kewenangan kepala desa dalam pengelolaan usaha desa di ...... · desa di desa moro kecamatan...

114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Prasyarat guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Adhitya Widya Kartika NIM. E0008001 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: nguyenliem

Post on 06-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA

DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN

LAMONGAN

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Prasyarat guna

Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Adhitya Widya Kartika

NIM. E0008001

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA

DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN

LAMONGAN

Oleh

Adhitya Widya Kartika

NIM. E0008001

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juni 2012

Co Pembimbing

Dosen Pembimbing

Sutedjo, S.H.,M.M.

NIP. 195808281986011001

Suranto, S.H, M.H.

NIP. 195608121986011101

Page 3: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA

DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN

LAMONGAN

Oleh

Adhitya Widya Kartika

NIM. E0008001

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada:

Hari : Senin

Tanggal : 16 Juli 2012

DEWAN PENGUJI

1. Maria Madalina, S.H., M.Hum. : NIP. 196010241986022001

Ketua

2. Sutedjo, S.H., M.M. : NIP. 195808281986011001

Sekretaris

3. Suranto, S.H., M.H. : NIP. 195608121986011101

Anggota

Mengetahui Dekan,

Prof.Dr.Hartiwiningsih,S.H.,M.Hum NIP. 195702031985032001

Page 4: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Adhitya Widya Kartika

NIM : E0008001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA

DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN

LAMONGAN adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan

hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Mei 2012

Yang membuat pernyataan

Adhitya Widya Kartika

NIM. E0008001

Page 5: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK Adhitya Widya Kartika, E0008001. 2012. KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan kewenangan kepala desa dalam pengelolaan usaha desa di desa Moro kecamatan Sekaran kabupaten Lamongan dan hambatan yang dihadapi serta solusi.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum nondroktinal bersifat deskriptif kualitatif, permasalahan yang diangkat menyangkut realitas yaitu mengenai kewenangan kepala desa dalam pelaksanaannya, pelaksanaan pengelolaan usaha desa, cara pengelolaan, dan hambatan yang terjadi ketika pelaksanaan dilakukan. Data diperoleh dari data primer yang bersumber dari pemerintah desa yaitu kepala desa dan perangkat desa, data sekunder, dan tersier. Tehnik pengumpulan data menggunakan studi dokumen, wawancara, observasi. Tehnik analisa data menggunakan analisa kualitatif model interaktif menggunakan tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian dan pembahasan menghasilkan kesimpulan yaitu kewenangan kepala desa membina perekonomian desa dan melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu dengan tugas kepala desa melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa dalam pengelolaan keuangan desa, pengelolaan usaha desa dilakukan dengan cara lelang. Usaha desa masuk dalam sumber keuangan dituangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa yang ditetapkan dalam peraturan desa oleh kepala desa dengan persetujuan badan permusyawaratan desa. Seluruh pendapatan dan kekayaan disalurkan melalui kas desa. Pertanggungjawaban merupakan kewajiban dilakukan dengan memberikan laporan kepada badan permusyawaratan desa setahun sekali. Hambatan yang terjadi adalah dari faktor keterlambatan pembayaran, kriminalitas, cuaca. Kata kunci: Kewenangan, Kepala Desa, pengelolaan, usaha Desa.

Page 6: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT Adhitya Widya Kartika, E0008001. 2012. AUTHORITY OF VILLAGE HEADS IN THE MANAGEMENT OF VILLAGE OWNED ENTERPRISES AT MORO SEKARAN LAMONGAN. Faculty of Law Sebelas Maret University.

This study aims to describe the authority of village heads in the management of village owned enterprises at Moro Sekaran Lamongan and obstacles faced and the solutions.

This research is a qualitative descriptive, nondroktinal, the issue raised concerning the reality of the authority of village heads in the implementation, the implementation of rural business management, management methods, and obstacles that occur when the execution carried out. Data obtained from primary data sourced from the village government is the village head and village officials, secondary data, and tertiary. Techniques of data collection using the study of documents, interviews, observation. Techniques of data analysis using an interactive model of qualitative analysis using the three grooves are data reduction, data presentation, and conclusions.

The conclusion are authority of village leaders to foster rural economic and execute other authority in accordance with statutory regulation with the task ot carrying out the affairs of the village which become the authority the village in the financial management of the village. The village owned enterprises conducted by auction then viilage owned enterprises included in the financial resources set out in the budget revenue and expenditure specified in regulation village by headman of the village with the approval of the village consultative body. The entire income and wealth is channeled through the village treasury. Accountability is accomplished by providing a report to BPD once a year. Problems that occur are late payments, crime, weather. Key words: authority, headman of the village, management, business village.

Page 7: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang atas limpahan nikmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan hukum (Skripsi) dengan judul: KEWENANGAN

KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA MORO

.

Adapun kajian dalam penulisan hukum ini dimaksudkan untuk mengetahui

mengenai tugas dan tanggung jawab kepala desa dalam mengelola usaha desa

serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengelola usaha.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan penulisan hukum atau

skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan, baik materiil maupun moril

yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Selaku Rektor Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret;

2. Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret serta selaku Pembimbing Akademik;

3. Maria Madalina, S.H.,M.Hum. selaku Ketua Bagian Hukum Tata Negara

dan Ketua Penguji;

4. Suranto, S.H.,M.H. selaku Pembimbing I Penulisan Hukum serta Anggota

Penguji yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga yang dengan

sabar memberikan saran dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi

ini;

5. Sutedjo, S.H., M.M. selaku Pembimbing Seminar Proposal, Co

Pembimbing serta Sekretaris Penguji yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis;

6. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis semoga

kedepannya dapat penulis amalkan;

Page 8: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Segenap Karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pelayanan dalam bidang akademik kepada penulis

selama masa studi;

8. Pengelola Penulisan Hukum yang telah membantu dalam mengurus segala

administrasi skripsi dari mulai pengajuan judul, pelaksanaan seminar

proposal sampai dengan pendaftaran ujian skripsi;

9. Keluarga besar Sukamto, SE, Ning Suhatmi, serta saudara Dwi

Wahyuningrum, Adhiyatma Srinarbito yang telah memberikan semua hal

yang sangat berarti dalam hidup penulis, doa, harapan, cinta, motivasi, dan

kepercayaan yang telah diberikan;

10. Keluarga besar Budi Utomo, Zulaikah saudara Surya Utomo, Sugiati atas

doa, harapan, cinta, motivasi, dan kepercayaan yang telah diberikan ;

11. Keluarga besar Rahmat Utomo yang telah memberikan semua hal yang

sangat berarti dalam hidup penulis, doa, harapan, cinta, motivasi, dan

kepercayaan yang telah diberikan;

12. Teman dan sahabat penulis atas kebersamaan, kepercayaan, perhatian,

dorongan dan bantuaannya selama ini;

13. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

menyelesaikan penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang

membangun, sehingga dapat memperkaya penulisan hukum ini. Semoga penulisan

hukum ini dapat bermanfaat dan mampu memberikan sumbangan ilmiah bagi

perkembangan ilmu hukum.

Surakarta, Mei 2012

Penulis

Adhitya Widya Kartika

NIM. E0008001

Page 9: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..............................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................iv

ABSTRAK ..............................................................................................................v

ABSTRACT ...........................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xi

DAFTAR BAGAN ...............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah

..............................................................................1

B. Rumusan Masalah

.......................................................................................3

C. Tujuan Penelitian

........................................................................................4

D. Manfaat Penelitian

......................................................................................4

E. Metode Penelitian

........................................................................................5

F. Sistematika Penulisan Hukum

.....................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................11

A. Kerangka Teori ..........................................................................................11

1. Letak Desa ditinjau dari Pemerintahan Daerah ....................................11

2. Pemerintahan Desa ...............................................................................20

3. Organisasi Pemerintahan Desa ............................................................29

Page 10: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

4. Tinjauan Kepala Desa ...........................................................................33

5. Sumber Pendapatan Desa .....................................................................37

6. Otonomi Desa .......................................................................................44

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................................46

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................47

A. Hasil

Penelitian..........................................................................................47

1. Diskripsi Obyek Penelitian ...................................................................47

2. Kewenangan Kepala Desa dalam Pengelolaan Usaha Desa..................69

3. Hambatan yang dihadapi dan Cara Mengatasi......................................85

B. Pembahasan

...............................................................................................85

1. Kewenangan Kepala Desa dalam Pengelolaan Usaha

Desa..................85

2. Hambatan dan Cara Mengatasi

.............................................................93

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................96

A. Simpulan

...................................................................................................96

B. Saran

..........................................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................100

Page 11: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan Menurut Umur .............................................................48

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Moro dengan Kriteria Penggolongan

Menurut Usia dan Pendidikan .......................................................49

Tabel 3.3 Struktur Jumlah Penduduk Desa Moro Menurut Jenis Mata

Pencaharian ....................................................................................51

Tabel 3.4 Jumlah Kepala Keluarga Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan Menurut Tingkat Kesejahteraan ................52

Tabel 3.5 Keadaan Pertanahan Desa Moro Menurut Jenis Tanah ................53

Tabel 3.6 Uraian Hasil apengelolaan Sumber Daya Alam Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan ...................................54

Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa Moro Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan ......................................................55

Tabel 3.8 Pemegang Jabatan Kepala Desa dan Perangkat Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan ...................................68

Tabel 3.9 Daftar Tanah Kas Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan ......................................................................................70

Page 12: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel 3.10 Batas Lokasi Lelang ......................................................................82

Tabel 3.11 Pemenang Lelang Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan Tahun 2012 ..................................................................83

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Teknis Analisis Kualitatif................................................................7

Bagan 2.1 Otonomi Desa ................................................................................45

Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................46

Bagan 3.1 Susunan Organisasi .......................................................................68

Bagan 3.2 Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Moro ...................69

Page 13: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan/Ijin Lokasi/Instansi .........................................103

Lampiran 2 Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelelangan ...................104

Lampiran 3 Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa .............................................................................................121

Page 14: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia memiliki wilayah dengan pembagian daerah

Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan

pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-undang yang di dalam

menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kewenangan berupa

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah. Semua itu dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan

dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah

yang bersifat istimewa.

Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,

yang tiap-tiap propinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah

yang diatur dengan undang-undang. Kemudian di dalam Pasal 200 ayat (1)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah menegaskan bahwa dalam pemerintahan daerah kabupaten atau kota

dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan

pemusyawaratan desa. Pemerintahan desa sangat berperan penting karena

pemerintahan desa merupakan pemerintahan yang paling dekat dengan

masyarakat sehingga lebih memahami situasi dan kondisi di suatu daerah dan oleh

karena tidaklah mungkin jika semua urusan ditangani oleh pemerintah pusat

sehingga dianggap perlu dan penting dibentuk suatu pemerintahan yang lebih

kecil yaitu pemerintahan desa.

Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pemerintah daerah dilaksanakan

berdasarkan atas asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas tugas

pembantuan. Maka dalam rangka desentralisasi dibentuk dan disusun pemerintah

Page 16: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

propinsi dan pemerintah kota yang diberikan kewenangan untuk mengatur dan

mengurus rumah tangganya sebagai perwujudan otonomi daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah mengakui adanya ekonomi yang dimiliki oleh desa yang

kemudian dapat diberikan penugasan atau pendelegasian dari pemerintah di

atasnya untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Otonomi desa yang

merupakan hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri

pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan nilai

sosial budaya yang ada pada masyarakat setempat diberikan kesempatan untuk

tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan desa. Urusan pemerintah yang

menjadi kewenangan desa mencakup urusan pemerintahan yang sudah ada

berdasarkan hak asal usul desa, urusan pemerintah yang menjadi kewenangan

kabupaten atau kota yang diserahkan pada desa, tugas pembantuan dari

pemerintah dan pemerintah daerah serta urusan pemerintahan lainnya yang oleh

peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.

Pemerintahan desa di dalam menyelenggarakan pemerintahannya dengan

otonomi dapat mencapai keberhasilan dari tujuan yang hendak dicapai apabila di

dukung oleh beberapa faktor salah satunya adalah keuangan desa yang diperoleh

dari sumber-sumber pendapatan desa. Sumber-sumber pendapatan tersebut

dikelola dengan baik agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan

lancar sehingga dapat mensejahterakan masyarakatnya. Sumber-sumber

pendapatan desa di tiap daerah belum tentu sama. Hal ini salah satunya karena

faktor perbedaan kondisi dan permasalahan tiap desa.

Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa dan untuk

meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat serta membina

perekonomian, desa memiliki sumber pendapatan yang terdiri atas pendapatan asli

desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten atau kota, bagian dari

dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau

kota, bantuan dari pemerintah daerah serta hibah dan sumbangan dari pihak

ketiga, serta sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh desa.

Page 17: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pendapatan asli desa merupakan salah satu sumber pendapatan desa. Salah

satu pendapatan asli desa adalah hasil usaha desa. Hasil usaha desa di Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan yaitu didapat melalui usaha desa yang

dokelola dengan cara lelang antara lain lelang telaga kali dan kali desa, lelang

kali dan rawa, lelang lamtoro tepi jalan raya, tanah wedusan, dan lelang

perbatasan Moro-Karang sesuai dengan situasi serta kondisi daerah serta

permasalahan yang masing-masing dari usaha tersebut memberikan masukan

kepada pendapatan desa. Hasil usaha desa di Desa Moro, Kecamatan Sekaran,

Kabupaten Lamongan memiliki pemasukan pendapatan desa yang besar, sehingga

diperlukan pengelolaan secara baik agar pendapatan semakin meningkat dan

bermanfaat bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan

desa.

Pemerintahan desa dalam pengelolaan usaha desa dikelola oleh kepala

desa sebagai tugas dan kewajiban serta yang diberikan kekuasaan untuk

pengelolaan keuangan desa yang dalam kewenangannya di bantu oleh perangkat

desa dan melibatkan peran serta dari masyarakat. Peran kepala desa sangat

penting di dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, kepala desa harus mampu

mengelola dengan baik agar hasilnya dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk

penyelenggaraan pemerintahan desa sehingga dapat berjalan dengan lancar dan

dapat mensejahterakan masyarakat.

Penulisan hukum berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil

judul sebagai berikut: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM

PENGELOLAAN USAHA DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kewenangan kepala desa dalam pengelolaan usaha desa di

Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan?

Page 18: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

b. Hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa dalam pengelolaan usaha

desa di Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan dan

bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Obyektif:

1) Untuk mengetahui kewenangan kepala desa dalam pengelolaan

usaha desa di Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten

Lamongan.

2) Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi kepala desa dalam

pengelolaan usaha desa di Desa Moro, Kecamatan Sekaran,

Kabupaten Lamongan dan bagaimana cara mengatasi hambatan

tersebut.

b. Tujuan Subyektif

Untuk memenuhi prasyarat mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

2) Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperdalam ilmu

pengetahuan Hukum Tata Negara.

b. Praktis

1) Menambah wawasan bagi pembaca khususnya mengenai peranan

Kepala Desa dalam mengelola usaha desa serta hambatan yang

dihadapi dan solusi.

Page 19: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2) Memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang terkait

dengan permasalahan ini.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penulisan hukum ini adalah

penelitian non doktrinal yaitu penelitian berupa studi-studi empiris untuk

menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses

bekerjanya hukum dalam masyarakat. (Bambang Sunggono, 2011:42)

Penelitian ini juga dapat disebut socio- legal reserch

Penelitian hukum non doktrinal ini menggunakan studi empiris

yang pada awalnya meneliti mengenai data sekunder untuk kemudian

dilanjutkan dengan meneliti mengenai data primer di lapangan atau

terhadap masyarakat. (Soerjono Soekanto, 2010:52)

2. Sifat penelitian

Sifat penelitian dalam penelitian hukum ini adalah dengan

deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan suatu data yang seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala lainnya. (Soerjono

Soekanto, 2010:10)

Selain deskriptif juga bersifat kualitatif karena memusatkan pada

prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala

yang ada dalam kehidupan manusia atau kebudayaan dari masyarakat

yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola

yang berlaku. (Burhan Ashshofa, 2001:20-21)

3. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian dengan paradigma konstruktivisme.

Paradigma konstruktivisme dimana realitas ada dalam beragam bentuk

konstruksi mental yang didasarkan kepada pengalaman sosial, bersifat

lokal dan spesifik serta tergantung kepada pihak yang melakukannya.

Page 20: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Atas dasar pandangan filosofis ini, hubungan epistemologis antara

pengamat dan obyek merupakan satu kesatuan subyektif dan merupakan

perpaduan interaksi diantara keduanya. Konstruktivisme merupakan

pengamatan langsung terhadap aktor sosial dalam setting yang alamiah,

agar dapat memahami dan menafsirkan bagaimana aktor sosial mencipta

dan memelihara dunia sosial. (Agus Salim, 2006: 71)

4. Jenis dan sumber data

Data yang akan dikumpulkan terdiri dari data primer dan data

sekunder adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber

primer atau sumber utama yang berupa fakta atau keterangan yang

diperoleh secara langsung dari sumber data yang berkaitan dengan

penulisan hukum ini. Adapun data ini diperoleh secara langsung dari

kepala desa Moro dan perangkat desa di Desa Moro, Kecamatan

Sekaran, Kabupaten Lamongan.

b. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara

langsung dari lapangan, terdiri dari:

1) Bahan hukum primer, meliputi peraturan perundang-undangan,

dokumen resmi, dan data tertulis dari Desa Moro Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan.

2) Bahan hukum sekunder, meliputi hasil karya ilmiah, hasil-hasil

penelitian sebelumnya, jurnal hukum, kamus hukum, buku teks,

dan smber lainnya.

3) Bahan hukum tersier, meliputi Kamus Besar Bahasa Indonesia.

5. Teknik pengumpulan data

a. Studi dokumen

Studi dokumen yaitu teknik pengumpulan data dengan

menginventariskan dan mempelajari bahan berupa peraturan

Page 21: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

perundang-undangan, buku, dan dokumen lain yang berhubungan

dengan obyek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh

dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden

yaitu Kepala Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan

beserta perangkatnya.

c. Observasi

Observasi merupakan pengamatan disertai dengan pencatatan

fenomena yang diteliti yang dapat dilakukan dengan pengamatan

tidak langsung yaitu penulis tidak menjadi kelompok yang diteliti.

Pengamatan dilakukan di Desa Moro, Kecamatan Sekaran,

Kabupaten Lamongan.

6. Teknik analisa data

Teknik analisa data yang dipakai adalah dengan metode analisis

kualitatif dengan model interaktif yaitu bahwa data yang terkumpul di

analisis melalui tiga tahap yaitu mereduksi, menyajikan data, dan

menarik kesimpulan dengan proses siklus antara tahap-tahap tersebut

sehingga data yang terkumpul akan berhubungan satu dengan yang

lainnya secara sistematis.

