materi interpersonal skill

25
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau definisi kepribadian. Gordon W. Allport menemukan 49 definisi kepribadian, kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap menjadi 50 definisi. Tidak hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi kepribadian menimbulkan kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu ilmu pengetahuan tentang psikologi kepribadian. Di pihak lain, sebagian besar ahli psikologis justru berpendapat bahwa ketidakseragaman pengertian kepribadian merupakan dorongan kuat untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai psikologi kepribadian. Kenyataan adanya keanekaragaman justru menunjukkan kekayaan jiwa manusia. Para ahli psikologi kepribadian berbeda pendapat mengenai bagian mana dari kepribadian itu yang paling hakiki atau terpenting. Pendapat tersebut hanya dapat dijelaskan sepenuhnya dengan menelaah terlebih dahulu filsafat antropologi yang mendasarinya. Dengan kata lain menelaah jawaban atas pertanyaan: “Apakah sesungguhnya manusia itu?”. Pandangan filsafat mengenai manusia akan mewarnai pendapat seseorang mengenai bagian yang dianggap hakiki dari kepribadian dan pada akhirnya menentukan pengertian tentang kepribadian. Hal ini menyebabkan pesatnya penilaian kepribadian melalui tes-

Upload: brian-ramdhan

Post on 18-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Interpersonal Skill

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Interpersonal skill

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali perbedaan pendapat para

ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau definisi kepribadian. Gordon W. Allport

menemukan 49 definisi kepribadian, kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga

lengkap menjadi 50 definisi. Tidak hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi

kepribadian menimbulkan kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu

ilmu pengetahuan tentang psikologi kepribadian. Di pihak lain, sebagian besar ahli psikologis

justru berpendapat bahwa ketidakseragaman pengertian kepribadian merupakan dorongan kuat

untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai psikologi kepribadian. Kenyataan adanya keanekaragaman justru menunjukkan

kekayaan jiwa manusia.

Para ahli psikologi kepribadian berbeda pendapat mengenai bagian mana dari kepribadian itu

yang paling hakiki atau terpenting. Pendapat tersebut hanya dapat dijelaskan sepenuhnya dengan

menelaah terlebih dahulu filsafat antropologi yang mendasarinya. Dengan kata lain menelaah

jawaban atas pertanyaan: “Apakah sesungguhnya manusia itu?”. Pandangan filsafat mengenai

manusia akan mewarnai pendapat seseorang mengenai bagian yang dianggap hakiki dari

kepribadian dan pada akhirnya menentukan pengertian tentang kepribadian.

Hal ini menyebabkan pesatnya penilaian kepribadian melalui tes-tes proyeksi, yaitu kenyataan

atau ekspresi kepribadian seseorang dipancing melalui gambar-gambar, baik disuruh

menggambar atau disuruh menafsirkan gambar-gambar maupun melalui ekspresi tulisan dan

karangan. Riwayat hidup seseorang dianalisis secara mendalam sejak lahir, bahkan sebelum lahir

untuk mendapatkan ciri kepribadiannya. Klien atau orang berkonsultasi psikologi disuruh

berbaring santai sambil menggunakan segala sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. Kalau

perlu diberi rangsangan dengan kata-kata tertentu. Ucapan klien dianalisis secara mendalam

untuk memahami dinamika kepribadiannya.

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan di bahas dalam

makalah ini adalah :

1. Bagaimanakah faktor biologis mempengaruhi perkembangan kepribadian?

Page 2: Materi Interpersonal skill

2. Bagaimanakah faktor sosial mempengaruhi perkembangan kepribadian ?

3. Bagaimanakah faktor kebudayaan mempengaruhi perkembangan kepribadian?

C. Tujuan Pembahasan 

Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui tentang pengaruh faktor biologis terhadap perkembangan kepribadian.

2. Untuk mengetahui tentang pengaruh faktor sosial terhadap perkembangan kepribadian

3. Untuk mengetahui tentang pengaruh faktor kebudayaan terhadap perkembangan kepribadian 

D. Metodologi

Dalam penyusunan makalah ini, pembahasannya menggunakan metode deskriptif yakni

pemaparan yang berkenaan dengan masalah yang diuraikan dan teknik libery riset (tinjauan

pustaka). 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan

Para ahli mengartikan perkembangan itu bermacam-macam, namun demikian pendapat para ahli

tersebut semuanya mengakui bahwa perkembangan itu adalah suatu perubahan; perubahan

kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanya melalui proses,

oleh karena itu dapatlah dikatakan secara garis besar para ahli sependapat bahwa perkembangan

itu adalah suatu proses. Proses ini, oleh para ahli juga berpendapat bermacam-macam. Tetapi

yang pada intinya berpangkal kepada pendirian masing-masing ahli. Pendapat atau konsepsi

yang bermacam-macam itu dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran asosiasi.

2. Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt dan Neo-Gestalt

3. Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme

Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam A.Supratika),

yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12

tahun, (5) tahap genetal: 12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah

baya dan usia senja (A. Supratika, Op Cit, hal. 56).

Page 3: Materi Interpersonal skill

B. Kepribadian 

1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia

sekitarnya. Pandangan filsafat Asia mengenai kepribadian, terkesan lebih mendekati pandangan

G.W. Leibniz. Agama Islam mengenal istilah fitrah sebagai potensi dasar kejiwaan manusia yang

mempunyai arti hampir sama dengan konsep dari G.W.Leibniz. Apakah Leibniz dipengaruhi

oleh pandangan Islam? Mungkin saja, karena pengaruh Islam pada abad pertengahan cukup

besar di kalangan intelektual Barat. Aktualisasi, realisasi dan perkembangan fitrah itu diwarnai

oleh pengaruh orang tua, pendidikan, masyarakat serta situasi dan kondisi lingkungan. Fitrah

manusia selain berkembang dengan sendirinya juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dari

lingkungannya, sehingga menjadi tidak bersih.

Dengan melaksanakan ajaran Islam, fitrah yang telah dikotori oleh lingkungan dapat menjadi

suci kembali. Pandangan Asia ini lebih menekankan segi etika dan rohaniah, sedangkan segi

fisik kurang mendapat perhatian. Dalam kepribadian selalu termuat pula elemen etis dan moral,

yakni suatu perasaan keharusan pada manusia untuk berlaku susila. Hal ini tidak terlepas dari

pandangan hidup yang terdapat di Asia, bahwa manusia merupakan sebagian dari kosmos atau

makhluk Tuhan, yang pada hakikatnya Tuhanlah yang akan menentukan sikap dan nasib

manusia.

Pada dasarnya istilah kepribadian digunakan untuk pengertian yang ditujukan pada individu atau

perorangan. Artinya, yang mempunyai kepribadian adalah individu. Kemudian istilah

kepribadian digunakan pula untuk kelompok individu atau masyarakat, selain dikenal adanya

kepribadian si Fulan, juga dikenal dengan adanya kepribadian Minangkabau, kepribadian Jawa,

kepribadian pegawai negeri, kepribadian Indonesia, dan sebagainya.

Kepribadian Indonesia disamakan pengertiannya dengan manusia Indonesia, ukuran satuan atau

unitnya dalam pengertian sifat, ciri, karakter, watak, jiwa, moral, semangat, kebiasaan, tingkah

laku, dan lain-lain.

Gordon W. Allport (1937) memberikan definisi kepribadian sebagai berikut :

Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system

that determine his unique adjustment to his environment. “Kepribadian ialah organisasi sistem

jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik

Page 4: Materi Interpersonal skill

terhadap lingkungannya”.

Kalau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:

a. Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebulatan keutuhan, organisasi atau sistem

yang mengikat dan mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi

tersebut dalam keadaan berproses, selalu mengalami perubahan dan perkembangan.

b. Organisasi itu terdiri atas sistem-sistem psychiphysical atau jiwa raga. Ini menunjukkan bahwa

kepribadian itu tidak hanya terdiri atas mental, rohani, jiwa atau hanya jasmani saja tetapi

organisasi itu mencakup semua kegiatan badan dan mental yang menyatu kedalam kesatuan

pribadi yang berbeda dalam individu.

c. Organisasi itu menentukan penyesuaian dirinya, artinya menunjukkan bahwa kepribadian

dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku

individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat. Kepribadian

adalah sesuatu yang terletak di belakang perbuatan khas yang berbeda dalam individu.

d. Penyesuaian diri dalam hubungan dengan lingkungan itu bersifat unik, khas, atau khusus,

yakni mempunyai ciri-ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamainya. Tiap penyesuaian

kepribadian tidak ada dua yang sama dan karena itu berbeda dengan penyesuaian kepribadian

yang lain, walaupun seandainya dua kepribadian anak kembar berasal dari satu telur. Tiap-tiap

penyesuaian terarah pada diri sendiri, lingkungan masyarakat, ataupun kebudayaan.

