kepedulian dan pengetahuan pelaku usaha ......kepedulian lingkungan dan pengetahuan mengenai konsep...

34
i KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga) Oleh: THOMAS THOMY CHRISTYAWAN NIM : 232010030 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU

    USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING

    (Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga)

    Oleh:

    THOMAS THOMY CHRISTYAWAN

    NIM : 232010030

    KERTAS KERJA

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian Dari

    Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2014

  • ii

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    Jalan Diponegoro 52 -60

    :(0298) 321212, 311881

    Telex 322364 ukswsa ia

    Salatiga 50711 - Indonesia

    Fax. (0298) -3 21433

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    N a m a : THOMAS THOMY CHRISTYAWAN

    N I M : 232010030

    Program Studi : AKUNTANSI

    Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga.

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja:

    Judul : KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU

    USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING(Studi

    Kasus pada Usaha Tahu Di Kota Salatiga)

    Pembimbing : LIKE SOEGIONO, SE., M.Si

    Tanggal di uji :

    adalah benar-benar hasil karya saya.

    Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

    orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat

    atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan

    pada penulis aslinya.

    Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

    meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi

    sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

    Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

    Salatiga, 4 Januari 2014

    Yang memberi pernyataan

    THOMAS THOMY CHRISTYAWAN

  • iii

    KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU

    USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING

    (Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga)

    Oleh:

    THOMAS THOMY CHRISTYAWAN

    NIM : 232010030

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

    Disetujui oleh :

    LIKE SOEGIONO, SE., M.Si

    Pembimbing

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2014

  • iv

    ABSTRACT

    Tofu industry business activities produce products and wastes, one of it is liquid

    waste. Some the business owners have minimum level of environmental awareness

    for managing waste, causing dispose carelessly. This research examines the

    awareness and knowledge of green accounting in small and medium tofu

    businesses in Salatiga in 2013. This research conducted in Salatiga with the

    object of tofu business owners who incorporated PRIMKOPTI HANDAYANI

    Salatiga in 2012. The data collection method is undertaken by interview and

    distributing questionnaires for tofu business owners.

    From this study can be viewed that the results of the questionnaire showed

    that the businesses people concerned with environmental costs. They agreed if

    there is an obligation for paying environmental cost.

    Keywords :green accounting, environment cost

  • v

    SARIPATI

    Kegiatan usaha yang dilakukan industri tahu akan menghasilkan produk

    dan limbah, salah satunya limbah cair. Minimnya tingkat kepedulian lingkungan

    yang dimiliki pelaku bisnis untuk mengelola limbah secara baik menyebabkan

    mereka membuang limbah sembarangan. Penelitian ini mengkaji tentang

    kepedulian dan pengetahuan green accounting dalam usaha kecil menengah tahu

    di kota Salatiga pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di kota Salatiga dengan

    objek penelitian pada pelaku bisnis tahu yang tergabung dalam PRIMKOPTI

    HANDAYANI Salatiga tahun 2012. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

    wawancara dan penyebaran kuesioner pada pemilik usaha.

    Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data kuesioner

    menunjukkan pelaku bisnis peduli dengan biaya lingkungan. Mereka setuju bila

    diwajibkan untuk membayar biaya lingkungan karena bila lingkungan bersih

    maka mereka merasa nyaman.

    Kata kunci :green accoounting, biaya lingkungan

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

    atas berkat, penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan kertas kerja ini.

    Kertas kerja inidapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang

    telah memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis. Untuk itu pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Frederikus Tri Horo Bekti dan Christina Apri Windari selaku orang tua dan

    seluruh keluarga penulis yang tak henti-hentinya memberikan bantuan dan

    doa sehingga penulis bisa menyelesaikan kertas kerja ini.

    2. Ibu Like Soegiono SE,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

    selalu memberi nasehat, arahan dan petunjuk kepada penulis.

    3. Seluruh pengajar dan staff pegawai FEB UKSW yang telah memberikan ilmu

    dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.

    4. PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga beserta rekanan yang telah

    memberikan informasi guna terselesaikannya kertas kerja ini.

    5. Orangtua, kakak dan adikku. yang selalu memberikan segenap kasih sayang,

    cinta, nasehat, motivasi dan doa

    6. Sahabat penulis selama berkuliah, baik yang sudah lulus maupun yang masih

    berjuang, Chiquita, Jenifer, Joko, Pipien, Rienda, serta teman-teman yang

    tidak dapat saya sebut satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, masukan

    dan kebersamaan selama ini.

  • vii

    7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

    semua bantuannya.

