keterangan dasar republik islam iran - 2008

21
SELAYANG PANDANG REPUBLIK ISLAM IRAN Kedutaan Besar Republik Indonesia Tehran – Iran Agustus - 2008 1

Upload: yuli-dian-fisnanto

Post on 27-Jun-2015

814 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

SELAYANG PANDANG REPUBLIK ISLAM IRAN

Kedutaan Besar Republik Indonesia Tehran – Iran

Agustus - 2008

1

I. UMUM Nama Negara : Islamic Republic of Iran (Jomhori-e Islami-e Iran) Ibukota : Tehran Berdiri Tahun : 1 April 1979 Hari Nasional : 10 Februari (Hari Revolusi Islam Iran tahun 1979). Lagu kebangsaan : Sorud-e Melli-e Iran Bendera : Hijau-Putih-Merah dengan tulisan Allah berwarna

merah dan berbentuk tulip yang terletak di tengah-tengah bagian warna putih. Tulisan Allahu Akbar berwarna putih, masing-masing sebanyak 11 kali di bagian bawah sepanjang warna hijau dan di bagian atas sepanjang warna merah.

Kepala Negara/Pemimpin Tertinggi Agama

: Supreme Leader Ayatollah Seyed Ali Khamenei

Kepala Pemerintahan : Presiden, Dr. Mahmoud Ahmadinejad (2005 – 2009) Ketua Parlemen : Dr. Ali Larijani Menteri Luar Negeri : Dr. Manouchehr Mottaki Bahasa Nasional : Farsi Agama : Islam 98% (Shiah 91%, Sunni 7%), Yahudi 0,7%,

Kristen 0,7%, Zoroaster 0,1% serta Armenian dan Assyria

Penduduk : 70,4 juta (Sensus Maret 2007 dengan pertumbuhan 0.86% )

Etnis/Suku

: Persia 51%, Azeri 24%, Kurdi 7%, Mazandarani 8% dan 10% etnis lainnya.

Ekonomi a. Sumber daya alam : Minyak bumi, gas alam, batubara, timah hitam,

tembaga, biji besi, bahan baku semen, chrom, seng, marmer.

b. Ekspor utama : minyak mentah dan gas alam c. Mata Uang : Rials - 1 US$ = 9.300 Rials (Januari 2008) d. GDP (PPP) : US$ 516,7 miliar (Perkiraan 2004) e. GDP (Real Growth Rate) : 6,3% f. GDP Per Kapita (PPP) : US$7,700 (2004) g. Laju inflasi : ± 15,5% (Consumer prices) h. Hutang luar negeri : i. Mitra Dagang Utama : Ekspor: Jepang 18.4%, Cina 9.7%, Italia 6%, Africa

Selatan 5.8%, Korea Selatan 5.4%, Taiwan 4.6%, Turki 4.4%, Belanda 4% (2004)

j. : Impor: Jerman 12.8%, Perancis 8.3%, Italia 7.7%, Cina 7.2%, UAE 7.2%, Korea Selatan 6.1%, Rusia 5.4% (2004)

Geografi a. Luas Wilayah : 1.648.195 km2 b. Topografi : Sebagian besar pegunungan/dataran tinggi.

Tehran terletak pada ketinggian 1100-1700 m. c. Letak Geografis : 25° - 40° LU dan 44° - 64° BT d. Iklim : 4 musim, perbedaan suhu sangat ekstrim. Musim

panas 46°C, musim dingin -20°C e. Kota Besar/Wisata : Isfahan (Ibukota lama, arsitektur Islam), Mashad

(Makam Imam Reza, Imam ke-8 Shiah), Shiraz (Persepolis, sebelum Masehi).

2

II. SEJARAH SINGKAT Bangsa Iran berasal dari Ras Arya yang merupakan salah satu ras Indo-European.

Migrasi bangsa Arya ke berbagai belahan bumi seperti ke Asia kecil dan India dimulai pada 2.500 Sebelum Masehi (SM).

Peradaban di dataran tinggi Iran dimulai 600 tahun SM. Pada masa itu terdapat 2 kerajaan yakni Parsa di sebelah Selatan dan Medes di Timur Laut Iran. Pada abad 550, Cyrus the Great berhasil merebut dua kerajaan Persia tersebut, namun tidak berhasil memperpanjang kekuasaannya. Pada 521 SM Raja Darius mendirikan Dinasti Achaemenid hingga Darius III. Pada 323 SM, Alexander the Great menaklukkan Dinasti Achaemenid. Pada masa Dinasti Parthian (Raja Mirthridates II) menjalin hubungan dengan Cina dan Roma yang dikenal dengan perdagangan sutranya (Silk Road). Pada 220 SM, Dinasti Sassanid mengakhiri kejayaan Dinasti Parthian.

Setelah peperangan selama 4 abad, seiring dengan memudarnya Kerajaan Romawi, Kerajaan Persia hancur dan diinvasi oleh Kerajaan Mesir dan Arab lainnya dan berhasil menyebarkan agama Islam.

Dari abad 7 hingga abad 16 Masehi, berbagai Dinasti keturunan Arab, Turks dan Mongol saling berkuasa yakni Dinasti Abbasid, Dinasti Saffarian, Dinasti Samanid. Pada abad ke 16 khususnya pada masa Kerajaan Savafid, tercapai masa kejayaan dalam bidang kerajinan dan pembuatan karpet.

Pada abad 17 Dinasti Afshar berkuasa, namun kemudian digantikan oleh Karim Khan Zand yang mendirikan Dinasti Zand di Selatan. Di sebelah Utara, Suku Qajar berhasil mematahkan Dinasti Zand dan mendirikan Dinasti Qajar hingga abad 19 dengan Rajanya yang terakhir bernama Ahmad Shah.

Pada tahun 1921, terjadi kudeta militer yang dipimpin oleh Reza Shah Pahlevi yang kemudian menjatuhkan Ahmad Shah dan mengangkat dirinya sebagai Raja Iran. Pada 1941, anaknya bernama Mohammad Reza Shah naik tahta hingga terjadi Revolusi Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Imam Khomeini pada 1979. Berbagai peristiwa menonjol sejak itu adalah pendudukan Kedubes Amerika Serikat, 1979-1981, Invasi Irak terhadap Iran pada 1980 yang menimbulkan perang selama 8 tahun (1980-1988) dan sanksi ekonomi Amerika sejak 1996.

III. SISTEM PEMERINTAHAN

A. Ideologi Ideologi negara berdasarkan Agama Islam Madzhab Shiah Imam 12 (Ja’fari).

Untuk melaksanakan prinsip ini maka diciptakan sistem Velayat-e Faqih (supremasi kaum ulama) di mana seorang pemimpin agama memiliki hak untuk memberikan fatwa keagamaan dan sekaligus memegang kekuasaan tertinggi dalam masalah ketatanegaraan.

Marja-e Taqlid (ulama senior) memiliki wewenang untuk memberikan fatwa hukum kepada massa penganut ajarannya yang tersebar di berbagai wilayah. Jumlah Marja-e Taqlid di Iran diperkirakan sebanyak 8 orang. Tetapi Imam Khomeini yang merupakan Pemimpin Revolusi Islam Iran 1979 kemudian dikukuhkan dalam Konstitusi sebagai Ayatollah Uzma yang berkedudukan sebagai Rahbar yang berkuasa di bidang politik sekaligus bidang keagamaan (sebagai Marja-e Taqlid).

Agama resmi negara adalah Islam beraliran Ja’fari (Shiah Imam ke 12). Aliran Islam lainnya yang bermadzhab Syafii, Hambali, Hanafi dan Maliki serta Shiah Zaidiyah diakui dan pelaksanaan syariat-syariatnya dilindungi oleh UU.

B. Konstitusi Hukum tertinggi adalah Konstitusi Republik Islam Iran yang disahkan pertama kali

3

oleh Majelis Ahli tanggal 15 November 1979 dan diamandemen pada Juli 1989.

C. Lembaga Eksekutif Kepala pemerintahan dijabat oleh seorang Presiden yang dipilih secara langsung

oleh rakyat untuk masa jabatan 4 tahun, kemudian pemilihan kembali hanya diperbolehkan satu kali. Presiden dibantu oleh wakil-wakil presiden yang membidangi tugas masing-masing. Presiden juga dibantu oleh menteri-menteri anggota kabinet. Anggota kabinet saat ini terdiri dari 21 menteri. Sistem pemerintahan Iran menganut sistem presidensiil dan parlementer, di mana anggota kabinet ditunjuk/diangkat oleh Presiden, tetapi harus mendapat persetujuan dari Majelis serta bertanggungjawab kepada Presiden dan Majelis.

