kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis mengenai...

29
KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus pada Usaha Warung Makan di Salatiga) Oleh: JENNIFER MIRIELLE DIAS NIM : 232010066 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Binsis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DANBISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: phamquynh

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU

BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi

Kasus pada Usaha Warung Makan di Salatiga)

Oleh:

JENNIFER MIRIELLE DIAS

NIM : 232010066

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Binsis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DANBISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :
Page 3: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :
Page 4: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

1

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52 -60

Telp. (0298) 321212, 311881

Fax. (0298) 321433, 311881

Homepage : www.uksw.edu

Email : [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Jennifer Mirielle Dias

NIM :232010066

Program Studi :Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

Judul : KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU

BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING ( Studi

Kasus pada Usaha Warung Makan di Salatiga)

Pembimbing : Like Soegiono S.E., M.Si

Tanggal diuji : 24 Januari 2014

adalah benar-benar karya Saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat secara keseluruhan atau sebagian

tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau

meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah

sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Salatiga, 7 Januari 2014

Yang memberi pernyataan

Jennifer Mirielle Dias

Page 5: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

2

Page 6: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

3

ABSTRACT

This research analyze the extent to which the business companies care about the

environment and have knowledge about green accounting. The sample of this

research are 50 owners of SME (Small Medium Enterprise) of restaurant in

Salatiga with surveys and interviews. Salatiga chosen as the right spot in this

research because one of the superior business in the region salatiga is restaurant.

The conclusion is the SME care about the environment but didn’t know clearly

about the cost of the environment and green accounting. SME have concerned

enough about the environment but it didn’t followed by the existence of

awareness about environmental costs because SME of restaurants are mostly

concentrated on turnover, profit and low cost. Advice that can be given is for the

Government, especially The Dept. of Cleaning in the Salatiga to provide

socialization of the importance of environmental awareness and environmental

costs that must be issued by the SME to cultivate the waste and also provide

solutions to bear the expense of the environment,so the SME owners don't feel

aggrieved, for example by giving subsidies and more.

Kata kunci : Green Accounting, Environmental Costs.

Page 7: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

4

SARIPATI

Penelitian ini akan membahas sejauh mana pelaku bisnis peduli akan

lingkungan dan memiliki pengetahuan mengenai green accounting. Pelaku bisnis

yang akan diteliti adalah 50 orang pemilik dari UKM (Usaha Kecil Menengah)

rumah makan di Salatiga dengan melalui survey dan wawancara.Kota Salatiga

dipilih sebagai daerah yang tepat dalam penelitian ini karena salah satu jenis

usaha unggulan di wilayah Salatigaadalah dibidang rumah makan. Kesimpulannya

adalah para pelaku bisnis (UKM) peduli terhadap lingkungan tapi tidak

mengetahui secara jelas tentang biaya lingkungan dan akuntansi lingkungan.

Kepedulian para pelaku bisnis yang cukup tinggi pun tidak diikuti dengan adanya

kesadaran tentang biaya lingkungan karena para pelaku bisnis (UKM) di bidang

rumah makan ini sebagian besar sangat konsen terhadap omzet, laba dan biaya

usaha yang rendah. Saran yang dapat diberikan adalah untuk pemerintah

khususnya Dinas Kebersihan di daerah Salatiga untuk memberikan sosialisasi

akan pentingnya kepedulian lingkungan hidup dan biaya-biaya lingkungan yang

sebenarnya wajib dikeluarkan oleh para pelaku bisnis untuk mengolah limbahnya

dan juga memberikan solusi agar dalam menanggung biaya lingkungan, para

pemilik UKM tidak merasa dirugikan misalnya dengan memberi subsidi dan

lainnya.

Kata kunci : Green Accounting, Biaya Lingkungan.

Page 8: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristus atas segala rahmat, anugerah, kasih setia serta bimbinganNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “KEPEDULIAN DAN

PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING

(Studi Kasus pada Usaha Warung Makan di Salatiga)” tepat waktu dan

dengan hasil yang semaksimal mungkin untuk memenuhi tugas akhir dan

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mengembangkan lebih

lanjut skripsi ini.Penulis juga berharap, skripsi ini dapat berguna bagi para

pembaca.

Salatiga, Januari 2014

Penulis

Page 9: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

6

UCAPAN TERIMA KASIH

Adapun terwujudnya penulisan dan terselesaikannya skripsi ini penulis

telah banyak diberikan bimbingan, bantuan, dan pengarahan oleh berbagai pihak

dari awal hingga selesainya skripsi ini. Maka dari itu, sudah selayaknya pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus karena tanpaNya aku tidak mampu berbuat apa-apa.

2. Orang tua dan adik – adikku yang kusayangi yang telah memberikan semangat

dan memberikan doadalam menyelesaikan skripsi saat ini.

3. Like Soegiono, SE., M.Si., Dosen pembimbing dan dosen Fakultas Ekonomi

jurusan akuntansi yang telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan dan

memberikan saran terhadap kelanjutan skripsi ini. Sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan tepat waktu.

4. Untuk Yehuda Imanuel dan Sihol Mangoloi yang selalu memberikan

semangat dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. I love you

all.

5. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Satya Wacana Salatigakhususnya

Ibu Hani Sirine yang telah banyak memberikan pengetahuandan dukungan

moril kepada penulis.

6. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2010 Akuntansi seperti Djongkang,

Livia, Silvia dan rekan-rekan serta yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terima kasih semuanya.

Page 10: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

7

DAFTAR ISI

ABSTRACT .............................................................................................................3

SARIPATI ................................................................................................................4

KATA PENGANTAR .............................................................................................5

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................6

DAFTAR ISI ............................................................................................................7

I. Pendahuluan ...........................................................................................8

II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................10

2.1 Green Accounting dan Kepedulian Lingkungan : Alasan dan Manfaat . 10

2.2 Biaya Lingkungan sebagai Tanggung Jawab Sosial UKM terhadap

Lingkungan ....................................................................................................... 13

III. Metode Penelitian ................................................................................14

3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data ....................................... 14

3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan ............................... 16

IV. Pembahasan dan Hasil Analisis Data ...................................................16

V. Penutup.................................................................................................23

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23

5.2 Saran ....................................................................................................... 23

5.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................25

Page 11: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

8

I. Pendahuluan

Pengaruh dari kerusakan alam terhadap kehidupan manusia telah

memunculkan serangkaian tindakan serius dari masyarakat dunia untuk

melakukan upaya pencegahan dampak kerusakan alam secara lebih luas. Contoh

kecil dari tindakan manusia sebagai upaya global mengurangi dampak kerusakan

lingkungan adalah dengan mengurangi perubahan iklim, konsensus yang

berkembang adalah bahwa negara-negara kaya harus memberikan kompensasi

kepada negara-negara miskin atas upayanya dalam mengurangi emisi karbon

(Barr et al., 2010). Inilah salah satu contoh tindakan yang mempelopori mengapa

para pemerhati lingkungan, pebisnis, dan pemerintah mengubah cara pikir mereka

dari hanya peduli akan laba ataupun beban usaha yang mereka dapat tetapi juga

mulai peduli terhadap lingkungan yang menjadi sumber daya utama bagi usaha

mereka. Dari upaya merawat lingkungan tersebut maka timbul pengaruh terhadap

bidang akuntansi di Indonesia dengan munculnya istilah green accounting(Susilo,

2008).

Green accounting adalah identifikasi, prioritisasi, kuantifikasi, atau

kualifikasi, dan penggabungan biaya lingkungan ke dalam keputusan-keputusan

bisnis.(Uno et al. 2004). Green accounting juga secara khusus membahas tentang

identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya lingkungan, mengintegrasikan biaya

lingkungan ke dalam bisnis dan mengidentifikasi kewajiban terhadap lingkungan.

Kehadiran green accounting sendiri bertujuan sebagai alat manajemen lingkungan

untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan

klasifikasi biaya konservasi lingkungan( Pramanik et al. 2008).

Namun untuk menerapkan green accounting di Indonesia diperlukan

adanya proses akulturasi sikap dan perilaku ekonomi berbasis ekologi yang tidak

serta merta dapat berlaku dalam suatu wilayah akuntansi sosial, atau memberi

efek spektrum yang begitu luas pada bidang lain (Jafar dan Kartikasari,

2012).Proses akulturasi tersebut membutuhkan kesiapan pengetahuan, teknologi,

dan terutama kesadaran konvensional dalam praktik bisnis dan yang pasti

memerlukan waktu yang tidak singkat dalam penerapannya.

Page 12: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

9

Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini membahas sejauh mana pelaku

bisnis sebagai salah satu unsur utama peduli akan lingkungan dan mengetahui

serta memiliki pengetahuan mengenai green accounting. Pelaku bisnis yang akan

diteliti adalah pemilik dari UKM (Usaha Kecil Menengah). Penelitian ini memilih

UKM karena UKM merupakan potensi yang sangat strategis dalam

perekonomian nasional. Karena selain memiliki jumlah yang besar, UKM juga

menyebar hingga ke pelosok pedesaan. Dari segi kuantitatif, jumlah pelaku bisnis

di Indonesia pada tahun 2001 mencapai 40.197.611 juta. Dari jumlah

tersebut,sebanyak 99,86 % di antaranya adalah usaha kecil (40.137.773), di mana

97,6 % di antaranya adalah usaha mikro. Sedangkan jumlah usaha berskala

menengah sebanyak 57.743 atau 0,14 persen, dan usaha besar hanya 0,005 persen

atau berjumlah 2.095 saja (BPS,2001) dan per Maret 2010, sektor UKM tumbuh

sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi UKM juga sangat jelas

bagi Indonesia1. Usaha kecil, dan menengah yang jumlahnya dominan tersebut

mampu menyediakan 97% persen lapangan kerja dan berkontribusi besar pada

GDP sebesar 55% (Bank Indonesia, 2011).

Penelitian ini diadakan di kota Salatiga. Kota Salatiga dipilih sebagai

daerah yang tepat dalam penelitian ini karena salah satu jenis usaha unggulan di

wilayah Salatiga adalah dibidang warung makan/rumah makan2.Jenis usaha

rumah makan ini memberi pengaruh yang cukup besar dalam pelestarian alam

(Maharani dan Damayanti, 2013). Karena ketika para pemilik rumah makan

membuang limbah seperti plastik, sabun cuci, minyak,dll secara sembarangan

maka secara tidak langsung para pelaku bisnis dibidang rumah makan tersebut

akan menghancurkan usaha lain di Salatiga misalnya, dibidang tanaman pangan

yang tingkat keberhasilannya sangat bergantung kepada lingkungan.