    Salatiga, 4Januari 2014

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

    ABSTRACT ........................................................................................................... iv

    SARIPATI .............................................................................................................. v

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

    1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

    2. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 4

    2.1 Green Accounting ......................................................................................... 4

    2.2 Biaya Lingkungan .................................................................................... 4

    3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 5

    3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data.............................................. 5

    3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan ...................................... 8

    4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................. 10

    Deskriptif Responden ........................................................................................ 10

    4.1 Preferensi Kepentingan ............................................................................... 11

    4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup .............................................................. 12

    4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan................................................................. 13

    4.4 Pengetahuan Biaya ................................................................................. 15

    4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan ............................................................. 16

    4.6 Gaya Pengeluaran Idividu ...................................................................... 17

    5. PENUTUP..................................................................................................... 18

    5.1 KESIMPULAN dan SARAN ...................................................................... 18

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Deskriptif responden ............................................................................... 10

    Tabel 2. Preferensi kepentingan ............................................................................ 12

    Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup ................................................................. 13

    Tabel 4. Kesadaran biaya lingkungan ................................................................... 14

    Tabel 5. Pengetahuan biaya................................................................................... 15

    Tabel 6. Pengetahuan biaya lingkungan................................................................ 16

    Tabel 7. Gaya pengeluaran individu ..................................................................... 17

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 20

    Lampiran 2 Responden Penelitian ........................................................................ 22

  • 1

    1. PENDAHULUAN

    Aktivitas produksi suatu usaha secara umum akan menghasilkan produk

    dan limbah. Limbah hasil produksi, semestinya ketika akan masuk dalam tahap

    pembuangan, harus memperhatikan faktor keamanan yang tidak mencemari

    lingkungannya (bebas dari unsur zat-zat berbahaya). Salah satu industri yang juga

    menghasilkan limbah adalah industri tahu. Industri tahu dijadikan sebagai objek

    penelitian karena industri tahu merupakan salah satu industri penyumbang emisi

    yang signifikan. Jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit usaha.

    Dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun, industri tahu

    ini memproduksi limbah cair sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dan

    menghasilkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekivalen. Sebanyak 80 persen industri

    tahu berada di Pulau Jawa. Dengan demikian emisi yang dikeluarkan pabrik tahu

    di Jawa mencapai 0,8 juta ton CO2 ekivalen.( Deputi Analisis Kebutuhan Iptek

    pada Deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Ristek Eddy

    Prihantoro). Skala usaha dalam industri tahu, sebagian besar adalah kecil dan

    menengah, demikian juga di Kota Salatiga. Limbah industri tahu berupa limbah

    padat dan cair. Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

    Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan proses sortasi, perendaman,

    pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan, dan penyaringan.

    Kemudian, air buangan dari proses tersebut yang dinamakan limbah cair. Limbah

    yang dibuang langsung ke sungai tanpa pengelolaan lebih akan memberikan

    dampak negatif seperti polusi air, bau tidak enak, sumber penyakit dan kematian

    makhluk hidup dalam air. Memang tidak menyalahi aturan ketika pabrik-pabrik

  • 2

    itu membuang limbah cair ke sungai sepanjang tidak membahayakan lingkungan

    atau setelah diolah dengan benar. Tapi pada praktiknya industri tahu membuang

    limbah cair langsung ke sungai tanpa pengelolaan yang baik.

    Jumlah industri tahu di Kota Salatiga berdasarkan data dari Primkopti

    Handayani Kota Salatiga tahun 2013 sebanyak 63 tempat usaha. Seluruh industri

    tahu yang tercatat merupakan usaha skala kecil dan menengah (UKM). Syarif

    Hasan menyatakan dari puluhan juta UKM itu saat ini mewakili lebih dari 90

    persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi sebesar 57 persen pada

    Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99

    tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang

    berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan

    usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak

    sehat”. Pengelolaan produksi masih menggunakan teknologi sederhana. Demikian

    juga untuk pengelolaan manajemen usaha. Sehingga untuk pengelolaan limbah

    juga belum menjadi bagian yang dikelola dengan baik oleh masing-masing

    pengelola usaha tahu tersebut. Kesadaran dan kepedulian atas pengelolaan limbah

    inilah yang menjadi salah satu dasar penerapan konsep green accounting.

    Konsep green accounting sebenarnya sudah mulai berkembang sejak

    tahun 1970-an di Eropa. Di Indonesia green accounting merupakan istilah yang

    baru dalam kegiatan bisnis. Belum banyak pelaku bisnis yang mengetahui konsep

    green accounting yang merupakan bagian dari akuntansi lingkungan. Akuntansi

    lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang

    berkaitan dengan dimasukannya biaya lingkungan (environmental cost) ke dalam

  • 3

    praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Tujuan akuntansi

    lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi

    mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Akuntansi lingkungan

    merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukannya biaya lingkungan ke

    dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan

    adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan yang harus

    ditanggung sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.

    Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini mengangkat persoalan sebagai

    berikut : 1) Apakah pelaku bisnis (UKM) di Kota Salatiga peduli dengan

    lingkungan? dan 2) Apakah pelaku bisnis (UKM) juga memiliki pengetahuan

    mengenai konsep greeen accounting dan konsep biaya lingkungan? Hasil dari

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai kepeduliaan pelaku bisnis terhadap

    lingkungan dan pengetahuan tentang green accounting. Manfaat penelitian ini

    diharapkan dapat bermanfaat kepada pelaku bisnis di kota Salatiga tentang

    pengetahuan green accounting dan konsep biaya lingkungan. Hasil penelitian ini

    diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan gambaran nyata bagi

    kalangan akedemisi mengenai perkembangan green accounting dan biaya

    lingkungan di Indonesia. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai sarana untuk

    memahami konsep green accounting dan biaya lingkunghan di Indonesia terutama

    di kota Salatiga, Jawa Tengah. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah

    wawasan tentang green accounting dan biaya lingkungan .