Presiden harus bertanggungjawab kepada rakyat, Leader dan Parlemen (Majelis). Dalam hal Presiden berhalangan selama 2 bulan lebih, maka Wakil Presiden I akan menjalankan fungsi pemerintahan atas persetujuan Leader.

Secara administratif, Iran terbagi ke dalam 30 propinsi dan 114 tingkat kabupaten. Setiap Propinsi dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan untuk tingkat kabupaten/kotamadya dipimpin oleh Gubernur. Sejak terbentuknya Islamic Council tingkat Daerah (DPRD) hasil Pemilu Februari 1999 pengangkatan para Gubernur Jenderal dan Gubernur dilakukan oleh DPRD.

D. Lembaga Legislatif

Parlemen Iran (Majelis-e Syura-e Islami) merupakan lembaga legislatif yang beranggotakan 290 orang. Anggota Majelis dipilih melalui Pemilu setiap empat tahun sekali dengan sistem distrik. Setiap 10 tahun rasio anggota Majelis ditinjau kembali sesuai dengan jumlah penduduk. Parlemen saat ini merupakan hasil pemilu tahun 2004. Ketua Parlemen saat ini adalah Gholam Ali Haddad Adel. Pemilu parlemen mendatang direncanakan pada tanggal 14 Maret 2008.

Majelis secara tidak langsung dapat menjatuhkan Presiden dan Menteri-Menteri Kabinet melalui mosi tidak percaya. Hearing terhadap menteri diajukan sekurangnya oleh 10 anggota dan menteri yang bersangkutan harus menanggapinya di depan Majelis dalam waktu 10 hari sejak permintaan disampaikan. Sedangkan dengar pendapat dengan Presiden sekurangnya diajukan oleh 1/3 anggota Majelis (90 orang). Kemudian, Presiden menjawabnya di depan Majelis dalam waktu satu bulan sejak diminta. Apabila 2/3 anggota Majelis mengeluarkan mosi tidak percaya kepada Presiden, hasil sidang disampaikan kepada Leader untuk memecat Presiden.

E. Lembaga Judikatif Kekuasaan tertinggi lembaga peradilan dijabat oleh Ketua Justisi yang diangkat

langsung oleh Leader untuk masa jabatan 5 tahun. Ia haruslah seorang Ulama Ahli Fiqih (Mujtahid).

Ketua Lembaga Judikatif (Chief of Judiciary) saat ini adalah Ayatollah Hashemi Shahroudi.

Fungsi utamanya adalah mengangkat dan memberhentikan ketua dan anggota Mahkamah Agung dan Jaksa Agung serta menyusun RUU. Ia juga mengusulkan calon Menteri Kehakiman kepada Presiden. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan lembaga-lembaga Judikatif, sementara Kementerian Kehakiman mengatur koordinasi antara lembaga Judikatif dengan lembaga-lembaga Eksekutif dan Legislatif serta bertugas di bidang organisasi pemerintahan dan anggaran.

Sistem peradilan Iran mempunyai dua bentuk yakni peradilan umum dan khusus. Peradilan umum meliputi Pengadilan Tinggi Pidana, Pengadilan Rendah Pidana, Pengadilan Tinggi Perdata, Pengadilan Rendah Perdata dan Pengadilan Perdata

4

Khusus. Sedangkan Pengadilan khusus terdiri dari Pengadilan Revolusi Islam, Pengadilan Khusus Ulama dan Pengadilan Pers.

Sesuai dengan Konstitusi terdapat pula beberapa institusi lainnya yang berada di bawah lembaga Judikatif seperti Peradilan Militer yang merupakan bagian dari Lembaga Peradilan yang menangani kasus-kasus pidana yang melibatkan anggota Angkatan Bersenjata, Polisi dan Pasdaran; Peradilan Tinggi Administrasi yang menangani kasus-kasus yang terkait dengan administrasi pemerintah; dan Kepala Inspektur Negara yang bertugas mengawasi kinerja kementerian-kementerian.

F. Lembaga Tinggi Negara Lainnya Majelis Ahli Kedudukan Majelis Ahli diatur dalam Konstitusi dan keanggotaannya ditetapkan

melalui Pemilu setiap 8 tahun. Jumlah anggota MA hasil Pemilu Oktober 1998 lalu ditetapkan sebanyak 86 ulama. Anggota Majelis Ahli saat ini adalah hasil pemilihan pada bulan Desember 2006.

a. Fungsi Majelis Ahli adalah memilih Rahbar (Leader), mengawasi dan memberhentikannya. Leader berfungsi sebagai pemimpin politik sekaligus pemimpin agama yang memang menurut konsep Imam Khomeini, masalah agama tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan politik.

b. Sekalipun kewenangan Leader nampak absolut, namun sesuai Konstitusi, kedudukan Leader sama dengan warga negara biasa lainnya (tidak kebal hukum). Leader juga senantiasa menerima kunjungan semua kepala negara atau perdana menteri asing yang sedang berkunjung ke Tehran.

Leader pertama adalah Ayatollah Khomeini yang merupakan Pemimpin Revolusi dan Pendiri Negara Republik Islam Iran dan konseptor Velayat-e Faqih. Setelah meninggalnya Khomeini pada 1989, Majelis Ahli memilih Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

Dewan Pengawas Konstitusi Dewan Pengawas Konstitusi (Shura-e- Negahban-e Qanun-e Assassi)

beranggotakan 12 orang dengan komposisi 6 ahli hukum agama yang ditunjuk oleh Leader dan 6 ahli dari berbagai disiplin ilmu hukum umum yang dipilih oleh Majelis. Masa jabatan 6 tahun dan setiap 3 tahun diadakan pemilihan bagi 6 orang anggotanya.

Kekuasaan Dewan Pengawas Konstitusi meliputi mengesahkan UU yang dibuat Majelis, menafsirkan Konstitusi dan bertindak sebagai badan yang melitsus semua calon anggota Majelis Ahli, Presiden, Majelis, dan referendum.

Dewan Kebijaksanaan Nasional Dewan Kebijaksanaan Nasional (Majma-e Tashkhis-e Mashlahat-e Nezam)

bertugas menengahi perbedaan antara Majelis dengan Dewan Pengawasan. Namun dalam prakteknya, Dewan ini telah diberi tugas oleh Leader untuk membahas isu penting lainnya seperti RAPBN, Repelita dan Kawasan Perdagangan Bebas.

Jumlah anggota Dewan ini sebanyak 25 orang yang dipilih oleh Leader. Dewan Keamanan Nasional Sesuai dengan Konstitusi, Presiden menjabat pula sebagai Ketua Dewan

Keamanan Nasional. Dewan ini berwenang membuat kebijakan pertahanan nasional sesuai dengan yang telah digariskan oleh Leader, mengkoordinasikan kegiatan politik, intelijen, sosial budaya dan ekonomi yang terkait dengan kebijakan keamanan nasional, serta mengkaji sumber-sumber materiil dan non

5

materi dalam menghadapi ancaman dari dalam maupun luar negeri.

Anggota Dewan ini terdiri dari para pimpinan legislatif, eksekutif dan Judikatif, Kepala Staf AB, Pejabat Badan Perencanaan dan Anggaran Negara, dua wakil yang ditunjuk oleh Leader, Menlu, Mendagri, Menteri Intelijen, dan menteri yang terkait.

G. Partai Politik dan Interests Groups Konstitusi Iran memberikan kebebasan adanya partai-partai politik. Kebebasan itu

pernah dihapuskan pada masa Imam Khomeini pada 1989 dengan alasan menyebabkan perpecahan di kalangan keluarga besar Revolusi.

Orsospol terbagi ke dalam koalisi parpol sayap kanan (garis keras), sayap kiri (konservatif/reformis) dan independen. Adapun orsospol yang dikenal secara umum, yakni :

a. The Coalition of Harmonious Group yang dimotori oleh Jame-e Ruhaniat-e Mubarez/JRM (the Society of Combatant Clergy), sebuah kelompok mullah garis keras (right wing) didirikan pada 1979.

b. The Coordinating Council of the May 23 Front (tanggal kemenangan Khatami pada Pemilu Presiden 23 Mei 1997) yang dimotori oleh Majma Ruhaniyun-e Mobarez/MRM (the Assembly of Combatant Clerics), sebuah kelompok mullah konservatif (left wing) yang didirikan pada 1988.

c. Independence Group yang tidak mempunyai persamaan pandangan terhadap dua kelompok di atas yakni the Moderation & Development Front (MDF), Green Party (GP) dan perorangan.

d. Selain kelompok-kelompok di atas, terdapat pula kelompok yang dikenal sebagai Ansar-e Hizbullah yang merupakan pembela setia Republik Islam. Sebaliknya, kelompok oposisi bersenjata yang pernah ada, seperti "Mojahedin-e Khalq Organization" (MKO), People's Fedayeen, dan Democratic Party of Iranian Kurdistan, kini sudah sangat lemah dan tidak lagi mempunyai kemampuan untuk “mengganggu” pemerintah.

