keperawatan jiwa - web viewcontoh : anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya....

36
May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA] BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian universal yang sifatnya unik dalam pengalaman hidup setiap individu. Kehilangan terkadang menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan, karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari individu yangt bersangkutan maupun disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini sudah memiliki keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004). [Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya, Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi 1 of 23

Upload: truongnguyet

Post on 01-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian universal yang sifatnya unik

dalam pengalaman hidup setiap individu. Kehilangan terkadang menjadi hal yang

tabu untuk dibicarakan, karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari

individu yangt bersangkutan maupun disekitarnya.

Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka

sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini sudah

memiliki keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain. Pandangan-pandangan

tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang

demikian.

 Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam

memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang memperhatikan

perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi

perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).

Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.

Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan

menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima

kehilangan dalam konteks kultur mereka, sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut.

Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah

mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi,

mental dan sosial yang serius. Upaya untuk mengatasi kehilangan tersebut lebih fokus

kepada intrapersonal, berbeda dengan kultur Timur, berorientasi terhadap religi.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

1 of 23

Page 2: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan

asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga

yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami

kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga

mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir

karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi,

nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung

klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005)

1. 2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam menyusun makalah ini, antara lain yaitu:

1. 2. 1 Tujuan Umum

Pembuatan makalah ini bertujuan agar pembaca, khususnya mahasiswa/i, dapat

memahami isi makalah yang berjudul “Kehilangan (Loss)”.

1. 2. 2 Tujuan Khusus

Pembuatan makalah ini juga bertujuan agar pembaca mampu memahami :

1. Definisi Kehilangan

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan

3. Bentuk Kehilangan

4. Manifestasi Klinis Kehilangan

5. Tipe, Jenis-Jenis, Kategori Kehilangan

6. Rentang Respon Kehilangan

7. Teori Berduka

8. Penatalaksanaan terhadap Kehilangan

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

2 of 23

Page 3: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2. 1 Definisi Kehilangan

Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai

sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi

secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisipasi atau

tidak diharapkan/ diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat

kembali.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang

sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan

(Lambert, 1985, hal. 35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami

oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah

mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam

bentuk yang berbeda.

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu

kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.

Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang

sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya. Kehilangan

merupakan situasi aktual/ potensial dimana seseorang atau objek yang dihargai tidak

dapat dicapai/ diganti sehingga dirasakan tidak berharga seperti semula.

Jadi, kehilangan adalah suatu kondisi dimana seorang individu berpisah dengan

sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik sebagian atau

keseluruhan, bertahap atau mendadak, non trauma atau traumatik; terhadap sesuatu

yang menurutnya berharga dan tidak dapat kembali.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

3 of 23

Page 4: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

2. 2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap kehilangan :

a. Tahap Tumbuh Kembang Usia

Anak- anak (secara umum)

1) Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan

2) Belum menghambat perkembangan

3) Bisa mengalami regresi

Lahir sampai usia 2 tahun

Tidak punya konsep tentang kehilangan, namun dapat mengalami

rasa kehilangan dan dukacita. Pengalaman ini menjadi dasar untuk

berkembangnya konsep tentang kehilangan dan dukacita.

2 sampai 5 tahun

Menyangkal kehilangan sebagai suatu proses yang normal. Melihat

kematian sebagai sesuatu dapat hidup kembali. Mempunyai kepercayaan

tidak terbatas dalam kemampuannya untuk membuat suatu hal terjadi.

5 sampai 8 tahun

Melihat kematian sebagai akhir, tidak melihat bahwa kematian akan

terjadi pada dirinya. Melihat kematian sebagai hal yang menakutkan.

Mencari penyebab kematian.

8 sampai 12 tahun

Memandang kematian sebagai akhir hayat dan tidak dapat dihindari.