  • 4

    2. KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Green Accounting

    Istilah, green accounting (akuntansi hijau), adalah suatu paradigma baru

    dalam bidang akuntansi yang mengajurkan bahwa fokus dari proses akuntansi

    tidak hanya tertuju pada transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan laba atau

    rugi suatu entitas korporasi, melainkan juga pada transaksi –transaksi atau

    peristiwa dalam lingkungan. Artinya fokus dari proses akuntansi hijau pada

    transaksi atau peristiwa keuangan, sosial, dan lingkungan sehingga pelaporannya

    berisi informasi keuangan, sosial, dan lingkungan (Lako, 2012).

    Istilah lain yang terkait dengan green accounting adalah environmental

    accounting sebagaimana yang ditegaskan oleh Yakhou dan Vernon dalam Susilo

    (2008) yakni penyediaan informasi pengelolaan lingkungan untuk membantu

    manajemen dalam memutuskan harga, mengendalikan overhead dan pelaporan

    informasi lingkungan kepada publik.

    Ikhsan dalam Paranoan (2010), akuntansi lingkungan didefinisikan sebagai

    pencegahan, pengurangan, dan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan,

    bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari beberapa perbaikan kembali

    kejadian-kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan tersebut.

    2.2 Biaya Lingkungan

    Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya produk,

    proses, sistem atau fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manajemen

  • 5

    yang lebih baik. Biaya lingkungan mencakup dari seluruh biaya-biaya paling

    nyata (seperti limbah) mengukur ketidakpastian. Definisi biaya lingkungan

    menurut Enviromental Protection Agency (EPA) antara lain : 1) biaya lingkungan

    meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang harus diambil untuk

    mengatur dampak-dampak lingkungan terhadap aktifitas perusahaan dalam cara

    pertanggungjawaban lingkungan, seperti halnya biaya lain yang dikemudikan

    dengan tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan perusahaan, 2) biaya lingkungan

    meliputi biaya internal dan eksternal dan berhubungan dengan seluruh biaya-

    biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan

    pelindungan.

    3. METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

    Di dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaku

    usaha yang berada di kota Salatiga, Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah data primer. Data primer berupa hasil kuesioner mengenai

    kepedulian lingkungan dan pengetahuan mengenai konsep green accounting

    pelaku usaha (UKM) tahu di wilayah kota Salatiga, yang diperoleh melalui

    pembagian kuesionar langsung ke responden. Data diperoleh dengan memberikan

    kuesioner secara langsung kepada responden dan pada saat itu juga responden

    memberikan jawabannya.

    Populasi dalam penelitian ini, adalah seluruh pelaku usaha (UKM) tahu

    yang ada diseluruh kota Salatiga, Jawa Tengah. Proses pengambilan data melalui

  • 6

    pembagian kuesioner tertutup yang berisi berbagai pertanyaan tentang kesadaran

    dan kepedulian lingkungan yang diisi langsung oleh responden. Data diambil

    berdasarkan accidental sampling yang diambil dari setiap responden yang

    bersedia mengisi kuesioner lalu responden mengisi secara langsung. Setelah

    mendapatkan data langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah data.

    Olah data dilakukan dengan cara memberikan kode (coding) dengan cara

    mengubah opini/persepsi responden yang kualitataif menjadi kuantitatif .

    Kuesioner ini terdiri dari enam indikator kepentingan yaitu preferensi kepentingan

    lingkungan, kepedulian lingkungan hidup, kesadaran biaya lingkungan,

    pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan dan gaya pengeluaran individu.

    Indikator pertama adalah untuk melihat preferensi kepentingan. Skala

    pengukuran untuk preferensi kepentingan diberi angka 1 sampai 6 yang

    menunjukkan tingkatan masing-masing indikator. Deskripsi skala adalah sebagai

    berikut. Nilai “1” diberikan jika responden menjawab “sangat penting”, nilai “2”

    diberikan jika responden menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden

    menjawab “cukup penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang

    penting”, nilai “5” jika responden menjawab “tidak penting”, nilai “6” jika

    responden manjawab “ sangat tidak penting“.

    Untuk 5 indikator berikutnya terdiri dari kepedulian lingkungan hidup,

    kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan,

    dan gaya pengeluaran individu. Skala pengukuran untuk lima indikator tersebut

    diberi angka 1 sampai 7. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1”

    diberikan jika responden menjawab “sangat tidak setuju”, nilai “2” diberikan jika

  • 7

    responden menjawab “tidak setuju”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab

    “kurang setuju”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “netral”, nilai “5”

    jika responden menjawab “cukup setuju”, nilai “6” jika responden manjawab

    “setuju“, nilai “7” diberikan jika responden menjawab “sangat setuju”. Data

    diambil berdasarkan accidental sampling yang diambil dari setiap responden yang

    bersedia mengisi kuesioner lalu responden mengisi secara langsung.

