kesehatan haji

12
Hand Out – Keperawatan Komunitas http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community) 1 KESEHATAN HAJI Disusun Oleh : Ahmad Kholid, S.Kep., Ns LATAR BELAKANG Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah secara inter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen terkait dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia. Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, diperjalanan pergi/ pulang, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke tanah air. Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai deng an tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur. Visi Indonesia sehat 2010, menyebutkan bahwa pembangunan di Indonesia harus berwawasan kesehatan, dengan pendekatan paradigma sehat melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif) tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Hal ini berarti bahwa pembangunan bidang kesehatan menitik beratkan pada pembinaan kesehatan bangsa, yaitu upaya kesehatan dalam jangka panjang menciptakan bangsa yang sehat, cerdas, terampil, mandiri dan produktif. Tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, yaitu; meningkatnya jumlah calon jemaah haji risiko tinggi, beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial budaya serta kondisi fisik yang kurang baik. Kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda secara bermakna dengan kondisi di tanah air misalnya perbedaan musim (panas, dingin), kelembaban udara yang rendah, perbedaan lingkungan sosial budaya, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji dan kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina. Kesemua ini dapat berdampak kurang baik terhadap kesehatan jemaah haji Indonesia. Oleh karena itu pelayanan kesehatan kepada calon/ jemaah haji perlu ditingkatkan terus menerus secara

Upload: zaima-amalia

Post on 27-May-2017

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

1

KESEHATAN HAJI

Disusun Oleh : Ahmad Kholid, S.Kep., Ns

LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah secarainter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen terkait danbertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia.Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, diperjalanan pergi/pulang, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke tanah air.

Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindunganyang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaanibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai deng an tuntunan agamaserta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.

Visi Indonesia sehat 2010, menyebutkan bahwa pembangunan di Indonesia harus berwawasankesehatan, dengan pendekatan paradigma sehat melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan(preventif) tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Hal ini berartibahwa pembangunan bidang kesehatan menitik beratkan pada pembinaan kesehatan bangsa, yaituupaya kesehatan dalam jangka panjang menciptakan bangsa yang sehat, cerdas, terampil, mandiri danproduktif.

Tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, yaitu; meningkatnyajumlah calon jemaah haji risiko tinggi, beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial budayaserta kondisi fisik yang kurang baik. Kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda secara bermaknadengan kondisi di tanah air misalnya perbedaan musim (panas, dingin), kelembaban udara yangrendah, perbedaan lingkungan sosial budaya, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji dankepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina. Kesemuaini dapat berdampak kurang baik terhadap kesehatan jemaah haji Indonesia. Oleh karena itupelayanan kesehatan kepada calon/ jemaah haji perlu ditingkatkan terus menerus secara

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

2

berkesinambungan, sistemik, sesuai dengan tuntutan calon/ jemaah haji Indonesia untuk mendapatkanpelayanan kesehatan paripurna.

Untuk dapat melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia secaraprofesional, berkualitas perlu didukung sumberdaya manusia yang berpengetahuan, terampil,berdedikasi tinggi, sarana dan prasarana serta sistem informasi kesehatan haji terpadu (Siskohat)bidang kesehatan.

Pengertian Umum Kesehatan Haji

1. Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam yang mampumenunaikannya.

2. Calon jemaah haji adalah warga negara yang beragama Islam, memenuhi syarat dan telahmendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan ketentuan undang -undang.

3. Jemaah haji adalah jemaah yang sedang atau telah selesai menunaikan ibadah haji pada musim hajitahun yang bersangkutan.

4. Penyelenggaraan ibadah haji adalah rangkaian kegiatan yang mel iputi pembinaan, pelayanan danperlindungan pelaksanaan ibadah haji.

5. Penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan haji meliputipemeriksaan kesehatan, pembinaan kesehatan haji, pelayanan medis, imunisasi, surveilans, SKD da nrespon KLB, penanggulangan KLB dan musibah massal, kesehatan lingkungan dan manajemenpenyelenggaraan kesehatan haji.

6. Manajemen penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan kesehatan hajiyang meliputi perencanaan, pengorganisas ian, pelatihan, pembinaan teknis, sistem informasi,monitoring dan evaluasi.

7. Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah sejumlah dana yangharus dibayar oleh calon jemaah haji untuk menunaikan ibadah haji.a

8. Bank Penerima Setoran (BPS) adalah bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji(BPIH) yang telah ditentukan oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang Agama.

9. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah panitia penyelenggara ibadah haji tingkat pusat,tingkat daerah dan di Arab Saudi yang dibentuk oleh Menteri Agama

10. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) adalah petugas kesehatan yang terdiri dari dokter dan tenagakeperawatan yang menyertai calon / jemaah haji sejak dari embarkasi, selama diperjalanan, selama diArab Saudi dan sekembalinya dari Arab Saudi sampai di debarkasi.

11. Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi anamnesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis, penetapan diagnosis calon jemaah haji.

12. Tim penyelenggara kesehatan haji embarkasi/debarkasi haji adalah sejumlah petugas kesehatan yangmemberikan pelayanan kesehatan pada saat operasional haji di embarkasi/ debarkasi haji yangditetapkan oleh Direktur Jenderal yang bertanggung jawab dalam bidang Pemb erantasan PenyakitMenular dan Penyehatan Lingkungan.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

3

13. Risiko tinggi (Risti) adalah suatu kondisi atau penyakit tertentu pada calon / jemaah haji yang dapatmemperburuk kesehatannya selama menjalankan ibadah haji.

14. Embarkasi haji adalah pelabuhan tempat pem berangkatan jemaah haji ke Arab Saudi.15. Debarkasi haji adalah pelabuhan tempat kembalinya jemaah haji dari Arab Saudi pada waktu

pemulangan.16. Embarkasi antara adalah pelabuhan tempat pemeriksaan pabean, imigrasi dan karantina calon jemaah

haji sebelum pemberangkatan ke embarkasi haji.17. Asrama embarkasi/ debarkasi haji adalah penampungan sementara semua calon/ jemaah haji sebelum

keberangkatannya ke Arab Saudi dan sekembalinya dari Arab Saudi sebelum kedaerah asal jemaahhaji tersebut.

18. Asrama transito haji adalah penampungan sementara semua calon jemaah haji sebelumkeberangkatan ke Asrama embarkasi/ debarkasi haji.

19. Meningitis meningokokus adalah penyakit radang selaput otak/ sumsum tulang belakang yang terjadisecara akut dan menular dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, timbulnya bercakmerah di kulit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.

20. International Certificate of Vaccination (ICV) adalah surat keterangan imunisasi internasional yangberlaku untuk perjalanan internasional dan m enerangkan bahwa seseorang telah mendapat imunisasi.

21. Surveilans epidemiologi (SE) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi datasecara sistematik dan terus menerus serta diseminasi/ penyebaran informasi kepada unit pengguna/terkait yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

22. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yangbermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

23. Bencana adalah peristiwa atau rangka ian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yangmengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan,penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan bantuan.

24. Musibah Masal adalah kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan korban banyak oleh karena sebabyang sama dan perlu mendapatkan pertolongan medik segera dengan menggunakan sarana, fasilitasdan tenaga yang lebih dari pada yang tersedia sehari -hari.

25. Kesiapsiagaan adalah keadaan siap setiap saat dan tempat bagi setiap orang, petugas serta institusipelayanan untuk melakukan tindakan dan cara -cara menghadapi bencana, baik sebelum, sewaktu/saatdan sesudah bencana.

26. Sistem kewaspadaan dini (SKD) dan Respon Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah suatu pengamatanterus menerus secara sistematik terhadap kejadian kesakitan, kematian pada jemaah haji dan faktor -faktor yang mempengaruhinya, yang berpengaruh terhadap kecen derungan terjadinya KLB penyakitatau kematian pada jemaah haji, agar terjadi sikap tanggap melakukan tindakan cepat serta tepat untukmencegah dan mengurangi jatuhnya korban.

27. Wabah adalah kejadian berjangkitnya penyakit menular dalam masyarakat yang jumla h penderitanyameningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapatmenimbulkan malapetaka.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

4

28. Jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yangdisajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan. Dalam pengertian ini termasuk jasaboga yangmelakukan pengelolaan makanan didapur asrama haji, dapur dan kantin perusahaan atau dapur lainyang disediakan dalam kontrak kerja atau pesanan sesuai dengan peruntukannya.

