupun jasa yang

signifikan dan tidak ada penambahan lowongan kerja baru. Dengan demikian masalah

pengangguran dan kemiskinan tetap merupakan masalah yang tak terselesaikan. 

            Kedua, ketimpangan pembangunan antar wilayah akibat terkonsentrasinya aktifitas

ekonomi pada wilayah tertentu. Secara naional konsentrasi itu dapat terlihat, dimana kekuatan

ekonomi Indonesia 58 persen berada di pulau Jawa, yang pulaunya lebih kecil dari pulau

Sumatera maupun Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Pulau Sumatera menguasai 20 persen,

Kalimantan 5 persen, sisanya berada di Sulawesi dan Irian dan pulau pulau di Indonesia timur.

Akibatnya kepincangan pendapatan dan kesejahteraan pun terjadi.

Ketiga, ketimpangan kesempatan berusaha. Ketimpangan ini bisa terjadi antara

perusahaan asing yang memiliki modal kuat, memiliki tenaga ahli dan teknologi tinggi dengan

pengusaha nasional, yang pada dasarnya tidak memiliki keseimbangan  kekuatan dengan

perusahaan asing. Demikian juga dengan kepincangan antara perusahaan kuat dengan

perusahaan UKM di dalam negeri. Ketimpangan seperti ini juga akan menciptakan kepincangan

dalam kesejahteraan dan menjadikan ekonomi tidak sehat. Akan terjadi saling menggusur dan

persaingan yang tidak sehat. 

Page 3: khujkhgkt

BAB IIANALISIS KEMISKINAN DAN KETIPANGAN PEMBANGUNAN

INDONESIA

1.       Pengertian Kemiskinan dan Ketimpangan Pembangunan        Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak

berharta-benda (Poerwadarminta, 1976). Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat

dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun

kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain.

Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan

perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi

dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak

dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, dalam menjalani

kehidupan secara bermartabat.

Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan,

dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset

produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain: ilmu pengetahuan,

informasi,teknologi, dan modal. Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan,

pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:

1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut

apabila hasil pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan. Biasanya

orang yang mengalami kemiskinan absolute adalah mereka yang cacat sehingga tidak bisa

bekerja, orang jompo yang miskin, serta orang – orang yang tinggal di kawasan yang tandus dan

sulitnya pekerjaan di daerah tersebut.

2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas

garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.

3.      Hampir Miskin. Keadaan dimana orang – orang yang sebelumnya berkecukupan menjadi

hampir miskin karena kondisi usahanya yang merosot.

Page 4: khujkhgkt

Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan

secara terusmenerus oleh sutau Negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Setiap

individu (society) atau Negara (state) akan selalu bekerja keras untuk melakukan pembangunan

demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa yang akan datang. Pembangunan dapat

diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh

suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, dan merupakan proses dinamis

untuk mencapai kesejahtraan masyarakat. proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka

pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Kemiskinan dan ketimpangan pembangunan layaaknya satu unsur yang tak dapat di

pisahkan. Kemiskinan ada di akibatkan karena adanya ketimpangan sosial dalam suatu Negara.

Dimana sebagian besar pendapatan suatu neara hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang dan

yang lainnya mendapat porsi yang kecil atau malah tidak mendapatkannya.

2.      Penyebab Kemiskinan dan Ketimpangan Pembangunan di Indonesia

a.       Tingkat dan laju pertumbuhan output yang tidak seimbang

b.      Rendahnya tingkat upah neto

c.       Distribusi pendapatan yang tidak merata

d.      Kesempatan kerja lebih sedikit dibanding jumlah pekerjaan

e.       Tingginya tingkat inflasi

f.       Perbedaan mencolok alokasi serta kualitas SDA dan ketersediaan fasilitas umum antar daerah

g.       Bencana alam

h.      Penggunaan teknologi dan tingkat & jenis pendidikan yang terjadi secara mendadak

i.        Guncangan politik dan peperangan

j.        Terpusatnya kegiatan ekonomi hanya pada beberapa wilayah, misalnya : pembangunan hanya di

pulau Jawa.

k.      Alokasi investasi yang tidak seimbang.

l.        Arus sirkulasi faktor produksi yang rendah antar daerah satu dengan lainnya.