    Dalam penelitian ini langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai

    berikut.

    1. Melakukan skoring terhadap data.

    2. Identifikasi urutan preferensi kepentingan.

    3. Identifikasi data pada sub pertanyaan kepedulian terhadap lingkungan,

    kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya

    lingkungan, dan gaya pengeluaran individu.

    4. Menganalisis hasil dari setiap identifikasi yang telah dilakukan pada setiap sub

    pertanyaan.

    5. Mengambil kesimpulan dari setiap hasil analisis yang dilakukan per sub

    pertanyaan.

    Menurut Hasan, distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-

    kelas tertentu (2005: 41). Sedangkan menurut Suharyadi dan Purwanto, distribusi

    frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang

    menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat

    dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori (2003: 25).

  • 8

    Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa

    kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data

    tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Tujuan distribusi

    frekuensi antara lain adalah 1) memudahkan dalam penyajian data, mudah

    dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi, 2) memudahkan dalam

    menganalisa, menghitung data dan membuat tabel atau grafik

    3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan

    Menurut Suparno (2004:84), sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan

    dengan adanya peghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam

    adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam

    juga mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam

    haruslah diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang

    mencintai lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk

    memelihara kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan

    mengeksploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang

    menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut.

    Nenggala (2007 :173 ) berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli

    lingkungan adalah :

    1. Selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

    2. Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat

    di sepanjang perjalanan.

  • 9

    3. Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohin, batu-batu, jalan atau

    dinding.

    4. Selalu membuang sampah pada tempatnya.

    5. Tidak membakar sampah di sekitar perumahan.

    6. Melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan.

    7. Menimbun barang-barang bekas.

    8. Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.

    Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

    melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran,

    penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

    melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).

  • 10

    4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Deskriptif Responden

    Penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga, dengan obyek UKM (Usaha

    Kecil Menengah) tahu yang terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI”

    Salatiga. Kuesioner ini diisi oleh pemilik UKM Tahu maupun pedagang tahu yang

    terdaftar dalam PRIMKOPTI Kota Salatiga tahun 2012.

    Tabel 1. Deskriptif responden

    Variabel Penelitian jumlah %

    Jenis Kelamin

    Perempuan 35 70%

    Laki-laki 15 30%

    Total 50 100%

    Usia

    20-49 tahun 6 12%

    50-69 tahun 30 60%

    ≥70 tahun 14 28%

    Total 50 100%

    Pendidikan

    Tidak Sekolah 2 4%

    SR 5 10%

    SD 36 72%

    SMP 3 6%

    SMA 4 8%

    Total 50 100%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Jumlah responden yang berhasil terkumpul hingga batas akhir pengujian

    kuesioner adalah 50 responden yang berasal dari berbagai daerah di Kota Salatiga

    Diantara 50 responden jumlah responden perempuan ada 35 orang atau 70%,

    sedangkan jumlah responden laki-laki ada 15 orang atau hanya 30%. Dilihat dari

    usianya anatara usia 20-49 tahun ada 6 orang atau 12%, usia 50-69 tahun ada 30

    orang atau 60% dan yang berusia 70 tahun keatas ada 14 orang atau 28%.

  • 11

    Berdasarkan riwayat pendidikan mereka, rata-rata hanya tamatan sekolah dasar

    atau sekolah rakyat saja. Hanya sedikit yang berpendidikan SMP atau SMA.

    4.1 Preferensi Kepentingan

    Tabel menunjukkan dari keenam item pertanyaan yang untuk mengukur

    tingkat kepentingan responden. Responden memilih yang sangat penting diberi

    nomor 1 dan yang tidak terlalu penting dapat diberikan nomor 6. Bila banyak para

    pelaku usaha (UKM) yang mementingkan laba dari kegiatan mereka, ini sangat

    berbeda dengan pelaku usaha (UKM) tahu yang rata-rata responden lebih

    mementingkan biaya usaha yang rendah dibandingkan omset atau laba,

    dikarenakan harga bahan baku utamanya yaitu kedelai terus naik sejak beberapa

    bulan lalu sedangkan harga output berdasarkan harga pasar. Jika mereka

    mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil demi menyesuaikan harga bahan

    baku, maka konsumen memilih membeli yang lain. Itu sebabnya para pelaku

    usaha (UKM) memberikan preferensi kepentingan biaya usaha yang rendah

    menjadi yang pertama. Responden juga menambahkan bahwa yang penting dapat

    berproduksi dulu, masalah untung atau rugi itu belakangan.

