keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

24
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN RI SIMPOSIUM DAN SEMINAR BERSAMA PERAGI-PERHORTI-PERIPI DAN HIGI “MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN” BOGOR, 1 MEI 2012 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Yang Saya Hormati : Saudara Rektor Institut Pertanian Bogor, Para Pembantu Rektor dan Dekan lingkup Institut Pertanian Bogor, Ketua Himpunan Profesi PERAGI, PERHORTI, PERIPI dan HIGI, Pembicara dari KADIN, Himpunan Profesi, PTPN III dan Kementerian BUMN, 1

Upload: zainuri-corps

Post on 28-May-2015

711 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Terkait dengan upaya pengendalian alih fungsi lahan Data BPN (Badan Pertanahan Nasional) menunjukan bahwa saat ini ada 585 dokumen hukum tentang lahan. Beberapa diantara peraturan itu bertentangan satu sama lainnya, sehingga sulit untuk diterapkan. Pengaturan tentang pelarangan dan pengendalian alih fungsi lahan pertanian, utamanya sawah, telah dikeluarkan beberapa peraturan sejak akhir tahun 80-an. Diantaranya :1. Pelarangan pembangunan kawasan industri dengan Alih Fungsi Lahan Pertanian (Keppres No.53/1989).2. Pelarangan pemberian izin perubahan fungsi tanah basah dan pengairan beririgasi bagi kawasan industri (Keppres No.33/1990).3. Pencegahan pengunaan tanah sawah beririgasi teknis untuk penggunaan non pertanian melalui penyusunan RTRW (SE MNA/KBPN 401-1851/ 1994), 4. Izin lokasi tdk boleh mengalihfungsikan sawah irigasi teknis (SE MNA/KBPN 401-2261/1994). Terakhir kita telah menghasilkan UU No. 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan, sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Undang-undang ini menggunakan pendekatan kawasan dan lebih bersifat upaya pencegahan terjadinya alih fungsi lahan, melalui pendekatan insentif dan non insentif. Sebagai turunan dari undang-undang ini telah disusun beberapa peraturan pemerintah, diantaranya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011 tentang penetapan dan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

TRANSCRIPT

Page 1: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN RI

SIMPOSIUM DAN SEMINAR BERSAMA

PERAGI-PERHORTI-PERIPI DAN HIGI

“MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN”

BOGOR, 1 MEI 2012

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yang Saya Hormati :

■ Saudara Rektor Institut Pertanian Bogor,■ Para Pembantu Rektor dan Dekan lingkup

Institut Pertanian Bogor,■ Ketua Himpunan Profesi PERAGI, PERHORTI,

PERIPI dan HIGI,■ Pembicara dari KADIN, Himpunan Profesi,

PTPN III dan Kementerian BUMN,■ Hadirin sekalian yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji

dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

1

Page 2: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

kepada kita semua, sehingga pada hari ini dapat

mengikuti Simposium dan Seminar yang

diselenggarakan secara bersama oleh Himpunan

Profesi PERAGI, PERHORTI, PERIPI dan HIGI.

dengan Tema “ Mewujudkan Kedaulatan Pangan

dan Energy Berkelanjutan”.

Saya memandang pemilihan topik dalam

Simposium dan Seminar ini sangatlah tepat, karena

ini adalah masalah riil yang kita hadapi bersama saat

ini, terutama terkait dengan gonjang ganjing

persoalan bahan bakar minyak, yang mengait erat

dengan masalah pangan dan energi. Selain itu terkait

dengan pangan, saat ini bertepatan dengan pidato

Presiden pertama kita, Soekarno saat peletakan batu

pertama pembangunan kampus pertanian di

Baranang Siang ini 60 tahun yang lalu, dimana isi

pidato beliau masih sangat relevan dengan masalah

ketahanan pangan dan kedaulatan pangan di negara

tercinta saat ini.

Pada kesempatan ini izinkanlah saya

menyampaikan terima kasih pada panitia 2

Page 3: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

penyelenggara, yang telah memberikan kesempatan

kepada saya menyampaikan keynote speech, yang

pagi ini kami beri judul : “Kebijakan Kementerian

Pertanian dalam Penyediaan Lahan dan Teknologi

untuk Mendukung Terwujudnya Kedaulatan

Pangan”.

