kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis mengenai green … · 2016. 8. 2. · penulisan kertas...

36
i KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Di Kota Salatiga) Oleh: JOKO SETIAWAN NIM : 232010157 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKUBISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING

    (Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Di Kota Salatiga)

    Oleh:JOKO SETIAWAN

    NIM : 232010157

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan BisnisGuna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk MencapaiGelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNISPROGRAM STUDI : AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA2014

  • ii

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    Jalan Diponegoro 52 -60Telp. (0298) 321212, 311881

    Fax. (0298) 321433, 311881Homepage : www.uksw.edu

    Email : [email protected]

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    N a m a : JOKO SETIAWAN

    N I M : 232010157

    Program Studi : AKUNTANSI

    Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga.

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja:

    Judul : Kepedulian Dan Pengetahuan Pelaku BisnisMengenai Green Accounting (Studi Kasus PadaPedagang Pasar Di Kota Salatiga)

    Pembimbing : Like Soegiono, SE. MSiTanggal di uji :

    adalah benar-benar hasil karya saya.

    Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

    orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat

    atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan

    pada penulis aslinya.

    Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

    meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi

    sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

    Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

    Salatiga, 7 Januari 2014

    Yang memberi pernyataan

    JOKO SETIAWAN

  • iii

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    Selama Masih Ada Gunung Hijau,Tidak Perlu Khawatir Kehabisan Kayu Bakar

    (Kita tidak perlu khawatir dalam menjalani hidup selama memiliki kesehatan, akal budi, tekad, dan semangat)

    -Peribahasa China-

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

    atas berkat, penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan kertas kerja ini.

    Kertas kerja ini dapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang

    telah memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis. Untuk itu pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Orangtua yang selalu memberikan segenap kasih sayang, cinta, nasehat,

    motivasi dan doa.

    2. Ibu Like Soegiono SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

    selalu memberi nasehat, arahan dan petunjuk kepada penulis.

    3. Seluruh pengajar dan staff pegawai Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan ilmu dan

    pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.

    4. Sahabat penulis selama berkuliah yang tidak bisa disebutkan satu persatu

    namanya yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat dan bimbingan.

    Terima kasih atas persahabatan, masukan dan kebersamaan selama ini.

    5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

    semua bantuannya.

    Salatiga, 7 Januari 2014

    Penulis

  • vi

    ABSTRACT

    Daily transaction which takes place in markets often produces a lot ofwaste. Thus, markets are often related to the word ‘dirty’ and ‘slum’. Wastes willcontaminate the environment. Pasar Raya 1 in Salatiga is a shopping centerwhich is located in the center of Salatiga. Considering the number of themerchants in Pasar Raya 1, some questions may appear: whether the merchantscare about the environment or not and whether the merchants know about greenaccounting concept or not.

    Data used in this research was questionnaire about the merchants’opinions toward environmental concerns and environmental cost. The samplingmethod used was accidental sampling (only the merchants who were willing to fillthe questionnaire) with 50 people as the number of the participants. In thefindings, it could be seen that a lot of merchants in Pasar Raya 1 cared about yheenvironment. They also understood about exertion cost and environment cost intheir daily transactions.

    Keywords: green accounting, environmental cost.

  • vii

    SARIPATI

    Transaksi jual beli di pasar tradisional setiap harinya menghasilkansampah atau limbah. Pasar tradisional identik dengan kesan kotor dan kumuh.Sampah dapat mencemari lingkungan jika tidak dijaga dengan baik. Pasar Raya 1Kota Salatiga adalah pusat pasar tradisional yang berada ditengah Kota Salatiga.Dengan banyak pedagang yang berjualan disana, apakah para pedagang pedulidengan lingkungan hidup. Apakah pedagang mengetahui konsep greenaccounting.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesionermengenai kepedulian lingkungan dan biaya lingkungan. Metode sampling dalampenelitian ini adalah accidental sampling (pedagang yang bersedia mengisikuesioner penelitian) dengan jumlah 50. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwapedagang di Pasar Raya 1 Kota Salatiga peduli dengan lingkungan hidup.Pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga juga memiliki pengetahuan mengenai biayausaha dan biaya lingkungan dalam usaha mereka.

    Kata Kunci: green accounting, biaya lingkungan.