IV. ORGANISASI DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

A. Keanggotaan Pada Organisasi Internasional PBB, GNB, OKI, G-15, D-8, G-24, OPEC, Bank Dunia, IMF, ILO, Kelompok 77,

IOR-ARC, IDB, IFAD, CP, FAO, IAEA, IBRD, ICAO, ICC, ICRM, IDA, IFC, IFRCS, IHO, ILO, IMF, IMO, Interpol, IOC, ISO, ITU, MIGA, OIC, OPCW, PCA, UNCTAD, UNESCO, UNHCR, UNIDO, UNMEE, UPU, WCL, WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO. Untuk tingkat regional Iran mempunyai kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tengah yakni “Economic Cooperation Organization” (ECO) yang terdiri dari negara-negara Turki, Pakistan, Aghanistan, Azerbaijan, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan. Iran juga anggota D8 yang terdiri dari Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Turki, Mesir, Pakistan dan Nigeria.

B. Pihak Pada Berbagai Perjanjian Pihak: Biodiversity, Climate Change, Desertification, Endangered Species,

Hazardous Wastes, Marine Dumping, Ozone Layer Protection, Wetlands NPT, Protokol Kyoto,

Tandatangan tapi belum meratifikasi: Environmental Modification, Law of the Sea, Marine Life Conservation.

6

V. PERKEMBANGAN DALAM NEGERI

A. Politik Kubu konservatif (Ahmadinejad dan Larijani) telah memenangkan 69 % kursi yaitu

sekitar 211 dari 290 kursi di Parlemen. Sementara kubu reformis pimpinan Mantan Presiden Hashemi Rafsanjani dan Presiden Khatami hanya memperoleh 23 kursi, kelompok reformis kedua (the National Trust Party) pimpinan Karrubi memperoleh 17 kursi, kandidat-kandidat independen menguasai 39 kursi. Selanjutnya, dalam pemungutan suara di Parlemen tanggal 27 Mei 2008, Ali Larijani, mantan Ketua Dewaqn Keamanan Nasional Iran telah terpilih menjadi ketua Parlemen (Islamic Consultative Assembly) ke-8 untuk periode 2008 - 2011.

Kemenangan yang besar tersebut dapat menjadi landasan yang kuat dan memberikan legitimasi bagi kelompok konservatif untuk melanjutkan kiprahnya yang selama ini mendapat kritikan tajam dari kelompok reformis, khususnya menyangkut kebijakan-kebijakan ekonomi dan keuangan. Lebih dari itu, hasil pemilu tersebut dinilai sebagai tekad rakyat Iran untuk mempertahankan Revolusi Islam Iran 1978.

Kubu konservatif juga memenangkan pemilu anggota Majelis pada tanggal 20 Februari 2004 dengan meraih 196 dari 290 kursi. Kubu reformis meraih 48 kursi, kelompok independen meraih 40 kursi, kelompok minoritas agama 5 kursi dan 1 kursi untuk daerah pemilihan Bam masih dikosongkan. Kubu konservatif yang memenangkan pemilu kali ini mayoritas berasal dari kelompok politik “Abadgaran” (the Developers of Islamic Iran) yang diketuai oleh Gholamali Hadad-Adel yang juga anggota Dewan Kebijakan Nasional dan dikenal sebagai teknokrat dengan orientasi ekonomi. Hadad-Adel selanjutnya terpilih menjadi Ketua Majelis ke-7 (2004-2008).

Kubu konservatif juga meraih kemenangan dalam pemilihan umum presiden yang berlangsung pada putaran pertama tanggal 17 dan putaran kedua tanggal 24 Juni 2005. Pada pemilu Presiden Iran putaran kedua yang diselenggarakan pada hari Jum'at, 24 Juni 2005, Walikota Tehran Mahmoud Ahmadinejad dengan perolehan suara sebanyak 17.248.782 suara (61,95%) secara telak mengalahkan lawannya, mantan Presiden Rafsanjani yang hanya memperoleh 10.046.701 suara. Mahmoud Ahmadinejad menjadi Presiden Iran periode 2005-2009.

B. Ekonomi Perekonomian Iran dibangun dengan prinsip bebas dari dominasi asing, mencapai

swasembada, dan terbebas dari ketergantungan dengan pihak lain. Pembangunan nasional dirancang oleh Management and Planning Organization (MPO), yaitu lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Ekonomi dan Keuangan dan berfungsi mengumpulkan dan mengolah masukan dari lembaga-lembaga teknis, kemudian memberi masukan tentang rancangan pembangunan dan anggaran yang diperlukan pemerintah. Setelah dibahas oleh kabinet lalu dibawa ke Majelis dan dijadikan produk hukum berupa undang-undang (APBN).

Berdasarkan Konstitusi, pelaku ekonomi di Iran terdiri atas tiga sektor:

a. Sektor Negara meliputi industri hulu dan industri skala besar, perdagangan luar negeri, pertambangan, perbankan, asuransi, energi, dam dan irigasi, siaran radio dan televisi, jasa pos, jasa dan industri telekomunikasi, penerbangan, perkapalan, jalan, kereta api dan sebagainya.

b. Sektor Koperasi, meliputi produksi dan distribusi di perkotaan dan pedesaan.

c. Sektor Swasta, meliputi kegiatan pertanian, peternakan, industri ringan, perdagangan, dan jasa sebagai pelengkap kegiatan ekonomi yang dilakukan

7

kedua sektor di atas.

Untuk menerapkan ketiga sektor itu, pemerintah membentuk perusahaan-perusahaan yang berafiliasi kepada kementerian tertentu atau organisasi/yayasan di bawah naungan organisasi Revolusi seperti Yayasan Mostadzafan & Janbazan, Yayasan Khordad 15 dan Yayasan Alawi. Sementara untuk kegiatan ekspor-impor dapat dilakukan swasta yang memiliki lisensi dari Kamar Dagang, Industri dan Tambang dengan pengesahan Kementerian Perdagangan. Khusus untuk impor, izinnya diberikan per kasus melalui prosedur tertentu.

Untuk pembiayaan impor, Bank Sentral memberlakukan penjatahan devisa. Apabila impor komoditi telah disetujui berbagai kementerian dan lembaga yang berkepentingan, maka Bank Sentral akan memberikan devisa dalam jumlah tertentu yang sering kali tidak mencukupi akibat adanya pembatasan devisa. Untuk mencukupi kebutuhan itu, pengusaha memperoleh devisa melalui Bursa Efek Tehran. Sementara untuk ekspor, pengusaha diwajibkan untuk menyetorkan jaminan ekspor melalui sistem perbankan. Jaminan ekspor ini dapat diambil kembali jika pembayaran komoditi telah diterima dari pihak asing. Dengan demikian eksportir perlu menyediakan dana tambahan selain untuk biaya produksi, juga untuk penjaminan ekspor tersebut.

Distribusi bahan makanan diatur melalui koperasi-koperasi. Koperasi juga mengembangkan usaha angkutan darat berupa truk dan bus penumpang. Untuk distribusi pangan, pemerintah menyediakan subsidi yang cukup besar untuk pengadaannya. Pemerintah juga menyebarkan kupon pangan bagi keluarga pegawai negeri. Untuk impor bahan pangan dan bahan baku yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah membentuk Organisasi Penyedia Komoditi di bawah Kementerian Perdagangan. Prosedur distribusi dan ekspor-impor yang rumit ini mengakibatkan perlunya kedekatan pengusaha dengan pihak-pihak tertentu guna memudahkan perizinan. Pembentukan perusahaan-perusahaan yang berafilasi dengan yayasan atau kelompok usaha tertentu, meskipun terkadang tidak berkompeten dalam suatu bidang usaha tersebut, kerap kali terjadi guna mendapatkan keuntungan dari proyek-proyek pemerintah.

Pada bulan Okober 2003, Pemerintah Iran telah menetapkan Repelita ke-4 (2005-2010). Prioritas yang akan dituju Pemerintah adalah untuk meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) sebesar 8,6%. Pemerintah telah mulai menerapkan kebijaksanaan untuk mengizinkan berdirinya bank dan asuransi swasta dan mendayagunakan surplus devisa minyak untuk menunjang investasi dalam dan luar negeri. Dalam Repelita ke-empat (2005-2010) pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 8 % (sektor industri 13,4 %, pertanian 6 % dan investasi 12,2%) , sedangkan inflasi akan ditekan menjadi 9,9 % dan pengangguran diturunkan menjadi 8,4%.