3.      Akibat Kemiskinan dan Ketimpangan Pembangunan Indonesia

a.                   Kemiskinan yang terjadi di semua sektor

b.                  Meningkatnya tingkat urbanisasi

Page 5: khujkhgkt

c.                   Tingginya tingkat kriminalitas

d.                  Banyak nya bangunan liar dan pemukiman kumuh dikota

e.                   Kurangnya wawasan bagi penduduk daerah terpencil

f.                   Ketidakpercayaan masyarakt terhadap pemerintah

g.                  Munculnya organisasi-organisasi separatis

h.                  Dll                                                                                                                                  

4.      Solusi Untuk Kemiskinan dan Ketimpangan Pembangunan Indonesia

a.       Penyebaran Pembangunan Prasarana Perhubungan

Salah satu penyebab terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah karena

adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam yang cukup besar antar daerah. Sementara itu,

ketidak lancaran proses perdagangan dan mobilitas faktor produksi antar daerah juga turut

mendorong terjadinya ketimpangan wilayah tersebut. Karena itu, kebijakan dan upaya yang

dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan tersebut adalah dengan mempelancar mobilitas

barang dan faktor produksi antar daerah

b.      Mendorong Transmigrasi dan Migrasi Spontan

Untuk mengurangi kepentingan pembangun antar wilayah, kebijakan dan upaya lain yang

dapat dilakukan adalah mendorong pelaksanaan transmigrasi dan migrasi spontan. Transmigrasi

adalah pemindahan penduduk ke daerah kurang berkembang dengan menggunakan fasilitas dan

dukungan pemerintah. Sedangkan migrasi spontan adalah perpindahan penduduk yang dilakukan

secara sukarela menggunakan biaya sendiri. Melalui proses transmigrasi dan migrasi spontan ini,

kekurangan tenaga kerja yang dialami oleh daerah terbelakang akan dapat pula diatasi sehingga

prosees pembangunan daerah bersangutan akan dapat pula digerakan.

c.       Pengembangan Pusat Pertumbuhan

Kebijakan lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar

wilayah adalah melalui pengembangan pusat pertumbuhan. Kebijakan ini diperkirakan akan

dapat mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah karena pusat pertumbuhan tersebut

menganut konsep  konsentrasi dan desentralisasi secara sekaligus. Aspek konsentrasi diperluka

agar penyebaran kegiatan pembangunan tersebut dapat dilakukan dengan masih terus

mempertahankan tingkat efesiensi usaha yang sangat diperlukan untuk mengembangkan usaha

Page 6: khujkhgkt

tersebut. Sedangkan aspek desentralisasi diperlukan agar penyebaran kegiatan pembangunan

antar daerah dapat dilakukan sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan dapat

dikurangi.

d.      Pembatasan pajak dan retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin

Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin didaerah pedesaan adalah

wiraswasta dan usaha pendukung pertanian. Setengah dari penghasilan masyarakat petani miskin

berasal dari usaha pendukung pertanian. Untuk meningkatkan penghasilan tersebut, terutama

yang berasal dari usaha kecil dan menengah, perlu dibangun iklim usaha yang lebih kondusif.

Sayangnya, sejak proses desentralisasi dijalankan, pemerintah daerah berlomba-lomba

meningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengenakan pajak dan pungutan daerah yang

lebih tinggi.

Usahawan pada saat ini harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengurus

berbagai izin yang sebelumnya dapat mereka peroleh secara cuma-cuma. Belum lagi beban dari

berbagai pungutan liar yang harus dibayarkan untuk menjamin pengangkutan barang berjalan

secara lancar dan aman. Berbagai biaya ini menghambat pertumbuhan usaha di tingkat local dan

menurunkan harga jual yang diperoleh penduduk miskin atas barang yang mereka produksi.

e.       Melindungi Usaha – Usaha Kecil Menengah

Perdagangan bebas yang telah disepakati oleh Indonesia baik itu AFTA maupun tingkat

regional sedikit banyak merugikan usaha kecil menengah terutama mereka yang kalah bersaing

oleh produk – produk Cina yang murah – murah. Oleh karena itu pemerintah harus melindungi

usaha ini karena jika UKM kalah bersaing maka dampaknya akan menambah pengangguran dan

terutama kemiskinan.

f.       Pembenahan Birokrasi Pendirian Usaha

Birokrasi yang berbelit – belit seringkali membuat orang sulit mendirikan usaha, terlebih jika

banyak pungutan sana – sini. Sebaiknya pemerintah mulai mengadakan perombakan birokrasi

agar para usahawan lebih mudah mendirikan usahanya serta mengembangkannya.

g.      Pemberian Pelatihan dan Seminar yang Memadai untuk memberikan ketrampilan

Page 7: khujkhgkt

Ketrampilan adalah modal utama untuk membuka usaha karena tanpa ijazah pun orang bisa

membuka sebuah usaha jika memiliki ketrampilan untuk berdagang atau menjual

ketrampilannya. Pelatihan ketrampilan dan seminar yang diadakan pihak swasta / pemerintah

akan sangat membantu para usahawan untuk mengembangkan usahanya.