Dari definisi diatas diperoleh pengertian sebagai berikut:

a. Bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis, artinya suatu organisasi yang terdiri dari

sejumlah aspek/unsur yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia.

b. Aspek-aspek tersebut adalah mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat,

kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk-bentuk tubuh, ukuran, warna kulit dan sebagainya.

Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki seseorang.

c. Semua Aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk

tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentukan cara yang khas

dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti bahwa setiap

orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda dalam bertindak atau bereaksi

terhadap lingkungannya. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua

aktualisasi diri (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang yang merupakan bagian

yang khas atau ciri-ciri dari seseorang. Misalnya ada orang yang memiliki sifat pemarah tetapi

Page 5: Materi Interpersonal skill

jujur, tekun bekerja, suka menolong, rajin bekerja, senang berolahraga, suka berpakaian yang

sederhana dan sebagainya.

2. Temperamen dan Watak

Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya pemarah,

penyabar, periang, pemurung, introvern, ekstravert dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah

bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat

berubah.

Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur,

pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan sebagainya. Kepribadian mencakup

keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam temperamen dan

watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan,

sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang. Dengan demikian

kepribadian mengandung arti yang lebih luas dari temperamen dan watak, karena temperamen

dan watak adalah sebagian dari kepribadian.

3. Tipe-tipe Kepribadian

Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, oleh para ahli membuat

pembagian/penggolongan kepribadian manusia bermacam-macam tipe, seperti berikut:

a. Menurut Galenus, yaitu seorang dokter bangsa Romawi (129 – 199 M) membagi temperamen

manusia menjadi 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia

yaitu:

1) Cholericus : Empedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat

tubuhnya, penarik darah, sukar mengendalikan diri.

2) Sanguinicus: darah (sanguis) yang lebih besar pengaruhnya. Orang ini wajahnya selalu

berseri-seri, periang, dan berjiwa kekanak-kanakan

3) Flegmeticus: lendis (flegma) yang paling berpengaruh. Orang ini pembawaannya tenang,

pemalas, pesimis, dan wajahnya selalu pucat

4) Melancholicus: empedu hitam (melanchole) yang lebih berpengaruh. Orang-orang dengan tipe

ini selalu bersikap murung dan mudah menaruh syak (curiga).

b. Menurut Heymans bahwa memperoleh 7 macam tipe manusia yaitu:

1) Gapasioneerden (orang hebat): orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat.

2) Cholerici (orang garang): orang aktif dan emosional tetapi fungsi sekundernya lemah

Page 6: Materi Interpersonal skill

3) Sentimentil (orang perayu): orang yang tidak aktif, emosional dan fungsi sekundernya kuat.

4) Nerveuzen (orang penggugup): orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah tetapi

emosinya kuat.

5) Flegmaciti (orang tenang): orang yang tak aktif dan fungsi sekundernya kuat.

6) Sanguinici (orang kekanak-kanakan): orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi

sekundernya kuat.

7) Amorfrn (orang tak berbentuk): orang-orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi

sekundernya lemah.

c. Spranger mengatakan bahwa kuat lemahnya nilai-nilai dalam diri seseorang, tergantung pada

kepribadiannya

R. Spranger membagi watak/kepribadian manusia menjadi 6 tipe, yaitu:

1) Manusia teori Orang-orang ini berpendapat ilmu pengetahuan paling penting, berada di atas

segala-galanya.

2) Manusia Ekonomi, nilai yang paling penting bagi orang ini ialah uang (ekonomi)

3) Manusia sosial, bagi orang ini, nilai-nilai sosial paling mempengaruhi jiwanya.

4) Manusia politik, nilai yang terpenting bagi orang ini ialah politik

5) Manusia seni, jiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai kesenian

6) Manusia saleh Orang ini pecinta nilai-nilai agama.

4. Aspek-aspek Kepribadian

Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi yaitu:

a) Aspek kognitif (pengenalan) yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif,

kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan,

mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.

b) Aspek afektif yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau

emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen

motivasi lainnya disebut aspek konatif atau psi-motorik (kecenderungan atau niat tidak) yang

tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif.

c) Aspek motorik yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan

gerakan jasmaniah lainnya.