Visi dan Misi Kesehatan Haji

V i s i“Calon/ jemaah haji bebas penularan penyakit, mandiri dalam pemeliharaan kesehatan, untuk istitho’ah

ibadah haji”.M i s i

1. Memfasilitasi terselenggaranya upaya -upaya mencapai kemandirian calon/ jemaah haji dalampemeliharaan kesehatannya dan perilaku hidup sehat.

2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kesehatan haji.

3. Mengembangkan dan memanfaatkan jejaring informasi tele komunikasi berbasis komputer untukpengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

4. Mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berpengetahuan, terampil,berdedikasi dan profesional dalam kesehatan haji.

5. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam surveilans, penanggulangan KLB/ wabah danbencana atau musibah masal.

6. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi, badanpengelola pembiayaan pemeliharaan kesehatan, lembaga/ badan penelitian dan kerja sama lintasprogram serta lintas sektor.

Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Haji

Tujuan Pemeriksaan1. Teridentifikasinya kondisi kesehatan dan faktor risiko calon jemaah haji.

2. Tercatatnya data kondisi kesehatan dan faktor risiko calon jemaah haji secara benar dan lengkapdalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia.

3. Berfungsinya BKJH sebagai catatan med is calon jemaah haji untuk memudahkan tindak lanjut dalampengobatan dan perawatan di perjalanan, embarkasi haji, selama di Arab Saudi dan 14 harisekembalinya dari Arab Saudi.

4. Terpenuhinya persyaratan kesehatan calon jemaah haji (istihito’ah) yang diberan gkatkan.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

5

Organisasi dan Struktur Penyelenggara Kesehatan Haji1. Organisasi

a. Penanggung jawab pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan haji di tingkat pusat adalah DirekturJenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI.

b. Penanggung jawab pelaksanaan penyelenggaraa n kesehatan haji di wilayah provinsi adalahkepala dinas kesehatan provinsi.

c. Direktorat Jenderal PPM & PL1) Membentuk Tim Penyelenggaraan Kesehatan Haji Embarkasi/ Debarkasi atas usul Kepala

Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat2) Memberikan bimbingan, pembinaan, evaluasi dan menetapkan standarisasi pelaksanaan

penyelenggaraan kesehatan haji di dinas kesehatan : provinsi, kabupaten/kota dan seluruhembarkasi/ debarkasi haji.

3) Menerima, mengolah, menganalisis dan menyelesaikan masalah yang timbul atau terjadi didaerah.

4) Menyusun pedoman yang diperlukan.d. Tim Penyelenggara Kesehatan Haji di Pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi Haji

1) Penanggung jawab penyelenggaraan kesehatan haji di pelabuhan embarkasi/ debarkasi hajiadalah Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diba ntu oleh unsur-unsur Dinas KesehatanProvinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Rumah Sakit Rujukan, Balai Tehnik KesehatanLingkungan (BTKL) dan atau Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), BadanLitbangkes (Khusus Embarkasi/ Debarkasi Jakarta).

2) Melaksanakan upaya pengawasan sanitasi, pemeriksaan kesehatan akhir, pelayanankesehatan terbatas (Poliklinik), surveilans penyakit dan pelayanan rujukan ke rumah sakityang ditunjuk.

e. Tim Penyelenggara Kesehatan Ibadah Haji KhususPenanggung jawab pemeriksa an kesehatan ibadah haji khusus yaitu dinas kesehatan provinsibekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan embarkasi/debarkasi haji dibawah koordinasiDirektorat Jenderal PPM & PL.

2. Penyelenggaraan di IndonesiaDI INDONESIA1. Pengorganisasian kesehatan haj i menjadi satu dalam struktur organisasi yang ada di masing -

masing jenjang administrasi kesehatan, di puskesmas, di dinas kesehatan kabupaten/ kota dan diprovinsi.

2. Untuk pelaksanaannya ditunjuk atau ditetapkan pengelola kesehatan haji pada puskesmas dandinas kesehatan kabupaten / kota oleh kepala dinas kesehatan kabupaten / kota yangbersangkutan. Sedangkan untuk pengelola kesehatan haji di dinas kesehatan provinsi ditetapkanoleh kepala dinas kesehatan provinsi.

3. Pada saat operasional haji pengorganisasia n dalam penyelenggaraan haji mengikuti organisasikepanitiaan yang berlaku sesuai dengan ketentuan.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

6

Kegiatan Pokok dan Manajemen Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Kegiatan pokok pelayanan kesehatan haji meliputi :a. Pemeriksaan kesehatan calon jemaah hajib. Pembinaan kesehatan calon jemaah hajic. Pelayanan medisd. Imunisasie. Surveilansf. SKD dan respon KLBg. Penanggulangan KLB dan Musibah Masalh. Kesehatan Lingkungan

Kegiatan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji meliputi :a. Perencanaanb. Pengorganisasianc. Pelatihand. Pembinaan teknise. Sistem Informasif. Monitoring dan Evaluasi

Pelayanan Medis dalam Penyelenggaraan Haji

1. Tujuan Pemeriksaana. Teridentifikasinya kondisi kesehatan dan faktor risiko calon jemaah haji.

b. Tercatatnya data kondisi kesehatan dan faktor risiko calon j emaah haji secara benar dan lengkapdalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia.

c. Berfungsinya BKJH sebagai catatan medis calon jemaah haji untuk memudahkan tindak lanjutdalam pengobatan dan perawatan di perjalanan, embarkasi haji, selama di Arab Sau di dan 14 harisekembalinya dari Arab Saudi.

d. Terpenuhinya persyaratan kesehatan calon jemaah haji (istihito’ah) yang diberangkatkan.

2. Di Tanah AirPelaksanaan pelayanan medis di tanah air dilaksanakan di puskesmas, rumah sakit kabupaten/ kota,embarkasi/ debarkasi haji.a. Puskesmas

Memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan, rawat inap bila tersedia dan rujukan ke rumahsakit kabupaten/ kota bila diperlukan.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

7

b. Rumah Sakit Kabupaten/Kota

1) Memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan penunjang medis(laboratorium, EKG, foto thoraks dan lain -lain), konsultasi dan rujukan spesialisasi.

2) Memberikan jawaban konsultasi kepada dokter puskesmas yang merujuk calon jemaah haji.

3) Dokter spesialis menentukan obat -obatan yang harus dibawa oleh calon jemaah haji risti.c. Embarkasi/ Debarkasi Haji

1) Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara, pemeriksaan penunjangmedis dan rujukan ke rumah sakit yang telah ditetapkan selama calon jemaah haji berada diasrama haji pada saat keberangkata n.

2) Melegalisir obat-obatan yang dibawa oleh calon jemaah haji.

3) Menerbitkan surat keterangan layak terbang bagi calon jemaah haji risiko tinggi yang sakit danhamil.

4) Memantau kesehatan dan memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara,rujukan bagi jemaah haji pada saat sekembalinya dari Arab Saudi.

3. DI PESAWATPelayanan medis di pesawat dilaksanakan oleh dokter dan tenaga keperawatan Kloter

a. Memeriksa kelengkapan obat yang disediakan di pesawat.

b. Melakukan visite secara berkala kepada cal on jemaah haji risti.

c. Memberikan pengobatan kepada jemaah haji sakit.

d. Memberikan penyuluhan kesehatan untuk mengurangi dampak peningkatan tekanan udara danmabuk dalam perjalanan.

e. Membuat Certificate of Death (COD) bagi calon/ jemaah haji yang wafat.

4. DI ARAB SAUDIPelayanan medis di Arab Saudi dilaksanakan oleh dokter dan tenaga keperawatan di kloter serta PPIH

di Arab Saudi bidang kesehatan sesuai daerah kerja.

PELAYANAN MEDIS PETUGAS TKHI1. Pelayanan medis petugas TKHI kloter

a. Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Madinah

a) Memantau kondisi kesehatan seluruh jemaah haji,

b) Melapor ke wakadaker pelayanan kesehatan.

c) Mengambil tas yang berisi paket obat dan alat kesehatan kloter.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

8

d) Menganjurkan jemaah haji cukup istirahat makan dan minum.

e) Memberikan pelayanan pengobatan bagi jemaah haji yang memerlukan.

f) Melakukan rujukan ke BPHI.

g) Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

b. Selama perjalanan dari Jeddah ke Madinah/ Makkah

a) Memantau kondisi kesehatan jemaah haji.

b) Memberikan pelayanan pengobatan bagi jemaah haji yang memerlukan.

c) Melakukan rujukan ke BPHI atau rumah sakit Arab Saudi (RSAS).

c. Selama berada di Madinah, Makkah & Armina

a) Menempatkan jemaah haji risiko tinggi dekat petugas kesehatan.

b) Melakukan visite secara berkala terutama b agi jemaah haji risti.

c) Menganjurkan calon jemaah haji cukup istirahat, makan dan minum.

d) Memberikan pelayanan kesehatan/pengobatan.

e) Melakukan rujukan ke BPHI atau RSAS.

f) Membuat Certificate of Death (COD) bila ada jemaah haji yang wafat.2. Pelayanan obat di Sektor dilaksanakan oleh dokter Aspiran, meliputi :

a. Memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan bila diperlukan.

b. Menyediakan ambulans untuk rujukan ke BPHI atau RSAS.

c. Meneruskan permintaan obat dari klote r ke Depo.

d. Membagikan jatah obat untuk kloter di sektor.3. Pelayanan medis di BPHI oleh PPIH bidang kesehatan

a. Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah (saat kedatangan)

1) Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara bagi jemaah haj i yangmemerlukan.

2) Melakukan rujukan ke RSAS atau ke BPHI Makkah dengan disertai laporan rujukan (Lru).

3) Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

4) Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

b. Di Madinatul Hujjaj - Jeddah (saat pemulangan)

1) Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat inap bagi jemaah haji yangmemerlukan.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

9

2) Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai laporan rujukan (Lru) dan laporan tanda terimarujukan (Tru).

3) Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak ber sama kloternya, perlu disertai resumeriwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

4) Menyerah terimakan pasien pulang dini beserta resume penyakit dan pengobatannya (Rpp)kepada dokter kloter yang akan mendampingi.

5) Menjawab konsultasi rujukan dari dokter klote r.

6) Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

c. Di Madinah

1) Di Airport Madinah (saat kedatangan dan pemulangan)

a) Melakukan rujukan ke BPHI Madinah atau ke RSAS dengan disertai laporan rujukan(Lru).

b) Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

2) Di BPHI

a) Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat inap bagi jemaah haji yangmemerlukan.

b) Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai laporan rujukan (Lru) dan laporan tandaterima rujukan (Tru).

c) Memberikan pelayanan kesehatan gigi.

d) Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak bersama kloternya, perlu disertai resumeriwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

e) Menyerah terimakan pasien pulang dini beserta resume penyakit dan pengobatannya(Rpp) kepada dokter kloter yang akan mendampingi.

f) Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

g) Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

3) Di Makkah

a) Memberikan pelayanan rawat jalan.

b) Memberikan pelayanan rawat inap.

c) Memberikan pelayanan kegawat daruratan dan spesialistik.

d) Memberikan pelayanan rujukan ke RSAS disertai formulir Lru dan Tru.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

10

e) Memberikan pelayanan kesehatan rujukan dari kloter.

f) Memberikan pelayanan penunjang kesehatan terbatas.

g) Memberikan jawaban konsultasi rujukan dari kloter.

h) Menyeleksi dan melayani jemaah haji sakit yang ikut safari wukuf.

i) Mendampingi Tawaf Ifadhah bagi jemaah haji sakit yang memerlukan pengawasanpetugas kesehatan.

j) Memberikan pelayanan pulang dini atau pulang tidak bersama kloternya disertai resumeriwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

k) Menyerah terimakan pasien pulang dini atau tidak bersama kloternya beserta resumeriwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp) kepada dokter BPHI.

l) Melaksanakan evakuasi jemaah sakit ke Jeddah dan Madinah disertai formulir evakuasi.

m) Memberikan pelayanan kesehatan gigi.

n) Memberikan pelayanan dan konsultasi gizi dietetik.

o) Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

4) Di Arafah Mina (Armina)

a) Memberikan pelayanan rawat jalan.

b) Memberikan pelayanan rujukan ke BPHI Makkah atau ke RSAS disertai formulir Lru danTru.

c) Memberikan pelayanan kegawat daruratan.

d) Memberikan pelayanan kesehatan rawat inap.

e) Memberikan pelayanan kesehatan rujukan dari kloter.

f) Memberikan pelayanan penunjang kesehatan terbatas.

g) Memberikan pelayanan dan konsult asi gizi dietetik.

h) Membuat certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS

TUJUANTujuan imunisasi meningitis meningokokus tetravalen untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap

penyakit Meningitis meningokoku s tertentu, sesuai dengan vaksin yang diberikan pada calon jemaah haji.