h.      Menjalankan program pekerjaan umum yang bersifat padat karya

Program seperti ini dapat menjadi cara yang efektif untuk menyediakan fasilitas jalan di

pedesaan disamping sebagai bentuk perlindungan sosial. Untuk daerah yang terisolir, program

ini bahkan dapat mengurangi biaya pembangunan. Proyek padat karya juga efektif

memberdayakan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap, namun proyek ini juga bukan

merupakan solusi jangka panjang karena proyek padat karya yang ada sifatnya hanya

memberikan pekerjaan sementara saja.

i.        Menyediakan lebih banyak dana untuk daerah-daerah miskin

Kesenjangan fiskal antar daerah di Indonesia sangatlah terasa.Pemerintah daerah terkaya di

Indonesia mempunyai pendapatan perpenduduk 46 kali lebih tinggi dari pemerintah di daerah

termiskin. Akibatnya pemerintah daerah yang miskin sering tidak dapat menyediakan pelayanan

yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pemberian dana yang terarah dengan

baik dapat membantu masalah ini.

j.        Membangun lembaga - lembaga pembiayaan mikro yang memberi manfaat pada penduduk

miskin

Sekitar 50 persen rumah tangga tidak memiliki akses yang baik terhadap lembaga

pembiayaan, sementara hanya 40 persen yang memiliki rekening tabungan. Kondisi ini terlihat

lebih parah di daerah pedesaan. Solusinya bukanlah dengan memberikan pinjaman bersubsidi.

Program pemberian pinjaman bersubsidi tidak dapat dipungkiri telah memberi manfaat kepada

penerimannya. Tetapi program ini juga melumpuhkan perkembangan lembaga pembiayaan

mikro (LPM) yang beroperasi secara komersial. Padahal, lembaga-lembaga semacam inilah yang

dapat diandalkan untuk melayani masyarakat miskin secara lebih luas. Solusi yang lebih tepat

adalah memanfaaatkan dan mendorong pemberian kredit dari bank-bank komersial kepada

lembaga-lembaga pembiayaan mikro tersebut.

Page 8: khujkhgkt

k.      Perbaikan atas kualitas pendidikan dan penyediaan pendidikan transisi untuk sekolah menengah

Indonesia telah mencapai hasil yang memuaskan dalam meningkatkan partisipasi di tingkat

pendidikan dasar. Hanya saja,banyak anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat

melanjutkan pendidikan dan terpaksa keluar dari sekolah dasar sebelum dapat menamatkannya.

Hal ini terkait erat dengan masalah utama pendidikan di Indonesia, yaitu buruknya kualitas

pendidikan.

l.        Peningkatan tingkat kesehatan melalui fasilitas sanitasi yang lebih baik

Indonesia sedang mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang dari satu

persen limbah rumah tangga di Indonesiayang menjadi bagian dari sistem pembuangan.

Penyediaan fasilitas limbah lokal tidak dibarengi dengan penyediaan fasilitas pengumpulan,

pengolahan dan pembuangan akhir. Akibatnya, penduduk miskin cenderung menggunakan air

dari sungai yang telah tercemar. Tempat tinggal mereka juga sering berada didekat tempat

pembuangan limbah. Hal ini membuat penduduk miskin cenderung menjadi lebih mudah sakit

dan tidak produktif.

m.    Pemberian hak penggunaan tanah bagi penduduk miskin

Adanya kepastian dalam kepemilikan tanah merupakan faktor penting untuk meningkatkan

investasi dan produktifitas pertanian. Pemberian hak atas tanah juga membuka akses penduduk

miskin pada kredit dan pinjaman. Dengan memiliki sertifikat kepemilikan mereka dapat

meminjam uang, menginvestasikannya dan mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari aktifitas

mereka. Sayangnya, hanya 25 persen pemilik tanah di pedesaan yang memilikibukti legal

kepemilikan tanah mereka. Ini sangat jauh dari kondisi di Cina dan Vietnam, dimana sertifikat

hak guna tanah dimiliki oleh hampir seluruh penduduk.

n.      Merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran

Program perlindungan yang tersedia saat ini, seperti beras untuk orang miskin serta subsidi

bahan bakar dan listrik, dapat dikatakan belum mencapai sasaran dengan baik.

BAB III

Page 9: khujkhgkt

PENUTUPKESIMPULAN :

         Kemiskinan erat kaitannya dengan ketimpangan pembangunan di Indonesia, karena dengan

tidak meratanya distribusi pendapatan masing-masing daerah dapat menyebabkan kemiskinan.

         Kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor yang saling terpisah melainkan rangkaian

permasalahan yang kompleks

         Faktor-faktor penyebab kemiskinan dan ketimpangan social bukan hnya masalah pemerintah,

namun juga masalah yang harus dipecahkan oleh masyarakat itu sendiri. Namun pemerintah

harusnya membuat program-program penanggulangan kemiskinan  dan ketimpangan

pembangunan yang tepat sasaran

         Akibat yang ditimbulkan oleh adanya kemiskinan dan ketimpangan pembangunan membentuk

keresahan sosial di berbagai aspek

PENDAPAT KELOMPOK :

1.      Kemiskinan bersifat relatif dan terkadang hanya di pengaruhi oleh pola pikir individu itu dalam

menyikapi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan yang di akibatkan oleh ketimpangan pembangunan

di Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab

bersama untuk mengatasinya. Karena jika hal tersebut terus di biarkan, akan membentuk rantai

permasalahan yang semakin kompleks.

2.      dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan lebih baik diawali dengan memperkuat ekonomi

dibidang mikro karena dengan perekonomian mikro memberdayakan rakyat yang kurang mampu

bisa mempunyai penghasilan. Dari sanalah awal yang baik untuk mengurangi kemiskinan.

Dengan perekonomian masyrakat kelas bawah yang sudah hidup maka pembangunan didaerah

tersebut bisa membaik dan mengurangi ketimpangan antara “si kaya“ dan “si miskin”.

3.      Kemiskinan menupakan masalah lama yang hingga saat ini belum bisa terselesaikan di

Indonesia. Kondisi kemiskinan saat ini di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai

dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,

terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan

pendidikan. Oleh karena itu, perlu mendapat penanganan khusus dan terpadu dari pemerintah

bersama-sama dengan masyarakat.

Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan

masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab

Page 10: khujkhgkt

bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari

pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat.

Dengan digalakkannya hal ini, kemungkinan kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal

mungkin. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih

kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat.

4.      ketimpangan sosial adalah masalah serius terutama didaerah berkembang seperti indonesia ini.

Karena ketimpangan pembangunan adalah cikal bakal terbentuknya kemiskinan serta berbagai

macam masalah sosial yang penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh

karena itu pembangunan yang merata hendaknya harus segera terealisasikan.

5.      Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke

depan mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,

mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar globalKemiskinan merupakan masalah

yang tidak ada habis-habisnya di Negara ini,dalam hal ini memang kita harus tekun untuk

menyelesaikan masalah ini, karena butuh kesabaran,pengorbanan, dan dedikasi tinggi untuk

menyelesaikan masdalah ini. Dan hal pertama yang menurut saya harus di lakukan terlebih

dahulu adalah,untuk mencerdaskan,dan mendewasakan masyarakat kita agar proses

pemerintahan dan ekonomi kita dapat berjalan lancar, terkendali dengan pengawasan langsung

dari masyarakat yang cerdas dan dewasa tersebut.

Sedangkan pada permasalahan ketimpangan pembangunan,  Menurut Hipotesa Neo-Klasik pada

permulaan proses pembangunan suatu negara, ketimpangan pembangunan antar wilayah

cenderung meningkat. Proses ini akan terjadi sampai ketimpangan tersebut mencapai titik

puncak. Setelah itu, bila proses pembangunan terus berlanjut, maka secara berangsur – angsur

ketimpangan pembangunan antar wilayah tersebut akan menurun. Berdasarkan hipotesa ini,

dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa pada negara – negara sedang berkembang

umumnya ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung lebih tinggi, sedangkan pada

negara maju ketimpangan tersebut akan menjadi lebih rendah. Jadi melihat dari teori di atas

maka apabila pemerintahan dan perekonomian kita berjalan lancar, maka kita sudah ada pada

jalan yang benar menuju pembangunan yang merata.

Page 11: khujkhgkt

6.      Ketimpangan sosial yang terjadi di indonesia terdii dari beberapa hal, dari beberapa hal itulah

seharusnya kita mulai merubahnya sedikit demi sedikit. Mislkan pembangunan atau sektor

industri yang terpusat di jawa dan bali adalah salah satu akibat dari ketimpangan sosial yang

tidak merata yang pada akhirnya terdapatnya kemiskinan dimana – mana. Kecemburuan sosial

akan pembangunan yang tidak merata pula menyebabkan berbagai gejolak yang akhirnya

menimbulkan perpisahan dan setrusnya. Jadi dari banyak hal yang paling terutama adalah

bagaimana cara kita dan pemerintah bekerja sama dalam mewujudkan keadilan sosial bagi

semuanya, sehingga ketimpangan sosial dan kemiskinan bisa dikurangi.