kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis mengenai...

45
10 1. PENDAHULUAN Suatu industri didirikan dan dibentuk untuk menghasilkan produk atau jasa yang akan memberikan keuntungan pada usaha tersebut. Industri tersebut juga memberikan keuntungan pada konsumen dengan menghasilkan produk atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Namun tetap saja kerusakan lingkungan sebagian besar diakibatkan oleh industri yang hanya sekedar ingin memperoleh laba sebesar besarnya dan tidak mempeduliakan lingkungan. Dampak positif dari berdirinya industri tersebut adalah terciptanya lapangan pekerjaan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan sumber daya manusia dan masih banyak lagi. Namun ada beberapa dampak negatifnya yaitu kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, udara, kerusakan ozon dan lain-lain. Di Indonesia, sekitar 15-20 % limbah dibuang secara baik dan tepat, sisanya dibuang di sungai dan kali, menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). Harahap (2001,347) menyebutkan bahwa dampak perusahaan tersebut sebagai eksternalitas. Dari segi konsumen, sekarang ini konsumen mulai sadar akan pentingnya kelangsungan hidup planet bumi dan lingkungan global. Sebenarnya tidak hanya konsumen yang sadar akan pentingnya kelangsungan hidup planet bumi dan lingkungan global. Pemerintah juga mencanangkan program pembangunan berkelanjutan, dimana pelaku pembangunan dituntut untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan termasuk perusahaan-perusahaan tersebut (Yuliusman, 2008). Tentang lingkungan memang bukanlah hal baru lagi untuk dibahas namun selalu menarik untuk dibahas lebih mendalam (Paranoan, 2010). Mulai dari pencemaran udara, pencemaran air,

Upload: phamcong

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

10

1. PENDAHULUAN

Suatu industri didirikan dan dibentuk untuk menghasilkan produk atau jasa

yang akan memberikan keuntungan pada usaha tersebut. Industri tersebut juga

memberikan keuntungan pada konsumen dengan menghasilkan produk atau jasa

yang dibutuhkan konsumen. Namun tetap saja kerusakan lingkungan sebagian

besar diakibatkan oleh industri yang hanya sekedar ingin memperoleh laba

sebesar besarnya dan tidak mempeduliakan lingkungan. Dampak positif dari

berdirinya industri tersebut adalah terciptanya lapangan pekerjaan, mengurangi

kemiskinan, meningkatkan sumber daya manusia dan masih banyak lagi. Namun

ada beberapa dampak negatifnya yaitu kerusakan lingkungan, seperti pencemaran

air, tanah, udara, kerusakan ozon dan lain-lain. Di Indonesia, sekitar 15-20 %

limbah dibuang secara baik dan tepat, sisanya dibuang di sungai dan kali,

menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). Harahap (2001,347)

menyebutkan bahwa dampak perusahaan tersebut sebagai eksternalitas. Dari segi

konsumen, sekarang ini konsumen mulai sadar akan pentingnya kelangsungan

hidup planet bumi dan lingkungan global.

Sebenarnya tidak hanya konsumen yang sadar akan pentingnya

kelangsungan hidup planet bumi dan lingkungan global. Pemerintah juga

mencanangkan program pembangunan berkelanjutan, dimana pelaku

pembangunan dituntut untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan termasuk

perusahaan-perusahaan tersebut (Yuliusman, 2008). Tentang lingkungan memang

bukanlah hal baru lagi untuk dibahas namun selalu menarik untuk dibahas lebih

mendalam (Paranoan, 2010). Mulai dari pencemaran udara, pencemaran air,

Page 2: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

11

bencana alam, mencairnya es dikutub utara, rusaknya ekosistem laut, perubahan

iklim yang tidak menentu dan pemanasan global. Untuk mengurangi dampak

negatif tersebut maka pelaku bisnis perlu memperbaiki kinerja lingkungan,

pengendalian biaya, investasi dengan tekhnologi yang ramah lingkungan, dan

mendorong untuk berproduksi yang lebih ramah lingkungan.

Profesi akuntansi identik dengan angka dan tidak peduli dengan sistem

industri yang lain. Isu-isu lingkungan secara langsung dan tidak langsung

telah masuk dalam performa ekonomi suatu usaha/kegiatan maupun

organisasi (Kartikasari, 2012). Oleh karena itu munculah akuntansi hijau atau

green accounting yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah informasi yang

dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Sahid (2002)

menjelaskan green accounting juga memberikan peluang untuk meminimalisasi

biaya energi, konservasi sumber daya, mengurangi resiko lingkungan terhadap

kesehatan, keamanan dan mendorong kearah keunggulan kompetitif. Green

accounting adalah jenis akuntansi yang mencoba untuk menghubungkan faktor

biaya lingkungan ke dalam hasil kegiatan usaha perusahaan. Seperti kita ketahui

bahwa banyak pelaku bisnis yang mengabaikan lingkungan dalam pembuatan dan

pengambilan keputusan, oleh karena itu dibutuhkan model revisi yang disebut

green accounting.

Kekuatan utama yang melatar belakangi munculnya green accounting

adalah banyaknya negara-negara yang berupaya untuk mengatasi ancaman-

ancaman yang ditimbulkan perubahan iklim, dan masalah lingkungan lainnya.

Pengungkapan akuntansi lingkungan di negara-negara berkembang memang

Page 3: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

12

masih sangat kurang. Banyak penelitian yang berkembang di area Social

Accounting Disclosure memperlihatkan bahwa pihak pelaku bisnis yang

melaporkan kinerja lingkungannya masih sangat terbatas. Lindrianasari (2007),

menegaskan bahwa salah satu faktor keterbatasan itu adalah lemahnya sanksi

hukum yang berlaku di negara tersebut. Lindrianasari (2007), mewakili penelitian

Mobus (2005) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

sanksi hukum pengungkapan lingkungan yang wajib dengan penyimpangan aturan

yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian pada pelaku

bisnis khususnya pelaku bisnis usaha jasa salon di wilayah Salatiga tentang

pentingnya green accounting. Seperti yang kita ketahui usaha jasa salon bergerak

di bidang jasa kecantikan baik itu berupa kecantikan wajah, kecantikan rambut

dan kecantikan badan. Usaha ini dikhususkan bagi para wanita baik anak-anak

remaja hingga orang dewasa. Usaha yang menyangkut kaum wanita memang

tidak pernah membosankan. Selain fashion, kecantikan adalah salah satu usaha

yang berpeluang besar untuk perempuan. Perempuan untuk tampil cantik biasanya

tidak akan segan-segan mengeluarkan uang yang cukup banyak. Sehingga banyak

yang memanfaatkan peluang ini untuk membuka usaha jasa salon. Kelebihan dari

salon kecantikan itu adalah selalu dicari orang, karena siapapun orang selalu

butuh penampilan yang baik dan prima. Kelebihannya lagi adalah bisa

mendapatkan pemasukan dari pelanggan yang loyal. Akan tetapi perlu dicermati,

karena ini adalah usaha di bidang jasa, kepuasan pelanggan adalah segalanya.

Jenis jasa yang ditawarkan sangat variatif mengingat kebutuhan akan kecantikan

Page 4: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

13

merupakan idaman bagi setiap wanita. Salon merupakan salah satu wadah untuk

mewujudkan hal tersebut. Usaha jasa salon ini sangat menjanjikan mengingat

pangsa pasar yang cukup besar dimana seiring perkembangan jaman, tren dan

model gaya rambut yang terus berubah ditambah kebutuhan akan kecantikan diri

sangat penting bagi perempuan. Seperti kita ketahui usaha jasa salon tidak

menggunakan bahan yang ramah lingkungan, misalnya penggunaan zat-zat

berbahaya, penggunaan hair spray yang mengandung aerosol yang notabene akan

mempercepat terjadinya lubang ozon, pembuangan limbah shampo dan lain-lain.