Metode analisis interaktif, yang menjadi pedoman dalam

penyusunan penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Pengantar Penelitian Kualitatif. HB Sutopo. 2002

Bagan 1.1 Teknik Analisis Kualitatif

Reduksi Data Sajian Data

Kesimpulan

Pengumpulan Data

Page 22: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Keterangan bagan metode analisis interaktif adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

kepada penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan tertulis di kepustakaan. Reduksi

tersebut berlangsung terus-menerus bahkan sebelum data benar-

benar terkumpul sampai sesudah penelitian dan laporan akhir

lengkap tersusun.

2. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kamungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan berarti dari permulaan pengumpulan data

seorang penganalisis mulai mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur

sebab-akibat dan proporsi. Kesimpulan-kesimpulan tetap akan

ditangani dengan longgar tetap terbuka dan skeptis tetapi kesimpulan

sudah disediakan, mula-mula belum jelas kemudian meningkat

menjadi lebih rinci dan mengarah pada pokok. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi itu sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam

pikiran penulis selama ia menulis suatu tinjauan ulang pada catatan-

catatan, atau menjadi seksama.

Peneliti harus bergerak di antara keempat sumbu kumparan

itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik di

antara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi selama penelitian. Aktivitas yang dilakukan dengan proses

itu komponen-komponen tersebut akan didapat yang benar-benar

mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti serta data

yang diperoleh. Setelah semua data dikumpulkan kemudian dirediksi

dengan klasifikasi dan seleksi. Kemudian mengambil kesimpulan

yang berhubungan sehingga membentuk siklus. (HB Sutopo,

2002:37)

Page 23: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

F. Sistematika Penulisan Hukum

Guna memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai penelitian

yang dilakukan oleh penulis, perlu kiranya untuk mengetahui pembagian

sistematika penulisan hukum ini. Secara keseluruhan, penulisan hukum ini

terdiri dari empat bab yang masing-masing bab terbagi dalam sub-sub bagian

yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan

hasil dari suatu penelitian. Sistematika penulisan hukum tersebut adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian

diantaranya tujuan obyektif dan tujuan subyektif, manfaat

penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan praktis, metode

penelitian terdiri dari jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan

serta jenis dan sumber data yaitu data primer, sekunder, tersier,

kemudian teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan

sistematika penulisan hukum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka terdiri atas kerangka teori dan kerangka

pemikiran. Kerangka teori terdiri dari letak desa ditinjau dari

pemerintahan daerah, pemerintahan desa, organisasi pemerintahan

desa, tinjauan kepala desa, sumber pendapatan desa, otonomi desa.

kerangka pemikiran berisi bagan dan keterangan mengenai struktur

proses untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan pembahasan berisi hasil penelitian yaitu antara

lain diskripsi lokasi penelitian, kewenangan kepala desa dalam

pengelolaan usaha desa, hambatan yang dihadapi serta solusi, serta

pembahasan yang berisi kewenangan kepala desa dalam mengelola

usaha desa serta hambatan yang dihadapi kepala desa dalam

pengelolaan usaha desa dan solusi.

Page 24: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB IV PENUTUP

Penutup terdiri dari simpulan yang telah didapat dari hasil

penelitian dan pembahasan dalam penulisan hukum ini. Saran

berisi saran-saran yang diajukan penulis sebagai implikasi dari

kesimpulan yang telah didapat.

Page 25: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Letak Desa Ditinjau Dari Pemerintahan Daerah

Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagian besar banyak memberikan perubahan di berbagai bidang

dalam pemerintahan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah dari pemerintahan

yang berbentuk sentralistik yaitu pemerintahan dengan sistem terpusat kemudian

diganti dengan pemerintahan yang desentralistik. Sesuai dengan konstitusi yaitu

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintahan

Daerah sebagai berikut:

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang

tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan

daerah yang diatur dengan undang-undang.

(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan.

(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih

melalui pemilihan umum.

(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala

pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara

demokratis.

(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali

urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai

urusan Pemerintah pusat.

(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan

peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Page 26: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur

dalam undang-undang.

Wilayah Indonesia dibagi menjadi sejumlah daerah besar dan kecil yang

otonom yaitu daerah yang boleh mengurus rumah tangganya sendiri dan daerah

bersifat administrasi yaitu daerah yang tidak boleh berdiri sendiri. Hal ini dapat

dilihat di dalam pasal 18 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dalam ayat (1) bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi

atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi tersebut dibagi atas kabupaten

dan kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan

daerah yang diatur dengan undang-undang. Kemudian disebutkan dalam ayat (2)

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu bahwa

pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.

Pasal 18 ayat (5) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menyebutkan yaitu pemerintahan daerah menjalankan otonomi yang seluas-

luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan

sebagai urusan Pemerintah Pusat. Kemudian dalam pasal

Pasal 18A Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

bahwa hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah

provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur

dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman

daerah. Kemudian hubungan keuangan, pelayanan umum dan pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan

pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan

undang-undang.

Pasal 18B Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

bahwa negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah

yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

Negara juga mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

Page 27: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

diatur dalam undang-undang.

Oleh karena itu, negara Indonesia merupakan negara kesatuan sehingga

Indonesia tidak akan mempunyai negara di dalam lingkungannya yang bersifat

negara. Negara Indonesia dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi

lagi dalam daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah tersebut bersifat otonom atau

daerah administrasi yang kesemuanya menurut aturan yang akan ditetapkan

dengan undang-undang. Daerah-daerah yang bersifat otonom tersebut ada badan

perwakilan daerah sehingga pemerintahan tersebut berdasarkan permusyawaratan.

Negara Indonesia memiliki daerah-daerah yang mempunyai susunan yang asli dan

dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa.

Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah

istimewa tersebut dan segala peraturan yang mengenai daerah-daerah tersebut

akan mengingati hak-hak asal usul daerah tersebut. Sehingga dapat dikatakan

bahwa pembagian daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan kecil dengan

dibentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang tersebut

dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem

pemerintahan negara serta memperhatikan hak-hak dan asal-usul dalam daerah-

daerah yang bersifat istimewa. Hal tersebut secara tidak langsung Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan menghormati hak-

hak dan asal usul suatu daerah atau yang dapat disebut sebagai desa. Walaupun

dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak

mencantumkan nama desa. Undang-undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

pada pasal 18 hanya menjelaskan bahwa oleh karena Negara Indonesia itu suatu

een heidsstaat, maka Indonesia tak akan mempunyai daerah di dalam

lingkungannya yang bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam

daerah propinsi dan daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih

kecil. Daerah-daerah itu bersifat autoonom (streek dan locale

rechtsgemeenschappen) atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya

menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang. Di daerah-daerah

yang bersifat autonoom akan diadakan badan perwakilan daerah, oleh karena di

Page 28: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

daerahpun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan. Dalam

territoir Negara Indonesia terdapat lk. 250 Zelfbesturende landschappen dan

Volksgemeenschappen, seperti desa di Jawa dan Bali, negeri di Minangkabau,

dusun dan marga di Palembang dan sebagainya. Daerah itu mempunyai susunan

asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa.

Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa

tersebut dan segala peraturan Negara yang mengenai daerah-daerah itu akan

mengingati hak-hak asal-usul daerah tersebut.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

pelaksanaan pasal 18 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 tersebut diwujudkan dalam pokok-pokok penyelenggaraan urusan

pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas

pembantuan. Asas desentralisasi yang menyatakan penyerahan sejumlah urusan

pemerintahan dari pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah tingkat yang

lebih tinggi kepada pemerintah daerah tingkat yang lebih rendah sehingga menjadi

urusan rumah tangga daerah itu. Sehingga prakarsa, wewenang dan tanggung

jawab mengenai urusan-urusan yang diserahkan menjadi tanggung jawab daerah

itu. Asas desentralisasi ini memiliki latarbelakang yaitu oleh karena pemerintah

pusat tidak dapat menyelesaikan sendiri urusan yang banyak sehungga perlunya

penyerahan urusan kepada pemerintahan daerah yang lebih kecil. Selain itu alasan

pemerintah yang lebih kecil lebih mengerti kebutuhan serta permasalahan maupun

situasi dan kondisi yang ada di daerahnya karena lebih dekat dengan masyarakat

daerah yang bersangkutan daripada pemerintah pusat. Tetapi tidak semua urusan

pemerintah pusat dapat diserahkan kepada pemerintahan di bawahnya yaitu

pemerintahan daerah mengingat terbatasnya kemampuan daerah tersebut dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pembiayaannya. Karena itu diperlukan juga asas

dekonsentrasi yaitu asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari pemerintah

pusat atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal yang lebih tinggi kepada

pejabat-pejabatnya di daerah yang tanggung jawabnya tetap ada pada pemerintah

pusat. Urusan tersebut pelaksanaannya dikoordinasikan oleh kepala daerah dalam

kedudukannya selaku wakil pemerintah pusat. Selain asas desentralisasi dan asas

Page 29: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dekonsentrasi juga diperlukan adanya asas tugas pembantuan yaitu yang

menyatakan bahwa tugas turut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah yang

ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban

mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi tugas. Hal-hal tersebut maka

dapat terlihat bahwa wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah otonomi dan

wilayah administrasi. Daerah otonomi bahwa kesatuan masyarakat hukum

memiliki batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang, dan berkewajiban

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tetapi tidak boleh berdiri sendiri

karena tetap terikat dalam negara kesatuan republik Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan disebut sebagai otonomi daerah.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah di

dalam penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan asas desentralisasi,

asas dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan. Hubungan fungsi maupun politik

pemerintahan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah menurut

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, kebijakan politik dengan kesetaraan dan checks and balances

dilaksanakan derngan asas otonomi seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab.

Otonomi seluas-luasnya yaitu daerah diberikan kewenangan mengurus dan

mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah.

Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi

pelayanan, peningkatan peran serta prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang

bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Prinsip otonomi nyata yaitu bahwa untuk menangani urusan pemerintahan

dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah

ada serta berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi

dan kekhasan daerah. Dengan demikian, isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah

tidak selalu sama dengan daerah lainnya.

Prinsip otonomi bertanggung jawab merupakan penyelenggaraannya harus

benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yang pada

dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Page 30: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Otonomi daerah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,

pemerataan, keadilan, demokratisasi, dan penghormatan terhadap nilai-nilai

budaya lokal serta menggali potensi dan keanekaragaman daerah, bukan untuk

memindahkan masalah dari pusat ke kabupaten atau kota. (Indra Djati

Sidi,2001:41)

Mekanisme check and balances menurut hakim Mahkamah Konstitusi

Maruarar Siahaan S.H bahwa check and balances merupakan proses saling

mengawasi dan saling mengimbangi di antara cabang-cabang kekuasaan

(Maruarar Siahaan, 2008:49).

Desentralisasi merupakan bentuk yang efektif untuk pelaksanaan otonomi

In 1999 the central

government of Indonesia designed a set of laws to promote Otonomi Daerah,

Otonomi Daerah laws to be effective in

(Richard Seymour dan Sarah Turner, 2002:33)

Sejak jatuhnya Presiden Soeharto, Indonesia sudah memilih sistem

fall in 1998, Indonesia has transformed from one

(Simon Butt,2010:177)

Konsep otonomi daerah sudah diperkenalkan sejak tahun 1970-an dalm

bentuk undang-undang. Walaupun pada masa itu belum menerapkan otonomi

daerah dengan sebagaimana mestinya.

Otonomi daerah merupakan konsep yang telah lama dikenal dalam sistem pemerintahan kita dan telah diperkenalkan sejak tahun 1970-an dalam bentuk Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah Nomor 5 Tahun 1974. Namun kenyataan menunjukan bahwa Undang-Undang tersebut tidak pernah dilaksanakan secara konsisten karena adanya tarik menarik kepentingan sehingga otonomi daerah hanya tinggal slogan yang tidak ada maknanya. Reformasi yang bergulir tahun 1998 menyebabkan tuntutan otonomi semakin kencang dari berbagai daerah untuk dapat mengatur rumah tangganya sendiri, pada tahun 1999 terbitlah Undang-Undang No. 22 atau 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 atau 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang merupakan jawaban terhadap tuntutan reformasi. (Indra Djati Sidi,2001:36)

Page 31: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Desentralisasi merupakan bentuk pemerintahan yang digunakan di negara

berkembang dan telah menjadi pilihan untuk Indonesia. Hal ini sesuai dengan data

sebagai berikut:

Decentralisation can take a number of different forms, of which Rondinelli and Cheema (1983) suggest four major ones. The first, deconcentration, involves the transfer of central government responsibilities to regions. It can operate at varying scales and to different degrees of autonomy. For example, deconcentration might not actually increase local input in decision making because it may only allow for administration to be undertaken at that level. Until recently, Indonesia operated with such a deconcentrated government (Alm, Aten and Bahl, 2001). The second form of decentralisation, delegation to semi autonomous organisationsand management authority for specific functions to organisations that are

and Cheema,1983:20). Organisations this authority could be delegated to might include public corporations, multi and singular-purpose authorities such as a transit authority, or project implementation units. The third form involves the transfer of functions from government to non-government controls. This namely involves privatisation of government services and to an extent, de-bureaucratisation.

Finally, devolution, the fourth form of decentralisation, is the most common form of decentralisation in developing countries and has become the chosen option for Indonesia (Crook and Manor, 1994; Rondinelli and

en independent levels or units of government through devolution of functions and

government relinquishes control of certain functions and, if necessary, creates new layers of government. In its most ideal form, devolution encompasses autonomous local governments which become democratic institutions, existing in a non hierarchical relationship with other forms of government. However, in reality this will only ever happen to a certain degree. In sum, both regional and central governments share authority over particular non-overlapping functions which in combination constitute the total government (Rondinelli and Cheema, 1983). (Richard Seymour dan Sarah Turner, 2002:34)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemeritahan Daerah, pembagian urusan pemerintahan mencakup empat

kelompok:

1. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan pusat

2. Urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi

Page 32: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahn

kabupaten atau kota

4. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan desa.

(Pipin Syarifin dan Daedah Jubaedah, 2006: 47)

Prinsip penyelenggaraan pemerintahan dengan asas desentralisasi,

dekonsentrasi dan tugas pembantuan kesemuanya bersifat koordinatif

administratif yaitu hakikat fungsi pemerintahan tersebut tidak ada yang saling

membawahi namun demikian fungsi dan peran pemerintahan provinsi juga

mengemban pemerintahan pusat sebagai wakil pemerintah pusat di daerah.

Sehingga dalam rangka desentralisasi dibentuk dan disusun pemerintahan

yang lebih kecil lagi yang diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sebagai perwujudan otonomi daerah yang diharapkan lebih

mendukung pemberdayaan dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan umum

dan pembangunan di daerah.

Asas desentralisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan sejumlah

urusan pemerintahan dari Pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah yang

lebih tinggi kepada pemerintah daerah tingkat yang lebih rendah sehingga menjadi

urusan rumah tangga daerah itu. Hal ini penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan pelimpahan wewenang

dari pemerintah pusat atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat

yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah. Tanggung jawab tetap ada

pada pemerintah pusat baik perencanaan dan pelaksanaannya maupun

pembiayaannya tetap menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Unsur

pelaksanaannya dikoordinasikan oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku

wakil pemerintah daerah. Latar belakang asas ini adalah bahwa tidak semua

urusan pemerintah pusat dapat diserahkan kepada pemerintah daerah menurut asas

desentralisasi. Asas dekonsentrasi ini maksudnya adalah pelimpahan wewenang

Page 33: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur, sebagai wakil pemerintah kepada

instansi vertikal di wilayah tertentu.

Asas tugas pembantuan asas yang menyatakan tugas turut serta dalam

pelaksanaan urusan pemerintah yang ditugaskan kepada pemerintah daerah

dengan kewajiban mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi tugas,

misalnya pajak. (C.S.T. Kansil, 2002:3)

Asas tugas pembantuan merupakan penugasan dari pemerintah kepada

daerah dan atau desa, dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten atau

kota dan atau desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk

melaksanakan tugas tertentu.

Sistem pemerintahan di Indonesia meliputi:

1. Pemerintahan pusat, yakni pemerintah;

2. Pemerintahan daerah, yang meliputi pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten atau kota;

3. Pemerintahan desa. (Siswanto Sunarno,2006:5)

Hal ini untuk mendukung pemberdayaan serta meningkatkan kualitas di

suatu daerah maka perlu suatu pemerintahan daerah dibagi lagi menjadi

pemerintahan yang lebih kecil yang disebut desa. Karena desa yang cakupannya

lebih kecil dari pada kabupaten atau kota adalah pemerintahan yang paling dekat

dengan masyarakat maksudnya yaitu desa lebih dapat menjangkau atau lebih

mengetahui aspirasi, persoalan-persoalan serta kebutuhan yang ada di dalam desa

tersebut. Desa juga dianggap penting sebagai penghubung antara pemerintah

dengan masyarakatnya karena desa merupakan organisasi pemerintahan yang

paling dekat dengan rakyat serta mengetahui kebutuhan dan masalah-masalah

yang terdapat di masyarakat.

Pasal 18A Undang-undang Dasar Tahun 1945 diamanatkan tentang

hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,

kabupaten, dan kota atau antara provinsi, kabupaten serta kota diatur dengan

undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah serta

hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam maupun

Page 34: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan daerah diatur dan dilaksanakan

secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.

Pasal 18B Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

bahwa pada ayat (1) negara mengakui dan menghormati satuan-satuan

pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur

dengan undang-undang, kemudian dalam ayat (2) negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam

undang-undang.

Hal yang ada di dalam pasal tersebut secara tidak langsung atau secara

tersirat telah mengakui serta mengatur daerah pemerintahan lebih kecil yaitu desa.

Pengaturan mengenai desa ini tidak diatur secara implisit di dalam konstitusi yaitu

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Dasar menetapkan hanya ada dua tingkatan daerah

otonom yang disebut dengan propinsi. Daerah propinsi tersebut dibagi lagi di

dalam daerah kabupaten atau kota. Pembagian ini dimaksudkan untuk

menjalankan otonomi daerah. Desa bukanlah termasuk daerah otonom, tetapi di

dalam peraturan perundang-undangan selanjutnya disebutkan dimana desa

memiliki hak untuk mengatur kewenangan yang bersifat asli.

Konsekuensinya, maka desa diserahkan pengaturannya kepada kabupaten.

Pasal 200 ayat (1) di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah bahwa dalam pemerintahan daerah kabupaten atau kota

dibentuk pemerintahan desa. Hal ini mengandung artian bahwa dimana

pemerintahan desa lahir atau dibentuk oleh pemerintah di atasnya dan merupakan

bagian dari pemerintah kabupaten atau kota tetapi bersifat otonom. Sehingga

kedudukan desa berada di dalam kabupaten atau kota.

2. Pemerintahan Desa

Pemerintahan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara,

perbuatan memerintah. Arti yang lain adalah segala urusan yang dilakukan oleh

Page 35: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan

negara.

Pemerintahan desa menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa dalam

mengatu dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 200 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah mengatur mengenai desa yang dimana dalam pemerintahan daerah

kabupaten atau kota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa

dan badan permusyawaratan desa.