Pada tanggal 22 September 2004 Majelis telah merevisi UU Investasi di mana pemerintah sebelum menandatangani perjanjian investasi asing harus mendapatkan persetujuan Majelis terlebih dahulu. Hal itu telah menjadi salah satu penyebab menurunnya arus investasi ke Iran.

Sementara itu, untuk melakukan pinjaman luar negeri, pemerintah diharuskan mendapat persetujuan dari Majelis yang lazimnya ditetapkan pagu maksimumnya per tahun dalam undang-undang budget. Otoritas Moneter di Iran dipegang oleh Bank Markazi (Sentral) Iran. Kebijakan nilai tukar dilakukan dengan menggunakan nilai tukar tetap tunggal (fixed rate).

C. Sosial Budaya Semua produk peraturan perundang-undangan dengan segala unsurnya yang

terkait dengan kehidupan sosial budaya harus sesuai dengan ajaran Islam.

Para wanita baik muslim maupun non-muslim termasuk orang asing diharuskan

8

menggunakan hejab (sejenis jilbab) yakni baju panjang yang menutupi kepala kecuali muka hingga mata kaki.

Pemisahan murid laki-laki dan perempuan diterapkan di sekolah-sekolah menengah dan atas, sementara di perguruan tinggi hanya tempat duduknya yang dipisah. Pemisahan juga diterapkan di tempat-tempat fasilitas umum seperti tempat olah raga dan Bus. Tetapi ketentuan ini sulit diterapkan di dalam taxi, sedangkan di bioskop walaupun tidak dipisah antara penonton laki-laki dan perempuan, namun sering terjadi razia di tengah-tengah pemutaran film untuk menjaring pemuda-pemudi yang berpacaran. Razia juga dilakukan di jalan-jalan terhadap wanita yang memakai hejab tidak sempurna (terlihat rambut) ataupun ber “make-up” dan berlipstick.

Pemerintah mengatur masalah peribadatan, termasuk shalat Jumat yang penyelenggaraannya diatur hanya satu tempat di Ibukota negara dan di setiap ibukota-ibukota propinsi dan kabupaten. Untuk menentukan Imam Shalat Jumat dan jadwalnya dilakukan oleh Central Board of Friday Imams (Shoray-e-Markazi Imaman-e- Jume’eh). Untuk Tehran, kegiatan shalat Jumat diselenggarakan di Tehran University.

Masalah sosial lainnya yang cenderung meningkat adalah kriminalitas, narkoba serta pendatang illegal dari negara-negara tetangga seperti Afghanistan dan Pakistan. Menurut catatan World Food Programme, sejak tahun 1979 Iran telah menjadi tempat bagi sekitar 2,65 juta pengungsi termasuk 2,35 juta orang Afghanistan, 203.000 orang Irak dan sekitar 5.000 lainnya dari berbagai bangsa. Iran juga menjadi Negara transit bagi jalur narkoba dari Afghanistan ke negara-negara Eropa. Perang melawan mafia narkoba sampai tahun 2008 telah menelan sedikitnya 3000 pasukan keamanan Iran.

D. Pertahanan dan Keamanan Angkatan Bersenjata AB Iran terdiri dari dua bagian, yaitu AB Reguler yang merupakan peninggalan

zaman kerajaan Shah Iran dan AB IRGC (Islamic Republic Guard Corp) yang merupakan bentukan sejak zaman Revolusi Islam pada tahun 1979. Masing - masing AB dipimpin oleh seorang Kepala Staf AB Reguler dan Kepala Staf AB IRGC yang berpangkat Mayjen. Secara keseluruhan Kedua AB Reguler dan AB IRGC dipimpin oleh seorang Kepala Staf AB Iran yang juga berpangkat Mayjen. Kedua AB masing-masing membawahi angkatan AD, AL dan AU yang masing-masing dipimpin oleh seorang Komandan AD, AL dan AU Reguler dan IRGC berpangkat Brigjen. Pimpinan tertinggi dari keseluruhan AB Iran dipegang oleh Leader Ayatollah Ali Khamenei. Milisi Relawan Basij

Di samping kekuatan AB terdapat pasukan pendukung milisi Basij di bawah pembinaan AB IRGC. Jumlah pasukan Basij dalam tahun 2002 sekitar 5 juta orang terdiri dari 1.800 Bataliyon Ashura (laki-laki) dan 400 Al-Zahra (wanita) yang tersebar di seluruh propinsi Iran. Bataliyon Assura adalah merupakan kesatuan Basij yang mendukung langsung kegiatan operasi tempur AB Iran karena mereka telah terbiasa diberi latihan militer termasuk mengoperasikan semua peralatan perang di masing-masing jajaran pasukan komando AD,AL dan AU Iran. Dalam tahun 2005, Pemerintah telah merekrut sedikitnya 11 juta personil basij.

Program Swa Sembada Militer Dalam rangka mencukupi kebutuhan, kesiapan operasi peralatan AB dan

pembinaan keterampilan personil secara mandiri, maka angkatan bersenjata Iran

9

telah mencanangkan program swa sembada peralatan militer. Produk persenjataan yang dihasilkan Iran antara lain adalah modifikasi tank, kendaraan lapis baja, roket dan rudal, kapal patroli, pesawat heli dan pesawat terbang. Produk yang diandalkan antara lain adalah rudal "surface to surface" Shahab 3 dan Fateh 110.

Iran juga melakukan kerjasama pengembangan peralatan perang khususnya di bidang roket dan rudal dengan Rusia, Korea Utara dan China. Menanam saham sekitar 20 % proyek helikopter MI-8 yang dimodifikasi menjadi MI-8 AMT SH combat dan MI-17SH angkut/SAR di perusahaan militer UUABP di Republik Buryat Siberia Timur yang merupakan bekas negara Uni Soviet, kerjasama assembling jet engine untuk Heli S-68 latih, Heli S-2091 combat dan pesawat Iran 140 dengan Ukraina

Proyek Nuklir Iran telah menyatakan bahwa proyek nuklir yang akan dikembangkannya adalah

untuk tujuan damai (sebagai pembangkit tenaga listrik) dan telah bersedia untuk menandatangani protokol tambahan NPT yang memberikan akses bagi IAEA untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya.

IAEA sesuai hasil pemeriksaan terakhirnya yang dituangkan dalam laporan Dirjen IAEA El Baradei di depan Sidang Dewan Gubernur IAEA tanggal 21 Februari 2008 melaporkan bahwa tidak ditemukan bukti terjadinya penyimpangan program nuklir Iran. Namun pihak Uni Eropa dan AS yang menyebut dirinya sebagai masyarakat internasional masih belum mempercayai pernyataan Iran tersebut serta menganggap program nuklir Iran untuk tujuan damai hanya sebagai kedok.

Menlu Iran, Manouchehr Mottaki menyatakan bahwa 6 outstanding issues menjadi concerns IAEA telah terjawab semuanya. Sehingga, kerjasama Iran dengan IAEA saat ini berjalan secara normal, tidak dalam kerangka khusus.

Setelah Resolusi 1737 (2006), 1747 (2007) dan 1803 (2008), Inggris, Jerman dan Perancis bersama AS masih tetap menjadi co-sponsor ranres di DK PBB untuk menjatuhkan sanksi lanjutan terhadap Iran.

VI. HUBUNGAN LUAR NEGERI

A. Kebijakan Luar Negeri Sesuai dengan Konstitusi Iran yang berlaku sejak Revolusi 1979 kebijakan dan

politik luar negeri Iran berpedoman pada prinsip-prinsip menentang dominasi, mempertahankan independensi dan mempertahankan hak-hak umat Islam.

Setiap tahun kebijakan dan politik luar negeri Iran selalu dievaluasi melalui rapat kerja para kepala perwakilan Iran di luar negeri (dubes) yang diselenggarakan pada awal Agustus di Tehran. Pengarahan datang dari para petinggi negara dan Leader Ali Khamenei.

B. Hubungan Bilateral dengan Negara lain Dengan Negara Pantai Laut Kaspia Hubungan bilateral Iran dengan Negara-negara pantai Laut Kaspia secara umum

berkembang baik. Permasalahan menonjol antara Iran dengan Negara pantai Laut Kaspia adalah masalah kedaulatan atas sumber alam di bawah dan permukaan Laut Kaspia yang muncul sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 karena

10

perjanjian yang dibuat antara Iran dan Uni Sovyet pada tahun 1921 dan 1940 dianggap tidak relevan lagi oleh negara-negara baru pecahan Uni Sovyet, khususnya Rusia, Azerbaijan dan Kazakhstan, untuk dijadikan landasan dalam menentukan perbatasan dan cara membagi sumber alam bawah dan permukaan Laut Kaspia di antara lima negara pesisirnya.

Pada masa Uni Soviet, Iran mendapat bagian 50% dan setiap perjanjian berkaitan dengan Laut Kaspia hanya dibicarakan dengan Uni Soviet. Tetapi setelah jatuhnya Uni Soviet, Iran telah berusaha memberi konsesi dengan mengusulkan cara pembagian sama rata, di mana masing-masing negara pesisir mendapat bagian 20%, tetapi usulan ini dianggap tidak realistis oleh negara pesisir lainnya, karena Iran hanya memiliki garis pantai yang terpendek. Rusia, Azerbaijan dan Kazakhstan berpandangan bahwa pembagian kekayaan Laut Kaspia harus berdasarkan panjangnya garis pantai masing-masing negara, yang mana dengan formula ini Iran hanya akan kebagian 13%. Upaya penyelesaian telah berulang kali dilakukan, tetapi selalu mengalami kegagalan.

KTT Negara-negara pantai Laut Kaspia terakhir diselenggarakan di Tehran dalam tahun 2007. KTT sepakat bahwa semua kapal di Laut Kaspia wajib menggunakan bendera salah satu negara pantai. Tidak boleh terdapat kapal asing di laut tersebut.

Dengan Negara-Negara Asia Tengah Pembinaan hubungan yang baik dengan negara-negara Asia Tengah, khususnya

kawasan Kaukasus, terus diupayakan tidak hanya didasarkan pada kepentingan tradisional seperti faktor persamaan etnis, tetapi juga karena kawasan ini bagi Iran memiliki arti penting, baik secara ekonomi maupun keamanan. Letak geografis kawasan Kaukasus yang menghubungkan Asia dan Eropa memberikan jalur alternatif bagi Iran untuk mengekspor komoditinya ke Eropa yang lebih aman daripada melalui Turki yang pro-AS. Di samping itu, di kawasan ini terletak Azerbaijan yang kaya minyak. Iran sangat berminat untuk berpartisipasi dalam pembangunan industri minyak Azerbaijan dan menawarkan rute ekonomis bagi penyaluran energi negara tersebut ke Teluk Persia.

Dengan Negara-Negara Timur Tengah Dengan Negara-negara Timur Tengah, hubungan Iran secara umum terus

berkembang dengan baik. Hubungan yang sempat tegang dengan Arab Saudi dan Aljazair beberapa waktu lalu telah pulih, sementara hubungan dengan Mesir terus diupayakan untuk dinormalisir. Dalam masalah Palestina, Republik Islam Iran yang tidak mengakui eksistensi Israel berkeyakinan bahwa pembebasan tanah-tanah Palestina yang diduduki Israel hanya dapat dicapai dengan perjuangan senjata, karena cara perundingan telah terbukti tidak membawa hasil dan sia-sia. Atas dasar pemikiran ini, Iran memberikan bantuan finansial dan pelatihan militer kepada kelompok-kelompok perlawanan Palestina terhadap Israel yang sangat tidak disenangi oleh negara-negara Barat dan memberikan alasan bagi mereka untuk menggolongkan Iran sebagai negara sponsor terorisme, sebuah sebutan yang menyudutkan Iran.

Hubungan bilateral Iran-Irak menjadi dekat kembali setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein. Presiden Irak jalal Talabani dan PM Maliki telah berkunjung ke Iran. Sebaliknya Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad direncanakan berkunjung ke Iran dalam bulan Maret 2008 ini.

Iran sangat menentang serangan AS dan menghendaki PBB diberikan peran sentral dalam menangani masalah Irak, tetapi di lain pihak Iran juga diuntungkan dengan tumbangnya rezim Saddam Hussein. Untuk itu, Iran bersikap netral ketika AS dan sekutunya menyerang Irak. Ketika rezim Saddam Hussein benar-benar jatuh, Iran segera mengambil peran pro aktif untuk menanamkan pengaruh seluas-luasnya di kalangan faksi-faksi yang ada di Irak, khususnya yang beraliran

11

Shiah yang merupakan mayoritas dari penduduk Irak. Dalam rangka ini, para pemimpin Iran segera memberikan pengakuan kepada Dewan Pemerintahan Irak (DPI) yang terbentuk pada bulan Juli 2003, walaupun disertai penekanan dan harapan bahwa pembentukan Dewan itu merupakan tahapan menuju pengakhiran pendudukan AS dan Inggris di Irak dan diberikannya hak-hak rakyat Irak untuk menentukan nasibnya sendiri. Lebih lanjut para pemimpin Iran mendesak agar penyerahan kekuasaan dari DPI kepada otoritas nasional yang demokratis dilaksanakan di bawah pengawasan PBB. Selanjutnya, para pimpinan Pemerintah Irak telah melakukan kunjungan ke Iran, terutama setelah pemilihan umum di Irak yang lalu.

Dengan Amerika Serikat Perseteruan antara Iran dan AS terjadi sejak peristiwa penyanderaan kedutaan

Besar AS di Tehran tahun 1979 – 1981. Ketegangan di antara kedua negara akhir ini justru semakin memanas terkait dengan proyek nuklir dan pernyataan Presiden Ahmadinejad menyangkut peristiwa Holocaust. AS dan Israel mempropagandakan bahwa Iran berambisi untuk memproduksi bom nuklir, meskipun Iran dengan berbagai cara berupaya meyakinkan mereka bahwa proyek nuklir yang dikembangkannya benar-benar bertujuan damai, termasuk menandatangani protokol tambahan NPT pada tanggal 18 Desember 2003 yang memungkinkan IAEA melakukan pemeriksaan mendadak terhadap seluruh fasilitas nuklirnya.

Iran juga merasa sangat terancam oleh menguatnya pengaruh dan kehadiran militer AS di Negara-negara sekitar Iran, mulai dari Teluk Parsi, Irak, Turki, Azerbaijan, dan Afghanistan. Karena itu, Pemerintah Iran selain selalu menegaskan penentangannya terhadap kehadiran pasukan asing di kawasan, juga terus berupaya mendekati negara-negara kawasan guna mengurangi pengaruh AS itu dan mengajak mereka untuk bekerjasama menjamin perdamaian, karena semua negara di kawasan sangat membutuhkan keamanan, perdamaian dan ketenangan.

Dengan Rusia Hubungan Iran dengan Rusia sangat kuat, apalagi dengan adanya sentiment

politik antara Iran dan AS termasuk penjatuhan embargo AS terhadap Iran. Dengan Rusia, Iran telah melakukan kerjasama di bidang teknologi militer termasuk membeli peralatan perang seperti tank, kapal selam dan pesawat tempur. Iran termasuk tiga besar Negara pembeli peralatan militer dari Rusia setelah China dan India. Di antara peralatan perang yang sudah dibeli antara lain 570 tank T-72C, 1.000 kendaraan lapis baja, suku cadang MIG-29 dan SU-24 dan 3 buah Kapal Selam. Dalam tahun 2005 Iran telah membeli 29 Rudal TOR M1 dari Rusia dan telah meluncurkan satelit.

Rusia merupakan aliansi Iran yang sangat penting dan strategis menyangkut berbagai isu internasional. Dalam masalah nuklir Iran, Rusia berkali-kali menunjukkan sikap yang membela Iran dan menolak penyelesaian masalah itu menggunakan kekerasan, termasuk melalui penjatuhan sanksi oleh DK PBB. Namun dalam pemungutan suara terhadap resolusi 1737 (2006), 1747 (2007) dan 1803 (2008) Rusia selalu mendukung resolusi.

Dengan Cina Hubungan bilateral Iran dengan Cina berkembang sangat baik terutama di bidang

politik dan ekonomi perdagangan. Cina juga merupakan mitra strategis Iran seperti Rusia. Dalam perselisihan masalah nuklir Iran, Cina bersama Rusia merupakan negara yang menekankan pentingnya penyelesaian secara damai melalui negosiasi, dan menolak penjatuhan sanksi oleh DK PBB.

12

VII HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – IRAN

A. Politik Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran dibuka pada tahun 1950 pada

tingkat Kedutaan. Kepala Perwakilan RI yang pertama adalah Mayjen R.H. Abdul Kadir yang bergelar Duta Besar dan Menteri Berkuasa Penuh RI. Pada akhir tahun 1960, Kedutaan RI di Tehran dinaikkan tingkatnya menjadi Kedutaan Besar RI. Pemerintah RI selanjutnya menunjuk M. Bachmid sebagai Duta Besar LBBP RI yang pertama.

Hubungan bilateral RI – Iran di bidang politik selama ini berkembang sangat cepat. Peningkatan hubungan baik itu diantaranya ditandai dengan saling kunjung antara Kepala Negara/Pemerintahan, Ketua Parlemen dan para pejabat tinggi lainnya serta saling memberikan dukungan dalam pencalonan pada jabatan atau keanggotaan organisasi internasional.

Guna mempererat kerjasama di bidang politik, pada tanggal 9 Mei 2003 di Tehran telah ditandatangani MoU mengenai pembentukan Komite Konsultasi Bilateral di Bidang Politik yang dipimpin oleh pejabat setingkat Wakil Menlu (Dirjen). Forum ini adalah untuk meningkatkan kerjasama politik dan bertukar pikiran mengenai isu regional dan internasional.

Mengenai masalah gerakan separatis di Aceh dan Irian Jaya, Pemerintah Iran juga secara simpatik dan secara terbuka menyatakan dukungannya kepada keutuhan integritas wilayah Indonesia. Begitupun dalam masalah pertikaian antar umat Islam dan Kristen di Maluku, Iran mendukung ketegasan sikap Indonesia untuk menyelesaikan sendiri masalah itu dan menolak intervensi asing.

Berkaitan dengan masalah terorisme, Iran dan Indonesia memiliki sikap dan pandangan yang sama. Selain sama-sama mengutuk serangan teroris terhadap AS pada tanggal 11 September 2001, kedua negara juga menghendaki agar kampanye melawan terorisme internasional dipimpin oleh PBB serta mendesak perlunya dicapai kesepakatan mengenai definisi terorisme.

Iran memandang Indonesia sebagai negara penting di kawasan, tidak saja karena penduduknya sebagian besar beragama Islam, tetapi juga karena peranannya yang menonjol di ASEAN, GNB, G-77, OKI, G-15, D-8, dll. Dalam lingkup regional, Iran yang menjadi anggota ECO mengharapkan agar Indonesia sebagai negara anggota penting di ASEAN dapat mendorong peningkatan hubungan kedua organisasi regional itu. Selain itu, Iran juga telah meminta bantuan Indonesia agar dapat diterima sebagai mitra dialog ASEAN.

Indonesia secara konsisten mengakui hak sah iran dan mendukung pengembangan teknologi nuklir Iran untuk tujuan damai. Dukungan tersebut ditegaskan baik oleh Presiden RI maupun Ketua DPR RI. Sebaliknya Iran telah mendukung pemilihan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB periode 2007 – 2008 yang telah diselenggarakan di New York tanggal 15 Oktober 2006.

Dalam pemungutan suara Resolusi 1803 DK PBB tanggal 3 Maret 2008, Indonesia mempunyai posisi yang berbeda dengan 14 negara anggota DK lainnya. Indonesia melihat laporan Dirjen IAEA tanggal 22 Februari 2008 telah menunjukkan adanya perkembangan yang positif mengenai peningkatan kerjasama antara Iran dengan IAEA. Untuk itu, Indonesia memandang tidak tepat adanya resolusi yang menjatuhkan sanksi lebih luas terhadap Iran. Sanksi bukanlah pilihan terbaik dan Indonesia mendukung dilanjutkannya kerjasama antara Iran dengan IAEA tersebut.

Indonesia berpendapat perlunya menghindari upaya politisasi masalah nuklir Iran dan mengharapkan masalah ini diselesaikan dalam kerangka teknis di IAEA.

13

Indonesia mengharapkan berlanjutnya komunikasi antara Indonesia dan Iran sehingga dapat memperoleh informasi yang lengkap untuk menentukan posisi yang tepat dan adil, terutama dalam masalah nuklir Iran

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono ke Iran tanggal 10 – 11 Maret 2008 telah ditandatangani 5 persetujuan bilateral di yaitu:

a. Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Islamic Republic of Iran in the Field of Education;

b. Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Islamic Republic of Iran on Agricultural Cooperation;

c. Shareholder Agreement between Pertamina, National Iranian Oil Refining and Distribution Company (NIORDC) and Petrofield;

d. Memorandum of Understanding between Indonesia Chamber of Commerce and Industry and Iran Chamber of Commerce, Industries and Mines;

e. Memorandum of Understanding between Indonesia Cooperative Council (DEKOPIN) and Iran Central Chamber of Cooperatives (ICC).

Selain lima nota kesepahaman di atas, secara terpisah ditandatangani juga dua nota kesepahaman, yaitu:

a. Memorandum of Understanding between the National Standardization Agency of the Republic of Indonesia (BSN) and Institute of Standards and Industrial Research of Iran (ISIRI) on Technical Cooperation oleh Kepala BSN dan Director General of ISIRI;

b. Memorandum of Understanding between PT Pupuk Sriwijaya and National Petrochemical Company International Ltd. (NPCI).

Sebelumnya, pada kunjungan kenegaraan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad ke Indonesia tanggal 10 – 12 Mei 2006, telah ditandatangani enam dari persetujuan bilateral di Jakarta, yaitu:

a. Agreement on Mutual Administrative Assistance in Customs Matters, di

Jakarta tanggal 10 Mei 2006; b. MoU on Small and Medium Industries Cooperation, di Jakarta tanggal 10

Mei 2006; c. MOU on Scientific and Technological Cooperation, di Jakarta tanggal 10 Mei

2006; d. Arrangement on Cultural Exchange Programme Years 2006 – 2008 di

Jakarta tanggal 10 mei 2006; e. MOU concerning the Cooperation on Energy di Jakarta tanggal 10 Mei 2006; f. MoU between PT Elnusa, a subsidiary of PT Pertamina and national Iranian

Oil Refining and Distribution Company (NIORDC), di Jakarta tanggal 10 Mei 2006.

14

Pada tahun yang sama juga ditandatangani persertujuan bilateral sebagai berikut:

a. MOU on Exemption of Visa for the Diplomatic and Service Passports

Holders, di Jakarta tanggal 27 February 2006;

b. Memorandum of Understanding between the Ministry of Youth and Sport Affairs of the Republic of Indonesia and the Physical Education Organization of the Islamic Republic of Iran on Cooperation in the Field of Sports, Tehran, 19 December 2006;

Selanjutnya, sejak April 2006 kedua pemerintah telah mengesahkan kebijakan pemberian visa on arrival (VOA) bagi pemegang paspor biasa kedua negara yang melakukan kunjungan singkat ke Indonesia (bagi WN Iran) dan Iran (bagi WNI).

Dalam kaitan ini, Presiden Iran juga telah menghadiri KTT Developing 8 (D-8) di Bali yang berlangsung pada tanggal 13 Mei 2006.

B. Ekonomi dn Perdagangan

Iran mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Sidang OPEC ke-135 yang diselenggarakan di kota Esfahan, bulan Maret 2005. Dalam event yang penting itu, Delegasi RI dipimpin oleh Menteri ESDM, didampingi pejabat dari Dep ESDM dan PTRI Wina. Dalam kesempatan tersebut juga telah ditandatangani Nota Kesepahaman (MoU), antara Menteri Perminyakan Iran dan Menteri ESDM Indonesia tentang keinginan PT Elnusa (anak perusahaan PT Pertamina) untuk membeli minyak mentah dari Iran sebanyak 300.000 barel per hari. Pada bulan April 2005, KBRI Tehran juga memfasilitasi kunjungan Gubernur Bank Indonesia dan Direktur Perbankan Syariah BI yang menghadiri The 6th Meeting of Council & the 3rd General Assembly of the Islamic Financial Services Board (IFSB) di Tehran. Menteri Perdagangan RI memimpin delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat berbagai instansi terkait pada Sidang Komisi Bersama Indonesia-Iran yang ke-9 di Tehran, bulan Juni 2005. Dalam sidang tersebut, beberapa persetujuan dan MoU telah berhasil ditandatangani, yaitu : a) Framework Agreement on Comprehensive Trade and Economic

Partnership (CTEP), b) Agreement on Promotion and Reciprocal Protection of Investment, c) MoU on Marine and Fisheries Cooperation, d) MoU on the Cooperation in Combating Illicit Trafficking in Narcotic Drugs,

Psychotropic Substances and Precursors.

15

Dengan ditandatanganinya persetujuan CETP, maka kedua negara telah memiliki payung peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan yang lebih bebas. Tindaklanjut/implementasi persetujuan tersebut kiranya akan dilakukan dalam waktu dekat. Mengingat Iran merupakan negara yang memiliki cadangan minyak dan gas terbesar kedua dunia, maka Indonesia tertarik untuk menjalin kerjasama dibidang tersebut. Guna merealisasikan keinginan tersebut, Wakil Direktur Utama PT Pertamina telah mengadakan pertemuan dengan Dr. Ghanimifard, Direktur Urusan International National Iranian Oil Company (NIOC), pada bulan Oktober 2005 yang membahas rencana investasi Iran membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan USD 2 milyar. Disamping itu, kedua negara juga sepakat untuk menjajagi kemungkinan pembelian minyak dan gas dari Iran (musim semi dan panas) dan transaksi swap crude oil dari negara-negara Asia Tengah melalui Iran. Mengingat Indonesia telah menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN) sejak tahun 1984, maka Indonesia telah memberikan pengalamannya kepada Iran dalam menerapkan ketentuan PPN. Menyadari bahwa Iran belum sepenuhnya menerapkan ketentuan PPN, maka Indonesia diminta untuk alih pengetahuan yang akan dilakukan oleh ahli perpajakan dari Indonesia dalam waktu dekat. Indonesia aktif berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan dalam kerangka multilateral, forum D-8. Terdapat beberapa pertemuan telah diselenggarakan dalam tahun 2005, seperti : D-8 Working Group on Energy, bulan Januari 2005; Komisioner D-8 (dihadiri Dirjen Multilateral Ekubang dan Direktur Ekubang Non PBB Deplu), bulan Mei 2005; serta D-8 Working Group on Industry, bulan Juni 2005. Dalam forum ini pula, Indonesia pada tahun 2006 akan ditetapkan sebagai Ketua D-8 dan tuan rumah penyelenggaraan KTT D-8 yang akan dilaksanakan di Bali, bulan Mei 2006. Berbagai kegiatan rutin telah dilakukan dalam upaya mempererat hubungan persahabatan dengan harapan volume perdagangan Indonesia-Iran semakin meningkat, seperti: kunjungan kerja ke Qeshm, Tabriz, menyelenggarakan pameran/promosi dan business meeting, menjawab inquiry, pertemuan dengan pejabat bidang ekonomi dan perdagangan serta Kadin Iran. Disamping itu, KBRI Tehran juga menindaklanjuti berbagai permintaan untuk mengundang delegasi Iran dan importir/investor ke Indonesia, serta pelatihan dalam rangka capacity building SDM kedua negara.

Sejauh ini KBRI Tehran telah melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak di Iran, termasuk pengusaha Iran, agar dalam menjalin hubungan dagang hendaknya melalui KBRI Tehran. Hal ini mengingat dalam tahun 2005, KBRI Tehran seringkali menerima pengaduan sengketa dagang dari pengusaha kedua negara, sebagai akibat hubungan dagang dan komunikasi yang ditempuh tidak melalui jalur yang resmi, tetapi melalui jaringan internet.

Dalam 5 tahun terakhir volume perdagangan kedua negara menunjukkan defisit

bagi Iran. Berdasarkan data statistik bea cukai Iran, diperoleh volume perdagangan Iran-Indonesia tahun 2004/2005 sebesar USD 323 juta, dimana ekspor Iran ke Indonesia sebesar USD 135 juta dan impor USD 188 juta, sehingga Iran mengalami defisit sebesar USD 53 juta. Volume perdagangan kedua negara terus meningkat dari US$259,3 juta pada tahun 2004 menjadi US$ 368,7 juta tahun 2005 dan betambah menjadi US$ 404,4 juta pada tahun 2006 serta telah mencapai US$409 untuk triwulan pertama tahun

16

2007.

Produk ekspor andalan Indonesia ke Iran adalah minyak sawit, kertas, tekstil dan produk tekstil, flat galss dan produk kayu dan karet. Sedangkan produk andalan Iran ke Indonesia adalah alumunium, besi baja, LPG, etilen, karpet, kerajinan tangan, dan kacang-kacangan.

Keuangan & Investasi Kedua negara masih belum menyepakati beberapa hal dalam rancangan

Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) meskipun telah dilakukan 3 kali pertemuan. KBRI Tehran telah meminta per nota diplomatik agar pemerintah Iran dapat segera merespons usulan Pemri untuk beberapa hal yang menjadi pending matters.

Pada Pertemuan ke-8 Komisi Ekonomi Bersama di Jakarta tanggal 30-31 April 2004, telah dilakukan pemarafan draft investment cooperation agreement dan direncanakan dapat ditandatangani di Tehran pada pertengah tahun 2004. Tetapi hingga sekarang belum terlaksana.

Di sela-sela Pertemuan ke-135 OPEC di Isfahan, Iran, tangal 16 Maret 2005, telah ditandatangani MoU mengenai pembangunan penyulingan minyak di Tuban, Jawa Timur senilai US$ 3 Miliar yang patut mendapatkan dukungan lebih lanjut dari Pemerintah Indonesia.

Telekomunikasi & Perhubungan Pada tanggal 17 April 1995, telah ditandatangani Persetujuan Pelayaran Niaga

antara kedua negara. Pihak Iran telah meratifikasi persetujuan dimaksud, sedangkan ratifikasi pihak Indonesia masih dalam proses.

Sementara itu, pada tahun 1997 pihak Indonesia melalui KBRI Tehran telah menyampaikan Draft Persetujuan Perhubungan Udara kepada pihak Iran. Dalam Pertemuan Komisi Bersama ke-6, telah diusulkan agar draf persetujuan dimaksud dapat segera direalisasikan. Putaran perundingan lanjutan telah dilangsungkan di Jakarta pada tahun 2003 dan pada kesempatan Pertemuan ke-8 Komisi Ekonomi Bersama di Jakarta tanggal 30-31 April 2004.

Sektor Tenaga Kerja Saat ini terdapat pekerja-pekerja Indonesia yang menangani berbagai proyek di

Iran. Para pekerja tersebut umumnya dikontrak oleh perusahaan asing untuk menyelesaikan berbagai proyek seperti proyek peningkatanan sarana telekomunikasi dan perminyakan. Iran hingga kini masih menutup diri atas masuknya tenaga kerja asing, kecuali untuk sektor-sektor vital seperti ahli-ahli teknologi. Meskipun demikian, jumlah tenaga kerja Indonesia semakin bertambah dari waktu ke waktu seiring dengan semakin meningkatnya hubungan baik kedua negara.

Sektor Pariwisata Jumlah wisatawan Iran ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung

tetap. Berdasarkan catatan KBRI, dalam 3 tahun terakhir rata-rata KBRI menerbitkan sekitar 500 visa berbagai jenis per tahun. Umumnya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata untuk berlibur, namun juga untuk kegiatan dagang. Mereka datang untuk berbelanja pada pusat-pusat perdagangan seperti Mangga Dua atau Tanah Abang di Jakarta untuk kemudian dikirim ke Iran.

C. Sosial Budaya Hubungan bilateral di bidang Sosial Budaya antara kedua negara sudah mulai

banyak berkembang. Di bidang penerangan memang kedua Pemerintah telah

17

memiliki MoU yang ditandatangani Menteri Penerangan RI dan Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran pada tahun 1991, bahkan hubungan Indonesia dan Iran di bidang ini juga didukung oleh kesepakatan kerjasama dalam kerangka OKI, GNB.

Dalam hubungan dan kerjasama di bidang sosial budaya, kedua negara telah memiliki Arrangement di bidang Kebudayaan yang berlaku untuk periode 2003 - 2005, Agreed Minutes di bidang Iptek (1993), bidang Pengetahuan tenaga Atom (1991), Pendidikan dan riset (2001) serta MoU di bidang Pariwisata (2001).

Hubungan sosial budaya secara nyata berwujud partisipasi dalam berbagai kegiatan seperti MTQ Internasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh Iran, olahraga seperti Tinju, Atletik, Sepakbola, Bola Voli, Sepak Bola dalam lapangan dsb. Sejak bulan Juli 2004 telah tiba 4 orang pelatih Badminton asal Indonesia yang dikontrak oleh pemerintah Iran untuk melatih para pemain Iran. Mereka dikontrak selama 3 bulan dan kemudian diperpanjang lagi dengan menambah jumlah pelatih, sparing partner dan pelatih perempuan untuk jangka waktu yang lebih lama.

Mengenai kegiatan promosi Indonesia, KBRI secara aktif mengikuti berbagai pameran yang menampilkan potensi ekonomi sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia secara sinergis seperti pada Pameran Dagang Tahunan, Pameran Pariwisata Internasional, pameran tunggal kebudayaan Indonesia, Bazar Amal dan sebagainya.

Di bidang pendidikan agama, Iran secara gencar memberikan beasiswa kepada pelajar asing dari berbagai negara, termasuk Indonesia melalui organisasi sosial keagamaan Iran. Di Indonesia beasiswa ini disebarluaskan tidak melalui jalur Departemen Pendidikan RI melainkan secara langsung kepada organisasi dan pesantren dengan memanfaatkan jalur Kedutaan Besar Iran di Jakarta. Para penerima beasiswa untuk belajar agama itu ditampung di berbagai Yayasan di kota Qom.

Kini para pelajar dan mahasiswa Indonesia di kota Qom telah membentuk wadah yang disebut HPI (Himpunan Pelajar Indonesia) sebagai salah satu cabang dari PPI Timur Tengah. Pada Konferensi PPI di Kairo tahun 2004 yang lalu, HPI Iran telah terpilih sebagai Sekjen PPI untuk wilayah Timur Tengah. Selain HPI, sebagian pelajar dan mahasiswa di Qom dan Tehran juga ada yang bergabung dalam wadah "PM IJABI" (Pelajar Mahasiswa Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia), sebagai cabang IJABI Pusat pimpinan pemuka Shiah Di Indonesia yakni Dr. Jalaludin Rahmat.

Dalam bidang tenaga kerja Indonesia di Iran, jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di iran tidak terlalu banyak dan sebagian besar pada awalnya adalah tenaga kerja yang bekerja di negara-negara seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait atau di negara Timur tengah lainnya yang kemudian dibawa ke Iran oleh majikannya ke Iran.

Pertahanan dan Keamanan Indonesia memandang Iran sebagai negara penting di kawasan, demikian juga

sebaliknya Iran memandang Indonesia sebagai negara kunci di kawasan. Untuk itu, kedua negara saling menempatkan Atase Pertahanan pada masing-masing kedutaannya. Namun demikian, belum terjalin kerjasama di bidang pertahanan antara kedua negara.

Iran merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam produksi persenjataan, khusunya di bidang peroketan dan peluru kendali.

18

VIII KUNJUNGAN PIMPINAN TINGGI INDONESIA – IRAN Delegasi DPR RI dipimpin Ketua DPR/MPR, Harmoko menghadiri pembentukan Uni

Parlemen negara anggota OKI (PUOICM) di Tehran (15-17 Juni 1999). Delegasi BP MPR RI dipimpin Theo Sambuaga (22-23 April 2000) Ketua MPR RI, Prof. Dr. Amien Rais (12-15 September 2000) Delegasi DPR RI menghadiri Konferensi Internasional Mendukung Intifada di Tehran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Iran (23 – 25 April 2001). Presiden Khatami ke Indonesia (29 -30 Agustus 2001), Delegasi DPR-RI yang dipimpin oleh Herman L. Datuk Rangkoyo B (13-17 Oktober 2002), Dr. Kazem Jalali dalam rangka menghadiri Sidang PUOICM di Jakarta (15-18 September 2003). Komisi V DPR RI yang dipimpin oleh Drs. Suryadharma Ali (13-14 Oktober 2003) dalam rangka study banding mengenai Free Trade Zone dan Industri, Delegasi Presiden Megawati Soekarnoputri dalam rangka menghadiri KTT D-8 di tehran (17 – 19 Februari 2004) Delegasi MPR RI yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ginanjar Kartasasmita (9-12 April 2004), Komisi VI DPR RI dipimpin Taufiqurrahman Saleh (10-12 Agustus 2004). Wapres Mohammad Reza Aref dalam rangka Menghadiri KTT Asia Afrika di Jakarta (22 – 25 April 2005) Gubernur Bank Indonesia menghadiri The 6th Meeting of Council & the 3rd General Assembly of the Islamic Financial Services Board (IFSB) di Tehran (April 2005) Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu memimpin Delri pada Sidang ke-9 Komisi Bersama Indonesia-Iran di Tehran (Juni 2005) Utusan Khusus Presiden Iran, Mehdi Safari ke Jakarta (11 November 2005) Menteri Luar Negeri RI, Dr. N. Hassan Wirajuda ke Iran (25 Januari 2006) Kunjungan Delegasi DPR RI dipimpin Ketua DPR, Agung Laksono ke Iran (29 Januari – 1 Februari 2006) Delegasi Wapres Iran, Esfandyar Raheem Moshaee ke Indonesia (9 – 11 Februari 2006) Menteri Luar Negeri Iran, Dr. Manouchehr Mottaki ke Jakarta 23 – 27 Februari 2006 Utusan Khusus Presiden RI, Ali Alatas, SH ke Iran (11 April 2006) Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid ke Iran (13 – 18 April 2006) Presiden Iran, Dr. Mahmoud Ahmadinejad dalam rangka Kunjungan Kenegaraan ke Jakarta (10 – 12 Mei 2006) Presiden Iran, Dr. Mahmoud Ahmadinejad dalam rangka KTT D-8 di Bali (13 Mei 2006) Delegasi Komisi I DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi I, Mayjen (Purn) Soetadji, MM ke Iran (24 – 27 Juli 2006) Menteri Information and Communication Teknology Iran, Mohammad Soleymani ke Jakarta (Juli 2006) Presiden Direktur El Nusa, Rudi Rajab (Mei dan Agustus 2006) Utusan Khusus Presiden RI, Dr. Alwi Shihab ke Iran (11 – 14 Agustus dan 27 – 29 September 2006) Menteri Kesehatan RI, Dr. Siti Fadilah Supari ke Iran (27 – 31 Oktober 2006) Kunjungan Kenegaraan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ke Iran (10 – 12 Maret 2008) Kunjungan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik ke Iran (12 – 13 Mei 2008) Kunjungan Menteri Perumahan Rakyat, Muhammad Yusuf Asy'ariIran (12 – 13 Mei 2008) Kunjungan Menteri Luar Negeri RI< Dr. N. Hassan Wirajuda ke Tehran dalam rangka KTM GNB ke-15 tanggal 29 – 30 Juli 2008.

Tehran, 4 Agustus 2008

19

SUSUNAN KABINET REPUBLIK ISLAM IRAN PERIODE 2005 – 2009

Presiden : Mahmoud Ahmadinejad

Wakil Presiden Pertama : Dr. Parviz Davudi

Wakil Presiden dan Kepala Badan Energi Atom Nasional

: Gholam Reza Aghazadeh

Wakil Presiden dan Kepala Badan Nasional urusan Pemuda

: Mohammad Javad Ali Akbari

Wakil Presiden dan Kepala Yayasan Pahlawan dan Veteran Perang

: Hossein Dehghan

Wakil Presiden dan Kepala Lembaga Lingkungan Hidup

: Ms. Fatemeh Javadi

Wakil Presiden dan Kepala Badan Perencanaan dan Anggaran Belanja

: Farhad Rahbar

Wakil Presiden dan Kepala Organisasi Kebudayaan dan Pariwisata

: Esfandyar Rahim Moshaei

Wakil Presiden urusan Hukum dan Parlemen

: Ahmad Mousavi

Wapres dan Kepala Lembaga Pendidikan Jasmani

: Mohammad Aliabadi

Menteri Komunikasi and Teknologi Informasi

: Mohammad Soleymani

Menteri Penerangan/ Intelejen : Gholam Hossein Mohseni Ejeie

Menteri Ekonomi : Davoud Danesh Ja'fari

Menteri Luar Negeri : Manouchehr Mottaki

Menteri Perdagangan : Masoud Mir-Kazemi

Menteri Kesehatan, Pelayanan dan Pendidikan Medis

: Kamran Baqeri Lankarani

Menteri Jihad Pertanian : Mohammad-Reza Eskandari

20

Menteri Kehakiman : Jamal Karimi-Rad

Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata

: Mostafa Mohammad Najjar

Menteri Transportasi : Hamid Behbahani menggantikan sementara Mohammad Rahmati

Menteri Perindustrian and Pertambangan : Ali Akbar Mehrabian

Menteri IPTEK : Mohammad-Mehdi Zahedi

Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam

: Mohammad-Hossein Saffar-Harandi

Menteri Tenaga Kerja and Urusan Sosial : Mohammad Jahromi

Menteri Dalam Negeri : Mehdi Hashemi menggantikan sementara Mostafa Pour-Mohammadi

Menteri Energi : Parviz Fattah

Menteri Perumahan dan Pembangunan Kota

: Mohammad Saeedi-Kia

Menteri Pendidikan : Mahmoud Farshidi

Menteri Koperasi : Mohammad Abbasi (5 Nov 06)

Menteri Kesejahteraan dan Jaminan Sosial

: Abdol-Reza Mesri (29 Okt 06)

Menteri Perminyakan : Gholam Hossein Nozari

21