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul.................................................................................................. i

    Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ............................................... ii

    Halaman Persetujuan / Pengesahan.................................................................. iii

    Halaman Motto................................................................................................. iv

    Halaman Persembahan ..................................................................................... v

    Abstract ............................................................................................................ vi

    Saripati ............................................................................................................. vii

    Daftar Isi........................................................................................................... viii

    Daftar Tabel ..................................................................................................... ix

    Daftar Lampiran ............................................................................................... x

    1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    2. KAJIAN PUSTAKA.................................................................................. 4

    2.1 Green Accounting................................................................................. 4

    2.2 Biaya Lingkungan ................................................................................ 5

    3. METODE PENELITIAN........................................................................... 7

    4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................... 9

    4.1 Preferensi Kepentingan ........................................................................ 9

    4.2 Kepedulian Lingkungan ....................................................................... 11

    4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan .............................................................. 12

    4.4 Pengetahuan Biaya Usaha .................................................................... 14

    4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan........................................................... 15

    4.6 Gaya Pengeluaran Individu .................................................................. 16

    5. PENUTUP.................................................................................................. 18

    5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 18

    5.2 Saran..................................................................................................... 18

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... 20

    LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 22

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Sampel Penelitian................................................................................ 9

    Tabel 2 Preferensi Kepentingan ....................................................................... 10

    Tabel 3 Kepedulian Lingkungan ..................................................................... 11

    Tabel 4 Kesadaran Biaya Lingkungan ............................................................. 13

    Tabel 5 Pengetahuan Biaya.............................................................................. 14

    Tabel 6 Pengetahuan Biaya Lingkungan ......................................................... 15

    Tabel 7 Gaya Pengeluaran Individu................................................................. 16

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.................................................................... 22

    Lampiran 2. Responden Penelitian .................................................................. 25

    Lampiran 3. Hasil Data .................................................................................... 28

  • 1

    1. Pendahuluan

    Di Indonesia terdapat banyak pasar tradisional. Berdasarkan data Asosiasi

    Pemerintah Kabupaten/ Kota Seluruh Indonesia, jumlah pasar tradisional di

    Indonesia lebih dari 13.450 pasar dengan jumlah pedagang berkisar 12.625.000

    orang (http://www.pedagangpasar.com). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

    Kota Salatiga, terdapat 15 pasar yang berada di Kota Salatiga dengan jumlah

    pedagang berkisar 3.526 pedagang (http://www.salatigakota.bps.go.id). Menurut

    Perda Kota Salatiga Pasal 1 No. 10 Tahun 1998 tentang retribusi pasar, pasar

    adalah suatu tempat yang disediakan dan atau ditetapkan oleh Kepala Daerah,

    sebagai tempat jual beli umum dan secara langsung memperdagangkan barang

    dan jasa.

    Pasar tradisional identik dengan tempat yang kotor atau kumuh, padahal

    setiap hari pedagang yang berjualan dipasar tersebut membayar retribusi

    kebersihan. Sesuai Perda Kota Salatiga pasal 1 No. 12 tahun 2011 tentang

    retribusi jasa umum, retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa

    atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

    Pemerintah Daerah untuk kepentingan badan hukum.

    Pemungutan retribusi pasar diatur dalam peraturan daerah. Semua

    penerimaan dari retribusi pasar ini diserahkan kepada kas daerah. Pasal 16 Perda

    Kota Salatiga No. 12 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum, prinsip dan

    sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/

    Kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang

    bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektivitas

  • 2

    pengendalian atas pelayanan tersebut. Pembayaran retribusi pasar dilakukan oleh

    pedagang kepada petugas yang berwenang tercantum pada Pasal 14 Ayat 1 Perda

    Kota Salatiga No. 10 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pasar.

    Salah satu pasar tradisional yang terdapat di Kota Salatiga adalah Pasar

    Raya 1 yang berada di jalan Jenderal Sudirman Salatiga. Pasar Raya 1 menjadi

    pusat pasar tradisional dengan lokasi di tengah Kota Salatiga. Pasar yang terdiri

    dari 2 lantai tersebut ditempati oleh banyak pedagang yang berjualan setiap hari.

    Dari kegiatan perdagangan setiap hari terdapat limbah atau sampah yang

    dihasilkan. Dengan ukuran pasar tradisional yang relatif besar maka akan

    menghasilkan volume sampah yang besar juga setiap harinya.

    Menurut Sicular (1989), pembuangan sampah yang tidak diurus dengan

    baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau

    membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan

    pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga

    pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan

    sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air

    dan banjir (http://www.karawangnews.com).

  • 3

    Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang sampah. Sampah

    (solid waste) secara umum dapat diartikan sebagai semua buangan yang

    dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau

    digunakan lagi, baik berbentuk padat atau setengah padat (Tchobanoglous, 1993).

    Pada Perda Kota Salatiga No. 12 Tahun 2011 Kota Salatiga, sampah adalah

    limbah yang berbentuk padat atau setengah padat yang berasal dari kegiatan orang

    pribadi atau badan yang terdiri dari bahan organik dan anorganik, logam dan non

    logam yang dapat terbakar tetapi tidak termasuk buangan biologis/ kotoran

    manusia dan sampah berbahaya.

