ketentuan umum dan tata cara perpajakan

9
TUGAS INDIVIDU KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN OLEH NAMA : DESAK PUTU ARY SAGITARINI NPM : 1333121098 KELAS : D3 JURUSAN : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WARMADEWA

Upload: arysta-rini

Post on 16-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

TRANSCRIPT

Page 1: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

TUGAS INDIVIDU

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

OLEH

NAMA : DESAK PUTU ARY SAGITARINI

NPM : 1333121098

KELAS : D3

JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2015

Page 2: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

1. Pengertian KUP

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-undang 16/2000) merupakan

Undang-undang yang mengatur ketentuan untuk melaksanakan UU No 17/2000 tentang Pajak

Penghasilan dan UU No 18/2000 tentang PPN dan PPn BM.

Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada prinsipnya

berlaku bagi undang-undang pajak materiil. Sistem pemungutan pajak mempunyai arti bahwa

penentuan penetapan besarnya pajak yang terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak sendiri

dan melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar sebagaimana

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Pengertian-Pengertian Dalam Ketentuan Umum Perpajakan

Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.

Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim(kalender) kecuali jika Wajib Pajak

menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.

Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak,

dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran

pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan oleh Direktur Jenderal

pajak kepada Wajib Pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya.

Fungsi NPWP:

a. Sebagai tanda pengenal diri/identitas wajib pajak.

b. Sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan.

c. Menjaga ketertiban dan pengawasan administasi perpajakan.

d. Mendapatkan pelayanan dari instansi tertentu.

Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) adalah nomor yang diberikan

kepada pengusaha yang memenuhi syarat Pengusahan Kena Pajak (PKP).

1

Page 3: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Fungsi:

a. Untuk mengetahui identitas PKP yang sebenarnya.

b. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan PPnBM.

c. Untuk pengawasan terhadap administrasi perpajakan.

3. Pengertian dan Fungsi SPT, SSP, SKP

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah Surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan

perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak, dan atau bukan objek pajak, dan atau

harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Jenis SPT:

a. SPT Masa.

b. SPT Tahunan

Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melakukan

pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Negara atau tempat pembayaran lain

yang ditetapkan oleh MenKeu.

Ketetapan Pajak

Fungsi Ketetapan Pajak:

a. Koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPTWP.

b. Sarana untuk mengenakan sanksi.

c. Sarana untuk menagih pajak

d. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.

e. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

Macam-Macam Ketetapan Pajak:

a. Surat Tagihan Pajak (STP)

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).

c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).

d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).

e. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

f. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

4. Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan

Undang-undang perpajakan menggunakan istilah pembukuan dan bukan Akuntansi (Pasal

28 UUKUP). Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk

2

Page 4: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan.dan penyerahan barang atau jasa yang

ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi/laba pada setiap

tahun pajak terakhir.

Dengan demikian, tujuan pembukuan untuk keperluan perpajakan adalah pembukuan yang

dapat dipakai untuk membuktikan kebenaran angka-angka yang dilaporkan dalam SPT, lebih-

lebih pada saat wajib pajak diperiksa atau dilakukan penyelidikan tarhadapnya. Oleh karena

itu, apabila wajib pajak ternyata menyelenggarakan pembukuan berdasarkan standart akuntansi

yang belaku, maka harus melakukan penyesuaian atau rekonsiliasi (fiskal) terlebih dahulu,

yaitu melakukan koreksi-koreksi fiskal, baik koreksi fiskal positif maupun koreksi fiskal

negative, atas elemen-eleman dalm neraca dan daftar laba/rugi sesuai dengan ketentuan

perpajakan yang berlaku.

Pencatatan merupakan ikhtisar atau daftar ringkasan penerimaaan penghasilan dari

penjualan atau sumber-sumber penghasilan yang diterima wajib pajak dari waktu ke waktu.

