kepemimpinan print

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menggunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk sebagai pemimpin bisa menjalankan pekerjaan dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik. Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak. Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi diri dari ancaman yang 1

Upload: leni-pertiwi-putri

Post on 02-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepemimpinan Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang

lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya

menggunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun

sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk sebagai pemimpin bisa

menjalankan pekerjaan dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat

menjadi pemimpin yang baik.

Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan

individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia

individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari

perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang

tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk

diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua

belah pihak.

Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk

melindungi diri dari ancaman yang bersifat semu  atau yang benar - benar

ancaman terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.

Atasan/pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang

efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga

bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan.

Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan

perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada

akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kepemimpinan dalam keperawatan

1

Page 2: Kepemimpinan Print

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mengetahui  konsep kepemimpinan yang berisikan pengertian, kriteria

Pemimpin, dan kepemimpinan  keperawatan dalam menejemen keperawatan.

1.2.2.2 Mengetahui teori – teori kepemimpinan dalam menejemen pelayanan

kesehatan.

1.2.2.3 Mengetahui  dan menjelaskan gaya kepemimpinan dalam manajemen

keperawatan.

1.2.2.4 Mengetahui dan menjelaskan cirri dan ketrampilan yang harus dikuasai

pemimpin yang efektif.

1.2.2.5 Mengetahui peran dan fungsi dari kepala ruang sebagai seorang pemimpin.

2

Page 3: Kepemimpinan Print

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kepemimpinan

2.1.1 Definisi

Ada beberapa definisi tentang kepemimpinan, antara lain:

a. Stogdill

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang

atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang

telah ditetapkan. ( Russel C Swansburg, 2000)

b. Ordway Ted

Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang

sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain

bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan

kepadanya.

c. Georgy R. Terry

Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang

dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara

sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

d. Paul Hersay, Ken Blanchord

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang

atau sekelompok  orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

dalam suatu situasi tertentu. ( H. Zaidin Ali, 2000)

Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan   akan    

muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya

mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir,

bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. 

Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada

fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi

bawahan.

3

Page 4: Kepemimpinan Print

Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan

ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat -

perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas

dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan

sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi

yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari

sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.

2.1.2 Kriteria Pemimpin

Menurut R.L.Khan mengemukaaan bahwa seorang pemimpin menjalankan

pekerjaannya dengan baik bila :

a. Memberikan kepuasan kebutuhan langsung para bawahannya.

b. Menyusun jalur pencapaian tujuan.

c. Menghilangkan hambatan – hambatan pencapaian tujuan.

d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa berguna secara

organisatoris.

Menurut S.Suarli Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab.

b. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif.

c. Mempunyai kemampuan untuk menentukan priorotas.

d. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi.

2.1.3 Kepemimpinan dan Keperawatan

Menurut Milio perawat mempunyai kapasitas kekuatan  untuk mempengaruhi

kebijakan masyarakat dan menganjurkan untuk mempersiapkan langkah-

langkah berikut :

a. Mengatur.

b. Melakukan pekerjaan : belajar mengerti proses politik, kelompok-

kelompok penting, masyarakat, dan kejadian tertentu.

4

Page 5: Kepemimpinan Print

c. Menyusun perbedaan pendapat yang bersifat memancing untuk

mencocokan target peserta dengan mengajukan pembatalan biaya,

dukungan politik, kejujuran dan keadali.

d. Mendukung dan memperkuat kedudukan pembuat keputusan yang tidak

mantab.

e. Menghimpun kekuatan.

f. Merangsang perdebatan masyarakat.

g. Membuat kedudukan perawat dimedia massa.

h. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif.

i. Bertindak pada saat yang tepat.

j. Mempertahankan kegiatan.

k. Memelihara format desentralisasi organisasi.

l. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik untuk

menunjang posisi masing-masing.

m. Mempelajari pengalaman

n. Jangan menyerah tanpa mencoba.

Perawat dalam posisi kepemimpinan adalah paling berpengaruh.

2.2 Teori Kepemimpinan

2.2.1 Georgy R. Terry

a. Teori Keadaan

Kepemimpinan yang bersifat fleksibel, yang selalu menyesuaikan terhdap

situasi.

b. Teori Supportif/ Partisipatif/ Demokratik

Pimpinan memberikan support kepada bawahan untuk bekerja baik.

c. Teori Sosiologi

Pemimpin membantu aktivitas pengikut dan menyelesaikan konflik

organisasi dan pengikut.

d. Teori Psikologis

Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan meningkatkan motivasi

pengikut atau bawahan.

5

Page 6: Kepemimpinan Print

e. Teori Otokratis

Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan memberikan perintah,

paksaan dan tindakan (arbiater).

2.2.2 Ki Hajar Dewantara

Trilogi kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara :

a. Ing ngarso sung tulodo

Di depan memberi teladan. Maksudnya seorang pemimpin harus dapat

menjadikan dirinya sebagai anutan dan ikutan orang – orang yang

dipimpinnya.

b. Ing madya mangun karso

Ditengah menumbuhkan karsa atau kehendak ( inisiatif ),

membangkitkan semangat berswakarsa dan kreatifitas orang lain yang

dipimpinnya.

c. Tut wuri handayani

Mengikuti dari belakang dengan membimbing, bahwa seorang

pemimpin harus member kesempatan dan mendorong orang – orang

yang dipimpinnya agar berani berjalan didepan dan sanggup

bertanggung jawab.