Walaupun terlihat sepele apabila dibandingkan dengan perusahaan yang beskala

besar namun limbah yag dihasikan usaha jasa salon tidak bisa dianggap remeh

mengingat banyaknya usaha jasa salon yang berdiri di wilayah Salatiga ini, mulai

dari usaha jasa salon yang tergolong kecil hingga usaha jasa salon yang tergolong

besar. Green accounting memang kurang cocok apabila diterapkan pada usaha

kecil termasuk usaha jasa salon, namun usaha besar ataupun kecil sebagian besar

selalu menghasikan limbah, untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai green

accounting pada pelaku bisnis usaha kecil khususnya pelaku bisnis usaha jasa

salon di Salatiga.

Dari uraian diatas fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah pelaku bisnis usaha jasa salon di Salatiga peduli terhadap

lingkungan?

2. Apakah pelaku bisnis usaha jasa salon di Salatiga memiliki pengetahuan

mengenai green accounting?

Page 5: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

14

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepedulian pelaku bisnis

usaha jasa salon terhadap lingkungan dan pengetahuan mengenai green

accounting pada usaha jasa salon di Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat mengenai pengetahuan green accounting bagi peneliti,

pembaca, dan juga pelaku bisinis khususnya usaha jasa salon di Salatiga.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Green Accounting

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran atau pemberian kepastian

mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan

pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam

perusahaan, organisasi dan lembaga pemerintah. Akuntansi bertujuan untuk

menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh

para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti

pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Berikut adalah rincian dari tiga aktivitas

pelaku bisnis dalam proses akuntansi, yang pertama adalah mengidentifikasi

peristiwa-peristiwa ekonomi akan melibatkan pemilihan aktivitas-aktivitas

ekonomi yang relevan bagi organisasi. Yang kedua, setelah teridentifikasi

peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut dicatat untuk menjadi alur aktivitas

keuangan. Pencatatan tediri atas pembuatan jurnal peristiwa-peristiwa secara

sistematik dan kronologis, yang diukur dalam satuan mata uang. Di dalam

pencatatan, peristiwa-peristiwa ekonomi juga akan diklasifikasikan dan dibuat

ikhtisarnya. Yang ketiga aktivitas pengidentifikasan dan pencatatan tidak akan

Page 6: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

15

memberikan banyak manfaat kecuali informasi tersebut dikomunikasikan kepada

pengguna-pengguna yang berkepentingan. Informasi keuangan akan disampaikan

melalui laporan-laporan akuntansi yang tertuang dalam laporan keuangan.

Akuntansi juga dikenal sebagai bahasa bisnis. Akuntansi disebut sebagai

bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi

keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti

bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita di

dalam mengelola keuangan. Akuntansi merupakan wacana yang dipengaruhi dan

mempengaruhi lingkungannya (Susilo, 2008). Susilo (2008), menjelaskan

manakala gerakan peduli lingkungan (green movement) melanda dunia,

akuntansi berbenah diri agar siap menginternalisasi berbagai eksternalitas

yang muncul sebagai konsekuensi proses industri, sehingga lahir istilah green

accounting atau akuntansi lingkungan (environmental accounting). Seperti yang

dijelaskan oleh Utomo (2001), metode-metode pembukuan yang dikenalkan oleh

Luca Pacioli pada waktu itu dipandang sudah mencukupi dan memadai lantaran

mampu memecahkan masalah pelaporan dan pembukuan bisnis yang

diperlukan pada masa tersebut, namun ketika kompleksitas bisnis semakin tinggi,

diperlukan metode-metode pengukuran, pengakuan dan pelaporan yang lebih

advanced.

Green accounting mulai berkembang di Eropa sejak tahun 1970-an, diikuti

dengan mulai berkembangnya penelitian-penelitian yang terkait dengan isu green

accounting tersebut di tahun 1980-an (Bebbington, 1997; Gray, dkk., 1995).

Page 7: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

16

Dalam Ikhsan (2008) menjelaskan bahwa green accounting didefinisikan

sebagai pencegahan, pengurangan, dan atau penghindaran dampak terhadap

lingkungan, bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari beberapa perbaikan

kembali kejadian-kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan

tersebut.

Dalam Environmental Accounting Guidelines yang dikeluarkan oleh menteri

lingkungan Jepang (2005:3) dinyatakan bahwa akuntansi lingkungan mencakup

tentang pengidentifikasian biaya dan manfaat dari aktivitas konservasi

lingkungan, penyediaan sarana atau cara terbaik melalui pengukuran kuantitatif,

serta untuk mendukung proses komunikasi yang bertujuan untuk mencapai

pembangunan berkelanjutan, memelihara hubungan yang menguntugkan dengan

komunitas dan meraih efektifitas dan efisiensi dari aktivitas konservasi

lingkungan. Ditambahkan pengertian dari US EPA (1995) akuntansi lingkungan

sebagai aspek dari sisi akuntansi manajemen, mendukung keputusan manajer

bisnis dengan mencakup penentuan biaya, keputusan desain produk atau proses,

evaluasi kinerja serta keputusan bisnis lainnya.

Sampai pada saat ini banyak pelaku bisnis yang tidak memasukkan biaya

pencegahan, biaya pengurangan atau biaya penghindaran dampak terhadap

lingkungan pada laporan keuangannya karena banyak pelaku bisnis yang

mengabaikan lingkungan. Hal itu salah satu yang memotivasi munculnya green

accounting, seperti yang dijelaskan Uno (2004) bahwa green accounting adalah

penggabungan informasi manfaat dan biaya lingkungan ke dalam macam-macam

praktek akuntansi. Green accounting juga diartikan sebagai identifikasi,

Page 8: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

17

prioritisasi, kuantifikasi, atau kualifikasi, dan penggabungan biaya lingkungan

kedalam keputusan-keputusan bisnis.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa green

accounting adalah jenis kuntansi yang mencoba menghubungkan antara faktor

biaya lingkungan ke dalam hasil kegiatan usaha. Dalam mengambil keputusan

bisnis harus mempertimbangkan biaya usaha, produksi, persediaan dan biaya

limbah. Tidak hanya itu, tetapi dalam merencanakan, mengevaluasi dan

mengontrol pelaku bisnis harus lebih memperhatikan agar dapat meningkatkan

efisiensi bahan, mengurangi dampak lingkungan dan mengurangi biaya

perlindungan lingkungan. Jadi disini sebaiknya pelaku bisnis memilih bahan

baku yang ramah lingkungan, atau penghindaran pembangunan industri dari

pemukiman masyarakat atau daerah pertanaian, perkebunan dan lain-lain.

Adapun fungsi dari green accounting yaitu yang pertama adalah fungsi

internal yang memungkinkan untuk mengatur biaya konversi lingkungan dan

menganalisa biaya lingkungan dengan manfaatnya, dan meningkatkan efektivitas

dan efisiensi aktivitas konservasi lingkungan terkait dengan keputusan yang

dibuat. Yang kedua adalah fungsi eksternal yang memungkinkan sebuah

perusahaan untuk mempengaruhi keputusan stakeholder, seperti konsumen, mitra

bisnis, investor, dan masyarakat lokal.

Green accounting bertujuan untuk meningkatkan jumlah informasi yang

relevan yang dibuat untuk pihak yang memerlukan dan dapat digunakan. Di

negara berkembang, green accounting berkontribusi banyak sekali, misalnya

meningkatkan perekonomian dengan menciptakan lapangan pekerjaan,

Page 9: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

18

mengurangi kemiskinan sekaligus mengurangi karbon dan degradasi lingkungan.

Namun tetap saja pengungkapan akuntansi lingkungan di negara-negara

berkembang masih sangat kurang. Banyak penelitian yang berkembang di area

Social Accounting Disclosure memperlihatkan bahwa pihak perusahaan

melaporkan kinerja lingkungannya masih sangat terbatas. Lindrianasari (2007)

menegaskan bahwa salah satu faktor keterbatasan itu adalah lemahnya sanksi

hukum yang berlaku di negara tersebut. Lindrianasari (2007) mewakili penelitian

Mobus (2005) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

sanksi hukum pengungkapan lingkungan yang wajib dengan penyimpangan aturan

yang dilakukan oleh perusahaan.