    Sampah yang dihasilkan di pasar tradisional dapat dibagi dalam dua jenis.

    Pertama sampah organik atau sampah yang dapat didaur ulang. Sampah organik

    terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam

    atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini

    dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Kedua sampah anorganik atau

    sampah yang tidak dapat didaur ulang. Sampah anorganik berasal dari sumber

    daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.

    Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, dan

    sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini memfokuskan pada,

    apakah pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga peduli terhadap lingkungan? Apakah

    pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga mengetahui tentang konsep green accounting?

    Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kepedulian pedagang pasar

    tradisional terhadap lingkungan dan pengetahuan pedagang tentang konsep green

  • 4

    accounting. Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi

    pedagang di pasar tradisional tentang kepedulian lingkungan hidup dan konsep

    green accounting. Bagi para akademisi hasil penelitian ini diharapkan bisa

    dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Bagi peneliti penelitian ini

    dapat memberikan pemahaman tentang konsep green accounting. Bagi pembaca

    diharapkan dapat menambah wawasan tentang kepedulian lingkungan dan green

    accounting.

    2. Kajian Pustaka

    2.1 Green Accounting

    Green accounting adalah suatu paradigma baru dalam bidang akuntansi

    yang menganjurkan bahwa fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada

    transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan laba atau rugi suatu entitas

    korporasi, tetapi juga pada transaksi atau peristiwa sosial dan lingkungan. Tujuan

    umum dari green accounting tersebut agar para pemangku kepentingan dapat

    mengetahui secara utuh informasi tentang kualitas manajemen dan perusahaan

    dalam pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan. Tujuan khususnya adalah agar

    para pemangku kepentingan mengetahui dan menilai kinerja dan nilai korporasi

    sebelum mengambil keputusan (Lako, 2012).

  • 5

    Green accounting juga disebut akuntansi lingkungan atau environmental

    accounting. Akuntansi lingkungan (environmental accounting) merupakan istilah

    yang berkaitan mengenai dimasukkannya biaya lingkungan (environmental cost)

    ke dalam praktik akuntansi perusahaan (Djogo, 2006). Biaya lingkungan

    dimasukkan menjadi biaya yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

    2.2 Biaya Lingkungan

    Biaya lingkungan merupakan akibat yang timbul dari aktifitas yang

    berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Menurut Ikhsan (2008: 103), biaya

    lingkungan adalah mencakup dari seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah

    buangan), untuk mengukur ketidakpastian.

    Definisi-definisi tambahan menurut Ikhsan (2008: 105), meliputi:

    1. Biaya lingkungan meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang

    harus diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan sebagai akibat

    aktivitas perusahaan dalam cara pertanggungjawaban lingkungan, seperti

    halnya biaya lain yang dipicu untuk tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan

    perusahaan.

    2. Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal dan

    berhubungan terhadap seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya

    dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan.

  • 6

    3. Biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya disebabkan atau

    dipandu dengan usaha-usaha (aktivitas) untuk: 1) mencegah atau mengurangi

    barang sisa dan polusi, 2) mematuhi regulasi lingkungan dan kebijakan

    perusahaan, 3) kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan lingkungan.

    Biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2009: 413) adalah biaya-

    biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan

    yang buruk mungkin terjadi. Hansen dan Mowen (2009: 413) mengklasifikasikan

    biaya lingkungan menjadi empat kategori: biaya pencegahan (prevention cost),

    biaya deteksi (detection cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan

    banyak kegagalan eksternal (external failure cost).

    1. Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost) adalah biaya-

    biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah

    dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

    2. Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost) adalah biaya-biaya

    untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan

    aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan berlaku atau

    tidak.

    3. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure) adalah

    biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan

    sampah, tetapi dibuang ke lingkungan luar.

    4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental eksternalfailure cost)

    adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah

    atau sampah ke dalam lingkungan.

  • 7

    3. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini data yang akan digunakan berupa data primer. Data

    primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat

    untuk pertama kalinya (Marzuki, 1995). Data primer berupa hasil isian kuesioner

    mengenai kepedulian lingkungan dan biaya lingkungan. Kuesioner diisi oleh

    responden dengan pendampingan. Kuesioner diisi sendiri oleh responden yang

    bersedia yang bisa membaca dan menulis, untuk responden yang tidak bisa

    membaca dan menulis pengisian dilakukan dengan sistem wawancara dengan

    pertanyaan berdasarkan dari kuesioner.

    Variabel yang dalam peneitian ini adalah kepedulian dan pengetahuan.