Tujuan Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan dan Pencatatan adalah agar dapat

digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, jumlah pajak yang sudah dibayar

sendiri atau melalui pemotongan dan pemungutan pihak lain, penghasikan yang bukan objek

pajak, tetapi telah dikenakan pajak bersifat final maupun tidak final.

Metode Pembukuan

Metode akrual ialah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya, yaitu bahwa penghailan

diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang.

Metode kas adalah suatu metode penghitungan yang didasarkan atas penghasilan yang diterima

dan biaya yang dibayar secara tunai. Pemakaian metode kas dalam UUPPN/PPn.BM digunakan

sebagai dasar pengenaan pajak atas penyerahan dan perolehan BKP/JKP secara tunai.

5. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan

atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk

tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Tujuan Pemeriksaan yaitu :

Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan :

a. SPT lebih bayar dan atau rugi

b. SPT tidak disampaikan atau terlambat

c. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Dirjen Pajak untuk diperiksa

d. Adanya indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban tersebut selain pada butir b.

3

Page 5: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Laporan Pemeriksaan Pajak adalah laporan tentang hasil pemeriksaan yang disusun oleh

pemeriksa pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan

pemeriksaan.

Penyidikan adalah serangkaian tindakan guna mencari serta mengumpulkan bukti-bukti yang

dengan bukti itu dapat membuat terang tentang tindak pidana perpajakan yang terjadi dan

sekaligus menemukan tersangka dan mengetahui besarnya pajak yang terutang yang diduga

digelapkan.

Tujuan Penyidikan :

a. Tindak pidana menjadi terang

b. Menemukan tersangka

c. Mengetahui besarnya pajak yang digelapkan

Penghentian penyidikan dilakukan karena:

a. Tidak mendapat cukup bukti

b. Peristiwanya bukan merupakan tindak pidana dibidang perpajakan

c. Peristiwanya telah kadaluarsa

d. Tersangkanya meninggal dunia

e. Dengan alasan untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan,

Jaksa Agung dengan syarat-syarat tertentu.

6. Keberatan dan Banding

Keberatan dan banding merupakan sarana atau saluran hukum yang memberikan

kesempatan kepada wajib pajak untuk mencari keadilan.Kemungkinan Wajib Pajak

berpendapat bahwa jumlah rugi,jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak tidak

sebagaimana mestinya, atau dapat diartikan wajib pajak tidak menyetujui surat ketetapan

pajak,maka dalam hal demikian wajib pajak dapat mengajukan keberatan. Keberatan yang

diajukan adalah terhadap materi atau isi dari ketetapan pajak.

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :

1. Surat Ketetapan Kurang Bayar (SKPKB)

2. Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

3. Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB)

4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

5. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Banding adalah apabila wajib pajak tidak menyetujui atas keputusan keberatan, Wajib Pajak

dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak (PP) sebagai upaya hukum dalam

menyelesaikan perselisihan/sengketa dibidang perpajakan.

4

Page 6: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

7. Sanksi-Sanksi Perpajakan dalam KUP

Sanksi-sanksi di bidang perpajakan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan umum dan tata

cara perpajakan (KUP) dapat berupa:

1. Sanksi administrasi, terdiri atas:

a. sanksi administrasi berupa bunga, yang dihitung dalam bentuk persentase tertentu pada

umumnya sebesar 2%

b. sanksi administrasi berupa denda, yang dihitung dalam bentuk jumlah uangnya atau

dalam persentase

c. sanksi administrasi berupa kenaikan, yang terhitung dalam bentuk persentase yang

besarnya 50% atau lebih

2. Sanksi pidana, yang dikenakan beberapa hal antara lain:

a. alpa, yaitu dikarenakan tidak menyampaikan SPT

b. sengaja, yaitu dikarenakan tidak mendaftarkan diri atau tidak menyampaikan SPT dan

sebagainya

c. pengulangan, yaitu dikarenakan jika seseorang melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan sebelum lewat satu tahun sudah mengulanginya lagi

d. percobaan, yaitu dikarenakan melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana

penyalahgunaan di bidang perpajakan

5