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

11

PENATALAKSANAAN IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS1. Imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen pada calon jemaah haji diberikan minimal 10 hari

sebelum keberangkatan ke Arab Sau di.2. Bila imunisasi diberikan kurang dari 10 hari sejak keberangkatan ke Arab Saudi harus diberikan

profilaksis dengan Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal.3. Pelaksanaan imunisasi bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan II di Dinas Kesehatan Kabupaten/

Kota.

Komposisi Vaksin dan Kemasan :1) Vaksin mencevak ACW 135Y adalah preparat polisacharida murni yang diambil dari bahan Neisseria

meningitidis group ACW 135Y.2) Terdapat dua kemasan yaitu; dosis tunggal dan multi dosis (10 dosis).

Cara Penyimpanan Vaksin1) Penyimpanan vaksin dalam lemari es pada suhu 2 - 8 º C.2) Pelarut dapat disimpan dalam suhu kamar

Cara Pelarutan dan Cara Imunisasi1) Ambil cairan pelarut, seluruh cairan pelarut disedot ke dalam semprit kemudian dimasukkan ke

dalam botol vaksin, kocok perlahan -lahan sampai vaksin larut semua.2) Vaksin yang telah dilarutkan disimpan dalam thermos es atau lemari es dengan suhu 2 - 80 C.3) Vaksin diberikan dengan dosis 0,5 cc untuk umur 2 tahun keatas dan 0,3 cc untuk umur dibawah 2

tahun.4) Kulit di lengan kiri atas di desinfeksi dengan kapas alkohol kemudian dengan menggunakan

semprit 1 cc vaksin disuntikkan secara subkutan dalam.5) Vaksin yang telah dilarutkan dan atau sisa vaksin yang telah dipakai tidak dapat digunakan lagi

setelah delapan jam.

Efikasi Vaksin, Daya Lindung dan Imunisasi Ulang (Revaksinasi)1) Efikasi vaksin : 95 %2) Daya lindung/ proteksi kekebalan : 2 tahun, antibody terbentuk 10 hari setelah imunisasi.3) Imunisasi ulang dilakukan setelah 2 tahun.

Kontra IndikasiWanita hamil, panas tinggi serta bagi mereka yang peka atau alergi terhadap phenol.

Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)1) Hampir tidak ada, kadang-kadang timbul bercak kemerahan (skin rash) yang sangat ringan dan

dapat terjadi Syok Anaphilaksi (renjatan).

Hand Out – Keperawatan Komunitas

http://masmamad.blogspot.com (Nursing Community)

12

2) Bila terjadi syok dapat diatasi de ngan suntikan Adrenalin 1 : 1000 dengan dosis 0,2 – 0,3 cc secaraIntra Musculair (IM).

3) Untuk tindakan pengamanan bagi calon jemaah haji setelah diimunisasi meningitis meningokokustetravalen dianjurkan menunggu 30 menit.

Pencatatan1) Setelah imunisasi meningitis meningokokus tetravalen kemudian dicatat pada kartu International

Certificate of Vaccination (ICV): nama calon jemaah haji, nomor paspor, tanggal imunisasi, namavaksin, nomor vaksin/batch number dan dosis.

2) ICV ditanda tangani oleh dokter, baik dokter Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau dokteryang ditunjuk, dokter Kepala KKP Embarkasi/ dokter yang ditunjuk dan distempel “Port HealthAuthority” (bukan stempel dinas kesehatan kabupaten/ kota atau puskesmas).

3) Bagi calon jemaah haji yang tid ak mempunyai bukti imunisasi Meningitis meningokokus tetravalenharus imunisasi di pelabuhan Embarkasi dan diberi kartu ICV serta minum Cyprofloxacin 500 mgdosis tunggal sebagai profilaksis.