Hal ini merupakan bentuk desentralisasi seperti pendapat Philip Mawhod

menyatakan desentralisasi adalah pembagian dari sebuah kekuasaan pemerintah

oleh kelompok yang berkuasa di pusat terhadap kelompok-kelompok lain yang

masing-masing memiliki otoritas di dalam wilayah tertentu di suatu negara.

(Siswanto Sunarno, 2006:13)

Susunan organisasi dan pemerintahan desa tidak lagi sekedar cermin

sejarah pemerintahan masa lalu dengan segala keaslian tradisionalnya.

Pemerintahan desa harus menjadi bagian integral pemerintahan negara Republik

Indonesia yang menjalankan fungsi- fungsi pemerintahan. (I Gde Pantja Astawa.

2008:327)

Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah Desa

atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas-batas wilayah yuridiksi, berwenang untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan atau dibentuk dalam sistem pemerintahan

nasional dan berada di kabupaten atau kota. Landasan pemikiran di dalam

pengaturan mengenai desa ini adalah keanekaragaman, partisipasi, ekonomi,

otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. (Siswanto Sunarno,

2006:19)

Page 36: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Landasan pengaturan pemerintah desa adalah sebagai berikut:

1. Landasan keanekaragaman adalah memiliki makna bahwa istilah desa

dapat disesuaikan dengan asal usul dan kondisi sosial budaya

setempat, seperti nagari, negeri, kampung, pekon, lembanga,

pamusungan, huta, hori, atau marga kesemuanya berarti pola

penyelenggaraan pemerintahan desa akan menghormati sistem nilai

yang berlaku dalam adat istiadat dan budaya masyarakat setempat,

namun tetap mengindahkan sistem nilai bersama di dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

2. Partisipasi adalah penyelenggaraan pemerintah desa harus mampu

mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat merasa memiliki

dan bertanggung jawab terhadap perkembangan kehidupan bersama

sebagai sesama warga desa.

3. Otonomi asli yaitu kewenangan pemerintah desa di dalam mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dimana didassrkan

kepada hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang pada

masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam prospektif

administrasi modern.

4. Demokratisasi yaitu memiliki makna bahwa penyelenggaraan

pemerintahan desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang

diartikulasi dan diagresi melalui Badan Perwakilan Desa (sekarang

disebut sebagai Badan Pemusyawaratan Desa) dan Lembaga

Kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah desa.

5. Pemberdayaan masyarakat yaitu bermakna penyelenggaraan

pemerintahan desa diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program, dan

kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan

masyarakat. (HAW Widjaja, 2004:36-37)

Desa yang dimaksud termasuk juga antara lain Nagari di Sumatera Barat,

Gampong di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Lembang di Sulawesi Selatan,

Kampung di Kalimantan Selatan, dan Negeri di Maluku. Undang-undang Nomor

Page 37: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengakui otonomi oleh desa

ataupun dengan sebutan lainnya dan kepala desa melalui pemerintah desa dapat

diberikan pendelegasian dari pemerintah ataupun pemerintah daerah, untuk

melaksanakan urusan pemerintah yang bersifat administratif, seperti desa yang

dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi, atai karena alasan

yang lainnya yang warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen maka

otonomi desa akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang

mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri. (Siswanto Sunarno, 2006:19)

Desa menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tentang

Desa bahwa desa atau yang disebut nama dengan nama lain, selanjutnya disebut

desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal usul

desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa harus

memenuhi syarat:

1. Jumlah penduduk

2. Luas wilayah

3. Bagian wilayah kerja

4. Perangkat

5. Sarana dan prasarana pemerintahan

Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa atau bagian

desa yang bersandingan atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau

lebih atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. Pemekaran dari satu

desa menjadi dua desa atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai paling tidak

lima tahun penyelenggaraan pemerintahan desa. Desa yang kondisi masyarakat

dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan maka dapat dihapus atau

digabung.

Syarat pembentukan desa yaitu sebagai berikut:

a. Jumlah penduduk, yaitu:

Page 38: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1) Wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 1.500 jiwa atau 300

kepala keluarga

2) Wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1.000 jiwa atau

200 kepala keluarga

3) Wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Maluku, Papua paling sedikit 750 jiwa atau 75 kepala

keluarga.

b. Luas wilayah yang dapat dijangkauu dalam meningkatkan pelayanan

dan pembinaan masyarakat;

c. Wilayah kerja memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar

dusun;

d. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan antar umat

beragama dan kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat

setempat;

e. Potensi desa yang meliputi sumber daya alam dan sumber daya

manusia;

f. Batas desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang ditetapkan

dengan peraturan daerah;

g. Sarana dan prasarana yaitu tersedianya potensi infrastruktur

pemerintahan desa dan perhubungan. (Sadu Wasistiono, Ismail

Nurdin, M. Fahrurozi, 2009:208)

Desa yang tidak lagi memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung.

Desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan dengan memperhatikan:

1. Jumlah penduduk

2. Luas wilayah

3. Prasarana dan sarana pemerintahan

4. Potensi ekonomi

5. Kondisi sosial budaya masyarakat

Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan sub sistem dari sistem

penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala desa bertanggung

Page 39: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

jawab kepada badan perwakilan desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan

tersebut kepada bupati. Hal ini dalam pengertian kepala desa pada dasarnya

bertanggung jawab kepada rakyat desa, yang dalam tata cara dan prosedur

pertanggungjawabannya disampaikan kepada bupati atau walikota, melalui camat.

Kepada Badan Pemusyawaratan Desa, kepala desa wajib memberikan keterangan

laporan pertanggungjawabannya dan kepada rakyat menyampaikan informasi

pokok-pokok pertanggungjawabannya, namun tetap harus memberi peluang

kepada masyarakat melalui badan pemusyawaratan desa untuk menanyakan dan

atau meminta keterangan lebih lanjut terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

pertanggungjawaban yang dimaksud.

Badan pemusyawaratan adalah sebagai perwujudan demokrasi di dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan

serta pengawasan dalam hal pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan dan

belanja desa dan keputusan kepala desa di dalam penyelenggaraan pemerintahan

desa, seperti pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan

dan belanja desa, keputusan kepala desa. Serta dibentuk lembaga kemasyarakatan

desa dalam memberdayakan masyarakat desa. Lembaga kemasyarakatan sesa

merupakan mitra pemerintah desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.

Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan

badan permusyawaratan desa yang ditetapkan dengan peraturan desa.

Indikasi perubahan yang memperlihatkan desa di dalam masa transisi,

yaitu:

1) Desa mempunyai sumber keuangan yang berasal dari bagian dana

perimbangan yang diterima oleh kabupaten atau kota setelah

dikurangi belanja aparatur, bagian dari hasil pajak daerah dan hasil

retribusi daerah kabupaten atau kota.

2) Sebagian sekretaris desa diisi oleh Pegawai Negeri Sipil atau diangkat

menjadi Pegawai Negeri Sipil.

3) Adanya urusan pemerintahan kabupaten atau kota yang pengaturannya

yang diserahkan kepada desa.

Page 40: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Masuknya peraturan desa dalam tata urut peraturan perundang-

undangan.

5) Desa menerima tugas pembantuan baik dari pemerintah pusat,

pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah kabupaten atau kota.

(Sadu Wasistiono, Ismail Nurdin, M. Fahrurozi, 2009:213)

Kepala desa dan perangkatnya diisi oleh Pegawai Negeri sipil. Kekayaan

desa merupakan kekayaan daerah yang dikelola oleh desa. Pendanaan akibat

perubahan tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Perangkat

desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Kepala desa dipilih

langsing oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik Indonesia.

Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku

ketentuan hukum adat setempat. Jabatan kepala desa adalah enam tahun dan dapat

dipilih kembali hanya satu kali masa jabatan.

Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun

hukum perdata, memiliki kekayaan harta benda dan bangunan serta dapat dituntut

dan menuntut di pengadilan. Untuk itu, kepala desa dengan persetujuan Badan

Perwakilan Desa mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum dan

mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan

uang serta segala sesuatu baik uang atau barang yang dapat dijadikan milik

desaberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Sumber pembiayaan

atau keuangan desa yaitu diperoleh dari sumber pendapatan desa, yaitu:

1. Pendapatan asli desa

2. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten atau kota

3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh kabupaten atau kota

4. Hibah

5. Sumbangan dari pihak ketiga. (Jimly Asshiddiqie, 2006:328)

Page 41: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sumbangan dari pihak ketiga yaitu dapat berbentuk hadiah, donasi, wakaf,

atau sumbangan lain serta pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi

kewajiban-kewajiban pihak penyumbang.

Belanja desa digunakan untuk mandanai penyelenggaraan pemerintahan

desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Pengelolaan keuangan desa dilakukan

oleh kepala desa dan dituangkan di dalam peraturan desa tentang anggaran

pendapatan dan belanja desa.

Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa serta dapat melakukan hubungan kerja sama untuk kepentingann

desa serta bila kerjasama dengan pihak ketika maka dapat dibentuk badan kerja

sama desa yang kesemuanya mengikutsertakan pemerintah desa dan badan

pemusyawaratan desa dengan memperhatikan kepentingan masyarakat desa,

kewenangan desa, kelancaran pelaksanaan investasi, kelestarian lingkungan

hidup, keserasian kepentingan antarkawasan dan kepentingan umum. (Siswanto

Sunarno, 2006:20)

Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan

pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan

pihak ketiga dan pinjaman desa.

Berdasarkan hak asal usul desa yang bersangkutan, kepala desa memiliki

wewenang untuk mendamaikan perkara atau sengketa dari para warganya.

Upaya meningkatkan dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat

yang bercirikan perkotaan, dibentuk kelurahan sebagai unit pemerintahan

kelurahan yang berada di dalam daerah kabupaten dan atau kota. (HAW.

Widjaja.2004:3)

Pasal 200 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, pemerintahan desa di bentuk dalam lingkup pemerintahan

daerah kabupaten atau kota yang mana pemerintahan desa terdiri dari pemerintah

desa dan badan pemusyawaratan desa. Ayat (2) bahwa pembentukan,

penghapusan, dan penggabungan desa, dilakukan dengan memperhatikan asal usul

atas prakarsa masyarakat. Desa di kabupaten atau kota secara bertahap dapat

diubah statusnya menjadi kelurahan atas usul dan prakarsa pemerintah desa dan

Page 42: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

badan pemusyawaratan desa yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris

desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa adalah:

1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa.

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban kabupaten atau kota

yang diserahkan pengaturannya kepada desa.

3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau

kabupaten atau kota yang disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana

serta sumber daya manusia.

4. Urusan pemerintah lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan ke desa. (J Kaloh, 2007: 185)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

merumuskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem

pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Otonomi desa merupakan otonomi yang berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat adalah otonomi yang telah dimiliki sejak dahulu dan telah

menjadi adat istiadat yang melekat dalam masyarakat desa yang bersangkutan.

Otonomi yang dimiliki pemerintah kabupaten atau kota adalah otonomi

formal atau resmi. Sedangkan otonomi yang dimiliki pemerintah desa adalah

otonomi berdasarkan asal-usul dan adat istiadat. Artinya jika desa memang

memiliki urusan-urusan yang secara adat diatur dan diurus, maka urusan-urusan

tersebut diakui oleh undang-undang.

Contoh urusan-urusan yang dimiliki pemerintah kabupaten atau kota:

1. Urusan pendidikan dan kebudayaan

2. Urusan kesehatan

3. Urusan pertanian

4. Urusan ketenagakerjaan.

Contoh urusan-urusan yang dimiliki oleh pemerintah desa:

Page 43: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Urusan pengelolaan pasar desa

2. Urusan lumbung desa

3. Urusan pengairan desa

4. Urusan pengelolaan makam keramat

5. Urusan penyelenggaraan upacara adat

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

desa tidak lagi di bawah kecamatan tetapi desa di bawah kabupaten atau kota.

Dengan demikian kepala desa langsung di bawah pembinaan bupati atau wali

kota. Kecamatan bukan lagi sebagai suatu wilayah yang membawahi desa-desa

tetapi hanya merupakan wilayah kerja camat. Camat sendiri bukan kepala wilayah

dan penguasa tunggal di wilayahnya. Tetapi, hanya sebagai perangkat daerah

kabupaten. Jadi, camat itu hanyalah staf daerah kabupaten yang mengurusi desa-

desa.

Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Pemerintah

desa adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintah desa memiliki

tugas pokok, sebagai berikut:

1. Melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan

umum, pembangunan, dan pembinaan masyarakat,

2. Menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi,

dan pemerintah kabupaten.

Fungsi pemerintah desa untuk menjalankan tugas pokok tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan urusan rumah tangga desa,

2. Pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya,

3. Pelaksanaan pembinaan perekonomian desa,

4. Pelaksanaan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong-royong

masyarakat,

5. Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat,

6. Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat desa,

7. Penyusunan, pengajuan rancangan peraturan desa,

Page 44: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

8. Pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepada pemerintah desa.

Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa. Kepala desa dibantu oleh

sekretaris desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri atas kepala-kepala

urusan, pelaksana urusan, dan kepala dusun. Kepala-kepala urusan membantu

sekretaris desa menyediakan data dan informasi serta memberi pelayanan.

Pelaksana urusan adalah pejabat yang melaksanakan urusan rumah tangga desa di

lapangan. Kepala dusun adalah wakil kepala desa di wilayahnya.

Sekretaris desa adalah staf yang memimpin sekretariat desa. Sekretaris

desa bertugas membantu kepala desa di bidang pembinaan administrasi dan

memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah

desa. Sekretaris desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.

Kepala urusan adalah staf yang membantu sekretaris desa sesuai dengan

bidangnya. Kepala urusan bertanggung jawab kepada sekretaris desa. Kepala

urusan terdiri atas:

1. Kepala Urusan Pemerintahan;

2. Kepala Urusan Pembangunan;

3. Kepala Urusan Administrasi.

Untuk desa yang besar dan urusannya banyak bisa ditambah dengan:

1. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat;

2. Kepala Urusan Keuangan;

3. Kepala Urusan Umum.

Pelaksana urusan adalah staf yang melaksanakan urusan teknis di lapangan

seperti urusan air (ulu-ulu), urusan agama Islam (modin), dan lain-lain. Pelaksana

urusan bertanggung jawab kepada kepala desa.

Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas kepala desa di

wilayah kerjanya. Tugas kepala dusun menjalankan tugas kepala desa di wilayah

kerjanya. (Hanif Nurcholis, 2005: 139-140)

Urusan rumah tangga desa adalah urusan yang berhak diatur dan diurus

oleh pemerintah desa sendiri. untuk mengatur dan mengurus urusannya

pemerintah desa membuat Peraturan Desa. Peraturan desa dibuat oleh kepala desa

bersama dengan badan permusyawaratan daerah. Peraturan desa dilaksanakan

Page 45: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

oleh kepala desa dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui Badan

Pemusyawaratan Desa. (Hanif Nurcholis, 2005: 138)

3. Organisasi Pemerintahan Desa

Organisasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kesatuan yang

terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan

tertentu atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk

mencapai tujuan bersama.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa dalam pemerintahan daerah kabupaten atau kota dibentuk pemerintahan

desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Badan

permusyawaratan desa berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Suatu desa dalam

pembentukan, penghapusan, dan atau penggabungan desa dengan memperhatikan

asal usulnya atas prakarsa masyarakat.

Desa di kabupaten atau kota secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan

statusnya menjadi kelurahan sesuai usul dan prakarsa pemerintah desa bersama

badan permusyawaratan desa yang ditetapkan dengan Peraturan daerah.

Pendanaan sebagai akibat perubahan status desa menjadi kelurahan dibebankan

pada anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten atau kota dan apabila

desa berubah statusnya menjadi kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah

dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan.

Organisasi pemerintahan desa menurut Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang

menyebutkan bahwa Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.

Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris

desa tersebut diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

a. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-

usul desa;

Page 46: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten

atau kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

c. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi,

dan atau pemerintah kabupaten atau kota;

d. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-

perundangan diserahkan kepada desa.

Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau

pemerintah kabupaten atau kota kepada desa disertai dengan pembiayaan, sarana

dan prasarana, serta sumber daya manusia. Tugas dan kewajiban kepala desa

dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa diatur lebih lanjut dengan

peraturan daerah berdasarkan peraturan pemerintah. Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Kabupaten atau Kota yang diserahkan pengaturannya

kepada Desa adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat

meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa bahwa pemerintahan desa terdiri dari pemerintahan desa dan badan

permusyawaratan desa. Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat

desa. perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.

Perangkat Desa lainnya tersebut terdiri atas:

a. sekretariat desa;

b. pelaksana teknis lapangan;

c. unsur kewilayahan.

Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya. Kemudian dalam melaksanakan tugasnya, perangkat

desa bertanggungjawab kepada kepala desa.

Badan permusyawaratan desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan desa. Badan permusyawaratan desa bersama kepala desa

menetapkan peraturan desa. Jumlah perangkat desa disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Susunan organisasi

dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan peraturan desa. Ketentuan

lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja

Page 47: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pemerintahan desa diatur dengan peraturan daerah kabupaten atau kota yang

sekurang-kurangnya memuat:

a. tata cara penyusunan struktur organisasi;

b. perangkat;

c. tugas dan fungsi;

d. hubungan kerja.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa mencakup:

a. urusan pemerintahan yang sudah ada

berdasarkan hak asal usul desa;

b. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten atau kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

c. tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten atau Kota; dan

d. urusan pemerintahan lainnya yang oleh

peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.

4. Tinjauan Kepala Desa

Kepala desa adalah kepala pemerintahan desa. Kepala desa mempunyai

tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan pemerintah desa dalam

melaksanakan sebagian urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan umum,

pembinaan dan pembangunan masyarakat serta menjalankan tugas pembantuan

dari pemerintah di atasnya. Sebelumnya kepala desa bertanggung jawab kepada

bupati melalui camat. Sekarang kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat

melalui badan permusyawaratan desa. Sedangkan kepada bupati, kepala desa

hanya menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya.

