kernikterus
TRANSCRIPT
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ORANG TUA BAYI YANG MENDERITA HIPERBILIRUBINEMIA DAN MENDAPATKAN TERAPI SINAR DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KOTA SEMARANGPosted: Maret 15, 2011 by budishmily in Keperawatan (S1)
0
ABSTRAKSI
Latar Belakang : Berdasarkaan observasi peneliti di ruang Perinatologi RSUD Kota Semarang, bag
orang tua yang mempunyai bayi dengan hiperbilirubinemia yang akan dilakukan terapi sinar terlhat
kebingungan, sering bertanya kondisi bayinya, khawatir yang berlebihan, ragu-ragu dalam mengambil
keputusan untuk bayinya
Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada orang tua bayi yang menderita hiperbilrubinemia dan mendaapatkaan terapi sinar.
Metode Penelitian : Jenis penelitian eksperimen semu dengan rancangan pre and post test only
design with control. Jumlah sampel sebanyak 15 responden untuk perlakuan dan 15 responden untuk
kontrol sedangkan analisa data menggunakan uji t-test.
Hasil : umur responden yang mempunyai anak dengan hiperbilirubinemia terbesar antara 26-30 tahun
(26,7%), pendidikan responden terbanyak adalah SMA 53,3%, sebagian besar 66,7% berjenis kelamin
perempuan, sebagian besar bekerja dalam bidang swasta 46,7%, sebelum pendidikan kesehatan
sebagian besar 73,3% termasuk kategori sedang dan setelah pendidikan kesehatan tingkat
kecemasan menurun menjadi sebagian besar 73,3% termasuk kategori ringan, sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan nilai rata-rata kecemasan sebesar 44,53 dan setelah pendidikan kesehatan
menurun menjadi 31,07, standar deviasi 8,425 dengan nilai t = 2,163 dan p=0,039 < 0,05.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.
Kata Kunci : Tingkat kecemasan dan pendidikan kesehatan
=========================================================
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode bayi baru lahir merupakan periode yang
paling kritis. Perlunya pembinaan kesehatan dalam penanggulangan faktor-faktor penyebab kematian
bayi perlu diprioritaskan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian pada bayi yaitu asfiksia,
berat badan lahir rendah, hipotermi, infeksi pada bayi dan hiperbilirubinemia (Sarwono, 2001)
Salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir adalah
terjadinya hiperbilirubinemia yang merupakan salah satu kegawatan pada bayi baru lahir karena dapat
menjadi penyebab gangguan tumbuh kembang bahkan kematian (Sarwono, 2001). Keadaan
hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir terdapat pada 25-30% bayi baru lahir cukup bulan dan akan
lebih tinggi lagi pada bayi kurang bulan (Sarwono, 2001). Yang dimaksud dengan hiperbilirubinemia
adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya bilirubin pada jaringan
tersebut, akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (Agus H., 1994).
Walaupun hiperbilirubinemia dinyatakan tidak semuanya tergolong patologis tetapi setiap bayi baru
lahir yang menderita hiperbilirubinemia perlu perhatian lebih karena pada umumnya bayi akan malas
minum dan terlihat lemah. Bila penanganan yang diberikan tidak tepat makan kelainan yang terjadi
dapat berkembang lebih buruk dari pada saat bayi masuk rumah sakit (Ngastiyah, 1997).
Masalah keperawatan yang didapatkan pada bayi hiperbilirubinemia adalah kurangnya masukan
cairan dan nutrisi karena bayi malas minum, resiko terjadinya kern ikterus karena adanya kelebihan
bilirubin indirek di dalam peredaran darah yang dapat masuk ke dalam jaringan otak gangguan, rasa
aman dan nyaman akibat pengobatan (pemberian terapi sinar) dan kurangnya pengetahuan orang tua
tentang penyakit hiperbilirubinemia, akibat komplikasi dan penanganan atau pengobatan pada
penyakit hiperbilirubinemia (Ngastiyah, 1997).
Kurangnya pengetahuan orang tua memacu timbulnya stressor baru pada orang tua yang dapat
menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang ditunjukkan orang tua berkisar antara cemas ringan,
cemas sedang, berat maupun terjadi panik. Pola perliku kecemasan yang terjadi tergantung pada
kematangan pribadi, harga diri, mekanisme koping dan pemahaman dalam menghadapi ketegangan
(Long, 1997). Adanya pemahaman pada orang tua sangat penting dilakukan oleh petugas kesehatan.
