kerangka konseptual
TRANSCRIPT
KERANGKA KONSEPTUAL
(Conceptual Framework)
Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Teori Akuntansi Keuangan
Disusun oleh :
Kelompok II
( Magister Akuntansi Kelas Reguler A)
Ibrahim P3400214003
Zikra Supri P3400214004
A.Rahmatullah P3400214005
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
KERANGKA KONSEP
Pengantar Kerangka Konseptual
Kebutuhan mengenai kerangka konseptual ( conceptual framework) di Amerika untuk
mengarahkan perkembangan akuntansi keuangan dan pelaporannya pada masa yang akan
datang, sudah sangat dirasakan dalam era Accounting Principles Board ( APB ) yang
kemudian telah diusahakan dengan menerbitkan APB Statement No. 4, yaitu “ Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business
Enterprises” pada bulan oktober 1970. Setelah APB di bubarkan dan keberadaannya
digantikan oleh FASB pada tahun 1973, fungsi dan tugasnya dilanjutkan oleh FASB yg
diorganisasikan secara independen diluar AICPA, di mana aktifitasnya lebih terarah dengan
produk yang dihasilkan berupa pernyataan resmi yang telah memperoleh pengakuan legal
yaitu mendapatkan dukungan yang kuat dari SEC yang dinyatakan dalam Accounting Series
Release No. 150, dimana FASB diakui sebaagai Badan Penentu Standar Akuntansi.
Apabila ada pernyataan lain, yang bertentangan dengan pernyataan FASB, maka pernyataan
lain tersebut, dianggap tidak memiliki dukungan seperti itu.
Salah satu proyek FASB adalah “ seri Statements of Financial Accounting Concept
( SFAC ) No. 1 – 6 “ sejak tahun 1978 – 1985.
A. Latar Belakang Sejarah
Kebutuhan struktur dan atau kerangka konseptual untuk pengembangan akuntansi
keuangan dan pelaporannya, sampai pertengahan dasawarsa 60 – an masih berorientasi pada
identifikasi dan penemuan konsep dasar atau postulat akuntansi. Pada waktu itu para ahli
telah mengedepankan gagasan yang beraneka ragam, bahkan menggunakan istilah yang
berbeda untuk maksud yang sama atau istilah yang sama diartikan berlainan. Sehingga dalam
akumulasinya telah dijumpai anomaly – anomaly yang tidak bisa dijelaskan melalui
keberadaan paradigmanya atau telah terjadi krisis identitas, keadaan ini menurut Kuhn adalah
sahih dan masih dalam batas normal science.
Namun , sejak American Accounting Association ( AAA ) melalui special
committeenya menyusun dan menerbitkan “A Statement of Basic Accounting Theory
( ASOBAT ) “ tahun 1966, orientasinya berubah semula postulat beralih ke tujuan akuntansi
keuangan dan pelaporannya, pergeseran ini di ikuti oleh Acounting Principles Board
( APB ) – AICPA, yang termanifestasi dalam pernyataan yaitu APB statement No. 4.
Sehubungan dengan itu, setelah FASB berdiri tahun 1973, kemudian mulai
melaksanakan salah satu tugasnya dengan menerbitkan Memorandum Diskusi, yaitu “
Conceptual Framework of Accounting and Reporting, Consideration of the Report of
the Study Group on the Objective of Financial Statement “ pada tahun 1974.
Memorandum ini, mempertimbangkan hasil perumusan tujuan laporan keuangan oleh Study
Group – Trueblood Committee sebagai salah satu acuan, setelah itu dilakukanlah dengar
pendapat pada tanggal 23 dan 24 september 1974, dengan hasil sementara dapat disusun dan
diterbitkan tiga dokumen dasar pada tanggal 2 Desember 1974, salah satu diantaranya
adalah
“ Tentative Conclution on Objective of Financial Statement of Business Enterprises “
Selanjutnya dibentuklah Satuan Tugas perumusan defenitif, akhirnya berhasil disusun dan
diterbitkan SFAC No. 1 “ Objective of Financial Reporting by Business Enterprises “ pada
bulan November 1978. Dan, dalam masa berikutnya sampai dengan bulan desember 1985,
telah selesai disusun dan diterbitkan SFAC No. 2 – 6.
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual, adalah system koheren yang berhubungan dengan tujuan –
tujuan dan konsep – konsep yang mendasari akuntansi ( objectives and fundamentals )
yang diharapkan bisa menurungkan standar – standar yang konsisten dalam menggambarkan
sifat, fungsi, dan keterbatasan akuintansi keuangan dan pelaporannya. Kerangka konseptual
tersebut, termanifestasikan dalam seri SFAC No. 1 – 6.