    Meliseh (2002) menyatakan peduli adalah salah satu hasil perhatian dari suatu

    peristiwa atau proses belajar yang terjadi secara alami. Kepedulain terhadap

    lingkungan diungkapkan dalam bentuk ungkapan verbal dan perilaku (tindakan

    nyata). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

    indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

    Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

    (Notoadmodjo, 2003).

    Metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling yang

    diambil dari pedagang yang bersedia menjadi responden penelitian. Setelah

    mendapatkan responden langkah selanjutnya adalah mengolah data. Pengolahan

    data dalam penelitian ini dengan memberikan kode (coding) untuk mengubah

    persepsi atau opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala

  • 8

    pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi

    responden tentang suatu kejadian.

    Kuesioner yang diberikan terdiri dari 6 indikator. Indikator pertama adalah

    untuk melihat preferensi kepentingan. Skala pengukuran untuk preferensi

    kepentingan diberi angka 1 sampai 6 yang menunjukkan tingkatan masing-masing

    indikator. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1” diberikan jika

    responden menjawab “paling penting”, nilai “2” diberikan jika responden

    menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab “cukup

    penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang penting”, nilai “5”

    jika responden menjawab “tidak penting”, nilai “6” jika responden manjawab “

    sangat tidak penting“.

    Untuk 5 indikator berikutnya terdiri dari kepedulian lingkungan hidup,

    kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan,

    dan gaya pengeluaran individu. Skala pengukuran untuk lima indikator tersebut

    diberi angka 1 sampai 7. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1”

    diberikan jika responden menjawab “sangat tidak setuju”, nilai “2” diberikan jika

    responden menjawab “tidak setuju”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab

    “kurang setuju”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “netral”, nilai “5”

    jika responden menjawab “cukup setuju”, nilai “6” jika responden manjawab

    “setuju“, nilai “7” diberikan jika responden menjawab “sangat setuju”.

    Hasil skoring tersebut diolah menggunakan distribusi frekuensi. Dari hasil

    temuan tersebut dilakukan analisis untuk mengetahui kepedulian dan pengetahuan

    responden terhadap konsep green accounting

  • 9

    4. Analisis Data Dan Pembahasan

    Deskriptif Responden

    Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Salatiga dengan obyek penelitian

    pedagang di Pasar Raya 1 Kota Salatiga Dalam penelitian ini kuesioner diisi oleh

    para pedagang yang bersedia menjadi responden dengan pendampingan.

    Tabel 1. Sampel Penelitian

    Deskripsi Jumlah Persentase

    JenisKelamin

    Laki-Laki 5 10%

    Perempuan 45 90%

    Total 50 100%

    Usia 20-39 tahun 11 22%

    40-59 tahun 31 62%

    60 tahun keatas 8 16%

    Total 50 100%Sumber: Hasil olahan November 2013

    Jumlah responden yang berhasil didapatkan hingga kuesioner terkumpul

    dan diolah adalah 50 responden. Dari 50 responden, 90% responden berjenis

    kelamin perempuan dan 10% responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan

    umur, responden yang berusia antara 20-39 tahun terdapat 11 responden atahu

    20%. Usia 40-59 tahun terdapat 31 responden atahu 62%, dan sisanya 16%

    berusia diatas 60 tahun.

    4.1 Preferensi Kepentingan

    Preferensi kepentingan dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

    pendapat responden terhadap beberapa aspek yang terdapat usaha mereka sehari-

    hari. Terdapat 6 aspek yang digunakan dalam kuesioner yaitu penjualan, laba,

  • 10

    biaya usaha rendah, kualitas produk, produk ramah lingkungan, dan yang terakhir

    adalah produk tidak mencemari lingkungan. Hasil dari olah data preferensi

    kepentingan dapat mengambaran tentang aspek mana yang dianggap paling

    penting hingga aspek manakah yang paling tidak penting.

    Tabel 2. Preferensi Kepentingan

    KepentinganSangatPenting

    PentingCukupPenting

    KurangPenting

    TidakPenting

    Sangat TidakPenting

    Omset / Penjualan 40% 24% 20% 14% 0% 2%

    Laba 32% 50% 10% 6% 2% 0%

    Biaya Usaha Rendah 8% 16% 30% 28% 6% 12%

    Kualitas Jasa / Produk 14% 6% 30% 42% 4% 4%

    Produk / Jasa RamahLingkungan

    2% 0% 6% 6% 78% 8%

    Limbah yang tidakmencemari lingkungan

    4% 4% 4% 4% 10% 74%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Dari hasil olah data, penjualan adalah aspek paling penting menurut