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka fokus dalam

penelitian ini adalah: apakah pelaku bisnis di Salatiga memiliki kepedulian

1Noersoetrisno. 2010. Strategi penguatan ukm melalui pendekatan klaster bisnis , konsep

,pengalaman empiris, dan harapan. 2 Dari Laporan Hasil Diskusi Dewan Riset Daerah Jawa Tengah Tahun 2010 yang berjudul

“Identifikasi dan Pemetaan Komoditi Unggulan dan Strategis Jawa Tengah: Upaya Peningkatan

Daya Saing Ekonomi Jawa Tengah dalam memasuki Era China-Asean FTA”

Page 13: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

10

terhadap lingkungan dan apakah pelaku bisnis di Salatiga memiliki pengetahuan

mengenai konsep green accounting? Namun pada penelitian ini konsep green

accounting yang diteliti hanya pada tahap identifikasi biaya lingkungan saja.

Tujuan penelitian ini diadakan adalah agar dapat mengetahui seberapa

besar kepedulian pelaku bisnis terhadap lingkungan di Salatiga dan pengetahuan

pelaku bisnis dibidang usaha rumah makan di Salatiga mengenai konsep green

accounting. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku usahaagar

dapat mengetahui lebih dalam mengenai green accounting dan meningkatkan

kepeduliannya terhadap lingkungan.

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Green Accounting dan Kepedulian Lingkungan : Alasan dan Manfaat

Hubungan antara lingkungan dan akuntansi telah berkembang sejak tahun

1970-an melalui usaha tiap praktisi untuk mengembangkan kerangka (framework)

dan metodologinya masing-masing mewakili prioritasnya terhadap lingkungan

(Lange, 2003). Untuk menanggapi hubungan tersebut secara positif maka

dibutuhkan enviromanagement dalam suatu usaha.

Enviromanagement adalah sebuah cara pandang suatu

perusahaan/organisasi yang melihat bahwa lingkungan bukan biaya (cost) bagi

perusahaan tetapi aktiva (asset) bagi perusahaan (Denton, 1994). Paradigma atau

cara pandang merupakan unsur yang penting dalam enviromanagement. Jika

perusahaan selalu melihat lingkungan sebagai biaya, maka perusahaan akan selalu

berusaha untuk menghindarinya dengan berbagai cara. Tetapi apabila perusahaan

melihat lingkungan sebagai salah satu aktiva yang digunakan sebagai strategi

perusahaan, maka lingkungan akan dikelola sebagai prioritas utama.

Akuntansi lingkungan (Green Accounting) merupakan sarana untuk

melaporkan operasional suatu lembaga (negara/kota/perusahaan/organisasi) yang

dikaitkan dengan lingkungan. Tujuannya adalah memberikan informasi mengenai

kinerja operasional perusahaan yang berbasis pada perlindungan dan kepedulian

Page 14: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

11

terhadap lingkungan. Perusahaan, yang pada penelitian ini secara khusus

membahas UKM, biasanya hanya mementingkan profit dan tidak peduli pada

lingkungan(Martusa, 2009). Oleh karena itu, pemahaman mengenai akuntansi

lingkungan (green accounting) menjadi sangat penting bagi pelaku usaha di UKM

karena ketika para pemilik UKM mengerti mengenai akuntansi lingkungan dan

peduli terhadap lingkungan tempat mereka berusaha maka upaya mengurangi

permasalahan – permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini akan terwujud.

Green accounting yang terkadang dikenal sebagai Environmental

Accounting menurut Ikhsan (2008) adalah istilah yang berkaitan dengan

dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek

akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah.Gray dan Bebbington (2001)

menyebutkan bahwa area green accounting meliputi risiko – risiko atau kewajiban

kontijen perusahaan, revaluasi aset dan proyeksi – proyeksi kapital, analisis biaya

dalam area – area penting seperti energi, limbah dan proteksi lingkungan,

penaksiran investasi yang mempertimbangkan faktor – faktor lingkungan,

pengembangan sistem informasi dan sistem akuntansi baru yang mencakup semua

kinerja lingkungan, penilaian terhadap cost dan benefit dari program – program

perbaikan lingkungan, dan pengembangan teknik – teknik akuntansi untuk

mengungkap aset, kewajiban, dan cost dalam terminologi – terminologi ekologi

atau non-financial.

Kaplan dan Norton (2004) dalam buku Strategy Maps mencatat bahwa

kepedulian sebuah perusahaan pada isu – isu sosial dan lingkungan pada awalnya

memang hanya suatu intangible asset. Namun, pada akhirnya akan menghasilkan

suatu tangible asset yang baik yang dapat memberikan nilai tambah dan juga

meningkatkan nilai perusahaan.

Perlakuan Green Accounting belum diatur dalam UU No. 23/ 1997 tentang

Lingkungan Hidup dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang

diterbitkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Hal tersebut mengakibatkan

perusahaan mengalami kesulitan dalam mengakui, mencatat, dan melaporkan

informasi tentang pengorbanan aset – aset ekonomik untuk tanggung jawab

sosialdan lingkungan dalam laporan keuangan.

Page 15: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

12

Green accounting difokuskan untuk membahas perlakuan akuntansi dan

pelaporan informasi terhadap pengorbanan aset – aset ekonomi perusahaan untuk

biaya tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan keuangan. Berbeda

dengan pengorbanan aset – aset ekonomi untuk biaya produksi dan biaya

operasional, pengorbanan sejumlah aset ekonomi untuk biaya tanggung jawab

sosial dan lingkungan bertujuan memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan

lingkungan, sehingga secara periodik dijadikan sebagai beban dalam laporan

keuangan perusahaan. Perlakuan akuntansi beban periodik terhadap pengorbanan

tersebut adalah sebagai biaya atau sebagai beban umum sehingga dicatat pada

kelompok biaya administrasi dan umum laporan laba rugi. Perlakuan beban

periodik sebagai biaya umum, dampak negatifnya adalah kinerja laba bersih

periodik yang dilaporkan perusahaan akan menurun drastis atau rugi bersih akan

meningkat drastis. Penurunan laba dan peningkatan rugi bersih dikuatirkan dapat

berdampak buruk bagi kelangsungan posisi manajemen dan eksistensi perusahaan.

Di sisi lain, dalam green accounting pengorbanan untuk biaya tanggung

jawab sosial dan lingkungan merupakan pengeluaran investasi, karena dari

pengorbanan tersebut perusahaan akan mendapatkan berbagai manfaat sosial dan

ekonomi serta keuntungan (profitability) di waktu – waktu mendatang. Manfaat

sosial ekonomi yang akan diraih adalah perusahaan akan dihargai pemerintah dan

masyarakat sebagai warga negara baik (a good corporate citizen) sehingga

reputasi atau goodwill perusahaan meningkat. Perlakuan tersebut dinilai ramah

lingkungan (green corporate), maka kepercayaan investor, kreditor, pelanggan

atau konsumen dan masyarakat terhadap perusahaan juga akan meningkat

sehingga berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Sebagai

pengeluaran investasi, pengorbanan tersebut dicatat dalam kelompok aset neraca

(balance sheet) dan harus diamortisasi secara periodik,namun hal itu sulit

dilakukan, karena pengeluaran untuk biaya tanggung jawab sosial dan lingkungan

harus dilakukan dan dilaporkan perusahaan secara periodik agar peningkatan

kinerja terus membaik.

Page 16: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

13

2.2 Biaya Lingkungan sebagai Tanggung Jawab Sosial UKM terhadap

Lingkungan

Pengorbanan biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh pemilik UKM

bukan hanya sekedar dinilai dengan satuan uang yang telah dikeluarkan ataupun

yang kemungkinan akan dikeluarkan. Pengorbanan biaya lingkungan yang

dimaksud lebih kearah bagaimana UKM dapat lebih peduli akan lingkungan

dengan melakukan contoh kongkret yang ada. Contoh kepedulian lingkungan

yang dapat diterapkan oleh UKM salah satunya adalah dengan memisahkan

sampah organik dan non organik.Memisahkan sampah organik dan non organik di

UKM mungkin memakan waktu karena sulit untuk memilah terlebih

dahulu.Tetapi UKM perlu memilah sampah agar UKM berkontribusi secara

langsung dalam memecahkan masalah penanganan sampah. Jika dilihat dari

jumlah sampah yang satu UKM saja hasilkan, mungkin itu dinilai sedikit, tapi

bayangkan jika setiap hari dari ratusan UKM. Berarti ini membantu pemisahan

sampah lebih cepat sehingga tidak cepat menumpuk di TPA.

Biaya lingkungan untuk UKM juga bukan merupakan beban, melainkan

investasi karena dari pengorbanan tersebut, UKM akan mendapatkan berbagai

manfaat sosial dan ekonomi serta keuntungan (profitability) di waktu – waktu

mendatang.

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang

mengacu kepada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha

tersebut berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”. Usaha

Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan

No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik

keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia (WNI) dan memiliki hasil

Page 17: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

14

penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha

Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

Beberapa karakteristik UKM digambarkan sebagai berikut3:

1. Kurang peduli terhadap standard. UKM belum sadar tentang keberadaan

suatu standar khususnya standard terkait bidang kegiatan usahanya.

2. Belum memahami pentingnya standar dalam meningkatkan nilai tambah

bagi industrinya. UKM melihat standar sebagai hambatan, bukan sebagai

solusi.

3. Belum mengetahui standar yang relevan dengan kegiatannya.

4. Kesulitan memperoleh standar karena biaya atau karena ketidaktahuan

dimana harus diperoleh.

5. Kesulitan memahami isi standar, baik karena masalah teknis atau karena

bahasanya.

6. Kesulitan dalam penerapannya, baik karena kurangnya pengetahuan

maupun keterampilan.

7. Kurang aktifnya UKM dalam menerapkan standar dapat dijelaskan melalui

fakta bahwa mereka kurang dalam hal biaya, pengetahuan dan ketrampilan

serta waktu.

III. Metode Penelitian

3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

Metode pengumpulan data dalam penulisan ini adalah survey dan

wawancara.Survey dan wawancara dilakukan terhadap 50 orang pelaku bisnis

dibidang rumah makan di Salatiga. Teknik pengumpulan data melalui survey ini

adalah judgement sampling dimana sampel diambil dengan tidak acak dan

3 Dikutip dari”SME access to European standard – Enabling SME to achieve greater benefit from

standard and from involvement in standardisation” oleh Henk J.de Vries, Knut Blind, Axel

Mangelsdorf, Hugo Verheul dan Jappe van der Zwan dalam Presentasi Badan Standar Nasional

tentang “RANCANGAN PEDOMAN PENERAPAN SNI ISO 9001:2008 BAGI UKM”.

Page 18: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

15

pemilihan pelaku bisnis sebagai responden survey juga dilandasi pemikiran

peneliti bahwa pihak-pihak tersebut terkait langsung dengan penerapan green

accounting dan pelestarian lingkungan. Beberapa kriteria yang menjadi landasan

pemikiran peneliti dalam pemilihan sampel adalah (1) lokasi rumah makan

dimana rumah makan berada dilingkungan padat penduduk; (2) tempat

pembuangan limbah dari rumah makan apakah dipisahkan antara organik dan non

organik; (3) Sanitasi peralatan yang ditinjau dari peralatan makan dan fasilitas

sanitasi rumah makan.

Kuesioner yang diberikan dalam survey kepada para pelaku bisnis

dibidang rumah makan di Salatiga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan mereka tentang green accounting dan juga sejauh mana para pelaku

bisnis peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Dari hasil survey tersebut,

dilakukan scoring dan adapun model dari kuisioner tersebut mencakup beberapa

kriteria yaitu tentang kesadaran dan kepedulian pelaku bisnis terhadap

lingkungan, pengetahuan tentang biaya usaha dan biaya lingkungan, gaya

pengeluaran setiap pelaku bisnis secara individu dan apa yang mereka utamakan

dalam usaha yang mereka jalani. Kriteria-kriteria tersebut diukur dengan

menggunakan skala likert dari angka 1-7 dimana angka 1= sangat tidak setuju, 2 =

tidak setuju, 3 = agak tidak setuju, 4 = tidak pasti, 5 = agak setuju, 6 = setuju,dan

7 = sangat setuju. Setelah scoring dilakukan, maka dihitung pula nilai rata – rata

tertimbang.

Adapun nilai interpretasi akan digambarkan melalui kata-kata atau

kalimat, yang dipisahkan berdasarkan kategori untuk memperoleh kesimpulan

dari survey tersebut menjadi dasar untuk menginterpretasikan kepedulian pelaku

usaha dibidang rumah makan di Salatiga dan sejauh mana pengetahuan mereka

tentang green accounting, sekaligus sebagai dasar pemberian saran dalam rangka

persiapan tersebut. Pembuatan kategori dilakukan dengan metode three box

method (Ferdinand, 2006). Maka kategori yang ada adalah sebagai berikut dimana

angka 1-3 = kurang peduli dan tahu tentang green accounting, 4 – 5 = cukup

peduli dan tahu tentang green accounting, 6 – 7 = sangat peduli dan tahu tentang

green accounting.

Page 19: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

16

3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan

Menurut Sue (2003), kepedulian lingkungan menyatakan sikap-sikap

umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkan dalam kesediaan diri untuk

menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas

lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.

Beberapa indikator seseorang yang peduli lingkungan adalah :

1. Selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

2. Memilah sampah organik dan non-organik.

3. Selalu membuang sampah pada tempatnya.

4. Tidak membakar sampah di sekitar perumahan.

5. Melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan.

6. Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.

Selanjutnya definisi pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, 2003).

IV. Pembahasan dan Hasil Analisis Data

Karakteristik Responden

Dengan melihat kuesioner yang ada, selain diperoleh data yang merupakan

tujuan utama dari masing-masing kuesioner juga diperoleh data mengenai

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia responden.

Berdasarkan Tabel 1 tentang karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, terlihat bahwa antara responden laki-laki dan perempuan memiliki

tingkat presentase yang jauh berbeda, yaitu laki-laki sebesar 34% dan perempuan

sebesar 66%. Dan karakteristik responden berdasarkan usia, diketahui bahwa 56%

responden rata-rata berusia antara 40-59 tahun.

Page 20: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

17

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Keterangan Frekuensi Presentase

Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki 17 34%

Perempuan 33 66%

Total 50 100%

Berdasarkan Rentang Usia

20-39 tahun 12 34%

40-59 tahun 28 56%

60-79 tahun 10 10%

Total 50 100%

Sumber : Hasil Olahan Data, 2013

Preferensi Kepentingan dan Sistem Kerja Pelaku Usaha

Pada kuisioner yang peneliti bagikan, para pelaku usaha diminta untuk

mengurutkan mana hal yang menurut mereka paling penting. Beberapa hal

tersebut adalah omzet, laba, biaya usaha rendah, kualitas jasa/produk, produk/jasa

yang ramah lingkungan dan limbah yang tidak mencemari lingkungan. Berikut

adalah hasil dari kuisioner yang dibagikan tersebut.

Grafik 1. Preferensi Kepentingan Pelaku Usaha

Sumber : Hasil Olahan Data, 2013

Omzet

Laba

Biaya Usaha Rendah

Kualitas Jasa / Produk

Produk /Jasa Ramah Lingkungan

Limbah yang tidak mencemari lingkungan

22%

38%

14%

26%

0%

0%

34%

26%

24%

10%

6%

0%

24%

14%

22%

34%

6%

0%

18%

18%

6%

26%

24%

8%

2%

4%

18%

4%

54%

18%

0%

0%

16%

0%

10%

74%

Preferensi Kepentingan Pelaku Usaha

Sangat Penting Penting Agak Penting

Netral Tidak Penting Sangat Tidak Penting

Page 21: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

18

Pada grafik frekuensi hasil dari kuisioner yang dibagikan, dapat terlihat

bahwa laba usaha merupakan urutan pertama yang menurut para pelaku usaha

merupakan hal yang sangat penting, diikuti dengan omzet penjualan lalu biaya

usaha yang rendah. Dari hasil wawancara dan kuisioner juga dapat terlihat bahwa

para pelaku usaha tidak terlalu mementingkan limbah yang mencemari

lingkungan sekitar mereka. Ini terlihat karena para pemilik UKM menandai

“limbah yang mencemari lingkungan” dengan nomor urut terakhir yaitu nomor 6.

Ini merupakan hal yang sangat wajar, karena UKM merupakan organisasi “profit-

oriented” yang dari sejak awal tujuan para pemilik UKM membuka usaha mereka

adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan mengeluarkan biaya usaha yang

rendah. Limbah yang mencemari lingkungan pun tidak terlalu diperhatikan oleh

para pemilik UKM karena para pemilik UKM menganggap bahwa mereka telah

membayar uang kebersihan. Para pemilik UKM juga tidak memikirkan kemana

limbah akan dibuang atau diolah.

Tabel 2. Tabel Gaya Pengeluaran Individu

No PERNYATAAN Mean Median SD

1 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk

kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti

melakukan pengeluaran menggunakan uang

pribadi saya

3,6 3 1,948312

2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui

usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang

sia-sia

6,18 7 1,155113

3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika

saya memutuskan untuk membeli sesuatu

6,18 7 1,304466

4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan

pengeluaran pribadi dibandingkan

pengeluaran usaha

4,2 4 1,818275

5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang 2,9 2 1,950929

Sumber : Hasil Olahan Data, 2013

Page 22: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

19

Dari hasil analisa gaya pengeluaran individu masing-masing pelaku usaha

pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa para pemilik UKM sangat berhati-hati

dalam mengeluarkan uang dan mengkhawatirkan pengeluaran uang mereka baik

uang pribadi maupun uang untuk kepentingan usaha. Dari hasil kuisioner dapat

dilihat bahwa mereka sangat konsen terhadap uang yang keluar dan berusaha

untuk tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia atau tidak berdampak pada

kualitas produk/jasa dan keuntungan yang mereka dapatkan. Kekuatiran dari

pemilik UKM mengenai pengeluaan uang pun terlihat dari pertanyaan pada tabel

2 nomor 2 yaitu pemilik UKM sangat mengkhawatirkan pengeluaran mereka.

Dari kriteria rata-rata para pelaku usaha dapat dilihat pada tabel 2 juga

dapat disimpulkan bahwa para pelaku usaha mungkin tidak memikirkan secara

langsung tentang lingkungan hidup disekitar usaha mereka.Fokus pada pelaku

usaha tersebut terletak pada bagaimana usaha mereka dapat berjalan dengan baik

dan mendapatkan keuntungan.

Kepedulian dan Kesadaran Lingkungan

Penelitian dilanjutkan untuk mengetahui seberapa besar kepedulian para

pelaku usaha terhadap lingkungan disekitar mereka. Dari hasil analisa data pada

tabel 3, dapat dilihat bahwa para pelaku bisnis dibidang rumah makan cenderung

peduli akan lingkungan sekitar mereka. Para pelaku bisnis pun tahu bagaimana

cara merawat dan menjaga lingkungan hidup, tempat dimana mereka berdagang

dan mendapatkan keuntungan dari hasil usaha mereka. Namun kepedulian para

pemilik UKM tidak secara langsung mengubah gaya pengeluaran individu

ataupun gaya pengeluaran individu masing-masing pelaku usaha.Dari hasil analisa

kuisioner, para pelaku bisnis tetap tidak mau untuk mengeluarkan uang yang lebih

untuk membeli barang yang ramah lingkungan, misalnya pada pertanyaan tentang

kepedulian lingkungan yang berisi apakah para pelaku bisnis membeli peralatan

usaha yang ramah lingkungan. Rata-rata banyak dari mereka yang menganggap

semua peralatan sama saja karena para pemilik UKM lebih mementingkan fungsi

dan kualitas dari peralatan yang mereka beli dan biaya yang harus mereka

Page 23: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

20

keluarkan untuk mendapatkan peralatan tersebut. Hasil tersebut konsisten dengan

gaya pengeluaran individu para pelaku bisnis yang sangat berhati-hati dalam

melakukan pengeluaran uang.

Tabel3. Kepedulian Lingkungan

No PERNYATAAN Mean Median SD

1 Secara umum, saya mengetahui

bagaimana menjaga lingkungan hidup

5,76 6 1,333401359

2 Secara umum saya mengetahui bahwa

menjaga lingkungan hidup sama dengan

menjaga kelangsungan hidup usaha

5,2 6 1,590789818

3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan

(perlengkapan dan bahan baku) usaha

yang ramah lingkungan

5,4 5 1,10656667

4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha

tidak mencemari lingkungan hidup

5,68 6 1,316147749

5 Saya selalu memilah limbah usaha yang

organik dan non organik

3,76 4 1,709039592

6 Secara umum, saya selalu membeli

peralatan usaha yang ramah lingkungan

4,66 5 1,802605824

Sumber : Hasil Olahan Data, 2013

Lalu, dapat dilihat pula dari hasil kuisinioner, rata-rata para pelaku usaha

pun tidak melakukan pemilahan terhadap limbah organik dan non organik yang

mereka buang.Mereka langsung mencampur limbah yang mereka buang dalam

satu wadah/tempat sampah karena menurut mereka lebih praktis dan efisien dari

segi waktu.

Begitu pula dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,

menurut para pemilik UKM, kepedulian terhadap lingkungan hidup sekitar hanya

terbatas pada membuang limbah pada tempat yang telah disediakan dan

membayar iuran bulanan untuk pengangkutan limbah (iuran kebersihan).

Page 24: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

21

Tabel 4. Kesadaran Biaya Lingkungan

No PERNYATAAN Mean Median SD

1 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya

lingkungan adalah tanggung jawab usaha

3,94 4 1,405674

2 Saya memiliki pengetahuan yang baik

mengenai biaya lingkungan yang diperlukan

dalam usaha

3,48 4 1,474131

3 Secara umum, saya mengetahui setiap

pengeluaran yang dilakukan untuk biaya

lingkungan

3,4 3,5 1,470804

4 Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-

bahan usaha ramah lingkungan

4,02 4 1,571299

5 Saya mengetahui biaya yang harus

dikeluarkan untuk mengolah limbah usaha

3,88 4 1,598979

6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai

bagian dari beban usaha

4,08 4 1,588736

Sumber : Hasil Olahan Data, 2013

Untuk kesadaran para pemilik UKM mengenai biaya lingkungan pun tidak

terlalu besar. Kesadaran mengenai biaya lingkungan agak rendah karena untuk

biaya lingkungan yang mereka ketahui hanyalah biaya/iuran kebersihan di daerah

tempat mereka melakukan usaha. Para pemilik UKM pun tidak terlalu peduli

bagaimana nantinya limbah yang berasal dari usaha mereka diolah ini dapat

dilihat dari hasil kuisioner pada tabel 4 point 5. Karena bagi para pemilik UKM

tersebut, mereka sudah membayar iuran kepada pengangkut sampah ditempat

mereka.

Pengetahuan Biaya Lingkungan

Pengetahuan para pemilik UKM ini pun dapat terlihat pada tabel 5

mengenai pengetahuan biaya lingkungan para pelaku usaha. Dari hasil kuisioner

Page 25: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

22

yang dibagikan dan wawancara kepada pemilik UKM, dapat dilihat bahwa para

pemilik UKM kurang mengetahui secara jelas komponen-komponen mengenai

biaya lingkungan dan bagaimana membebankan biaya lingkungan dalam usaha

mereka.

Tabel 5. Pengetahuan Biaya Lingkungan

No PERNYATAAN Mean Media

n

SD

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

mengelola biaya lingkungan

5,72 5,5 1,069808

2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

mengelola biaya lingkungan

5,12 5 0,982292

3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan

mengenai biaya lingkungan

3,78 4 1,474823

4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya

lingkungan

3,36 3,5 1,305561

5 Saya mengetahui bagaimana membebankan

biaya lingkungan dalam biaya usaha

3,76 4 1,478554

Sumber : Hasil Olahan Data, 2013

Sebenarnya para pemilik UKM tidak melakukan kesalahan untuk

pengetahuan biaya lingkungan yang mereka ketahui karena dari pemerintah

sendiri tidak ada sosialisasi yang jelas akan biaya-biaya lingkungan yang

sebenarnya harus dikeluarkan oleh suatu usaha dalam perannya untuk merawat

dan menjaga lingkungan. Salah satu pemilik UKM menyebutkan bahwa selama

ini biaya lingkungan yang ia ketahui hanya sebatas membayar iuran sampah saja.

Namun ketika pemerintah ingin lebih mensosialisasikan komponen-komponen

biaya lingkungan yang harus dibayar, perlu diperhatikan risiko-risiko yang akan

Page 26: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

23

muncul apabila ada biaya tambahan yang harus para pelaku bisnis tersebut

keluarkan untuk lingkungan karena banyak diantara mereka yang sangat

mementingkan laba dan biaya usaha yang rendah.

V. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulannya adalah para

pelaku bisnis (UKM) peduli terhadap lingkungan tapi tidak mengetahui secara

jelas tentang biaya lingkungan dan akuntansi lingkungan. Kurangnya pengetahuan

UKM tentang biaya lingkungan kemungkinan disebabkan karena kurangnya

sosialisasi oleh pemerintah tentang biaya lingkungan yang harus dikeluarkan oleh

UKM seperti biaya pengolahan limbah, dsb.Kepedulian para pelaku bisnis yang

cukup tinggi pun tidak diikuti dengan adanya kesadaran tentang biaya lingkungan

karena para pelaku bisnis (UKM) di bidang rumah makan ini sebagian besar

sangat konsen terhadap omzet, laba dan biaya usaha yang rendah pada usaha yang

mereka jalani.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran terkait

dengan pengetahuan green accounting para pelaku bisnis UKM. Karena minimnya

pengetahuan green accounting para pelaku bisnis, maka sebaiknya pemerintah

khususnya Dinas Kebersihan di daerah Salatiga untuk memberikan sosialisasi

akan pentingnya kepedulian lingkungan hidup dan biaya-biaya lingkungan yang

sebenarnya wajib dikeluarkan oleh para pelaku bisnis untuk mengolah limbahnya

dan pemerintah juga memberikan solusi agar dalam menanggung biaya

lingkungan, para pemilik UKM tidak merasa dirugikan misalnya dengan memberi

subsidi dan lainnya.

Page 27: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

24

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu :

1. Jangkauan penelitian yang hanya di Salatiga, dikarenakan kendala

keterbatasan waktu dan biaya sehingga hasil penelitian ini belum bisa

menggambarkan kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis dibidang rumah

makan di seluruh Indonesia tentang green accounting.

2. Hasil kesimpulan yang hanya berdasarkan survey pelaku usaha dibidang

rumah makan di Salatiga menyebabkan kesimpulan dan saran dalam penelitian ini

tidak dapat menjadi acuan untuk pelaku usaha dibidang rumah makan di

Indonesia.

Page 28: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

25

DAFTAR PUSTAKA

Barr et al,. 2010. Tata Kelola Keuangan dan Pelajaran dari Dana Reboisasi (DR)

di Indonesia. Maret : No. 20.

Denton, D. K. 1994. Enviro-Management: How Smart Companies Turn

Environmental Costs into Profits. Prentice Hall. Englewood Cliffs, New

Jersey.

Gray, R., Bebbington, J., dan Walters, D. 2001. Accounting for the environment.

R. H. Gray & The Certified Accountants Educational Projects.

Halwani, R Hendra. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi.

Ghalia Indodesia. Jakarta.

Hariwijaya, M. 2007. Metodologi dan teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi,

elMatera Publishing.Yogyakarta.

http://bps.go.id.

http://ssrn.paperAkuntansi Lingkungan.com

http://portaljakarta.com/peran-ukm-dalam-mendorong-kekompetitifan-

perekonomian-indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya. Yogyakarta :

Graha Ilmu

International Emissions Trading Association, UK Emission Trading Group dan

Andersen. Accounting for Carbon under the UK Emission Trading

Scheme. Discussion Paper. May 2002.

Jafar dan Kartikasari. 2012. Carbon Accounting : Implikasi Strategis

Perekayasaan Akuntansi Manajemen. Universitas Islam Sultan Agung.

Kaplan R. S. & Norton D. P. 2004. Strategy Maps: Converting intangible assets

into tangible outcomes. Harvard Business School Press: Boston,pp.3-

pp.28.

Maharani, Resty Mustika dan Damayanti, Alia. 2013. Pengolahan Limbah Cair

Rumah Makan Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross

Page 29: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5868/2/T1_232010066_Full... · menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

26

Flow untuk Menurunkan Fosfat dan Amonium. JURNAL TEKNIK

POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ISSN: 2337 – 3539. Institut Teknologi

Sepuluh November. Surabaya

Martusa, Riki. 2009.Peranan Environmental Accounting terhadap Global

Warming. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:164-179.

Bandung.

Lako, Andreas. 2011. Dekonstruksi CSR. Erlangga. Jakarta.

Lange, G. M. 2003. Policy Applications of Environmental Accounting.

Environmental Economics Series. Januari. pp. 1-66.

Pramanik, A.K. , Shil, N.K., dan Das, Bhagban. 2008. Environmental Accounting

and Reporting With Special Reference to India. MPRA Paper No. 7712.

India

Ratnatunga, Janek. 2007. Carbon Cost Accounting: The Impact of Global

Warming on the Cost Accounting Profession, JAMAR, Vol. 5 No. 2.

Sadjiarto, Arja. 2010. Perlakuan Akuntansi Untuk Perdagangan Emisi. Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Sue, D. W. (2003). Cultural Competence in the Treatment of Ethnic Minority

Populations. Pages 4-7. In D. W. Sue (Ed.) Psychological Treatment of

Ethnic Minority 8 Populations. Washington, D.C: APA Press.

Susilo, Joko. 2008. Green Accounting di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi

Kasus antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. JAAI, Vol.12.

Uno, Kimio dan Bartelmus, Peter. 2004. Environmental Accounting in Theory

and Practice. Kluwer Publisher.