Mungkin tak mampu menerima sifat akhir dari kehilangan. Dapat

mengalami rasa takut akan kematian sendiri.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

4 of 23

Page 5: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

Remaja

Memahami seputar kehilangan, serupa dengan orang dewasa. Harus

menghadapi implikasi personel tentang kehilangan, menunjukkan perilaku

berisiko. Dengan serius mencari makna tentang hidup lebih sadar dan

tentang masa depan.

Orang Dewasa

Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup,

tujuan hidup, menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa

dihindari.

b. Keluarga

Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak terbesar

biasanya menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih secara terbuka.

c. Faktor Sosial Ekonomi

Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi

keluarga, berarti kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara

ekonomi. Dan hal ini bisa mengganggu kelangsungan hidup.

d. Pengaruh Kultural

Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur ‘barat’

menganggap kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya

diutarakan pada keluarga, kesedihan tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur

lain menggagap bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan

menangis keras-keras.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

5 of 23

Page 6: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

e. Agama

Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman.

Menyadarkan bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada

juga yang menyalahkan Tuhan akan kematian.

f. Penyebab Kematian

Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan

menyebabkan shock dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang

menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan diasosiasikan dengan kesialan.

Menurut Marthochio (1985), faktor yang mempengaruhi kehilangan, yaitu :

a. Status sosial ekonomi yang rendah

b. Kesehatan yang buruk

c. Kematian yang tiba-tiba atau sakit yang mendadak

d. Merasa tidak adanya dukungan sosial yang memadai (Kurangnya dukungan dari

keluarga atau seseorang yang tidak dapat menghadapi ekspresi berduka).

e. Kurangnya dukungan dari kepercayaan keagamaan

2. 2. 1 Faktor Presdiposisi

Faktor presdiposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:

a. Faktor Genetik :

Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai

riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi

suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan.

b. Kesehatan Jasmani :

Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung

mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan

dengan individu yang mengalami gangguan fisik.[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,

Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi6 of 23

Page 7: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

c. Kesehatan Mental :

Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat

depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya, pesimis, selalu

dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam

menghadapi situasi kehilangan.

d. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu :

Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanak-

kanak akan mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan

pada masa dewasa (Stuart-Sundeen, 1991)

e. Struktur Kepribadian :

Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan

rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang

dihadapi.

2. 2. 2 Faktor Presipitasi

Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.

Kehilangan kasih saying secara nyata ataupun imajinasi individu, seperti : kehilangan

sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi :

a. Kehilangan kesehatan

b. Kehilangan fungsi seksualitas

c. Kehilangan peran dalam keluarga

d. Kehilangan posisi di masyarakat

e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai

f. Kehilangan kewarganegaraan

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

7 of 23

Page 8: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

2. 3 Bentuk Kehilangan

Beberapa bentuk kehilangan, yaitu :

a. Kehilangan Maturasional

Kehilangan yang diakibatkan oleh transisi kehidupan normal untuk pertama

kalinya

Contoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya.

Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk

mengandung.

b. Kehilangan Situasional

Kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba dalam merespons kejadian ekternal

spesifik

Contoh : kematian mendadak dari orang dicintai

2. 4 Manifestasi Klinis Kehilangan

Tanda dan gejala terhadap kehilangan adalah :

1) Efek fisik

Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah, berat badan menurun,

sakit kepala, pandangan kabur, susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat

badan.

2) Efek emosi

Mengingkari, bersalah, marah, kebencian, depresi, kesedihan, perasaan

gagal, sulit untuk berkonsentrasi, gagal dan menerima kenyataan , iritabilita,

perhatian terhadap orang yang meninggal.

3) Efek sosial

a. Menarik diri dari lingkungan

b. Isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

8 of 23

Page 9: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

2. 5 Tipe Kehilangan

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe, yaitu:

a. Aktual atau nyata

Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,

kematian orang yang sangat berarti/ di cintai.

b. Persepsi

Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya;

seseorang yang berhenti bekerja/ PHK, menyebabkan perasaan kemandirian

dan kebebasannya menjadi menurun.

2. 6 Jenis-Jenis Kehilangan

Jenis-jenis kehilangan, diantaranya :

1) Actual Loss

Diakui orang lain dan sama-sama dirasakan bahwa hal tersebut merupakan

suatu bentuk kehilangan.