2.2.3 Teori Sifat (The Traitist theory of leadership)

a. Ordway Tead

Ada 10 sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin :

1) Memiliki kekuatan fisik dan mental.

2) Paham arah dan tujuan.

3) Antuasiasme.

4) Ramah tamah dan efektif.

5) Memiliki integritas (terpercaya)

6) Memiliki keahlian tehnis.

7) Cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan.

8) Cerdas.

6

Page 7: Kepemimpinan Print

9) Cakap mengajar.

10)  Setia.

b. Jhon D. Millet

Ada 4 sifat yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin:

1) Kemampuan melihat perusahaan (atau organisasi) secara keseluruhan.

2) Kemampuan mengambil keputusan.

3) Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang.

4) Kemampuan menanamkan kesetiaan pada perintah.

c. George R. Terry

1) Cerdas ( intelligence )

2) Inisiatif

3) Kekuatan atau pendorong ( energy or drive )

4) Kematangan emosi ( emotional maturity )

5) Meyakinkan ( persuasive )

6) Kemahiran berkomunikasi ( communicate skill )

7) Percaya diri ( self-assurance )

8) Cerdik ( perceptive )

9) Kreatif ( creativity )

10) Berperan serta dalam pergaulan social ( social participation ).

d. Shri Majapahit Gajah Mada

Panca dasa kepemimpinan Gajah Mada adalah :

1) Wijnanan- sikap bijaksana.

2) Mantra Wira – sebagai pembela Negara sejati.

3) Wicaksanang Naya – bijaksana – kemampuan menganalisan dan

mengambil keputusan.

4) Matanggwan – mendapat kepercayaan dari bawahan.

5) Satya Bakti Haprabhu – loyal pada atasan.

6) Wajnana – pandai berpidato dan berdiplomsi.

7) Sajjawopasama – tidak sombong, rendah hati, manusiawi.

8) Dhirottsaha – bersifat rajin, kreatif.

9) Tan Lalana – bersifat gembira, periang.

7

Page 8: Kepemimpinan Print

10) Disyacitta- jujur, terbuka.

11) Tan Satrisna – tidak egois.

12) Masihi Samastha Bhuwana – bersifat penyayang, cinta alam.

13) Ginong Pratidina – tekun menegakkan kebenaran.

14) Sumantri- sebagai abdi Negara yang baik.

15) Anayakan Musuh – mampu membinasakan lawan.

e. H. Zaidin Ali, SKM.MBA.MM

1) Tegas ( Firm )

Selalu menegakkan peraturan dengan tegas, member hadiah ( reword )

bagi yang berpartisipasi dan hukuman ( pinishmat ) bagi yang bersalah

/ melanggar peraturan.

2) Adil ( Fair )

Selalu berlaku adil terhadap bawahan sesuai dengan beban kerja dan

beban tanggung jawabnya.

3) Sikap berteman ( Friendly )

4) Bersikap keterbukaan, kebersamaan, kekeluargaan dan keakraban

antara pimpinan dan bawahan. ( H. Zaidin Ali, SKM, 2000)

2.3 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik

khusus dari suatu bentuk kepemimpinan . Ada 4 (empat) gaya kepemimpinan

yang telah dikenal yaitu: otokratis, demokratis, partisipatif dan laissez faire

(Gillies, 1996).

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan

kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri

semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi

bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan,

8

Page 9: Kepemimpinan Print

b. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan,

c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan,

d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan,

e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahannya dilakukan secara ketat,

f. Prakarsa harus selalu dating dari pimpinan,

g. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan

atau pendapat,

h. Tugas- tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif,

i. Lebih banyak kritik daripada pujian,

j. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat,

k. Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat,

l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,

m. Kasar dalam bertindak,

n. Kaku dalam bersikap,

o. Tanggung jawab keberhasilan organisasu hanya dipikul oleh pimpinan.

Keuntungan          : kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan

bertindak, sehingga untuk sementara mungkin produktivitas dapat naik.

Kerugian               : suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat

berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang

menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota

organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan

kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan

memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Gaya kepemimpinan demokratis memiliki ciri- ciri sebagai berikut :

a. Wewenang pimpinan tidak mutlak,

b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang kepada bawahan,

c. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,

d. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,

9

Page 10: Kepemimpinan Print

e. Komunikasi berlangsung timbale balik, baik terjadi antar pimpinan dengan

bawahan maupun bawahan dengan bawahan,

f. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan

bawahan dilakukan secara wajar,

g. Prakarsa dapat dating dari pimpinan maupun bawahan,

h. Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih bersifat

permintaan dari pada instruktif,

i. Tugas-tugas kepada bawhan diberikan dengan lebih bersifat permintaan

dar pada instruktif,

j. Pujian dan kritik seimbang,

k. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam bats

kemampuan masing-masing,

l. Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,

m. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak,

n. Terdapat suasana saling percaya, saling hrmat, menghormati dan saling

harga menghargai,

o. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan

bawahan.