    Preferensi kepentingan limbah rata-rata diberi nomor akhir. Ini

    dikarenakan tingkat pengetahuan para responden yang sangat minim terhadap

    lingkungan, selain itu belum adanya sosialisasi dari pemerintah tentang bahaya

    limbah tahu. Selain itu lokasi tempat produksi juga berdekatan langsung dengan

    sungai, sehingga memudahkan untuk membuang limbah cair begitu saja tanpa

    mempedulikan lingkungan. Banyak diantara mereka berlokasi yang tempat

    usahanya berdekatan dengan sungai. Menurut mereka limbah cair yang dibuang

  • 12

    kesungai itu tidak berbahaya dan tidak ada orang yang komplain atau protes

    terhadap kegiatan itu. Bahkan menurut mereka membuang limbah cair ke sungai

    itu tidak berbahaya.

    Tabel 2. Preferensi kepentingan

    Kepentingan Sangat

    Penting Penting

    Cukup

    Penting

    Kurang

    Penting

    Tidak

    Penting

    Sangat

    Tidak

    Penting

    Omset/ Penjualan 0% 2% 4% 20% 46% 28%

    Laba 6% 12% 46% 26% 4% 6%

    Biaya Usaha Rendah 62% 30% 8% 0% 0% 0%

    Kualitas Jasa/Produk 30% 48% 20% 0% 0% 0%

    Produk /Jasa Ramah

    Lingkungan 2% 8% 20% 52% 18% 0%

    Limbah yang tidak

    mencemari lingkungan 0% 0% 2% 2% 32% 64%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup

    Keenam item pertanyan yang digunakan untuk mengukur kepedulian

    lingkungan hidup. Hasil menunjukkan bahwa responden peduli terhadap

    lingkungan, ditunjukkkan dengan mereka menggunakan bahan yang ramah

    lingkungan baik dari peralatan maupun bahan baku. Yang artinya bahan tersebut

    aman untuk kesehatan dan tidak mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia.

    Peralatan untuk produksi juga masih sederhana. Tempat untuk menampung tahu

    terbuat dari kayu bambu yang ramah lingkungan. Mereka sadar bahwa menjaga

    lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha mereka.

    Responden juga mempunyai kesadaran untuk memilah atau memisahkan limbah

    organik dan non organik. Dalam hasil wawancara kepada responden menurut

    Tarmi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga, membuang limbah cair ke sungai

  • 13

    tanpa pengelolaan merupakan tindakan yang menjaga lingkungan hidup. Kegiatan

    yang dilakukan hampir setiap hari, minimnya pengetahuan tentang pengelolaan

    limbah menjadi salah satu hal yang mendasari perilaku responden.

    Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup

    Pernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahui

    bagaimana menjaga lingkungan hidup

    0% 0% 0% 0% 36% 54% 10%

    Secara umum saya mengetahui bahwa

    menjaga lingkungan hidup sama

    dengan menjaga kelangsungan hidup

    usaha

    0% 0% 0% 0% 34% 56% 10%

    Saya selalu menggunakan bahan-bahan

    (perlengkapan dan bahan baku) usaha

    yang ramah lingkungan

    0% 0% 2% 0% 12% 56% 30%

    Saya selalu menjaga agar limbah usaha

    tidak mencemari lingkungan hidup

    0% 0% 0% 0% 26% 54% 20%

    Saya selalu memilah limbah usaha

    yang organik dan non organik

    0% 0% 0% 12% 50% 38% 0%

    Secara umum, saya selalu membeli

    peralatan usaha yang ramah lingkungan

    0% 0% 0% 0% 26% 62% 12%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan

    Dari keenam item pertanyaan yang menanyakan tentang kesadaran biaya

    lingkungan responden menjawab mereka secara umum mengetahui bahwa biaya

    lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dari mereka. Bila mereka

    diharuskan oleh pemerintah atau instansi terkait untuk membayar iuran uang yang

    digunakan untuk memelihara lingkungan, Suminten Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04

    Salatiga menjawab setuju dan mau membayar iuran dengan senang hati asalkan

    untuk menjaga lingkungan tempat mereka bekerja.

    Saat ini belum ada kegiatan membayar iuran untuk menjaga lingkungan

    hidup dan ketika ditanya untuk masalah biaya lingkungan apakah mereka sudah

  • 14

    mengelola dengan baik, kebanyakan hanya menjawab cukup setuju Untuk limbah

    sendiri langsung dibuang begitu saja apa adanya pengolahan limbah terlebih

    dahulu. Menurut Parti B Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga, menganggap bahwa

    limbah tersebut tidak berbahaya, selain itu tidak adanya penyuluhan dari lembaga

    yang terkait tentang pembuangan limbah atau pengelolaan limbah yang baik dan

    minimnya pengetahuan mereka tentang prosedur pembuangan limbah yang baik .

    Sebagian responden hanya berpendidikan tamatan sekolah dasar yang

    menyebabkan minimnya pengetahuan mereka tentang bahaya limbah cair dari

    kegiatan utama produksi.