Tugas dan kewajiban Kepala Desa:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;

2. Membina kehidupan masyarakat desa;

3. Membina perekonomian desa;

4. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa;

Page 48: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

5. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;

6. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukumnya. (Hanif Nurcholis, 2005:139)

Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan di bidang penghayatan dan

pengamalan Pancasila, pembinaan politik dalam negeri dan

pembinaan kesatuan bangsa sesuai dengan garis kebijakan pemerintah,

2. Membina ketentraman dan ketertiban wilayah sesuai dengan garis

kejaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah,

3. Meningkatkan koordinasi terhadap segala kegiatan masyarakat, baik

di dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan,

untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya,

4. Memimpin pemerintahan desa dan melaksanakan segala hal yang

dibebankan oleh pemerintah yang lebih atas,

5. Mengusahakan terus-menerus agar segala peraturan yang dikeluarkan

ditaati oleh penduduk desanya,

6. Membimbing dan mengawasi segala usaha dan kegiatan masyarakat

dan atau organisasi-organisasi serta lembaga-lembaga

kemasyarakatan. (Taliziduhu Ndraha, 1991:76)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa:

1. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa Warga

Negara Republik Indonesia;

2. Calon kepala desa memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan

kepala desa ditetapkan sebagai kepala desa;

3. Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat

beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui

keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat yang

ditetapkan dengan peraturan daerah dengan berpedoman pada

peraturan pemerintah;

Page 49: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Kepala desa terpilih dilantik oleh Bupati atau Wali kota paling lambat

30 hari setelah pemilihan;

5. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun dan dapat dipilih

kembali hanya satu kali masa jabatan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa bahwa kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Kepala desa dalam

melaksanakan tugas mempunyai wewenang :

1. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa;

2. mengajukan rancangan peraturan desa;

3. menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama

Badan Permusyawaratan Desa;

4. menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk dibahas dan ditetapkan

bersama Badan Permusyawaratan Desa;

5. membina kehidupan masyarakat desa;

6. membina perekonomian desa;

7. mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

8. mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; dan

9. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya mempunyai

kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan

Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

Page 50: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. memelihara ketentraman dan ketertiban

masyarakat;

d. melaksanakan kehidupan demokrasi;

e. melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa

yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;

f. menjalin hubungan kerja dengan seluruh

mitra kerja pemerintahan desa;

g. menaati dan menegakkan seluruh peraturan

perundangundangan;

h. menyelenggarakan administrasi

pemerintahan desa yang baik;

i. melaksanakan dan

mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa;

j. melaksanakan urusan yang menjadi

kewenangan desa;

k. mendamaikan perselisihan masyarakat di

desa;

l. mengembangkan pendapatan masyarakat dan

desa;

m. membina, mengayomi dan melestarikan

nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;

n. memberdayakan masyarakat dan

kelembagaan di desa; dan

o. mengembangkan potensi sumber daya alam

dan melestarikan lingkungan hidup;

Selain kewajiban tersebut di atas kepala desa mempunyai kewajiban untuk

memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada bupati atau

walikota, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada badan

permusyawaratan desa, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan

pemerintahan desa kepada masyarakat. Laporan penyelenggaraan pemerintahan

desa yang disampaikan kepada bupati atau walikota disampaikan melalui camat

Page 51: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

satu kali dalam satu tahun. Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada

badan permusyawaratan desa disampaikan satu kali dalam satu tahun dalam

musyawarah badan permusyawaratan desa. Menginformasikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat tersebut dapat berupa

selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara

lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio komunitas atau media

lainnya.

Laporan tersebut digunakan oleh bupati atau walikota sebagai dasar

melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan

pembinaan lebih lanjut. Sedangkan laporan akhir masa jabatan kepala desa

disampaikan kepada bupati atau walikota melalui camat dan kepada badan

permusyawaratan desa.

5. Sumber Pendapatan Desa

Sumber pendapatan desa terdiri atas :

1. Pendapatan asli desa yang meliputi:

a. Hasil usaha desa

b. Hasil kekayaan desa

c. Hasil swadaya dan pertisipasi

d. Lain-lain pendapatan asli desa yang sah

2. Bantuan dari pemerintah Kabupaten yang meliputi:

a. Bagian perolehan pajak dan retribusi daerah

b. Bagian dari dana dan perimbangan keuangan pusat dan daerah

3. Bantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi

4. Sumbangan dari pihak ketiga

5. Pinjaman desa. (HAW .Widjaja,2004:131)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah bahwa keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa

yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun

berupa barang yang dapat dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan

Page 52: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan,

belanja dan pengelolaan keuangan desa. Pendapatan, belanja dan pengelolaan

keuangan desa berkaitan dengan sumber-sumber keuangan yang ada pada desa.

Sumber pendapatan desa terdiri atas:

1. pendapatan asli desa;

2. bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten atau kota;

3. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

oleh kabupaten atau kota;

4. bantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten

atau kota;

5. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.

Belanja desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan

desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Kemudian mengenai pengelolaan

keuangan desa dilakukan oleh kepala desa yang dituangkan dalam peraturan desa

tentang anggaran pendapatan dan belanja desa. Pedoman pengelolaan keuangan

desa ditetapkan oleh bupati atau walikota dengan berpedoman pada peraturan

perundang-undangan.

Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Badan

usaha milik desa tersebut dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-

undangan.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa pada pasal 213 ayat (1) menyebutkan desa dapat mendirikan badan usaha

milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa, ayat (2) badan usaha milik

desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan, ayat (3) badan usaha milik

desa dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa dalam pasal 78 bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan

Desa, Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan

kebutuhan dan potensi desa. Kemudian pembentukan Badan Usaha Milik Desa

ditetapkan dengan Peraturan Desa berpedoman pada peraturan perundang-

Page 53: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

undangan. Bentuk Badan Usaha Milik Desa harus berbadan hukum. Pasal 79

bahwa Badan Usaha Milik Desa adalah usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah

Desa. permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari:

a Pemerintah Desa;

b Tabungan masyarakat;

c Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten atau Kota;

d Pinjaman; dan atau

e Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar

saling menguntungkan.

Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan

Masyarakat. Pasal 80 bahwa Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pinjaman dilakukan setelah

mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa. Pasal 81 bahwa ketentuan

lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota yang sekurang-

kurangnya memuat:

a Bentuk badan hukum;

b Kepengurusan;

c Hak dan kewajiban;

d Permodalan;

e Bagi hasil usaha;

f Kerja sama dengan pihak ketiga;

g Mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan

Usaha Milik Desa badan usaha milik desa adalah usaha desa yang dibentuk atau

didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya

dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Usaha desa adalah jenis usaha

yang berupa pelayanan ekonomi desa seperti usaha jasa, penyaluran sembilan

bahan pokok, perdagangan hasil pertamina, serta industri dan kerajinan rakyat.

Page 54: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pemerintah desa membentuk badan usaha milik desa dengan peraturan

desa berpedoman pada peraturan daerah. Syarat pembentukannya adalah:

a Atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan

musyawarah warga desa

b Adanya potensi usaha ekonomi masyarakat

c Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan

kebutuhan pokok

d Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara

optimal, terutama kekayaan desa

e Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan

usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat desa

f Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan

ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang

terakomodasi

g Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli

desa

Mekanisme pembentukannya yaitu dilakukan melalui tahap:

a Rembug desa atau musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan

b Kesepakatan dituangkan dalam anggaran dasar atau anggaran

rumah tangga yang sekurang-kurangnya berisi organisasi dan tata

kerja, penetapan penetapan personil, sistem pertanggungjawaban,

dan pelaporan, bagi hasil, dan kepailitan.

c Pengusulan materi kesepakatan sebagai draft peraturan desa dan

d Penerbitan peraturan desa.

Organisasi badan usaha milik desa terpisah dari organisasi pemerintahan

desa. organisasi tersebut minimal terdiri dari penasihat atau komisaris dan

pelaksana operasional atau direksi. Penasihat atau komisaris dijabat oleh Kepala

Desa. Pelaksana operasional terdiri dari direktur atau manajer dan kepala unit

usaha. Penasihat atau komisaris mempunyai tugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada pelaksana operasional atau direksi dalam

menjalankan kegiatan pengelolaan usaha desa. Penasihat atau komisaris dalam

Page 55: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

melaksanakan tugas mempunyai kewenangan meminta penjelasan pelaksana

operasional atau direksi mengenai pengelolaan usaha desa. pelaksana operasional

atau direksi bertanggungjawab kepada pemerintahan desa atas pengelolaan usaha

desa. Jenis-jenis usaha dalam badan usaha milik desa adalah:

a Jasa

1) Jasa keuangan mikro

2) Jasa transportasi

3) Jasa komunikasi

4) Jasa konstruksi

5) Jasa energi

b Penyaluran sembilan bahan pokok

1) Beras

2) Gula

3) Garam

4) Minyak goreng

5) Kacang kedelai

6) Bahan pangan lainnya yang dikelola melalui warung desa

atau lumbung desa

c Perdagangan hasil pertanian dan atau

1) Jagung

2) Buah-buahan

3) sayuran

d Industri kecil dan rumah tangga

1) Makanan

2) Minuman,

3) Kerajinan rakyat

4) Bahan bakar alternatif

5) Bahan bangunan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa pembangunan kawasan perdesaan yang dilakukan oleh kabupaten atau kota

dan atau pihak ketiga mengikutsertakan pemerintah desa dan badan

Page 56: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

permusyawaratan desa. Pelaksanaan ketentuannya diatur dengan peraturan daerah,

dengan memperhatikan:

a. kepentingan masyarakat desa;

b. kewenangan desa;

c. kelancaran pelaksanaan investasi;

d. kelestarian lingkungan hidup;

e. keserasian kepentingan antar kawasan dan kepentingan umum.

Pengaturan lebih lanjut mengenai desa ditetapkan dalam Peraturan daerah

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah serta wajib mengakui dan

menghormati hak, asal-usul, dan adat istiadat desa.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa menyebutkan bahwa:

(1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang

menjadi keweriangan desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja desa,

bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.

(2) Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah.

(3) Penyelenggaraan urusan pemerintah yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan

belanja negara.

Sumber pendapatan desa menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa bahwa:

(1) Sumber pendapatan desa terdiri atas:

a. pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha

desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong

royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

b. bagi hasil pajak daerah kabupaten atau kota

paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi

kabupaten atau kota sebagian diperuntukkan bagi desa;

c. bagian dari dana perimbangan keuangan

Page 57: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota untuk desa

paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk

setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

d. bantuan keuangan dari pemerintah,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota dalam

rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;

e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang

tidak mengikat.

(2) Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten atau kota disalurkan melalui kas desa.

(3) Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak

dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

Kekayaan desa terdiri atas :

a. tanah kas desa;

b. pasar desa;

c. pasar hewan;

d. tambatan perahu;

e. bangunan desa;

f. pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; dan

g. lain -lain kekayaan milik desa.

Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun

retribusi yang sudah dipungut oleh provinsi atau kabupaten atau kota tidak

dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh pemerintah desa. sedangkan pungutan

retribusi dan pajak lainnya yang telah dipungut oleh desa tidak dibenarkan

dipungut atau diambil alih oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten

atau kota. Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber pendapatan desa diatur dengan

peraturan daerah kabupaten atau kota.

Peraturan daerah kabupaten atau kota sekurang-kurangnya memuat :

a. sumber pendapatan;

b. jenis pendapatan;

c. rincian bagi hasil

Page 58: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pajak dan retribusi daerah;

d. bagian dana

perimbangan;

e. persentase dana

alokasi desa;

f. hibah;

g. sumbangan;

h. kekayaan.

Pasal 73 bahwa anggaran pendapatan dan belanja desa terdiri atas bagian

pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan anggaran pendapatan

dan belanja desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa.

Kepala desa bersama badan permusyawaratan desa menetapkan anggaran

pendapatan dan belanja desa setiap tahun dengan peraturan desa.

Pasal 74 bahwa pedoman penyusunan anggaran pendapatan dan belanja

desa, perubahan anggaran pendapatan dan belanja desa, perhitungan anggaran

pendapatan dan belanja desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati atau Walikota.

Pasal 75 bahwa kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan desa. Kepala desa dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala desa

dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada perangkat desa.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa diatur dengan

peraturan desa. Pedoman pengelolaan keuangan desa diatur dengan peraturan

bupati atau walikota.

6. Otonomi Desa

Secara substantif, otonomi desa adalah kemandirian desa di hadapan

pemerintah supradesa, yaitu kemandirian mengelola pemerintahan sendiri yang

berbasis masyarakat (self-governing community), mengambil keputusan sendiri

dan mengelola sumber daya lokal berbasis masyarakat (community based

recourses management). Dari segi substansi (Content), kebijakan regional dan

Page 59: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

nasional harus mengakomodasi aspirasi dan kedutuhan (needs) desa, berpihak

pada desa, serta mempu memberikan jaminan (kepastian) bagi upaya penanganan

keterbatasan (constrain) yang dihadapi desa. (Sutoro Eko, 2003:272-273)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah bahwa desa atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sehingga dapat dikatakan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam

sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan mengatur dan

mengurus kepentingannya sendiri berarti kesatuan masyarakat hukum tersebut

mempunyai otonomi. Dengan demikian, desa mempunyai otonomi. Hanya

otonomi desa bukan merupakan otonomi formal seperti yang dimiliki pemerintah

provinsi, kota, dan kabupaten, tapi otonomi berdasar asal usul dan adat istiadat.

Otonomi berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat adalah otonomi yang

telah dimiliki sejak dahulu dan telah menjadi adat istiadat yang melekat dalam

masyarakat desa yang bersangkutan. Otonomi desa berbeda dengan otonomi

daerah, otonomi daerah, sebagai berikut:

1. Sebagai pendistribusian kewenangan dari pemerintah pusat

2. Diperoleh secara formal (dengan Undang-undang)

3. Pelaksanaannya dengan peralihan perundang-undagan

4. Berasal dari pemerintah pusat dalam rangka kebijakan urusan

pemerintah didaerah

Ciri otonomi desa:

1. Tumbuh dan berkembang didalam masyarakat

2. Diperoleh secara tradisional

3. Bersumber dari hukum adat

Page 60: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

4. Sudah ada sejak terbentuknya desa itu sendiri

5. Desa bukan merupakan daerah otonom

6. Merupakan bagian wilayah dari kabupaten atau kota

Sumber: Teori dan Praktek Pemerintahan Daerah. Hanif Nurcholis.2005

Bagan 2.1 Otonomi Desa

Otonomi yang dimiliki pemerintah kabupaten atau kota adalah otonomi

formal atau resmi. Artinya urusan-urusan yang dimiliki atau menjadi

kewenangannya ditentukan undang-undang. Sedangkan otonomi yang dimiliki

pemerintah desa adalah otonomi berdasarkan asal-usul dan adat istiadat. Artinya

jika desa memang memiliki urusan-urusan yang secara adat diatur dan diurus,

maka urusan-urusan tersebut diakui oleh undang-undang. (Hanif Nurcholis,

2005:136)

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Desa

PEMERINTAH KABUPATEN OTONOMI FORMAL

OTONOMI ADAT

Desa

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 09 Tahun

2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata

kerja Pemerintahan Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 17 Tahun

2006 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan

Desa

Desa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

Desa

Page 61: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Kepala Desa di dalam mengelola usaha desa berdasar pada Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa yang dilaksanakan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lamongan Nomor 09 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan

Tata Kerja Pemerintahan Desa dan dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun

2006 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa. Kepala desa melakukan

pengelolaan terhadap usaha desa agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk

penyelenggaraan pemerintahan desa kemudian dapat digunakan untuk menunjang

pembangunan di desa sehingga dapat mensejahterakan masyarakat.

Kepala Desa Pengelolaan Usaha Desa

Page 62: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Diskripsi Obyek Penelitian

a Keadaan Wilayah

Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan terletak di sebelah

Utara wilayah Kecamatan Sekaran dengan perbatasan:

a Sebelah Utara : Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran.

b Sebelah Selatan : Desa Karang, Kecamatan Sekaran.

c Sebelah Timur : Desa Porodeso, Kecamatan Sekaran.

d Sebelah Barat : Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran.

Desa Moro adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan yang memiliki luas wilayah kurang lebih 93 hektare.

Potensi Umum Desa Moro dilihat dari topografinya termasuk desa dataran rendah

tepi pantai atau pesisir dan sebagian lain termasuk bantaran sungai serta menurut

letaknya termasuk desa kawasan perkantoran dan rawan banjir.

Desa ini memiliki tingkat kemiringan tanah kurang dari 8% sehingga

kondisi lahan datar. Struktur tanah aluvial 100% hidrologi kedalaman air tanah

rata-rata lebih dari 10 meter dari permukaan tanah. Desa Moro beriklim tropis

dengan curah hujan sedang desa ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau

pada bulan Mei sampai dengan bulan September dan musim hujan pada bulan

Oktober sampai bulan April, dengan suhu rata-rata harian 36°C.

Perbedaan curah hujan antara musim kemarau dan musim penghujan Desa

Moro adalah pada saat musim kemarau sedikit turun hujan atau tidak turun hujan

bahkan sering terjadi kemarau panjang sehingga pada musim kemarau lahan

persawahan menggunakan sistem irigasi teknis untuk mengairi sawah-sawah.

Musim penghujan banyak turun air hujan bahkan terkadang sampai

menimbulkan banjir. Pada saat musim hujan sungai atau rawa di desa ini terdapat

ikan-ikan yang hidup di sungai atau rawa secara alami tanpa dibudidaya atau di

beri bibit oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis ikan itu ada tanpa campur

Page 63: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

tangan atau tanpa diusahakan masyarakat di desa ini. Hal ini dapat menambah

pemasukan atau pendapatan dengan menjual atau melelang sungai atau rawa.

Orbitasi Desa Moro jarak Desa Moro ke ibu kota kecamatan sekitar 2 km,

jarak Desa Moro ke ibu kota kabupaten/kota sekitar 23 km, dan jarak Desa Moro

ke ibu kota provinsi sekitar 60 km.

Desa Moro termasuk desa yang memiliki masyarakat yang tergolong

masyarakat yang heterogen yang dapat dilihat antara lain dalam hal tingkat

pendidikan, mata pencaharian, keadaan sosial dan ekonomi masyarakatnya, dan

sebagainya.

b Keadaan Penduduk

Usia penduduk dari jumlah yang produktif maupun yang tidak produktif

mempengaruhi kualitas maupun kuantitas pengelolaan usaha desa. Karena

penduduk merupakan faktor sumber daya manusia yang merupakan salah satu

faktor untuk meningkatkan hasil dari pengelolaan usaha desa yang merupakan

sumber dari pendapatan desa yang dapat memperlancar pembangunan maupun

memperlancar melaksanakan pemerintahan desa. Jumlah penduduk yang kurang

atau tidak produktif akan tergantung kepada penduduk denganusia yang produktif.

Dengan kata lain yang dapat melakukan pengelolaan usaha desa adalah

masyarakat dengan usia yang produktif saja selain kepala desa yang diwakili

perangkatnya sebagai pemerintah. Kerena di dalam pengelolaan usaha desa juga

diperlukan peran serta dari masyarakat, misalnya sebagai peserta lelang.

Jumlah penduduk Desa Moro dilihat menurut usia adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan Menurut Umur

No. Uraian Jumlah

1. Usia 0-15 Tahun 174 Jiwa

2. Usia 16-55 Tahun 446 Jiwa

3. Usia > 56 Tahun 417 Jiwa

Jumlah Penduduk Total 1037 Jiwa

Page 64: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Jumlah Kepala Keluarga 256 Kepala Keluarga

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

Angka-angka yang tampak pada tabel di atas dapat diketahui keadaan

penduduk Desa Moro adalah sebagai berikut:

a Kelompok usia muda (0-14) dianggap sebagai kelompok usia non produktif,

sehingga merupakan beban ketergantungan bagi usia produktif.

b Kelompok usia produktif (15-59) dianggap sebagai kelompok produktif yang

menanggung beban dari kelompok penduduk usia non produktif.

c Kelompok usia 60 tahun keatas dianggap sebagai usia non produktif sehingga

merupakan beban ketergantungan bagi kelompok penduduk usia produktif.