Saudara-saudara yang saya hormati

Mengacu pada berbagai tulisan dan pemikiran,

maka ada 8 (delapan) pra-syarat agar pembangunan

ketahanan pangan kita ke depan dapat terus

menopang ketersediaan pangan bagi masyarakat,

yang bertumpu pada kekuatan dan keunggulan

sumberdaya lokal sebagaimana dimanatkan pada

konsep kedaulatan pangan. Hal itu antara lain terkait

dengan (1) Penguasaan lahan harus memadai,

sehingga memungkinkan petani mengembangkan

beragam kegiatan usaha; (2) Tersedianya secara

memadai infrastruktur dasar pertanian seperti irigasi,

jalan dan listrik; (3) Dukungan teknologi pertanian

yang terbarukan; (4) Dukungan ketersedian sarana 3

Page 4: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

produksi seperti modal, benih, pupuk dan pestisida

serta peralatan penunjang lainnya; (5) Jaminan pasar

dalam bentuk jaminan harga atau bentuk lainnya; (6)

Perlindungan terhadap resiko usaha yang dihadapi

petani; (7) peluang bagi pengembangan usaha dalam

memperbesar nilai tambah; dan (8) Pendampingan

dalam adaptasi dan mitigasi akibat perubahan iklim.

Kami di Kementerian beranjak dari ke delapan

hal di atas dan untuk menjawab ke delapan pra-

syarat tersebut, telah mencanangkan apa yang kami

sebut sebagai TUJUH GEMA REVITALISASI, yaitu :

(1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan

dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan

Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5)

Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi

Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi

dan Industri Hilir. Revitalisasi lahan termasuk hal

yang kami anggap penting, karena dalam upaya kita

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, apalagi

melalui prinsip ketahanan pangan, maka ketersediaan

lahan menjadi penentu utama.4

Page 5: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

Hadirin Sekalian yang Saya Hormati,

Beranjak dari prasyarat di atas kami di

Kementerian Pertanian telah menyusun road map

pembangunan ketahanan pangan, yang didasari oleh

kerangka pikir, penciptaan ketahanan pangan

nasional dilandasi oleh kedaulatan dan kemandirian

pangan, dengan memperhatikan aspek keamanan

pangan dalam membentuk individu masayarakat yang

sehat, aktif dan produktif. Ada 3 (tiga) aspek dari

ketahanan pangan yang mendapat perhatian utama,

yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan konsumsi,

dan ini didukung oleh pengembangan berbagai

kebijakan dan lingkungan strategis, terkait dengan

sumberdaya, kebijakan ekonomi dan pasar.

Ketersediaan berkaitan erat dengan

kemampuan produksi dalam negeri, cadangan dan

impor. Sementara itu keterjangkauan melihat aspek

distribusi, perdagangan, pengendalian harga dan

bantuan pangan. Sementara aspek konsumsi

memberikan titik perhatian pada masalah kualitas dan

kuantitas, penganekaragaman serta kandungan gizi.5

Page 6: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

Dalam tataran kebijakan, upaya pencapaian

ketahanan pangan, didukung melalui jaminan

ketersediaan pangan serta pemetaan wilayah atau

rumah tangga yang rawan pangan. Pengelolaan

cadangan juga mendapat perhatian penuh disamping

terus memacu percepatan diversifikasi pangan pada

level rumah tangga. Terkait dengan hal yang terakhir

ini, kita mengapresiasi berbagai inisiatif lokal,

termasuk penetapan hari tanpa beras seperti yang

dilakukan pemerintah daerah Kota Depok.

Selain itu kita juga mendorong rumah tangga

untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan

pekaranganya, melalui apa yang kita sebut dengan

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Upaya ini

telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia di

Desa Kayen, Pacitan, pada tanggal 13 Januari 2012

yang lalu. Upaya ini telah berkembang secara cepat

di seluruh Indonesia, dan terbukti membantu keluarga

dalam peningkatan diversifikasi konsumsi pangannya,

dan menghemat pengeluaran keluarga. Salah satu

6

Page 7: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

kunci dari program ini terkait dengan pengembangan

kebun bibit desa (KBD).

Hadirin Sekalian yang Saya Hormati

Upaya kita dalam memenuhi kebutuhan

pangan masyarakat ke depan dihadapkan pada

banyak tantangan, terutama terkait dengan

ketersediaan lahan dan infrstruktur serta penerapan

teknologi di tingkat petani. Terkait dengan lahan,

persoalan utama kita adalah pesatnya laju alih fungsi

lahan pertanian subur pada penggunaan non

pertanian. Setiap tahun sekitar 100.000 hektar lahan

pertanian beralih fungsi menjadi lahan non-pertanian.