Dalam green accounting terdapat empat jenis biaya, yaitu conventional cost,

potentially hidden cost, contingent cost dan image and relationship cost.

Conventioanl cost adalah biaya bahan baku, utilitaas, barang dan pasokan. Biaya

tersebut dibahas dalam akuntansi tetapi tidak dipertimbangkan sebagai biaya

lingkungan. Penggunaan bahan baku, utilitas, barang modal serta pasokan yang

ramah lingkungan dapat mengurangi degradasi lingkungan. Memperhitungkan

biaya tersebut dalam keputusan bisnis, dengan melihat apakah biaya tersebut

dapat dikatakan masuk kedalam biaya lingkungan atau tidak masuk dalam biaya

lingkungan sangatlah penting. Selanjutnya potentially hidden cost adalah biaya-

biaya yang sangat berpotensi tersembunyi dari manajer seperti biaya lingkungan

dimuka yang terjadi sebelum proses operasi. Biaya untuk rancangan ramah

lingkungan, kualifikasi pemasok, evaluasi peralatan pengendalian pencemaran

adalah beberapa contoh dari potentially hidden cost. Selanjutnya adalah

Page 10: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

19

contingent cost yaitu biaya yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dimasa

depan. Biaya untuk kompensasi atas kecelakaan pencemaran lingkungan, denda

dan hukuman pelanggaran peraturan di masa depan atau biaya tak terduga lainnya

atas konsekuensi masa depan adalah contoh dari biaya kontijensi. Yang terakhir

adalah image and relationship cost yang berarti biaya ini bisa disebut sebagai

biaya pencitraan. Disebut biaya pencitraan karena ada beberapa biaya lingkungan

yang dapat disebut “kurang nyata” atau “nyata”. Biaya ini dikeluarkan untuk

mempengaruhi persepsi manajemen, pelanggan, karyawan, masyarakat, dan

regulator. Biaya ini dapat dikategorikan sebagai biaya pelaporan lingkungan dan

kegiatan hubungan masyarakat, biaya yang dikeluarkan sukarela untuk kegiatan

lingkungan seperti menanam pohon, dan biaya yang dikeluarkan untuk program

penghargaan atau pengakuan.

Green accounting mengalami kesulitan dalam pengukuran nilai biaya dan

manfaat. Memang bukan hal yang mudah dalam mengukur kerugian yang

diterima masyarakat dan lingkungan ekologis yang ditimbulkan. Pelaporan kinerja

lingkungan ini tidak didapati dalam laporan keuangan yang konvensional, karena

di dalam laporan keuangan konvensional hanya terdapat laporan kinerja ekonomi

saja.

2.2 Biaya Lingkungan

Biaya merupakan salah satu bagian penting dalam proses akuntansi

biaya. Biaya yang terjadi merupakan nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan

untuk memperoleh manfaat. Biaya – biaya tersebut dapat diidentifikasi secara

Page 11: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

20

langsung maupun tidak langsung. Biaya-biaya yang dapat diidentifikasi

secara langsung adalah biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Sedangkan

biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung adalah biaya overhead

(Carter Usry, 2006: 40). Alokasi biaya lingkungan terhadap produk atau proses

produksi dapat memberikan manfaat motivasi bagi manajer atau bawahannya

untuk menekan polusi sebagai akibat dari proses produksi tersebut Didalam

akuntansi konvensional, biaya ini dialokasikan pada biaya overhead dan pada

akuntansi tradisional dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan

dialokasikan ke produk tertentu atau dialokasikan pada kumpulan kumpulan

biaya yang menjadi biaya tertentu sehingga tidak dialokasikan ke produk

secara spesifik (Haryanto, 2003).

Biaya lingkungan itu sendiri adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan

maupun non keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang

mempengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008 : 13). Mowen (2005)

menjelaskan bahwa biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya pencegahan, biaya

deteksi, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal, dimana biaya-

biaya tersebut timbul karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau

karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi.

Pada saat ini tidak ada standar yang baku mengenai pengungkapan

lingkungan. Namun di Indonesia, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah

menyusun suatu standar pengungkapan akuntansi lingkungan dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 32 dan 33. Kedua PSAK ini mengatur

tentang kewajiban perusahaan dari sektor pertambangan dan pemilik Hak

Page 12: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

21

Pengusahaan Hutan untuk melaporkan item-item lingkungannya dalam laporan

keuangan. Motivasi yang melatarbelakangi perusahaan untuk melaporkan

permasalahan lingkungan lebih didominasi oleh faktor sukarela (Ball, 2005; Choi,

1999).

Penelitian Terdahulu

Penelitian Susilo (2008), yang membandingkan green accounting pada

kabupaten Sleman dan kabupaten Bantul dalam penelitiaannya yang berjudul

“Green Accounting di Daerah Istimewa Yogyakarta : Studi Kasus Antara

Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul”. Kesimpulan penelitan tersebut adalah

terdapat perbedaan yang signifikan antara kabupaten Sleman dan kabupaten

Bantul dalam mendorong terjadinya keterlibatan, pelaporaan dan pengauditan

lingkungan.

Paranoan (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Akuntansi

Lingkungan dan Penerapannya di Indonesia” menyimpulkan bahwa perusahaan-

perusahaan di Indonesia masih mengabaikan lingkungan dan mengharap di masa

mendatang masalah lingkungan menjadi yang utama. Perusahaan diharapkan

memberikan pertanggungjawaban dan pengungkapan lingkungan pada laporan

keuangan, dan sebaiknya pemerintah mewajibkan perusahaan menerapkan

akuntansi lingkungan.

Penelitian Yuliusman (2008) yang berjudul “Akuntansi Lingkungan :

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif dan Mendorong Investasi”. Dalam

penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan akuntansi

Page 13: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

22

lingkungan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomis suatu

perusahaan. Nilai tambah suatu perusahaan ini, merupakan salah satu keunggulan

kompetitif bagi perusahaan tersebut.

3. METODE PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah usaha jasa salon yang ada di wilayah Salatiga,

mulai usaha jasa salon kecil hingga usaha jasa salon yang tergolong besar. Jenis

data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kualitatif. Adapun sumber

data yang digunakan yaitu data primer yang berasal dari kuesioner mengenai

kepedulian lingkungan dan pengetahuan mengenai green accounting. Metode

sampling yang digunakan adalah accidental sampling yang diambil dari pelaku

bisnis usaha jasa salon yang bersedia menjadi responden penelitian. Kuesioner

diisi oleh responden dengan pendampingan.

Terdapat 6 indikator tingkat kepentingan pelaku bisnis, masing-masing

indikator akan diukur dengan menggunakan skala pengukuran yang akan diberi

nilai antara 1 sampai 6 yang menunjukkan tingkatan dari masing-masing

indikator. Dengan deskripsi sebagai berikut, nilai “1” akan diberikan jika

responden menjawab “sangat penting”, nilai “2” diberikan jika responden

menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab “cukup

penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang penting” nilai “5”

diberikan jika responden menjawab “tidak penting”. Dan nilai “6” jika responden

menjawab “sangat tidak penting.”

Untuk mengukur persepsi responden mengenai tingkat kepedulian terhadap

lingkungan pelaku bisnis, tingkat kesadaran biaya lingkungan pelaku bisnis,

Page 14: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

23

tingkat pengetahuan biaya pelaku bisnis, tingkat pengetahuan biaya lingkungan

pelaku bisnis, dan tingkat gaya pengeluaran individu pelaku bisnis dengan cara

sebagai berikut. Untuk kebutuhan nilai “1” dikategorikan “sangat tidak setuju”,

nilai “2” dikategorikan “tidak setuju”, nilai “3” dikategorikan “kurang setuju”,

nilai “4” dikategorikan “netral”, nilai “5” dikategorikan “cukup setuju”, nilai “6”

dikategorikan “setuju” dan nilai “7 dikategorikan “sangat setuju”.

Dalam kepedulian lingkungan hidup untuk menentukan responden peduli

atau tidak peduli terhadap lingkungan hidup terdapat range antara 1-3. Untuk

kebutuhan nilai “0-2,4” dikategorikan “tidak peduli”, nilai “>2,4-4,8”

dikategorikan “biasa”, nilai “>4,8” dikategorikan “peduli”.