Seri SFAC tersebut, diharapkan dapat membantu kepentingan public dengan menyediakan
struktur dan pengarahan atas akuntansi keuangan dan pelaporannya untuk memfasilitasi
semua kejadian keuangan dan informasi yang berguna dalam rangka membantu
mengifisienkan funsi pasar modal dan pasar keuangan lainnya dalam mengalokasikan
sumber – sumber ekonomi yang langka.
1. Fundamental dan Konsep
Fundamental adalah konsep – konsep yang mendasari akuntansi keuangan dan
pelaporannya. Sedangkan Konsep adalah pedoman dalam menyeleksi berbagai transaksi
dan kejadian, keharusan memperhitungkan, pengakuan, pengukuran, serta pengikhtisaran
dan pengkomunikasiannya pada pihak – pihak yang berkepentingan. Berbagai jenis – jenis
konsep adalah fundamental artinya bahwa diantara keduanya memiliki hubungan pertalian
yg bisa digunakan sebagai acuan apabila diperlukan untuk menciptakan, menafsirkan,
dan menerapkan akuntansi dan standar pelaporannya.
Jadi, seri SFAC secara kesuluruhan merupakan satu kesatuan untuk guna memfasilitasi
atau mengarahkan masa depan pengembangan akuntansi keuangan dan pelaporannya atau
untuk merespon apabila ada kekosongan standar – standar akuntansi keuangan.
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup kerangka konseptual akuntansi dan pelaporannnya meliputi seluruh isi dan
makna dari pronouncement FASB dalam SAFC Nomor 1 – 6.
Belkaoui ( 1992 ), menyajikan overall scope kerangka konseptual dan pegembangannya
dalam 4 ( empat ) level sebagai berikut :
a. Level Pertama, SFAC No. 1 – Objective of Financial Reporting by Business
Enterprises, yaitu pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan tujuan
pelaporan keuangan badan usaha swasta, dan SFAC No. 4 – Objective of Financial
Reporting by Non Business Organization, berhubungan dengan tujuan pelaporan
keuangan organisasi pemerintah dan non laba
b. Level Kedua, SFAC No. 2 – Qualitative Characteristics of Accounting Information,
yaitu pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai karakteristik kualitatif informasi
akuntansi, dan SFAC No. 3 – Element of Financial Statement of Business Enterprises,
berhubungan dengan elemen – elemen laporan keuangan badan usaha swasta. Dalam
SFAC No. 3, belum termasuk elemen – elemen laporan keuangan organisasi pemerintah
dan non laba, oleh karena itu, SFAC No. 3, ditarik kembali oleh FASB dan digantikan
dengan SFAC No. 6 – Element of Financial Statement, yang mencangkup rumusan
menyeluruh baik elemen – elemen laporak keuangan badan usaha swasta, maupun
organisasi pemerintah dan non laba.
c. Level Ketiga, SFAC No. 5 – Recoqnation and Measurement in Financial Statement of
Business Enterprises, yaitu pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai pengakuan
dan pengukuran laporan keuangan ( financial statements versus financial reporting ).
Dalam hal ini, Belkaoui memasukkan SFAS No. 33 – Financial Reporting and
Changing Prices, yaitu pernyataan standar akuntansi untuk pelaporan keuangan dalam
situasi perubahan harga, yang menetapkan perlu adanya informasi tambahan
( supplementary information ) atas laporan keuangan yang selama ini disusun dan
dikomunikasikan berdasarkan historical cost.
d. Level Keempat,
Berikut adalah penjelasan diatas :
SFAC No. 1 (Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises)
Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Statement
ini merupakan turunan dari Trueblood Report dengan beberapa judgment penilaian yang lebih
berorientasi pada pengguna.
Statement ini mengakui adanya heterogenitas kelompok pengguna eksternal.
Meskipun demikian, statement ini menyatakan bahwa pada umumnya para pengguna
eksternal tersebut mementingkan prediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas di
masa mendatang. Oleh karena itu, tujuan pelaporan keuangan perusahaan didefinisikan secara
umum dan tidak menyasar pada kepentingan satu kelompok pengguna saja.
Statement ini berasumsi bahwa pengguna laporan keuangan memiliki kemampuan
dalam membaca informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, statement ini juga
menyatakan pentingnya stewardship untuk menaksir seberapa baik manajemen melaksanakan
tugas dan kewajibannya kepada pemilik dan pihak lain yang berkepentingan. Berikut ini
merupakan beberapa judgment penilaian penting yang dibuat melalui laporan:
1) Manfaat penggunaan informasi lebih besar daripada biaya yang digunakan untuk
menyediakan informasi tersebut.