Sementara pencetakan sawah baru hanya sekitar

20-40 ribu hektar per tahun. Penyebabnya adalah

kebutuhan lahan untuk membangun kawasan industri,

pusat perdagangan serta permukiman dan

perumahan penduduk.

Meningkatnya kebutuhan lahan untuk kegiatan

non-pertanian memang tidak dapat ditahan, mau tidak

mau harus dipenuhi. Namun, semestinya pemilihan 7

Page 8: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

lahan dapat dilakukan dengan tepat. Sebab, tidak

semua lahan dapat dijadikan lahan pertanian terlebih

lagi lahan sawah. Karena itulah kita memutuskan

perlunya pengendalian alih fungsi lahan pertanian.

Upaya pengendalian ini menjadi penting,

karena semakin terbatasnya ketersediaan lahan

pertanian beririgasi dan ke depan pengembangan

lebih diarahkan pada lahan-lahan sub optimal. Lahan

yang sesuai bagi kegiatan pertanian umumnya masih

berupa rumput, semak, belukar, dan hutan, yang

berada di areal penggunaan lain (APL) atau di luar

kawasan hutan dan HGU. Beberapa kawasan hutan

produksi konversi (HPK) dapat dilepas menjadi Areal

Penggunaan Lain.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan

Litbang Pertanian, saat ini ada beberapa kawasan

potensial dan prioritas bagi pengembangan pangan

yaitu di Kalimantan dan Sulawesi. Wilayah lain yang

tersedia lahan dalam luasan yang memadai adalah

Papua, namun terkendala persoalan kepemilikan

lahan. Sementara untuk Pulau Sumatera 8

Page 9: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

dikategorikan sebagai wilayah potensial tetapi masuk

prioritas alternatif.

Hadirin Sekalian yang Saya Hormati

Terkait dengan upaya pengendalian alih fungsi

lahan Data BPN (Badan Pertanahan Nasional)

menunjukan bahwa saat ini ada 585 dokumen hukum

tentang lahan. Beberapa diantara peraturan itu

bertentangan satu sama lainnya, sehingga sulit untuk

diterapkan. Pengaturan tentang pelarangan dan

pengendalian alih fungsi lahan pertanian, utamanya

sawah, telah dikeluarkan beberapa peraturan sejak

akhir tahun 80-an. Diantaranya :

1. Pelarangan pembangunan kawasan industri

dengan Alih Fungsi Lahan Pertanian (Keppres

No.53/1989).

2. Pelarangan pemberian izin perubahan fungsi

tanah basah dan pengairan beririgasi bagi

kawasan industri (Keppres No.33/1990).

3. Pencegahan pengunaan tanah sawah beririgasi

teknis untuk penggunaan non pertanian melalui 9

Page 10: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

penyusunan RTRW (SE MNA/KBPN 401-1851/

1994),

4. Izin lokasi tdk boleh mengalihfungsikan sawah

irigasi teknis (SE MNA/KBPN 401-2261/1994).

Terakhir kita telah menghasilkan UU No. 41/2009

tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan,

sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Undang-undang ini

menggunakan pendekatan kawasan dan lebih bersifat

upaya pencegahan terjadinya alih fungsi lahan,

melalui pendekatan insentif dan non insentif. Sebagai

turunan dari undang-undang ini telah disusun

beberapa peraturan pemerintah, diantaranya,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1

tahun 2011 tentang penetapan dan alih fungsi lahan

pertanian pangan berkelanjutan. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2012 tentang Insentif perlindungan lahan pertanian

pangan berkelanjutan.

10

Page 11: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

Semua peraturan perundangan ini memerlukan

sosialisasi yang lebih intensif, sehingga

implementasinya di lapangan dapat segera

diwujudkan. Saya berharap dan mengajak para

anggota himpunan profesi, dapat menjadi salah satu

mitra Kementerian Pertanian untuk sosialisasi

peraturan perundangan ini, sehingga semakin banyak

orang yang memahami keberadaan undang-undang

dan peraturan tersebut.