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian perkembangan dan kepribadian di atas, dapatlah

dikatakan bahwa perkembangan kepribadian itu adalah terjadinya perubahan organisasi sistem

Page 7: Materi Interpersonal skill

jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik

terhadap lingkungannya kearah lebih maju atau lebih dewasa 

Purwanto, Ngalim (2006). mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

kepribadian itu dibagi dalam 3 faktor yaitu :

- Faktor biologis

- Faktor sosial

- Faktor kebudayaan 

C. Faktor Biologis

Faktor biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut faktor

fisiologi. Dewasa ini ada kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar).. Ini menunjukkan dua

pendekatan dalam psikologi , sosial: ada yang menekankan faktor-faktor psikologis dan ada yang

menekankan faktor-faktor sosial; atau dengan istilah lain: faktor-faktor yang timbul dari dalam

diri individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu

(faktor environmental). Manakah di antara dua pendapat ini yang benar dengan menggunakan

istilah Edward E. Sampson (1976) antara perspektif yang berpusat pada personal (person-

centered perspective) dengan perspektif yang berpusat pada situasi (situation-centered

perspective). Seperti juga konsepsi tentang manusia, yang benar tampaknya interaksi di antara

keduanya. Karena itu, kita akan membahasnya satu per satu, dimulai dengan perspektif yang

berpusat pada personal.

Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan factor-faktor internal apakah, baik

berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem, kognitif yang menjelaskan perilaku manusia.

Secara garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

Faktor Biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang

lainnya. Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, kucing pun demikian. Ia memerlukan

lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, begitu pula monyet ia melarikan diri kalau melihat

musuh yang menakutkan. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan

berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan

perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan

biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini

sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama,

Page 8: Materi Interpersonal skill

kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran

sosiobiologi (Wilson, 1975).

Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia.

Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh rasa lapar, Selama 6 bulan, 32

subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan

kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa

konsentrasi. Pada akhir minggu ke-25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi.

Laki-laki lebih senang menempelkan gambar coklat dari pada gambar wanita cantik. Kekurangan

tidur juga telah dibuktikan rneningkatkan sifat mudah tersinggung dan tugas-tugas yang

kompleks atau memecahkan persoalan. Kebutuhan.akan rasa aman, menghindari rasa sakit, dapat

menghambat kebutuhan-kebutuhan lainnya. Walaupun demikian, Manusia bukan sekadar

makhluk biologis. Kalau sekadar makhluk bialogis, ia tidak berbeda dengan binatang yang lain.

Kura-kura Galapagos yang hidup sejak sekian ribu tahun yang lalu bertingkah laku yang sama

sekarang ini. Tetapi, perilaku orang Jawa di zaman Diponegoro.sudah jauh berbeda dengan

perilaku mereka di zaman Suharto. Menurut Marvin Harris, antropolog terkenal dari University

of Florida, agak sukar kita menjelaskan perubahan kultural ini pada sebab-sebab biologis

(Rensberger, Dialogue, 1/1984:38). Ini hanya dapat dijelaskan dengan melihat komponen-

komponen lain dari manusia, yakni faktor-faktor sosiopsikologis.

D. Faktor Sosial

Yang dimaksud dengan faktor sosial ialah masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar

individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Faktor-faktor Sosiopsikologis adalah

proses sosial dimana ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengarahi perilakunya, hal

ini dapat kita mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen yaitu komponen afektif, komponen

kognitif, dan kornponen konatif. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor

sosiopsikologis. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang

diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional, ymg berhubungan dengan

kebiasaan dan kemauan bertindak. 

Motif Sosiogenesis yaitu sering juga disebut motif sekufider sebagai lawan motif primer (motif

biologis), sebetulnya bukan motif anak bawang. Tetapi peranannya dalam membentuk perilaku

sosial sangat menentukan. Berbagai klasifikasi motif sosiogenesis disajikan berikut ini:.