2) Laporan akuntansi bukan satu- satunya sumber informasi mengenai perusahaan.
3) Accrual accounting sangat berguna dalam menaksir dan memprediksi earning power
dan aliran kas suatu perusahaan.
4) Informasi yang disediakan harus bermanfaat, tapi pengguna membuat keputusan dan
penaksiran mereka sendiri.
Dokumen ini tidak menyatakan statement mana yang harus dipakai dan bagaimana
formatnya. Namun dokumen ini menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan
informasi mengenai sumber ekonomi perusahaan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
SFAC No. 2 (Qualitative Characteristics of Accounting Information).
Istilah karakteristik kualitatif pernah disebutkan dalam APB Statement 4. Namun yang
dibahas di sini merupakan lanjutan dari ASOBAT. Statement No. 2 ini menempatkan
kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian. Manfaat informasi haruslah
melebihi biaya untuk menyediakannya. Dengan demikian understandability merupakan
kualitas penting yang harus dipenuhi, sekaligus menjadi hambatan besar.
Manfaat informasi akuntansi tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh
pengguna untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi
akuntansi terkait dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas. Biaya langsung informasi terkait
dengan kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi. Selain itu,
informasi (misal sesuai segmentasi) yang dipublikasi dapat merugikan perusahaan dalam
menghadapi persaingan dalam industry. Sedangkan biaya tidak langsung terkait dengan
understandability informasi. Misalnya pengungkapan tambahan seperti yang diatur dalam
SFAS No. 33 terbukti tidak atau kurang dimengerti oleh pengguna. Masalah lain yaitu
terjadinya overload informasi atau kemampuan individu dan pasar dalam menyerap dan
menggunakan informasi.
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi yang
kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha
diarahkan untuk berkonsentrasi pada karakteristik representational faithfulness.
Karakteristik Kualitatif dari Informasi
FSAB dalam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif dimaksudkan
untuk memberi kriteria dasar dalam memilih : alternatif metoda akuntansi dan pelaporan
keuangan dan persyaratan pengungkapan (disclosure).
a. Relevan
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain,
relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan
manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut
mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi
dari tindakan yang diambil.
b. Keandalan (reability)
Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian informasi akuntansi,
sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi
sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar
keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
(representational faithfulness).
c. Daya banding dan konsistensi
Suatu informasi dikatakan bermanfaat kalau informansi tersebut dapat saling
diperbandingkan baik antar perioda maupun antar perusahaan. Disampingitu, informasi
dikatakan bermanfaat kalau ada konsistensi dalam proses penyajiannya.
d. Pertimbangan cost-benefit
Pertimbangan cost-benefit dipandang sebagai kendala yang dihadapi dalam penyajian
informasi keuangan. Informasi akuntansi keuangan akan diupayakan untuk disajikan dalam
laporan keuangan, selama manfaat yang diperoleh dari penyajian informasi tersebut
melebihi biaya yang diperlukan untuk menghasilkannya. Oleh karena itu, sebelum
menyajikan informasi, manfaat yang akan diperoleh dari informasi tersebut harus
dibandingkan dengan biaya yang akan timbul.
e. Materialitas
Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengakui suatu
informasi akuntansi. Pertimbngan utama dalam konsep ini adalah apakah penyajian
informasi tertentu akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil.
Masalah yang timbul dalam menentukan tingkat materialitas suatu informasi adalah tidak
adanya aturan terhadap konsep tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap
materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu informasi akhirnya diserahkan pada
pertimbangan profesional.
FASB menyatakan bahwa kegunaan informasi akuntansi mengartikan bahwa
informasi itu adalah relevan dan reliable. Hal tersebut mengisyaratkan tentang
bagaimana caranya menguji suatu teori akuntansi secara tidak langsung. Pendekatan
yang diketengahkan oleh psikolog edukasi berbasis pada analisis yang sama, yaitu
terdapat uji reliabilitas. Uji ini pada dasarnya harus dilakukan melalui penentuan seberapa
besar kesalahan yang tercakup dalam pengukuran. Perhatian terhadap objektifitas sangat
dekat dengan reliabilitas. Objektifitas mencakup alat kontrol praktis untuk
meminimalisir kesalahan dan bias dalam akuntansi. Adapun tujuannya adalah untuk
membuat konsep dan operasi akuntansi dengan tepat. Tujuan lainnya adalah untuk
memperoleh kesepakatan umum, menunjukkan adanya konsensus diantara sejumlah ahli
atas suatu ukuran tertentu dan meningkatkan standar kompetensi dan etika profesi.