    responden. Dalam pengamatan, penjualan menjadi hal utama dalam usaha mereka

    agar dapat terus bertahan karena mayoritas responden menjual barang yang tidak

    tahan lama seperti sayur dan buah-buahan. Mayoritas responden berjualan barang

    dagangan yang bersifat tidak tahan lama, oleh karena itu para pedagang akan

    merasa sangat dirugikan apabila barang dagangannya tidak laku. Setelah

    penjualan, aspek berikutnya adalah laba. Menurut salah satu pedagang, dua aspek

    tersebut saling berkaitan karena laba dapat diperoleh ketika sudah terjadi

    penjualan. Biaya usaha rendah menjadi aspek nomor tiga. Responden menyatakan

    bahwa sulit untuk mendapatkan barang dagangan dengan harga murah. Kualitas

  • 11

    produk yang menempati urutan empat. Responden sadar dengan kualitas produk

    yang bagus akan menarik minat pembeli. Untuk dua aspek terakhir adalah produk

    ramah lingkungan dan limbah tidak mencemari lingkungan. Jika dilihat secara

    langsung dari hasil olah data akan memunculkan kesan responden kurang peduli

    akan lingkungan.

    4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup

    Secara umum Pasar Raya 1 Salatiga tampak kurang bersih. Terdapat

    sampah di sudut-sudut pasar yang bertumpuk kurang rapi. Ketika hujan, jalanan di

    sekitar pasar menjadi becek dan sampah-sampah berserakan. Terdapat 6

    pernyataan yang diberikan kepada responden untuk mengetahui apakah responden

    peduli dengan lingkungan hidup.

    Tabel 3. Kepedulian Lingkungan Hidup

    Pernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahuibagaimana menjaga lingkungan hidup

    0% 0% 0% 0% 2% 4% 94%

    Secara umum saya mengetahui bahwamenjaga lingkungan hidup sama denganmenjaga kelangsungan hidup usaha

    0% 0% 0% 0% 4% 10% 86%

    Saya selalu menggunakan bahan-bahan(perlengkapan dan bahan baku) usahayang ramah lingkungan

    0% 2% 0% 0% 2% 12% 84%

    Saya selalu menjaga agar limbah usahatidak mencemari lingkungan hidup

    0% 0% 0% 0% 4% 14% 82%

    Saya selalu memilah limbah usaha yangorganik dan non organic

    12% 6% 0% 0% 10% 12% 60%

    Secara umum, saya selalu membeliperalatan usaha yang ramah lingkungan

    0% 0% 0% 0% 4% 10% 86%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

  • 12

    Dari 6 pernyataan mengenai lingkungan hidup, secara umum responden

    memberikan pernyataan bahwa mereka peduli dengan lingkungan hidup. Mereka

    mengetahui bagaimana menjaga lingkungan. Responden mengatakan tidak hanya

    menjaga lingkungan ditempat mereka berjualan namun juga dirumah. Mereka

    sadar bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan

    hidup usaha mereka. Dengan menjaga kebersihan ditempat mereka berdagang

    membuat calon pembeli tidak risih untuk mendekat, dan sebaliknya jika tempat

    mereka berjualan kotor maka calon pembeli enggan untuk mendekat. Dengan

    keadaan tempat usaha yang relatif sempit, ternyata mayoritas responden masih

    bisa memilah sampah organik dengan sampah anorganik. Untuk responden yang

    berjualan sayuran ada yang memilah sampah dan sampah organik dibawa pulang

    setiap harinya untuk pakan hewan ternak dirumah. Terdapat 18% responden yang

    mengatakan mencampur sampah organik dan anorganik, mereka mengatakan

    tidak memiliki cukup waktu untuk memilah sampah. Meskipun pada preferensi

    kepentingan responden menempatkan aspek produk ramah lingkungan dan limbah

    tidak mencemari lingkungan di posisi terakhir, tetapi ternyata responden peduli

    dengan lingkungan hidup.

    4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan

    Biaya lingkungan dalam usaha responden adalah retribusi kebersihan yang

    diatur dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga. Pedagang menyebut retribusi

    kebersihan tersebut dengan karcis kebersihan. Karcis kebersihan tersebut

  • 13

    merupakan biaya yang dikeluarkan oleh responden sebagai akibat yang timbul

    dari kegiatan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.

