ker sianida

11
1 BAB I PENDAHULUAN Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat perang dunia pertama. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu  beberapa menit. 1  Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak  berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih. 2,3  Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang. Sianida  juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN). 1,3  Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri  pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian. Penatalaksaan dari korban keracunan ini harus cepat, karena prognosis dari terapi yang diberikan juga sangat tergantung dari lamanya kontak dengan zat toksik tersebut. 2  

Upload: andre-keren

Post on 04-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 1/11

1

BAB I

PENDAHULUAN

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak

ribuan tahun yang lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat perang dunia pertama. Efek

dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu

 beberapa menit.1  Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan

dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak

 berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah

terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen

sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah

sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.2,3 Sianida

dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita

makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang. Sianida

 juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu,

kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk

sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti

natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North

American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN).1,3 

Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri

 pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban

tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian.

Penatalaksaan dari korban keracunan ini harus cepat, karena prognosis dari terapi yang

diberikan juga sangat tergantung dari lamanya kontak dengan zat toksik tersebut.2 

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 2/11

2

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 SEJARAH DAN PENGGUNAAN SIANIDA

Walaupun beberapa substansi yang mengandung sianida telah digunakan sebagai

racun sejak berabad-abad yang lalu, sianida yang sesungguhnya belum dikenal sampai tahun

1782. Pada saat itu sianida berhasil diidentifikasi oleh ahli kimia yang berasal dari Swedia,

Scheele, yang kemudian meninggal akibat keracunan sianida di dalam laboratoriumnya.1 

II.1.1 Penggunaan Militer

Pada zaman kejayaan kerajaan Romawi, sianida digunakan sebagai senjata. Sianida

sebagai komponen yang sangat mematikan digunakan untuk meracuni angota keluarga

kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Tidak itu saja,

 Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet pasukannya Selama

 perang dunia pertama, Perancis menggunakan asam hidrosianik yang berbentuk gas. Tetapi

racun sianida yang berbentuk gas ini mempunyai efek yang kurang mematikan dibandingkan

dengan bentuk cairnya.1 Sementara itu, pihak Jerman sendiri pada waktu itu telah melengkapi

 pasukannya dengan masker yang dapat menyaring gas tersebut. Karena kurang efektifnya

 penggunaan gas ini, maka pada tahun 1916 Perancis mencoba jenis sianida gas lainnya yang

mempunyai berat molekul yang lebih berat dari udara, lebih mudah terdispersi dan

mempunyai efek kumulatif. Zat yang digunakan adalah Cyanogen chlorida, yang dibentuk

dari potassium sianida. Racun jenis ini sudah cukup efektif pada konsentrasi yang rendah

karena sudah bisa mengiritasi mata dan paru. Pada konsentrasi yang tinggi dapat

mengakibatkan paralysis hebat pada sistem pernafasan dan sistem saraf pusat.1 Dilain pihak,

Austria ketika itu juga mengeluarkan gas beracun yang berasal dari potassium sianida dan

 bromin. Zat ini kemudian disebut sianogen bromida yang mempunyai efek iritasi yang sangat

kuat pada konjungtiva mata dan pada mukosa saluran pernafasan. Selama perang dunia ke II,

 Nazi Jerman menggunakan asam hidrosianik yang disebut mereka Zyklon B untuk

menghabisi ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.1,4 

II.1.2 Penggunan Non Militer

Sianida lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekonomi daripada kepentingan

militer. Kebanyakn hampir tiap hari kontak dengan sianida. Ratusan bahkan ribuan ton

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 3/11

3

sianida dibentuk oleh dunia ini tiap harinya. Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia,

 pembuatan plastik, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan racun tikus.

Sementara itu, keracunan sianida paling banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan

kacang. Singkong pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan

utama dan dianggap sebagai biang kerok tingginya tropical ataxic neuropathy di negara ini.1,5 

Pada saat ini, sianida digunakan oleh pemerintah, perusahaan maupun perorangan untuk

 bermacam keperluan.

II.2 ASAL PAPARAN

II.2.1 Inhalasi

Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan nitrogen seperti

 plastik akan melepaskan sianida. Rokok juga mengandung sianida, pada perokok pasif dapat

ditemukan sekitar 0.06μg/mL sianida dalam darahnya, sementara pada perokok aktif

ditemukan sekitar 0.17 μg/mL sianida dalam darahnya. Hidrogen sianida sangat mudah

diabsorbsi oleh paru, gejala keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit.