Keuntungan          : berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif,

tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinannya moral yang tinggi.

Kelemahan            : keputusan serta tindakan kadang – kadang lamban, rasa

tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan yang

terbaik.

3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya

kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan

mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul

dan saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan

selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan

bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.

4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire “ Liberal “

10

Page 11: Kepemimpinan Print

Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya

“membebaskan” bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya.

Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan

bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga terpaksa mereka

merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat.

Kepemimpinan Liberal antara lain berciri :

a. Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan,

b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,

c. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,

d. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya,

e. Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau

kegiata yang dilakukan para bawahan,

f. Prakarsa selalu dating dari bawahan,

g. Hampir tida pengarahan dari pimpinan,

h. Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok,

i. Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok,

j. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang.

Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa

efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya.

Menurut (Gillies, 1996) Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan

secara situasional meliputi:

1. Kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan,

2. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas,

3. Ukuran unit organisasi,

4. Pola komunikasi dalam organisasi

5. Latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai,

6. Kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin

Keuntungan     : para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan

kemampuan dirinya.

11

Page 12: Kepemimpinan Print

Kelemahan      : kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing-

masing.

2.4 Ciri Dan Ketrampilan Yang Harus Dikuasai Pemimpin Yang Efektif

Menurut Kadarman & Udaya Seorang pemimpin yang efektif tidak akan

menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan orang lain, namun justru

digunakan untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan

kemampuan yang ada.

1. Swanburg (2000) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif

adalah sebagai berikut:

a. Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)

b. Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas

pribadi yang baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada

orang lain)

c. Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).

2. Fiedler (1977), dikutip dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan

dapat berjalan efektif bila:

a. Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari

satu gaya ke gaya lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi

kerja.

b. Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal

situasi kerja dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding

anggota kelompok kerja lainnya.

3. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang

memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.

b. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan

bawahan.

c. Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.

d. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan

untuk mengenal orang lain dengan baik.

12

Page 13: Kepemimpinan Print

4. Merton, menguraikan kepemimpinan yang efekti dapat memenuhi 4 keadaan

yaitu :

a. Seseorang akan mengerti apabila menerima auatu komunikasi,

b. Mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh

komunikasi tadi,

c. Percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak

perorangan dengan nilai yang baik,

d. Sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi.

2.5 Peran Dan Fungsi Kepala Ruang Sebagai Pemimpin

Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat

profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola

kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”

1. Peran Kepala Ruang

Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran

kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas

pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan

keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat

serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.

Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya

meliputi:

a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi,

orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan

penyediaan ketenagaan staf keperawatan.

b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan

pengarahan dalam pelayanan keperawatan.

c. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan

keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan

persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.

d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan

keperawatan.

13

Page 14: Kepemimpinan Print

2. Fungsi Kepala Ruang

Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai

berikut:

a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,

kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka

pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,

organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta

merencanakan dan pengelola rencana perubahan.

Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk

melaksanakan perencanaan, dan menetapkan metode

Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan

dalam keperawatanmeliputi:

1. Perencanaan dan pengorganisasian

2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan

3. Pemberian bimbingan

4. Mendorong kerjasama dan partisipatif

5. Kegiatan koordinasi

6. Evaluasi hasil kerja.

14

Page 15: Kepemimpinan Print

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebih

luas, baik sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti

keperawatan. Melihat fungsinya yang luas sebagaimana tersebut di atas, maka

perawat profesional harus dipersiapkan dengan mendapatkan pengetahuan dan

ketrampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik

sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang riset

keperawatan.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas

seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan

tertentu yang telah ditetapkan.

Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya

untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong

bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.

3.2 Saran

1. Seorang pemimpin hendaknya mampu membimbing, mengarahkan dan

mengayomi anggotanya tanpa membedakan antara anggota yang satu dengan

anggota yang lain,

2. Dalam proses manajemen keperwatan seharusnya melibatkan seluruh personil

bukan hanya berpusat pada pemimpin atau manajer.

3. Segala keputusan yang dibuat harus dimusyawarahkan dan harus dapat

diterima oleh semua pihak dalam manajemen keperawatan.

4. Dengan model kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di masa yang akan

datang profesi keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik di

masyarakat luas sebagai suatu profesi yang dikembangkan berdasarkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.

15

Page 16: Kepemimpinan Print

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Wiyono.1997. Manajemen    kepemimpinan    dan    organisasi   kesehatan.

Surabaya: Airlangga University Press.

La Monika Elaine L.1998 . Kepemimpinan   dan  manajemen  keperawatan.   Jakarta:

EGC.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan

Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba  Medika

Prayitno  Subur.1997. Dasar  -   dasar     administrasi     kesehatan     masyarakat.

Surabaya: Airlangga, University  Press.

Swanburg Russel C. 2000. Pengantar kepemimpinan & manajemen 

Keperawatan.  Jakarta: EGC.

16