    Tabel 4. Kesadaran Biaya LingkunganPernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahuibahwa biaya lingkungan adalahtanggung jawab usaha

    0% 0% 2% 0% 4% 14% 80%

    Saya memiliki pengetahuan yangbaik mengenai biaya lingkunganyang diperlukan dalam usaha

    0% 0% 0% 2% 6% 36% 56%

    Secara umum, saya mengetahuisetiap pengeluaran yang dilakukanuntuk biaya lingkungan

    2% 0% 0% 0% 10% 28% 60%

    Saya mengetahui biaya menggunakanbahan-bahan usaha ramah lingkungan

    0% 0% 0% 2% 6% 18% 74%

    Saya mengetahui biaya yang harusdikeluarkan untuk mengolah limbahusaha

    2% 2% 0% 2% 2% 34% 58%

    Saya membebankan biaya lingkungansebagai bagian dari beban usaha

    48% 14% 0% 0% 6% 20% 12%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Responden menyatakan setuju bahwa biaya lingkungan yang mereka bayar

    adalah tanggung jawab dari usaha mereka. Secara umum responden mengetahui

    tentang biaya lingkungan dan berapa yang harus mereka bayar. Responden

    menggunakan bahan-bahan usaha yang ramah lingkungan, biaya untuk mengolah

    limbah adalah biaya yang mereka bayarkan untuk karcis kebersihan. Untuk

    pernyataan bahwa mereka membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari

    beban usaha, sebanyak 48% responden sangat tidak setuju dan 14% responden

    tidak setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju karena mereka

    menganggap biaya lingkungan adalah kewajiban mereka sebagai bentuk tanggung

    jawab lingkungan yang tidak menjadikannya beban usaha. Salah seorang

    responden mengungkapkan bahwa biaya lingkungan itu bukan merupakan beban

  • 14

    usaha. Meskipun pada preferensi kepentingan responden menempatkan aspek

    produk ramah lingkungan dan limbah tidak mencemari lingkungan di posisi

    terakhir tetapi responden ternyata sadar akan biaya lingkungan.

    4.4 Pengetahuan Biaya Usaha

    Dalam menjalankan usaha setiap harinya, terdapat biaya usaha yang

    dikeluarkan oleh responden seperti biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya sewa

    tempat dan lainnya. Terdapat 7 pernyataan diberikan untuk melihat apakah

    responden mengetahui biaya usaha mereka.

    Tabel 5. Pengetahuan Biaya UsahaPernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahuibagaimana mengelola biaya usaha

    0% 0% 0% 0% 6% 16% 78%

    Saya selalu mengukur kinerja usaha sayadalam profit (keuntungan)

    2% 2% 0% 0% 10% 24% 62%

    Saya mengetahui bagaimana mengelolabiaya usaha

    0% 0% 0% 0% 4% 30% 66%

    Saya mengetahui komponen-komponenbiaya usaha

    0% 0% 0% 0% 8% 38% 54%

    Saya memiliki pengalaman yang cukupuntuk mengelola biaya usaha

    0% 2% 0% 0% 4% 34% 60%

    Saya memilahkan pengeluaran usahayang dilakukan dengan pengeluaranpribadi

    44% 12% 6% 2% 0% 6% 30%

    Saya mengetahui bagaimanamembebankan biaya usaha dalamperhitungan harga produk/jasa maupunperhitungan profit/keuntungan

    2% 2% 2% 0% 8% 40% 46%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

    Sebagai pedagang pasar yang mengelola keuangan sendiri setiap hari

    selama bertahun-tahun, responden mengetahui bagaimana mengelola usaha

    mereka. Dengan keadaan demikian mereka memiliki pengetahuan biaya usaha

  • 15

    yang baik. Responden tidak setuju pada pernyataan tentang pemisahan

    pengeluaran usaha dengan pengeluaran pribadi, mereka menyatakan uang yang

    dimiliki tidak cukup untuk dapat dipisahkan antara pengeluaran pribadi dengan

    pengeluaran usaha sehingga tidak dilakukan pemisahan uang. Ada sebagian

    responden yang memisahkan pengeluaran pribadi dengan pengeluaran usaha

    sebanyak 36%. Responden tersebut sudah memberikan alokasi untuk setiap

    pengeluaran yang mereka butuhkan. Terdapat 4% responden yang menyatakan

    tidak selalu menjadikan keuntungan sebagai ukuran kinerjanya karena tidak setiap

    hari pedagang mendapatkan keuntungan.

    4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan

    Biaya lingkungan pada usaha responden adalah karcis kebersihan. Apakah

    responden mengetahui biaya lingkungan dapat dilihat dari 5 pernyataan mengenai

    biaya lingkungan.