    Tabel 4. Kesadaran biaya lingkungan

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Pernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya

    lingkungan adalah tanggung jawab usaha

    0% 0% 0% 0% 22% 72% 6%

    Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya

    lingkungan yang diperlukan dalam usaha

    0% 0% 2% 4% 62% 32% 0%

    Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran

    yang dilakukan untuk biaya lingkungan

    0% 2% 4% 4% 58% 30% 2%

    Saya menggunakan bahan-bahan usaha ramah

    lingkungan

    0% 0% 0% 0% 28% 64% 8%

    Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk

    mengolah limbah usaha

    4% 14% 34% 30% 18% 0% 0%

    Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian

    dari beban usaha

    0% 0% 2% 0% 52% 42% 4%

  • 15

    4.4 Pengetahuan Biaya

    Dari ketujuh item pertanyaan yang menanyakan tentang pengetahuan

    biaya. Paling tinggi responden menjawab setuju atau paham dalam mengelola

    biaya produksi. Responden sudah lama menekuni usahanya, jadi mereka sudah

    memahami bagaimana mengelola biaya usaha dengan baik. Komponen-komponen

    biaya usaha meraka juga sudah banyak mengetahui. Untuk masalah biaya

    produksi Jumadi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga sudah paham betul, tidak

    sekedar memahami biaya produksi tapi mereka memiliki pengalaman yang cukup

    dan bahkan matang dalam mengelola biaya produksi.

    Tabel 5. Pengetahuan biaya

    Pernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahui

    bagaimana mengelola biaya usaha

    0% 0% 0% 0% 50% 48% 4%

    Saya selalu mengukur kinerja usaha

    saya dalam profit (keuntungan)

    0% 0% 2% 0% 54% 40% 4%

    Saya mengetahui bagaimana

    mengelola biaya usaha

    0% 0% 0% 0% 14% 76% 10%

    Saya mengetahui komponen-

    komponen biaya usaha

    0% 0% 0% 0% 8% 56% 36%

    Saya memiliki pengalaman yang

    cukup untuk mengelola biaya usaha

    0% 0% 0% 2% 22% 46% 30%

    Saya memilahkan pengeluaran usaha

    yang dilakukan dengan pengeluaran

    pribadi

    48% 48% 0% 0% 2% 0% 2%

    Saya mengetahui bagaimana

    membebankan biaya usaha dalam

    perhitungan harga produk/jasa

    maupun perhitungan

    profit/keuntungan

    68% 30% 0% 0% 2% 0% 0%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Dalam melakukan pengeluaran uang, responden yang kebanyakan

    perempuan tidak memisahkan pengeluaran usaha dengan pengeluaran pribadi,

    atau mengabungkannya menjadi menjadi satu. Mereka mempunyai pemikiran

  • 16

    pemisahan pengeluaran uang tidaklah begitu penting karena omset dagang juga

    tidak terlalu besar. Jika dipaksa untuk memisahkan mereka menjadi kebingungan

    karena sudah terbiasa tidak melakukan pemisahan pengeluaran uang.

    4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan

    Tabel 6. Pengetahuan biaya lingkungan

    Pernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahui

    bagaimana mengelola biaya lingkungan

    4% 14% 36% 34% 12% 0% 0%

    Saya memiliki pengalaman yang cukup

    untuk mengelola biaya lingkungan

    16% 44% 28% 10% 0% 2% 0%

    Secara umum, saya memiliki pengetahuan

    mengenai biaya lingkungan

    0% 6% 2% 8% 46% 36% 2%

    Saya mengetahui komponen-komponen

    biaya lingkungan

    58% 36% 2% 0% 4% 0% 0%

    Saya mengetahui bagaimana

    membebankan biaya lingkungan dalam

    biaya usaha

    68% 30% 2% 0% 0% 0% 0%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Dari kelima item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui pengetahuaa

    biaya lingkungan. Hanya sebagian kecil dari responden yang memiliki

    pengetahuan tentang biaya lingkungan dan sebagian besar dari responden tidak

    mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan, bahkan membebankan biaya

    lingkungan ke dalam biaya usaha saja mereka tidak mengerti. Menurut Parti Jl.

    Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga hal ini disebabkan mereka tidak mendapatkan

    pengetahuan atau sosialisasi dari dinas terkait tentang biaya lingkungan. Jadi

    responden hanya menggunakan pengetahuan mereka seadanya, karena sebagian

    besar responden berusia lebih dari 50 tahun. Mereka lebih mementingkan biaya

    untuk produksi, sedangkan untuk biaya lingkungan mereka tidak

    mengutamakannya. Responden lebih memahami komponen-komponen biaya

  • 17

    produksi dibandingkan komponen-komponen biaya lingkungan. Jadi sebagian

    besar responden tidak mengetahui tentang biaya lingkungan itu seperti apa,

    mereka hanya memiliki pemikiran jangka pendek, dan bagi mereka yang penting

    setiap hari usahanya dapat terus berjalan dan berproduksi tanpa memperhatikan

    kondisi lingkungan.

    4.6 Gaya Pengeluaran Idividu

    Tabel 7. Gaya pengeluaran individu

    Pernyataan STS TS KS N CS S SS

    Ketika saya melakukan pengeluaran untuk

    kepentingan usaha, saya selalu merasa

    seperti melakukan pengeluaran

    menggunakan uang pribadi saya

    0% 0% 0% 0% 2% 64% 34%

    Bagi saya sangat penting untuk

    mengetahui usaha saya tidak melakukan

    pengeluaran yang sia-sia

    0% 0% 0% 2% 2% 56% 40%

    Saya selalu megecek uang yang ada ketika

    saya memutuskan untuk membeli sesuatu

    0% 0% 0% 0% 6% 46% 48%

    Saya selalu hati-hati dalam melakukan

    pengeluaran pribadi dibandingkan

    pengeluaran usaha

    0% 0% 0% 0% 10% 48% 42%

    Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran

    uang

    90% 8% 0% 0% 2% 0% 0%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Dari keenam pertanyaan yang menyatakan tentang gaya pengeluaran

    individu. Responden paling banyak menyatakan sangat mengkuatirkan

    pengeluaran uang mereka, karena mereka kuatir jika tidak memperhitungkan

    pengeluaran pribadi maka tidak ada uang untuk biaya produksi. Ada hubungannya

    dengan tingkat preferensi kepentingan yaitu pada biaya usaha yang rendah. Pelaku

    usaha (UKM) tahu menginginkan biaya produksi yang rendah agar tetap bisa

    berproduksi. Hal ini yang menjadikan para pelaku usaha (UKM) tahu lebih hati-

    hati dalam melakukan pengeluaran uang pribadi mereka, supaya dapat terus

  • 18

    berproduksi dengan harga bahan pokok utamanya yaitu kedelai yang terus naik,

    sementara harga cenderung ditetapkan berdasar harga pasar. Jadi sebagian dari

    responden lebih mengutamakan kebutuhan untuk produksi dari pada kebutuhan

    pribadi. Bagi, Sumiyati Jl. Pramuka No. 52 Salatiga proses produksi dapat terus

    berlangsung menjadi salah satu hal yang penting.

    5. PENUTUP

    5.1 KESIMPULAN dan SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada pelaku usaha tahu di

    kota Salatiga, dapat disimpulkan bahwa mereka mengharapkan biaya yang rendah

    untuk dapat melakukan kegiatan produksi. Pelaku bisnis peduli terhadap

    lingkungan, namun tidak mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan dan

    juga cara memasukkan biaya lingkungan kedalam biaya usaha. Sebaiknya

    Pemerintah atau dinas terkait memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang

    pentingnya biaya lingkungan dan pengelolaan limbah yang baitk supaya para

    pelaku bisnis. Untuk para pelaku bisnis tahu kedepannya diharapkan untuk lebih

    memperhatikan pengelolaan limbah dengan baik yang tentunya di dukung oleh

    Pemerintah kota Salatiga.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Environmental Protection Agency. 1996 . An Introduction to Environmental

    Accounting as a Business Management Tool.

    Gray, R and Bebbington J. (2001). “Accounting for the Environment” (2nd

    Edition)

    http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.html

    http://pengertian-definisi-adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-

    menurut-para-ahli.html

    http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iii-distribusi-frekuensi-

    dan-grafik/

    http://www.technology-indonesia.com/energi/bahan-bakar/120-biogas-dari-

    limbah-tahu. 1/31/2014, 10:43 AM

    https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998

    +pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusa

    n+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chro

    me..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-

    8. 1/31/2014, 10:58 AM

    Ikshan, Arfan. (2008). “Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya”. Graha

    Ilmu.Yogyakarta.

    Ikshan, Arfan. (2009). “Akuntansi Manajemen Lingkungan”, Graha

    Ilmu.Yogyakarta.

    Lako, A. (2012) “Akuntansi Hijau”. Kontan, edisi 10-22 Juni.

    Paranoan, N. (2010) “Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya di Indonesia”

    http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.htmlhttp://pengertian-definisi-adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-menurut-para-ahli.htmlhttp://pengertian-definisi-adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-menurut-para-ahli.htmlhttp://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iii-distribusi-frekuensi-dan-grafik/http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iii-distribusi-frekuensi-dan-grafik/http://www.technology-indonesia.com/energi/bahan-bakar/120-biogas-dari-limbah-tahuhttp://www.technology-indonesia.com/energi/bahan-bakar/120-biogas-dari-limbah-tahuhttps://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chrome..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-8https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chrome..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-8https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chrome..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-8https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chrome..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-8https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chrome..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF-8

  • 20

    Susilo, J. (2008). “Green Accounting di Daerah Yogyakarta Studi Kasus Antara

    Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul”. Volume 12 No.2, Desember

    2008:149-165

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

    NAMA :

    NAMA USAHA :

    ALAMAT :

    JENIS USAHA :

    USIA :

    JENIS KELAMIN :

    PREFERENSI KEPENTINGAN

    Isilah dengan urutan kepentingan (1 – 6)