FASB menyatakan bahwa suatu keterkaitan antara reliabilitas dengan relevan
mungkin perlu atau bermanfaat. Adalah mungkin bagi suatu komponen untuk memiliki
reliabilitas yang tinggi tetapi mungkin tidak relevan. Juga mungkin suatu komponen itu lebih
relevan daripada yang lain walaupun reliabilitasnya tidak begitu tinggi. Dengan demikian,
tidak mungkin terjadi bahwa suatu komponen itu dikatakan sangat tidak reliable tetapi
relevan. Informasi yang tingkat kesalahannya sangat tinggi tidak dapat dikatakan
relevan.
Sikap manajemen terhadap penerapan suatu standar akuntansi
berhubungan dengan kepentingannya terhadap pengungkapan informasi akuntansi yang
menggambarkan kinerja finansial dalam bentuk pelaporan keuangan. Teori kegunaan-
keputusan informasi akuntansi tercermin dalam bentuk kaidah- kaidah yang harus dipenuhi
oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat dalamm rangka
pengambilan keputusan ekonomi. SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of
Accounting Information menggambarkan hirarki dari kualitas informasi akuntansi dalam
bentuk kualitas primer dan kualitas sekunder.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan berguna dalam meyakinkan bahwa
informasi keuangan adalah bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi (FASB
1980). Diperlukan atribut atau kualitas bahwa informasi keuangan seharusnya memiliki
karakteristik kualitatif utama yaitu relevan dan reliabel. Materialitas terkait dalam kualitas
relevan. Karakteristik kedua mencakup komparabilitas, konsistensi dan ketepat-waktuan.
Kualitas primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability). Kandungan kualitas
primer kegunaan- keputusan informasi akuntansi meliputi komponen-komponen
kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan (timeliness), nilai umpan balik (feed-
back value) dan nilai prediktif (predictive-value). Dan komponen-komponen kandungan
reliabilitas, yaitu penggambaran yang senyatanya (representational faithfullness),
netralitas (neutrality) dan dapat diperiksa (verifiability). Selain itu juga terdapat kualitas
sekunder, sebagai penghubung antara kualitas primer, yaitu komparabilitas (comparability)
dan taat asas (consistency).
Pernyataan FASB memandang pengungkapan informasi dalam pelaporan keuangan
itu adalah untuk menggambarkan pengakuan komponen-komponen dan menyajikan
pengukurannya. Tujuan pengungkapan laporan keuangan adalah untuk menyajikan
informasi yang membantu investor dan kreditur dalam memperhitungkan resiko dan potensi
serta mengijinkannya untuk membandingkan dalam maupun antar periode tahun. Selain itu
adalah untuk menyajikan informasi mendatang mengenai arus kas masuk dan arus kas
keluar dan membantu investor memperhitungkan tingkat kembalian atas investasinya.
Dalam SFAC No. 1, peranan pelaporan keuangan dipandang sebagai pembantu
investor, kreditur dan pemakai lain dalam menelaah kualitas informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan bisnis, pertanggung-jawaban manajerial dan adanya sifat ketidak-
pastian dari arus kas bersih perusahaan. FASB menyatakan bahwa relevan dan reliabilitas
adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi itu berguna dalam
pengambilan keputusan. Relevan diklasifikasikan sebagai kapasitas dari informasi untuk
membuat suatu perbedaan dalam pembuatan keputusan pemakai. Reliabilitas
didefinisikan sebagai kualitas pemberian jaminan bahwa informasi secara rasional bebas
dari kesalahan dan bias dan mewakili apa yang akan digambarkan.
SFAC No. 3 (Elements of Financial Statements of Business Enterprises )
Mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan yang akan diamandemen oleh SFAC No.
6. Statement No. 3 ini menyebutkan tiga pandangan akuntansi keuangan (revenue-expense,
asset-liability, dan nonarticulated) yang dibicarakan lebih lanjut dalam diskusi memorandum.
Statement ini tidak menyebutkan secara spesifik tipe konsep capital maintenance yang
digunakan maupun masalah pengakuan (realization) dan pengukuran yang disajikan dalam
laporan keuangan.
SFAC No. 3 juga mengganti istilah earning menjadi income untuk mengindikasikan
comprehensive atau perubahan total dalam net asset yang terjadi selama periode sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan.
SFAC No.4 (Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations)
Lebih menekankan pada pelaporan keuangan entitas non bisnis yang memiliki
karakter sebagai berikut:
1. Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyumbang yang tidak
menginginkan imbalan atau proporsi ekonomi atas sumbangan yang diberikan.
2. Tujuan utama operasinya bukan untuk menyediakan barang dan jasa demi mendapatkan
profit.
3. Tidak ada hak kepemilikan yang dapat dijual, dipindahkan, atau menerima distribusi
sisa jika terjadi likuidasi.
SFAC No. 4 juga menyatakan bahwa entitas non bisnis tidak memiliki indicator
tunggal atas kinerja entitas seperti pengukuran income pada sector profit oriented.
SFAC No. 5 (Recognition and Measurement in Financial Statement of Business
Enterprises).
SFAC No. 5, “ Recognition and Measurement in Financial Statement by Business
Enterprises “, dimaksudkan untuk mengatasi masalah masalah yang berkaitan dengan
pengakuan dan pengukuran. Dalam kaitannya dengan pengakuan, SFAC No. 5, menyebutkan
bahwa kriteria pengakuan pada umumnya konsisten dengan praktik akuntansi berjalan dan
tidak ada perubahan radikal. Ditambahkan, pengungkapan dengan menggunakan media
pelaporan yang lain diluar pelaporan keuangan bukan merupakan suatu pengakuan.
Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengikuti
elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sebagai berikut:
a. Definisi : pos akan diakuai apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
b. Keterukuran : pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan cukup andal.
c. Relevan : informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam pengambilan
keputusan.
d. Keandalan : informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar, dapat diuji
kebenarannya dengan netral.
Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB melalui discussion
memorandum, mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk
menentukan nilai aset dan utang, yaitu :
a. Cost historis ( Historical cost ), yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset sampai siap untuk digunakan.
b. Cost pengganti terkini ( Current replacement ), yaitu jumalh kas atau setaranya yang harus
dibayar jika aset yang sejenis/sama diperoleh pada saat sekarang.
c. Nilai pasar terkini ( Current market value ), yaitu jumlah kas atau setaranya yang diperoleh
dengan menjual aset kegiatan penjualan normal.
d. Nilai bersih yang dapat direalisasi ( Net realisable value ), yaitu jumlah kas atau setaranya
(tanpa pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah dikurangi
dengan biaya langsung (biaya produksi dan penjualan).
e. Nilai sekarang aliran kas mendatang ( Present value of future cast flow), yaitu nilai
sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa
yang akan datang.
Ruang lingkup statement ini meliputi format dalam menyajikan laporan keuangan.
SFAC menyatakan bahwa disclosure (pengungkapan) yang disajikan terpisah dari laporan
keuangan akan sama efektifnya bila ia disajikan bersamaan dengan laporan keuangan. Selain
itu, statement ini juga menyinggung mengenai earning dan comprehensive income. Salah satu
perhatian khusus SFAC adalah format dan penyajian perubahan ekuitas pemilik yang tidak
berasal dari transaksi dengan pemilik. Earning akan menggantikan dan berbeda dari
comprehensive income dengan mengeluarkan efek kumulatif dalam perubahan prinsip
akuntansi pada periode sebelumnya.
SFAC ini juga mengatur mengenai kriteria pengakuan dimana untuk mengakui atau
mencatat revenue dan gain, asset yang diterima harus realized or realizable atau revenue
tersebut sudah dihasilkan (earned). Sedangkan untuk mengakui biaya dan rugi, asset yang
digunakan harus telah digunakan atau asset tersebut tidak memiliki manfaat lagi di masa
mendatang. Metode pengakuan biaya termasuk matching revenue, write- off selama periode
saat kas dihabiskan atau kewajiban terjadi untuk item biaya dalam jangka waktu yang sangat
pendek, atau prosedur sistematik rasional yang lain.
6. SFAC No. 6 (Elements of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts
Statement No.3 Also Incorporating an Amendment of FASB Concepts Statement No. 2).
SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business Enterprises “, dijelaskan
bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan, yaitu :
a) Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang
diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa
masa lalu.
b) Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau
menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
c) Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
d) Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan
yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk
memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
e) Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh
perusahaan kepada pemilik.
f) Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu
entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari
sumber yang bukan berasal dari pemilik.
g) Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang
suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman
atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan
kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
h) Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
i) Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi
entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh
pemilik.
j) Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi
entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada
pemilik.
3. Reaksi dan kritik serta manfaatnya
C. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
D. Kerangka Dasar Akuntansi Indonesia