    Tabel 6. Pengetahuan Biaya LingkunganPernyataan STS TS KS N CS S SS

    Secara umum, saya mengetahuibagaimana mengelola biaya lingkungan

    0% 0% 0% 0% 0% 28% 72%

    Saya memiliki pengalaman yang cukupuntuk mengelola biaya lingkungan

    0% 0% 0% 0% 6% 34% 60%

    Secara umum, saya memilikipengetahuan mengenai biaya lingkungan

    2% 0% 0% 2% 12% 38% 46%

    Saya mengetahui komponen-komponenbiaya lingkungan

    2% 0% 2% 2% 14% 42% 38%

    Saya mengetahui bagaimanamembebankan biaya lingkungan dalambiaya usaha

    2% 0% 4% 0% 10% 44% 40%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

  • 16

    Secara umum responden mengetahui biaya lingkungan. Karcis kebersihan

    yang dibayar setiap hari adalah biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari

    kegiatan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan yaitu sampah. Seperti

    yang sudah dibahas sebelumnya, secara umum responden peduli dengan

    lingkungan, responden sadar dengan biaya lingkungan, responden memiliki

    pengetahuan biaya usaha yang baik dan responden juga mengetahui biaya

    lingkungan.

    4.6 Gaya Pengeluaran Individu

    Gaya pengeluaran individu antara satu orang bisa berbeda dengan orang

    yang lainnya. Gaya pengeluaran individu digunakan untuk melihat bagaimana

    gaya pengeluaran responden sehari-hari.

    Tabel 7. Gaya Pengeluaran IndividuPernyataan STS TS KS N CS S SS

    Ketika saya melakukan pengeluaranuntuk kepentingan usaha, saya selalumerasa seperti melakukan pengeluaranmenggunakan uang pribadi saya

    6% 4% 2% 2% 0% 10% 76%

    Bagi saya sangat penting untukmengetahui usaha saya tidak melakukanpengeluaran yang sia-sia

    0% 0% 0% 0% 0% 10% 90%

    Saya selalu megecek uang yang adaketika saya memutuskan untuk membelisesuatu

    2% 0% 0% 0% 0% 10% 88%

    Saya selalu hati-hati dalam melakukanpengeluaran pribadi dibandingkanpengeluaran usaha

    0% 2% 4% 0% 0% 6% 88%

    Saya jarang mengkuatirkan pengeluaranuang

    64% 22% 4% 0% 4% 4% 2%

    Sumber : Hasil olahan, November 2013

  • 17

    Dengan tidak memisahkan pengeluaran usaha dengan pengeluaran usaha

    maka responden merasa ketika melakukan pengeluaran usaha seperti

    mengeluarkan pengeluaran pribadi. Responden menyatakan sangat penting untuk

    tidak melakukan pengeluaran usaha yang sia-sia, responden juga mengaku sering

    mengkhawatirkan pengeluaran uang. Dengan demikian, ketika hasil pada

    indikator kesadaran biaya lingkungan menyatakan responden tidak keberatan

    dengan biaya lingkungan maka dapat dikatakan bahwa responden tidak

    menganggap biaya lingkungan adalah pengeluaran yang sia-sia. Hal tersebut

    mempertegas bahwa responden sadar dengan biaya lingkungan.

  • 18

    5. Penutup

    5.1 Kesimpulan

    Dari pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun

    aspek produk ramah lingkungan dan limbah tidak mencemari lingkungan berada

    diurutan terakhir pada preferensi kepentingan usaha mereka, dan para pedagang

    sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang, pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga

    secara umum peduli terhadap lingkungan. Pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga

    mengetahui mengenai biaya lingkungan, tetapi belum sampai pada konsep green

    accounting.

    5.2 Saran

    Dari kesimpulan peneliti memberikan saran kepada pedagang untuk tetap

    peduli dengan lingkungan. Menghimbau kepada Bapak Walikota Salatiga secara

    umum dan Pemda Kota Salatiga khususnya Dinas Pasar dan PKL Kota Salatiga

    bersama-sama dengan pedagang pasar untuk meningkatkan kebersihan pasar

    tradisional agar limbah tidak mencemari lingkungan.

  • 19

    Daftar Pustaka

    Djogo, Tony, 2006, Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting), 07

    Februari.

    Hansen, Don R dan Maryanne, Mowen, 2009, Akuntansi Manajerial edisi 8-buku

    2, Salemba Empat.

    Ikhsan, Arfan, 2008, Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya, Yogyakarta:

    Graha Ilmu.

    Lako, Andreas, 2012, “Akuntansi Hijau”, Kontan, edisi 10-22 Juni.

    Marzuki, 1995, Metodologi Riset, Yogyakarta: FE-UII.

    Meliseh, 2002, Kepedulian Lingkungan Hidup, Bandung : Bumi Aksara

    Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT

    Rineka Cipta.

    Perda Kota Salatiga No. 10 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pasar.

    Perda Kota Salatiga No. 12 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.