Ambang batas minimal hydrogen sianida di udara adalah 2-10 ppm, tetapi angka ini belum

dapat memastikan konsentrasi sianida yang berbahaya bagi orang disekitarnya. Selain itu,

gangguan dari saraf-saraf sensoris pernafasan juga sangat terganggu. Berat jenis hidrogen

sianida lebih ringan dari udara sehingga lebih cepat terbang ke angkasa.1,3 Anak-anak yang

terpapar hidrogen sianida dengan tingkat yang sama pada orang dewasa akan terpapar

hidrogen sianida yang jauh lebih tinggi.1,3 

II.2.2 Mata

Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit. Muncul

segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit. Kebanyakan kasus disebabkan

kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan

luka bakar.3 

II.2.3 Saluran pencernaan

Tertelan dari hidrogen sianida sangat fatal. Karena sianida sangat mudah masuk ke

dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau merangsang korban untuk muntah,

karena sianida sangat cepat berdifusi dengan jaringan dalam saluran pencernaan.3 

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 4/11

4

II.3 PROSES BIOKIMIA

Walaupun sianida dapat mengikat dan menginaktifkan beberapa enzim, tetapi yang

mengakibatkan timbulnya kematian atau timbulnya histotoxic anoxia  adalah karena sianida

mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan

terhentinya metabolisme sel secara aerobik. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa

menit akan mengganggu transmisi neuronal. Sianida dapat di buang melalui beberapa proses

tertentu sebelum sianida berhasil masuk kedalam sel. Proses yang paling berperan disini

adalah pembentukan dari cyanomethemoglobin (CNMetHb), sebagai hasil dari reaksi antara

ion sianida (CN – ) dan MetHb.1,5

Selain itu juga, sianida dapat dibuang dengan adanya:1 

·Ikatan dengan endothelial-derived relaxing factor (EDRF) dalam hal ini adalah asam nitirit.

·Bahan-bahan metal seperti emas, molibdenum atau komponen organik seperti

hidrokobalamin sangat efektif mengeliminasi sianida dari dalam sel.

·Terakhir kali, albumin dapat merangsang kerja enzim dan menggunakan sulfur untuk

mengikat sianida.

Sianida dapat dengan mudah menembus dinding sel. Oleh karena itu pihak militer

sering menggunakan racun sianida walaupun secara inhalasi, memakan atau menelan garam

sianida atau senyawa sianogenik lainnya. Karena sianida ini sebenarnya telah ada di alamwalaupun dalam dosis yang rendah, maka tidak heran jika kebanyakan hewan mempunyai

 jalur biokimia intrinsik tersendiri untuk mendetoksifikasi ion sianida ini. Jalur terpenting dari

 pengeluaran sianida ini adalah dari pembentukan tiosianat (SCN-) yang diekresikan melalui

urin. Tiosianat ini dibentuk secara langsung sebagai hasil katalisis dari enzim rhodanese dan

secara indirek sebagai reaksi spontan antara sianida dan sulfur persulfida. 1,6 

II.4 FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

Seseorang dapat terkontaminasi melalui makanan, rokok dan sumber lainnya. Makan

dan minum dari makanan yang mengandung sianida dapat mengganggu kesehatan. Setelah

terpapar, sianida langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika sianida yang masuk ke

dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida akan diubah menjadi tiosianat

yang lebih aman dan diekskresikan melalui urin. Selain itu, sianida akan berikatan dengan

vitamin B12. Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar,

tubuh tidak akan mampu untuk mengubah sianida menjadi tiosianat maupun mengikatnya

dengan vitamin B12.1,3 Jumlah distribusi dari sianida berubah-ubah sesuai dengan kadar zat

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 5/11

5

kimia lainnya di dalam darah. Pada percobaan terhadap gas HCN pada tikus didapatkan kadar

sianida tertinggi adalah pada paru yang diikuti oleh hati kemudian otak. Sebaliknya, bila

sianida masuk melalui sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalah di hati. Sianida juga

mengakibatkan banyak efek pada sistem kardiovaskuler, termasuk peningkatan resistensi

vaskuler dan tekanan darah di dalam otak. Penelitian pada tikus membuktikan bahwa garam

sianida dapat mengakibatkan kematian atau juga penyembuhan total. Selain itu, pada sianida

dalam bentuk inhalasi baru menimbulkan efek dalam jangka waktu delapan hari. Bila timbul

squele sebagai akibat keracunan sianida maka akan mengakibatkan perubahan pada otak dan

hipoksia otak dan kematian dapat timbul dalam jangka waktu satu tahun.1

II.5 TOKSISITAS

Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam.

Dosis letal dari sianida adalah:1 

· Asam hidrosianik sekitar 2,500 –5,000 mg•min/m3

· Sianogen klorida sekitar 11,000 mg•min/m3.

· Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg,

· Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg.

II.6 GEJALA KLINIS

Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara

 progresif.

Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari:1 

· Dosis sianida

· Banyaknya paparan

· Jenis paparan

· Tipe komponen dari sianida

Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah,

 penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem

metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan

kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat

 berbahaya apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik

tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan

kesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 6/11

6

akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan

kematian.1,7  Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit

kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.

Tanda awal dari keracunan sianida adalah:1,7 

· Hiperpnea sementara,

· Nyeri kepala,

· Dispnea

· Kecemasan

· Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah

· Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat

muncul.

Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi

 pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas

sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida

sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar

sianida.1,7 Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari

oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan

funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena

akan mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selalu

ada.1

II.7 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan tekanan partial

oksigen (PO2) dengan adanya asidosis laktat. Pemeriksaan darah dan urin sangat penting pada mereka yang sering terpapar agen ini. Selain itu juga, pemeriksaan ini akan menentukan

 pemberian jenis terapi. Konsentrasi sianida dalam darah sangat berhubungan dengan gejala

klinis yang akan ditimbulkannya.1  Karena sel darah merah banyak mengandung sianida di

dalam darahnya, maka pemeriksaan seluruh komposisi darah sangat diperlukan. Hal ini

cukup sulit dilakukan karena waktu paruh sianida yang pendek sehingga kandungan sianida

dalam darah dengan cepat dapat berkurang. Oleh sebab itu, faktor waktu dan kondisi tempat

 penyimpanan sangat penting dalam menentukan hasil pemeriksaan.1,5 

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 7/11

7

II.8 PENGKLASIFIKASIAN

Pengklasifikasian ini berdasarkan kemungkinan seseorang tersebut dapat terpapar:1,8 

· Diduga : bila seseorang tersebut sangat berpotensi mengalami kontak dengan bahan-bahan

kimia tertentu, tetapi tidak terdapat sumber atau paparan kimia yang nyata.

· Mungkin : secara klinis sangat tinggi kemungkinannya untuk terkena zat kimia (berdasar

 pada riwayat lama dan lokasi aktifitas orang tersebut).

· Dipastikan : Bila ada riwayat terpapar dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium

menunjukkan hasil yang positif atau melebihi nilai normal.

II.9 TERAPI

Prinsip pertama dari terapi ini adalah mengeliminasi sumber-sumber yang terus-

menerus mengeluarkan racun sianida. Pertolongan terhadap korban keracunan sianida sangat

tergantung dari tingkat dan jumlah paparan dengan lamanya waktu paparan.1,8 

· Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di dalam ruangan

maka segera keluar dari ruangan.

· Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam ruangan. Tutup

 pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas maupun pemanas ruangan sampai

 bantuan datang.

· Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah terkontaminasi oleh sianida.

Letakkan pakaian itu di dalam kantong plastik, ikat dengan kuat dan rapat. Jauhkan ke tempat

aman yang jauh dari manusia, terutama anak-anak.

· Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan air yang banyak.

Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.

Tindakan pertama adalah segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai

 pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. Berikan antidotum seperti sodiumnitrite dan sodium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang lebih serius. Bila korban dalam

keadaan tidak sadar maka harus segera ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat

dapat berakibat kematian.3  Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan

sianida masih sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan meningkatkan

efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik dapat diterapi

dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan bila pendertia gelisah dapat

diberikan obat-obat antikonvulsan seperti diazepam. Perbaikan perfusi jaringan dan

oksigenisasi adalah tujuan utama dari terapi ini. Selain itu juga, perfusi jaringan dan tingkat

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 8/11

8

oksigenisasi sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. Obat

vasopressor seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak memberi respon setelah

diberikan terapi cairan. Berikan obat anti aritmia bila terjadi gangguan pada detak jantung.

Setelah itu berikan sodium bikarbonat untuk mengoreksi asidosis yang timbul.1,8

Cara kerja obat-obatan diatas adalah dengan menghambat pembentukan ikatan sianida

 pada sitokrom oksidase dengan bantuan methemoglobin. Methemoglobin akan mengikat

sianida dan membuangnya dari dalam sel maupun cairan ekstra seluler. Salah satu

keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasar dari eksperimen menggunakan

hewan. Karena itu cukup sulit untuk menilai keberhasilannya pada manusia. Selain itu juga,

 penelitian ini tidak dibuat bila sedang berada dalam situasi yang besifat emergensi.1 

Kesulitan dalam melakukan penelitian mengenai penggunaan antidotum ini disebabkan

karena:1 

· kecilnya jumlah korban keracunan

· fakta bahwa kebanyakan koban keracunan harus mendapatkan terapi segera

· Sulitnya untuk mendapatkan hasil analisis darah dan konsentrasi sianida dalam jaringan

· terbatasnya penelitian yang membandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh hewan.

II.10 PENATALAKSANAAN DI LOKASI BENCANA

Pada Zona Kontaminasi (Hot Zone)

Para penolong harus memakai pelindung karena hidrogen sianida adalah zat

 berbahaya yang sangat mudah masuk ke dalam. Selain itu juga, tim penyelamat pada kejadian

dengan korban keracunan yang banyak harus sudah terlatih membawa peralatan yang

memadai.

Peralatan itu antara lain; Pelindung pernafasan: tekanan positif, dan membawa

oksigen sendiri pada lokasi dengan tingkat hidrogen sianida yang tidak dapat diperkirakan.

Pelindung kulit: Pakaian yang anti zat kimia yang melindungi kontak langsung hidrogen

sianida dengan kulit. Pada korban yang keracunan sianida, segera cek pernafasan dan

nadinya. Segera bawa korban ke tempat yang bebas racun sianida.1,3,4 

Pada Zona Dekontaminasi Periksa respirasi dan nadi ulang. Bila ternyata pernafasan

sangat rendah atau tidak ada, berikan nafas buatan. Segera berikan oksigen 100% dan

antidotum spesifik bila perlu. Selain itu, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan

siram kulit dan air dengan air selama 2-3 menit, setelah itu cuci dengan sabun. Irigasi dan

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 9/11

9

siram mata yang teriritasi dengan air bersih selama lima menit. Tetap lakukan irigasi pada

mata walaupun sedang dilakukan tindakan lain. Pada kasus yang tertelan, jangan menyuruh

atau membuat korban muntah. Jika korban tidak sadar, berikan zat karbon misalnya arang

sebanyak 60-90 gram. Jika korban dalam keadaan sadar maak dapat diberikan antidotum

dengan segera. Setelah selesai dilakukan proses dekontaminasi racun maka segera pindahkan

ke zona pendukung.1,4,5 

Pada Zona Pendukung Periksa kembali respirasi dan nadi korban. Selain itu nilai juga

tingkat kesadaran korban. Segera nilai apakah antidotum yang diberikan berhasil

menghilangkan gejala-gejala yang timbul akibat keracunan. Tetap teruskan melakukan irigasi

 pada kulit dan mata.1,3 

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 10/11

10

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

· Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Hidrogen sianida adalah cairan tidak

 berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah

terbakar .

· Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam,

 bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa

 produk sintetik

· Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri

 pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban

tidak sadar

· Korban dapat terpapar sianida secara inhalasi, kontak langsung melalui kulit dan mata dan

dengan menelan atau tertelan sianida.

· Jumlah distribusi dari sianida berubah-ubah sesuai dengan kadar zat kimia lainnya di dalam

darah

· Konsentrasi sianida dalam darah sangat berhubungan dengan gejala klinis yang akan

ditimbulkannya.

8/13/2019 Ker Sianida

http://slidepdf.com/reader/full/ker-sianida 11/11

11

DAFTAR PUSTAKA

1.  Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army

Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground,

Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf.

Access on: Nov 29, 2006.

2.  Anonymus. Hydrogen Cyanide (HCN).UN. available from :

www.atsdr.cdc.gov/mhmi/mmg8.pdf. Access on: November 29, 2006

3.  Centers for Disease Control and Prevention. The Facts About Cyanides. New York

State Department Of Health. New York. 2004. Available from:

www.health.state.ny.us/nysdoh/bt/chemical_terrorism/docs/cyanide_general.pdf.

Access on: November 29, 2006

4.  Anonymus. Fact About Cyanide.C. Departement Of Health and Human Service.

Center for Disease Control and Prevention. 2003. Available from:

www.bt.cdc.gov/agent/cyanide/basics/pdf/cyanide-facts.pdf. Access on: November

29, 2006

5.  Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Cyanide. Division of Toxicology

and Environmental Medicine. Atlanta. 2006. Available from:

www.atsdr.cdc.gov/tfacts8.pdf. Access on: November 29, 2006.

6.  Alcorta R, Facep MD, Smoke Inhalation & Hydrogen Cyanide Poisoning. Jems

Communication. EMD Pharmaceuticals. Elsevier. 2004. Available from:

www.jems.com/data/pdf/smoke-poisoning.pdf. Access on: November 29, 2006

7.  Anonymus. Cyanide 2. Relevance To Public Health. Page 13-23. Available from:

www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp8-c2.pdf. Access on: November 29, 2006

8.  Anonymus. Cyanide. Departement Of Health and Human Service. Center for Disease

Control and Prevention. 2005. Available from:

www.bt.cdc.gov/agent/cyanide/basics/pdf/cyanidecasedef.pdf. Access on: November

29, 2006