Desa dalam menjalankan penyelenggaraan pembangunan agar tercapai

suatu tujuan yang hendak dicapai dengan baik yaitu mencakup berdaya guna dan

berhasil guna serta dapat berjalan lancar maka suatu kualitas sumber daya

manusia atau masyarakat adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi

keberkasilan serta kelancaran tercapainya tujuan tersebut. Sehingga diperlukan

suatu sumber daya manusia yang berkualitas yang tidak lepas dari faktor

intelektual dan faktor keterampilan sehingga peranan pendidikan dan

pembelajaran maupun pembinaan dianggap sangatlah penting dan perlu

dilaksanakan di dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau

potensi masyarakat di desa tersebut.

Kualitas sumber daya manusia Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan dapat dilihat dari paparan tabel mengenai tingkat pendidikan formal

maupun informal masyarakatnya. Tingkat Pendidikan Penduduk sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Moro dengan Kriteria Penggolongan Menurut

Usia dan Pendidikan

No. Uraian Jumlah

Pendidikan Formal

1. Usia 3-6 tahun belum masuk TK 14 orang

Page 65: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Usia 3-6 tahun sedang TK/Play group 22 orang

3. Usia 7-18 tahun sedang sekolah 218 orang

4. Usia 18-56 tahun tidak tamat SD 65 orang

5. Tamat SD/sederajat 18 orang

6. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP 28 orang

7. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 4 orang

8. Tamat SMP/sederajat 87 orang

9. Tamat SMA/sederajat 70 orang

10. Tamat D-2 4 orang

11. Tamat D-3 30 orang

12. Tamat S-1 15 orang

13. Tamat S-2 3 orang

Pendidikan Informal

1. Usia 3-6 tahun sedang TK/Playgroup 22 orang

2. Usia 7-18 tahun sedang sekolah 106 orang

3. Usia 18-56 tahun tidak tamat SD 106 orang

4. Tamat SD/sederajat 28 orang

5. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP 28 orang

6. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 5orang

7. Tamat SMP/sederajat 87 orang

8. Tamat SMA/sederajat 70 orang

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

Gambaran umum kondisi sosial masyarakat di Desa Moro adalah

berkewarganegaraan Indonesia dan keseluruhan penduduknya beragama Islam

serta etnis yang berada di wilayah tersebut adalah keseluruhan etnis Jawa.

Penduduk Desa Moro sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai petani baik yang sebagai petani maupun sebagai buruh tani dan beberapa

Page 66: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

penduduk bermata pencaharian sebagai tenaga kerja. Selain itu mata pencaharian

lainnya sebagai Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, paranormal

atau dukun, dosen swasta, guru swasta serta ada juga yang tidak memiliki mata

pencaharian tetap. Mata pencaharian penduduk sangat penting karena yang

menjadi peserta lelang adalah penduduk setempat penghasilan dari mata

pencaharian sangat mempengaruhi ketika pembayaran harga lelang sesuai dengan

yang telah ditetapkan atau disepakati. Penghasilan dari mata pencaharian

masyarakat mempengaruhi kemampuan masyarakat di dalam proses pembayaran

maupun pelunasan. Struktur mata pencaharian masyarakat Desa Moro dapat

dilihat dari uraian pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Struktur Jumlah Penduduk Desa Moro Menurut Jenis Mata

Pencaharian

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 60 orang

2. Buruh tani 25 orang

3. Tenaga kerja 9 orang

4. Pegawai Negeri Sipil/TNI 16 orang

5. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3 orang

6. Karyawan Perusahaan Swasta 7 orang

7. Dosen Swasta 3 orang

8. Guru Swasta 1 orang

9. Dukun 2 orang

10. Sopir 5 orang

11. Tukang Becak 3 orang

12. Tukang Ojek 5 orang

13. Tukang Cukur 1 orang

Page 67: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

14. Tukang Batu/Kayu 6 orang

15. Tidak memiliki mata pencaharian tetap 60 orang

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Moro yang dapat dilihat

antara lain dengan paparan keadaan tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan

jumlah penduduk usia produktif dan non produktif masyarakat merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan penduduk Desa Moro yang

berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang kemudian menjadi faktor

penentu keberhasilan serta kelancaran pembangunan Desa Moro Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan. Kesejahteraan penduduk juga merupakan salah

satu dampak keberhasilan dari pembangunan maupun pelaksanaan fungsi

pemerintah yang salah satunya yang dapat disebabkan dari faktor sumber

pendapatan desa yang berasal dari usaha desa. Keadaan penduduk Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari tabel tingkat

kesejahteraan penduduk yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Jumlah Kepala Keluarga Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan Menurut Tingkat Kesejahteraan.

No. Uraian Jumlah Kepala Keluarga (KK)

1. Penduduk Prasejahtera 1 44 KK

2. Penduduk Sejahtera1 100 KK

3. Penduduk Sejahtera 2 75 KK

4. Penduduk Sejahtera 3 37 KK

Sumber: Profil Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan Tahun 2012

Page 68: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c Keadaan Pertanahan

Keadaan tanah suatu desa dapat mempengaruhi potensi sumber daya apa

saja yang dapat digali dari suatu daerah tersebut yang kemudian dapat dikelola

dan dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan desa yang dapat dimasukkan

sebagai kategori kelompok usaha desa maupun yang lainnya. Sehingga dapat

meningkatkan pendapatan desa yang dapat digunakan untuk pembangunan desa

bagi kesejahteraan masyarakatnya.

Keadaan pertanahan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan jika digolongkan menurut penggunaannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Keadaan Pertanahan Desa Moro Menurut Jenis Tanah

JENIS TANAH LUAS KETERANGAN

TANAH SAWAH

Sawah irigasi ½ teknis 48 Ha Subur

TANAH KERING -

TANAH BASAH

Tanah rawa 38 Ha Sedang

TANAH PERKEBUNAN -

TANAH FASILITAS UMUM

Tanah bengkok (kas desa) 3 Ha

Sawah desa (kas desa) 0,5 Ha

Lapangan olah raga 0,2 Ha

Perkantoran pemerintah 0,3 Ha

Tempat pemakaman 1 Ha

Bangunan sekolah 0,5 Ha

Jalan 0,4 Ha

Usaha perikanan 10 Ha

TANAH HUTAN -

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

Page 69: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d Potensi Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam sebagai salah satu fektor untuk meningkatkan

pendapatan desa salah satunya dapat digunakan untuk usaha desa. Potensi sumber

daya alam Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan antara lain

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Uraian Hasil Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa Moro Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan

Uraian Rincian

Keterangan Jumlah dimiliki Hasil

PERTANIAN jual ke konsumen, pasar, dan tengkulak

Pemilik lahan 60 keluarga Petani 150 keluarga Jagung 12 ha 2 ton/ha Tanaman pangan Kacang Kedelai 38 ha 0,7 ton/ha Buah Mangga 0,5 ha 1 ton/ha PERKEBUNAN - KEHUTANAN - PETERNAKAN Jual ke konsumen, pasar

hewan, tengkulak, dan pengecer

Sapi 10 ekor - Ayam Kampung 700 ekor - Kambing 30 ekor - Angsa 5 ekor -

semula 4 ekor Kelinci 6 ekor - Kucing 3 ekor - PERIKANAN Tambak 12 ha 0,7 ton/th alat produksi budidaya

dan alat tangkap ikan laut dan payau

Rawa 38 ha/m2 alat produksi budidaya dan alat tangkap ikan air tawar

Sungai 21 ha/m2 Jala 3 ha/m2 Bandeng 0,7 ton/th Jual ke konsumen, pasar

hewan, tengkulak, dan pengecer

Mas 0,5 ton/th Mujair 0,5 ton/th Gabus 0,3 ton/th

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

Page 70: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Potensi sumber daya air di Desa Moro antara lain berasal dari sungai,

danau, mata air, dan bendungan. Sumber air bersih yang dimiliki antara lain

sumur gali, sumur pompa, dan Perusahaan Daerah Air Minum. Rawa yang

dimiliki Desa Moro dimanfaatkan untuk perikanan, cuci dan mandi, dan irigasi.

Sedangkan waduk dipakai untuk perikanan dan irigasi tidak digunakan sebagai air

minum karena kondisi air yang sudah tercemar serta mengalami pendangkalan.

e Sarana dan Prasarana

Pemerintahan desa di dalam menjalankan serta melaksanakan

pembangunan dan dalam mengelola perekonomian diperlukan sarana dan

prasarana yang terkait. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor

yang penting di dalam mencapai suatu keberhasilan dari tujuan pelaksanaan

pemerintahan desa. Tanpa sarana dan prasarana yang memadai maka suatu

pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga sarana dan prasarana

dianggap faktor penting. Sarana dan prasarana Desa Moro dapat dikatakan sudah

cukup memadai setidaknya sarana dan prasarana utama atau penting sudah

memadahi. Sarana dan prasarana Desa Moro dapat dilihat di dalam uraian pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan

No. Uraian Jumlah Status

Sarana dan prasarana transportasi

1.

Jalan

konblok/semen/beton

1300

km

2. Jalan aspal 1 km

3. Jembatan beton 1 unit

4. Truk umum 2 unit

5. Ojek 5 unit

6. Becak 5 unit

Sarana dan prasarana komunikasi dan

Page 71: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

informasi

1. Warnet Ada

2. Pengguna Telkom

50

orang

3. Pengguna GSM

150

orang

4. Televisi keluarga 125 unit

Prasarana air bersih dan sanitasi

1. Sumur bor 25 unit

2. Sumur gali 17 unit

3.

Penampung Air

Hujan (PAH) 25 unit

4. Saptictank

125

rumah

5. Jamban keluarga 125 KK

Prasarana dan kondisi irigasi

1. Saluran primer 1600 m

2. Saluran sekunder 2000 m

Rusak:

1200

m

3. Pintu pembagi air 10 unit

Prasarana dan sarana pemerintahan

1. Balai desa Ada

2.

Rumah dinas kepala

desa Ada

3. Kendaraan dinas Ada

4.

Inventaris dan alat

tulis Ada

5. Administrasi Ada

6.

Lembaga

Kemasyarakatan Ada

Peribadatan

1. Masjid 1 unit

Page 72: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Langgar 1 unit

Olah raga

1. Lapangan sepak bola 1 unit

2. Meja tenis meja 1 unit

3. Lapangan voli 1 unit

Kesehatan

1. Posyandu 1 unit

2. Polindes 1 unit

3. Bidan 1 orang

4. Perawat 1 orang

5. Kader Kesehatan 3 orang

Pendidikan

1. Gedung SD/sederajat 1 unit Sewa

2. Gedung TK 1 unit Sewa

3.

Lembaga pendidikan

agama 1 unit Sewa

Lain-lain

1. Listrik PLN 225 SR

2. Genset pribadi 1 unit

3. Kayu bakar

15

keluarga

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

f Susunan Organisasi

Susunan organisasi pemerintah desa penting diketahui karena susunan

organisasi pemerintah desa terdiri dari tokoh-tokoh desa yang berperan langsung

di dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan di desa tersebut. Susunan

organisasi pemerintah desa penting untuk diperhatikan berkaitan dengan tugas

maupun fungsi masing-masing baguan atau unsur yang merupakan salah satu

faktor untuk mencapai keberhasilan di dalam menjalankan pemerintahan desa.

Susunan organisasi pemerintahan desa merupakan susunan organisasi yang

Page 73: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

meliputi struktur pemerintah desa, kedudukan, tugas serta kewajiban maupun tata

kerja pemerintah desa.

Pemerintah desa di dalam menjalankan pemerintahan desa dibantu oleh

badan permusyawaratan desa yang anggota-anggotanya terdiri dari tokoh-tokoh,

pemuka-pemuka masyarakat desa yang bersangkutan yang memiliki fungsi

menganyomi adat istiadat, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat

selain itu berfungsi menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.

Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa. Kepala desa dibantu oleh

sekretaris desa dan perangkat desa.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintahan Desa bahwa

penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat mengakomodasi aspirasi warga

masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi maksudnya adalah aspirasi warga

masyarakat yang disampaikan dan dipadukan atau disampaikan melalui badan

pemusyawaratan desa, pemerintahan desa ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program, dan kegiatan

yang sesuai dengan esensi masalah dan kebutuhan warga masyarakat.

Kewenangan serta tugas dan tanggung jawab kepala desa Moro secara

umum mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun

2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan

Desa, kepala desa memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten

Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan

Tata Kerja Pemerintahan Desa Kepala desa berkedudukan sebagai pemimpin

masyarakat desa dan pimpinan pemerintah desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa. Kepala desa memiliki tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, di dalam melaksanakan tugas

tersebut kepala desa memiliki wewenang, sebagai berikut:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa;

Page 74: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Mengajukan rancangan peraturan desa;

3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama

dengan Badan Permusyawaratan Desa;

4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai

Anggara Pendapatan dan Belanja Desa untuk dibahas dan ditetapkan

bersama Badan Permusyawaratan Desa;

5. Membina kehidupan Masyarakat Desa;

6. Membina perekonomian desa;

7. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

8. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengedilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

9. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Kewajiban kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenang, sebagai

berikut:

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

3. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

4. Melaksanakan kehidupan demokrasi;

5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas

dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;

6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintah desa;

7. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;

8. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;

9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan

desa;

10. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;

11. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;

Page 75: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

12. Menembangkan pendapatan masyarakat di desa;

13. Membina, menganyomi, dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya

dan adat istiadat;

14. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa;

15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan

lingkungan hidup;

Laporan di atas dapat digunakan oleh Kepala Daerah sebagai dasar

melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan

pembinaan lebih lanjut.

Kewajiban lain, yaitu:

1. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

Kepala Daerah melalui Camat satu kali dalam satu tahun,

2. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Badan

Permusyawaratan Desa satu kali dalam satu tahun dalam

musyawarah Badan Permusyawaratan Desa,

3. Serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

desa kepada masyarakat berupa selebaran yang ditempelkan pada

papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai

pertemuan masyarakat desa, radio komunitas atau media lainnya.

Kepala desa yang akan berakhir masa jabatannya, selambat-lambatnya

empat bulan sebelum berakhir masa jabatannya, memiliki kewajiban untuk

menyampaikan Laporan Akhir masa jabatan kepada Kepala Daerah Melalui

Camat dan kepada Badan Permusyawaratan Desa. Kepala desa memimpin

penyelenggaraan Pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama Badan Permusyawaratan Desa.

Uraian di atas tugas, kewenangan serta tanggung jawab kepala desa dalam

mengelola pemerintahannya yang di dalam pengelolaannya, sumber-sumber

keuangan merupakan salah satu faktor penting di dalam pengelolaan atau

pelaksanaan pemerintahan dalam menjalankan pemerintahan desa agar di dalam

menjalankan pemerintahan desa dapat terwujud tujuan yang telah diinginkan serta

pelaksanaan pemerintakan serta pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

Page 76: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Sebelumnya dapat dijelaskan mengenai kedudukan keuangan kepala desa yang

tercantum di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 18 Tahun

2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa yaitu kepala

desa dan perangkat desa diberikan penghasilan sesuai dengan kemampuan

keuangan desa, yang terdiri dari pengasilan tetap setiap bulan dan tunjangan.

Penghasilan tetap terdiri dari tanah bengkok atau tanah ganjaran dan atau

penghasilan lainnya yang ditetapkan di dalam anggaran pendapatan dan belanja

desa. Besarnya penghasilan tetap diatur secara adil berdasarkan beban tugas dan

tanggung jawab yang dimiliki, paling sedikit sama dengan Upah Minimum

Regional Daerah. Apabila penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa

besarnya belum memnuhi upah mnimum regional daerah maka diberikan

tambahan penghasilan tetap. Penghasilan tetap dan tambahan ditetapkan setiap

tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja desa sesuai dengan kemampuan

keuangan desa.

Tunjangan bagi kepala desa yang dimaksud yaitu tunjangan kesehatan,

tunjangan kecelakaan, tunjangan kematian serta tunjangan purna bhakti.

Tunjangan kesehatan yaitu tunjangan yang diberikan untuk membiayai

pemeliharaan kesehatan kepala desa dan perangkat desa. Tunjangan kecelakaan

adalah tunjangan yang diberikan untuk membiayai pengobatan, perawatan,

rehabilitasi kesehatan kepala desa dan perangkat desa apabila mengalami

kecelakaan di dalam dan sewaktu menjalankan tugas sehingga tidak dapat

menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu. Tunjangan kematian adalah

tunjangan yang diberikan kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku apabila kepala desa atau perangkat desa

meninggal dunia di dalam atau sewatu menjalankan tugasnya. Tunjangan purna

bhakti adalah tunjangan yang diberikan kepada kepala desa dan perangkat desa

yang telah habis masa jabatannya.

Penghasilan selain penghasilan yang telah diuraikan di atas, kepala desa

dan perangkat desa mendapatkan uang jasa upah pungut pajak daerah dan pajak

bumi dan bangunan juga uang saksi dalam perikatan serta penghasilan lainnya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 77: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Kepala desa untuk menjalankan tugas dan kewajibannya, kepala desa dan

perangkat desa disediakan biaya operasional atau kegiatan sesuai dengan

kemampuan keuangan desa. Kepala desa serta perangkatnya yaitu sekretaris desa

diisi oleh pegawai negeri sipil yang menerima penghasilan sebagai pegawai negeri

sipil serta dibebaskan dari jabatan organiknya tanpa kehilangan statusnya sebagai

pegawai negeri sipil. Selain menjabat sebagai kepala desa dan sekretaris desa,

pegawai negeri yang bersangkutan dapat dinaikkan pangkatnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala desa dan sekretaris desa

yang berasal dari pegawai negeri sipil yang berhenti dari jabatannya dikembalikan

kepada instansi induknya.

Kepala desa dan perangkat desa yang berhenti dengan hormat atau atas

permintaan sendiri dari jabatannya diberikan penghargaan dan tunjangan purna

bhakti sesuai dengan kemampuan keuangan desa. Kepala desa dan perangkatnya

yang diberhentikan sementara dari jabatannya oleh pejabat yang berwenang, tidak

berhak mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, uang jasa, uang

saksi, penghasilan lainnya maupun biaya operasional atau kegiatan. Pengelolaan

setiap tahun tentang besarnya penghasilan kepala desa dan perangkat desa

ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.

Tanah bengkok atau tanah ganjaran sebelum berlakunya Peraturan Daerah

Kabupaten Lamongan Nomor 18 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan

Kepala Desa dan Perangkat Desa, tetap berfungsi sebagai tanah bengkok atau

tanah ganjaran dan merupakan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa

yang ditetapkan di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.

Organisasi pemerintahan desa sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan

Tatakerja Pemerintahan Desa. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan

republik indonesia.