Misal : kehilangan anggota badan , kehilngan suami / istri , dan kehilangan

pekerjaan.

2) Perceived Loss

Dirasakan seseorang, tetapi tidak sama dirasakan oleh orang lain.

Misal : kehilangan masa muda, keuangan, lingkungan yang berharga.

3) Phichical Loss

Kehilangan secara fisik.

Misal : seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka yang parah tangan

atau kaki harus diamputasi.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

9 of 23

Page 10: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

4) Psykhologis Loss

Kehilangan secara psykologis.

Misal : orang yang cacat akibat kecelakaan membuatnya merasa tidak

percaya diri. gambaran dirinya terganggu.

5) Anticipatory Loss

Kehilangan yang bisa dicegah.

Misal : orang yang menderita penyakit terminal. Respon emosi yang normal

terhadap suatu yang hilang / akan hilang setelah beberapa saat disebut

berduka / grief.

2. 7 Kategori Kehilangan

Beberapa pendapat mengkategorikan 5 kategori kehilangan, yaitu:

1) Kehilangan orang terdekat ( Actual Loss )

Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang

berarti adalah salah satu yang paling membuat stres dan mengganggu dari tipe-

tipe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.

Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai.

Karena keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang

ada, kematian pasangan suami / istri atau anak biasanya membawa dampak

emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.

Contoh : kehilangan anggota badan , kehilangan suami / istri , kehilangan

pekerjaan.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

10 of 23

Page 11: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

2) Kehilangan aspek sendiri ( Loss Of Self )

Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang

mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri

sendiri, kemampuan fisik dan mental (fungsi fisiologis dan psikologi), peran

dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin

sementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat

hilang dari seseorang.

Contoh : kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh,

keuangan, lingkungan yang berharga.

3) Kehilangan objek eksternal

Kehilangan objek eksternal, misalnya kehilangan milik sendiri atau

bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan, kehilangan barang atau sesuatu

benda yang meliputi lupa menaruh, kecurian, ataupun hancur karena bencana.

Pada anak-anak seperti kehilangan boneka/selimut, pada orang dewasa seperti

perhiasan atau pakaian.

Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang

hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.

4) Kehilangan lingkungan

Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat

dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu

periode atau bergantian secara permanen. Kehilangan yang berhubungan dengan lingkungan seperti pindah rumah,

teman bicara, hospitalisasi, kehilangan / berpisah dengan lingkungan yang

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

11 of 23

Page 12: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

dikenal (pindah ke kota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan

proses penyesuaian baru).

Dapat terjadi secara maturasional dan keadaan situasional

Kesepian akibat lingkungan yang tidak dikenal dapat mengancam harga

diri dan membuat berduka menjadi lebih sulit

5) Kehilangan kehidupan / meninggal

Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon

pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang

sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian

2. 8 Rentang Respon Kehilangan

Denial → Anger → Bergaining → Depresi → Acceptance

1) Fase Denial / Menyangkal

Menyangkal adalah respon segera terhadap kehilangan baru atau

kehilangan yang mengancam.

a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

a. Verbalisasi : ” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”