Page 9: Materi Interpersonal skill

W . I. Thomas dan Florian Znaniecki menguraikan motif sosiogenesis adalah :

l. Keinginan memperoleh pengalaman baru;

2. Keinginan untuk mendapat respons;

3. Keinginan akan pengakuati;

4. Keinginan akan rasa amab:

David McCleiland mengemukakan bahwa motif sosiogenesis adalah:

l. Kebutuhan berprestasi (need for achieveinent)

2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for afflliation)

3. Kebutuhan berkuasa (need for power)

Abraham Maslow berpendapat bahwa motif sosiogenesis adalah:

1. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs);

2. Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs);

3. Kebutuhan akan Fengbortik(esteent needs)

4. Kebutuhan untuk pemenuban diri (Self actualization)

Melvin H. Marx berpendapat bahwa motif sosiogenesis adalah:

1. Kebutuhan organismis

-motif ingin tahu

- motif kompetensi

- motif prestasi

2. Motif-motif sosial

- motif kasih saying

- motif kekuasaan

- motif kebebasan

Secara singkat, motif-motif sosiogenesis dapat disebutkan sebagai berikut,

1). Motif ingin tahu, mengerti, menata dan menduga. Setiap orang berusaha mengerti

(memahami) arti dari dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan (frame of freference) untuk

mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesui.

2). Motif kompetensi, setiap orang ingin membuktikan bahwaia mampu mengatasi persoalan

apapun. Perasaan mampu amat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional.

3). Motif cinta Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan

Page 10: Materi Interpersonal skill

kepribadian. Orang ingin diterima di dalam kelompoknya sebagai anggota sukarela dan bukan

yang sukar rela.

4) Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari indentitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan

untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk

menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, tetapi

juga diperhitungkan. Karena itu, bersamaan dengan kebutuhan akan harga diri, orang mencari

identitas dirinya. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang patologis (penyakit):

impulsif, gelisah, mudah terpengaruh, dan sebagainya.

5) Kebutuhan akan nilai, dambaan dan makna kehidupan. Dalam menghadapi gejolak kehidupan,

manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau

memberikan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam motif ini ialah motifmotif

keagamaan. Bila manusia kehilangan nilai, tidak tahu apa tujuan hidup sebenarnya, ia tidak

memiliki kepastian untuk bertindak. Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan

pegangan.

6) Kebutuhan akan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga

ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita; ingin memenuhi potensi-potensi kita. Dengan

ucapan Maslow sendiri. What a man can be, he must Kebutuhan akan pemenuhan diri dilakukan

melalui berbagai bentuk: (1) mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi kita dengan

cara yang kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, sains, atau hal-hal yang mendorong

ungkapan diri yang kreatif; (2) memperkaya kualitas. kehidupan dengan memperluas rentangan

dan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan jalan darmawisata; (3) membentuk

hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di sekitar kita; (4) berusaha manusia ,

menjadi persona yang kita dambakan (Coleman, 1976:105).

Sikap

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak

didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis yang diperoleh

melalui proses belajar (Sherif dan Sherif, 1956:489): Ada pula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons (Allport, 1924). 

Dari berbagai definisi kita dapat menyimpulkan beberapa hal. Pertama, sikap adalah

kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi

atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan

Page 11: Materi Interpersonal skill

cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan

atau situasi, atau kelompok. Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri.

Sikap haruslah diikuti oleh kata terhadap, atau pada objek sikap. Bila ada orang yang berkata,

Sikap saya positif kita harus mempertanyakan.Sikap terhadap apa atau siapa?

Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekadar rekaman masa

lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan

apa yang disukai, diharap–kan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan,

apa yang harus dihindari (Sherif dan Sherif, 1956:489). Bila sikap saya positif terhadap ilmu,

saya akan setuju pada proyek-proyek pengembangan ilmu, berharap agar orang menghargai

ilmu, dan menghindari orang-orang yang meremehkan ilmu. Ketiga, sikap relatif lebih menetap.

Berbagai studi menunjukkan bahwa sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang

merigalami perubahan. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai

menyenangkan atau tidak menyenangkan, sehingga Bern memberikan definisi sederhana:

Attitudes are likes and dislikes (1970:14). Kelima, sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa

sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

Beberapa orang sarjana menganggap sikap terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan

behavioral.

Emosi

Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran,

keperilakuan, dan proses fisiologis. Bila orang yang anda cintai mencemoohkan anda, anda akan

bereaksi secara emosional karena anda mengetahui makna cemoohan itu (kesadaran). Jantung

Anda akan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respons dengan mengeluarkan keringat, dan

aapas terengah-engah (proses fisiologis). Anda mungkin membalas cemoohan itu dengan kata-

kata keras atau ketupat bangkahulu (keperilakuan).

Sejak dilahirkan, anak telah bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Pertama - tama dengan

keluarganya - terutama ibu dan ayah - kemudian dengan anggota keluarga lainnya, seperti kakak,

adik, dan pembantu rumah tangga. Dalam perkembangan anak pada masa bayi dan kanak-kanak,

peranan keluarga, terutama ibu dan ayah, sangat penting dan manentukan bagi pembentukan

kepribadian anak selanjutnya. Demikian pula traidsi, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang

berlaku dalam keluarga itu. 

Keadaan dan suasana keluarga yang berlain-lainan, memberikan pengaruh yang bermacam-

Page 12: Materi Interpersonal skill

macam pula terhadap perkembangan pribadi anak. Keluarga yang besar ( Banyak anggota

keluarganya ) berlainan pengaruhnya dari pada keluarga yang kecil. Keluarga yang lebih

berpendidikan lain pula pengaruhnya dengan keluarga yang kurang berpendidikan. Demikian

pula halnya dengan keluarga yang kaya dan keluarga yang miskin. 

Yang dimaksud dengan suasana keluarga, ialah bagaimana interrelasi antara anggota-anggota

keluarga. Ada keluarga yang selalu diliputi ketentraman dan kemesraan; ada pula keluarga yang

selalu diliputi suasana permusuhan, perselihan-perselihan dan kericuhan, sehingga tidak ada

keharmonisan. Suasana keluarga seperti itu dipengaruhi puls oleh utuh tidaknya keluarga itu.

Keluarga yang masih utuh, masih lengkap adanya ayah dan ibu, lain suasananya dengan keluarga

yang ridak utuh. Ketidak utuhan keluarga ada bermacam-macam pula; ayah sudah meninggal,

atau ibu sudah meninggal, keluarga dengan seorang ibu tiri atau ayah tiri, dan sebagainya.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam

dan menentukan perkembangn pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebab karena :

1. Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-tama

2. Pengaruh yang diterima anak itu masih terbatas jumlah dari luasnya

3. Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus menerus siang dan malam

4. Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat intim dan bernada

emosional.

Makin banyak anggota keluarga ,makin kompleks pula sifat interaksi personal yang diterima

anak sebagai anggota keluarga.

E. Faktor Kebudayaan

Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing anak/orang tidak dapat

dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu dibesarkan. Seorang anak Indonesia

misalnya, jika sejak kecil dibawa ke London dan dibesarkan serta dipelihara oleh orang Inggris

dengan kebudayaan Inggris, jangan diharap bahwa keperibadian anak itu akan sama atau mirip

dengan kepribadian orang-orang Indonesia lainya. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian

sangat erat pengaruhnya, kepribadiaan seseorang tidak dapat diukur atau dinilai, tanpa

menyelidiki latar belakang kebudayannya.

Beberapa aspek kebudayaan yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian,

Yaitu:

1. Nilai-nilai (Values)

Page 13: Materi Interpersonal skill

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-

manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Mentaati dan mematuhi nilai-nilai hidup di dalam

kebudayaan itu menjadi idaman dan kewajiban bagi setiap anggota masyarakat kebudayaan itu.

Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang

selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

Nilai-nilai hidup yang berlaku dalam masyarakat sangat erat hubungannya dengan kepercayaan,

agama, adat istiadat, kebiasaan dan tradisi yang dianut oleh masyarakat itu. Disamping itu,

lingkungan masyarakat itu sendiri seperti masyarakat desa, masyarakat kota, kota besar, pulau-

pulau terpencil, dan sebagainya, tidak dapat kita abaikan. 

2. Adat dan Tradisi

Di setiap daerah terdapat adat dan tradisi yang berlainan. Dalam hal perkawinan, bagaimana

hubungan bujang dan gadis di waktu remaja, bagaimana cara-cara melamar, cara

menentukan/memilih hari pernikahan, upacara-upacara pesta mempertemukan pengantin dan

sebagianya; hampir setiap daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Demikian juga

dalam hal upacara-upacara adat dan kepercayaan lainnya. Seperti kita ketahui, adat Minangkabau

berlainan dengan adat Batak, meskipun letak daerahnya tidak begitu berjauhan. Tradisi hidup di

Jawa Tengah tidak sama dengan tradisi yang berlaku di Aceh misalnya. Adat dan tradisi yang

berlaku di suatu daerah, disamping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-

anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku manusia-

manusianya.

