keperawatan manajemen “interpersonal skill dan technical skill”

10
KEPERAWATAN MANAJEMEN “INTERPERSONAL SKILL DAN TECHNICAL SKILL” DISUSUN OLEH : 1.CAROKO BINTANG 2.DELLA K. 3.REVY SISKA 4.RUDI EKO S. 5.RISKA LESTARI 6.SUWASTIKA H. 7.YOGI UTOMO 8.YULI ANGGARWATI AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB NGAWI TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Upload: lindan-naga

Post on 11-Sep-2015

302 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Selamat Bertugas Kawan!!!

TRANSCRIPT

KEPERAWATAN MANAJEMENINTERPERSONAL SKILL DAN TECHNICAL SKILL

DISUSUN OLEH:1.CAROKO BINTANG2.DELLA K.3.REVY SISKA4.RUDI EKO S.

5.RISKA LESTARI6.SUWASTIKA H.7.YOGI UTOMO 8.YULI ANGGARWATI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB NGAWITAHUN AJARAN 2014 / 2015

INTERPERSONAL SKILL DAN TECHNICAL SKILL

A. INTERPERSONAL SKILL1. PENGERTIAN Interpersonal Skill (keterampilan interpersonal) merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. Pakar lain mengatakan bahwa interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.Contoh: Seorang staff medis berperan sebagai komunikator, melakukan pendekatan secara terapeutik kepada pasien kanker guna meningkatkan kepercayaan pasien terhadap staff medis, khususnya perawat. Ini berfungsi sebagai penghubung pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosial dari pasienAdapun beberapa interpersonal skill ( keterampilan interpersonal ) antara lain :1. Keterampilan listening (mendengarkan) : Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah bagian menerima pesan, salah satunya ialah mendengarkan. Mendengarkan bukan secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga) , tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ini ada empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan. Untuk memahami dan memperoleh informasi : Orang yang menguasai informasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai sumber daya. Memahami perintah, memahami pesan, memahami kebutuhan orang lain, menggali lebih banyak informasi dibutuhkan sebagai modal agar dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk dapat berhasil dalam setiap pekerjaan. Analisis terhadap kualitas Informasi : Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi dibutuhkan agar dapat bertindak tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil. Membangun dan memelihara hubungan : Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan atau setidaknya tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik Menolong orang lain : Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhinya dapat menolong orang lain. Pada saat seseoramg mau mendengarkan dan memberikan perhatian yang tulus serta serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar masalah kita telah dapat ditolong atau minimal dapat memberikan pola atau prespektif yang baru tentang kita dapat menghadapi masalah yang kita hadapi.2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik) : Umpan Balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang lain.3.Keterampilan persuading (membujuk) : Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang.4. Keterampilan resolving conflicts : kemampuan untuk mengatasi konflik dengan orang lain.2. Cara Melatih Interpersonal Skill 1. Menekan ego pribadi : Perbedaan antara individu akan selalu ada, entah itu perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan atau kepentingan. Dengan menekan ego pribadi, maka dapat belajar untuk mencoba memahami orang lain. Setiap orang mempunyai keunikan masing-masing dan harus bisa menerima fakta yang ada.2. Knowledge : Ketika Anda berusaha untuk mendekati orang lain, Anda dapat memanfaatkan knowledge yang Anda miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki orang tersebut3. Listening : karena pada dasarnya orang ingin diperhatikan. Mendengar dengan baik dan tulus memungkinkan untuk merespon dengan tepat. Respon yang tepat memunculkan pembicaraan dan diskusi yang hidup.4. Memperbanyak bertemu dengan orang-orang baru : Karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan suatu proses dan waktu yang panjang sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak menjalin hubungan dengan orang lain, maka interpersonal skill akan semakin terasah dan terlatih dalam diri seseorang tersebut.

3. Contoh Kasus:Perawat Ranti, S.Kp adalah lulusan fakultas ilmu keperawatan yang bertugas di ruang ICU rumah sakit tipe B. dalam menjalankan tugasnya, Ranti sangat berdisiplin dan teliti terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pasien. Oleh karena itulah, Ranti sangat dipercaya oleh dokter jaga yang bernama dr.Alex.Bila Ranti bertugas dengan waktu yang bersamaan dengan dr.Alex, Ranti sering mendapat pesan bahwa dr.Alex tidak dapat hadir dan diberi petunjuk atau protocol bila terjadi perubahan pada kondisi pasiennya dan Ranti diwajibkan melapor melalui telepon atau ponselnya.Dalam hal ini, sebenarnya Ranti dan dr.Alex mempunyai tanggung jwab yang berbeda baik dalam menjalankan tugas maupun tanggung jawab terhadap pasien. Walaupun Ranti dapat menjalankan tugasnya dengan baik, akan tetapi terjadi konflik dalam nilai-nilai pribadinya, apakah ia perlu menjelaskan pada dr.Alex bahwa tanggung jawab tugas mereka berbeda, dan tidak dapat dilimpahkan begitu saja padanya tanpa alas an yang dapat dipertanggung jawabkan atau apakah ia perlu melaporkan kepada pihak rumah sakit bahwa dr.Alex sering tidak hadir untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter jaga.Hal ini perlu dipertimbangkan dengan matang agar hubungan kerja perawat dan dokter tersebut dapat tetap terjalin dengan baik dan dapat berperan sesuai dengan profesinya masing-masing.

Analisa Masalah: Seorang dokter yang seharusnya bertanggungjawab terhadap profesinya akan tetapi ia melimpahkan semua tugasnya kepada perawat tanpa adanya alasan yang jelas.Penyelesaian Masalah: Sebagai tenaga kesehatan harus bekerja secara professional sekaligus taat terhadap ketentuan perundang undangan yang berlaku. Menciptakan komunikasi dua arah antara perawat dan dokter, tanggung jawab tugas dipertegas , ada pertanggungjawaban dari masing-masing tugas sebagai hasil dari tanggung jawab tugas. Seharusnya dokter mampu memberikan contoh yang baik kepada perawat.

B. TECHNICAL SKILL1. PENGERTIANTechnical Skill adalah kemampuan manager menggunakan pengetahuan, metode, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi. Peningkatan ketrampilan seorang manajer harus disesuaikan dengan pengalaman, pendidikan, dan pelatihan yang pernah mereka ikuti. Misalnya, seorang manajer Puskesmas atau RS perlu memiliki pengetahuan teknis tentang tugas-tugas staff yang dipimpinnya meskipun ia sendiri tidak harus terampil melaksanakan tugas tersebut.Contoh : Seorang kepala ruang di Rumah Sakit mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di rumah rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.

2. Cara Melatih Technical Skill1. Mengukuti pelatihan-pelatihan keperawatan misalnya, seminar manajemen keperawatan.2. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi misalnya, S1 Keperawatan.3. Mengembangkan model praktik keperawatan profesional.4. Mengevaluasi metode yang digunakan dalam penerapannya pada praktik keperawatan. Misalnya, metode pemberian asuhan keperawatan.

3. Contoh Kasus:Ny.A dirawat sudah 3 hari di RSE dengan BPH dan hari ini tanggal 6 februari 2011 pkl 11:00 WIB dilaksanakan operasi. Operasi selesai pukul 13:00 WIB. Perawat di Instruksikan oleh dokter untuk mengganti kateter Ny.A minimal 1x dalam 3 hari. Perawat A dinstruksikan oleh CI untuk mengganti kateter Ny.A pada tanggal 9 Februari. Pada tanggal 9-11 februari 2011 CI mengikuti rapat di Diklat RSE. Pada tanggal 9 Februari tersebut Perawat A memasang kateter kepada Ny.A. Selang beberapa waktu keluarga pasien komplain kepada perawat A karena tempat tidur pasien basah karena urin dan bukannya masuk kedalam urin bag. Setelah dicek ternyata Perawat .A salah memasukan kateter, tidak masuk melalui uretra melainkan melalui vagina.

Analisa Masalah: Kesalahan Perawat .A dalam tehnik pemasangan kateter.Penyelesaian Masalah: Seharusnya perawat lebih teliti dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan. Seharusnya perawat menambah keterampilan tehnik dalam melakukan tindakan agar tidak merugikan pasien. Seharusnya perawat lebih aktif dalam mengikuti pelatihan keperawatan, misalnya seminar dan workshop.