Page 78: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah desa dan badan pemusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Pemerintah desa dalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan desa. Perangkat desa adalah unsur pemerintah

desa yang terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.

Badan pemusyawaratan desa adalah lembaga yang merupakan perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa.

Lembaga kemasyarakatan desa adalah lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa

dalam memberdayakan masyarakat.

Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan

badan pemusyawaratan desa yang ditetapkan dengan peraturan desa.

Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh

badan pemusyawaratan desa bersama kepala desa. Dusun adalah bagian dari

wilayah kerja Desa.

Tujuan penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa adalah

dalam rangka kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan

kepada masyarakat agar lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan harus menjamin terlaksananya

otonomi desa di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan tugas

dan wewenang yang dimiliki.

Susunan struktur organisasi pemerintahan Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan sebagai berikut:

a Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa dan badan permusyawaratan

desa.

b Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.

Page 79: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c Perangkat desa terdiri atas:

1) Sekretaris desa merupakan pimpinan sekretariat desa yang merupakan

unsur staf di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

2) Perangkat desa lainnya adalah unsur pemerintah desa yang terdiri atas:

a) Sekretariat desa

(1) Urusan umum

(2) Urusan keuangan

b) Pelaksana teknis lapangan

(1) Seksi pemerintahan

(2) Seksi ekonomi dan pembangunan

(3) Seksi kesejahteraan masyarakat

(4) Seksi ketentraman dan ketertiban

(5) Seksi pemberdayaan perempuan.

c) Unsur kewilayahan terdiri dari kepala-kepala dusun yang membantu

kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di setiap

bagian dari wilayah kerja desa.

Susunan organisasi pemerintahan desa dalam peraturan Daerah Kabupaten

Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan

Tatakerja Pemerintahan Desa:

1. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa dan Badan Pemusyawaratan

Desa. Keduanya memiliki kedudukan yang sama di dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa.

2. Badan Pemusyawaratan desa adalah lembaga yang merupakan perwujudan

demokrasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa. Keanggotaannya terdiri dari wakil

penduduk desa yang bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang

dilaksanakan dengan cara musyawarah dan mufakat dan ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Daerah.

3. Pemerintah Desa terdiri dari:

(1) Kepala Desa merupakan unsur pemerintahan desa yang memimpin

penyelenggaraan pemerintah desa

Page 80: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(2) Perangkat desa adalah unsur pemerintah desa yang membentu kepala

desa dalam melaksanakan tugas dan wewenang kepala desa yang

bertanggung jawab kepada kepala desa

4. Perangkat Desa terdiri atas

(1) Sekretaris Desa adalah pimpinan Sekretariat Desa yang merupakan

unsur staf di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Sekretaris

desa memiliki tugas membantu kepala desa dalam penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian teknis

dan penyusunan program serta pengurusan administrasi umum yang

meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, kepustakaan,

kehumasan, protokol, dan rumah tangga serta pelaksanaan tugas lain

yang diberikan oleh kepala desa.

(2) Perangkat Desa lainnya adalah unsur pemerintah desa yang terdiri

atas:

a. Sekretariat Desa merupakan unsur staf di dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa yang membantu Sekretaris Desa dalam

melaksanakan tugas sekretaris desa, masing masing dipimpin oleh

Kepala Urusan yang bertanggung jawab kepada kepala desa

melalui sekretaris desa, terdiri atas:

a) Urusan Umum

Memiliki tugas membantu Sekretaris desa dalam menyiapkan

bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan

ketatausahaan, kepegawaian, kepustakaan, kehumasan,

protokol, dan rumah tanggga, serta tugas lain yang diberikan

sekretaris desa.

b) Urusan Keuangan

Meiliki tugas membantu sekretaris desa dalam menyiapkan

bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan

administrasi keuangan, serta tugas lain yang diberikan

sekretaris desa.

Page 81: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Pelaksana Teknis Lapangan merupakan unsur pelaksana teknis di

dalam penyelenggaraan pemerintahan dippimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Desa, terdiri atas:

a) Seksi Pemerintahan

Membantu kepala desa dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan rumah tangga desa

di bidang pemerintahan. Misalnya, produk hukum,

kependudukan catatan sipil, tenaga kerja dan transmigrasi,

pertanahan.

b) Seksi Ekonomi dan Pembangunan

Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan

urusan rumah tangga desa di bidang perekonomian dan

pembangunan. Misalnya, industri, perbankan, pertanian,

perikanan, pekerjaan umum.

c) Seksi Kesejahteraan Masyarakat

Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan

urusan rumah tangga desa di bidang kesejahteraan

masyarakat. Misalnya, pendidikan, pemuda, kesehatan,

soaial, keagamaan, perijinan dan pelayanan umum di bidang

kesejahteraan masyarakat.

d) Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan

urusan rumah tangga desa di bidang ketentraman dan

ketertiban. Misalnya, pembinaan, penegakan, perlindungan.

e) Seksi Pemberdayaan Perempuan

Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan

urusan rumah tangga desa di bidang pemberdayaan

perempuan. Misalnya, pemberdayaan perempuan, keluarga

berencana, kesetaraan martabat, kedudukan, keadilan gender,

Page 82: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

hak asasi dan kelembagaan yang mendukung kemajuan

perempuan.

c. Unsur Kewilayahan

Merupakan unsur yang membantu Kepala Desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa di setiap bagian dari wilayah

kerja desa, terdiri dari Kepala Dusun-Kepala Dusun. Kepala

Dusun memimpin Dusun berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada kepala desa. Tugas kepala dusun membantu kepala desa

dalam melaksanakan urusan rumah tangga desa di dusun, yang

memiliki fungsi Pengurusan dan pelaksanaan kegiatan

Pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta

ketentraman dan ketertiban di masing-masing dusun.

5. Jumlah perangkat desa yang merupakan unsur pelaksana teknis lapangan

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan desa serta kondisi sosial dan

budaya masyarakat setempat.

6. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan

peraturan desa.

Pemerintah desa dan badan pemusyawaratan desa adalah unsur

penyelenggara pemerintahan desa yang memiliki kedudukan dama dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa dan badan pemusyawaratan

desa menerapkan prisip sinkronisasi dan koordinasi atas segala kegiatan

Pemerintahan Desa. Lembaga Kemasyarakatan Desa pembentukannya ditetapkan

dengan peraturan desa memiliki tugas membantu pemerintah desa dan merupakan

mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Pembinaan serta pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan desa dilaksanakan oleh kepala daerah dan camat.

Susunan organisasi atau struktur organisasi pemerintahan desa di desa

Moro diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006

tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tatakerja Pemerintahan Desa.

Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa Moro dapat diuraikan

dengan bagan sebagai berikut:

Page 83: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun

2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan

Tatakerja Pemerintahan Desa

Bagan 3.1 Susunan Organisasi

Susunan organisasi pemerintah desa Desa Moro, Kecamatan Sekaran,

Kabupaten Lamongan adalah Sebagai berikut:

Tabel. 3.8 Pemegang Jabatan Kepala Desa dan Perangkat Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

No. Nama Jabatan Tingkat Pendidikan

1. H. Pudjiana Kepala Desa SLTA

2. Budi Sekretaris Desa SLTA

3. Irawan Kaur Umum SLTA

4. Rubini Kasi Pemerintah SLTA

5. Subiyanto Kasi Ekbang SLTA

6. M. Subhan Kasi Kesra S1

Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011

Susunan organisasi pemerintah desa Desa Moro, Kecamatan Sekaran,

Kabupaten Lamongan dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

KEPALA DESA

UNSUR STAF

Keterangan: ---- : garis fungsi koordinasi ___ : garis fungsi komando

UNSUR WILAYAH UNSUR PELAKSANA

BPD

Page 84: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BPD KEPALA DESA

SEKRETARIS DESA

KAUR KEUANGAN

KAUR UMUM

KS PEMERINTAHAN

KS TANTIB

KS EKBANG

KS KESOS

KEPALA DUSUN

Sumber: Profil Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan 2012

Bagan 3.2 Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Moro

2. Kewenangan Kepala Desa dalam Pengelolaan Usaha Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 17 Tahun 2006 tentang

Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, sumber pendapatan desa terdiri dari:

1) Pendapatan asli desa

a. Hasil usaha desa

Hasil usaha yang diurus dan dikelola oleh pemerintah desa, antara lain:

(1) Badan Usaha Milik Desa

(2) Pengelolaan lumbung desa

(3) Perkreditan atau unit ekonomi desa atau usaha ekonomi produktif

(4) Peternakan

(5) Pertanian

(6) Perkebunan

(7) Pengelolaan pasar desa

(8) Perikanan

(9) Tembatan perahu

(10) Pengelolaan tempat rekreasi

(11) Pertokoan

Page 85: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(12) Pengkalan kendaraan

(13) Pengelolaan sumber air

(14) Pengelolaan lapangan olah raga

(15) Pengelolaan gedung atau bangunan

(16) Pengelolaan tempat pemancingan

(17) Persewaan kursi dan terop

(18) Lain-lain hasil usaha yang sah.

b. Hasil kekayaan desa

Kekayaan desa merupakan segala kekayaan yang dimiliki oleh desa yang

diurus dan dikelola oleh pemerintah desa sebagai sumber pendapatan

bagi desa, antara lain:

1) Tanah kas desa

a) Tanah bengkok/tanah ganjaran/percaton

Pengelolaan tanah bengkok untuk kepala desa dan perangkat Desa

Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.9 Daftar Tanah Kas Desa Moro Kecamatan Sekara Kabupaten Lamongan

No Uraian Nama Jabatan Luas (M2) Status

1. Tanah kas H. Pudjiana Kepala Desa 5.905 Ganjaran

2. Tanah kas H. Pudjiana Kepala Desa 5.023 Ganjaran

3. Tanah kas Budi Sekretaris Desa 3.583 Ganjaran

4. Tanah kas Irawan Kaur Umum 2.240 Ganjaran

5. Tanah kas Kaur

pembangunan

1.898 Ganjaran

6. Tanah kas Kaur

pembangunan

2.213 Ganjaran

7. Tanah kas Kaur keuangan 2.237 Ganjaran

8. Tanah kas Kepala Dusun 2.342 Ganjaran

9. Tanah kas - 532 -

Page 86: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

10. Tanah kas - 780 -

11. Tanah wedusan - 798 -

Sumber: Buku ricik objek/subjek PBB 2006, surat pemberitahuan pajak

terutang PBB 2012 ,dan LC

b) Tanah kas desa lainnya

(1) Tanah titisoro

Tanah milik desa yang hasilnya digunakan untuk membantu

masyarakat yang terkena musibah, fakir miskin, mendirikan

sekolah, tempat ibadah, dan lain yang sejenisnya.

(2) Tanah pangonan

Tanah milik desa yang dipergunakan oleh warga desa yang

bersangkutan untuk menggembalakan ternaknya.

(3) Tanah sengkeran

Tanah milik desa yang hasilnya dipergunakan antara lain

untuk bersih desa, perawatan punden (semacam cikal bakal

pendiri desa), dan untuk upacara yang sifatnya ritual.

(4) Tanah guron

Tanah milik desa yang hasilnya dipergunakan sebagai

tambahan penghasilan guru yang bertugas di desa.

(5) Tanah cawisan

Tanah milik desa yang hasilnya digunakan untuk dana

operasional (taktis) kepala desa dalam melaksanakan

tugasnya yang bersifat insidentil.

(6) Tanah suguh dayoh

Tanah milik desa yang hasilnya digunakan untuk membiayai

tamu-tamu dinas yang berkunjung ke desa.

(7) Tanah intilan

Tanah milik desa yang dipergunakan untuk tambahan

penghasilan seluruh aparat pemerintah desa.

(8) Tanah makam atau kuburan

Page 87: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tanah milik desa yang dipergunakan untuk mengubur

jenazah warga desa setempat.

(9) Tanah lapangan

Tanah milik desa yang dipergunakan untuk kegiatan oleg

raga dan sebagainya

(10) Tanah desa lainnya

2) Pasar desa

3) Bangunan desa

4) Pasar hewan

5) Tambatan perahu

6) Pelelangan ikan yang dikelola desa

7) Hasil usaha milik desa

8) Lain-lain kekayaan milik desa yaitu kali dan atau telaga dan atau rawa

milik desa, gedung dan atau bangunan dan atau lapangan olah raga,

kantor dan balai desa, gedung pertemuan, barang inventaris desa

(antara lain: meja, kursi, almari, alat-alat pertanian, komputer, pompa

air, alat transportasi, dan sebagainya), jalan-jalan desa, pohon dan

tanaman milik desa, kutan desa dan kekayaan lain milik desa yang

sah.

Kekayaan desa diurus dan dikelola oleh pemerintah desa sebagai

sumber pendapatan bagi desa. Tiap-tiap kekayaan desa dimana tata

cara pengurusan serta pengelolaannya ditetapkan dengan peraturan

desa.

c. Hasil swadaya dan partisipasi

Hasil dari usaha dan keikutsertaan masyarakat yang secara sadar dan

inisiatif sendiri untuk berperan serta dalam pelaksanaan pembangunan

baik dalam bentuk uang, tenaga dan atau natura sebagai bentuk iuran

untuk pembangunan desa.

d. Hasil gotong royong

Hasil dari usaha dan keikut sertaan masyarakat yang secara sukarela dan

bersama-sama memberikan uang, tenaga dan atau natura karena adat

Page 88: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

istiadat yang berkembang di desa yang dihitung dengan nilai uang pada

saat itu.

e. Lain-lain pendapatan asli desa yang sah

2) Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah.

Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi

yang sudah dipungut oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

daerah tidak dibenarkan pungutan tambahan oleh pemerintah desa. Pungutan

retribusi dan pajak lainnya yang telah dipungut oleh desa tidak dibenarkan

dipungut dan diambil alih oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan

penerintah daerah.

3) Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

daerah. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah maupun bagian dana

perimbangan dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan

Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana

Desa.

4) Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.

5) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Pemberian

hibah dan sumbangan dari pihak ketiga tidak dapat mengurangi kewajiban-

kewajiban pihak penyumbang kepada desa. Sumbangan yang berbentuk

barang baika barang yang bergerak maupun barang yang tidak bergerak

dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumbangan yang berbentuk

uang disalurkan melalui kas desa yang pengelolaannya ditetapkan di dalam

anggaran pendapatan dan belanja desa.

Selain itu, sumber pendapatan desa juga dapat berupa pinjaman desa yang

dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pinjaman dana atas persetujuan badan

permusyawaratan desa yang bersumber dari pemerintah, pemerintah provinsi,

pemerintah desa, bank pemerintah, bank pemerintah provinsi dan pemerintah

daerah, bank swasta, maupun sumber-sumber lainnya yang sah (pinjaman kepada

perseorangan atau kelompok orang pemilik dana). Pelaksanaan pinjaman dana

tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis, efektif, dan efisien berdasarkan

Page 89: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kemampuan desa dan dapat menjamin pengembalian dan atau pembayaran

pinjaman. Pinjaman tersebut digunakan untuk:

1) Pengelolaan peningkatan pendapatan asli desa

2) Membiayai usaha desa yang dapat meningkatkan pendapatan asli desa

3) Menambah atau menyertakan modal pemerintah desa kepada badan usaha

milik desa dan atau usaha-usaha lain milik desa.

Pinjaman dana tidak dapat digunakan untuk membiayai biaya operasional

atau rutin pemerintah desa. Penggunaan dan pengelolaan pinjaman desa diuraikan

di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.pelaksanaan pinjaman dana harus

memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan di dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Jenis pendapatan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

meliputi sebagai berikut:

1) Penerimaan hasil usaha desa

2) Penerimaan hasil kekayaan desa

3) Penerimaan hasi swadaya dan partisipasi

4) Penerimaan hasil gotong royong

5) Penerimaan lain-lain pendapatan asli desa yang sah

6) Penerimaan bagi hasil pajak dan retribusi daerah

7) Penerimaan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh daerah

8) Penerimaan hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Hasil usaha desa merupakan hasil dari usaha yang diurus dan dikelola oleh

Pemerintah Desa, sedangkan tata cara pengelolaan dan pengurusan usaha desa

ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Seluruh jenis pendapatan harus disalurkan melalui kas desa yang

pengelolaannya ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.

Pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan desa dilakukan

oleh pemerintah desa yang diatur dan ditetapkan dalam peraturan desa.

Pemerintah desa memiliki kewajiban untuk mempertahankan dan

mengembangkan sumber pendapatan yang telah dimiliki dan menggali sumber-

Page 90: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sumber pendapatan yang baru dan tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sumber pendapatan dan kekayaan desa yang

diurus dan dikelola oleh pemerintah desa yang hasilnya berupa pendapatan desa,

harus dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk penyelenggaraan pemerintahan desa.

Apabila pemerintah desa tidak mampu untuk mengurus dan mengelola sumber

pendapatan dan kekayaan desa tersebut dapat diserahkan kepada pihak lain,

dengan syarat sebagai berikut:

1) Penyerahan dilakukan atas persetujuan badan permusyawaratan desa

2) Desa memperoleh kompensasi dari sumber pendapatan dan kekayaan desa

sejenis

3) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala daerah.

Pemakaian kekayaan desa oleh pihak lain harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

1) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala desa setelah mendapat persetujuan dari

badan permusyawaratan desa.

2) Desa memperoleh konstribusi berupa hasil sewa atau uang pemakaian secara

wajar sebagai pendapatan desa.

Tanah-tanah kas desa yang merupakan kekayaan desa dilarang untuk

diserahkan kepada pihak lain kecuali diperlukan untuk kepentingan

pembangunan. Penyerahan kepada pihak lain harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

1) Ada persetujuan bersama antara kepala desa dengan badan permusyawaratan

desa

2) Pemerintah desa memperoleh tanah pengganti seluas dan senilai secara

ekonomis dengan tanah yang dilepaskan atau berupa sejumlah uang seharga

pembelian tanah yang lain yangg senilai dengan tanah yang dilepaskan.

3) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala daerah.

Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, seluruh sumber

pendapatan dan kekayaan desa dinyatakan sebagai sumber pendapatan dan

kekayaan yang dikuasai oleh pemerintah daerah. Hasil pengurusan dan

pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan menjadi pendapatan yang

Page 91: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dimasukkan dalam anggaran penerimaan dan belanja daerah kabupaten dan

dikeluarkan kembali untuk penyelenggaraan pemerintahan.

Sumber pendapatan dan kekayaan desa yang dikelola dapat dikembangkan

oleh pemerintah desa yang bersangkutan dengan cara:

1) Menambah atau memperluas sumber pendapatan dan kekayaan desa melalui

pengadaan atau pembelian

2) Menerima hibah atau pemberian dari pihak lain yang tidak mengikat

3) Mengalih fungsi kekayaan desa dengan mengajukan ijin kepada kepala

daerah setelah mendapat persetujuan dari badan permusyawaratan desa.

4) Mendapat bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

daerah.