3. Pengetahuan dan Ketrampilan

Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya. Tiap orang

memiliki pengetahuan yang barlain-lainan, dari pengetahuan yang sangat elementer sampai

kepada yang tinggi dan luas. Juga jenis pengetahuan yang dimilikinya berlainan pula. yang

seorang ahli dalam ekonomi, yang lain ahli dalam ilmu kedokteran, yang lian lagi mahir dalam

ilmu pertanian, dan sebagainya.

Demikian pula kecakapan dan ketrampilan seseorang membuat atau mengerjakan sesuatu adalah

merupakan bagian dari kebudayaan. Ada orang yang pandai dalam membuat hasil-hasil

pekerjaan tangan tertentu, ada yang pandai berpidato, cakap mengendarai kuda , pandai membuat

kapal terbang, pandai mengajar dan sebagainya. Tinggi rendahnya pengetahuan dan ketrampilan

seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat

Page 14: Materi Interpersonal skill

itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-

cara kehidupan manusia-manusianya.

4. Bahasa

Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan juga salah

satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan

bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Pertama, kita mengetahui bahwa

bahasa itu merupakan alat komunikasi antara individu yang sangat penting. Kedua, bahasa

adalah alat berpikir bagi manuasia. Dengan demikian maka jelas, bagaimana sikap dan cara-cara

kita bertindak dan bereaksi terhadap orang-orang lain, bagaimana pergaulan kita dengan mareka,

pendeknya bagaimana cara-cara kita hidup bermasyarakat,sebagian besar dipengaruhi oleh

bahasa yang kita miliki dan oleh bahasa yang berlaku dalam masyarakat itu. 

Kata-kata seperti. “Bahasa mencerminkan kepribadian bangsa””, adalah banyak mengandung

kebenaran yang dapat kita terima. Disetiap daerah di dunia ini, bahasa berkembang sejajar

dengan perkembangan kebudayaan masyarakatnya. Demikianlah bahasa merupakan fakror

kebudayaan yang sangat penting, dan turut mempengaruhi dan bahkan menentukan kepribadian

seseorang 

5. Milik kebendaaan (material possessions)

Milik yang berupa benda-benda yang dipunyai serta dipergunakan oleh manusia, termasuk juga

ke dalam kebudayaan “When we speakl of cultural, we refer to the principal ways of behaving,

the values, and the material possessions of a people.” Demikian dikatakan oleh Sartain.

Demikian juga alat-alat transportasi (dari gerobak sampai kepada kapal terbang), alat alat

komunikasi (dari alat yang sederhana sampai kepada telepon,radio dan televisi, Hand Phone),

dan macam-macam produksi dari hasil kerja tangan sampai kepada hasil-hasil pabrik dengan

mesin-mesin modern, semua termasuk kedalam pengertian kebudayaan. Milik kebendaan lain

yang termasuk juga kedalam kebudayaan ialah milik yang berupa/berbentuk kekayaan dan

kemakmuran.

Makin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa makin maju dan modern pula alat-alat yang

dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian

manusia yang memiliki kebudayaan itu.

BAB III

Page 15: Materi Interpersonal skill

PENUTUP

Kesimpulan.

Semua para ahli mengakui bahwa perkembangan itu adalah suatu perubahan yaitu perubahan

kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan Kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang

dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap

lingkungannya. Maka pengertian perkembangan kepribadian adalah terjadinya perubahan

organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian

dirinya yang unik terhadap lingkungannya kearah lebih maju atau lebih dewasa 

Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian ada 3 faktor ; Pertama, faktor

Biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut asfek

fisiologi, seperti; Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, perubahan besar, berat,

tinggi, dan lain-lain yang berhubungan dengan biologis/fisiologi. Kedua, faktor sosial yaitu

masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang

bersangkutan. Ketiga, faktor budaya yaitu termasuk di dalamnya tradisi-tradisi, adat istiadat,

peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam masyarakat itu yang

mempengaruhinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Musa. 1969. Psycologi, Paedagogika. Bandung : 

Maman Achdiat. 1980. Teori belajar mengajar dan aplikasinya. Jakarta: Dep. P dan K

Poedjawijatna.1970. Manusia dengan alamnya. Jakarta: Obor.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suryabrata, sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada

Wahjosumidjo. 1985. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Galia Indonesia.