Hadirin Sekalian peserta Simposium dan seminar

Berkaitan dengan upaya kita dalam memenuhi

ketersediaan sarana dan prasaran pendukung

kegiatan pertanian, perlu saya sampaikan bahwa

kewenangan Kementan terbatas dalam hal ini. Kita

banyak tergantung pada kementerian atau lembaga

lainnya. Katakanlah kita sangat tergantung pada

Kementerian Pekerjaan Umum untuk urusan irigasi

dan jalan pedesaan. Kementerian Perindustrian bila

itu mengait dengan masalah pengolahan hasil dan

pengembangan industri pertanian, serta Kementerian 11

Page 12: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

Perdagangan, bila itu terkait dengan isu manajemen

stok dan perdagangan hasil pertanian. Untuk itu

koordinasi pada level Menteri Koordinator terus kita

dukung, sehingga semuanya dapat bekerja dan saling

bersinergi.

Sementara itu mengait dengan isu penerapan

teknologi di tingkat petani, ini masih jadi persoalan

utama kita. Untuk melihat peran inovasi teknologi

dalam kegiatan ekonomi suatu negara salah satu

indikator yang digunakan adalah Total Factor

Productivity (TFP). Selama tahun 1971-2001 TFP

Indonesia hanya 0,002 persen jauh dibandingkan

negara ASEAN lainnya seperti Thailand (1,8%),

Singapura (1,5%) dan Malaysia (0,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

Indonesia lebih banyak ditopang oleh modal

dibandingkan intervensi inovasi teknologi. Hal ini

dipertegas oleh nilai ekspor Indonesia tahun 1996

sampai 2009 yang didominasi oleh produk-produk

yang kandungan teknologinya rendah. Sementara 12

Page 13: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

impor Indonesia didominasi oleh produk industri,

tambang, dan produk industri makanan dengan

kandungan teknologi yang tinggi.

Ke depan kita mengarahkan kegiatan penelitian

dan pengembangan untuk dapat menghasilkan

inovasi yang mengait dengan :

1. Inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk,

alsintan;

2. Inovasi teknologi pemanfaatan lahan, mitigasi dan

adaptasi dampak perubahan iklim;

3. Pengembangan rekayasa model kelembagaan

dan rumusan kebijakan pembangunan;

4. Diseminasi inovasi teknologi untuk meningkatkan

daya saing di pasar lokal/internasional;

Pada perspektif sistem diseminasi inovasi

pertanian, Kementerian Pertanian menciptakan dan

menyediakan inovasi (generating subsystem),

menyampaikan inovasi (delivery subsystem) dan

menjaring umpan balik untuk perbaikan inovasi

(receiving subsystem). Penyampaian hasil inovasi 13

Page 14: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

teknologi Pertanian tersebut tentu berbeda strategi

dan cara pelaksanaannya untuk masing-masing

kelompok sasaran. Saat ini Kementan menggunakan

pendekatan Spektrum Diseminasi Multi Channel.

Spektrum diseminasi adalah jangkauan perluasan

diseminasi dengan memanfaatkan berbagai jalur

komunikasi dan pemangku kepentingan

(stakeholders) yang terkait. Multi Channel disini

terkait dengan seperangkat jalur dan pelaku

komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk

mendistribusikan informasi inovasi teknologi

Hadirin yang saya hormati,

Berdasarkan gambaran di atas terlihat bahwa

masih banyak hal yang perlu dibenahi, terutama yang

terkait dengan penataan kebijakan dan koordinasi

lintas lembaga, terutama dalam memaksimalkan

dukungan stakeholder terhadap semua program yang

telah dicanangkan Kementerian Pertanian.

Pada kesempatan yang baik ini kami mengajak

saudara sekalian para anggota dan pengurus 14

Page 15: Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

Himpunan Profesi, untuk bersama-sama kami

membangun pertanian ke depan sesuai dengan

peran dan tanggung jawab kita masing-masing.

Demikian yang bisa saya sampaikan pada

kesempatan ini, mudahan-mudahan berguna bagi

upaya kita bersama di dalam membangun sektor

pertanian yang tangguh di masa mendatang. Dengan

mengucapkan Bismillahir’rahmanirrahim, saya

membuka Simposium dan Seminar Bersama

PERAGI-PERHORTI-PERIPI dan HIGI. Saya

berharap sehingga apa yang dihasilkan dari

Simposium dan seminar ini mampu memberikan

manfaat untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia, khususnya masyarakat pertanian.

Billahit taufiq wal hidayah

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Menteri Pertanian RI,

SUSWONO

15