b. Perubahan fisik : letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan,

detak jantung cepat, menangis, gelisah

2) Fase Anger / Marah

a. Mengekspresikan marah pada keluarga, staf, perawat, dokter atau yang maha

kuasa

b. Mulai sadar akan kenyataan

c. Marah diproyeksikan pada orang lain

d. Perilaku agresif, bicara kasar kepada siapa saja

e. Menolak pengobatan

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

12 of 23

Page 13: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

f. Reaksi fisik : muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal

3) Fase Bergaining / Tawar- Menawar

a. Individu berkeinginan untuk melakukan apa saja untuk menghindari

kehilangan atau mengubah prognosis atau nasib

b. Individu membuat penawaran dengan yang maha kuasa

c. Individu menerima bentuk terapi baru

d. Verbalisasi : “ kenapa harus terjadi pada saya ? “, “kalau saja yang sakit

bukan saya“, “ seandainya saya hati-hati “

4) Fase Depresi / Konfrontasi

a. Realita dan sifat ketetapan dari kehilangan telah dikenali

b. Bingung, kurang motivasi, tidak menunjukkan minat, tidak membuat

keputusan, menangis

c. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa

d. Mengenang masa lalu dan benda yang hilang

e. Memcoba bunuh diri / perilaku tidak sehat seperti minum obat berlebihan

f. Respon fisik : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun

5) Fase Acceptance / Penerimaan

a. Individu menerima kehilangan dan kematian dan mulai merencanakan untuk

hal tersebut

b. Sharing perasaan tentang kehilangan

c. Mengenang kejadian masa lalu

d. Terjadi periode depresi dan sejahtera

e. Waktu yang baik untuk mulai membandingkan dengan waktu yang buruk

f. Hidup mulai menjadi stabil

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

13 of 23

Page 14: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

2. 9 Dampak Kehilangan

a) Pada masa anak-anak

Kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang, kadang akan

timbul regresi serta rasa takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.

b) Pada masa remaja atau dewas muda

Kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga.

c) Pada masa dewasa tua

Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup dapat menjadi pukulan

yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup orang yang

ditinggalkan

2. 10 Berduka

2. 10. 1 Definisi Berduka

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang

dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan

lain-lain.

Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA

merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka

disfungsional.

Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu

dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,

hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya

kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

14 of 23

Page 15: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman

individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual

maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini

kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.

Keluarga yang berduka membutuhkan :

1. Harapan

a. Perawatan yang terbaik sudah diberikan.

b. Keyakinan bahwa mati adalah akhir penderitaan dan kesakitan.

2. Berpartisipasi.

a. Memberi perawatan

b. Sharing dengan staf perawatan.

3. Support

a. Dengan support klien bisa melewati kemarahan, kesedihan, denial.

b. Support bisa digunakan sebagai koping dengan perubahan yang terjadi.

4. Kebutuhan spiritual.

a. Berdoa sesuai kepercayaan.

b. Mendapatkan kekuatan dari Tuhan

2. 10. 2 Teori dan Proses Berduka

Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses berduka.

Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan untuk

mengantisipasi kebutuhan emosional klien dan keluarganya dan juga rencana

intervensi untuk membantu mereka memahami kesedihan mereka dan mengatasinya.

Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka,

mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam

bentuk empati.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

15 of 23

Page 16: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

1. Teori Engels

Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang

dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang

ajal.

Fase I (shock dan tidak percaya)

Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik

diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk

pingsan, diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat,

insomnia dan kelelahan.

Fase II (berkembangnya kesadaran)

Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin

mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan

kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.

Fase III (restitusi)

Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang

hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian

yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan

seseorang.

Fase IV

Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap

almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang

perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.

Fase V

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

16 of 23

Page 17: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari.

Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima

kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.

2. Teori Kubler-Ross

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah

berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

a) Penyangkalan (Denial)

Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat

menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan

seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada

saya!” umum dilontarkan klien.

b) Kemarahan (Anger)

Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih”

pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan.

Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung

dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa

dan merupakan menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.

c) Penawaran (Bargaining)

Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus

atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali

mencari pendapat orang lain.

d) Depresi (Depression)

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

17 of 23

Page 18: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari

makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk

berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

e) Penerimaan (Acceptance)

Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross

mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi

kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus

asa.

3. Teori Martocchio

Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang mempunyai

lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan

bervariasi dan bergantung pada faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu

sendiri. Reaksi yang terus menerus dari kesedihan biasanya reda dalam 6-12

bulan dan berduka yang mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.

4. Teori Rando

Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:

a. Penghindaran

Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.

b. Konfrontasi

Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara

berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling

dalam dan dirasakan paling akut.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

18 of 23

Page 19: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

c. Akomodasi

Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai

memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia sehari-hari dimana

klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.

2. 10. 3 Perbandingan Empat Teori Proses Berduka

ENGEL (1964)KUBLER-

ROSS (1969)

MARTOCCHI

O (1985)

RANDO

(1991)

Shock dan tidak percaya MenyangkalShock and

disbeliefPenghindaran

Berkembangnya 

kesadaranMarah

Yearning and

protest-

Restitusi Tawar-menawar

Anguish,

disorganization

and despair

Konfrontasi

Idealization DepresiIdentification in

bereavement-

Reorganization /

the out comePenerimaan

Reorganization

and restitutionAkomodasi

2. 11 Penatalaksanaan

1) Fase Denial (Penolakan)

a. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

b. Jelaskan kepada klien bahwa sikapnya itu wajar terjadi pada orang yang

mengalami kehilangan

c. Mendukung kebutuhan emosi tanpa memperkuat penyangkalan

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

19 of 23

Page 20: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

d. Beri dukungan kepada klien secara non verbal seperti: memegang tangan,

menepuk bahu atau merangkul klien.

e. Menawarkan diri untuk tetap bersama klien tanpa mendiskusikan alasan untuk

mengatasi.

f. Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit,

pengobatan dan kematian tanpa membantah klien.

g. Memperhatikan kebutuhan dasar klien.

2) Fase Anger (Marah)

a. Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan kemarahannya secara

verbal tanpa melawan kemarahannya.

b. Jelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan klien sebenarnya tidak ditujukan

kepada mereka.

c. Jangan mengambil hati kemarahan yang dilontarkan klien.

d. Motivasi klien untuk membicarakan perasaan marahnya.

e. Bantu klien menguatkan sistem pendukung dari orang lain.

f. Ajarkan teknik asertif.

3) Fase Bergaining (Tawar menawar)

a. Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya.

b. Jelaskan pada klien tentang sesuatu tindakan yang nyata.

c. Berikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.

4) Fase Depresi

a. Mengidentifikasi tingkat depresi dan risiko merusak diri.

b. Membantu klien mengurangi rasa bersalah.

c. Mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki untuk meningkatkan harga

diri klien.

d. Beri kesempatan klien untuk menangis dan mengungkapkan perasaan.

5) Fase Acceptence (Penerimaan)

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

20 of 23

Page 21: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

a. Sediakan waktu bagi keluarga untuk mengunjungi klien secara teratur.

b. Membantu dalam mendiskusikan rencana masa datang.

c. Membantu keluarga dan teman klien untuk bisa mengerti penyebab kematian

Discharge Planing

1. Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses berduka yang

normal dan perilaku yang berhubungan debgab tiap-tiap tahap.

2. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan

mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga konsep

kehilangan secara jujur.

3. Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-perilaku

yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu

melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

21 of 23

Page 22: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

BAB III

PENUTUP

3. 2 Kesimpulan

 Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan.

Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu

tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara

bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak

diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang

sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan

(Lambert dan Lambert,1985,h.35).

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang

dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan

lain-lain.

Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA

merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka

disfungsional

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

22 of 23

Page 23: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

3. 2 Saran

3. 2. 1 Kepada Pembaca

Diharapkan kepada pembaca yang mengenai makalah ini tentang

keperawatan khususnya keperawatan jiwa semoga bermanfaat dan sedikit

memberikan pengetahuan melalui makalah ini.

3. 2. 2 Kepada Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan dapat memperdalam

ilmu pengetahuan mengenai keperawatan jiwa, karena keperawatan jiwa

adalah salah satu bagian dari ilmu keperawatan yang dimana proses

keperawatan nya adalah unik

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

23 of 23

Page 24: KEPERawatan jiwa - Web viewContoh : Anak yang mulai berjalan, kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan kemampuan untuk mengandung. ... Reaksi

May 3, 2012 [KEPERAWATAN JIWA]

[Kehilangan (Loss)] Kel. 10 | Hafizatul Aini, Karmiza, Mardhiya,Nola Asril, Rusman Wadi, Wiwike Yanti Elfisa, Z.P Elza Sri Pratiwi

24 of 23