Hal-hal yang menyangkut pengembangan sumber pendapatan dan

kekayaan desa ditetapkan dengan peraturan desa. Penyewaan tanah kas desa yang

dikelola langsung oleh pemerintah desa hanya dapat dilakukan selama satu tahun

disertai dengan perjanjian tertulis dengan pihak penyewa dan dapat diperpanjang

setiap tahun. Penyewaan tanah kas desa yang melebihi jangka waktu yang telah

ditentukan dan apabila terjadi suatu hal yang menyebabkan tanah kas desa

tersebut harus diterik oleh kepala desa berdasarkan musyawarah antara pihak

pengelola dengan kepala desa atau perangkat desa terkait. Maksudnya masing-

masing pihak harus mengedepankan asas normatif yang disesuaikan dengan

kondisi pada saat tanah kas desa tersebut harus ditarik kembali dalam waktu yang

tidak terlalu lama, misalkan waktu panen maka penarikan kembali dilakukan

setelah dipanen. Bagi desa yang tidak memiliki kekayaan desa berupa tanah

bengkok sepanjang mengenai pengelolaan sumber pendapatan desa diatur oleh

kepala desa.

Pembinaan terhadap pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan

kekayaan desa dilakukan oleh pemerintah daerah. Pertanggungjawabannya yaitu

pengawasan terhadap pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan

kekayaan desa dilakukan oleh badan permusyawaratan desa setempat dan atau

kepala daerah atau pejabat lain yang ditunjuk. Penggunaan hasil sumber

pendapatan dan kekayaan desa ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja

Page 92: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

desa dimana kepala desa harus menyampaikan keterangan laporan

pertanggungjawaban kepada badan permuayawaratan desa paling lambat tiga

bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Pertanggungjawaban penggunaan

sumber pendapatan dan kekayaan desa oleh kepala desa kepada kepala daerah

melalui camat setempat paling lambat empat bulan setelah berakhirnya tahun

anggaran. Apabila terjadi perubahan status desa menjadi kelurahan maka tanah

kas desa dan sejenisnya yang semula merupakan sumber pendapatan desa berubah

statusnya menjadi aset pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan oleh

pemerintah daerah melalui anggaran penerimaan dan belanja daerah yang

diperuntukkan bagi kepentingan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan

dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara desa dan atau kelurahan

lainnya yang ada di daerah. Semua peraturan desa yang berkaitan dengan sumber

pendapatan dan kekayaan desa wajib mendasarkan dan menyesuaikan

pengaturannya dengan peraturan daerah.

Peran kepala desa di dalam pengelolaan usaha desa dapat dilihat dari

uraian sebelumnya mengenai kepala desa salah satunya mengenai tugas kepala

desa berkaitan dengan memberdayakan masyarakat serta membina perekonomian

desa salah satunya dengan mengembangkan potensi sumber daya alam dan

melestarikan lingkungan hidup sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang merupakan salah satu wujud tujuan dari suatu penyelenggaraan

pemerintahan desa serta membina perekonomian desa. Hal tersebut dapat

dilaksanakan dengan mengelola usaha desa dengan pengelolaan sumber daya alam

serta pemberdayakan masyarakat yang ada pada desa tersebut. Hasil dari usaha

desa tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang kemudian dapat

digunakan sebagai sektor keuangan merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan tingkat keberhasilan suatu penyelenggaraan pemerintahan desa

serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.

Usaha desa termasuk salah satu sumber keuangan desa menurut pasal 212

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah keuangan

desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta

segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan

Page 93: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban

tersebut menimbulkan pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa. Salah

satu sumber pendapatan desa adalah pendapatan asli desa. Belanja desa

digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa. Pengelolaannya dilakukan oleh kepala desa yang

dituangkan dalam peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa.

Pasal 68 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

72 Tahun 2005 tentang Desa bahwa pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha

desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan

lain-lain pendapatan asli desa yang sah.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 17 Tahun 2006 tentang

Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa bahwa hasil usaha desa merupakan salah

satu dari pendapatan asli desa yang merupakan salah satu dari sumber pendapatan

desa yang merupakan sumber keuangan desa. Penerimaan hasil usaha desa

merupakan salah satu dari jenis pendapatan desa. Hasil usaha desa merupakan

hasil dari usaha yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Desa. Usaha desa

dimana tata cara pengelolaan dan pengurusannya ditetapkan dengan peraturan

desa. Seluruh jenis pendapatan termasuk hasil usaha desa harus disalurkan melalui

kas desa yang pengelolaannya ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja

desa.

Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 1

Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa bahwa yang

dimaksud penerimaan anggaran pendapatan dan belanja desa yaitu bagian

penerimaan terdiri atas pos-pos, salah satunya yaitu pendapatan asli desa yang di

dalam lampirannya menyebutkan hasil usaha desa termasuk di dalam pos

pendapatan asli desa dimana hasil usaha desa meliputi:

a Usaha lelang telaga dan kali desa

b Usaha lelang dan kali rawa

c Usaha lelang lamtoro tepi jalan raya

d Tanah wedusan

e Usaha lelang kali perbatasan Moro-Karang

Page 94: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

f Usaha Lelang Tanah Desa

Usaha desa yang telah diuraukan diusahakan atau dikelola oleh Desa Moro

dengan cara dilelang. Lelang menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah

penjualan di hadapan orang banyak dengan tawaran yang atas-mengatasi dan

dipimpin oleh pejabat lelang. Masing-masing wilayah lelang dilelang dengan

kisaran harga yang berbeda-beda. Kisaran harga lelang tergantung dari harga

patokan yang telah ditetapkan dan tercantum di dalam peraturan desa yaitu

Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun

2012 tentang Tata Cara Pelelangan. Lelang yang termasuk daerah perairan yaitu

telaga, kali, kali perbatasan serta rawa yang dimaksud adalah lelang mengenai

ikannya yang ada di dalamnya yang di hasilkan oleh masing-masing wilayah

lelang yang telah ditetapkan. Karena ikan yang berada di dalam masing-masing

wilayah lelang berberda-beda maka yang dilelang adalah tempat dimana ikan

tersebut berada atau disebut dengan wilayah lelang. Wilayah lelang yang termasuk

wilayah perbatasan yaitu wilayah lelang pembatasan kali antara Desa Moro dan

Desa Karang cara pelelangannya dilakukan secara bergiliran masing-masing desa

yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Lelang Lamtoro dilakukan dengan

melelang pohonnya yang kemudian diambil hasilnya yaitu ranting dan buahnya

sehingga yang diambil adalah hasilnya bukan pohonnya. Kemudian mengenai

tanah wedusan tanah tersebut dilelang kemudian yang diambil hasilnya adalah

yang diambil hasil dari pembayaran sewa ketika tanah tersebut dipakai untuk

pengadaan acara, misalnya dugunakan sebagai sedekah bumi begitu pula tanah

desa.

Setiap pengadaan pelelangan adanya peserta yang terdaftar harus

memenuhi persyaratan dan ketentuan menjadi peserta lelang, ketentuan pesyaratan

peserta lelang adalah sebagai berikut:

1. Peserta lelang adalah warga masyarakat Desa Moro

2. Peserta lelang yang termasuk warga Desa Moro tersebut harus sudah berumur

minimal 17 (tujuh belas) tahun atau sudah menikah san berkatu tanda

penduduk atau beridentitas lainnya.

Page 95: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tempat pelaksanaan lelang di Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan adalah di balai desa Moro kecamatan Sekaran kabupaten Lamongan

dengan wilayah lelang yang telah ditetapkan.

Pelelangan dilaksanakan dengan disertai harga patokan lelang yaitu harga

minimal pelelangan wilayah atau tempat lelang. Ketentuan harga minimal

pelelangan adalah sebagai berikut:

1. Harga minimal wilayah lelang yaitu harga awal wilayah lelang yang

ditawarkan pemerintah desa kepada peserta lelang. Besar harga awal adalah

sebagai berikut:

a Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang telaga dan kali

desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp

3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

b Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang kali rawa desa

yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 2.500.000,00

(dua juta lima ratus ribu rupiah).

c Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang lamtoro pinggir

jalan raya desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar

Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah)

d Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang Tanah Wedusan

yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 400.000,00 (empat

ratus ribu rupiah).

e Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang kali perbatasan

Desa Moro-Karang yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp

1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).

f Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang Tanah desa yang

ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah).

2. Harga maksimal wilayah lelang yaitu harga akhir wilayah lelang yang

ditawarkan pemerintah desa kepada peserta lelang. Besar harga akhir adalah

sebagai berikut:

Page 96: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang telaga dan kali

desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp

3.300.000,00 (tiga juta tiga ratus ribu rupiah).

b Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang kali rawa desa

yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 3.000.000,00

(tiga juta rupiah).

c Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang lamtoro pinggir

jalan raya desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar

Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)

d Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang Tanah Wedusan

yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 400.000,00 (empat

ratus ribu rupiah).

e Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang kali perbatasan

Desa Moro-Karang yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp

1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).

f Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang Tanah desa yang

ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah).

Ketentuan penawaran dan pemenang lelang di Desa Moro Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:

1. Peserta lelang yang telah didaftar secara resmi berhak menawar harga lelang.

2. Selang waktu antara penawar yang satu dengan penawar yang lainnya waktu

maksimal adalah 3 (tiga) menit.

3. Selisih harga penawaran yang satu dengan lainnya adalah:

a Telaga dan Kali Desa Rp 3.300.000,00 (tiga juta tiga ratus ribu rupiah).

b Kali Rawa 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

c Lamtoro Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

d Tanah Wedusan 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah).

e Kali Perbatasan Desa Moro-Karang Rp 1.300.000,00 (satu juta tiga ratus

ribu rupiah).

f Tanah Desa Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

Page 97: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

4. Penawaran harga tidak boleh di bawah harga standar minimal yang telah

ditentukan.

5. Pelelangan dilakukan secara terbuka dan atau terbatas dengan harga maksimal

yang telah ditentukan.

6. Pemenang lelang adalah penawaran tertinggi atau sama dengan batasan

maksimal pada saat detik-detik terakhir jika sudah tidak ada penawaran lain

oleh peserta lelang yang lain.

7. Jika ada lebih dari satu penawar lelang yang mencapai harga maksimal atau

harga akhir, maka pemenang lelang ditentukan melalui undian.

8. Penawaran tertinggi yang kurang dari harga maksimal atau akhir lelang pada

saat detik-detik terakhir tidak ada penawaran lain dari peserta lelang yang lain

maka dapat dinyatakan sebagai pemenang lelang.

9. Jika pada saat detik-detik terakhir terjadi kesamaan baik harga maupun waktu

penawaran maka pemenang lelang ditentukan melalui undian.

Ketentuan batas wilayah lelang di Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Batas Lokasi Lelang

No. Lokasi Utara Timur Barat Selatan

1. Telaga Kali Desa - Porodeso Sekaran Widang

2. Kali Rawa - - Sekaran Karang/pintu air

3. Lamtoro Sekaran - - Pintu air

4. Tanah wedusan M Mukaim Widang Sungai -

5. Kali perbatasan

Moro-Karang - Karang Moro -

6. Tanah Desa Sungai SDN Sudekno Suyamto

Sumber: Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor

4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelelangan

Setelah memenangkan lelang pemenang lelang memiliki hak mengambil

ikan yang berada di tempat lelang yang bersangkutan, ketentuan batas waktu

pengambilan ikan adalah pengambilan ikan dimulai pada bulan Agustus sampai

Page 98: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

bulan September tahun lelang. Larangan bagi pemenang lelang adalah sebagai

berikut:

1. Memberi umpan atau makanan ikan atau fotas

2. Membendung batas-batas wilayah lelang di luar batas waktu pengambilan

ikan.

Peserta lelang yang menjadi pemenang lelang memilki kewajiban untuk

membayar harga lelang yang telah ditetapkan. Ketentuan pembayaran harga

lelang adalah sebagai berikut:

1. Pada saat penandatanganan, waktu pembayaran maksimal satu minggu

setelah lelang sebesar 50% dari harga lelang.

2. Pada saat pengambilan membayar sisa pembayaran sebesar 50% dari harga

lelang.

Ketentuan bagi pemenang lelang yang melanggar ketentuan mengenai

batas wilayah lelang, bulan pengambilan ikan, larangan maka dikenakan denda

sebesar 10% dari nilai harga lelang. Sebelum dan atau sesudah batas pengambilan

ikan petani berhak menggunakan air yang berada di lokasi lelang.

Pemenang lelang di Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11 Pemenang Lelang Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan Tahun 2012

No. Nama Lokasi Lelang Harga

1. Bejo Wardoyo Kali/Sungai dan Telaga Rp 3.300.000,00

2. Muslik Kali/Sungai Rawa Rp 3.000.000,00

Page 99: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

3. Jasmari Kali Perbatasan Moro-Karang Rp 1.300.000,00

4. Budi Sawah Kas Desa Rp 2.000.000,00

5. Sutambak Sawah Kas Desa Rp 1.750.000,00

6. H. Toha Sawah Wedusan Rp 400.000,00

7. Jasmari Lamtoro Rp 250.000,00

Sumber: Lembar Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata CaraPelelangan

Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Badan

usaha milik desa tersebut dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-

undangan.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa pada pasal 213 ayat (1) menyebutkan desa dapat mendirikan badan usaha

milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa, ayat (2) badan usaha milik

desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan, ayat (3) badan usaha milik

desa dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa dalam pasal 78 bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan

Desa, Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan

kebutuhan dan potensi desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun

2010 tentang Badan Usaha Milik Desa. Pemerintah desa membentuk badan usaha

milik desa dengan peraturan desa berpedoman pada peraturan daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 20 Tahun 2006 bahwa

dalam pasal 3 ayat (1) yaitu pemerintah desa dapat mendirikan badan usaha milik

desa. desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan belum dibentuk suatu

badan usaha milik desa.

Page 100: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3. Hambatan yang Dihadapi dan Cara Mengatasi

Pemerintah desa dalam hal ini kepala desa beserta perangkatnya dalam

melaksanakan kewenangannya diantaranya tugas dan tanggung jawab serta

kewajibannya dalam pelaksanaan pengelolaan sumber keuangan desa terkait

dengan usaha desa yang dilakukan dengan cara lelang. Hal pengelolaannya

walaupun sudah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

dilakukan dengan baik tetap saja ada kesulitan-kesulitan atau hambatan yang

terjadi yang dihadapi oleh kepala desa beserta perangkatnya dalam pengelolaan

sumber pendapatan keuangan desa terkait dengan usaha desa. hambatan yang

dialami antara lain dari segi pembayaran yaitu adanya keterlambatan pembayaran

dari pemenang lelang. Selain keterlambatan pembayaran dari pemenang lelang

juga terdapat hambatan yaitu dalam hal kriminalitas yaitu pencurian ikan.

Kemudian kesulitan lain yaitu mengenai hal diluar dugaan yaitu faktor cuaca.

Hal kesulitan-kesulitan atau hambatan yang dialami oleh pemerintah desa

dalam mengelola usaha desa tentu saja pemerintah desa tidak hanya tinggal diam

sehingga masalah-masalah tersebut dapat diatasi setidaknya mengurangi bahkan

mengilangkan masalah yang dihadapi sehingga pengelolaan dapat dilakukan

dengan lancar maka pemerintah desa mengambil solusi yaitu dalam hal

keterlambatan pembayaran masyarakat diberikan penjelasan. Kemudian mengenai

masalah kriminal dapat dilakukan dengan penjagaan. Hal mengatasi faktor cuaca

dapat diatasi dengan pembuatan tanggul.

B. Pembahasan

1. Kewenangan Kepala Desa dalam Pengelolaan Usaha Desa

Pembagian daerah atas daerah besar dan kecil yang bersifat otonom dan

administrasi yaitu atas daerah provinsi kemudian dibagi lagi atas daerah

kabupaten atau kota. Kemudian dapat dimungkinkan daerah kabupaten atau kota

tersebut dibentuk suatu pemerintahan yang kecil lagi yaitu desa. Hal ini tercantum

dalam pasal 200 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dalam ayat 1 bahwa dalam pemerintahan daerah

Page 101: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kabupaten atau kota di bentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah

desa dan badan permusyawaratan desa. Hal ini adalah Kabupaten Lamongan yang

di bawahnya adanya pemerintahan desa yaitu Desa Moro di Kecamatan Sekaran.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa desa atau yang disebut dengan nama

lain selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik Indonesia. Hal

tersebut sesuai dengan pasal 18B ayat 2 dimana negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip negara kesatuan republik Indonesia yang diatur dalam

undang-undang. Pasal 209 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa

mencakup sebagai berikut:

1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten atau kota

yang diserahkan pengaturannya kepada desa

3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau

pemerintah kabupaten atau kota

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-

undangan diserahkan kepada desa.

Sehingga desa berwenang mengurus rumah tangganya sendiri yang dapat

dikatakan desa memiliki otonomi. Walaupun desa memiliki otonomi, tetapi desa

bukan merupakan daerah otonomi karena secara yuridis otonomi hanya diberikan

kepada pemerintah kota atau kabupaten yaitu yang tercantum dalam pasal 18

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanya

menyebutkan daerah provinsi dan daerah kabupaten atau kota saja dan tidak

menyebutkan desa termasuk dalam daerah dengan otonomi.

Page 102: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Urusan-urusan yang menjadi kewenangan desa Moro tersebut

dilaksanakan oleh pemerintahan desa. Pemerintahan desa terdiri dari pemerintah

desa dan badan permusyawaratan desa. Kemudian pemerintah desa terdiri atas

kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan

perangkat desa lainnya. Urusan pemerintahan desa dalam pasal 8 Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tetang Desa bahwa urusan

pemerintahan yang menjadi kewenagan kabupaten atau kota yang diserahkan

pengaturannya kepada desa yaitu urusan pemerintahan yang secara langsung dapat

meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga kepala desa

merupakan penyelenggara urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa

karena kepala desa berkedudukan sebagai pemimpin masyarakat desa dan

pimpinan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala

desa merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan dapat

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya tersebut mengenai

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada perangkat desa. Hal

tersebut juga dilakukan oleh kepala desa Moro. Karena perangkat desa dianggap

lebih mengerti dan memahami keadaan desa yang bersangkutan.

Kepala desa Moro dalam menyelenggarakan pemerintahan desa Moro

memiliki wewenang yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kepala

desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa memiliki wewenang yang

dituangkan dalam pasal 14 serta pasal 15 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa. Kepala desa memiliki tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

kemudian dalam melaksanakan tugas tersebut kepala desa memiliki wewenang

sebagai berikut:

a Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama badan permusyawaratan desa;

b Mengajukan rancangan peraturan desa;

c Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama

badan permusyawaratan desa;

Page 103: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

d Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai

anggaran pendapatan dan belanja desa untuk dibahas dan ditetapkan

bersama badan permusyawaratan desa;

e Membina kehidupan masyarakat desa;

f Membina perekonomian desa;

g Mengkoordinasikan pembangunan desa secara parsitipatif;

h Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; dan

i Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Kepala desa memiliki kewajiban berkaitan dengan tugas dan

wewenangnya, kewajiban kepala desa adalah sebagai berikut:

a Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

b Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

d Melaksanakan kehidupan demokrasi

e Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas

dari kolusi, korupsi, dan nepotisme;

f Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan

desa;

g Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;

h Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;

i Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan

desa;

j Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;

k Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;

l Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;

Page 104: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

m Membina, menganyomi, dan melestarikan nilai-nilai sosial, budaya,

dan adat istiadat;

n Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan

o Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan

lingkungan hidup.

Selain itu, kepala desa memiliki kewajiban untuk memberikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati atau Walikota yang

disampaikan melalui Camat 1 (satu) kali dalam setahun dipergunakan sebagai

dasar melakukan evaluasi oleh Bupati atau Walikota, memberikan keterangan

pertanggungjawaban kepada badan permusyawaratan desa yang disampaikan 1

(satu) kali dalam setahun dalam musyawarah badan permusyawaratan desa, serta

menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

masyarakat. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan

Nomor 09 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja

Pemerintahan Desa.

Kepala desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan dengan

kewenangannya yang berkaitan dengan usaha desa yaitu berkaitan dengan

kewenangannya yaitu kepala desa sebagai pemimpin masyarakat desa dan

pimpinan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala

desa memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan. Kepala desa memiliki wewenang yaitu memimpin

penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama badan permusyawaratan desa, menyusun dan mengajukan rancangan

peraturan desa terkait anggaran pendapatan dan belanja desa untuk dibahas dan

ditetapkan bersama dengan badan permusyawaratan desa hal ini terkait usaha desa

merupakan salah satu sumber keuangan yang hasilnya dituangkan dalam anggaran

pendapatan dan belanja desa, membina perekonomian desa dengan pengelolaan

keuangan salah satunya sumber pendapatan desa yaitu hasil usaha desa di desa

Moro dilakukan dengan cara lelang. Pengaturan tentang lelang juga dibuat oleh

kepala desa berkaitan dengan mengajukan rancangan peraturan desa tentang

lelang kemudian ditetapkan dengan persetujuan dari badan permusyawaratan desa.

Page 105: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Kepala desa Moro dalam melaksanakan tugas, wewenang serta

kewajibannya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tentu didukung oleh

pembiayaan. Pembiayaan urusan pemerintahan desa Moro yang sumbernya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yaitu sesuai dengan yang diatur dalam

pasal 67 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa bahwa:

1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi

kewenangan desa didanai darri anggaran pendapatan dan belanja desa,

bantuan pemerintah, dan bantuan pemerintah daerah

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan

oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah

3. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh

pemerintah desa di danai dari anggaran pendapatan dan belanja

negara.

Hal penyelenggaraan urusan pemerintahan desa Moro yang menjadi

kewenangan Desa Moro didanai dari anggaran pendapatan dan belanja desa Moro.

Anggaran tersebut ditetapkan dalam Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan Nomor 01 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Desa. Anggaran pendapatan dan belanja desa Moro terdiri atas

pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaan sesuai dengan pasal 73 Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Anggaran

pendapatan dan belanja desa Moro tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu

penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan diperoleh dari perhitungan anggaran

tahun sebelumnya, hal ini tahun 2010 kemudian perhitungan anggaran tahun 2011

untuk pembiayaan tahun 2012. Bagian penerimaan terdiri dari pos-pos salah

satunya yaitu pendapatan asli desa. Pendapatan asli Desa Moro sesuai dengan

pasal 2 Peraturan daerah Kabupaten Lamongann Nomor 17 Tahun 2006 tentang

Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa bahwa pendapatan asli desa salah

satunya adalah hasil usaha desa. Hal tersebut juga tercantum dalam anggaran

pendapatan dan belanja desa Moro yang ditetapkan dalam Peraturan Desa Moro

Page 106: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 01 Tahun 2011 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Hasil usaha desa Moro merupakan hasil

dari usaha yang diurus dan dikelola oleh pemerintah desa Moro. Usaha desa Moro

dikelola dengan cara dilelang. Tata cara pengelolaan dan pengurusannya

ditetapkan dengan peraturan desa yaitu Peraturan desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2012. Usaha desa dikelola dengan lelang

yang dimaksud adalah lelang ikannya yaitu dilelang lokasi lelangnya yang di

dalamnya terkandung ikan. Lelang dilakukan di balai desa di Desa Moro. Lokasi

lelang yaitu telaga dan kali desa, kali dan rawa, lamtoro tepi jalan, tanah wedusan,

kali perbatasana Moro-Karang, Tanah desa. Pengelolaan dengan cara lelang

tersebut dipilih karena sesuai dengan kondisi wilayah Desa Moro yang terdiri dari

sawah dan rawa yang daerah dalam kondisi seperti itu secara otomatis ada

ikannya karena berdekatan dengan laut walaupun ada juga yang dilakukan dengan

pembibitan bagi lahan perairan. Selain itu ada lamtoro, tanah wedusan dan tanah

desa yang diusahakan dengan cara yang sama yaitu lelang. Usaha tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Usaha lelang telaga dan kali desa

2. Usaha lelang kali dan rawa

3. Usaha lelang lamtoro tepi jalan raya

4. Tanah wedusan

5. Usaha lelang kali perbatasan Moro-Karang

6. Usaha Lelang Tanah Desa

Hal ini tentu dapat menambah pendapatan asli desa Moro karena

pengelolaan usahanya dusesuaikan dengan kondisi wilayah yang terkandung

sumber daya alam yang dimiliki oleh desa Moro. Seluruh pendapatan desa Moro

disalurkan melalui kas desa yang pengelolaannya ditetapkan dalam anggaran

pendapatan dan belanja desa Moro untuk kemudian dibahas dan ditetapkan

dengan peraturan desa bersama badan permusyawaratan desa.

Pengelolaan usaha desa Moro dengan lelang ini dikelola oleh pemerintah

desa termasuk keuangannya juga dikelola oleh pemerintah desa Moro. Pemerintah

desa moro yang dimaksud adalah kepala desa Moro tetapi diserahkan kepada oleh

Page 107: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

perangkatnya. Karena dianggap lebih mengerti keadaan desa Moro. Dasarnya

keberhasilan usaha desa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keadaan wilayah saja

tetapi juga faktor lain diantaranya adalah sumber daya manusia yang tinggi yang

mampu untuk mengelola sehingga hasilnya lebih baik daripada sumber daya

manusia yang rendah, selain tingkat pendidikan yang menjadi faktor

meningkatkan sumber daya manusia tetapi pengalaman juga merupakan faktor

penting. Selain pemerintah desa yang memiliki kemampuan yang tinggi,

masyarakat dengan kemampuan yang tinggi juga berpengaruh kepada

keberhasilan pengelolaan usaha desa yang kemudian dapat meningkatkan hasil

usaha yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan asli desa Moro. Karena

menurut Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor

4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelelangan bahwa dalam pasal 2 yaitu peserta

lelang adalah warga masyrakat desa Moro. Hal ini dapat dikaitkan yaitu

pemerintah desa yang melakukan pelelangan tersebut diimbangi dengan

masyarakat yang sumber daya manusia tinggi akan mampu mengelola lokasi

tersebut dengan lebih baik. Selain itu dalam masyarakat yang dengan latar

belakang sumber daya manusia yang tinggi walaupun pemerintah desa yang

melakukan pelelangan dengan mematok harga yang tinggi, harga tersebut tetap

dapat dijangkau oleh masyarakat desa Moro. Semakin tinggi harga maka akan

semakin dapat meningkatkan pendapatan asli desa dalam hal ini melalui usaha

desa. Kesemuanya tentu didukung pula dengan sarana dan prasarana desa Moro

yang memadai sehingga dapat memperlancar pelaksanaannya.

Sumber pendapatan dan kekayaan desa Moro yang dikelola oleh

pemerintah desa Moro harus dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk

penyelenggaraan pemerintahan Desa Moro. Selain itu pengelolaan usaha desa ini

juga dapat degunakan sebagai upaya untuk mempertahankan sumber pendapatan

yang telah dimiliki oleh desa Moro.

Kepala desa dalam mengelola usaha desa tersebut yang termasuk dalam

sumber pendapatan dan kekayaan desa yang hasilnya menjadi pendapatan.

Kemudian oleh kepala desa pendapatan tersebut disalurkan melalui kas desa serta

pengelolaannya ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa. Hasil

Page 108: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

dari pengelolaan tersebut dimanfaatkan sepenuhnya untuk penyelenggaraan

pemerintahan desa Moro. Penggunaan hasil dari sumber pendapatan dan kekayaan

desa Moro tersebut ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa Moro

kecamatan sekaran kabupaten lamongan. Kemudian oleh kepala desa Moro

keterangan laporan pertanggungjawaban yang isinya mengenai keterangan seluruh

proses pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk anggaran pendapatan dan

belanja desa tersebut disampaikan kepada badan permusyawaratan desa Moro.

Penyampaian laporan tersebut paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun

anggaran. Kemudian mengenai pertanggungjawabannya kepada kepala daerah

disampaikan dengan melalui camat yaitu camat Sekaran. Batas waktu

keterlambatan penyampaian kepada kepala daerah yaitu empat bulan setelah

berakhirnya tahun anggaran.

Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan belum dibentuk

badan usaha milik desa. pebgaturan terkait mengenai peraturan desa mengenai

badan usaha milik desa juga belum dibuat.

2. Hambatan dan Cara Mengatasi

Kewenangan diantaranya tugas dan tanggung jawab kepala desa Moro,

Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan sudah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku namun masih dijumpai adanya beberapa

hambatan.

Hambatan yang dihadapi kepala desa moro dalam pengelolaan usaha desa

Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:

1. Faktor keterlambatan Pembayaran

Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor

4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelelangan yang mengatur mengenai lelang

waktu pembayaran pertama lelang paling lambat satu minggu setelah lelang

yang disepakati pada saat penandatanganan pemenang lelang pembayaran

sebesar 50% dari harga lelang oleh pemenang lelang. Tetapi, yang sering

terjadi adalah keterlambatan pembayaran harga lelang oleh pemenang lelang.

Page 109: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Kemudian pada saat pengambilan hasil dari yang dilelang pemenang

lelang harus melunasi pembayaran sisa sebesar 50% dari harga lelang yang

sudah disepakati. Tetapi yang terjadi pemenang lelang tidak langsung

seketika itu juga membayar sisa uang pembayaran untuk membayar hasil

lelang yang telah disepakati. Sehingga pembayaran hasil lelang dengan

jumlah yang telah disepakati terkesan diulur-ulur pembayarannya oleh

pemenang lelang.

2. Faktor humanisme atau kriminalitas

Setelah terjadi kesepakatan mengenai tempat yang dilelang pemenang

lelang berhak mengambil ikan di tempat yang dilelang. Tetapi sebelum

pemenang lelang mengambil ikan dari tempat hasil pelelangan tersebut, hasil

ikan yang siap diambil dari tempat yang dilelang tadi diambil oleh orang lain

yang tidak berhak atau ikan dicuri oleh orang lain yang tidak menjadi

pemenang lelang.

Pencurian ikan hasil tempat yang dilelang tersebut dengan menggunakan

strum dengan cara distrum sehingga ikan mati dan pencurian ikan tersebut

dilakukan pada malam hari. Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian bagi

pemenang lelang karena hasil ikan dari tempat yang dilelang tersebut

berkurang dan bahkan habis.

3. Faktor Cuaca

Faktor cuaca merupakan faktor alamiah yang dapat merugikan pemenag

lelang. Karena ketika kemarau panjang keasaman air berubah menjadi tinggi

dan suhu air menjadi panas. Sehingga ikan yang berada di tempat hasil lelang

menjadi berkurang atau bahkan mati. Hal ini menyebabkan pemenang lelang

merugi.

Musim hujan di Desa Moro sering terjadi banjir sehingga ikan yang siap

diambil atau dipanen dari tempat yang telah dilelang tersebut banyak yang

hilang terkena arus air dari banjir tersebut.

Banjir pada musim penghujan ini menyulitkan pengambilan hasil ikan

ditempat lelang tersebut. Karena pengambilan ikan dilakukan dengan cara

Page 110: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

mengurang debit air sehingga air berkurang kemudian ikan tersebut diambil

atau ditangkap dengan cara tradisional dengan menggunakan tangan.

Cara untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam

pengelolaan usaha desa Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi faktor keterlambatan pembayaran lelang, langkah yang

diambil adalah memberikan penjelasan mengenai pelelangan serta

memberikan penjelasan mengenai batas waktu pembayaran serta waktu

pelunasan pembayaran harga lelang yang telah ditetapkan agar

pembayaran tidak terlambat dari bulan yang telah ditentukan. Sehingga

tidak mengganggu pemasukan anggaran pendapatan desa serta tidak

menghambat pembuatan laporan serta memperlancar pelaksanaan

pembangunan desa.

2. Untuk mengatasi masalah humanisme atau kriminalitas, langkah yang

diambil adalah penjagaan dengan ronda bergilir agar tetap terjaga yang

dapat mengurangi tingkat pencurian sehingga pemenang lelang tidak

mengalami kerugian.

3. Hambatan yang berkaitan dengan faktor cuaca/ langkah yang diambil

adalah pembuatan batas atau tanggul agar ketika banjir ikan-ikan tidak

terbawa oleh arus air. Ketika musim kemarau perlu diperhatikan

konsistensi pemberian air agar debit air dapat terjaga sehingga ikan-ikan

tidak mati kekeringan.

Page 111: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dari penelitian penulis yang berjudul

Kewenangan Kepala Desa Dalam Pengelolaan Usaha Desa Di Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kewenangan berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan

dengan membina perekonomian desa serta wewenang lain sesuai

peraturan perundang-undangan kepala desa dalam pengelolaan usaha

desa di desa moro kecamatan sekaran kabupaten lamongan yaitu

dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah bahwa pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh kepala

desa yang dituangkan dalam peraturan desa tentang anggaran

pendapatan dan belanja desa. Kepala desa moro mengelola usaha

desa yang merupakan salah satu sumber pendapatan yang termasuk

dalam sumber keuangan desa. Kemudian dituangkan di dalam

Peraturan Desa Moro Nomor 1 Tahun 2011 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa untuk tahun 2011. Selanjutnya melalui

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa bahwa pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh

kepala desa dapat dilimpahkan kepada perangkat desa. Kepala desa

moro melimpahkan pengelolaan usaha desa kepada perangkat desa.

Kepala desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban

kepada badan permusyawaratan desa setahun sekali. Peraturan

Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa

bahwa kepala desa dalam kewenangannya terdapat tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan

Page 112: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kemasyarakatan. Kewajiban yang merupakan wujud

pertanggungjawabanya yaitu dengan memberikan laporan

pertanggungjawaban. Kepala desa menetapkan peraturan desa yang

telah mendapat persetujuan bersama dengan badan permusyawaratan

desa. Kepala Desa Moro menetapkan Peraturan Desa Moro

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2012

tentang Tata Cara Pelelangan setelah mendapatkan persetujuan dari

badan permusyawaratan desa. Kemudian melalui Peraturan Daerah

Kabupaten Lamongan Nomor 17 Tahun 2006 tentang Sumber

Pendapatan dan Kekayaan Desa seluruh jenis pendapatan harus

disalurkan melalui kas desa yang pengelolaannya ditetapkan dalam

anggaran pendapatan dan belanja desa. Pendapatan desa moro yang

dikelola oleh kepala desa dimasukkan di dalam kas yang tertuang di

dalam anggaran pendapatan dan belanja desa yang disusun oleh

kepala desa. Desa dapat dibentuk badan permusyawaratan desa tetapi

desa Moro belum dibentuk badan usaha milik desa dan peraturan

desa terkait juga belum dibuat.

2. Pelaksanaan dalam kewenangannya kepala desa berkaitan dengan

pengelolaan usaha desa terdapat hambatan, antara lain:

a Faktor keterlambatan Pembayaran

Waktu pembayaran pertama lelang paling lambat satu minggu

setelah lelang yang disepakati pada saat penandatanganan

pemenang lelang pembayaran sebesar 50% dari harga lelang

oleh pemenang lelang.

Tetapi, yang sering terjadi adalah keterlambatan pembayaran

harga lelang oleh pemenang lelang. Begitu pula saat pelunasan

dan pengambilan ikan.

b Faktor humanisme atau kriminalitas

Setelah terjadi kesepakatan mengenai tempat yang dilelang

pemenang lelang berhak mengambil ikan di tempat yang

Page 113: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

dilelang. Tetapi sebelum pemenang lelang mengambil ikan

dari tempat hasil pelelangan tersebut, hasil ikan yang siap

diambil dari tempat yang dilelang tadi diambil oleh orang lain

yang tidak berhak atau ikan dicuri oleh orang lain yang tidak

menjadi pemenang lelang.

c Faktor Cuaca

Ketika kemarau panjang keasaman air berubah menjadi tinggi

dan suhu air menjadi panas. Sehingga ikan yang berada di

tempat hasil lelang menjadi berkurang atau bahkan mati.

Sedangkan ketika musim hujan sering terjadi banjir sehingga

ikan banyak yang hilang terkena arus air dari banjir tersebut.

3. Upaya untuk menyelesaikan hambatan dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

a Terhadap keterlambatan pembayaran dilakukan dengan cara

memberikan penjelasan mengenai pelelangan serta

memberikan penjelasan mengenai batas waktu

pembayaran serta waktu pelunasan pembayaran harga

lelang yang telah ditetapkan.

b Faktor kriminalitas diatasi melalui penjagaan dengan ronda

bergilir agar tetap dapat mengurangi tingkat pencurian.

c Untuk mengatasi faktor cuaca diatasi dengan cara

pembuatan batas atau tanggul agar ketika banjir ikan-ikan

tidak terbawa oleh arus air. Ketika musim kemarau perlu

diperhatikan konsistensi pemberian air agar debit air dapat

terjaga sehingga ikan-ikan tidak mati kekeringan.

B. Saran

1. Kepala desa dan perangkat Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan sebaiknya terus melakukan peningkatan

pendapatan desa termasuk di dalam unsur keuangan desa yang

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi untuk

Page 114: KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI ...... · DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN Penulisan Hukum (Skripsi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

mencapai tujuan keberhasilan dalam pembangunan desa,

sehingga pelaksanaan pemerintahan desa dapat berjalan

dengan baik dan memperlancar pelaksanaan pembangunan

desa.

2. Kepala desa dan perangkat Desa Moro Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan pelu memberikan penyuluhan atau

pembinaan masyarakatnya agar meningkatkan partisipasi

masyarakatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan desa.

3. Hasil dari pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan desa

sebaiknya digunakan untuk pembangunan desa secara baik

sehingga dapat tercapai tujuan salah satunya kesejahteraan

masyarakat.

4. Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

dibentuk badan usaha milik desa dan peraturan desa mengenai

badan usaha milik desa agar pengelolaan keuangan berkaitan

dengan usaha desa dan hasilnya dapat ditingkatkan sehingga

penyelenggaraan proses pemerintahan dapat berjalan lancar

sehingga dapat mensejahterakan masyarakatnya.