Dalam kesadaran biaya lingkungan untuk menentukan responden sadar atau

tidak sadar akan biaya lingkungan terdapat range antara 1-3. Untuk kebutuhan

nilai “0-2,4” dikategorikan “tidak sadar”, nilai “>2,4-4,8” dikategorikan “biasa”,

nilai “>4,8” dikategorikan “sadar”.

Setelah mendapatkan gambaran penuh dan hasil dari kuesioner yang

dibagikan kepada pelaku bisnis usaha jasa salon di Salatiga, langkah berikutnya

adalah mengolah data dalam penelitian ini dengan memberikan kode (coding)

untuk mengubah persepsi/opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif.

Skala pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi

responden mengenai tingkat kepentingan pelaku bisnis dalam usaha, tingkat

kepedulian terhadap lingkungan pelaku bisnis, tingkat kesadaran biaya lingkungan

pelaku bisnis, tingkat pengetahuan biaya pelaku bisnis, tingkat pengetahuan biaya

Page 15: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

24

lingkungan pelaku bisnis, dan tingkat gaya pengeluaran individu pelaku bisnis.

Hasil skoring tersebut selanjutnya diolah menggunakan distribusi frekuensi.

Langkah berikutnya setelah mendapatkan gambaran penuh dari hasil data

yang diolah adalah menganalisis dan menginterpretasikan hasil data. Mulai dari

hasil preferensi kepentingan, kepedulian pelaku bisnis terhadap lingkungan hidup,

kesadaran pelaku bisnis terhadap biaya lingkungan, pengetahuan pelaku bisnis

mengenai biaya, pengetahuan pelaku bisnis mengenai biaya lingkungan hingga

gaya pengeluaran individu pelaku bisnis. Dari hasil data tersebut dapat ditarik

kesimpulan dan dapat diberikan saran.

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Deskriptif Responden

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Salatiga dengan obyek penelitian

pelaku bisnis usaha jasa salon. Dalam penelitian ini kuesioner diisi oleh pelaku

bisnis usaha jasa salon yang bersedia mengisi kuesioner karena ada beberapa

usaha salon yang menolak untuk mengisi kuesioner.

Responden yang berhasil didapatkan hingga batas akhir pengumpulan

kuesioner berjumlah 50 responden yang berasal dari berbagai wilayah di Salatiga.

Dari 50 responden, 84% responden berjenis kelamin perempuan dan 16%

responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan umur, responden yang berusia

antara 20-39 tahun terdapat 35 responden atau 70%. Usia 40-55 tahun terdapat15

responden atau 30%.

Page 16: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

25

Tabel 1. Sampel Penelitian

Deskripsi Jumlah Prosentase

Jenis Kelamin Perempuan 42 84%

Laki-laki 8 16%

Total 50 100%

Usia 20-39 tahun 35 70%

40-55 tahun 15 30%

Total 50 100%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

4.1 Preferensi Kepentingan

Preferensi kepentingan dalam penelitian ini terdapat 6 indikator yang diisi

oleh responden dimana indikator yang terpenting hingga yang tidak penting

menurut responden akan diurutkan sesuai 6 indikator tersebut. Terdapat 6

indikator yang digunakan dalam kuesioner yaitu omset/penjualan,

laba/keuntungan, biaya usaha rendah, kualitas jasa/produk, produk/jasa ramah

lingkungan, dan yang terakhir produk/jasa tidak mencemari lingkungan.

Sebagian besar pelaku bisnis memilih laba sebagai indikator yang paling

penting, berbeda dengan pelaku bisnis usaha jasa salon. Pelaku bisnis usaha jasa

salon memilih indikator kualitas sebagai indikator yang paling penting, alasannya

sangat masuk akal yaitu para pelaku bisnis usaha jasa salon ini ingin mencari

pelanggan yang dapat memberikan laba secara konstan dan pasti. Biaya usaha

yang rendah menjadi indikator kedua yang dipilih responden, alasannya dengan

mendapatkan biaya usaha yang rendah dapat menekan pengeluaran usaha seperti

memilih toko grosir penjual alat-alat salon yang relatif terjangkau walaupun harus

Page 17: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

26

keluar kota Salatiga. Indikator yang terakhir dipilih oleh para responden adalah

limbah tidak mencemri lingkungan. Menurut responden dengan mengalirkan

limbah ke sungai atau selokan sudah cukup megatasi. Karena ada beberapa dari

responden yang usaha salonnya jadi satu dengan rumah responden, responden

membayar iuran untuk membersihkan lingkungan dan sampai saat ini belum

terjadi komplain dari warga sekitar mengenai limbah salon tersebut.

Tabel 2. Preferensi Kepentingan

Pernyataan 1 2 3 4 5 6

Omset 0% 10% 36% 36% 14% 4%

Laba 6% 18% 28% 26% 16% 6%

BUR 18% 32% 18% 20% 8% 4%

Kualitas 76% 20% 0% 4% 0% 0%

P/JRL 0% 16% 16% 8% 36% 24%

Limbah 0% 2% 2% 6% 26% 64%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup

Hasil menunjukkan bahwa reponden peduli terhadap lingkungan hidup, dari

range antara 1-3 yaitu nilai “0-2,4” dikategorikan tidak peduli, nilai “>2,4-4,8”

dikategorikan biasa dan nilai “>4,8” dikategorikan peduli. Hasil menunjukkan

bahwa responden peduli terhadap lingkungan yaitu dengan nilai “4,91”. Secara

pribadi responden peduli terhadap lingkungan hidup namun usaha jasa salon ini

tidak selamanya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan atau bahkan

menggunakan peralatan yang ramah lingkungan. Seperti kita ketahui usaha jasa

salon selalu menggunakan zat-zat berbahaya misalnya untuk meluruskan rambut,

pewarnaan, bleaching, bahkan menggunakan hair spray yang mengandung

Page 18: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

27

aerosol yang kita ketahui aerosol dapat mempercepat terbentuknya lubang ozon

pada atmosfer. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner dari preferensi kepentingan

diatas bahwa indikator produk atau jasa ramah lingkungan yang menempati urutan

ke lima. Responden membuang limbah pada saluran air yang sampai saat ini tidak

menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun mendapat komplain dari warga

sekitar.

Tabel 3. Jawaban Responden Mengenai Kepedulian Lingkungan Hidup

Pernyataan Jawaban Responden

(Rata-Rata)

Secara umum, saya mengetahui bagaimana

menjaga lingkungan hidup

6

Secara umum saya mengetahui bahwa

menjaga lingkungan hidup sama dengan

menjaga kelangsungan hidup usaha

6

Saya selalu menggunakan bahan-bahan

(perlengkapan dan bahan baku) usaha yang

ramah lingkungan

4

Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak

mencemari lingkungan hidup

5,5

Saya selalu memilah limbah usaha yang

organik dan non organik

4

Secara umum, saya selalu membeli peralatan

usaha yang ramah lingkungan

4

Rata-rata 4,916666667

Sumber : Hasil olahan, November 2013

Page 19: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

28

Tabel 4. Kepedulian Lingkungan Hidup

Pernyataan STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya

mengetahui bagaimana

menjaga lingkungan hidup

0% 0% 4% 2% 4% 22% 68%

Secara umum saya

mengetahui bahwa menjaga

lingkungan hidup sama

dengan menjaga

kelangsungan hidup usaha

2% 2% 4% 2% 4% 40% 46%

Saya selalu menggunakan

bahan-bahan

(perlengkapan dan bahan

baku) usaha yang ramah

lingkungan

12% 16% 16% 16% 6% 24% 10%

Saya selalu menjaga agar

limbah usaha tidak

mencemari lingkungan

hidup

2% 0% 14% 16% 8% 22% 38%

Saya selalu memilah limbah

usaha yang organik dan non

organik

10% 0% 28% 34% 6% 2% 20%

Secara umum, saya selalu

membeli peralatan usaha

yang ramah lingkungan

22% 14% 18% 8% 18% 16% 4%

Rata-rata 8% 5% 14% 13% 8% 21% 31%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan muncul ketika responden menghasilkan limbah usaha.

Dari range antara 1-3 yaitu nilai “0-2,4” dikategorikan tidak sadar, nilai “>2,4-

4,8” dikategorikan biasa dan nilai “>4,8” dikategorikan sadar. Hasil menunjukkan

bahwa responden tidak sadar akan biaya lingkungan yaitu dengan nilai “2,36”.

Responden tidak sadar akan biaya lingkungan dan tidak membebankan biaya

lingkungan sebagai beban usaha. Bahkan responden juga tidak mengetahui bahwa

biaya lingkungan adalah salah satu tanggung jawab usaha. Apabila terjadi selokan

Page 20: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

29

mampet karena pembuangan limbah salon pelaku bisnis menganggap itu adalah

suatu kewajiban bukan karena responden sadar tentang adanya biaya lingkungan.

Responden tidak memiliki pengetahuan mengenai biaya lingkungan yang

diperlukan dalam usaha, responden juga tidak memiliki pengetahuan yang cukup

untuk setiap pengeluaran yang dilakukan untuk biaya lingkungan. Seperti sudah

dijelaskan diatas responden hanya membayar iuran kebersihan untuk

membersihkan selokan tempat membuang limbah cair dari usaha jasa salon

tersebut. Usaha jasa salon tidak selamanya menggunakan bahan-bahan dan alat-

alat yang ramah lingkungan seperti penggunaan zat-zat berbahaya dalam pewarna

rambut, pelurus rambut, bleaching dan lain-lain. Limbah usaha yang dihasilkan

dari usaha jasa salon sebagian besar adalah limbah cair jadi responden

berpendapat tidak ada yag perlu diolah dari limbah cair usaha jasa salon tersebut.

Responden tidak membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari biaya

usaha, responden berpendapat untuk membersihkan selokan tempat limbah cair

dibuang adalah suatu kewajiban, tidak perlu membebankan biaya lingkungan

kedalam biaya usaha.

Page 21: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

30

Tabel 5. Jawaban Responden Mengenai Kesadaran Biaya Lingkungan

Pernyataan Jawaban Responden

(Rata-Rata)

Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya

lingkungan adalah tanggung jawab usaha

2

Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya

lingkungan yang diperlukan dalam usaha

3

Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran

yang dilakukan untuk biaya lingkungan

2

Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-bahan

usaha ramah lingkungan

2,3

Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk

mengolah limbah usaha

2,5

Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian

dari beban usaha

2,4

Rata-rata 2,366666667

Sumber : Hasil olahan, November 2013

Tabel 6. Kesadaran Biaya Lingkungan

Pernyataan STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya mengetahui bahwa

biaya lingkungan adalah tanggung

jawab usaha

14% 42% 32% 12% 0% 0% 0%

Saya memiliki pengetahuan yang baik

mengenai biaya lingkungan yang

diperlukan dalam usaha

22% 30% 26% 20% 2% 0% 0%

Secara umum, saya mengetahui setiap

pengeluaran yang dilakukan untuk

biaya lingkungan

22% 28% 34% 14% 2% 0% 0%

Saya mengetahui biaya menggunakan

bahan-bahan usaha ramah lingkungan

22% 40% 24% 12% 2% 0% 0%

Saya mengetahui biaya yang harus

dikeluarkan untuk mengolah limbah

usaha

16% 40% 26% 16% 0% 2% 0%

Saya membebankan biaya lingkungan

sebagai bagian dari beban usaha

20% 38% 28% 14% 0% 0% 0%

Rata-rata 19% 36% 29% 15% 1% 0% 0%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

Page 22: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

31

4.4 Pengetahuan Biaya

Pengetahuan biaya adalah hal paling dasar yang harus diketahui pelaku

bisnis dalam mendirikan usahanya. Bisa dilihat dari hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa responden secara umum mengetahui bagaimana mengelola

biaya usaha dan bahkan responden mengetahui komponen-komponen biaya usaha.

Responden sudah cukup lama menggeluti atau menjalankan usaha jasa salon

tersebut, sehingga para responden sudah mempunyai pengalaman yang cukup

dalam mengelola biaya usaha. Walaupun dalam preferensi keuntungan laba atau

profit mendapatkan urutan ke tiga, para responden tetap mengukur kinerja

usahanya dalam profit atau keuntungan karena pada dasarnya dalam mendirikan

usaha apapun pelaku bisnis selalu ingin mendapatkan keuntungan walapun tidak

menjadi prioritas utama. Responden selalu memilahkan pengeluaran usaha yang

dilakukan dengan pengeluaran pribadi hal ini bertujuan agar usaha jasa salon ini

dapat melangsungkan kehidupan usahanya atau going concern. Responden

berpendapat enggan mencampur adukkan pengeluaran usaha dan pengeluaran

pribadi karena akan mengacaukan keuangan usaha responden tersebut.

Pengeluaran biaya usaha bagi responden hanya untuk membeli alat-alat salon,

membayar jasa pegawai salon dan untuk membeli produk-produk yang digunakan

untuk pewarnaan rambut, pelurusan rambut, pengritingan rambut, dan lain-lain.

Biaya lingkungnan sama sekali tidak dibebankan dalam biaya usaha salon.

Page 23: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

32

Tabel 7. Pengetahuan Biaya

Pernyataan STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya menegetahui

bagaimana mengelola biaya usaha

0% 0% 2% 0% 6% 22% 70%

Saya selalu mengukur kinerja usaha

saya dalam profit (keuntungan)

2% 0% 0% 2% 8% 28% 60%

Saya mengetahui bagaimana mengelola

biaya usaha

0% 0% 0% 4% 12% 28% 56%

Saya mengetahui komponen-komponen

biaya usaha

0% 0% 0% 6% 14% 34% 46%

Saya memiliki pengalaman yang cukup

untuk mengelola biaya usaha

0% 0% 0% 4% 12% 24% 60%

Saya memilahkan pengeluaran usaha

yang dilakukan dengan pengeluaran

pribadi

4% 0% 0% 10% 6% 20% 60%

Saya mengetahui bagaimana

membebankan biaya usaha dalam

perhitungan harga produk/jasa maupun

profit/keuntungan

0% 2% 10% 22% 24% 24% 18%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan

Hasilnya sangat disayangkan karena responden tidak memiliki pengetahuan

mengenai biaya lingkungan, bahkan komponen-komponen biaya lingkunganpun

responden tidak mengerti. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan hasil

kuesioner yang menyatakan bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik

mengenai biaya usaha. Tidak heran kenapa para responden tidak memiliki

pengetahuan yang baik mengenai biaya lingkungan hal ini dikarenakan para

responden beranggapan bahwa selama ini limbah yang dihasilkan tidak merusak

lingkungan sehingga responden tidak perlu mengetahui tentang biaya lingkungan

dan komponen-komponen biaya lingkungan. Pelaku bisnis usaha jasa salon

berpendapat bahwa limbah usaha jasa salon hampir sama dengan limbah rumah

Page 24: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

33

tangga, sehingga wajar apabila responden tidak mengetahui tentang biaya

lingkungan dan komponen-komponen biaya lingkungan. Responden sudah

mengeluarkan iuran rutin untuk membersihkan lingkungan didaerahnya, misalnya

pembersihan sungai, selokan dan lain-lain. Iuran rutin untuk membersihkan

lingkungan terutama selokan tempat pembuangan limbah cair usaha jasa salon ini

dianggap sebagai kewajiban atau bentuk tanggung jawab untuk kebersihan

lingkungan bagi para responden. Jadi, para responden berpendapat tidak perlu

mengetahui biaya lingkungan dan komponen-komponennya atau bahkan harus

membebankan biaya lingkungan kedalam biaya usaha untuk membersihkan

lingkungan atau selokan tempat pembuangan limbah cair usaha jasa salon

tersebut.

Tabel 8. Pengetahuan Biaya Lingkungan

Pernyataan STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya mengetahui

bagaimana mengelola biaya

lingkungan

12% 22% 34% 30% 2% 0% 0%

Saya memiliki pengalaman yang

cukup untuk mengelola biaya

lingkungan

14% 26% 32% 28% 0% 0% 0%

Secara umum, saya memiliki

pengetahuan mengenai biaya

lingkungan

16% 22% 34% 26% 2% 0% 0%

Saya mengetahui komponen-

komponen biaya lingkungn

20% 44% 22% 14% 0% 0% 0%

Saya mengetahui bagaimana

membebankan biaya lingkungan

dalam biaya usaha

16% 44% 28% 12% 0% 0% 0%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

Page 25: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

34

4.6 Gaya Pengeluaran Individu

Hasil menunjukkan bahwa responden lebih berani untuk mengeluarkan

biaya yang digunakan untuk usaha dibandingkan pengeluaran pribadi, karena

responden memilah-milah antara pengeluaran usaha dan pengeluaran pribadi.

Pengeluaran untuk kepentingan usaha dianggap lebih penting bagi responden

karena dianggap untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Responden lebih menekan pengeluaran kepentingan pribadi dengan cara

berhemat. Bahkan responden selalu mengecek uang yang ada ketika memutuskan

untuk membeli sesuatu karena untuk memastikan agar tidak melakukan

pengeluaran yang sia-sia. Hasil juga menunjukkan responden cukup

mengkuatirkan pengeluaran uang terutama pengeluaran uang untuk kepentingan

pribadi. Walaupun responden tidak membebankan biaya lingkungan kedalam

bagian biaya usaha dan walaupun pengeluaran pribadi sangat diperhitungkan

pengeluarannya para responden tetap memiliki tanggung jawab dalam iuran

pembersihan lingkungan khususnya selokan tempat pembuangan limbah cair

usaha jasa salon tersebut.

Page 26: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

35

Tabel 9. Gaya Pengeluran Individu

Pernyataan STS TS KS N CS S SS

Ketika saya melakukan pengeluaran

untuk kepentingan usaha, saya selalu

merasa seperti melakukan

pengeluaran menggunakan uang

pribadi saya

40% 24% 6% 2% 2% 10% 16%

Bagi saya sangat penting untuk

mengetahui usaha saya tidak

melakukan pengeluaran yang sia-sia

0% 0% 0% 0% 2% 44% 54%

Saya selalu mengecek uang yang ada

ketika saya memutusan untuk

membeli sesuatu

0% 0% 0% 2% 4% 36% 58%

Saya selalu hati-hati dalam

melakukan pengeluaran pribadi

dibandingkan pengeluaran usaha

2% 2% 0% 2% 6% 42% 46%

Saya jarang mengkuatirkan

pengeluaran uang

30% 10% 12% 16% 10% 10% 12%

Sumber : Hasil olahan, November 2013

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari peneitian ini adalah pelaku bisnis usaha jasa salon di

Salatiga menganggap indikator kualitas dan biaya usaha yang rendah sebagai

indikator yang paling penting dalam usahanya, alasannya adalah pelaku bisnis

ingin mendapatkan pelanggan yang banyak dengan memberikan kualitas yang

baik. Sangat disayangkan bahwa indikator produk/jasa ramah lingkungan dan

indikator limbah tidak mencemari lingkungan menempati posisi terakhir.

Walapun menempati posisi terakhir bukan berarti pelaku bisnis usaha jasa salon

tidak peduli terhadap lingkungan. Secara umum pelaku bisnis usaha jasa salon di

Salatiga peduli terhadap lingkungan, namun pelaku bisnis usaha jasa salon ini

tidak memiliki pengetahuan mengenai green accunting, tidak sadar akan biaya

lingkungan sehigga tidak membebankan biaya lingkungan dalam biaya usahanya.

Page 27: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

36

Walaupun pelaku bisnis usaha jasa salon tidak membebankan biaya lingkungan

kedalam bagian biaya usaha, pelaku bisnis usaha jasa salon tetap memiliki

tanggung jawab dalam iuran pembersihan lingkungan khususnya selokan tempat

pembuangan limbah cair usaha jasa salon tersebut.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas peneliti memberikan saran kepada pelaku bisnis

usaha jasa salon di Salatiga untuk lebih peduli terhadap lingkungan misalnya

dengan menempatkan indikator limbah tidak mencemari lingkungan sebagai

indikator yang penting dalam usahanya. Karena menurut peneliti menjaga

lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha. Sebaiknya

diadakan sosialisasi mengenai green accounting kepada pelaku bisnis usaha jasa

salon di Salatiga agar pelaku bisnis usaha jasa salon di Salatiga dapat mencegah,

mengurangi dan menghindari dampak terhadap lingkungan.

Page 28: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

37

DAFTAR PUSTAKA

Ball, A. 2005, “Environmental; accounting and change in UK local government”.

Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18, No., pp. 46-

373.

Bebbington, J. 1997, “Engagement, education,and sustainability”.

Accounting,Auditing and Accountability Journal.Volume 10. No 3.,

pp.365-381.

Carter dan Usry. 2006, “Cost Accounting”, Salemba Empat. Jakarta.

Choi, J.S. 1999, “An investigation of the initial voluntary environmental

disclosures made in Korean semiannual inancial report”. Pacific

Accounting Review. Palmerston North, June, Vol.11, Iss. 1; pp. 73.

Gray, R., Kouhy, R. and Lavers S. 1995,“Corporate Social and Environmental

Reporting : A Review of the Literature and a Longitudinal Study of UK

Disclosure”. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 8, 47-

77.

Hansen, R dan M. Mowen. 2005, “Management Accounting”.7th Edition.

Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta.

Salemba Empat.

Harahap, S.S. 2002, Teori Akuntansi. edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 29: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

38

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009, “Standar Akuntansi Keuangan”. Salemba

Empat. Jakarta.

Ikhsan, Arfan, 2008, Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Edisi

pertama.Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta.

Indonesia Expanding Horizon, 2003, Bank Dunia: Mengelola Lingkungan Hidup.

Kartikasri, 2012, “Niat Akuntan dan Akuntansi Lingkungan”

Lindrianasari. 2007, “Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas

Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di

Indonesia” JAAI. Vol 11. No2.

Sahid., 2002, Akuntansi Lingkungan: Info Jakstra Good governance, Pemeriksa,

No. 86, pp: 38-42.

Susilo Joko, 2008, “Green Accounting Di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi

Kasus Antara Kabupaten Sleman Dan Kabupaten Bantul”, Jaai Volume 12

No. 2, Desember 2008:149 – 165.

United States Environmental Protection Agency (EPA), 1995, An

Introduction to Environmental Accounting as a business management

tool: key concepts and Terms. June.

Uno, Kimio dan Bartelmus, Peter. 2004, “Environmental Accounting in Theory

and Practice”. Kluwer Publisher.

Utomo, M. M. 2001, “Wacana Akuntansi Alternatif”. Aksamala Institute.

Februari.

Page 30: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

39

Paranoan, 2010, “Akuntansi Lingkungan Dan Penerapannya Di Indonesia”

Yuliusman,2008, “Akuntansi Lingkungan: Meningkatkan Keunggulan Kompetitif

dan Mendorong Investasi”

http://adi04wahyudi.wordpress.com/pendidikan/akuntansi-biaya-lingkungan/

http://ratna0412.wordpress.com/2010/06/09/green-accounting/

: http://soalusmstan.com/hijau-akuntansi-lingkungan-akuntansi.html

Page 31: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

40

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

NAMA :

NAMA USAHA :

ALAMAT :

JENIS USAHA :

USIA :

JENIS KELAMIN :

PREFERENSI KEPENTINGAN

Isilah dengan urutan kepentingan (1 – 6)

KEPENTINGAN URUTAN

KE

Omset / Penjualan

Laba / Keuntungan

Biaya Usaha Rendah

Kualitas Jasa / Produk

Produk/Jasa ramah lingkungan

Limbah tidak mencemari lingkungan

KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP

Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

menjaga lingkungan hidup

2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga

lingkungan hidup sama dengan menjaga

kelangsungan hidup usaha

3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan

(perlengkapan dan bahan baku) usaha yang

ramah lingkungan

4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak

mencemari lingkungan hidup

5 Saya selalu memilah limbah usaha yang

organik dan non organik

6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan

usaha yang ramah lingkungan

Page 32: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

41

KESADARAN BIAYA LINGKUNGAN

Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya

lingkungan adalah tanggung jawab usaha

2 Saya memiliki pengetahuan yang baik

mengenai biaya lingkungan yang diperlukan

dalam usaha

3 Secara umum, saya mengetahui setiap

pengeluaran yang dilakukan untuk biaya

lingkungan

4 Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-

bahan usaha ramah lingkungan

5 Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan

untuk mengolah limbah usaha

6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai

bagian dari beban usaha

PENGETAHUAN BIAYA

Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

mengelola biaya usaha

2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam

profit (keuntungan)

3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya

usaha

4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya

usaha

5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

mengelola biaya usaha

6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang

dilakukan dengan pengeluaran pribadi

7 Saya mengetahui bagaimana membebankan

biaya usaha dalam perhitungan harga

produk/jasa maupun perhitungan

profit/keuntungan

Page 33: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

42

PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGAN

Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana

mengelola biaya lingkungan

2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk

mengelola biaya lingkungan

3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan

mengenai biaya lingkungan

4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya

lingkungan

5 Saya mengetahui bagaimana membebankan

biaya lingkungan dalam biaya usaha

GAYA PENGELUARAN INDIVIDU

Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk

kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti

melakukan pengeluaran menggunakan uang

pribadi saya

2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui

usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang

sia-sia

3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya

memutuskan untuk membeli sesuatu

4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan

pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran

usaha

5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang

Page 34: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

43

Lampiran 2

Responden Penelitian

Nomor Nama Usaha Alamat

1 Liliek Salon Shoping Centre Salatiga

2 Salon Atiek Jl. Tanjung IV no: 15 Salatiga

3 Ratna Salon Monginsidi

4 Red-O Salon Kemiri 2

5 Aura Salon Kemiri 2

6 Diwan Salo Kemiri 1

7 The Jeff Salon Cemara Raya

8 Salon Ayu Monginsidi

9 Queen Salon Komplek Tamansari

10 Salon Ika Klaseman

11 Bee Salon Jl. Merak 45 Klaseman

12 Salon Hans Jl. Wahid Hasim no 9

13 V. Salon Jl. Osamaliki 78

14 Tresna Salon Jl. Merak no 20

15 Ani Salon Jl. Merak no 64

16 Salon Dina Jl. Merak no 68

17 Salon Rayi Jl. Sidomulyo

18 Salon Ella Jl. Tegalrejo Raya

19 Lilis Salon Jl. Tegalrejo Raya no 33

20 Yuliand Salon Jl. Tegalrejo Raya

21 Watik Salon Jl. Raya Argoboyo

22 Dialoka Salon Jl. Argomas Timur 2

23 Salon Srikandi Perum. Argomulyo Blok A5 Salatiga

24 Salon Permata Perum. Argomulyo 10 Ledok

25 Titin Salon Jl. Kalibodri

26 Gracia Salon Jl. Nanggulan no 45

27 Salon Arwin Jl. Tanggulrejo Salatiga

28 K. Tuti Salon Jl. Tembus Tamansari Blok A no 124

29 Arty Salon Jl. Tembus Tamansari Blok A

30 Isma Salon Jl. Tembus Tamansari Blok A

31 Salon Kencana Jl. Tembus Tamansari no 14

32 Salon Lieke Shoping Centre Ruko Belakang no 19

33 Salon Donny Jl. Salatiga Paza

34 Salon Harry Andrian Salatiga Plaza G8

35 Salon Evi Jl. A. Yani no 16 Salatiga

Page 35: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

44

No Nama Usaha Alamat

36 Ratna Salon Jl. Tanjung

37 Iwan Salon Jl. Pemotongan

38 Andre Setiawan Salon JL. dr. Sumardi no 13

39 Nayla Salon Jl. Dliko Indah

40 Puspa Rini JL. Dliko Indah no 18

41 Brenda Salon Jl. Kota Baru 254

42 Salon Vensy JL. Dliko Indah 3 no 168

43 Salon Alliya Jl. Diponegoro no 112

44 Asis Salon Jl. Turen no 1B

45 DC Salon Jl. Kemiri Raya RT:02 RW:11

46 Angela Salon Jl. Kemiri 2 no 21

47 Fanny Salon Jl. Kemiri 3 RT:03 RW:9

48 Nevy Salon Jl. Monginsidi no 38

49 Hosana Salon Kemiri Raya

50 Salon Lukssita Jl. Merdeka Utara G14

Page 36: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

45

Lampiran 3

Jawaban Responden

1. Preferensi Kepentingan

PREFERENSI KEPENTINGAN

NO Omset Laba BUR Kualitas P/JRL Limbah

1 6 5 3 1 2 4

2 4 6 5 1 2 3

3 4 3 5 1 2 6

4 3 1 2 4 5 6

5 3 4 1 2 5 6

6 2 3 6 1 4 5

7 3 2 4 1 6 5

8 3 2 4 1 5 6

9 2 3 4 1 5 6

10 5 6 1 4 3 6

11 5 6 1 2 3 4

12 2 3 5 1 4 6

13 4 3 2 1 6 5

14 3 2 4 1 5 6

15 3 4 2 1 5 6

16 2 3 4 1 5 6

17 4 5 3 1 2 6

18 3 2 4 1 5 6

19 3 4 2 1 6 5

20 3 4 2 1 5 6

21 6 5 1 2 3 4

22 4 2 3 1 5 6

23 3 4 2 1 6 5

24 4 1 3 2 6 5

25 3 1 4 2 6 5

26 4 3 2 1 6 5

27 3 2 4 1 5 6

28 4 3 1 2 6 5

Page 37: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

46

29 4 3 2 1 6 5

30 3 2 6 1 4 5

31 4 3 2 1 5 6

32 4 3 2 1 5 6

33 3 2 4 1 5 6

34 2 3 4 1 6 5

35 4 5 3 1 2 6

36 5 4 1 2 3 6

37 4 5 2 1 3 6

38 5 4 2 1 3 6

39 3 5 2 1 4 6

40 5 4 3 1 2 6

41 4 3 2 1 5 6

42 5 4 1 2 3 6

43 4 5 3 1 2 6

44 4 3 2 1 5 6

45 3 4 1 2 5 6

46 4 5 1 2 3 6

47 3 4 5 1 2 6

48 4 2 3 1 6 5

49 3 4 2 1 5 6

50 5 4 3 1 6 2

Rata-rata 3,66 3,46 2,8 1,32 4,36 5,48

2. Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup

KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6

1 7 6 7 7 7 6

2 7 6 6 7 1 3

3 7 7 1 7 3 7

4 3 2 4 3 3 3

5 3 3 3 3 3 2

Page 38: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

47

6 7 7 3 7 7 3

7 7 7 3 7 3 3

8 5 5 4 6 4 5

9 7 7 7 7 7 6

10 7 1 7 1 1 7

11 4 3 6 6 3 1

12 6 6 7 7 1 5

13 7 6 6 7 3 5

14 6 6 5 6 3 5

15 7 7 7 7 5 5

16 7 7 5 7 4 5

17 7 7 6 6 4 6

18 7 7 3 5 4 1

19 7 7 2 4 7 1

20 7 6 6 7 1 6

21 7 6 1 4 7 1

22 7 7 3 4 7 1

23 6 6 1 7 1 1

24 7 7 2 4 4 1

25 7 7 1 5 4 1

26 6 7 2 6 7 1

27 7 7 6 7 4 1

28 7 7 2 3 4 2

29 7 6 6 7 7 2

30 7 7 4 4 5 2

31 5 5 3 3 4 3

32 6 6 4 4 7 3

33 6 6 2 5 3 2

34 7 7 2 3 4 3

35 6 6 3 3 4 3

36 6 6 6 6 4 5

37 6 6 3 6 3 5

38 7 6 4 7 4 5

39 7 7 4 6 3 4

40 7 6 2 6 3 3

41 6 6 4 6 3 6

42 7 7 5 7 4 6

43 7 6 6 7 6 6

44 7 7 6 6 5 6

45 7 6 6 7 3 4

Page 39: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

48

46 7 7 6 7 4 4

47 7 4 4 5 3 4

48 7 7 1 4 4 2

49 7 7 2 4 4 2

50 6 6 1 3 7 1

Rata-rata 6 6 4 5,5 4 4

3. Kesadaran Biaya Lingkungan

KESADARAN BIAYA LINGKUNGAN

NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6

1 3 4 2 2 3 2

2 2 3 3 3 2 2

3 2 3 3 3 2 2

4 3 4 3 3 4 2

5 4 4 4 4 4 4

6 2 3 3 4 2 1

7 3 1 1 1 1 1

8 4 5 3 4 4 4

9 3 2 2 4 3 3

10 1 1 1 2 2 2

11 1 1 1 1 1 1

12 2 2 3 3 6 3

13 1 1 1 1 1 1

14 3 4 4 4 3 3

15 2 1 1 1 1 1

16 2 2 1 1 1 1

17 2 2 2 2 2 2

18 3 3 3 2 2 3

19 4 3 4 4 3 4

20 3 4 4 5 4 3

21 4 4 4 1 3 3

22 4 4 5 1 4 4

Page 40: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

49

23 2 2 2 2 2 2

24 3 2 2 2 4 4

25 2 4 4 3 4 4

26 3 4 3 3 3 3

27 4 4 4 1 3 3

28 2 2 2 2 1 1

29 3 3 3 2 4 3

30 3 2 3 3 3 2

31 2 3 3 2 3 2

32 2 2 2 2 2 2

33 1 2 1 1 1 1

34 2 2 2 2 2 2

35 1 3 2 2 2 2

36 2 1 2 2 2 2

37 3 3 3 3 3 3

38 2 2 2 3 3 3

39 3 3 3 2 2 4

40 3 3 2 3 3 3

41 2 2 3 2 2 2

42 2 1 1 2 2 2

43 3 3 3 3 3 3

44 1 2 2 3 2 2

45 1 1 1 1 1 1

46 2 1 3 2 2 2

47 2 2 2 2 2 2

48 2 1 1 2 2 3

49 3 3 3 1 2 2

50 2 1 1 2 2 1

Rata-rata 2 3 2 2,3 2,5 2,4

Page 41: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

50

4. Pengetahuan Biaya

PENGETAHUAN BIAYA

NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7

1 7 1 6 6 6 7 6

2 7 7 7 7 7 7 7

3 7 5 7 7 7 7 7

4 5 5 5 4 4 4 3

5 3 7 7 7 7 7 7

6 7 7 7 7 7 7 6

7 7 4 7 7 7 1 3

8 5 6 5 6 6 6 6

9 7 7 7 7 7 4 6

10 7 7 7 7 7 1 7

11 7 7 7 7 6 6 7

12 6 7 4 7 5 7 7

13 7 7 7 7 7 7 7

14 7 7 6 6 7 7 7

15 7 7 6 6 6 7 6

16 6 7 4 4 4 5 5

17 6 6 6 6 7 7 6

18 7 7 7 6 7 7 6

19 7 7 7 7 7 6 5

20 7 7 6 7 5 7 6

21 6 6 7 7 7 4 4

22 7 7 5 6 6 4 4

23 6 6 6 6 7 7 3

24 7 6 7 6 6 7 5

25 7 7 7 7 7 6 4

26 7 6 7 7 7 6 6

27 7 7 7 7 5 4 3

28 7 7 6 4 5 5 4

29 7 6 7 6 7 7 5

30 7 7 7 6 7 6 4

31 5 5 6 6 5 6 2

32 7 7 7 5 7 7 4

33 7 7 7 6 7 7 4

Page 42: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

51

34 7 7 7 5 7 7 3

35 6 7 6 6 7 7 5

36 6 7 6 6 6 7 4

37 7 7 7 6 7 7 4

38 7 7 7 7 7 7 4

39 6 6 6 5 7 6 5

40 7 5 5 5 6 7 4

41 7 6 6 5 6 7 5

42 7 6 6 7 7 7 6

43 7 7 6 6 6 7 5

44 7 7 7 7 7 7 6

45 6 6 5 5 5 6 5

46 7 6 7 7 6 7 5

47 6 6 5 5 6 7 5

48 7 7 7 7 7 7 7

49 6 6 7 7 7 5 5

50 7 7 7 7 7 6 6

Rata-rata 6,6 6 6 6 6 6,1 5

5. Pengetahuan Biaya Lingkungan

PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGAN

NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

1 3 3 3 2 4

2 4 3 1 1 3

3 4 4 4 3 3

4 4 3 4 3 3

5 3 3 1 1 1

6 1 2 1 1 1

7 3 3 3 2 2

8 4 4 4 4 3

9 3 2 3 3 2

10 3 3 3 2 2

11 3 3 3 1 1

12 4 3 4 2 2

13 4 4 4 4 2

Page 43: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

52

14 2 2 2 2 1

15 2 1 2 2 1

16 3 4 3 2 2

17 4 4 4 4 3

18 3 3 3 2 3

19 2 2 2 2 2

20 3 2 3 2 2

21 2 2 2 1 1

22 1 1 1 1 2

23 3 2 3 2 2

24 4 3 4 2 2

25 5 4 5 4 4

26 1 1 1 1 2

27 2 3 2 2 2

28 4 4 4 2 2

29 3 4 3 3 3

30 4 4 4 4 4

31 3 3 3 3 4

32 4 4 4 2 2

33 4 4 3 3 3

34 3 3 3 2 2

35 2 1 2 2 4

36 1 1 1 2 3

37 2 2 2 3 3

38 2 2 2 3 3

39 1 1 1 3 2

40 3 3 3 1 2

41 2 2 2 2 2

42 3 2 3 1 1

43 1 1 1 1 1

44 2 3 2 2 2

45 2 2 2 2 2

46 3 2 3 2 2

47 4 3 4 3 3

48 4 4 4 3 3

49 3 4 3 4 3

50 4 4 4 4 4

Rata-rata 2,9 3 2,8 2 2

Page 44: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

53

6. Gaya Pengeluaran Individu

GAYA PENGELUARAN INDIVIDU

NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

1 1 7 6 7 3

2 7 7 7 7 1

3 1 7 7 7 2

4 3 6 6 5 4

5 1 7 7 1 1

6 1 7 7 2 3

7 7 7 7 7 7

8 4 5 6 5 5

9 6 7 7 7 4

10 7 7 7 7 4

11 1 7 7 6 1

12 7 6 7 7 1

13 7 7 7 7 2

14 7 6 6 7 1

15 7 7 6 6 2

16 6 7 7 6 1

17 1 7 6 7 1

18 1 6 7 6 4

19 1 6 6 6 6

20 6 7 7 7 1

21 2 7 7 4 3

22 1 6 6 6 7

23 2 7 7 7 7

24 2 6 6 6 7

25 2 7 6 6 6

26 2 6 6 6 7

27 2 6 6 5 6

28 3 6 6 7 3

29 3 7 6 6 4

30 2 6 7 7 4

31 1 6 7 6 7

32 2 7 4 6 6

33 1 6 6 6 4

Page 45: Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5822/3/T1_232009132_Full... · menciptakan masalah banjir (Bank Dunia, 2003). ... mengurangi

54

34 1 7 5 6 5

35 5 6 7 7 1

36 6 6 7 7 1

37 7 6 6 6 3

38 6 6 7 6 2

39 2 6 7 7 1

40 1 6 7 7 1

41 2 7 6 6 1

42 1 6 7 7 2

43 1 6 7 6 1

44 1 7 7 6 3

45 1 7 7 6 5

46 2 7 7 7 5

47 1 7 7 7 5

48 1 7 7 7 1

49 1 7 5 7 4

50 2 6 6 6 6

Rata-rata 3 6,5 7 6 3,4