    KEPENTINGAN URUTAN

    KE

    Omset / Penjualan

    Laba / Keuntungan

    Biaya Usaha Rendah

    Kualitas Jasa / Produk

    Produk/Jasa ramah lingkungan

    Limbah tidak mencemari lingkungan

    KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP

    Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

    No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

    1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

    menjaga lingkungan hidup

    2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga

    lingkungan hidup sama dengan menjaga

    kelangsungan hidup usaha

    3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan

    (perlengkapan dan bahan baku) usaha yang

    ramah lingkungan

    4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak

    mencemari lingkungan hidup

    5 Saya selalu memilah limbah usaha yang organik

    dan non organik

    6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan

    usaha yang ramah lingkungan

    KESADARAN BIAYA LINGKUNGAN

  • 21

    Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

    No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

    1 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya

    lingkungan adalah tanggung jawab usaha

    2 Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai

    biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha

    3 Secara umum, saya mengetahui setiap

    pengeluaran yang dilakukan untuk biaya

    lingkungan

    4 Saya menggunakan bahan-bahan usaha ramah

    lingkungan

    5 Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan

    untuk mengolah limbah usaha

    6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai

    bagian dari beban usaha

    PENGETAHUAN BIAYA

    Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

    No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

    1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

    mengelola biaya usaha

    2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam

    profit (keuntungan)

    3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya

    usaha

    4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya

    usaha

    5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

    mengelola biaya usaha

    6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang

    dilakukan dengan pengeluaran pribadi

    7 Saya mengetahui bagaimana membebankan

    biaya usaha dalam perhitungan harga

    produk/jasa maupun perhitungan

    profit/keuntungan

    PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGAN

    Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

    No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

    1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

    mengelola biaya lingkungan

    2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

    mengelola biaya lingkungan

    3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan

    mengenai biaya lingkungan

  • 22

    4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya

    lingkungan

    5 Saya mengetahui bagaimana membebankan

    biaya lingkungan dalam biaya usaha

    GAYA PENGELUARAN INDIVIDU

    Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

    No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

    1 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk

    kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti

    melakukan pengeluaran menggunakan uang

    pribadi saya

    2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui

    usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang

    sia-sia

    3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya

    memutuskan untuk membeli sesuatu

    4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan

    pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran

    usaha

    5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang

    Lampiran 2 Responden Penelitian

    No. Nama Alamat

    1 Sarni Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga

    2 Kasinem Jl. Kalitaman No. 89 Salatiga

    3 Tumiyem B Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga

    4 Waginem Jl. Kalisari Rt.10 Rw.06 Salatiga

    5 Beno Jl. Pramuka No.9 Salatiga

    6 Darmi Jl. Kalisari Rt.11 Rw.06 Salatiga

    7 Jumadi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga

    8 Suparti Jl. Pramuka No.54 Salaiga

    9 Parti Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga

    10 Mustoqimah Jl. Kalisari Rt.11 Rw.06 Salatiga

    11 Sumitro Yahmin Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga

    12 Sunarto Jl. Pramuka No.20 Salatiga

    13 Tarmi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga

    14 Partini Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga

    15 Kasidi Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga

    16 Sunarni Jl. Kalitaman RT.05 Rw.05 Salatiga

    17 Djumarsih Jl. Pramuka Rt.05 Rw.05 Salatiga

  • 23

    18 Muh Riji Jl. Pramuka Rt. 09 Rw.05 Salatiga

    19 Sumarni Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga

    20 Suriyem Jl. Kalisari Rt. 11 Rw.06 Salatiga

    21 Sudarjo Nogosaren Rt.02 Rw.05 Bugel

    22 Sri Mulyani Kecandran Rt.01 Rw.01 Pulutan

    23 Haryani Jl. Domas No 41 Salatiga

    24 Riyati Jl. Domas 01 Rt.04 Rw.08 Salatiga

    25 Sarwanti Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga

    26 AB. Hamid Kliwonan Rt.02 Rw.03 Pabelan

    27 Suhiman Pasarraya Rt.04 Rw.01 Kauman

    Kidul

    28 Sri Sumiyati Pasarraya Rt.04 Rw.01 Kauman

    Kidul

    29 Sri Sugiyanti Pasarraya Rt.04 Rw.02 Kauman

    Kidul

    30 Slamet Pasarraya Rt.04 Rw.02 Kauman

    Kidul

    31 Suminem A Blambangan Rt.12 Rw.05 Kauman

    Kidul

    32 Sih Wonten Juminem Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo

    Lor

    33 Siti Haryanti Banyuputih Rt.02 Rw.03 Sidorejo

    Lor

    34 Suparmi B Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo

    Lor

    35 M. Komari Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo

    Lor

    36 Sabito Rejosari Rt.01 Rw.01 Sidorejo Lor

    37 Yoto Sumanto Rejosari Rt.01 Rw.01 Sidorejo Lor

    38 Ny Usup/ Sainem Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo

    Lor

    39 Ngadiyem Jl. Domas Rt.03 Rw.08 Salatiga

    40 Djupri Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga

    41 Sukini Paiman Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga

    42 Jaenah Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga

    43 Sutijah Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga

    44 Mujiyati Jl. Pramuka No.56 Salatiga

    45 Suhari Jl. Kalisari Rt.09 Rw.06 Salatiga

    46 Sohiroh Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga

    47 Parti B Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga

    48 Suminten Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga

    49 Paelan Sp Jl. Pramuka Rt.08 Rw. 05 Salatiga

    50 Sumiyati Jl. Pramuka No. 52 Salatiga