Hal ini berkaitan dengan kenyamanan selama tindakan (Sarwono, 2001). Informasi yang diberikan
menggunakan metode pendidikan kesehatan khususnya pemberian pengetahuan tentang
hiperbilirubinemia, tindakan pengobatan terapi sinar. Pendidikan kesehatan diperlukan untuk
memperoleh pengetahuan ketrampilan yang dibutuhkan klien/keluarga sebelum selama dan setelah
tindakan dilakukan (Sarwono, 2001)
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha individu untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok individu, dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat menumbuhkan
pengetahuan tentang kesehatan. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh
terhadap perilakunya. Dengan kata lain dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat
terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2003)
Di kutip dari berita kedokteran th 1997 dilaporkan bahwa tindakan medis yang akan dilakukan dapat
menimbulkan kecemasan pada klien ,hal ini dimungkinkan kurangnya pengetahuan tentang tindakan
medis tersebut .pemberian informasi yang jelas tentang tindakan tersebut dan resiko yang mungkin
terjadi dapat mengurangi rasa khawatir dan klien dapat mengambil keputusan yang rasional terhadap
tindakan yang akan dilakukan (Hadijah,1997). Bagi orang tua bayi, tindakan terapi sinar dan keadaan
bayinya bisa menimbulkan stessor. Dari observasi yang dilakukan peneliti di ruang perinatologi RSUD
Kota Semarang, orang tua terlihat kebingungan, seringnya bertanya tentang kondisi bayinya, khawatir
yang berlebihan, ragu-ragu dalam mengambil keputusan untuk pengobatan bayinya dan mengatakan
tidak tahu tentang kondisi bayinya. Kecemasan orang tua semakin bertambah bila melihat bayinya
dilakukan tindakan terapi sinar. Hal ini bisa disebabkan tidak tahunya orang tua mengenai alat terapi
sinar, kurangnya informasi tentang hiperbilirubinemia dan jarangnya kasus yang terjadi di masyarakat.
Kurang informasi yang diterima orang tua akan menimbulkan kecemasan sehingga perlumya
pendidikan kesehatan agar orang tua dapat mengetahui tentang kondisi bayinya yang sebenarnya dan
penatalaksanaan tindakan terapi sinar yang dilakukan pada bayinya, sehingga diharapkan dengan
adanya pendidikan kesehatan terjadi perubahan dari kecemasan yang ditunjukkan orang tua menjadi
tidak cemas atau menurun. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
apakah efektif pendidikan kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada orang tua bayi yang
menderita hiperbilirubinemia dan dilakukan tindakan terapi sinar.
B. Rumusan Masalah
Didalam penelitian ini penulis mengemukakan perumusan masalah “Bagaimana efektifitas pendidikan
kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada orang tua bayi yang menderita
hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar di ruang perinatologi RSUD Kota semarang”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada orang tua
bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar di Ruang Perinatologi RSUD
Kota Semarang”.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tingkat kecemasan orang tua bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan
mendapatkan terapi sinar sebelum diberikan pendidikan kesehata di Ruang Perinatologi RSUD Kota
Semarang.
b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan orang tua bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan
mendapatkan terapi sinar setelah diberikan pendidikan kesehatan di Ruang Perinatologi RSUD Kota
Semarang.
c. Menganalisa efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan orang tua
bayi yang menderita hiperbilirubinemia dan mendapatkan terapi sinar sebelum dan setelah diberikan
pendidikan kesehatan di Ruang Perinatologi RSUD Kota Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
a. Memberikan informasi di bidang keperawatan khususnya tentang pendidikan kesehatan tentang
hiperbilirubinemia dan penatalaksanaanya.
b. Sebagai bahan kajian ilmiah untuk pengembangan penilaian tingkat kecemasan orang tua bayi yang
menderita hiperbilirubinemia dan dilakukan tindakan terapi sinar.
2. Bagi Instansi Rumah Sakit
Sebagai masukan dalam peningkatan kualitas praktik keperawatan khususnya dalam perawatan bayi
dengan hiperbilirubinemia yang dilakukan terapi sinar.