    Tchobanoglous, 1993, Integrated Solid Waste Management, McGraw-Hill

    International, New York

    http://salatigakota.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=14

    http://www.karawangnews.com/2013/06/masalah-sampah-di-indonesia-dan.html

    http://www.pedagangpasar.com/index.php/2012-03-07-09-04-08/2012-10-21-15-

    11-19

  • 20

    Daftar Riwayat Hidup

    A. Data PribadiNama : Joko SetiawanJenis Kelamin : Laki-LakiTempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 5 Juni 1989Kewarganegaraan : IndonesiaAgama : IslamSuku : JawaAlamat Asal : Jalan Diponegoro No. 58 Krajan Bringin

    RT 02 RW 01 Kec Bringin, Kab SemarangTelepon (HP) : 085647427427E-mail : [email protected]

    B. Latar Belakang Pendidikan1. Formal

    Tahun 2010 – 2014 :Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

    Tahun 2004 – 2007 :SMA Negeri 3 Salatiga

    Tahun 2001 – 2004 :SMP Negeri 2 Bringin, Kabupaten Semarang

    Tahun 1995 – 2001 :SD Negeri 2 Bringin, Kabupaten Semarang

    Tahun 1994-1995 :Taman Kanak-kanak Marsudi Utomo Bringin, KabupatenSemarang

    2. Non Formal 20-23 Maret 2013 :

    Leadership Development Beswan Djarum 2012/2013

    11-12 Januari 2013 :Character Building Beswan Djarum 2012/2013

    8-11 Maret 2012 :Latihan Menengah Kepemimpinan Mahasiswa UKSW :“Satya Wacana Didadaku”

  • 21

    19-20 November 2011 :Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa UKSW :“World In Our Hands”

    29 Agustus 2007 :Kursus Operator Komputer Bisnis di Stekom PAT,Salatiga

    22 Agustus 2007 :Kursus Bahasa Inggris Conversation di LembagaPendidikan “Aquarius”, Salatiga

    C. Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan 6-7 September, 14-15 September 2013 :

    Panitia Makrab Socev Fakultas Ekonomika dan Bisnis“Fusion” (Koordinator Sie Keamanan)

    Tahun 2012-2013 :Fungsionaris Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas(BPMF) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

    Tahun 2011-2012 :Fungsionaris Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas(BPMF) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

    10 September, 24-25 September, 1 Oktober 2011 :Panitia Makrab Fakultas Ekonomika dan Bisnis :“Economic Goes To Da World” (Sie Keamanan)

    18 Maret 2011 :Panitia “Excellent Generation” (Sie Keamanan)

    Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sejujur-jujurnya.

    Hormat Saya,

    Joko Setiawan

  • 22

    Lampiran-Lampiran

    Lampiran 1

    Kuesioner Penelitian

    NAMA :NAMA USAHA :ALAMAT :JENIS USAHA :USIA :JENIS KELAMIN :

    PREFERENSI KEPENTINGANIsilah dengan urutan kepentingan (1 – 6)

    KEPENTINGAN URUTAN KEOmset / PenjualanLaba / KeuntunganBiaya Usaha RendahKualitas Jasa / ProdukProduk/Jasa ramah lingkunganLimbah tidak mencemari lingkungan

    KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUPIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga

    lingkungan hidup2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga

    lingkungan hidup sama dengan menjagakelangsungan hidup usaha

    3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan(perlengkapan dan bahan baku) usaha yang ramahlingkungan

    4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidakmencemari lingkungan hidup

    5 Saya selalu memilah limbah usaha yang organikdan non organic

    6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan usahayang ramah lingkungan

  • 23

    KESADARAN BIAYA LINGKUNGANIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya

    lingkungan adalah tanggung jawab usaha2 Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai

    biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha3 Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran

    yang dilakukan untuk biaya lingkungan4 Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-bahan

    usaha ramah lingkungan5 Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan

    untuk mengolah limbah usaha6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai

    bagian dari beban usaha

    PENGETAHUAN BIAYAIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

    mengelola biaya usaha2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam

    profit (keuntungan)3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya usaha5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

    mengelola biaya usaha6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang

    dilakukan dengan pengeluaran pribadi7 Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya

    usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupunperhitungan profit/keuntungan

    PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGANIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

    mengelola biaya lingkungan2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

    mengelola biaya lingkungan3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan

    mengenai biaya lingkungan4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya

    lingkungan5 Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya

    lingkungan dalam biaya usaha

  • 24

    GAYA PENGELUARAN INDIVIDUIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk

    kepentingan usaha, saya selalu merasa sepertimelakukan pengeluaran menggunakan uang pribadisaya

    2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui usahasaya tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia

    3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika sayamemutuskan untuk membeli sesuatu

    4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan pengeluaranpribadi dibandingkan pengeluaran usaha

    5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang